Anda di halaman 1dari 23

Denico Doly Politik Hukum Perlindungan Anak terhadap Program Siaran Televisi 297

POLITIK HUKUM PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP PROGRAM SIARAN TELEVISI

LEGAL PROTECTION OF CHILDREN FROM BROADCASTING PROGRAMS

Denico Doly
(Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, Nusantara II, Lantai 2, DPR RI,
Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270, Indonesia;
email: nico_tobing@yahoo.com)

Naskah Diterima: 31 Oktober 2016, direvisi: 22 November 2016,


disetujui: 2 Desember 2016

Abstract
Television has today become important part of public needs. Current development of technology has brought impact on public
accessibility to watch television. In fact, television can now be viewed by the public through different electronic devices. Easy access
has made possible people to watch live programs, which can be accessed also by children. Importantly, they have become the subject
who watches television to gain information, entertainment, and education. However, there are still a lot of broadcast contents that
are not in accordance with children needs and criteria, not in accordance with norms in society. Broadcasting Law protects children
against irrelevant broadcasting programs, especially mature matters. Nevertheless, the law has not yet been able to consequently
implement. There are still many programs which are not in line with children needs. The law itself has been made to secure and
provide society, especially children, with nice and friendly programs.
Keywords: child protection, television programs, legal protection, broadcasting, law on broadcasting

Abstrak
Kehadiran televisi di tengah kehidupan masyarakat menjadi kebutuhan sehari-hari yang tidak pernah luput dari kehidupan
masyarakat. Kemajuan teknologi memberikan dampak terhadap aksesibilitas masyarakat untuk menonton televisi. Televisi saat ini
dapat ditonton oleh masyarakat melalui berbagai perangkat elektronik. Mudahnya akses untuk menonton siaran televisi membuat
anak-anak menjadi salah satu subjek pengakses informasi, hiburan, maupun pendidikan. Namun, saat ini masih banyak materi isi
siaran yang belum sesuai dengan kategori anak atau sesuai dengan kaidah atau norma yang berlaku di masyarakat. Sekalipun UU
Penyiaran mengatur tentang perlindungan anak terhadap isi siaran, sampai dengan saat ini, aturan tersebut belum dapat berjalan
dengan baik. Masih banyak siaran yang tidak ramah anak. Hukum dibuat untuk memberikan rasa aman dan nyaman masyarakat,
termasuk anak-anak.
Kata kunci: perlindungan anak, siaran televisi, perlindungan hukum, program televisi, UU Penyiaran

I. PENDAHULUAN (NKRI). Salah satu peranan televisi pada saat masa


A. Latar Belakang penjajahan dahulu yaitu ikut serta untuk menyiarkan
Pencarian informasi saat ini sangat mengandalkan berbagai kegiatan yang dilakukan pemerintah saat
media elektronik. Kehadiran berbagai alat elektronik itu dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
seperti smart phone, komputer, laptop, tablet, Televisi juga dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah
dll, sangat membantu bagi para pencari informasi saat ini dalam rangka untuk menyebarkan atau
tersebut. Media televisi saat ini menjadi salah satu mensosialisasikan kebijakan-kebijakan yang
andalan bagi masyarakat untuk mencari dan melihat dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka memajukan
informasi, hiburan, serta berita. Kehadiran televisi dan mensejahterakan rakyat Indonesia.
di Indonesia memberikan banyak manfaat bagi Keberadaan televisi di Indonesia saat ini dapat
masyarakat yaitu sebagai alat untuk mencari berita, dikatakan cukup pesat. Pesatnya perkembangan
hiburan, serta informasi. Selain dipergunakan untuk televisi ini juga dikarenakan adanya pengaruh dari
hiburan, televisi sangat dimanfaatkan oleh berbagai lembaga penyiaran yang ada di Indonesia. Perusahaan
kalangan masyarakat, khususnya yang berada di yang bergerak di bidang penyiaran saat ini mengalami
daerah untuk memperoleh informasi terkait dengan perkembangan yang cukup pesat. “Menjamur”nya
keadaan bangsa dan negara saat ini. Kehadiran televisi lembaga penyiaran di Indonesia diakibatkan dari
di masyarakat memang dapat dimanfaatkan untuk semakin banyak masyarakat yang menggunakan
melakukan penyebaran informasi yang akurat ke media televisi untuk mencari informasi, hiburan, dan
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pendidikan. Semakin banyak lembaga penyiaran di
Indonesia, juga mengakibatkan semakin beragam
298 Kajian Vol. 21 No. 4 Desember 2016 hal. 297 - 319

jenis program acara yang ditayangkan oleh lembaga contoh tersebut, informasi yang tidak akurat juga
penyiaran. Mulai dari acara musik, lawak, sinetron, terjadi pada saat terjadinya peristiwa bom Thamrin.
infotainment, berita, talkshow, dan lain sebagainya Beberapa televisi swasta menayangkan bahwa
menjadi acara atau tontonan masyarakat saat ini. terduga teroris melakukan aksi di beberapa tempat
Akan tetapi dengan banyak jenis program acara selain di Thamrin.2 Hal ini kemudian membuat
ini juga mempengaruhi terhadap program siaran yang sebagian masyarakat panik di beberapa tempat. KPI
ditayangkan oleh stasiun televisi. Satu jenis program pun memberikan sanksi kepada beberapa televisi
acara dapat diduplikasi atau sama idenya dan tersebut.
ditayangkan oleh dua stasiun televisi yang berbeda. Apabila melihat secara umum, maka dapat
Hal ini dapat dilihat dari progam siaran musik yang dikatakan bahwa keberadaan sebuah televisi dapat
setiap pagi hari di tayangkan oleh dua stasiun televisi digunakan dan dimaknai sebagai salah satu alat untuk
swasta yang berbeda. Semakin banyaknya program membantu masyarakat, khususnya anak-anak sebagai
acara ini juga menjelaskan bahwa minat masyarakat sarana untuk menerima informasi yang paling efektif
terhadap suatu program acara semakin banyak. Selain dan efisien. Efektif dari segi waktu, dan efisien dari segi
itu juga kreativitas dari lembaga penyiaran semakin biaya untuk memperoleh informasi tersebut. Hal ini
beragam. Akan tetapi perkembangan kreativitas dan dikarenakan dengan menonton televisi, masyarakat
program acara siaran yang ditayangkan oleh lembaga akan dengan cepat memperoleh informasi, hiburan,
penyiaran ini tidak diikuti dengan norma-norma dan pendidikan secara gratis. Informasi yang dapat
yang berlaku di masyarakat pada setiap program isi diperoleh dengan menonton televisi banyak macamnya
siaran tersebut. Banyak program siaran saat ini yang dan dengan mudah dapat diakses oleh masyarakat.
menjadi sorotan masyarakat, khususnya bagi Komisi Keberadaan media televisi dapat memberikan wawasan
Penyiaran Indonesia (KPI). Berbagai sanksi sudah dan ilmu pengetahuan kepada masyarakat, khususnya
dikeluarkan oleh KPI terhadap program siaran yang kepada seorang anak. Hal ini juga dapat berguna bagi
dianggap tidak sesuai dengan peraturan perundang- masyarakat dalam mengakses berbagai kebutuhannya
undangan maupun Pedoman Perilaku Penyiaran dan sehari-hari, sehingga masyarakat tidak ketinggalan
Standar Program Siaran (P3SPS). informasi dan berita.
Seperti telah disebutkan bahwa masyarakat saat Keberadaan televisi dapat memberikan dampak
ini memiliki keinginan akan informasi yang cepat positif seperti, informasi mengenai berita terkini,
dan akurat. Oleh karena itu, segala informasi yang ilmu pengetahuan umum, entertainment, hiburan,
cepat diperoleh masyarakat menjadi sangat penting. pendidikan dan lain sebagainya. Seorang anak perlu
Keberadaan televisi di Indonesia juga merupakan untuk mengetahui informasi terkini yang terjadi baik
kebutuhan pokok rumah tangga yang sangat penting. itu dalam skala nasional maupun internasional. Hal ini
Karena dengan kehadiran televisi, masyarakat merasa untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
dapat terpenuhi kebutuhan akan informasi dan dari anak itu sendiri, sehingga dapat digunakan untuk
hiburan. Kehadiran televisi di kehidupan masyarakat mengembangkan pengetahuan di masa yang akan
memberikan dampak yang cukup besar dalam datang. Program acara entertainment atau hiburan
pembentukan pola pikir penontonnya. Informasi berfungsi untuk mengurangi rasa penat atau rasa
yang tidak akurat atau tayangan yang tidak mendidik bosan pada masyarakat khususnya anak-anak. Hal
dapat memberikan dampak atau efek yang cukup ini dikarenakan program acara entertainment atau
besar. Contoh yang dapat diambil yaitu pada saat hiburan dapat memberikan kegiatan yang sifatnya
gempa besar yang terjadi di Provinsi Daerah Istimewa menghibur atau dapat memberikan efek refleksi
Yogyakarta. Pada saat itu, salah satu televisi swasta terhadap tubuh dan pikiran dari seorang anak,
menyiarkan bahwa puncak letusan gunung merapi sehingga anak dapat selalu berfikir positif, aktif,
akan terjadi pada tanggal 8 November 2010.1 Hal dan kreatif. Keberadaan televisi juga diharapkan
ini membuat kepanikan sebagian warga Yogyakarta. dapat memberikan dampak kepada keluarga,
Kepanikan ini juga sampai menimbulkan korban dimana dengan adanya televisi dapat menciptakan
yang cukup banyak. Pada akhirnya KPI memberikan keakraban antar keluarga dengan menonton sebuah
sanksi kepada stasiun televisi tersebut dengan program acara tertentu secara bersama-sama.
menghentikan program siaran “silet” sampai dengan Berbagai dampak postif ini memang diharapkan oleh
peristiwa meletusnya gunung merapi berakhir. Selain masyarakat. Akan tetapi, saat ini televisi terrestrial
yang ada di Indonesia belum mempunyai televisi

1
Tribunnewss.com, 9 November 2010, Inilah Narasi yang
Dibaca Feni Rose hinggal Silet Distop, (online), (http://
2
Merdeka.com, 14 Januari 2016, Sebar Hoax Soal Bom
www.tribunnews.com/seleb/2010/11/09/inilah-narasi- Sarinah TV One Dibullu Netizen, (online), (http://www.
yang-dibaca-feni-rose-hingga-silet-distop, diakses tanggal merdeka.com/teknologi/sebar-hoax-soal-bom-sarinah-tv-
12 Januari 2016). one-dibully-netizen.html, diakses tanggal 12 Januari 2016).
Denico Doly Politik Hukum Perlindungan Anak terhadap Program Siaran Televisi 299
yang memisahkan antara tontonan yang layak di di tonton oleh masyarakat khususnya oleh anak-
tonton oleh orang dewasa atau tayangan yang anak. Pasal 36 ayat (3) UU Penyiaran menyebutkan
layak di tonton oleh anak-anak. Hal ini menjadi bahwa isi siaran wajib memberikan perlindungan dan
permasalahan tersendiri, karena banyak saat ini pemberdayaan kepada anak-anak dan remaja. Hal ini
tayangan yang harusnya di tonton oleh orang membuktikan bahwa UU Penyiaran mengamanatkan
dewasa tetapi di tonton oleh anak-anak. Tayangan kepada lembaga penyiaran untuk melakukan berbagai
atau tontonan yang tidak layak di tonton oleh anak- kajian dan juga sensor terhadap isi siaran yang tidak
anak ini kemudian membuat berbagai peristiwa layak ditonton oleh anak-anak. Akan tetapi sampai
hukum terjadi. Contoh saja kasus pada akhir bulan dengan saat ini, permasalahan tayangan yang tidak
April tahun 2015 lalu, dimana seorang anak kelas 1 layak ditonton oleh anak-anak masih banyak terjadi.
Sekolah Dasar (SD) di Pekanbaru meninggal akibat Isi siaran yang menghasut atau berisi kekerasan masih
dikeroyok oleh teman-temannya. Pengeroyokan ini banyak disiarkan oleh lembaga penyiaran. Isi siaran
diduga akibat menirukan adegan perkelahian dalam tersebut bahkan disiarkan pada waktu-waktu yang
sinetron “7 manusia harimau” yang di tayangkan oleh masih dapat ditonton oleh seorang anak.Tayangan
salah satu stasiun televisi swasta.3 Teman-teman terkait dengan kekerasan tidak dapat dibendung lagi.
korban memukul dengan sapu dan menendang Masyarakat yang haus akan informasi dan hiburan
seperti tergambar dalam sinetron tersebut. Adapun sering kali tidak menyadari bahwa ada hal yang sangat
korban mengalami kerusakan saraf dan meninggal berbahaya ketika menonton televisi. Perubahan
setelah sempat dirawat di rumah sakit. Adegan perilaku dan pola pikir masyarakat semakin lama
kekerasan yang ditayangkan dalam sebuah sinetron semakin banyak mengikuti apa yang dilihat atau di
dapat dicontoh oleh anak-anak, walaupun anak- tonton di televisi. Sinetron yang menayangkan adegan
anak tersebut pada dasarnya hanya melakukan kekerasan dan mistik menjadi tontonan masyarakat
sebuah lelucon, akan tetapi dapat mengakibatkan bahkan ditonton oleh anak-anak. Kekerasan di
hal yang cukup fatal. Contoh lainnya yaitu pada kalangan masyarakat menjadi sebuah kebiasaan yang
tahun 2006 dimana tayangan “smack down” yang dianggap wajar. Budaya Indonesia yang selalu santun
telah di berhentikan siarannya dikarenakan menjadi dalam melakukan segala sesuatunya menjadi seakan
penyebab persitiwa kekerasan yang dilakukan pudar dari waktu ke waktu.
oleh anak-anak.4 Kasus tayangan “smack down” ini Perubahan pola pikir dan tingkah laku masyarakat
memang menjadi sorotan bagi Komisi Perlindungan ini dipengaruhi salah satunya dari tayangan atau
Anak Indonesia (KPAI). KPAI berpendapat bahwa tontonan di media televisi, radio, media cetak, sampai
tayangan “smack down” ini dapat merusak pola pikir dengan media sosial. Masyarakat saat ini yang sering
anak, dimana olah raga wrestling dapat dipraktikkan kali menggunakan berbagai teknologi dipergunakan
oleh semua orang. Hal ini yang kemudian yang dengan cara yang salah. Kritik yang dilontarkan
menimbulkan dampak negatif, dimana anak-anak pada media sosial terhadap seseorang, organisasi,
tersebut menjadi korban tayangan kekerasan. atau pemerintahan pun seakan tidak terbendung
Dari beberapa contoh diatas, maka dapat dilihat lagi. Kritik kasar dengan menggunakan bahasa yang
bahwa televisi merupakan teknologi yang dapat menjurus kepada bahasa sarkasme menjadi sebuah
dimanfaatkan secara positif maupun negatif. Peranan kebiasaan bagi masyarakat dalam menyikapi sebuah
televisi di Indonesia menjadikan televisi sebagai salah permasalahan. Pembentukan pola pikir masyarakat
satu kebutuhan pokok masyarakat yang haus akan ini datang dari banyaknya media baik itu elektronik
informasi dan hiburan. Televisi dapat dimanfaatkan atau media cetak yang menggunakan bahasa tidak
oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi yang baik dan benar atau sesuai dengan Ejaan Yang
benar dan akurat. Akan tetapi apabila informasi Disempurnakan (EYD) pada bahasa Indonesia. Selain
tersebut tidak benar dan akurat, maka masyarakat itu juga media elektronik dan cetak yang saat ini
dirugikan oleh keberadaan televisi tersebut. Oleh dimiliki oleh orang-orang yang duduk dalam bidang
karena itu, televisi mempunyai peranan dalam politik, menjadikan media tersebut sebagai alat
membentuk karakter atau pola pikir masyarakat. untuk kepentingan politik tersebut. Pembertiaan
Pada dasarnya Undang-Undang Nomor 32 yang tidak berimbang seakan menjadi pemecah
Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran) sudah persaturan dan kesatuan bangsa.
mengatur tentang isi siaran yang sehat dan layak Tayangan atau tontonan yang tidak baik
mempengaruhi pola pikir dan juga tingkah

3
Tribun Riau, 30 April 2015, Pak Aku Ingin Dekat Adek: masyarakat saat ini.5 Tayangan atau tontontan
Permintaan Korban Pengeroyokan Lima Murid SD, (online),
(http://pekanbaru.tribunnews.com/2015, diakses tanggal 5
Novi Ariyani, 1 Oktober 2012, Kekarasan di Media Televisi,
12 Januari 2016). (online), (http://www.kpi.go.id/index.php/, diakses tanggal

4
Ibid. 1 Januari 2016).
300 Kajian Vol. 21 No. 4 Desember 2016 hal. 297 - 319

terkait dengan kekerasan dapat mempengaruhi menayangkan program tayangan yang tidak mendidik
pola pikir masyarakat, khususnya anak-anak. KPI bagi anak-anak.7 Program tayangan kartun masih
saat ini dapat dikatakan belum secara masksimal banyak yang menyajikan tentang kekerasan atau
dapat melakukan fungsi, tugas, dan kewenangannya. perkelahian. Bahkan saat ini iklan yang diproduksi
Berbagai permasalahan dialami oleh KPI dalam disiasati untuk menarik daya tarik anak-anak yang
menjalankan fungsi, tugas, dan kewenangannya memperlihatkan hal-hal yang sangat imajinatif. Iklan-
untuk melindungi anak-anak dari siaran televisi yang iklan tersebut menggambarkan imanijasi yang terlalu
tidak baik. Lembaga Penyiaran masih banyak yang berlebihan sehingga tidak sesuai dengan kenyataan.
belum melaksanakan rekomendasi KPI terkait dengan Siaran-siaran televisi telah meracuni otak anak-
tayangan televisi yang ramah anak. Selain itu, sanksi anak dengan berbagai macam tayangan yang belum
yang diberikan oleh KPI juga masih dirasakan lemah, sepantasnya menjadi tontonan mereka.8 Anak-anak
sehingga lembaga penyiaran masih banyak yang belum mampu membedakan mana yang baik dan
melanggar ketentuan yang terdapat dalam peraturan mana yang buruk serta mana yang pantas dan tidak
perundang-undangan dan P3SPS. Lembaga penyiaran pantas. Mereka hanya tahu bahwa televisi itu bagus,
saat ini masih banyak yang mengejar rating. Lembaga mereka merasa senang dan terhibur serta merasa
pemeringkat isi siaran seakan menjadi “dewa” bagi penasaran untuk terus mengikuti acara demi acara
dunia penyiaran tersebut.6 Perlindungan isi siaran berikutnya. Media televisi mempunyai daya tiru yang
kepada maysarakat, khususnya masyarakat saat ini sangat kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan
memang belum dapat diimplementasikan secara anak. Dampak negatif ini menjadi perhatian orang
maksimal. Masih banyaknya lembaga penyiaran tua untuk membatasi waktu menonton televisi,
yang melakukan berbagai pelanggaran dan juga tidak mengawasi serta menyeleksi tayangan yang pantas
perduli dengan segala bentuk peringatan dari KPI ditonton oleh anak-anak.
menjadikan tidak efektif atau tidak implementatifnya
peraturan perundang-undangan yang ada. Kebebasan B. Perumusan Masalah
dalam mengakses tayangan atau tontonan yang tidak Anak-anak adalah generasi penerus bangsa.
layak bagi seorang anak, dapat menyebabkan hal Wujud dan kondisi masyarakat dan bangsa Indonesia
yang sangat berbahaya bagi perilaku anak. Perilaku sangat ditentukan oleh perkembangan generasi
negatif dapat dilakukan oleh seorang anak kepada penerus ini sebelum mengambil alih eksistensi
teman sebaya, teman yang lebih muda, bahkan dan peran generasi pendahulunya. Satu unsur
kepada orang tua sekalipun. Tayangan yang tidak penting penentu kualitas pertumbuhan anak
mendidik saat ini sering kali disiarkan oleh lembaga adalah pengaruh yang diperolehnya dari lingkungan
penyiaran swasta yang menayangkan adegan sekitarnya. Televisi merupakan salah satu penyebab
kekerasan, pencabulan, pembunuhan, perampokan, anak melakukan kekerasan ataupun anak menjadi
dll. Tayangan-tayangan ini dapat mempengaruhi korban kekerasan. Perubahan perilaku atau pola
perilaku seorang anak kecil yang sering menonton pikir anak yang melakukan kekerasan berakibat dari
acara tersebut. Perilaku negatif yang disiarkan pada tayangan-tayangan yang tidak mendidik bahkan
acara tertentu akan dianggap sebagai hal yang wajar justru menjerumuskan anak untuk melakukan hal
bagi seorang anak. Sehingga anak tersebut akan yang melanggar peraturan perundang-undangan.
mengikuti perilaku negatif tersebut. Hal ini tentu saja Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan yang
akan membahayakan bagi orang lain dan juga anak- akan dibahas dalam tulisan ini yaitu:
anak yang menonton hal-hal tersebut. 1. Bagaimana politik hukum pembentukan
Anak sebagai salah satu subjek yang menonton ketentuan hukum perlindungan anak terhadap
siaran televisi tentu saja akan mengikuti pola pikir program siaran televisi dan bagaimana
atau tingkah laku orang yang memerankan adegan pelaksanaannya?
atau peranan tertentu. Anak-anak cenderung meniru 2. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk
apa yang ditonton di televisi. Perilaku, cara bicara, memberikan perlindungan hukum bagi anak-
bahasa, dan pola pikir seseorang yang memainkan anak anak-anak terhadap program siaran
peranannya di televisi akan diikuti oleh anak yang televisi?
menonton. Contoh saja peranan antagonis dalam
sebuah sinetron, peranan tersebut dapat ditiru oleh
seorang anak yang menonton program tersebut.
7
Berita Satu, 14 Mei 2014, 10 Program Siaran yang Tak Layak
Program televisi di Indonesia masih banyak yang Ditonton, (online), (http://www.beritasatu.com/nasional/,
diakses tanggal 12 Januari 2016).

6
KPI, 28 Juni 20013, Perlu dibuat Lembaga Rating Alternatif,
8
Nyoman Budhiana, 12 Juni 2012, Pemda Awasi Tayangan
(online). (https://www.kpi.go.id/index.php/. diakses TV Meracuni Anak, (online), (http://www.antarabali.com/
tanggal 1 Januari 2016). berita/, diakses tanggal 12 Januari 2016).
Denico Doly Politik Hukum Perlindungan Anak terhadap Program Siaran Televisi 301
C. Tujuan Penulisan ius contituendum. Sedangkan Sudarto mengatakan
Tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui bahwa politik hukum adalah:13
tentang bagaimana ketentuaan hukum dalam a. Usaha untuk mewujudkan peraturan-peraturan
memberikan perlindungan bagi anak-anak dipandang yang baik sesuai dengan keadaan dan situasi
dari politik hukum dan bagaimana pelaksanaanya suatu saat.
saat ini, serta mengetahui upaya apa saja yang dapat b. Kebijakan dari negara melalui badan-badan
dilakukan dalam melakukan perlindungan hukum bagi yang berwenang untuk menetapkan peraturan-
anak terhadap program siaran televisi. Tulisan ini juga peraturan yang dikehendaki yang diperkirakan
dapat digunakan sebagai masukan kepada Anggota bisa digunakan untuk mengekspresikan apa
DPR RI dalam melakukan perubahan Undang-Undang yang terkandung dalam masyarakat dan untuk
tentang Penyiaran. mencapai apa yang dicita-citakan.
Satjipto Rahardjo mendefinisikan politik hukum
D. Kerangka Pemikiran sebagai aktivitas memilih dan cara yang hendak
1. Politik Hukum dipakai untuk mencapai suatu tujuan sosial dan
Mahfud M.D. mengatakan bahwa politik hukum tertentu dalam masyarakat.14 Oleh karena
hukum secara sederhana dapat dirumuskan sebagai kehidupan sangat kompleks, maka pendekatan
kebijaksanaan hukum (legal policy) yang akan atau Satjipto dari sudut pandang sosiologi hukum ini
telah dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah.9 mempertanyakan banyak hal; (1) tujuan apa yang
Hal ini mengartikan bahwa politik hukum merupakan hendak dicapai dengan sistem hukum yang ada.
kebijaksanaan pemerintah yang dilakukan secara Tujuan ini bisa tunggal atau bisa juga dipisah-pisah
nasional yang berhubungan dengan kepentingan ke dalam tujuan yang lebih spesifik; (2) cara-cara
dan kebutuhan masyarakat. Fokus pengkajian politik apa yang paling baik untuk dipakai dalam mencapai
hukum adalah tentang latar belakang dan tujuan tujuan tersebut; (3) kapan waktu hukum itu diubah
hukum yang dicita-citakan, dalam pengertian hukum dan bagaimana caranya; (4) dapatkah dirumuskan
yang dibuat manusia.10 Berdasarkan hal tersebut, suatu pola yang mapan dalam menentukan pilihan
maka dapat dikatakan bahwa politik hukum tujuan, dan bagaimana cara untuk mencapai tujuan
merupakan produk peraturan perundang-undangan tersebut, termasuk cara memperbaharui hukum
yang dibentuk dan disahkan oleh lembaga yang apakah dengan perubahan total atau sebagian-
sudah diberikan kewenangan untuk itu. Pelaksanaan sebagian.15
politik hukum banyak dipengaruhi oleh berbagai 2. Teori Perlindungan Hukum
macam faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya
Pembentukan sebuah norma hukum merupakan
dari kepentingan masyarakat yang ingin membangun
sebuah wadah bagi masyarakat dalam rangka
cita-citanya, atau hanya tergantung pada kepentingan
melaksanakan berbagai aktivitasnya. Masyarakat
pembentukan undang-undang saja, atau lembaga
yang majemuk tentu saja mempunyai berbagai
yang diberi kewenangan untuk membentuk undang-
kepentingan bagi dirinya sendiri ataupun kelompok
undang, tetapi juga dipengaruhi oleh realitas sosial
yang saling menguntungkan. Kepentingan diri sendiri
dan tradisi-tradisi yang terdapat dalam masyarakat
ataupun kelompok ini tentu saja sesuai dengan
Indonesia sebagai salah satu anggota masyarakat
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
dari masyarakat dunia.11
berlaku di masyarakat. Norma hukum dibuat oleh
Para ahli hukum telah banyak yang mencoba
berbagai pihak seperti legislatif, eksekutif, maupun
untuk mendefinisikan apakah politik hukum. Teuku
yudikatif. Norma ini berlaku bagi masyarakat
Mohammad Radhie mendefinisikan politik hukum
tanpa terkecuali. Sebuah norma hukum tentu saja
sebagai suatu pernyataan kehendak penguasa negara
mempunyai tujuan dari pembentukannya. Adapun
mengenal hukum yang berlaku di wilayahnya dan
menurut teori konvensional, tujuan hukum adalah
mengenai arah hukum perkembangan hukum yang
mewujudkan keadilan (rechtsgerechtigheid),
dibangun.12 Definisi ini mencakup ius contitutum dan
kemanfaatan (rechtsutiliteit) dan kepastian hukum

9
Mohammad Mahfud M.D., Politik Hukum di Indonesia, (rechtszekerheid).16 Berdasarkan hal tersebut, maka
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2010, hal. 1.
10
Ibid., hal 5
13
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum
11
Nyoman Serikat Putra Jaya, Politik Hukum, Semarang: Pidana, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2010, hal. 22
badan penyedia bahan kuliah program studi magister
14
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti,
kenotariatan universitas diponegoro, 2007, hal. 16 1991,hal. 352-353
12
Teuku mohammmad rodhi, “pembaharuan dan politik
15
Ibid., hal. 32-35
hukum dalam rangka pembangunan nasional”, majalah
16
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum: Suatu Kajian Filosofis
prisma, nomor 6 tahun II Desember 1973, hal. 3 dan Sosiologis, Jakarta: PT. Gunung Agung Tbk, 2002, hal. 85.
302 Kajian Vol. 21 No. 4 Desember 2016 hal. 297 - 319

pembentukan sebuah norma hukum atau kebijakan Perlindungan hukum yang dimaksudkan oleh
yang dilahirkan dengan mengeluarkan atau Satjipto Raharjo19 yaitu memberikan pengayoman
mengundangkan peraturan perundang-undangan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) yang dirugikan
mempunyai maksud atau tujuan. Tujuan hukum orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada
salah satunya yaitu kemanfaatan dari norma hukum masyarakat agar dapat menikmati semua hak-hak
tersebut. Kemanfaatan dalam pembentukan sebuah yang diberikan oleh hukum. Berdasarkan hal tersebut,
norma hukum tentu saja untuk melindungi seseorang maka dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum
dari sebuah tindakan yang dilarang oleh sebuah ditujukan agar seseorang dapat melakukan berbagai
peraturan perundang-undangan, selain itu juga kegiatannya dengan nyaman dan aman, serta
untuk melindungi seseorang dari perbuatan yang memberikan perlindungan terhadap hak seseorang.
dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Perlindungan kepada seseorang merupakan
Satjipto Raharjo megatakan bahwa hukum perintah dari UUD Tahun 1945, dimana seseorang
melindungi kepentingan seseorang dengan cara mendapatkan hak yang sama yang melekat kepada
mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya orang tersebut. selain satjipto Raharja, Sudikno
untuk bertindak dalam rangka kepentingannya Mertokusumo juga mengatakan hukum mempunyai
tersebut. Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan fungsi yang ditujukan sebagai bentuk perlindungan
secara terukur, dalam arti, ditentukan keluasan bagi kepentingan manusia. Adapun tujuan pokok
dan kedalamannya. Kekuasaan yang demikian hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang
itulah yang disebut hak. Tetapi tidak di setiap tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan.
kekuasaan dalam masyarakat bisa disebut sebagai Dengan tercapainya ketertiban di dalam masyarakat
hak, melainkan hanya kekuasaan tertentu yang diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi.
menjadi alasan melekatnya hak itu pada seseorang.17 Dalam mencapai tujuannya, hukum bertugas untuk
Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Satjipto membagi hak dan kewajiban antar perorangan
Raharjo tersebut, maka dapat dikatakan bahwa di dalam masyarakat, membagi wewenang dan
hukum diadakan untuk melindungi seseorang untuk mengatur cara memecahkan masalah hukum serta
bertindak atau melakukan sebuah perbuatan hukum memelihara kepastian hukum.20
dengan memberikan kekuasaan kepada seseorang Teori perlindungan hukum merupakan teori
tesebut melalui sebuah norma hukum sehingga yang mengkaji dan menganalisa tentang wujud atau
orang tersebut bebas melakukan kekuasaannya. bentuk atau tujuan perlindungan, subjek hukum yang
Roscoe Pound mengemukakan hukum merupakan dilindungi serta objek perlindungan yang diberikan
alat rekayasa sosial (law as tool of social engginering). oleh hukum kepada subjeknya.21 Berdasarkan hal
Kepentingan manusia adalah suatu tuntutan yang tersebut, maka dapat ditarik atau digredasi bahwa
dilindungi dan dipenuhi manusia dalam bidang dalam perlindungan hukum, terdapat unsur-unsur
hukum. Roscoe Pound membagi kepentingan yang meliputi perlindungan hukum tersebut, yaitu:22
manusia yang dilindungi hukum menjadi 3 macam, a. adanya wujud atau bentuk perlindungan atau
yakni: pertama, kepentingan terhadap negara tujuan perlindungan;
sebagai salah satu badan yuridis. Kedua, kepentingan b. subjek hukum; dan
sebagai negara sebagai penjaga kepentingan sosial. c. objek perlindungan hukum.
Ketiga, kepentingan terhadap perseorangan terdiri
Perlindungan hukum dibedakan menjadi dua,
dari pribadi (privacy).18 Berdasarkan apa yang
yaitu:23
dikemukakan oleh Roscoe Pound tersebut, maka
a. Perlindungan Hukum Preventif
dapat dilihat bahwa perlindungan hukum mempunyai
Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah
tujuan yang ketiganya saling berhubungan,
dengan tujuan untuk mencegah sebelum
dimana kepentingan negara sebagai badan yuridis,
terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam
kepentingan negara sebagai penjaga kepentingan
peraturan perundang-undangan dengan
nasional, dan kepentingan pribadi menjadi satu
kesatuan. Sebagai sebuah negara kesatuan, maka
19
Ibid., hal. 54.
dapat dikatakan bahwa tujuan dari pembentukan
20
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar,
hukum dilakukan untuk kepentingan bangsa dan Yogyakarta: Liberty, 1999, Hal. 71.
21
Salim dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum
negara.
Pada Penelitian Tesis dan Disertasi, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2013, hal. 263.
22
Ibid, hal. 263.

17
Satjipto Rahardjo, Op. Cit., hal. 53. 23
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor

18
Bernard L. Tanya, dkk, Teori Hukum Strategi Tertib Manusia
di Indonesia, Surakarta: Magister Ilmu Hukum Program
Lintas Ruang dan Generasi, Yogyakarta: Genta Publishing,
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2003, hal. 20.
2010, hal. 154.
Denico Doly Politik Hukum Perlindungan Anak terhadap Program Siaran Televisi 303
maksud untuk mencegah suatu pelanggaran Perlindungan anak ditujukan untuk menjamin
serta memberikan rambu-rambu atau batasan- terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,
batasan dalam melakukan sutu kewajiban. berkembang, dan berpartisipasi secara optimal
b. Perlindungan Hukum Represif sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
Perlindungan hukum represif merupakan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia
penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.27
apabila sudah terjadi sengketa atau telah Berdasarkan hal ini, maka dapat dikatakan bahwa
dilakukan suatu pelanggaran. perlindungan anak mempunyai andil yang cukup
besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3. Konsep Perlindungan Anak
di masa depan. Kehidupan masyarakat pada suatu
Pasal 1 ayat (1) UU PA berisi ketentuan bahwa, saat nanti ditentukan bagaimana negara melakukan
anak adalah seseorang yang belum berusia 18 upaya untuk melindungi anak-anak tersebut.
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Pengertian anak juga diatur Konvensi Hak Anak Tahun 4. Teori Kulitivasi
1989 yang diratifikasi dengan Keputusan Presiden Teori kultivasi (cultivation theory) pertama
Nomor 39 Tahun 1990 Pasal 1 tentang Kesejahteraan kali dikenalkan oleh Professor George Gerbner,
Anak berisi ketentuan bahwa, anak adalah setiap seorang Dekan Emiritus dari Annenberg School
manusia yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali for Communication di Universitas Pensylvania.
berdasarkan Undang-Undang yang berlaku bagi Penelitian kultivasi yang dilakukan oleh Gerbner
anak-anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih menekankan pada “Dampak”.28 Dampak
lebih awal. Selain mendefinisikan tentang anak, UU yang dimaksud ini yaitu dampak media terhadap
PA juga mendefinisikan perlindungan anak sebagai masyarakat yang menonton, mendengarkan,
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi atau membaca media massa. Adapun teori ini
anak dan hak-haknya agar hidup, tumbuh, menekankan pada terpaan media secara simultan
berkembang, dan berpartisipasi secara optimal yang akan memberikan pengaruh kepada
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, penontonnya. Teori ini menganggap bahwa televisi
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan bertanggung jawab dalam membentuk atau
diskriminasi.24 Barda Nawawi Arif yang dikutip oleh mendoktrin penonton dalam kehidupan sosial yang
Lukman Hakim Nainggolan25 mengatakan bahwa ada di sekelilingnya. Berdasarkan hal tersebut, maka
perlindungan hukum bagi anak dapat diartikan dapat dikatakan bahwa televisi dapat membentuk
sebagai perlindungan hukum terhadap berbagai suatu opini yang berkembang di masyarakat. Televisi
kebebasan dan hak asasi anak (fundamental right dapat mengarahkan suatu opini tertentu kepada
and freedoms of children) serta berbagai kepentingan masyarakat dan opini tersebut dapat diyakini oleh
yang berhubungan dengan kesejahteraan anak. Jadi masyarakat sebagai hal yang lumrah.
masalah perlindungan hukum bagi anak mencakup Gerbner yang dikutip oleh nurudin29 berpendapat
ruang lingkup yang sangat luas. bahwa media massa menanamkan sikap dan nilai
Perlindungan anak di Indonesia berdasarkan tertentu. Media pun kemudian memelihara dan
Pancasila dan dilandaskan kepada UUD Tahun 1945 menyebarkan sikap dan nilai itu antar anggota
serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak masyarakat kemudian mengikatnya bersama-sama
yang meliputi:26 pula. Penelitian kultivasi menekankan bahwa media
a. Non diskriminasi; massa merupakan agen sosialisasi dan menyelidiki
b. Kepentingan yang terbaik bagi anak; apakah penonton televisi itu lebih mempercayai apa
c. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan yang disajikan televisi daripada apa yang mereka
perkembangan; dan lihat sesungguhnya. Efek kultivasi memberikan kesan
d. Penghargaan terhadap pendapat anak. bahwa televisi mempunyai dampak yang sangat kuat
pada diri individu. Bahkan, mereka menganggap
bahwa lingkungan di sekitarnya sama seperti yang
tergambar dalam televisi.

24
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak.

25
Lukman Hakim Nainggolan, “Masalah Perlindungan Hukum 27
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Terhadap Anak”, Jurnal Equality, Volume 10 Nomor 2 Perlindungan Anak.
Agustus 2005, hal. 82. 28
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT Raja

26
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Grafindo, 2007, hal. 157.
Perlindungan Anak. 29
Ibid.
304 Kajian Vol. 21 No. 4 Desember 2016 hal. 297 - 319

II. PEMBAHASAN Kemampuan televisi yang luar biasa tersebut


A. Politik Hukum Pengaturan Siaran Televisi sangat mudah memasuki kehidupan pemirsanya.
Dalam persaingan bisnis industri televisi yang cukup
Televisi dan anak-anak merupakan fenomena
ketat telah mengakibatkan para pengelola televisi
hidup yang melanda seluruh dunia. Jumlah penonton
saling berlomba untuk memberikan tayangan-
yang berusia kurang dari 17 tahun semakin banyak.
tayangan yang bisa diterima masyarakat dengan
Anak-anak yang melakukan setiap kegiatannya di
mudah tanpa mengiraukan etika dan juga norma-
dalam ruangan, banyak dihabiskan dengan menonton
norma masyarakat. Akibatnya masyarakat, juga
siaran televisi. Anak-anak merupakan salah satu
anak-anak dimanjakan oleh sajian-sajian yang bila
konsumen media televisi yang sangat besar. Oleh
diperhatikan banyak yang tidak layak dikonsumsi
karena itu, keberadaan anak-anak sebagai salah
untuk anak-anak. Bahkan untuk program anak-
satu konsumen terbesar bagi media televisi, perlu
anak pun masih banyak yang tidak “mendidik”
mendapatkan perhatian. Huston yang dikutip oleh
anak-anak. Unsur kekerasan, hinaan dan seksisme
surbakti mengatakan bahwa pada umumnya anak-anak
yang sepatutnya belum layak dikonsumsi anak-
senang sekali menonton film-film yang menampilkan
anak muncul dalam film-film kartun yang memang
aksi atau film-film yang menampilkan gerakan-
ditujukan untuk anak-anak.
gerakan cepat disertai efek suara yang dahsyat. Itulah
Selain itu juga televisi melupakan fungsinya.
sebabnya mereka senang sekali menonton film-film
Sebagai sebuah bentuk media massa, seharusnya
kartun yang banyak menampilkan gerakan-gerakan
televisi mempunyai fungsi untuk mendidik selain
spektakuler.30 Berdasarkan apa yang dikatakan oleh
menghibur. Disamping itu juga televisi sekarang ini
Huston tersebut, maka penulis berpendapat, bahwa
telah melupakan bahkan mengabaikan fungsi untuk
gerakan-gerakan yang spektakuler tersebut berada
melestarikan nilai dan norma sosial. Buktinya banyak
pada unsur kekerasan atau unsur olah raga yang
tayangan program televisi yang diimpor langsung
ditayangkan oleh lembaga penyiaran tersebut.
para pemilik televisi kemudian ditayangkan tanpa
Televisi bisa dijadikan sebagai media
mempertimbangkan unsur edukatif pada tayangan
pembelajaran atau media pendidikan bagi pemirsa,
tersebut. Tuntutan rating dan iklanlah yang membuat
karena melalui media televisi, pemirsa akan mengalami
banyak stasiun televisi melakukan berbagai cara
proses belajar. Berdasarkan taksonominya, belajar
untuk mendapatkan perhatian pemirsa melalui
adalah belajar untuk mengetahui (learning how to
acara-acara yang ditayangkan. Mengingat persepsi
know), belajar untuk mengerjakan sesuatu (learning
yang berkembang di kalanan manajemen stasiun
how to do), belajar untuk belajar (learning how to
televis adalah bahwa tidak ada pemirsa yang setia
learn), belajar untuk memecahkan masalah (learning
pada stasiun televisi, tetapi kesetiaan pemirsa adalah
how to solve problems), belajar untuk hidup bersama
pada acara yang ditayangkan.33 Cecilia Von yang
(learning how to live together), dan yang paling
dikutip oleh Ety Dwi Susanti dkk.34 mengungkapkan
esensial adalah belajar untuk kemajuan kehidupan
alasan-alasan yang menyebabkan anak sering
diri dan lingkungannya (learning to be).31 Semiawan32
menonton televisi, yaitu:
menyatakan bahwa dalam sistem pendidikan,
1. Anak merasa bahwa televisi merupakan media
selain sebagai media belajar, televisi juga sebagai
yang paling dapat memnuhi kebutuhannya.
media hiburan yang programnya tidak selalu
2. Tidak ada media lain yang informatif, menghibur,
bersifat mendidik, karena program siarannya yang
dan memiliki fungsi sosial seperti televisi anak.
kurang bermutu. Oleh karena itu, dengan semakin
3. Mudah dijangkau
banyaknya stasiun televisi dewasa ini, maka setiap
stasiun televisi akan bersaing untuk memberikan Telah disebutkan sebelumnya bahwa
yang terbaik dan menarik bagi pemirsa melalui keberadaan televisi tidak hanya dapat diakses
penayangan program tayangan yang bervariasi. melalui peralatan elektronik televisi saja, akan
Beberapa program tersebut meliputi, infotainment, tetapi dapat diakses melalui melalui media lain yaitu
sport, berita, reality show, variety show, dan lain-lain.

33
R Saktiyanti Jahja & M Irvan, Menilai Tanggung Jawab
30
Surbakti, Awas Tayangan Televisi: Tayangan Misteri dan Sosial Televisi, Jakarta: Piramedia, 2006, hal. 50
Kekerasan Mengancam Anak Anda, Jakarta: PT Elex Media
34
Ety Dwi Susanti, Yuli Candrasari, dan Yudiana Indriastuti,
Komputindo, 2008, hal. 43. “Strategi Pencegahan Perilaku Negatif pada Anak-
31
FIP-UPI, Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Anak sebagai Akibat Tayangan Televisi dan Model
Aplikasi Pendidikan: Ilmu Pendidikan Praktis, Jakarta: PT Tayangan Edukatif untuk Anak-Anak”, Seminar Nasional,
Imperial Bhakti Utama, 2007, hal. 18. Implementasi Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001-2008
32
Conny Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, dab IWA 1 dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Dosen dan
Jakarta: PT Gramedia Widyasarana Indonesia, 2008, hal. Mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur,
23. Surabaya, 10 Desember 2009, hal. 4.
Denico Doly Politik Hukum Perlindungan Anak terhadap Program Siaran Televisi 305
internet. Internet dapat dengan mudah diakses oleh Perubahan paradigma program televisi dari
siapapun termasuk oleh anak-anak melalui berbagai menyiarkan hal-hal yang lebih bersifat kepada
perangkat elektronik. Anak-anak yang sudah “melek” budaya, pendidikan, dan informasi yang baik
teknologi dengan mudahnya mengakses internet menjadi program siaran televisi yang mengarah
melalui perangkat handphone, tablet, laptop, atau kepada kepentingan bisnis semata ini akan semakin
komputer. Kemudahan mengakses televisi melalui berdampak buruk bagi anak-anak. Anak-anak
internet ini dapat dimanfaatkan untuk menonton akan semakin terpengaruh dengan gaya hidup
sebuah tayangan televisi baik secara streaming35 atau perilaku tidak baik di kalangan masyarakat.
atau sesuai dengan kebutuhan.36 Kemudahan untuk Kekerasan kepada seorang anak semakin banyak
menentukan sebuah content tertentu yang diproduksi terjadi, hal ini terjadi diakibatkan salah satunya
dan disiarkan oleh lembaga penyiaran menjadikan karena menonton adegan-adegan kekerasan pada
adanya tidak dapat dikontrolnya tayangan-tayangan televisi. Perilaku anak yang menonjolkan kekerasan
yang dapat dilihat dan ditonton oleh anak-anak. ini bahkan sampai menimbulkan korban jiwa. Seperti
Berbagai kemudahan dan sifat televisi yang seakan telah disebutkan sebelumnya bahwa ada seorang
“membius” penontonnya ini dapat memberikan anak yang melakukan adegan kekerasan kepada
dampak negatif terhadap seorang anak, dimana temannya diakibatkan karena menonton sebuah
anak-anak lebih sering menghabiskan waktunya acara olah raga dewasa. Akibat kejadian tersebut,
untuk menonton televisi ketimbang belajar dan sang korban meninggal dunia. Adanya perilaku
bermain (bersosialisasi) dengan teman sebayanya. kekerasan tersebut ternyata diakibatkan sang anak
Dampak negatif dari acara televisi lebih besar setelah menonton sebuah acara yang mengandung
daripada dampak positif pada perkembangan anak. kekerasan dan bebas ditonton oleh semua orang
Dari televisi, anak-anak dapat menyaksikan semua termasuk anak-anak. Hal itu dimungkinkan terjadi
tayangan termasuk yang belum layak mereka tonton, karena memang televisi memiliki kekuatan yang
mulai dari kekerasan sampai dengan kehidupan yang lebih kuat untuk mempengaruhi pemirsanya.
berorientasi kepada seks bebas. Berkaitan dengan tayangan televisi, anak-anak
Televisi di Indonesia lahir untuk memberikan perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh
informasi, pendidikan, dan penyebarluasan budaya dan berhati-hati mengingat penalaran mereka yang
di Indonesia. Tujuan dari kelahiran televisi ini semata- sangat terbatas, namun memiliki rasa ingin tahu
mata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan yang besar. Pada usia yang sangat rentan terhadap
informasi. Akan tetapi sejak kemajuan teknologi dan segala sesuatu yang baru, anak-anak mudah sekali
masyarakat yang haus akan informasi dan hiburan, terpengaruh berbagai isu, pengajaran, dan informasi
teelvisi menjadi alat untuk kepentingan bisnis atau yang menyesatkan. Media televisi merupakan salah
politik semata. Hal ini dapat dilihat dari tayangan- satu media yang telah mendominasi dunia dan
tayangan televisi saat ini yang semakin hari semakin mendorong berjuta-juta anak di bawah pengaruhnya.
mengabaikan fungsi pendidikan dan informasi yang Disadari atau tidak, media televisi telah membentuk
benar yang harusnya dilakukan oleh televisi sebagai dan menyebabkan ketergantungan kepada
salah satu media massa. Fungsi media sebagai alat seseorang untuk menonton sebuah program acara
untuk menyebarkan budaya dan sikap sosial seakan tertentu. Media televisi dapat memberikan dampak
diputarbalikkan menjadi tayangan-tayangan yang yang begitu besar terhadap pola hidup sebuah
tidak sesuai dengan pendidikan dan budaya yang keluarga. Sebuah keluarga akan menghabiskan
berlaku di Indonesia. Kekerasan, komedi porno, waktunya hanya dengan menonton televisi, tanpa
sampai dengan kejahatan menjadi salah satu bagian mempedulikan keadaan dan keberadaan keluarga itu
dari tayangan televisi di Indonesia. Hal ini tidak terjadi sendiri. Hal ini juga dapat mempengaruhi anak-anak
hanya pada tayangan untuk kalangan dewasa saja, yang menonton siaran televisi, dimana banyak anak-
bahkan hal ini terjadi pada tayangan atau program- anak yang menghabiskan waktunya untuk menonton
program yang bisa di tonton oleh anak-anak. televisi dan tidak lagi bermain atau belajar dengan
teman sebayanya, bahkan banyak anak-anak yang
menonton televisi saat jam makan malam atau
35
Yang dimaksud dengan streaming yaitu siaran yang secara sambil mengerjakan pekerjaan rumah. Hal ini tentu
langsung, sesuai dengan tayangan yang ada di perangkat saja akan berdampak pada kehidupan sosial seorang
elektronik televisi biasa. anak atau bahkan dapat memberikan dampak negatif

36
Yang dimaksud penulis sesuai dengan kebutuhan yaitu terhadap hasil studi seorang anak.
tayangan yang disimpan di suatu situs tertentu dan dapat
dilihat kapanpun. Hal ini dapat dilihat seperti youtube yang
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa televisi
dapat dilihat kapanpun dan dimanapun sesuai dengan memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam
keinginan dan kebutuhan yang mengakses content tertentu. kehidupan anak-anak. Apalagi bila televisi banyak
306 Kajian Vol. 21 No. 4 Desember 2016 hal. 297 - 319

menayangkan adegan yang mengandung unsur Perlindungan kepada seorang anak sudah menjadi
kekerasan maka dikhawatirkan anak akan menjadi kebijakan bagi negara-negara yang tergabung dalam
agresif perilakunya. Sebagaimana penelitian yang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pasal 13 Konvensi
dilakukan oleh Smith dalam Kottak37 menyebutkan PBB tentang Konvensi Hak-Hak Anak menyatakan
bahwa tayangan yang mengandung unsur kekerasan bahwa negara-negara peserta PBB mengakui
berpengaruh terhadap perilaku individu menjadi agresif. pentingnya fungsi yang dilakukan oleh media dan
Keberadaan televisi harus diakui memiliki dampak akan menjamin bahwa anak akan bisa memperoleh
yang cukup besar dalam mempengaruhi pola pikir informasi dan bahan-bahan dari beraneka ragam
penonton, khususnya anak. Anak cenderung meniru sumber nasional dan internasional yang berbeda-beda,
apa yang ditonton di televisi. Masih banyak tayangan terutama sumber-sumber yang dimaksudkan untuk
yang tidak mendidik bagi anak-anak yang ditayangkan meningkatkan kesejahteraan sosial, jiwa dan moralnya
di televisi. Tayangan kartun yang ditayangkan oleh serta kesehatan fisik dan mentalnya. Untuk ini, negara-
berbagai stasiun televisi masih banyak menyajikan negara peserta PBB akan:
perkelahian antar tokoh kartun. Sering juga dalam film a. mendorong media massa untuk menyebarluaskan
kartun dipertontonkan adegan salah satu tokoh yang informasi dan bahan-bahan yang bermanfaat
berulangkali dibunuh tetap hidup kembali. Padahal dari segi sosial dan budaya bagi anak dan sesuai
pola pikir kita selama ini bahwa kartun adalah tontonan dengan semangat pasal 29;
hiburan bagi anak-anak. Hal ini yang kemudian dapat b. mendorong kerjasama internasional dalam
mempengaruhi pola pikir atau cara berfikir seorang pembuatan, pertukaran dan penyebarluasan
anak terhadap perilaku yang baik dan benar. informasi dan bahan-bahan seperti itu dari
Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Dennis beraneka ragam kebudayaan, nasional dan
McQuail38 bahwa salah satu fungsi penyiaran yaitu internasional;
sebagai papan penunjuk jalan yang secara aktif c. mendorong pembuatan dan penyebarluasan
menunjukkan arah, memberikan bimbingan atau buku-buku untuk anak;
instruksi. Oleh karena itu, apa yang disiarkan oleh d. mendorong media massa untuk secara khusus
lembaga penyiaran merupakan bimbingan kepada memperhatikan kebutuhan-kebutuhan linguistic
masyarakat terhadap perilakunya. Berdasarkan hal anak yang termasuk di dalam kelompok
tersebut, maka apabila bimbingan atau instruksi yang minoritas dan yang pribumi; dan
diberikan salah, maka perilaku masyarakat tersebut e. mendorong pengembangan garis-garis
juga akan salah. Seperti yang telah disebutkan oleh pedoman yang tepat untuk melindungi anak
Mc Quail juga, bahwa penyiaran bertujuan untuk dari informasi dan bahan-bahan yang merugikan
menyampaikan pesan kepada masyarakat, maka bagi kesejahteraan anak dengan mengingat
apabila pesan tersebut salah, maka masyarakat yang ketentuan-ketentuan dari Pasal 13 dan 18.
menerima pesan dan menjalankan pesan tersebut
Berasarkan konvensi PBB tersebut, Indonesia
akan salah. Oleh karena itu, isi siaran yang disiarkan
kemudian mengundangkan Undang-Undang
oleh lembaga penyiaran perlu berhati-hati dalam
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
menyampaikan pesan, bimbingan, atau instruksi
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan akan
Perlindungan Anak (UU PA). Diundangkannya UU
menimbulkan dampak yang begitu besar di kalangan
PA diharapkan dapat memberikan perlindungan
masyarakat. Pesan, bimbingan, atau instruksi yang
kepada seorang anak terhadap berbagai perlakuan
salah bisa saja dipelajari oleh masyarakat yang
atau perilaku menyimpang kepada anak atau yang
mampu untuk menganalisa isi dari pesan, bimbingan,
dilakukan oleh seorang anak. Diundangkannya UU
atau instruksi tersebut. Akan tetapi hal ini tentu saja
PA mengamanatkan kepada negara baik itu dari
akan berbeda dengan anak-anak yang akan menyerap
lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif untuk
segala pesan, bimbingan, atau instruksi tersebut. Anak-
memberikan perlindungan kepada seorang anak.
anak akan secara otomatis meniru atau mematuhi
Bentuk dari perlindungan ini baik itu secara represif
pesan, bimbingan atau instruksi yang disiarkan oleh
maupun secara preventif. Seorang anak yang dalam
lembaga penyiaran. Pesan, bimbingan, atau instruksi
hal ini yaitu seseorang yang belum memasuki usia 18
yang salah akan menyebabkan seorang anak akan
tahun39 wajib untuk diberikan perlindungan. Adapun
berperilaku salah sampai dia beranjak dewasa.

39
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
37
Philip Kottak, Prime Time Society: An Anthropological Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Analysis of Television and Culture, California: Wadsworth tentang Perlindungan Anak Pasal 1 angka 1 mengatakan
Publishing, 2002, hal. 99 anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan
38
Denis McQuail, Teori Media dan Teori Masyarakat, Jakarta: belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Erlangga,1987, hal 53.
Denico Doly Politik Hukum Perlindungan Anak terhadap Program Siaran Televisi 307
perlindungan anak ini adalah segala kegiatan untuk Perlindungan kepada seorang anak merupakan
menjamin dan melindungi Anak dan hak-haknya agar kewajiban bagi negara, masyarakat, dan orang tua
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi dalam rangka untuk menjaga mental dan kondisi
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat psikis seorang anak. Seorang anak yang tidak diberikan
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari perlindungan dari pengaruh negatif ataupun tindak
kekerasan dan diskriminasi. Perlindungan bagi pidana yang dapat menyakiti dan menimbulkan luka
seorang anak ini merupakan langkah bagi sebuah baik itu luka fisik atau non fisik, akan membawa
negara dalam melindungi dan menjaga peradaban pengaruh yang cukup besar bagi seorang anak.
atau keturunan dari sebuah generasi. Seorang Perilaku seorang anak menunjukkan tempat tinggal
anak yang tidak mendapatkan perlindungan dari atau keadaan psikologis sekitar anak tersebut.
segala bentuk kegiatan dalam tahapan tumbuh Apabila tempat atau keadaan sekitar anak tersebut
kembang anak akan mengakibatkan seorang anak dikelilingi oleh kekerasan, maka seorang anak akan
ini mempunyai mental psikis yang melenceng dari cenderung untuk melakukan kekerasan terhadap
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Pasal teman sebayanya. Kecenderungan ini akan membawa
20 UU PA mengatakan bahwa Negara, Pemerintah, dampak negatif yang cukup kuat sampai anak itu
Pemerintah Daerah, masyarakat, keluarga, dan tumbuh dewasa. Oleh karena itu, bentuk-bentuk
orang tua atau wali berkewajiban dan bertanggung perlindungan kepada seorang anak perlu diperluas.
jawab terhadap penyelenggaran perlindungan Perkembangan televisi di Indonesia semakin
anak. Berdasarkan hal tersebut, maka dengan tegas meningkat. Hal ini dapat dilihat berbagai macam
bahwa dikatakan setiap orang baik itu lembaga, lembaga penyiaran di Indonesia yang menjalankan
institusi, atau perorangan wajib untuk memberikan jasa penyiaran televisi. Perkembangan televisi
perlindungan kepada seorang anak. Bentuk di Indonesia ini diikuti dengan perkembangan
perlindungan ini juga harus diatur oleh Pemerintah teknologi yang semakin mudah untuk digunakan
dengan merumuskan dan melaksanakan kebijakan di oleh setiap lapisan masyarakat. Kemudahan dari
bidang penyelenggaraan perlindungan anak.40 sisi teknologi ini memungkinkan masyarakat untuk
UU PA mengatur mengenai berbagai menonton siaran televisi dari berbagai perangkat
perlindungan yang wajib dilakukan oleh negara, yang ada. Berdasarkan hal tersebut, maka dibentuk
pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan disahkan berbagai aturan yang mengikat bagi
dan orang tua. Perlindungan hukum bagi anak para lembaga penyiaran untuk melakukan kegiatan
mempunyai spektrum yang cukup luas. Dalam penyiaran. Salah satu aturan yang diatur dalam
berbagai dokumen dan pertemuan internasional UU Penyiaran yaitu terkait dengan isi siaran yang
terlihat bahwa perlunya perlindungan hukum bagi disiarkan oleh lembaga penyiaran. Pasal 36 UU
anak dapat meliputi berbagai aspek, yaitu:41 Penyiaran mengatakan bahwa:
a. perlindungan terhadap hak-hak asasi dan 1) Isi siaran wajib mengandung informasi,
kebebasan anak; pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk
b. perlindungan anak dalam proses peradilan; pembentukan intelektualitas, watak, moral,
c. perlindungan kesejahteraan anak (dalam kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan
lingkungan keluarga, pendidikan dan lingkungan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai
sosial); agama dan budaya Indonesia.
d. perlindungan anak dalam masalah penahanan 2) Isi siaran dari jasa penyiaran televisi, yang
dan perampasan kemerdekaan; diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran
e. perlindungan anak dari segala bentuk eksploitasi Swasta dan Lembaga Penyiaran Publik, wajib
(perbudakan, perdagangan anak, pelacuran, memuat sekurang-kurangnya 60% (enam puluh
pornografi, perdagangan/penyalahgunaan obat- per seratus) mata acara yang berasal dari dalam
obatan, memperalat anak dalam melakukan negeri.
kejahatan dan sebagainya); 3) Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan
f. perlindungan terhadap anak-anak jalanan; pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu
g. perlindungan anak dari akibat-akibat anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan
peperangan/konflik bersenjata; mata acara pada waktu yang tepat, dan lembaga
h. perlindungan anak terhadap tindakan kekerasan. penyiaran wajib mencantumkan dan/atau
menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai dengan

40
Ibid. Pasal 21 ayat (3). isi pesan.

41
Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan
dan Pengembangan Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya
4) Isi siaran wajib dijaga netralitasnya dan tidak
Bakti, 1998, hal. 156. boleh mengutamakan kepentingan golongan
tertentu.
308 Kajian Vol. 21 No. 4 Desember 2016 hal. 297 - 319

5) Isi siaran dilarang: acara yang beraneka ragam. Keanekaragaman


a. Bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan program acara ini diharapkan dapat menghindari
dan/atau bohong; adanya pembentukan opini publik yang dilakukan
b. Menonjolkan unsur kekerasan, cabul, oleh lembaga penyiaran tertentu. Akan tetapi sampai
perjudian, penyalahgunaan narkotika dan dengan saat ini, program televisi di Indonesia tidak
obat terlarang; atau mengikuti kaedah yang ada dalam UU Penyiaran
c. Mempertentangkan suku, agama, ras, dan tentang diversity of ownership dan diversity of
antargolongan content tersebut. Televisi di Indonesia masih dimiliki
6) Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, oleh segelintir orang saja, contohnya yaitu MNC
melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai Group (RCTI, Global TV, dan MNC TV)43, Viva Group
agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak (TV One dan ANTV)44, EMTEK group (SCTV, Indosiar,
hubungan internasional. dan O-Chanel)45, dll.
Menjamurnya berbagai program siaran televisi
Berdasarkan Pasal 36 UU Penyiaran, maka dapat
di Indonesia tidak lagi dapat terelakkan. Masyarakat
dikatakan bahwa peraturan perundang-undangan
yang haus akan informasi dan hiburan akan mencari
khususnya terkait dengan isi siaran ditujukkan
dan mengandalkan televisi sebagai salah satu bagian
untuk melindungi masyarakat terhadap berbagai
dari gaya hidup. Televisi saat ini merupakan salah satu
tayangan yang disiarkan oleh lembaga penyiaran.
media yang dapat menarik minat bagi penontonnya.
Semakin maraknya lembaga penyiaran televisi
Televisi dapat membuat para pemirsanya selalu
di Indonesia tentu saja akan membawa dampak
merasa kurang atau haus akan informasi dan hiburan.
terhadap maraknya isi siaran yang dapat ditonton
Hal ini tidak terjadi pada orang dewasa saja, akan
oleh masyarakat. UU Penyiaran menyiratkan bahwa
tetapi juga terjadi pada anak-anak yang menggemari
ada dua kriteria isi siaran dan praktik media yang
akan materi siaran tertentu. Menonton televisi
berkualitas dan dibutuhkan masyarakat, yaitu:42
bagi seorang anak sudah menjadi kebiasaan dan
1. Adanya pluralitas dalam kepemilikan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai
Hal ini diperlukan agar tidak terjadi monopoli
aktivitasnya. Perkembangan teknologi dan juga isi
informasi sehingga harus dibatasi kepemilikan
siaran menjadikan materi-materi isi siaran saat ini
pada satu orang atau kepemilikan silang. Hal
menjadi persaingan yang cukup ketat bagi lembaga
tersebut dikarenakan banyak bermunculan
penyiaran. Rating yang tinggi dapat memberikan
kelompok-kelompok raksasa yang menguasai
dampak terhadap keuntungan yang diperoleh dari
berbagai media sehingga isi siaran mengandung
iklan yang disiarkan pada program acara tersebut.
keseragaman materi dan diputar ulang pada
Persaingan untuk mencari keuntungan seakan
stasiun televisi yang berbeda.
menjadi tolak ukur bagi sebuah lembaga penyiaran
2. Keberanekaragaman isi
untuk menyiarkan program-program siaran saat ini.
Dengan aturan batasan jangkauan dan standar
Lembaga penyiaran seakan tidak memedulikan lagi
isi siaran diharapkan membuat isi siaran lebih
tujuan diadakannya penyiaran di Indonesia.
bervariasi. Isi siaran televisi saat ini masih
George Gerbner46 menyatakan bahwa televisi
seragam karena tiga hal, yaitu banyak praktik
dalam sebuah keluarga telah menjadi “agama baru”
daur ulang, duplikasi dan fenomena latah untuk
yang menggeser agama yang sudah ada sebelumnya.
nebeng popularitas saja; rendahnya kreativitas
Akibatnya banyak orang yang kemudian menganggap
pengelola media; dan media masih berpola pikir
televisi sebagai pedoman dalam berperilaku. Daya
“given”
tarik media televisi sedemikian besar sehingga pola
Kriteria isi siaran tersebut merupakan prinsip dan kehidupan manusia setelah kemunculan televisi
dasar yang harus dimiliki oleh setiap lembaga berubah total. Daya tarik televisi lebih besar daripada
penyiaran, dimana prinsip keberagaman kepemilikan media massa yang lainnya karena sifat audio dan
(diversity of ownership) dan keberagaman isi
(diversity of content) menjadi landasan dalam setiap
43
MNCGroup, struktur korporasi, (online), (http://www.
mncgroup.com/page/about/struktur-korporasi, diakses
lembaga penyiaran melakukan kegiatan penyiaran.
tanggal 21 November 2016).
Prinsip dasar ini untuk memberikan perluasan 44
VivaGroup, corporate structure, (online), (http://www.
kepada setiap lembaga penyiaran dalam melakukan vivagroup.co.id/about-us/corporate-structure/, diakses
kegiatan penyiaran yaitu untuk menyiarkan program tanggal 21 November 2016).
45
Emtek, business media, (online), (http://www.emtek.co.id/
Rachmat Kriyantono, Pemberdayaan konsumen televisi
42
business/media, diakses tanggal 21 November 2016).
melalui ketrampilan literasi media dan penegakan regulasi 46
J. Stanley Baran, Introducation to Mass Communication:
penyiaran dalam Jurnal Penelitian Komunikasi, Media Media Literacy and Culture, Boston: McGraw-Hill, 2006,
Massa, dan Teknologi Informasi, Vol. 10, No. 21, 2007, hal. 5. hal. 240.
Denico Doly Politik Hukum Perlindungan Anak terhadap Program Siaran Televisi 309
visual yang dimilikinya. Televisi memiliki kemampuan Selain contoh diatas, masih terdapat siaran
untuk membius, membohongi, dan melarikan sinetron yang ditonton oleh anak-anak mengandung
pemirsanya dari kenyataan-kenyataan kehidupan unsur kekerasan. Sinetron yang berjudul “ganten-
sekelilingnya. Televisi memiliki kemampuan ganteng serigala (GGS)” banyak menampilkan
manipulatif untuk menghibur. Akibatnya televisi gaya hidup hedonis dan juga adegan kekerasan
telah mampu memukau pemirsa untuk berlama-lama yang dilakukan oleh para pemeran utama dalam
di depan layar televisi. Hasil penelitian di Amerika sinteron tersebut. Sinetron banyak mendapatkan
pada tahun 2002 menunjukkan bahwa anak-anak peghargaan dari Surya Citra Televisi (SCTV) Awards.48
usia 2-7 tahun dalam satu hari menghabiskan waktu Selain mendapatkan penghargaan, sinetron GGS
selama 3,5 jam untuk menonton televisi atau hampir ini juga pernah mendapatkan dua kali teguran KPI
25 jam per minggu anak-anak menonton televisi.47 terkait dengan berbagai perilaku pemeran dalam
Kecanduan terhadap televisi memang sangat sinetron tersebut.49 KPI juga menyimpulkan bahwa
berbahaya. Seorang anak yang menonton televisi sinetron GGS tidak mengandung unsur pendidikan,
dengan jumlah waktu yang sangat banyak akan budi pekerti ataupun ilmu pengetahuan. Setiap
mempengaruhi pola pikir anak tersebut. Berbagai adegan yang ada dalam sinetron GGS tersebut
informasi, hiburan, dan juga pendidikan yang dilihat hanya sebagian kesenangan semata tanpa ada nilai
oleh seorang anak belum tentu sesuai dengan kebaikan.50 Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
pendidikan yang diperoleh di bangku sekolah. dilihat bahwa sinetron atau program acara yang
Seringkali isi siaran yang ditonton oleh seorang dibuat dan ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi
anak mempengaruhi perilaku anak tersebut dalam swasta banyak yang hanya mementingkan jumlah
pergaulan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari penontonnya saja, hal ini menjadi “benang merah”
berbagai film kartun ataupun program acara anak- antara jumlah penonton dengan jumlah keuntungan
anak yang di tayangkan oleh sebuah televisi yang yang berasal dari iklan yang didapat. Pembuat
dapat merusak atau mempengaruhi pola pikir program acara tersebut belum tentu memikirkan
dan tingkah laku anak. Acara televisi yang banyak efek atau dampak yang ditimbulkan dari adanya
mendapatkan kritikan yaitu program acara televisi penayangan sebuah program. Selain itu juga para
yang sangat digemari oleh masyarakat di Indonesia pembuat program tersebut tidak mementingkan
yaitu “Opera Van Java (OVJ)”. Program acara OVJ unsur pendidikan atau budaya yang berlaku di
merupakan salah satu program unggulan bagi masyarakat. Hal ini yang dapat memberikan dampak
televisi Trans7 yang mendapatkan banyak penonton. negatif kepada masyarakat.
Program acara OVJ merupakan program acara Program acara televisi yang disiarkan oleh
televisi yang bergenre komedi, dimana program berbagai televisi swasta sebenarnya sudah
acara lawak ini ditampilkan baik secara on air atau mendapatkan berbagai kritikan dari masyarakat.
off air. Dalam tampilannya, program acara OVJ Bahkan mahasiswa atau peneliti sekalipun sudah
ini menampilkan lawak-lawak yang mengundang melakukan berbagai penelitian yang dilakukan
banyak tawa penontonnya, akan tetapi sangat dengan berbagai metode penelitian terhadap
disayangkan lawakan ini justru dilakukan dengan sebuah program acara televisi. Berbagai tulisan
melakukan berbagai trik, termasuk di dalamnya ataupun penelitian sudah dilakukan oleh beberapa
yaitu dengan melakukan kekerasan antara lawan orang yang mengatakan bahwa kartun “Tom and
pemain. Adegan kekerasan yang ditayangkan di Jerry” dan OVJ tidak layak untuk di tonton oleh
dalam program acara OVJ dilakukan dengan benda- anak-anak. Hal ini dikarenakan adanya unsur
benda yang tidak berbahaya atau lunak, sehingga kekerasan yang ditampilkan dalam kedua program
tidak akan melukai pemeran pada program acara acara tersebut. Kekerasan yang ditampilkan dalam
tersebut. Akan tetapi, adegan kekerasan tersebut, program-program acara di televisi swasta memang
bisa saja dianggap bagi sebagian orang sebagai bahan banyak mendapatkan respon dari masyarakat, hal
lelucon yang dapat diterapkan kepada orang lain. 48
Jawapos.com, 1 Desember 2014, Ganteng-ganteng Serigala
Hal ini yang kemudian mendapatkan banyak krtikan
Kuasai SCTV Awards, (online), (http://www2.jawapos.com/
baik oleh masyarakat maupun oleh KPI. Berbagai baca/artikel/9792/ganteng-ganteng-serigala-kuasai-sctv-
teguran sudah dilayangkan kepada Trans7 maupun awards, diakses tanggal 12 Januari 2016).
kepada pembuat program acara OVJ tersebut, 49
Berita Petang.com, 2 Oktober 2015, Mendapat Teguran
akan tetapi program acara ini tetap disiarkan dan KPI, GGS Terpaksa Diberhentikan Sementara, (online),
tetap menggunakan materi lawakan yang dilakukan (http://beritapetang.com/4620/mendapat-teguran-kpi-
ggs-season-2-terpaksa-dihentikan-sementara/, diakses
dengan adegan kekerasan. tanggal 12 Januari 2016).

47
Loc.Cit. Philip Kottak, hal. 55.
50
Ibid.
310 Kajian Vol. 21 No. 4 Desember 2016 hal. 297 - 319

ini dikarenakan program-program acara televisi Pasal 20 Ayat (1) UUD Tahun 1945 yang mengatakan
tersebut ditayangkan pada jam-jam keluarga bahwa DPR RI memegang kekuasaan membentuk
menonton televisi.51 Berbagai program acara pada undang-undang. Permasalahan utama dalam
jam-jam tertentu memang sangat menentukan pemberian kekuasaan membentuk undang-undang
apakah stasiun televisi tersebut akan di tonton ini bukan berada pada lembaga yang diberikan
oleh masyarakat atau tidak. Program yang menarik kekuasaanya. Akan tetapi berada pada kepentingan
tentu saja akan digemari dan ditonton oleh banyak yang melandasi dari pembentukan undang-undang
masyarakat, akan tetapi sebaliknya, apabila program tersebut. Politik hukum yang dikatakan oleh sudarto
tersebut dirasakan kurang menarik bagi masyarakat, terkait dengan untuk mewujudkan peraturan yang
maka masyarakat akan enggan untuk menonton baik sesuai dengan keadaan tidak akan pernah
acara tersebut. Ditontonnya suatu program acara terpenuhi apabila dalam membentuk sebuah
pada sebuah stasiun televisi juga akan mengundang peraturan perundang-undangan tidak didasari
berbagai keuntungan bagi televisi tersebut. Secara oleh keinginan untuk mementingkan kepentingan
bisnis, “kue” iklan yang akan diperoleh pada program masyarakat pada umumnya. Kepentingan politik
acara yang banyak di tonton oleh masyarakat, akan atau kepentingan golongan harus ditutup dengan
semakin banyak. Hal ini kemudian yang kemudian kepentingan masyarakat banyak. Dalam konteks
banyak menjadi argumentasi bagi para pembuat ini, anak-anak merupakan salah satu subjek hukum
program tersebut, dimana sebuah kreativitas akan yang diakui dan dilindungi oleh negara harus
suatu program harus memuat apa yang diinginkan mendapatkan perlakuan khusus dalam hal menonton
oleh masyarakat. siaran televisi. perlakuan khusus yang dimaksud yaitu
Politik hukum berdasarkan apa yang dikatakan dengan memberikan perlindungan hukum kepada
oleh sudarto mengatakan bahwa hukum dibentuk anak terhadap isi siaran yang tidak ramah anak.
sebagai usaha untuk mewujudkan peraturan- Selain usaha untuk mewujudkan peraturan
peraturan yang baik sesuai dengan keadaan dan yang baik, politik hukum menurut sudarto juga
situasi di kalangan masyarakat.52 Berdasarkan hal mengatakan bahwa peraturan itu dipergunakan
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sebuah untuk mengekspresikan apa yang terkandung dalam
produk hukum dibentuk dan dibuat oleh para masyarakat dan untuk mencapai apa yang dicita-
pembentuk undang-undang dengan maksud dan citakan. Apa yang dimaksudkan dengan sudarto
tujuan tertentu. Tujuan atau maksud ini akan berada ini mengartikan bahwa pembentukan sebuah
di batang tubuh dari sebuah peraturan perundang- aturan perundang-undangan dimaksudkan untuk
undangan dan juga ada dalam konsideran menimbang menciptakan apa yang dituliskan oleh para pendiri
dan mengingat sebuah peraturan perundang- bangsa ini yaitu untuk memberikan rasa keamanan,
undangan. Hukum dibentuk dengan dasar bahwa kenyamanan, dan kesejahteraan bagi masyarakat.
kebutuhan masyarakat akan sebuah peraturan Apabila sebuah aturan itu tidak memberikan rasa
perundang-undangan dibentuk dan disahkan untuk keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan, maka
kepentingan masyarakat. Anak sebagai penerus aturan tersebut perlu diganti atau dihapus.
kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan Aturan tentang perlindungan hukum kepada
salah satu objek vital yang perlu dilindungi. Bentuk seorang anak terhadap siaran televisi merupakan salah
perlindungan hukum kepada seorang anak yang satu untuk mewujudkan cita-cita nasional dengan
sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan menanamkan berbagai pesan melalui media televisi.
seperti UU Penyiaran dan P3SPS harus dilakukan Akan tetapi apabila hal ini tidak diwujudkan dan tidak
oleh para penegak hukum dan juga lembaga yang ditaati, maka cita-cita nasional melalui anak bangsa
diberikan kewenangan untuk mengawasi isi siaran akan terkikis. Seorang anak yang menonton siaran
yaitu KPI. televisi akan semakin tercemar perilakunya dan juga
Politik hukum ditujukan untuk mewujudkan moralitasnya akan semakin berkurang. Politik hukum
peraturan yang baik, hal ini merupakan sebuah pembentukan peraturan perundang-undangan
keniscayaan. Hal ini dikarenakan sebuah produk dimaksudkan untuk memberikan kepercayaan
undang-undang dibentuk dengan dasar politik yang kepada publik yang dalam hal ini masyarakat, bahwa
sangat kuat. DPR RI saat ini memiliki kewenangan sebuah peraturan perundang-undangan dibentuk
untuk membentuk undang-undang. Hal ini didasarkan bukan berdasarkan kepentingan golongan semata,
pada ketentuan konstitusi yang tercantum dalam akan tetapi lebih kepada kepentingan masyarakat,
khususnya anak-anak. Politik hukum perlindungan
51
Yang dimaksud penulis jam menonton keluarga yaitu
anak terhadap program siaran televisi merupakan
antara pukul 18.00 sampai dengan pukul 21.00.
52
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai, Op.Cit. salah satu bentuk kepedulian sebuah negara terhadap
masa depan bangsa dan negaranya.
Denico Doly Politik Hukum Perlindungan Anak terhadap Program Siaran Televisi 311
Keberadaan UU Penyiaran dan UU PA merupakan pribadi atau golongan. Berdasarkan apa yang
54

pengaturan pokok terhadap perlindungan anak dan dikemukakan oleh Jimly Asshiddiqie ini maka setiap
juga pengaturan tentang kewajiban bagi lembaga peraturan perundang-undangan memiliki alasan
penyiaran untuk menyiarkan isi siaran yang sehat atau argumentasi yang jelas dan dituangkan di dalam
dan benar. Belum dijalankannya UU Penyiaran secara naskah akademis. Pembentukan sebuah peraturan
maksimal menjadi permasalahan bagi perlindungan perundang-undangan memiliki makna tersendiri
anak di Indonesia. Anak akan semakin merasakan dalam setiap pembentukannya.
bahwa tidak ada isi siaran yang layak untuk ditonton, Subjek hukum yang memerlukan perlindungan
selain itu isi siaran yang semakin hari semakin tidak dari sebuah tayangan televisi adalah semua
menunjukkan rasa keadilan, rasa persaudaraan, rasa orang tanpa terkecuali. Akan tetapi perlu adanya
keprihatinan akan membuat seorang anak menjadi kekhususan perlindungan kepada seorang anak hal
tertekan dengan kehidupan sosialnya. ini dikarenakan televisi dapat memberikan dampak
Perlindungan hukum merupakan kewajiban bagi negatif terhadap anak-anak. Seorang anak yang
negara dalam melindungi setiap warga negaranya. belum mampu untuk menganalisa lebih dalam terkait
Adapun setiap warga negara mempunyai hak dengan sebuah program, akan mempengaruhi pola
yang sama untuk mendapatkan perlindungan dari pikir atau tingkah laku anak tersebut. Perlindungan
berbagai peristiwa yang dapat merugikan masyarakat kepada seorang anak memang sudah menjadi
tersebut. Apabila berbicara mengenai perlindungan kewajiban bagi negara yang dalam hal ini baik
hukum, maka terdapat beberapa unsur yang meliputi itu pemerintah, masyarakat dan orang tua untuk
perlindungan hukum tersebut seperti, wujud dari memberikan perlindungan kepada anak-anak.
perlindungan atau tujuannya, subjek hukum, dan Berbicara tentang objek hukum, maka akan
objek perlindungan hukum.53 Hal ini mengisyaratkan mengkaji mengenai sesuatu hal yang dapat
bahwa secara yuridis harus tertera bentuk-bentuk dimanfaatkan oleh semua manusia, baik itu yang
perlindungan dan tujuan dari perlindungan hukum berwujud maupun yang tidak berwujud. Objek
tersebut. Wujud atau bentuk dari perlindungan hukum hukum yang dimaksudkan dalam tulisan ini
berdasarkan apa yang dikemukakan di atas dapat adalah program acara televisi yang ditayangkan
dikatakan berupa peraturan perundang-undangan. oleh lembaga penyiaran. Program siaran yang
Peraturan perundang-undangan merupakan wujud ditayangkan televisi saat ini banyak mendapatkan
nyata dari adanya pemberian perlindungan hukum perhatian khusus dari berbagai lembaga, antara lain
kepada seseorang. Selain itu peraturan perundang- KPI dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
undangan memberikan kepastian hukum kepada Selain itu banyak program siaran televisi saat ini
seseorang untuk melakukan berbagai kegiatan atau kurang baik ditonton oleh masyarakat, khususnya
peristiwa hukum tertentu. anak-anak. KPAI sebagai salah satu institusi yang
Pembentukan sebuah peraturan perundang- salah satu tugasnya menjamin perlindungan hukum
undangan merupakan sebuah sistem, karena kepada seorang anak saat ini belum dapat secara
dalam setiap pembentukan peraturan perundang- maksimal melindungi anak dari isi siaran yang ramah
undangan terdapat beberapa tahapan atau peristiwa anak. Belum ada regulasi yang secara tegas dan jelas
yang menjadi satu rangkaian tidak terpisahkan mengatur tentang keterlibatan KPAI dalam menilai
sampai dengan tahapan implementasi dari peraturan sebuah isi siaran atau dampak isi siaran kepada anak.
perundang-undangan yang sudah diundangkan. Berbicara tentang perlindungan hukum kepada
Tahapan dari mulai penyusunan, pembahasan, seorang anak, tentu saja harus melibatkan orang-
dan penetapan merupakan rangkaian atau orang yang ahli atau paham secara baik tentang
peristiwa hukum dimana pembentukan peraturan perilaku anak dan juga dampak yang dapat terjadi
perundang-undangan mempunyai argumentasi kepada seorang anak terhadap isi siaran. Oleh
yang tepat sasaran dan sesuai dengan konstitusi karena itu, perlu dibangun sebuah kerjasama antara
dan norma hukum yang ada. Jimly asshiddiqie KPI dan KPAI dalam menilai isi siaran yang disiarkan
menyatakan bahwa norma hukum yang dituangkan oleh lembaga penyiaran. KPAI dapat memberikan
dalam peraturan perundang-undangan harus rekomendasi kepada KPI dalam menilai sebuah
disusun berdasarkan pemikiran yang matang dan kelayakan isi siaran yang disiarkan oleh lembaga
perenungan yang mendalam, selain itu juga sebuah penyiaran.
peraturan perundang-undangan dibuat untuk
kepentingan umum dan bukan untuk kepentingan 54
Jimly Asshiddiqie, Perihal Undang-Undang di Indonesia,
Jakarta: Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi

53
Ibid, hal. 263. Republik Indonesia, 2006, hal. 320.
312 Kajian Vol. 21 No. 4 Desember 2016 hal. 297 - 319

Perlindungan hukum kepada seorang anak dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pelanggarn
memang perlu dilakukan secara menyeluruh. Seorang atau meminimalisir terjadinya jumlah pelanggaran
anak yang menonton acara televisi memiliki dampak yang dilakukan oleh lembaga penyiaran.
kepada penontonnya. Dampak kognitif, dampak Perlindungan secara preventif dilakukan baik
peniruan, dan dampak perilaku pada saat menonton oleh pemerintah maupun KPI untuk melakukan upaya
televisi tentu saja juga akan membawa dampak pencegahan baik itu dengan membuat peraturan
kepada seorang anak. Anak yang menonton televisi perundang-undangan yang mengatur tentang bentuk-
akan memberikan dampak kepada perilaku anak bentuk perlindungan kepada seorang anak terhadap
tersebut. perilaku yang yang tertanam dalam pola siaran televisi. Wujud atau bentuk perlindungan
pikir seorang akan salah satunya berasal dari perilaku hukum terhadap program siaran televisi yang
orang lain atau tokoh tertentu yang ditonton oleh disiarkan oleh lembaga penyiaran diatur dalam UU
anak tersebut. Perlindungan baik itu secara represif Penyiaran dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan
maupun preventif perlu dilakukan oleh negara. Hal Standar Program Siaran (P3SPS). Pasal 36 ayat (3)
ini dikarenakan, sebagai penerus bangsa, anak-anak UU Penyiaran menyebutkan bahwa isi siaran wajib
memerlukan hiburan, pendidikan, dan juga informasi memberikan perlindungan dan pemberdayaan
yang sehat, bermanfaat, dan mendidik. Materi isi kepada anak-anak dan remaja. Pasal 14 ayat (1)
siaran yang sehat, menghibur, dan mendidik menjadi P3SPS memberikan batasan bagi lembaga penyiaran
tugas bagi lembaga penyiaran yang ada saat ini. yang menyebutkan bahwa lembaga penyiaran wajib
Lembaga penyiaran diwajibkan untuk menyiarkan memberikan perlindungan dan pemberdayaan
materi isi siaran yang dapat memberikan pendidikan kepada anak dengan menyiarkan program siaran
dan hiburan yang sehat bagi anak-anak. Oleh karena pada waktu yang tepat, sesuai dengan penggolongan
itu, diharapkan kepada lembaga penyiaran untuk program siaran. Pasal 14 ayat (2) P3 juga menyebutkan
tidak mengejar rating atau keuntungan bagi lembaga bahwa lembaga penyiaran wajib memperhatikan
penyiaran saja, akan tetapi juga ikut bertanggung kepentingan anak dalam setiap aspek produksi siaran.
jawab terhadap dampak materi isi siaran yang Pasal 15 ayat (1) SPS juga memberikan pedoman dasar
disiarkan oleh lembaga penyiaran. terkait penerapan perlindungan anak dan remaja
yang menyebutkan bahwa program siaran wajib
B. Politik Hukum Perlindungan Anak yang bersifat memperhatikan dan melindungi kepentingan anak-
Preventif anak dan atau remaja. Pasal 15 ayat (2) menyebutkan
Perlindungan hukum kepada seseorang dilakukan bahwa program siaran yang berisi muatan asusila dan
oleh negara dalam bentuk peraturan perundang- atau informasi tentang dugaan tindak pidana asusila
undangan. Perlindungan hukum ditujukan dalam dilarang menampilkan anak-anak dan atau remaja.
rangka memberikan kepastian hukum kepada Pasal 15 ayat (3) menyebutkan bahwa program siaran
seorang anak dalam menonton televisi. Muchsin55 yang menampilkan anak-anak atau remaja dalam
mengatakan bahwa perlindungan hukum dibedakan peristiwa penegakan hukum wajib disamarkan wajah
menjadi 2 (dua), yaitu perlindungan hukum dan identitasnya.
secara represif dan perlindungan hukum secara Salah satu bentuk perlindungan kepada anak
preventif. Bentuk-bentuk perlindungan hukum ini yang menonton televisi yaitu dengan memberikan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan kode atau tanda pada semua isi siaran yang disiarkan
yang diakui dan wajib dilaksanakan oleh para oleh lembaga penyiaran. Kode tersebut berupa
pemangku kepentingan di bidang penyiaran. Upaya tanda R (Remaja) dalam lingkaran yang berarti
perlindungan hukum dilakukan secara preventif tayangan khusus Remaja atau tanda BO (Bimbingan
dalam rangka mencegah terjadinya pelanggaran Orang Tua) dalam lingkaran yang berarti ketika anak
terhadap isi siaran yang melanggar atau dianggap menonton tayangan tersebut perlu bimbingan orang
tidak baik ditonton oleh seorang anak. Pada dasarnya tua. P3SPS saat ini memberikan klasifikasi terhadap
upaya yang dilakukan secara preventif dimaksudkan pengelolaan televisi. Adapun dalam menata program
untuk mencegah sebelum dilakukannya sebuah siaran televisi ini harus diklasifikasikan pada setiap
perbuatan yang dilarang. Upaya ini dilakukan dengan mata acara siaran yang akan ditayangkan. Klasifikasi
cara memberikan rambu-rambu atau batasan acara tersebut sangat menentukan bagaimana dan
terhadap sebuah peristiwa tertentu, sehingga orang kapan suatu acara dapat ditayangkan. Klasifikasi
yang melakukan tersebut tidak melakukan perbuatan yang diberlakukan saat ini sebagaimana ketentuan
yang dilarang tersebut.56 Upaya pencegahan P3SPS terdiri dari empat kelompok, yaitu:57

Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum, Op.Cit.


55
Morissan Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola
57
Ibid.
56
Radio dan Televisi, Jakarta : Kencana, 2009, hal. 319.
Denico Doly Politik Hukum Perlindungan Anak terhadap Program Siaran Televisi 313
Klasifikasi A : tayangan untuk anak, yakni lembaga penyiaran perlu dilakukan oleh KPI terkait
khalayak berusia di bawah 12 dengan materi muatan isi siaran yang disiarkan
tahun; oleh lembaga penyiaran. Pemahaman atas materi
muatan isi siaran yang berbahaya bagi seorang anak
Klasifikasi R : tayangan untuk remaja, yakni
merupakan kewenangan KPI sebagai lembaga yang
khalayak berusia 12-18 tahun;
ditugaskan dalam mengawasi isi siaran. Pengawasan
Klasifikasi D : tayangan untuk dewasa; dan isi siaran memang dilaksanakan pada saat sudah
Kalsifikasi SU : tayangan untuk semua umur. disiarkannya materi muatan tersebut, akan tetapi
upaya pencegahan agar lembaga penyiaran tidak
Bentuk penggolongan ini memang sudah
melanggar ketentuan yang terdapat dalam peraturan
dilakukan oleh berbagai lembaga penyiaran. Akan
perundang-undangan.
tetapi sampai dengan saat ini masih banyak klasifikasi
Selain melakukan klasifikasi terhadap materi
yang telah disesuaikan dengan penggolongan
siaran, perlu dilakukan juga mengatur jam tayang
tersebut masih banyak mengandung materi yang
siaran yang mengandung adegan kekerasan, seks,
dianggap tidak layak ditonton oleh anak-anak di
kejahatan, dll. Upaya ini dilakukan dalam rangka
bawah umur. Contoh yang dapat dilihat secara jelas
mencegah seorang anak untuk menonton siaran
yaitu film kartun “Tom and Jerry”. Film kartun “Tom
televisi yang mengandung unsur kekerasan, seks,
and Jerry” banyak mengandung kekerasan, dimana
kejahatan, dll secara tidak sengaja atau sengaja.
antara tokoh “Tom” selalu melakukan kekerasan
Siaran yang mengandung materi muatan yang tidak
kepada tokoh “Jerry”. Film kartun ini seakan-akan
layak di tonton oleh seorang anak lebih baik di siarkan
menyampaikan pesan kepada para penontonnya
di luar jam tayang yang dapat ditonton oleh seorang
bahwa adalah hal yang wajar melakukan kekerasan
anak. Upaya ini merupakan pencegahan secara
kepada orang lain atau binatang. Film kartun “Tom
hukum dan juga psikologis anak, dimana seorang
and Jerry” ini dapat diklasifikasikan sebagai klasifikasi
anak tidak boleh menonton televisi diluar jam yang
A atau tayangan yang dapat ditonton oleh khalayak
dilayakkan untuk seorang anak. Misalnya jam tonton
berusia di bawah 12 tahun. Akan tetapi materi yang
yang tidak layak ditonton oleh seorang anak yaitu
ditonjolkan dalam film kartun tersebut tidak layak
diatas pukul 21.00 dimana seorang anak diwajibkan
ditonton oleh seorang anak.
untuk tidur malam. Upaya hukum ini memang
Permasalahan dalam penggolongan atau
bersinggungan dengan kehidupan dan psikologis
klasifikasi ini perlu diperjelas kembali. Penentuan
seorang anak. Pengaturan terhadap jam tayang yang
terhadap penggolongan atau klasifikasi ini
dapat ditonton oleh seorang anak memang tidak
memerlukan sebuah kajian yang mendalam baik itu
diatur dalam aturan setingkat undang-undang. Akan
yang dilakukan oleh KPI maupun oleh KPAI. Materi
tetapi diatur dalam P3SPS sebagai pedoman dalam
muatan yang ditayangkan oleh sebuah lembaga
melaksanan kegiatan penyiaran di Indonesia. Akan
penyiaran tidak hanya dapat dilihat dari unsur
tetapi perintah untuk mengatur tentang jam siaran
film itu kartun atau bukan kartun saja, akan tetapi
dalam rangka melindungi kepentingan anak perlu
perlu melihat secara mendalam materi muatan
dilakukan oleh peraturan setingkat undang-undang.
yang terdapat dalam film tersebut. Kajian secara
Hal ini agar jelas dalam pengaturan pelaksana dari
mendalam ini juga dilakukan dalam rangka melihat
undang-undang tersebut.
dampak dari film atau materi tersebut kepada
Selain upaya pencegahan yang diatur dalam
seorang anak. Materi muatan terhadap kajian
peraturan perundang-undangan, upaya pencegahan
secara mendalam terkait dengan dampak isi siaran
lain dapat dilakukan dalam rangka melindungi
ini belum diatur dalam peraturan perundang-
seorang anak yang menonton siaran televisi. Upaya ini
undangan. UU Penyiaran maupun P3SPS belum
dilakukan oleh keluarga sebagai orang terdekat bagi
mengatur dan mengamanatkan kepada KPI untuk
seorang anak. Peranan keluarga sangat besar,dalam
melakukan penelitian terhadap dampak isi siaran.
mengantisipasi seorang anak menonton televisi dan
Hal ini kemudian yang menjadikan KPI belum
dapat berdampak buruk bagi seorang anak. Seorang
melakukan penelitian terhadap materi isi siaran
anak yang menonton siaran televisi perlu didampingi
secara mendalam.
oleh orang tua atau keluarga. Pendampingan ini
Upaya secara preventif lainya yang dapat
dilakukan dalam rangka memberikan pengertian
dilakukan yaitu dengan cara memberikan pemahaman
atas materi muatan yang disiarkan oleh lembaga
secara mendalam kepada lembaga penyiaran
penyiaran, sehingga seorang anak akan mengerti
terhadap bahayanya seorang anak menonton televisi
maksud dan tujuan dari meteri muatan isi siaran
yang mengandung unsur kekerasan, seks, kejahatan,
tersebut.
dll. Pemahaman secara menyeluruh kepada
314 Kajian Vol. 21 No. 4 Desember 2016 hal. 297 - 319

C. Politik Hukum Perlindungan Anak yang bersifat memaksa bagi pelaku untuk perbaikan sebagai akibat
Represif dari perbuatannya; c) memberi efek jera bagi pelaku
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diketahui pelanggaran; d) agar menimbulkan beban ekonomi
bahwa bentuk atau wujud dari perlindungan hukum bagi pelaku untuk membayar sejumlah uang bagi biaya
terhadap tayangan atau program siaran televisi pemulihan dan ganti rugi; e) menimbulkan efek takut
kepada seorang anak sudah ada. Akan tetapi hal ini bagi pihak-pihak lain untuk melakukan pelanggaran
tidak dilaksanakan oleh lembaga penyiaran. Masih hukum; f) melindungi hak-hak masyarakat dan
banyak isi siaran yang tidak mencantumkan kode sekaligus mendorong peningkatan ketaatan hukum
atau tanda sebagai klasifikasi isi siaran atau isi siaran masyarakat; g) meminimalisasi kerugian dan korban;
tersebut dikategorikan sebagai kategori siaran untuk h) mengamankan dan menegakkan kebijakan,
anak-anak, akan tetapi materi isi siarannya masih rencana, dan program pemerintah.60 Berdasarkan
banyak yang tidak ramah terhadap anak-anak. hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sanksi
Lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Komisi administratif yang diatur dalam sebuah peraturan
Penyiaran Indonesia (KPI) dan ketidakpedulian perundang-undangan mempunyai sebuah tujuan
lembaga penyiaran menjadi salah satu penyebab baik itu secara preventif maupun secara represif
dari masih banyaknya isi siaran yang tidak layak dalam menanggulangi sebuah pelanggaran.
ditonton oleh anak-anak. Pengawasan yang lemah Sanksi administratif dapat dikatakan sebagai
dari KPI disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu sebuah sanksi yang cukup berat dalam pengelolaan
faktor penyebab lemahnya pegawasan isi siaran oleh sebuah bisnis di bidang penyiaran. Sanksi yang diatur
KPI yaitu perangkat KPI dalam melakukan penegakan dalam sebuah peraturan perundang-undangan baik
hukum. UU Penyiaran dan P3SPS belum secara itu pidana dan administratif mempunyai sebuah
eksplisit dan secara tegas mengantisipasi terhadap tujuan yang jelas. Selain sebagai upaya menanggulangi
tayangan-tayangan yang tidak layak ditonton oleh tindak pelanggaran atau tindak pidana, juga sebagai
anak-anak. pemberi efek jera bagi para pelanggar tersebut. Prof.
Perlindungan hukum secara represif merupakan John Braithwait sebagaimana di kutip oleh Prof. Asep
perlindungan akhir dimana upaya ini merupakan Warna Yusuf61 dalam penelitiannya mengatakan
pemberian sanksi ketika terjadi sebuah pelanggaran bahwa untuk menegakkan hukum lingkungan yang
atas isi siaran yang disiarkan oleh lembaga efektif maka sanksi administrasi menjadi yang utama,
penyiaran. Pelanggaran yang dilakukan oleh terutama pencabutan izin (licence withdrawal) atau
lembaga penyiaran memiliki sanksi administratif penutupan sementara (licenece suspension). Dalam
yang diatur dalam UU Penyiaran. Pelanggaran penelitian Prof. John Braitwait tersebut dikatakan
terhadap tayangan yang dianggap tidak memenuhi bahwa pencabutan izin atau penutupan sementara
kaedah isi siaran sebagaimana dimaksud Pasal 36 tersebut merupakan sanksi yang paling berat
ayat (3) UU Penyiaran yang mewajibkan lembaga dalam penegakan hukum. Hal ini dikarenakan bagi
penyiaran untuk menyiarkan isi siaran yang dunia usaha atau bisnis, sanksi penutupan kegiatan
melindungi kepentingan anak-anak dan remaja. Atas produksi dan atau pencabutan izin merupakan
pasal ini apabila dilanggar, maka dikenakan sanksi hukuman yang amat berat, karena bisa menurunkan
administratif.58 Adapun sanksi administratif tersebut reputsai, kredibilitas, dan nama baik bagi perusahaan
dapat berupa:59 tersebut.62 Apa yang dikatakan oleh Prof. Jhon
a. teguran tertulis; Braithwait ini benar apanya, hal ini dikarenakan bagi
b. penghentian sementara mata acara yang sebuah perusahaan, izin mendirikan atau izin untuk
bermasalah setelah melalui tahap tertentu; memproduksi sebuah barang merupakan “jiwa” atau
c. pembatasan durasi dan waktu siaran; “kehidupan” bagi perusahaan tersebut. Apabila izin
d. denda administratif; atau penutupan perusahaan tersebut dilakukan,
e. pembekuan kegiatan siaran untuk waktu

60
Asep Warna Yusuf, “Sanksi Administratif dalam Hukum
tertentu; Administrasi Negara”, Makalah yang disampaikan dalam
f. tidak diberi perpanjangan izin penyelenggaraan Seminar Nasional tentang Kadidah Perumusan Sanksi
penyiaran; Administratif dan Sanksi Pidana dalam Undang-Undang,
g. pencabutan izin penyelenggaraan penyiaran. Jakarta, Badan Keahlian DPR RI, 6 Desember 2016.

61
John Braithwait sebagaimana dikutip oleh Asep Warna
Secara teori ataupun praktis, tujuan penegakan Yusuf, Sanksi Administratif dalam Hukum Administrasi
hukum administrasi antara lain yaitu: a) untuk Negara, Makalah yang disampaikan dalam Seminar
mencegah terjadinya pelanggaran; b) upaya Nasional tentang Kadidah Perumusan Sanksi Administratif
dan Sanksi Pidana dalam Undang-Undang, Jakarta:Badan

58
Pasal 55 ayat (1) UU Penyiaran Keahlian DPR RI, 6 Desember 2016.

59
Ibid., ayat (2)
62
Ibid.
Denico Doly Politik Hukum Perlindungan Anak terhadap Program Siaran Televisi 315
maka perusahaan akan “mati total” atau dapat saja. Permasalahan pada isi siaran di Indonesia terdiri
dikatakan bangkrut. dari berbagai macam kasus dan tidak semuanya dapat
Pemberian sanksi administrasi bagi lembaga ditangani oleh KPI. Oleh karena itu, fokus kepada
penyiaran juga merupakan sesuatu hal yang satu permasalahan merupakan langkah yang cukup
cukup berat bagi dunia bisnis di bidang penyiaran. strategis bagi KPI dalam memaksimalkan tugas dan
Pencabutan izin penyelenggaran penyiaran merupakan kewenangannya. Selain itu diperlukan juga kebijakan
“roh” atau “jiwa” dari lembaga penyiaran tersebut. yang berkaitan dengan KPI, di mana KPI memerlukan
Apabila izin penyelenggaraan penyiaran di cabut, perangkat peraturan perundang-undangan yang
maka secara otomatis perusahaan tersebut akan jelas dan tegas dalam menjalankan fungsi, tugas, dan
mengalami penutupan dan para pekerja di lembaga kewenangannya. Kebijakan yang diperlukan oleh KPI
penyiaran tersebut tidak mempunyai pekerjaan. yaitu kebijakan dalam pemberian sanksi terhadap
Sanksi administratif yang diatur dalam UU Penyiaran pelanggaran isi siaran. KPI diharapkan memerlukan
sudah ada dan sudah dapat diimplementasikan. perangkat kebijakkan yang dapat mencabut isi siaran
Akan tetapi sanksi administratif ini tidak mempunyai tertentu yang dianggap oleh KPI dapat memberikan
efek atau upaya dalam menanggulangi pelanggaran dampak negatif kepada masyarakat, khususnya
yang dilakukan oleh lembaga peyiaran. Lembaga anak-anak.
penyiaran seakan menutup mata terhadap sanksi yang Selain perangkat atau kebijakan yang perlu
diberikan oleh KPI. Berbagai sanksi adminitratif yang dilakukan dalam rangka memberikan perlindungan
diberikan oleh KPI hanya dipandang “sebelah mata” kepada anak-anak, diperlukan juga sebuah
oleh lembaga penyiaran. Lembaga penyiaran banyak pengetahuan atau kemampuan untuk melakukan
melakukan siasat atau manipulasi sehingga terhindar analisa terhadap suatu isi atau materi siaran tertentu.
dari sanksi lebih lanjut oleh KPI. Hal ini terjadi di salah Masyarakat saat ini perlu lebih kritis terhadap berbagai
stasiun swasta yang mengganti nama dengan materi informasi, hiburan, dan tayangan yang disajikan oleh
atau muatan isi siaran yang sama, akan tetapi hanya sebuah stasiun televisi. Banyaknya stasiun televisi
berganti nama saja. saat ini yang hadir di tengah masyarakat, tentu saja
Berbagai macam sanksi administratif yang membawa dampak terhadap banyaknya isi siaran
diatur dalam UU Penyiaran perlu dijalankan oleh yang semakin beragam. Oleh karena itu, masyarakat
para penegak hukum dan KPI. UU Penyiaran perlu atau harus mampu untuk kritis terhadap
memberikan kewenangan KPI untuk memberikan tayangan-tayangan yang disiarkan oleh stasiun
sanksi administrarif kepada lembaga penyiaran televisi tersebut. Masyarakat perlu menganalisa
yang melanggar peraturan perundang-undangan terhadap suatu isi siaran tertentu, agar dapat
oleh karena itu, peranan KPI dalam mengawasi mengambil sisi positif pada isi tayangan tersebut.
isi siaran perlu diperluas, dipertegas, dan juga Hal ini kemudian yang berkembang di kalangan
diperkuat. Perluasan terhadap tugas KPI yaitu masyarakat yang disebut dengan aliterasi media.
dengan memperluas kewenangan KPI dalam Menurut National Leadership Conference on Media
mengambil tindakan atau pemberian sanksi kepada Education, yang dikemukakan oleh Hobs dan ditacu
lembaga penyiaran. Adapun perluasan ini yaitu oleh Juditha63 literasi media adalah kemampuan
dengan memberikan kewenangan kepada KPI untuk untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi,
melakukan pencabutan atau pemberhentian isi dan mengkomunikasikan pesan dalam berbagai
siaran tertentu yang dianggap dapat memberikan bentuknya. Berdasarkan definisi yang dikemukakan
dampak negatif terhadap anak-anak. Selain dalam National Leadership Conference on Media
perluasan kewenangan dan tugas KPI, diperlukan Education tersebut, terdapat beberapa model konsep
juga untuk mempertegas tugas dan kewenangan literasi media. Literasi media merupakan salah satu
KPI. KPI saat ini mempunyai tugas dalam rangka pembelajaran terhadap isi siaran. Literasi media
penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. Hal ini ini dimaksudkan untuk memberikan kemampuan
penulis anggap sebagai tugas yang sangat luas untuk memahami, menganalisis, mengakses, dan
dalam penyelenggaraan penyiaran. Tugas dan memproduksi pesan komunikasi massa. Seperti
kewenangan KPI perlu dipertegas, dimana tugas telah dikemukakan sebelumnya oleh Onong,64
KPI untuk mengawasi isi siaran perlu diberikan juga 63
Judhita C., Literasi media pada anak di daerah
perangkat hukum yang dapat segera melakukan
perbatasan Indonesia dan Timor Leste, (online), (http://
tindakan pemberian sanksi administratif kepada balitbang.kominfo.go.id/balitbang/bppki-yogyakarta/
lembaga penyiaran. Selain itu, kewenangan lain KPI files/2013/07/04_Artikel Christiany-Juditha-Juni-2013.pdf,
selain mengawasi isi siaran perlu dikaji ulang. Hal diakses tanggal 12 Januari 2016).
ini berguna bagi KPI dalam menjalankan tugas dan 64
Onong Effendy Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori & Praktek,
kewenanganya, agar fokus pada satu bidang masalah Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 22-26.
316 Kajian Vol. 21 No. 4 Desember 2016 hal. 297 - 319

bahwa komunikasi massa merupakan penyampaian dimana untuk tayangan-tayangan khusus untuk
pesan yang dilakukan secara satu arah, dimana sang anak-anak disiarkan pada jam tertentu.
penerima pesan belum tentu akan mengerti apa yang Segmentasi atau penayangan program pada jam
dimaksud oleh pembawa pesan tersebut. Oleh karena tertentu dapat memberikan perlindungan kepada
itu, literasi media merupakan salah satu hal yang anak dalam menonton sebuah program acara. Jam
perlu di kembangkan pada kehidupan masyarakat di tertentu yang dimaksud yaitu jam dimana seorang
Indonesia. Perkembangan isi siaran yang tidak dapat anak diperbolehkan untuk menonton pada jam yang
lagi dibendung baik itu dari sisi regulasi maupun dari diluar pada jam belajar anak tersebut atau pada hari
sisi teknologi, menjadikan diperlukan pemahaman libur sekolah. Apabila melihat kenyataannya pada
yang mendalam bagi masyarakat untuk mengerti dan saat ini, seluruh jam siaran pada televisi banyak yang
memahami secara menyeluruh terhadap isi siaran tidak layak untuk di tonton oleh anak-anak. Program
tersebut. Pemahaman terhadap sebuah isi siaran acara gosip, sinetron, dan juga berita menjadi acara
perlu dilakukan baik itu dikalangan masyarakat pada jam dimana seorang anak dapat menonton
maupun di lingkungan keluarga. Anak-anak sebagai televisi. KPI yang dalam hal ini sebagai regulator
salah pemirsa yang menonton sebuah acara televisi dalam bidang penyiaran perlu memberlakukan
juga memerlukan sebuah pembelajaran terhadap isi sebuah kebijakan, dimana pada saat jam tertentu,
siaran. Hal ini dilakukan pada semua acara televisi semua televisi wajib untuk menyiarkan program
yang ditonton oleh anak-anak. Pemahaman terhadap siaran anak. Adapun hal ini dikarenakan, adanya
sebuah isi siaran ini tentu saja tidak terlepas dari kewajiban bagi stasiun televisi dalam memberikan
adanya dukungan orang tua atau pengawasan orang edukasi dan informasi yang benar kepada anak-anak.
tua, dimana orang tua wajib untuk memberikan Pemberian perlindungan anak terhadap sebuah
arahan atau pengertian terhadap isi siaran tersebut. program televisi harus dilakukan. Pemberlakukan
Sebagaimana telah diungkapkan bahwa televisi terhadap segmentasi dan pembatasan penayangan
mempunyai dampak kepada individu, hal ini program-program yang tidak layak di tonton oleh
dikarenakan proses tertanamnya nilai-nilai sosial anak perlu diatur dan dilakukan. Pengaturan baik itu
budaya pada tayangan televisi. berdasarkan hal di dalam UU Penyiaran maupun di dalam P3SPS perlu
tersebut, maka televisi yang tidak menayangkan dilakukan. KPI juga memerlukan sebuah perangkat
program acara yang edukatif bagi anak-anak (ada peraturan untuk melakukan penindakan terhadap
unsur kekerasan baik fisik maupun non fisik, juga sebuah materi siaran yang tidak layak ditonton
unsur seksisme), maka nilai-nilai yang ada dalam oleh anak. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
tayangan tersebut akan dengan mudah diadopsi adanya revisi atau penambahan materi di dalam UU
oleh seorang anak. Teori Kultivasi yang dikemukakan Penyiaran, dimana perlu adanya penekanan atau
oleh George Gerbner65 dan disadur oleh McQuail prioritas utama dalam mengatur terkait dengan
mengatakan bahwa masyarakat akan memiliki isi siaran yang disiarkan oleh lembaga penyiaran.
persepsi yang sama tentang lingkungan sosialnya Pengaturan tentang isi siaran perlu adanya aturan
dengan lingkungan sosial yang ada pada layar televisi. tentang pembatasan isi siaran pada jam-jam tertentu,
Hal ini juga dikatakan dalam teori tentang belajar dimana seorang anak masih dapat menonton
sosial (learning social theory)66 yang dikatakan oleh televisi. Hal ini memang sudah diatur dalam P3SPS
Alber Bandura dan disadur oleh Qumruin bahwa dan dilakukan oleh lembaga penyiaran, akan tetapi
individu akan banyak belajar dari lingkungan masih sebatas iklan rokok dan juga materi iklan alat
sosialnya, yang dalam hal ini televisi termasuk dalam kontrasepsi saja. Pembatasan terhadap isi siaran
salah satu lingkungan sosial. Ketika televisi tidak ini belum dilakukan terhadap program siaran yang
memiliki tanggung jawab sosial pada pemirsanya, dapat menimbulkan dampak negatif kepada seorang
seperti apa yang terjadi sekarang ini, maka banyak anak.
tayangan televisi yang tidak edukatif bagi anak- Regulator sebagai salah satu penentu kebijakan
anak. Indonesia belum mengenal adanya klasifikasi tentang program atau mata acara siaran sebuah
isi siaran, dimana ada pembagian program acara media penyiaran yang mewakili audiens atau
untuk seluruh kalangan masyarakat. Penggolongan masyarakat harus memperhatikan peran dan fungsi
program acara ini dimulai dari anak umur 0-2 tahun, media penyiaran yang kompleks, sebab media
2-5 tahun, dan seterusnya. Selain itu juga belum penyiaran merupakan organisasi yang menyebarkan
ada aturan terkait dengan segmentasi jam tayang, informasi yang berupa produk budaya atau pesan
yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya

65
Op.Cit., Denis McQuail, hal. 256 – 257.

66
Qumruin Nurul Laila, Pemikiran Pendidikan Moral Albert
masyarakat. Oleh Karena itu, seperti politik atau
Bandura, Jurnal Program Studi PGMI, Vol. 2, No. 1, 2015, ekonomi, media massa khususnya media penyiaran
hal. 21-32. merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan
Denico Doly Politik Hukum Perlindungan Anak terhadap Program Siaran Televisi 317
bagian dari sistem kemasyarakatan lain yang lebih Upaya perlindungan hukum secara prefentif
luas.67 Isi siaran harus diatur secara tegas dalam dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya
regulasi penyiaran karena di dalam media informasi, pelanggaran. Pernanan KPI dalam melakukan upaya
sistem teknologi juga telah menguasai jalan pikiran preventif ini sangat besar, hal ini dapat dilakukan
masyarakat seperti yang diistilahkan dengan theater dengan cara memberikan pelatihan atau pendidikan
of mind, bahwa siaran-siaran media informasi secara kepada lembaga penyiaran terhadap dampak isi
tidak sengaja telah meninggalkan kesan siaran di siaran televisi. Selain itu dapat dilakukan juga dengan
dalam pikiran pemirsanya. Sehingga andai suatu cara mengefektifkan penggolongan atau klasifikasi isi
saat media informasi itu dihentikan, kesan itu akan siaran dengan melakukan kajian mendalam.
selalu hidup dalam pikiran pemirsa dan membentuk Perlindungan hukum dengan cara represif yaitu
panggung-panggung realitas dalam pikiran mereka.68 dengan melakukan penegakan hukum terhadap
UU Penyiaran yang berlaku saat ini memerlukan pelanggaran isi siaran yang disiarkan oleh lembaga
sebuah upaya untuk dikaji, direvisi, atau diganti. penyiaran. KPI juga mempunyai peranan yang
Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2014 -2019 sangat penting dalam memberikan perlindungan
yang telah disusun bersama antara DPR RI dengan secara represif dengan menjalankan perintah UU
Pemerintah salah satunya yaitu RUU Penyiaran. Hal Penyiaran, apabila terjadi pelanggaran, maka sanksi
ini merupakan momentum tepat untuk memberikan administratif dapat diberikan kepada lembaga
dan mengefektifkan perlindungan kepada anak penyiaran. Pemberian sanksi administrasi akan dapat
terhadap isi siaran yang tidak ramah anak. Perlunya memberikan efek jera kepada lembaga penyiaran,
berbagai substansi seperti pengaturan jam tayang sehingga lembaga penyiaran diharapkan tidak
khusus anak, mata acara siaran khusus anak, dan juga mengulangi perbuatan pelanggaran kembali,
literasi media kepada anak menjadi pokok-pokok
pikiran yang harus masuk dalam kerangka batang B. Saran
tubuh, khususnya tentang materi isi siaran. Aturan Perlindungan hukum kepada seorang anak
setingkat undang-undang harus mengamanatkan yang menonton siaran televisi perlu dilakukan. Isi
kepada lembaga KPI untuk membentuk sebuah siaran televisi dapat memberikan dampak positif
aturan khusus terkait dengan materi isi siaran anak, maupun negatif terhadap seorang anak. Perilaku
sehingga anak mendapatkan jaminan atau kepastian seorang anak dapat dipengaruhi oleh apa yang
hukum terhadap sebuah tayangan layak untuk ditonton oleh seorang anak tersebut. Perlindungan
ditonton. hukum terhadap isi siaran televisi yang ditonton oleh
seorang anak diperlukan dalam rangka memberikan
III. PENUTUP kesempatan bagi seorang anak untuk berkembang
A. Kesimpulan sesuai dengan usia dan juga perilaku yang baik. Salah
Perlindungan hukum bagi seorang anak dalam satu hal yang dapat dilakukan dalam memberikan
menonton program acara siaran televisi saat ini perlindungan kepada seorang anak yaitu dengan
belum secara efektif dijalankan. Politik hukum membentuk sebuah perturan perundang-undangan
perlindungan hukum bagi seorang anak dalam yang berorientasi kepada perlindungan anak. UU
menonton siaran televisi sudah diatur dalam UU PA sudah diundangkan, akan tetapi substansi terkait
Penyiaran maupun P3SPS. Akan tetapi sampai dengan isi siaran yang ramah anak berada pada UU
dengan saat ini perlindungan hukum ini belum dapat Penyiaran. RUU Penyiaran merupakan salah satu
dijalankan baik itu oleh lembaga penyiaran maupun RUU yang masuk dalam Prolegnas 2014 – 2019. Oleh
oleh KPI. Perlindungan hukum kepada seorang anak karena itu, berbagai upaya untuk melindungi anak-
terhadap isi siaran televisi dapat dilakukan dengan anak terhadap isi siaran televisi yang tidak ramah
mengatur jam tayang siaran televisi, melakukan anak perlu dimasukkan sebagai salah satu substansi
kajian mendalam terhadap dampak isi siaran, dalam RUU Penyiaran tersebut. Pembentukan
memberikan literasi media, dan pendampingan substansi yang mengarah kepada perlindungan anak
orang tua pada saat anak menonton televisi. diperlukan dalam RUU Penyiaran tersebut, ada pun
Perlindungan hukum pada dasarnya dilakukan hal ini dapat dilakukan baik itu secara preventif
melalui dua cara yaitu secara preventif dan represif. maupun secara represif.
Perlindungan anak secara preventif dengan
67
Morissan, Media penyiaran: Strategi mengelola radio dan memberikan kewenangan secara penuh dan tegas
televisi. Jakarta: Prenada Media Group, 2008, hal. 14. kepada lembaga yang mempunyai kewenangan
68
Burhan Bungin, Pornomedia, Sosiologi Media, Kontsruksi untuk mengawasi isi siaran. Peningkatan pengawasan
Sosial Teknologi Telematika & Perayaan Seks di Media
terhadap isi siaran yang disiarkan lembaga penyiaran
Massa, Jakarta : Prenada Media, 2005, hal xxii.
318 Kajian Vol. 21 No. 4 Desember 2016 hal. 297 - 319

dapat memberikan perlindungan hukum kepada FIP UPI, Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007).
seorang anak yang menonton televisi. Pengawasan Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Ilmu Pendidikan
ini bukan hanya bersifat satu institusi saja, akan tetapi Praktis. Jakarta: PT Imperial Bhakti Utama.
juga dapat melibatkan intansi lainnya seperti KPAI.
Jahja, R. Saktiyanti, & M Irvan. (2006). Menilai Tanggung
KPAI diberikan kewenangan dalam hal mengawasi
Jawab Sosial Televisi. Jakarta: Piramedia.
isi siaran yang terkait khusus dengan anak. KPAI
juga dapat memberikan rekomendasi kepada KPI Jaya, Nyoman Serikat Putra. (2007). Politik Hukum.
dalam hal pemberhentian mata acara yang tidak Semarang: Badan penyedia bahan kuliah
ramah anak. Kerjasama antara KPAI dengan KPI perlu program studi magister kenotariatan universitas
dibangun dalam rangka memberikan perlindungan diponegoro.
hukum kepada anak. Kottak, Philip. (2002). Prime Time Society: An
Selain usaha secara preventif, perlindungan Anthropological Analysis of Television and
hukum secara represif juga diperlukan dalam rangka Culture. California: Wadsworth Publishing.
memberikan efek jera kepada lembaga penyiaran
yang masih melanggar peraturan perundang- Kriyantono, Rachmat. (2007). Pemberdayaan
undangan. Sanksi administrasi yang diatur dalam UU konsumen televisi melalui ketrampilan literasi
Penyiaran saat ini masih belum dapat memberikan media dan penegakan regulasi penyiaran dalam
efek atau dampak yang signifikan terhadap isi siaran Jurnal Penelitian Komunikasi, Media Massa, dan
yang disiarkan oleh lembaga penyiaran. Oleh karena Teknologi Informasi. Sidoarjo: Balai Pengkajian
itu, perlu adanya sebuah restrukturisasi terkait dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika
dengan sanksi administrasi yang dapat diberikan Surabaya.
oleh KPI. Rekstrukturisasi ini dilakukan dengan cara Mahfud, Mohammad M.D. (2010). Politik Hukum di
memberikan sanksi administrasi yang cukup berat Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
apabila lembaga penyiaran menyiarkan isi siaran
yang tidak ramah anak pada waktu jam tayang McQuail, Denis. (1987). Teori Media dan Teori
yang dapat ditonton oleh anak. Pemberian sanksi Masyarakat. Jakarta: Erlangga.
minimum dengan menghentikan isi siaran yang --------------------. (2011). Teori Komunikasi Massa.
berlangsung pada saat itu juga diperlukan oleh KPI Jakarta: Salemba Humanika.
dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan tanggung
Morissan. (2009). Manajemen Media Penyiaran,
jawabnya.
Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta:
Kencana.
------------. (2008). Media penyiaran: Strategi
DAFTAR PUSTAKA mengelola radio dan televisi. Jakarta: Prenada
Media Group.
Muchsin. (2003). Perlindungan dan Kepastian Hukum
bagi Investor di Indonesia. Surakarta: Magister
Buku Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas
Ali, Achmad. (2002). Menguak Tabir Hukum: Suatu Sebelas Maret.
Kajian Filosofis dan Sosiologis. Jakarta: PT.
Gunung Agung Tbk. Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Arief, Barda Nawawi. (1998). Beberapa Aspek
Kebijakan Penegakan dan Pengembangan Hukum Rahardjo, Satjipto. (1991). Ilmu Hukum. Bandung:
Pidana. Bandung: Citra Aditya Bakti. Citra Aditya Bakti.

----------------------------. (2010). Bunga Rampai Kebijakan Semiawan, Conny. (2008). Perspektif Pendidikan Anak
Hukum Pidana. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Berbakat. Jakarta: PT Gramedia Widyasarana
Indonesia.
Baran, J. Stanley. (2006). Introducation to Mass
Communication: Media Literacy and Culture. Surbakti. (2008). Awas Tayangan Televisi: Tayangan
Boston: McGraw-Hill. Misteri dan Kekerasan Mengancam Anak Anda.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Bungin, Burhan. (2005). Pornomedia, Sosiologi
Media, Kontsruksi Sosial Teknologi Telematika & Tanya, Bernard L. dkk. (2010). Teori Hukum Strategi
Perayaan Seks di Media Massa. Jakarta: Prenada Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi.
Media. Yogyakarta: Genta Publishing.
Denico Doly Politik Hukum Perlindungan Anak terhadap Program Siaran Televisi 319
Uchjana, Onong Effendy. (2005). Ilmu Komunikasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
Teori & Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2002 tentang Penyiaran, LN Nomor 139Tahun
2002, TLN Nomor 4252.
Jurnal Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
Kriyantono, Rachmat. (2007). Pemberdayaan 2014 tentang perubahan Atas Undang-Undang
konsumen televisi melalui ketrampilan literasi Nomor 23 Tahun 2002 tentang Pelindungan Anak,
media dan penegakan regulasi penyiaran, LN Nomor 297Tahun 2014, TLN Nomor 5606.
Jurnal Penelitian Komunikasi, Media Massa, dan
Teknologi Informasi, Vol. 10, No. 21. Internet
Laila, Qumruin Nurul. (2015). Pemikiran Pendidikan Berita Petang.com, 2 Oktober 2015, Mendapat Teguran
Moral Albert Bandura, Jurnal Program Studi KPI, GGS Terpaksa Diberhentikan Sementara, (online),
PGMI, Vol. 2, No. 1. (http://beritapetang.com/4620/mendapat-teguran-
kpi-ggs-season-2-terpaksa-dihentikan-sementara/,
Nainggolan, Lukman Hakim. (2005). Masalah
diakses tanggal 12 Januari 2016)
Perlindungan Hukum Terhadap Anak, Jurnal
Equality, Volume 10, Nomor 2, Agustus. Emtek, business media, (online), (http://www.
emtek.co.id/business/media, diakses tanggal 21
November 2016)
Makalah
Susanti, Ety Dwi. Yuli Candrasari, dan Yudiana Jawapos.com, 1 Desember 2014, Ganteng-ganteng
Indriastuti. (2009). Strategi Pencegahan Perilaku Serigala Kuasai SCTV Awards, (online), (http://
Negatif pada Anak-Anak sebagai Akibat Tayangan www2.jawapos.com/baca/artikel/9792/
Televisi dan Model Tayangan Edukatif untuk ganteng-ganteng-serigala-kuasai-sctv-awards,
Anak-Anak, Seminar Nasional, Implementasi diakses tanggal 12 Januari 2016)
Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001-2008 Judhita C., Literasi media pada anak di daerah
dab IWA 1 dalam Upaya Meningkatkan Kualitas perbatasan Indonesia dan Timor Leste, (online),
Dosen dan Mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN (http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/
“Veteran” Jawa Timur, Surabaya, 10 Desember. bppki-yogyakarta/files/2013/07/04_Artikel
Yusuf, Asep Warna. Sanksi Administratif dalam Christiany-Juditha-Juni-2013.pdf, diakses
Hukum Administrasi Negara, Makalah yang tanggal 12 Januari 2016)
disampaikan dalam Seminar Nasional tentang Merdeka.com, 14 Januari 2016, Sebar Hoax Soal Bom
Kadidah Perumusan Sanksi Administratif dan Sarinah TV One Dibullu Netizen, (online), (http://
Sanksi Pidana dalam Undang-Undang, Jakarta, www.merdeka.com/teknologi/sebar-hoax-
Badan Keahlian DPR RI, 6 Desember 2016. soal-bom-sarinah-tv-one-dibully-netizen.html,
Braithwait, John. sebagaimana dikutip oleh Asep diakses tanggal 12 Januari 2016)
Warna Yusuf, Sanksi Administratif dalam Hukum MNCGroup, struktur korporasi, (online), (http://
Administrasi Negara, Makalah yang disampaikan www.mncgroup.com/page/about/struktur-
dalam Seminar Nasional tentang Kadidah korporasi, diakses tanggal 21 November 2016)
Perumusan Sanksi Administratif dan Sanksi
Pidana dalam Undang-Undang, Jakarta:Badan Remotivi, 22 Mei 2015, Kasus Kekerasan Anak
Keahlian DPR RI, 6 Desember 2016. Karena Tayangan Televisi, (online), (http://www.
remotivi.or.id/kabar/79/5-Kasus-Kekerasan-
Anak-Karena-Tayangan-Televisi, diakses tanggal
Majalah 12 Januari 2016)
Rodhi, Teuku Mohammmad. (1973). Pembaharuan
Tribunnewss.com, 9 November 2010, Inilah Narasi
dan Politik Hukum dalam Rangka Pembangunan
yang Dibaca Feni Rose hinggal Silet Distop,
Nasional, Majalah Prisma, nomor 6 tahun II
(online), (http://www.tribunnews.com/
Desember.
seleb/2010/11/09/inilah-narasi-yang-dibaca-
feni-rose-hingga-silet-distop, diakses tanggal 12
Peraturan Perundangan Januari 2016)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun VivaGroup, corporate structure, (online), (http://
2002 tentang Pelindungan Anak, LN Nomor www.vivagroup.co.id/about-us/corporate-
109Tahun 2002, TLN Nomor 4235. structure/, diakses tanggal 21 November 2016)

Anda mungkin juga menyukai