Anda di halaman 1dari 41

EFEKTIVITAS YOUTUBE SEBAGAI MEDIA

PENYEBARAN INFORMASI RELIGI


(Studi Pada KAJIAN SEMARANG TV)

Proposal Skripsi

Program Strata Satu (S1)


Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

Oleh :
Anif An Na’afi
131211038

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
A. Latar Belakang

Media massa, seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi
bagian tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Melalui media massa
yang semakin berkembang memungkinkan informasi dengan mudah
berkembang di masyarakat. Sehingga mempengaruhi gaya masyarakat
tersebut dalam mencari informasi. Seperti yang dikatakan dalam buku
Media Massa dan Masyarakat Modern, dituliskan media sudah menjadi
bagian kehidupan sehari-hari orang Amerika pada umumnya, sehingga
mereka sulit membayangkan hidup tanpa media, tanpa koran pagi, tanpa
majalah Time, tanpa televisi dengan informasi yang disajikan.1

Seiring perkembangan teknologi, media massa sekarang ini


semakin tumbuh dan berkembang. Perkembangan media massa dirasa
terhubung dengan kegiatan masyarakat dalam mencari informasi.
Keterkaitan teknologi dan komunikasi menjadikan media massa (terutama
elektronik dan online) menjadi warna baru dalam mengakses segala
informasi yang diperlukan oleh masyarakat. Internet menjadi kunci utama
manusia untuk berkomunikasi melalui teknologi digital. Komunikasi
melalui Internet secara umum memiliki kelebihan dibanding media
konvensional dengan kemampuannya untuk menghadirkan pertukaran
informasi yang lebih interaktif. Inilah inti yang mengubah masyarakat
mengubah cara berkomunikasi maupun memberikan informasi.
Menurut Ahmad Setiadi, perkembangan penggunaan media
internet sebagai komunikasi menjadi semakin pesat setelah internet mulai
dapat diakses melalui telepon seluler dan bahkan kemudian muncul istilah
telepon pintar (smartphone). Hadirnya smartphone, fasilitas
berkomunikasipun beraneka macam, mulai dari sms, mms, chatting,

1
William L. Rivers, dkk., Media Massa & Masyarakat Modern , (Jakarta; Kencana, 2003), hlm
24.

2
email, video live, dan lain-lain yang menyangkut dengan fasilitas sosial
media. Penggunaan smartphone yang juga semakin lama semakin
bertambah dengan fitur yang disediakan oleh para produsen seluler, salah
satu contoh adalah kita dapat menonton video bahkan siaran televisi
sekalipun hanya dengan mengetik dan mencarinya dimesin pencarian
seperti Google.2
Salah satu perkembangan internet, munculah sebuah media berbagi
video yakni platform YouTube. Situs yang didirikan tiga sekawan yaitu
Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim. Situs ini berfungsi untuk
mengunggah video yang dapat kita bagikan (share) kepada khalayak di
internet. Didalamnya terdapat video-video yang telah diunggah (upload)
dan dapat kita lihat tanpa harus menunggu lama. Tak kalah menarik juga
YouTube menyediakan fitur siaran langsung (live streaming). Penonton
juga bisa langsung memberi komentar pada kolom yang telah disediakan,
hal ini yang membedakan dengan televisi.3
YouTube bisa diartikan sebagai media baru dengan internet sebagai
cara untuk mengaksesnya. Kehadiran YouTube sebagai salah satu kanal,
tidak hanya dimanfaatkan sebagai hiburan saja. Bahkan YouTube mulai
banyak dimanfaatkan sebagai alat informasi religi, dakwah dan media
belajar.
YouTube memiliki pengguna yang setiap waktu semakin
bertambah. Survei We are Social menyebutkan penduduk Indonesia yang
aktif bermain media sosial (medsos) mencapai 150 juta orang. Dari
beragam jenis medsos, Youtube yang paling banyak dimainkan, terutama
untuk memutar musik dan mencari info berita. Hal tersebut menandakan
Youtube sebagai platform populer yang akan terus digunakan oleh
mayoritas masyarakat dalam mencari akses informasi. Apalagi kehadiran
di dalam fitur YouTube terdapat berbagai macam jenis video mulai dari

2
Ahmad Setiadi, Pemanfaatan Media Sosial untuk Efektifitas Komunikasi, Jurnal Humaniora Bina
Sarana Informatika Vol. 16 No. 2, 2016
3
Asdani Kindarto, Belajar Sendiri YouTube (Menjadi Mahir Tanpa Guru), (Jakarta: PT Elexmedia
Komputindo, 2008), hlm 5.

3
hiburan, tips dan trik, sampai juga berita-berita terupdate.4
Fenomena masyarakat dalam mengakses YouTube yang semakin
menjamur tersebut tentunya dimanfaatkan oleh perusahaan media,
komunitas maupun perseoraangan dengan membuat akun YouTube untuk
menyebarkan informasinnya. Tidak ketinggalan juga para ulama maupun
media islam yang kerap memanfaatkan youtube untuk menyampaikan
informasi religi. Hal ini mendasari bahwa penyebaran informasi religi
tidak lagi dilakukan sebatas di tempat media konvensional seperti radio,
media cetak maupun televisi.
Salah satu media Islam yang memanfaatkan YouTube sebagai salah
satu penyampaian informasi religi yaitu Kajian Semarang TV, sebuah
kanal informasi religi video yang berkantor di Kota Semarang. Peneliti
telah mengamati beberapa video yang diunggah di akun Kajian Semarang
TV. Hingga tanggal 20 Januari 2020 Kajian Semarang TV telah
menayangkan 120 video. Rata-rata setiap bulan Kajian Semarang TV
menayangkan lima sampai enam video. Dari segi jumlah video ditonton
bisa mencapai 2.037.084, sedangkan orang yang mengkuti fitur
berlangganan (subscribe) akun Kajian Semarang TV mencapai 24,2 ribu
orang.
Peneliti melihat Kajian Semarang TV mengambil langkah yang
bagus dengan hanya mengunggah video yang dapat dinonton oleh siapa
saja, di manapun berada asal terhubung dengan koneksi internet. YouTube
memiliki jangkauan yang sangat luas tidak hanya di daerah tertentu,
namun semua orang dari berbagai belahan dunia dapat menonton video
tersebut. Suatu manfaat yang besar bagi media Islam Kajian Semarang TV
dalam menyebarkan informasi religi yang edukatif dan mendidik.
Atas dasar uraian diatas, pemilihan tema dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk melihat bagaimana keefektifan YouTube sebagai media
penyebaran informasi religi yang digunakan pada channel Kajian Semarang TV,
maka peneliti tertarik untuk mengkajinya lebih dalam dengan judul “Efektivitas
4
https://katadata.co.id/infografik/2019/03/06/youtube-medsos-no-1-di-indonesia, diakses pada 20
Januari 2020

4
YouTube sebagai Media Penyebaran Informasi Religi (Studi pada Kajian
Semarang TV)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah


dikemukakan sebelumnya, maka fokus rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :

1. Bagaimana efektivitas Kajian Semarang TV dalam menyebarkan


informasi religi melalui YouTube?
2. Bagaimana hambatan-hambatan yang dihadapi Kajian Semarang TV
dalam menyebarkan informasi religi melalui YouTube?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan usaha dalam memecahkan masalah


yang disebutkan pada rumusan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan dan mengetahui YouTube dalam menyebarkan


informasi religi.
2. Mendeskrpsikan dan mengetahui bagaimana efektivitas Kajian
Semarang TV dalam menyebarkan informasi religi melalui YouTube.
3. Mendeskripsikan dan mengetahui apa saja dan bagaimana hambatan-
hambatan yang dihadapi Kajian Semarang TV dalam menyebarkan
informasi religi melalui YouTube.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.


Manfaat tersebut dapat dilihat dari segi teoritis, sosial dan praktis. Adapun

5
manfaat-manfaat dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khazanah keilmuan


dalam perkembangan ilmu komunikasi Islam terlebih pada kajian
perkembangan media massa, khususnya media online. Penelitian ini
juga diharapkan dapat menambah referensi dan sumbangan pemikiran
bagi peneliti berikutnya.

2. Manfaat Sosial

Hasil penelitian ini diharapakan mampun memberi manfaat bagi


masyarakat umum tentang pengetahuan dan penyebaran informasi
religi melalui media YouTube.

3. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan


wawasan tentang efektivitas Kajian Semarang TV dalam menyebarkan
informasi religi melalui YouTube. Serta diharapkan memberikan
manfaat bagi perusahaan media yang menggunakan YouTube dalam
menyebarluaskan informasi, khususnya Kajian Semarang TV.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah telaah kritis dan sistematis atas penelitian


yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yang secara tematis ada
kesesuaian atau kemiripan dengan penelitian yang akan dilakukan. Berikut
merupakan beberapa hasil penelitian yang ada kesesuaiannya dengan
penelitian ini:

Pertama, Galuh Garmabrata (2014) dengan judul “Realitas

6
Kompas TV dalam Menggunakan YouTube sebagai Sarana
Menyebarluaskan Berita”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
fenomena serta realitas apa saja yang terjadi pada proses penyebaran
informasi (tayangan berita) melalui situs berbagi video, YouTube. Metode
yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
deksriptif melalui paradigma post-positivis dengan melakukan teknik
wawancara mendalam, observasi, serta studi dokumentasi. Data diperoleh
dari hasil wawancara kepada bagian Video Distribution, YouTube
Strategist, dan informan pendukung, yaitu orang yang mengakses
tayangan berita KOMPAS TV di YouTube. Kesimpulan dari hasil
penelitian ini, bahwa realitas yang terjadi pada KOMPAS TV dalam
menggunakan YouTube untuk menyebarluaskan tayangan berita begitu
beragam, dari mulai strategi yang digunakan oleh tim, penonton yang
cukup puas dengan tayangan YouTube-nya, hingga beberapa hambatan
yang ada pada proses pengelolaan hasil tayangannya.5

Kedua, Deby Novia (2016) dengan judul “Efektivitas Siaran


Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Masyarakat Pedesaan
(Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong,
Kabupaten Garut, Jawa Barat)“. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah siaran berita televisi efektif dalam memberikan
informasi bagi masyarakat pedesaan, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas siaran berita televisi tersebut. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan paradigma positivisme.
Metode survey yang digunakan juga merupakan salah satu turunan dari
pendekatan kuantitatif. Teknik sampel menggunakan simple random
sampling dengan rumus slovin. Pengumpulan data menggunakan
instrumen berbentuk kuesioner, serta dianalisis dengan rumus paired
sample t-test dengan membandingkan dua kondisi.

5
Galuh Garmabrata, Realitas KOMPAS TV Dalam Menggunakan YouTube Sebagai Sarana
Menyebarluaskan Berita, Skripsi (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Soisal dan
Imu Politik, 2014).

7
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa siaran berita televisi
tidak efektif sebagai sumber informasi bagi Warga Desa Girimakmur,
Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hal tersebut
dibuktikan dari hasil perhitungan paired sample t-test thitung < ttabel =
-14,379 < 1,980. Berdasarkan wawancara, faktor-faktor efektivitas itu
sendiri dinilai dari isi berita dan gaya bahasa.6

Ketiga, Nakkok (2017) dengan judul “Efektifitas Penggunaan


Media Sosial Academica Terhadap Pemenuhan dan Penyebaran
Kebutuhan Informasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU”. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penggunaaan teknologi
komunikasi. Teori yang digunakan adalah Uses and Gratification dengan
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah bahwa tingkat


penggunaan teknologi dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi adalah
tinggi, dan dianggap efektif sebagai media komunikasi antar teman
sekelas/ seangkatan dalam penyebaran informasi materi seputar
perkuliahan dengan melihat berbagai aspek antara lain kebutuhan Kognitif,
kebutuhan Afektif, Kebutuhan Integratif Personal, kebutuhan Integratif
Sosial dan Kebutuhan pelepasan ketegangan.7

Keempat, “Motivasi Blogger dalam Presentasi diri di Youtube


(Studi Deskriptif Kualitatif Vlogger Nizar Miftah, Bram Dermawan dan
Hafied Dharmawan” yang diteliti oleh Muhammad Guntur Aguend
(2017), menganalisa mengenai motivasi para vlogger dalam presentasi diri
di YouTube. Teori yang digunakan teori uses and gratification yang
menjelaskan bahwa pengguna media adalah khalayak yang aktif untuk
6
Deby Novia, Efektivitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Masyarakat
Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa
Barat), Skripsi (Jakarta; Universitas Syarif Hidayatullah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
2016).
7
Nakkok, Efektifitas Penggunaan Media Sosial Academica Terhadap Pemenuhan dan Penyebaran
Kebutuhan Informasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU, Skripsi (Universitas Sumatera
Utara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2016)

8
memilih media yang akan mereka gunakan dan mampu memenuhi
kebutuhan.

Hasil dari penelitian, motivasi vlogger dalam presentasi diri di


YouTube menghasilkan bahwa motivasi vlogger untuk menjadi Youtuber di
bagi menjadi dua kelompok, pertama kelompok yang mengelola akun
Youtube secara berkelompok dengan motivasi penyaluran hobi dan
pertemanan (Need For Afilliation). Kelompok kedua, kelompok yang
mengelola akunYoutube secara mandiri atau perseorangan, dengan
motivasi untuk mencari pemasukan (ekonomi) dan bagi diri mereka
masing-masing (Need For Power)8

Kelima, Hartanto Setiabudi (2018) dengan judul “Motif Subscriber


menonton Channel Youtube (Studi Deskriptif Kualitatif Motif Subscriber
menonton channel Youtube Presiden Joko Widodo)”. Penelitian yang
peneliti lakukan ini untuk menganalisa motif subscriber menonton channel
Youtube Presiden Jokowi yang berkaitan dengan pencitraan. Teori yang
digunakan teori uses and gratification yang menjelaskan bahwa pengguna
media adalah khalayak yang aktif untuk memilih media yang akan mereka
gunakan dan mampu memenuhi kebutuhan.

Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut motif subscriber


menonton channel Youtube Presiden Jokowi ada 4 motif yaitu motif
hiburan dan relaksasi, motif identitas pribadi, motif mencari informasi dan
motif persahabatan. Dari keempat motif tersebut informan memiliki
kecenderungan menonton channel Youtube Presiden Jokowi lebih berfokus
memenuhi kebutuhan akan hiburan dan informasi. Motif menonton
Youtube dipengaruhi oleh suatu rangkaian motif yang berbeda.9

8
Muhammad Guntur Aguend, Motivasi Blogger dalam Presentasi diri di Youtube (Studi Deskriptif
Kualitatif Vlogger Nizar Miftah, Bram Dermawan dan Hafied Dharmawan, Skripsi (Universitas
Sunan Kalijaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, 2017)
9
Hartanto Setiabudi, Motif Subscriber menonton Channel Youtube (Studi Deskriptif Kualitatif
Motif Subscriber menonton channel Youtube Presiden Joko Widodo), Skripsi (Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2018)

9
Demikian penelitian sejenis yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, adapun persamaan dari kelima peneliti tersebut dengan pokok
penelitian dalam skripsi ini adalah sama-sama meneliti tentang motif dan
penggunaan media massa, serta teknologi komunikasi. Dalam penelitian
ini peneliti memfokuskan pada bagaimana keefektifitasan YouTube sebagai
media penyebaran informasi dakwah dalam channel Kajian Semarang TV.

F. Kerangka Teori

1. Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi
efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang
ditimbulkan, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari
suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat
dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah
dicanangkan.10 Menurut Hasibuan, efektivitas adalah tercapainya
sasaran atau tujuan-tujuan dari suatu instansi yang telah ditentukan
sebelumnya. Efektivitas terkandung makna berdaya tepat atau
berhasil guna untuk menyebutkan bahwa sesuatu itu telah berhasil
dilaksanakan secara sempurna, secara tepat dan target telah
tercapai. Selain itu terkandung makna efisiensi, yaitu berdaya guna
untuk menunjukkan bila suatu tindakan atau usaha sudah efektif
dan ekonomis, baru dikatakan efisien.11
Gibson mengemukakan bahwa efektivitas adalah pencapaian
tujuan dan sasaran yang telah disepakati untuk mencapai tujuan
usaha bersama. Tingkat tujuan dan sasaran itu menunjukkan

10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1996), hal 250.
11
Aan Komariah dan Cepi Trianata, Visionary Leader Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), hal 34

10
tingkat efektivitas. Tercapainya tujuan dan sasaran itu akan
ditentukan oleh tingkat pengorbanan yang telah dikeluarkan. Jika
hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi
efektivitasnya.12
Sementara itu Robins menyebutkan bahwa ada 4 (empat)
pendekatan dalam mengukur efektivitas yaitu pendekatan
pencapaian tujuan, pendekatan sistem, pendekatan konstituensi dan
pendekatan nilai-nilai bersaing. Maka keempat pendekatan diatas
merupakan tujuan kriteria yang paling banyak digunakan untuk
menentukan keefektifan. Robbins dan Caulter juga mengatakan
efektivitas sering kali disebut sebagai mengerjakan hal yang tepat
yaitu, menjalankan aktivitas-aktivitas yang secara langsung
membantu organisasi mencapai sasarannya.13 Menurut Andrian,
efektivitas adalah pekerjaan yang dilaksanakan dan berhasil
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pekerjaan tersebut,
dengan memberdayakan seluruh potensi sumber daya manusia
maupun sumber daya dana yang ada.14
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana atau
tujuan (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah dicapai. Dalam bentuk
persamaan, efektivitas adalah sama dengan hasil nyata dibagi hasil
yang diharapkan, sehingga efektivitas menekankan pada hasil
capaian.
b. Efektivitas Komunikasi
Efektivitas adalah keadaan yang memperlihatkan bentuk
keberhasilan dan kegagalan manajemen demi sebuah tujuan.
Sedangkan komunikasi adalah proses menyampaikan pesan

12
JL. Gibson, JM. Invancevich, dan JH. Donelly, Organisasi, terjemahan Agus Dharma, (Jakarta:
Erlangga, 2001), hal 120
13
Sondang P. Siagian, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002),
hlm 77.
14
Aan Komariah dan Cepi Trianata, Visionary Leader Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), hlm 34.

11
(komunikator) kepada penerima pesan (komunikan) secara
langsung ataupun melalui media yang memunculkan akibat
tertentu. Maka efektivitas komunikasi adalah proses penyampaian
pesan yang menimbulkan akibat tertentu sesuai perencanaan yang
telah dibuat.15
Dalam sebuah karya tulis lain efek komunikasi yang dapat
terjadi, dapat dibagi dengan tataran sebagai berikut.16
1) Efek Kognitif, yaitu terjadi jika ada perubahan pada apa
yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi. Efek ini
berkaitan dengan pemahaman pengetahuan,
kepercayaan, dan informasi.
2) Efek Afektif, yaitu timbul jika ada perubahan pada apa
yang dirasakan, meliputi segala yang berkaitan dengan
emosi, sikap, serta perasaan.
3) Efek Behavioral, yaitu perilaku nyata yang dapat
diamati, meliputi pola-pola tindakan.
c. Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia
Moss
menimbulkan lima hal, diantara :17 Pertama, mengenai pengertian,
artinya penerimaan mampu memahami dari isi pesan yang telah
disampaikan oleh komunikator. Kedua, kesenangan dalam sebuah
komunikasi yang efektif maka akan muncul perasaan senang antara
kedua belah pihak. Ketiga, mempengaruhi sikap orang lain, agar
berkehendak sesuai pemahaman dalam komunikasi tersebut.
Keempat, hubungan sosial yang baik, artinya saat komunikasi
terjadi membuat komunikan dan komunikator menjadi lebih dekat
dan cenderung berprasangka baik sehingga menimbulkan rasa
saling menghargai dan membutuhkan. Dan yang kelima, tindakan
15
Wahyu Illahi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) hlm 21.
16
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) hlm 220.
17
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja, 2001) hlm 13-16.

12
hasil yang menunjukkan tingkat keberhasilan komunikasi yang
efektif.
2. Informasi
a. Pengertian Informasi
Informasi dalam ungkapan sehari-hari, merupakan segala yang
kita komunikasikan, seperti yang disampaikan oleh seseorang
lewat bahasa lisan, surat kabar, video, dan lain-lain.18 Dalam
ungkapan ini, terkandung pengertian bahwa tidak ada informasi
kalau tidak ada yang membawanya. Di antara yang membawa
informasi ini, yang paling sering dibicarakan adalah bahasa
manusia melalui komunikasi antarmanusia.
Anastasia Lipursari mengatakan bahwa informasi merupakan
data yang telah diklasifikasi atau diolah atau diinterprestasi untuk
digunakan dalam proses pengambilan keputusan.19 Sistem
pengolahan mengolah data menjadi informasi atau tepatnya
mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi
penerimanya. Nilai informasi berhubungan dengan keputusan.
Nilai informasi dilukiskan paling berarti dalam konteks sebuah
keputusan. Bila tidak ada keputusan, maka informasi menjadi tidak
diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang
sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang.20
Informasi dapat di peroleh dari berbagai sumber akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Seseorang banyak
memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai
pengetahuan yang luas. Semakin sering orang membaca,
pengetahuan akan lebih baik daripada hanya sekedar mendengar
atau melihat saja.

18
Pawit M.Yusup, dan Priyo Subekti, Teori & Praktik Penelusuran Informasi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010) hlm 1.
19
Anastasia Lipursari, Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam Pengambilan Keputusan,
Jurnal STIE Semarang, Vol. 5, No. 1 Edisi Februari 2013
20
Pawit M.Yusup, dan Priyo Subekti, Teori & Praktik Penelusuran Informasi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010) hlm 4.

13
Berdasarkan uraian beberapa difinisi diatas, maka peneliti
menyimpulkan informasi adalah catatan sebuah peristiwa yang
terjadi, baik berupa data, fakta, dan pengetahuan, maupun segala
gejala yang terjadi dalam masyarakat yang tercatat dan dapat di
salurkan kepada orang lain atau disebarkan yang dapat bermanfaat
untuk perubahan dalam kehidupan.
b. Karakteristik Informasi
Berbagai informasi yang diperoleh terkadang memiliki
karakteristik yang berbeda, tentunya hal itu disesuaikan dengan
sumber informasi, bentuk dan jenis informasi serta untuk apa
informasi itu kita cari. Untuk mengenali bagaimana informasi itu
bisa dikenali, maka berikut adalah ciri-ciri informasi. Terdapat 5
ciri informasi yang dapat memberikan makna untuk penggunanya,
antara lain;
1) Kualitas, informasi yang disampaikan setidaknya memenuhi
kualitas tertentu
2) Kuantitas, informasi yang mampu memenuhi kebutuhan
banyaknya informasi mendalam tentang sesuatu
3) Aktualitas, informasi yang bersifat data terbaru
4) Relevansi, informasi yang sesuai dengan keadaan asli atau
tidak melenceng
5) Kebenaran, informasi yang nyata, bukan termasuk suatu
kebohongan
6) Ketepatan, informasi yang runtut tidak terpotong sebagian
dan sesuai
3. Media Online
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Sedangkan
online, dapat dipahami sebagai keadaan konektivitas (ketersambungan)
mengacu kepada internet atau world wide web (www). Online
merupakan bahasa internet yang berarti “informasi dapat diakses di

14
mana saja dan kapan saja” selama ada jaringan internet
(konektivitas).21
Secara umum yang disebut media online adalah segala bentuk
media yang hanya dapat diakses melalui internet. Sedangkan secara
khusus yang dimaksud media online adalah segala jenis media massa
yang dipublikasikan melalui internet secara online, baik itu segala jenis
media cetak maupun elektronik.22 Penggabungan kedua media baik
cetak maupun elektronik yang disajikan melalui internet, itulah media
online.
Sajian informasi media online tidak dibatasi ruang (halaman)
seperti suratkabar dan tidak dibatasi waktu (durasi) seperti dialami
radio dan televisi. Media online bisa memuat semua komponen-teks
(transkrip), video, audio, juga foto dan semua tampil berbarengan.23
Bermodalkan internet, pembaca ataupun penonton dengan sangat
mudah mengakses ataupun mencarinya pada alamat (situs) yang
sedang dilihat tersebut. Mereka bahkan dapat memberi komentar
langsung terkait dengan yang sedang dibaca dan dapat berinteraksi
dengan pembaca yang lain.
Salah satu pembeda antara media online dan media lainnya yaitu
faktor kecepatan. Jika media cetak diperlukan waktu untuk mengolah,
mencetak, dan mendistribusikan, media siber memangkas tahapan-
tahapan ini dan dapat diakses di manapun.24Masyarakat dapat
mengakses apapun dengan smartphone yang dimilikinya, hanya
bermodalkan paket data (kuota internet).
4. Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online tempat para pengguna
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
21
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online, (Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia, 2014), hal
31
22
Apriadi Tamburaka, Literasi Media Cerdas bermedia Khalayak Media Massa, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013).hal 72-73.
23
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2014), hal 131.
24
Nawiroh Vera, Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), hal 88

15
meliput blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog,
wiki, dan jejaring sosial-utamanya facebook dan twitter merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan masyarakat di
seluruh dunia.Tak mengherankan, kehadiran media sosial menjadi
fenomenal. Facebook, Twitter, YouTube, hingga Instagram adalah
beberapa jenis dari media sosial yang diminati oleh banyak khalayak.
Bahkan, ada sebuah fakta bahwa pengguna sebuah media sosial jauh
lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk sebuah negara.25
Media sosial tersebut tidak hanya digunakan untuk
mendistribusikan informasi yang bisa dikreasikan oleh pemilik akun
(users) itu sendiri, tetapi juga memiliki dasar sebagai portal untuk
membuat jaringan pertemanan secara virtual dan medium untuk
berbagi data, seperti audio maupun video. Media sosial (sosial media)
telah menjadi bagian dari kehidupan manusia modern saat ini.26
Diperkirakan, yang akan menjadi tren adalah 3S, yakni Social,
Share, and Speed. Masyarakat bersosial saling berinteraksi terkait apa
saja, membagikan hal-hal atau peristiwa yang sedang terjadi, dan
kecepatan yang menjadikan media sosial ini sangat digemari oleh
masyarakat.27
Fungsi-fungsi media sebagaimana selama ini didapat dari media
tradisional, juga telah bertambah bisa didapat di internet. Misalnya
media televisi menyediakan program yang bertujuan membuat
penonton terhibur. Kehadiran YouTube memberikan alternatif pilihan
untuk menyaksikan tayangan audio-visual yang bersaing dengan
program di televisi tersebut. Tidak hanya itu, waktu yang disediakan,
sumber yang tanpa batas, serta bisa diakses kapan dan di mana saja,
menyebabkan kehadiran internet dan media-media didalamnya, seperti
media sosial (social media), menjadi lebih mendominasi.
25
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, (Bandung:
Simbioasa Rekatama Media, 2016), hal 2
26
Ibid
27
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online, (Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia, 2014), hal
103.

16
5. Religi
Religi berasal dari kata religi (latin) atau relegre, yang berarti
membaca dan mengumpulkan. Menurut Nasution religare yang berarti
mengikat. Sementara dalam bahasa Indonesia religi berarti agama
merupakan suatu konsep yang secara definitif.28 Menurut Gazalba
religi atau agama pada umumnya memiliki aturan – aturan dan
kewajiban – kewajiban yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh
pemeluknya. Semua hal itu mengikat sekelompok orang dalam
hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam sekitarnya.
Sedangkan menurut Shihab religi adalah hubungan antara makhluk
dengan Khalik (Tuhan) yang berwujud dalam ibadah yang dilakukan
dalam sikap keseharian.29
Anshori memberikan pengertian agama dengan lebih detail yakni
agama sebuah sistem credo (tata keyakinan) atas adanya Yang Maha
Mutlak dan suatu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan
antara manusia dengan sesama manusia, dan alam sekitarnya, sesuai
dengan keimanan dan tata peribadatan tersebut. Sementara, Harun
Nasution menurutnya religi berasal dari kata al – din dan agama. Al
din (semit) berarti undang – undang atau hukum. Dalam bahasa Arab
kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang,
balasan dan kebiasaan. Sedangkan kata relegere berarti mengumpulkan
dan membaca. Dan religere berarti mengikat, sedangkan kata agama
terdiri dari a = tak, gam = pergi mengandung arti tak pergi, tetap
ditempat atau diwarisi turun temurun.30
Secara definitif Harun Nasution menjelaskan pengertian religi yang
juga diartikan sebagai agama adalah : 31
a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan
gaib yang harus dipatuhi.
28
Yusran Asmuni, Dirasah Islamiah 1 (Jakarta: Raja Grafindo persada, 1997), hlm 2.
29
Nikko Syukur Dister, Psikologi Agama, (Yogyakarta:Kanisius 1989) hlm 10
30
M Thaib Thohir Abdul Muin, Ilmu Kalam, (Jakarta: Widjaya, 1986) hlm 121
31
Musa Asyarie. Agama Kebudayaan dan Pembangunan menyongsong Era Industrialisasi.
(Yogyakarta: Kalijaga Press ,1988) Hlm 107

17
b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai
manusia.
c. Mengikat diri pada suatu bentuk yang mengandung pengakuan,
pada suatu sumber yang berada di luar menusia yang
mempengaruhi perbuatan – perbuatannya.
d. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara
hidup tertentu.
e. Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari
kekutan gaib.
f. Pengakauan terhadap adanya kewajiban – kewajiban yang diyakini
bersumber pada suatu kekuatan gaib.
g. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah
dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat
dalam alam sekitar.
h. Ajaran – ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui
seorang Rasul.
Thouless mendefinisikan agama atau religi merupakan sikap
terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukkan lingkungan
lebih luas daripada lingkungan fisik yang terikat ruang dan waktu – the
spatio – temporal physical world- (dalam hal ini yang dimaksud adalah
dunia spritual).32 Sedangkan Glock dan Strack, menyatakan bahwa
religi adalah sistem symbol, keyakinan, sistem nilai, dan sistem
perilaku yang terlembagakan, yang semuanya berpusat pada persoalan
– persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang maknawi.33
Dari banyaknya istilah tentang religi yang disebutkan para tokoh
diatas, menunjukkan bahwa manusia membutuhkan religi dalam
kehidupan sehari – hari, karena di dalam religi terdapat kewajiban
yang harus kita laksanakan dan selain itu di dalamnya terdapat cara
bagaimana kita bersikap dan beretika terhadap sesama manusia dan
32
Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1973, hlm 13
33
Glock and Stark. Religion and Society in Tension. Chicago: Rand McNally (1965) diterjemahkan
oleh Ancok dan Suroso dalam karyanya yang berjudul Psikologi Islami

18
alam sekitar.
Oleh karena itu religi atau agama dapat diartikan sebagai
keyakinan atas adanya yang mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan alam semesta, yang
didalamnya terdapat persaan, tindakan dan pengalaman yang bersifat
individual. Di dalam religi dapat berbentuk simbol, keyakinan, sistem
nilai dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya berpusat
pada persoalan yang dianggap sebagai sesuatu paling bermakna.
6. YouTube
a. Pengertian Youtube
Youtube merupakan sebuah media sosial yang berisikan
kumpulan video-video seperti videoclip, film pendek, serial
televisi, trailer film, video blog, video tutorial dan masih banyak
lagi. Pengguna youtube dapat dengan bebas mengakses video baik
itu yang di unggah sendiri maupun video yang di unggah oleh
berbagai pihak.
Di era millennium ini hampir semua orang sudah mengenal
youtube. apalagi dengan kemajuan teknologi dan kemudahan
dalam mengaksesnya masyarakat menjadi lebih praktis dalam
memenuhi kebutuhan hiburan bahkan rohani. Didalam media
youtube sendiri banyak fitur-fitur yang di gunakan.
b. Sejarah Youtube
YouTube menjadi salah satu situs portal video yang sering
diakses para pengguna internet, juga mempunyai fitur berbagi
video (video sharing) sehingga dapat dilihat oleh siapapun yang
mengklik video tersebut. Walaupun penonton tidak mendaftarkan
akunnya, mereka tetap juga bisa melihat postingan video pada situs
yang sangat sering diakses oleh masyarakat sekarang ini.34

34
Asdani Kindarto, Belajar Sendiri YouTube (Menjadi Mahir Tanpa Guru), (Jakarta: PT Elexmedia
Komputindo, 2008), hal 1.
Ibid.

19
Pertama kali didirikan oleh tiga mantan karyawan PayPal pada
tahun 2005, yaitu Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim.
Hurley pernah belajar desain di Indiana University of
Pennsylvania, sementara Chen dan Karim belajar ilmu komputer di
University of Iinois at Urbana Champaign. Lalu pada 13 November
2006, Google membeli situs tersebut dengan biaya sebesar 1,65
Triliyun Dollar. Kantor pusat saat ini berada di San Bruno,
California.35
Perkembangan media YouTube sangat pesat pada tahun 2006,
pada tahun itu media YouTube telah berhasil menjadi media
terpopuler sehingga dapat memberikan beranekaragam manfaat.
Berawal hanya mengupload atau mengunggah video sederhana
sekarang dapat di gunakan untuk live streaming, dan berkembang
sebagai media untuk berdakwah dan masih banyak lagi
manfaatnya.
Seiring perkembangannya, peran YouTube bertambah menjadi
jalur distribusi bagi berbagai kalangan, mulai dari pembuat konten
sampai pengiklan, sebagai ajang berbagi, menginformasikan dan
menganspirasi para pengguna internet di berbagai belahan dunia.
Adapun misi pendirian YouTube, adalah sebagai berikut :
1) Misi kami adalah memberi kebebasan untuk menyampaikan
pendapat dan menunjukkan dunia kepada setiap orang.
2) Kami yakin setiap orang berhak menyampaikan pendapat,
dan dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika kita
bersedia mendengar, berbagi, dan membangun komunitas
melalui kisah-kisah yang kita miliki. 36
Misi tersebut didasarkan pada nilai yang dimiliki yaitu
empat kebebasan utama yakni :37
1) Kebebasan Berekspresi
35
36
https://www.youtube.com/intl/id/about/, diakses tanggal 29 Januari 2020
37
https://www.youtube.com/intl/id/about/, diakses tanggal 29 Januari 2020

20
Kami yakin setiap orang harus punya kebebasan untuk
berbicara, menyampaikan pendapat, mengadakan dialog
terbuka, dan kebebasan berkreasi dapat menghasilkan
suara, format, dan kemungkinan baru.
2) Kebebasan Mendapatkan informasi
Kami yakin setiap orang harus memiliki akses yang
mudah dan terbuka untuk mendapatkan informasi. Selain
itu, video adalah media yang paling berpotensi untuk
pendidikan, membangun pemahaman, dan
mendokumentasikan peristiwa di dunia, baik yang besar
maupun kecil.
3) Kebebasan Menggunakan peluang
Kami meyakini bahwa setiap orang harus punya
peluang untuk ditemukan, membangun bisnis, dan meraih
sukses sesuai keinginannya sendiri. Mereka jugalah yang
menentukan hal apa saja yang populer, bukan pihak-pihak
tertentu.
4) Kebebasan Memiliki tempat berkarya
Kami meyakini bahwa setiap orang perlu menemukan
komunitas yang saling mendukung satu sama lain,
menghilangkan perbedaan, melampaui batas-batas diri, dan
berkumpul bersama atas dasar minat dan passion yang
sama.
c. Penggunaan YouTube
YouTube memiliki 11 kategori yang dapat kita unggah (uploud)
dan akses, mulai dari video tingkah laku pribadi, musik, hiburan,
peristiwa, hingga dengan video-video yang jarang kita lihat di
televisi. Diantara kategori tersebut yaitu :
1) Autos & Vehicles (Otomotif dan Kendaraan)
2) Comedy (Komedi)
3) Entertainment (Hiburan)

21
4) Film & Animation (Film dan Animasi)
5) Gadgets & Games (Peralatan dan Permainan)
6) Music (Musik)
7) News & Politics (Berita dan Politik)
8) People & Blog (Orang dan Blog)
9) Pets & Animals (Binatang dan Binatang Peliharaan)
10) Sports (Olahraga)
11) Travel and Places (Perjalanan dan Tempat)
Berbagai macam kategori yang telah disebutkan pengguna bisa
saja memilih sesuai dengan kehendaknya tanpa memikirkan video
apa yang ingin dilihat dalam kategori. Hal ini dikarekanakan
YouTube menyediakan kolom di mesin pencarian yang berguna
untuk mencari video yang sedang ingin ditonton oleh
38
penggunanya. Jika video tidak ditemukan, maka YouTube
biasanya menyarankan video yang hampir mendekati kata
pencarian yang sedang ditelusuri.
YouTube sebagai platform yang bebas diakses oleh pengguna di
seluruh dunia memiliki beberapa fitur yang ada di dalam YouTube,
diantaranya sebagai berikut :
1) Mencari video
Situs ini adalah kumpulan berbagai macam video yang
telah diunggah, jelas bahwa YouTube terdapat berbagai macam
video. Penggunanya dapat mencari berbagai macam video
dengan mengetikkan kata kunci di bagian pencarian.
2) Memutar video
Setelah penggunanya mendapatkan video yang diingkan,
hanya dengan mengkliknya penonton dapat langsung memutar
video tersebut, tentu saja agar video lancar saat diputar koneksi
internet sangat penting demi kelancaran saat menontonnya.
3) Mengunggah (mengupload) video
38
Asdani Kindarto, Belajar Sendiri YouTube (Menjadi Mahir Tanpa Guru), (Jakarta: PT Elexmedia
Komputindo, 2008), hal 5

22
Akun penonton yang sudah terdaftar dengan YouTube,
mereka dapat mengunggah videonya kedalam akunnya.
Dengan syarat telah terdaftar, semakin besar videonya maka
semakin mempengaruhi lamanya waktu saat mengunggah
video tersebut.
4) Mengunduh (mendownload) video
Video yang ada dalam YouTube dapat juga bisa didownload
penonton, dan gratis. Ada banyak cara seperti meng copy
alamat URL yang ada dalam video tersebut lalu dipastekan ke
dalam situs seperti www.savefrom.net. Banyak cara
penggunanya dapat mendownload video, cara lebih lanjut
dengan mencarinya di Google.
5) Berlangganan (Subcrib)
Fitur gratis ini berfungsi bagi pengguna untuk bisa
berlangganan (subcrib) video terbaru dari akun yang sudah kita
klik tombol subscribenya. Pemberitahuan langsung didapatkan
melalui kotak masuk yang ada dalam email penggunanya.
6) Live Streaming (Siaran Langsung)
Fitur live streaming ini adalah fitur yang dimiliki internet
bagi pemilik konten ataupun pengguna yang sudah memiliki
akun YouTube tentunya sangat berguna. Asalkan terhubung
dengan koneksi internet ataupun memiliki kuota yang
memadai, semua dapat menyiarkan video yang sedang
berlangsung saat itu juga.
Berdasarkan kategori dan fitur diatas, untuk mengakses dan
mengaploud video YouTube memiliki kebijakan dan keamanan.
Walaupun secara gratis kita bisa menginginkan video yang kita
inginkan konten yang ada dalam YouTube tentu tidak semuanya
disukai karena melanggar ketentuan pedoman komunitas, karena
pengguna YouTube bergabung dengan seluruh komunitas dari
seluruh dunia. Jutaan penggunan lain membutuhkan kepercayaan

23
dan juga tanggung jawab. YouTube juga menyediakan fitur
pelaporan dapat digunakan untuk melaporkan konten konten yang
dianggap tidak pantas. Konten yang dilaporkan segera ditinjau oleh
staf YouTube dengan seksama, 24 jam sehari dalam seminggu.
Adapun beberapa aturan umum yang telah ditetapkan agar
pengguna terhindar dari masalah, diantaranya :39
1) Konten seksual atau ketelanjangan
2) Konten yang merugikan atau berbahaya
3) Konten yang mengandung kebencian
4) Konten kekerasan atau vulgar
5) Pelecehan dan cyberbullying
6) Spam, metadata yang menyesatkan, dan scam
7) Ancaman
8) Hak Cipta
9) Privasi
10) Peniruan Identitas
11) Membahayakan anak
12) Kebijakan tambahan
Kebijakan dan keamanan yang dibuat oleh YouTube tersebut
merupakan langkah untuk para pengguna agar dapat menggunakan
YouTube dengan semestinya dan tidak mengganggu orang lain. Hal
tersebut didasari agar penggunaan YouTube tidak dapat
menyalahgunakan, seperti mengunggah video yang tidak baik.
Informasi yang sangat banyak, perlu disaring oleh penonton agar
tidak sesat.
d. Fungsi YouTube
YouTube merupakan bagian dari salah satu media sosial yang
ada di dunia. Menurut Abraham A. dalam bukunya yang berjudul

39
Apriadi Tamburaka, Literasi Media Cerdas bermedia Khalayak Media Massa, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013).hal 84.

24
Sukses menjadi Artis dengan YouTube, secara fungsi YouTube
memiliki persamaan dengan media sosial lainya. Fungsi yang dapat
dimanfaatkan oleh penggunanya antara lain pertama, adanya
interaksi yang luas berdasarkan kesamaan nilai yang dimiliki
masing-masing individu, kesamaan karakteristik tertentu, ataupun
pernah berinteraksi dalam kurun waktu tertentu, sehingga
melahirkan nostalgia yang dapat dirasakan bersama. Kedua,
Menambah wawasan atau pengetahuan dengan sarana Information,
Sharing, dan Comment. Ketiga, pencitraan atau memasarkan diri
dalam arti positif, dalam hal ini juga berkaitan dengan prestige dan
kemauan untuk update teknologi informasi. Keempat, menjadi
media transaksi dan pemikrian dalam hal perdagangan, politik,
budaya, bahkan dimungkinkan juga di bidang pendidikan.
7. Teori Uses and Gratification
Peneliti menggunakan teori pendukung yang berhubungan dengan
penelitian ini ialah teori Uses and Gratification. Teori ini
diperkenalkan pertama kali oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz pada
tahun 1974. Di dalam bukunya yang berjudul The Uses on Mass
Communication : Current Perspectives on Gratification Research,
mengatakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk
memilih dan menggunakan media tersebut. Artinya, pengguna media
itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media
berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik dalam usaha
memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, dalam teori uses and
gratifications ini diasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan
alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.40
Teori uses and gratification memfokuskan pada audiensi aktif
(uses) dalam memilih media mana yang dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginannya (gratification).41 Menurut Blumer dan Katz banyak
40
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 289-290.
41
Nawiroh Vera, Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), hlm 124.

25
jalan bagi manusia (khalayak) untuk menggunakan media dan
sebaliknya ada banyak alasan manusia untuk menggunakan media.
Teori uses and gratification bukan berbicara mengenai bagaimana
media mengubah sikap dan perilaku manusia, tetapi berbicara
bagaimana media dapat memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial. 42Jadi
bobotnya adalah pada khalayakn yang aktif, yang sengaja
menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.
Media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayaknya adalah
media yang efektif, karena media mengganggap khalayak memiliki
motif-motif tertentu dalam menggunakan media. Prinsipnya, teori uses
and gratification mengangkat kerangka berfikir dalam memahami
kapan dan bagaimana individu mengonsumni produk-produk media
menjadi lebih atau kurang aktif dan berdampak pada meningkatnya
atau menurunnya keterlibatan individu tersebut.43 Setiap individu
berhak memilih dan terlibat dalam pemilihan media yang sesuai
dengan kebutuhanya.
Motif penggunaan media oleh khalayak, Dennis McQuail dan
kawan-kawan menyebutkan ada empat alasan. Pertama, khalayak
membutuhkan informasi untuk mengetahui dan memahami kondisi
lingkungan sekitar dan masyarakat luas, serta dapat memuaskan rasa
ingin tahu dan minat umum. Kedua, khalayak ingin menentukan nilai-
nilai pribadi, model perilaku serta mengidentifikasi diri dari nilai-nilai
lain (dalam media) untuk meningkatkan pemahaman tentang diri
sendiri (identitas pribadi). Ketiga, khalayak ingin memperoleh
pengetahuan tentang keadaan orang lain, sehingga dapat
mengidentifikasi dirinya dengan keadaan orang lain. Khlayak juga
ingin menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. Keempat,
khalayak membuituhkan hiburan untuk melepaskan diri atau terpisah

42
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 289-290.
43
Asep Saeful Muhtadi, Metode Peneitian Komunikasi Peneitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,
(Bandung: Pustaka Setia, 2015), hlm. 215.

26
dari permasalahan, bersantai, memperoleh ketenangan jiwa dan estitis,
penyaluran emosi, serta mengisi waktu luang.44
Peran teori Uses And Gratificatin dalam media massa agar pelaku
individu selaku penerima pesan dapat merubah tatanan berpikir dari
berbagai media yang masuk dalam tatanan komunikasi massa. Individu
saat ini telah berhasil terlepas dari belenggu media. Walaupun ada
sebagian yang masih terbelenggu, sebagian besar masyarakat
Indonesia telah melek informasi.45
Atas dasar asumsi dan pengertian diatas, teori ini berkaitan dengan
masalah-masalah kebutuhan individu terhadap informasi yang
disajikan oleh berbagai media. Penonton yang mengakses channel
Kajian Semarang TV tentu memiliki alasan tersendiri kenapa mereka
sering mengaksesnya. Hal tersebut yang menjadikan teori Uses and
Gratification sebagai landasan teori pendukung yang dipakai oleh
peneliti.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan
pendekatan kualitatif yaitu data yang muncul berwujud kata-kata dan
bukan rangkaian angka, dan tergolong dalam perspektif yang artinya
melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu agar diperoleh data
yang lebih valid dan menyeluruh.46 Menurut Bogdan dan Tailor,
metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis (deskriptif).47
44
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Erlangga, 2003), hlm
72.
45
Nawiroh Vera, Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), hlm 127.
46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1998), hlm.11
47
J. Lexy Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010)
hlm. 7.

27
Penelitian ini menggambarkan secara sistematik, akurat, fakta, dan
karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Penelitian ini
berusaha menggambarkan situasi atau kejadian, membuat prediksi, dan
mempelajari implikasi.48 Jika data yang terkumpul sudah mendalam
dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari
sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan
kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data.
Penelitian ini bersifat deskriptif, yakni peneliti berusaha
menggambarkan suatu objek dan menghubungkannya dengan masalah
yang diteliti. Dalam hal ini, kajian penelitian difokuskan untuk
mendeskripsikan tentang efektivitas, dan sejauhmana YouTube Kajian
Semarang TV menyebarluaskan video religinya serta tanggapan dari
penonton yang mengaksesnya.
2. Definisi Konseptual
Fokus penelitian ini menitikberatkan pada kegunaan YouTube
sebagai media penyebaran informasi religi pada channel Kajian
Semarang TV, strategi yang digunakan dalam menyampaikan
informasi religi, dan tanggapan apa yang didapat penonton terhadap
pemberitaan melalui YouTube. Sedangkan ruang lingkup yang diteliti
meliputi temuan yang ada selama proses pengumpulan data mulai dari
pihak redaksi Kajian Semarang TV dan aktivitas penonton yang
menggunakan channel berita tersebut.
Tentunya dalam penelitian ini, peneliti memerlukan narasumber
atau informan. Informan adalah orang yang bisa memberikan
informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian kita.
Narasumber atau informan itulah yang peneliti maksud dengan subjek
penelitian.49 Pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan
teknik sampling purposif (purposive sampling), teknik ini mencakup
orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang
48
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm 68.
49
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2016), hlm 195.

28
dibuat peneliti berdasarkan tujuan riset. Sedangkan orang-orang dalam
populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan
sampel.50
Informan dalam penelitian ini adalah pihak yang terkait dengan
redaksi Kajian Semarang TV berjumlah 3 orang. Pada penelitian ini
juga diperlukan penonton untuk mengetahui keefektifan dari channel
berita YouTube tersebut, yaitu penonton yang sering mengaksesnya
berjumlah 10 orang, untuk mendapatkan tanggapan terkait pembahasan
dalam skripsi ini. Jumlah tersebut dirasa dapat memberikan keterangan
yang cukup dalam penelitian ini. Total informan berjumlah 13 orang.
Adapun karakteristik informan dalam penelitian ini, yakni:
1. Informan yang bekerja dalam tim redaksi Kajian Semarang TV
yang berjumlah 3 orang.
2. Informan selanjutnya adalah penonton yang sering mengakses
YouTube khususnya pada channel Kajian Semarang TV yang
berjumlah 10 orang.
Sementara untuk kriteria informan dalam penelitian ini terdiri
dari:
1. Bagian yang menangani pendistribusian video Kajian
Semarang TV
2. Bagian yang menangani strategi Kajian Semarang TV
dalam menyebarluaskan berita video religinya
3. Penonton yang sering mengakses channel Kajian
Semarang TV
Berdasarkan karaterisktik dan kriterian diatas, menjadi alasan
untuk kemudahan akses untuk menghubunginya. Banyaknya
narasumber dari pihak penonton untuk mengetahui bagaimana efek
dari penyebaran informasi melalui YouTube.
3. Sumber dan Jenis Data
Menurut Siswanto dalam bukunya Strategi dan Langkah-Langkah
50
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktik Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2006), hlm 156.

29
Penelitian, pembagian data menurut cara memperolehnya dibagi
menjadi dua, yaitu :51
a. Data Primer
Sumber data ini diperoleh dari pihak Kajian Semarang TV dan
penonton yang sering mengakses channel berita Kajian Semarang
TV di YouTube. Pertama, peneliti mewawancarai pihak redaksi
Kajian Semarang TV untuk mendapatkan informasi demi
kelengkapan data yang diinginkan. Kedua, peneliti mewawancarai
penonton yang dikirim melalui email dengan pertimbangan agar
peneliti tidak kesulitan dalam memperoleh data yang dibutuhkan.
Peneliti menghubungi mereka yang aktif berkomentar di postingan
video religi Kajian Semarang TV, baik komentar yang ada di
Facebook maupun YouTube. Tentunya untuk mengetahui seberapa
jauh keefektifan berita video yang sudah disebarkan melalui
YouTube, maka diperlukan penonton sebagai data.
b. Data Sekunder
Sumber data yang kedua ini diperoleh dari jumlah tayangan
pada video yang telah diunggah oleh pihak Kajian Semarang TV,
pengambilannya dengan meng capture dan menyimpannya. Data
yang didapatkan ada pada ini adalah berapa orang yang sudah
menonton video tersebut.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpuan data merupakan cara yang digunakan peneliti
untuk mendapatkan data dalam suatu penelitain. Pada tahapan ini agar
data yang diperoleh valid dan bisa dipertanggungjawabkan, maka data
diperoleh melalui:
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengamatan yang tidak langsung, misalnya melalui
51
Victoriany Aries Siswanto. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012) hlm 56.

30
kuesioner dan tes.52 Peneliti melakuakan observasi dengan melihat
perkembangan penonton (termasuk segi jumlah penonton serta
komentar) yang ada pada akun Kajian Semarang TV di YouTube,
lebih jelasnya di setiap video yang telah diunggah ke akun mereka.
b. Wawancara
Wawancara atau bisa disebut juga kuesioner lisan adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada
terwawancara (narasumber).53 Biasanya wawancara dalam
penelitian kualitatif berlangsung dari alur umum ke khusus.
Wawancara tahap pertama biasanya hanya bertujuan untuk
memberikan deskripsi dari orientasi awal peneliti perihal masalah
dan subjek yang dikaji. Tema-tema yang muncul pada tahap ini
kemudian diperdalam, dan dikonfirmasikan pada wawancara
berikutnya, demikian seterusnya hingga mencapai kelengkapan
informasi dalam pembahasan yang diinginkan oleh peneliti.54
Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara
diantaranya dengan orang-orang yang terlibat dalam redaksi Kajian
Semarang TV dan penonton, wawancara penonton melalui email.
Selanjutnya, adalah melihat grafik penonton yang ada dalam video
berita yang telah diupload selama bulan Januari 2020. Hal ini
bertujuan untuk memperoleh data yang akurat sesuai kondisi yang
terjadi pada saat ini.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.55 diantaranya foto wawancara dengan

52
Asep Saeful Muhtadi, Metode Peneitian Komunikasi Peneitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,
(Bandung: Pustaka Setia, 2015), hlm 76.
53
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktik Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2006), hal 118
54
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Imu Sosial
Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hal 111
55
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
(Bandung: ALFABETA, 2014) hlm 320.

31
pihak narasumber yang dibutuhkan demi kelengkapan data, dan
gambar aktivitas akun Kajian Semarang TV pada YouTube.
5. Teknik Analisis Data
Menurut Bodgan analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan wawancara, dan bahan-bahan lain. Hal tersebut bertujuan agar
data mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.56
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode model analisis
interaktif Miles dan Huberman, yakni aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Model interaktif ini
terdiri dari tiga hal utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi. Ketiga kegiatan tersebut merupakan
kegiatan yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah
pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar.57
Berikut ini akan dipaparkan masing-masing proses secara selintas:
a. Tahap reduksi data
Merupakan proses bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,
dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan
akhir dapat diambil. Reduksi data akan memberikan gambaran
yang jelas, dan peneliti mudah dalam melakukan pengumpulan
data, lalu kemudian melanjutkan ke tahap berikutnya.
b. Penyajian data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat
56
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm 89.
57
Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan NVIVO,
(Jakarta: Kencana, 2010), hal 7-8.

32
dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram,
dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data
yang terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga
akan semakin mudah difahami. Dari penyajian data, maka akan
memudahkan penulis untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
c. Penarik Kesimplan (Verifikasi)
Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil
penyajian data. Pada penelitian kualitatif, tahapan penarikan
kesimpulan mempunyai dua arti. Arti yang pertama, penarikan
kesimpulan dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal, arti yang kedua penarikan kesimpulan
tidak menjawab rumusan masalah.
Kesimpulan awal yang dikemukakan dapat bersifat
sementara jika masih mengalami perubahan saat pengumpulan
data berikutnya dan dapat bersifat kredibel jika sudah didukung
bukti yang valid dan konsisten. Kesimpulan hasil penelitian
yang diambil dari hasil reduksi dan penyajian data adalah
merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan bersifat
sementara ini dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat
lain pada saat proses verifikasi data di lapangan.
Langkah verifikasi yang dilakukan peneliti masih tetap
bersifat terbuka untuk menerima masukan data, meskipun data
tersebut adalah data yang tergolong tidak bermakna. Pada tahap
ini peneliti menentukan antara data yang mempunyai makna
dengan data yang tidak diperlukan atau tidak bermakna. Data
yang dapat diproses dalam analisis lebih lanjut seperti data
yang absah, berbobot, dan kuat.

H. Sistematika Penulisan

33
Sistematika penulisan skripsi merupakan hal yang sangat penting
karena mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-garis besar untuk
masing-masing bab yang saling berkaitan dan berurutan. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam penyusunannya, sehingga
terhindar dari kesalahan ketika penyajian pembahasan masalah, peneliti
membuat sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang pendahuluan, latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metode penelitian yang terdiri dari jenis dan
pendekatan penelitian, definisi konseptual, sumber dan
jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,
dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II EFETIVITAS, YOUTUBE, DAN INFORMASI RELIGI
Bab ini berisi tentang pemaparan kerangka teori, berisi teori
tentang definisi efektivitas, efektivitas komunikasi,
komunikasi efektif, pengertian informasi, karakteristik
informasi, definisi media online, definisi media sosial,
definisi religi, pengertian youtube, sejarah youtube,
penggunaan youtube, fungsi youtube dan pengertian teori
Uses and Gratification.
BAB III YOUTUBE : KAJIAN SEMARANG TV
Bab ini meliputi gambaran umum Kajian Semarang TV,
profil Kajian Semarang TV, efek YouTube dalam
menyebarkan Informasi religi, dan efektivitas Kajian
Semarang TV dalam menyebarkan informasi religi melalui
YouTube.
BAB IV EFETIVITAS YOTUBE SEBAGAI MEDIA
PENYEBARAN INFORMASI RELIGI (Studi pada
Kajian Semarang TV)
Bab ini berisi tentang analisis Efektivitas YouTube sebagai

34
Media Penyebaran Informasi Religi (Studi pada Kajian
Semarang TV)
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan, saran-saran, dan penutup yang
merupakan perbaikan dari penulis yang berkaitan dengan
penelitian.

I. Daftar Pustaka
Buku
Asmuni, Yusran . 1997. Dirasah Islamiah 1. Jakarta: Raja Grafindo
persada.
Asyarie, Musa. 1988. Agama Kebudayaan dan Pembangunan
menyongsong Era Industrialisasi. Yogyakarta: Kalijaga Press.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Imu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Daradjat, Zakiyah Daradjat. 1973. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan
Bintang.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dharma, Agus. 2001. Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Dister, Nikko Syukur. 1989. Psikologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Glock and Stark. 1965. Religion and Society in Tension. Chicago: Rand
McNally
Illahi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Lipursari, Anastasia. 2013. Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM)

35
dalam Pengambilan Keputusan, Jurnal STIE Semarang.
Kindarto, Asdani Kindarto. 2008. Belajar Sendiri YouTube (Menjadi
Mahir Tanpa Guru). Jakarta: PT Elexmedia Komputindo.
Komariah, Aan dan Trianata, Cepi. 2005. Visionary Leader Menuju
Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktik Riset Komunikasi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Maleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
McQuail, Dennis. 2003. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar.
Jakarta: PT Erlangga.
Muhtadi, Asep Saeful. 2015. Metode Peneitian Komunikasi Peneitian
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia.
Nasrullah, Rulli. 2016. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi. Bandung: Simbioasa Rekatama Media.
Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Prastowo, Andi. 2016. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif
Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaludin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:
Remaja.
Rivers, William L, dkk. 2003. Media Massa & Masyarakat Modern.
Jakarta; Kencana.
Romli, Asep Syamsul M. 2014. Jurnalistik Online. Bandung: Penerbit
Nuansa Cendekia.
Siagan, Sondang P.2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Siswanto, Victoriany A. 2012. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

36
Sugiono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA.
Sugiono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sutopo, Ariesto Hadi dan Arief, Adrianus Arief. 2010. Terampil Mengolah
Data Kualitatif dengan NVIVO. Jakarta: Kencana.
Tamburaka, Apriadi. 2013. Literasi Media Cerdas bermedia Khalayak
Media Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Thohir, M Thaib, Muin Abdul.1986. Ilmu Kalam. Jakarta: Widjaya.
Vera, Nawiroh. 2016. Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia.
Yusup, Pawit dan Subekti, Priyo. 2010. Teori & Praktik Penelusuran
Informasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Skripsi
Setiabudi, Hartanto. 2018. Motif Subscriber menonton Channel Youtube
(Studi Deskriptif Kualitatif Motif Subscriber menonton channel
Youtube Presiden Joko Widodo). Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Garmabrata, Galuh. 2014. Realitas KOMPAS TV Dalam Menggunakan
YouTube Sebagai Sarana Menyebarluaskan Berita. Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Soisal dan Imu Politik.
Novia, Deby. 2016. Efektivitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber
Informasi bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa
Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa
Barat). Jakarta: Universitas Syarif Hidayatullah, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi.
Nakkok. 2016. Efektifitas Penggunaan Media Sosial Academica Terhadap
Pemenuhan dan Penyebaran Kebutuhan Informasi Mahasiswa
Ilmu Komunikasi FISIP USU. Medan: Universitas Sumatera Utara,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Aguend, Muhammad Guntur. 2017. Motivasi Blogger dalam Presentasi
diri di Youtube (Studi Deskriptif Kualitatif Vlogger Nizar Miftah,

37
Bram Dermawan dan Hafied Dharmawan. Yogyakarta: Universitas
Sunan Kalijaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora.

Jurnal
Setiadi, Ahmad . 2016. Pemanfaatan Media Sosial untuk Efektifitas
Komunikasi. Jurnal Humaniora Bina Sarana Informatika Vol. 16
No. 2.

Internet
https://katadata.co.id/infografik/2019/03/06/youtube-medsos-no-1-
di-indonesia, diakses pada 20 Januari 2020.
https://www.youtube.com/intl/id/about/, diakses tanggal 29 Januari
2020.

J. Lampiran
I. Pedoman Wawancara dengan redaksi Kajian Semarang TV
Nama :
Jabatan :
Umur :
Alamat :

38
1. Apa informasi religi itu penting bagi masyarakat?
2. Kenapa menggunakan YouTube dalam menyebarkan informasi
religi?
3. Informasi religi apa saja yang biasanya ada dalam YouTube?
4. Bagaimana tanggapan anda mengenai penyebaran info religi
melalui YouTube?
5. Menurut anda apa kelebihan YouTube dibanding media lain dalam
menyampaikan informasi religi?
6. Apa manfaat menggunakan YouTube sebagai media penyebaran
informasi religi?
7. Bagaimana membuat penonton agar tertarik melihat kajian religi
yang dibagikan di YouTube?
8. Bagaimana sejarah terbentuknya Kajian Semarang TV?
9. Apa tujuan dari strategi Kajian Semarang TV menggunakan
YouTube untuk penyebaran informasi religi?
10. Bagaimana segi jumlah penontonnya? Apakah semakin hari
semakin bertambah?
11. Kendala apa yang dialami Kajian Semarang TV dalam strategi
menyebarluaskan kajian religi melalui YouTube? Bagaimana
redaksi menemukan solusi dari kendala tersebut?

II. Pedoman Wawancara dengan Penonton :


Nama :
Alamat :
Email :
Umur :

39
1. Informasi apa yang didapat dengan menonton tayangan YouTube?
2. Seberapa sering anda menggunakan YouTube sebagai media untuk
mencari informasi yang anda butuhkan?
3. Perangkat apa yang anda gunakan untuk mengakses YouTube?
4. Koneksi apa yang dipakai saat mengakses YouTube?
5. Apa ada informasi religi yang biasanya anda akses di YouTube? Apakah
dalam mencari informasi religi sudah sesuai dengan keinginan anda?
6. Pengetahuan religi apa yang didapat dengan menonton tayangan di
YouTube?
7. Dengan mengakses YouTube, adakah anda merasakan damai saat
menonton tayangan yang ada di YouTube?
8. Kelebihan apa yang ada di YouTube dibanding dengan media lain dalam
menyajikan informasi religi?
9. Bagaimana tanggapan anda mengenai kajian religi yang ada di YouTube?
10. Apakah anda menemukan hiburan di YouTube? Hiburan apa yang anda
temukan?
11. Setelah menonton informasi religi di YouTube apakah menentukan
perilaku anda, bisa diberikan contohnya?
12. Kepuasan apa yang didapat setelah menonton informasi religi di
YouTube?
13. Mengakses YouTube dapat terpisah dari permasalahan anda? Jika iya/
tidak apa alasannya?
14. Apakah anda memperoleh kenikmatan jiwa setelah menonton tayangan
yang ada di YouTube? Alasannya?
15. Bagaimana tanggapan anda mengenai hadirnya YouTube khususnya
channel Kajian Semarang TV?
16. Dengan menggunakan perangkat apa anda menonton Kajian Semarang
TV?
17. Kenapa memilih untuk menonton kajian religi di Kajian Semarang TV?
18. Informasi religi apa yang didapat di channel Kajian Semarang TV?
19. Kajian religi apa yang anda sering tonton?

40
20. Menurut anda efektifkah Kajian Semarang TV menggunakan YouTube?
Alasannya?
21. Hambatan apa yang dialami saat mengakses Kajian Semarang TV?

41

Anda mungkin juga menyukai