Anda di halaman 1dari 5

PERAN REMAJA DALAM MENDUKUNG SIARAN YANG BERKUALITAS

UNTUK MASYARAKAT CERDAS

ANNISA HASNA ALZAHIRAH

Medan, 30 April 2005

SUMATERA UTARA

SMA SWASTA AL-HIKMAH

annisahasna.alz@gmail.com

LATAR BELAKANG

Berawal pada tahun 1998, kebebasan media disambut hangat oleh pers dan media.
Tetapi dalam perkembangannya, kebebasan yang ada malah menjadi tidak terkendali.
Sekarang ini, banyak program acara yang ditayangkan tidak mengandung informasi yang
informatif, edukatif dan juga menyeleweng dari nilai-nilai agama serta jati diri bangsa. Kini
sudah banyak orang yang mengeluh tentang kehidupan yang penuh dengan media. Para orang
tua yang mulai khawatir dengan anaknya yang selalu menghabiskan waktu di depan televisi
atau gawai. Serta para guru yang merasa lembaga pendidikan tidak memberi dampak yang
signifikan pada peserta didik karena mereka lebih senang belajar dari media massa.

Terlebih pada masa pandemi saat ini, kita lebih cenderung banyak menghabiskan
waktu dalam penggunaan gawai terlebih untuk aktivitas belajar, bekerja atau bertemu secara
virtual sesuai yang dianjurkan pemerintah. Jika aktivitas ini terus berlanjut tanpa adanya
pengawasan dari orang tua, tentu saja akan berdampak buruk pada anak-anak maupun remaja.
Teknologi yang telah diciptakan seharusnya dapat membawa dampak yang baik namun juga
dapat membawa dampak negatif jika penggunaan nya tidak terkendali. Oleh karena itu, kita
harus dapat menggunakan teknologi untuk kepentingan yang sebaik-baiknya.
PERMASALAHAN

Seperti yang telah termuat dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2002 Bab I Pasal 1
no. 3-7 Tentang Penyiaran, media mencakup penyiaran radio, televisi, siaran iklan, siaran
iklan niaga, siaran iklan masyarakat. Jika kita berkaca pada Undang-undang tersebut pada
Bab II pasal 2-3 yang menjelaskan tentang asas penyiaran beserta tujuannya, dapat
disimpulkan bahwa harus berdasar kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negeri
Republik Indonesia tahun 1945 dengan asas yang berlaku serta dengan tujuan membina
karakter dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa sekaligus mencerdaskan kehidupan
bangsa.

Namun belakangan ini banyak program berita televisi menunjukkan bahwa lebih
mementingkan rating yang bertujuan hanya untuk komersial. Maka tidak heran jika di
beberapa kesempatan berita di televisi tidak tepat dalam pemilihan berita serta kerap
melanggar prinsip-prinsip jurnalistik agar jumlah penonton bertambah. Apabila kondisi ini
terus berlanjut akan menghasilkan pembodohan pada masyarakat.

Contoh-contoh penyimpangan yang sering dilakukan oleh media menurut Nasional


Tempo adalah sebagai berikut :

1. Terjadinya berbagai penyimpangan informasi yang disampaikan oleh media.

2. Menayangkan hal-hal yang masuk ke ranah privasi.

3. Meracuni pikiran anak-anak dengan apa yang mereka dengar, baca dan lihat.

Sepanjang tahun 2011, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sudah menerima 3.856 pengaduan
dengan rata-rata keluhan adalah tayangan tidak mendidik seperti sinetron di stasiun televisi
serta jam tayang yang tidak sesuai. Pengaduan terbanyak tentang sinetron adalah dalam hal
tema, alur, dan durasi.

Komisioner KPI bidang Isi Penyiaran pada masa itu, Nina Mutmainnah menjelaskan dari
3.856 pengaduan terdiri dari 2.206 melalui SMS, 1.860 melalui email, sebanyak 119 melalui
telepon dan surat sebanyak 10 pengaduan. Pengaduan tersebut berisi jenis acara yaitu
tayangan iklan, variety show, musik, berita, komedi, program anak, sinetron berbau
kekerasan dan hal lainnya.

PEMBAHASAN/ANALISIS
Manusia adalah makhluk yang selalu mempunyai rasa ingin tahu yang besar terutama
para remaja yang masih dalam proses mencari jati diri dan juga mudah terpengaruh karena
belum mempunyai pendirian. Apalagi pada era kebebasan informasi pada masa sekarang ini,
banyak informasi yang belum terbukti kebenarannya sehingga membuat remaja mudah
terprovokasi. Remaja juga pada masa ini merupakan salah satu elemen masyarakat yang
dapat membuat perubahan. Banyak tren busana, gaya hidup, bisnis, artis, selebgram, dan
publik figur dihiasi oleh remaja.

Adapun langkah-langkah yang akan saya lakukan andai saya menjadi legislator dalam
mendukung peran remaja cerdas untuk menghasilkan siaran berkualitas bagi masyarakat
adalah dengan memaksimalkan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh DPR. Adapun fungsi yang
dimiliki DPR :

1. Fungsi Legislasi

Salah Satu Fungsi legislasi DPR ialah menyusun dan membahas Rancangan Undang-undang
(RUU). Jadi saya akan mempertegas beberapa pasal dari Undang-undang No. 32 Tahun 2002
tentang penyiaran, agar dapat lebih mudah untuk dilaksanakan dan tidak terjadi berbagai
pelanggaran. Selain itu saya juga akan menyusun pasal tentang jurnalistik, agar kegiatan
penyiaran lebih terkendali dan berita yang tidak jelas kebenarannya akan lebih mudah
tersaring.

2. Fungsi Anggaran

DPR memiliki tugas dan wewenang yang dapat memberikan persetujuan atas RUU tentang
APBN (yang diajukan Presiden). KPI sebagai badan yang didirikan untuk mewujudkan
peran serta masyarakat yang berfungsi sebagai wadah aspirasi serta mewakili kepentingan
masyarakat akan penyiaran, memiliki anggaran yang berasal dari APBN, sudah seharusnya
DPR dapat memberi persetujuan terhadap anggaran yang diajukan oleh KPI agar lembaga
tersebut dapat memaksimalkan kinerjanya.

3. Fungsi Pengawasan

Di dalam tugas pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang Melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah. Berarti DPR dapat melakukan
pengawasan terhadap jalannya Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran. DPR
melalui KPI dapat menindak tegas pelanggaran yang terjadi agar tidak merusak masyarakat
demi mewujudkan masyarakat berkualitas. DPR juga telah melakukan fungsi in agar KPI
lebih meningkatkan pengawasan penyiaran dan lebih bijak untuk menindak lembaga-lembaga
penyiaran dalam menayangkan konten siaran utamanya terkait isu anak dan perempuan.

KESIMPULAN

Saat ini, peran remaja tidak hanya terbatas dalam mencari jati diri namun peran
remaja juga mulai bergeser menjadi agent of change melalui tren dan inovasi yang dibuat.
Jika remaja dapat diarahkan ke arah yang positif dengan siaran-siaran yang berkualitas,
bukan tidak mungkin suatu bangsa akan menjadi bangsa yang maju. Peran remaja juga dapat
dijadikan sebagai sarana untuk mengedukasi orang tua yang kurang paham akan gawai dan
teknologi informasi. Alangkah lebih baik jika peran remaja dijadikan validator untuk berita-
berita hoaks yang sering tersebar di kalangan orang tua

SUMBER REFERENSI

 Ni Made Yuni Trisnadewi, I wayan Kotaniartha. 2015. "Tanggungjawab Lembaga


Penyiaran Dalam Meningkatkan Kualitas Siaran Melalui Implementasi Pedoman
Prilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS)" : Jurnal Kajian Ilmu
Komunikasi. http://ejournal.undwi.ac.id, diakses pada 20 Juli 2021 pukul 19.45.
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. http://www.kpi.go.id,
diakses pada 21 juli 2021 17.35.
 Irwan, Ahmad Firizqi. 2018. "KPI Sering Mendapatkan Pengaduan Masyarakat
Terkait Program Acara Lembaga Siar", https://bali.tribunnews.com/2018/05/10/kpi-
sering-mendapatkan-pengaduan-masyarakat-terkait-program-acara-lembaga-siar,
diakses pada 18 juli 2021 pukul 15.25.
 Tentang DPR - Dewan Perwakilan Rakyat - DPR RI.
https://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang, diakses pada 22 juli 2021 pukul
19.25.
 Legislator Ingatkan KPI Tingkatkan Pengawasan Penyiaran.
https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/33276/t/Legislator+Ingatkan+KPI+Tingkatkan+
Pengawasan+Penyiaran. Diakses pada 30 Juli 2021 pukul 07.26.

Anda mungkin juga menyukai