A. Judul Skripsi
1
Hendro Setyo Wahyudi, Mita Puspita Sukmasari. “Teknologi dan Kehidupan Masyarakat”.
Jurnal Analisa Sosiologi, (2014), h. 14.
2
2
Benny A. Pribadi, Media & teknologi dalam pembelajaran, (Prenada Media, 2017), h. 13-
14.
Palupi, Rismaka, Umi Istiqomah, Fella Vidia Fravisdha, Nur Lail Septiana, and Ailyn
3
Maharung Sarapil. "Analisis Penggunaan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Di Era
Modern." Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, (2021), h. 90.
3
Media sosial yang akhir-akhir ini semakin maju dan berkembang menawarkan
berbagai kemudahan dalam penjebaran informasi yang dapat diakses oleh semua
kalangan manusia. Media sosial yang paling popular di era modern ini yaitu Twitter,
Facebook, Line, Tinder, WhatsApp, Skype, Instagram, Path, TikTok dan lain-lain .
Namun, penelitian ini fokus pada satu media sosial yaitu aplikasi TikTok. TikTok
menjadi aplikasi terpopuler di Indonesia bahkan peringkat aplikasi kedua setelah
WhatsApp yang digemari pengguna medsos. Menurut laporan dari Sensor Tower
yang mana TikTok diunduh sebanyak 87 juta kali dan menjadikan TikTok menjadi
aplikasi yang paling banyak diunduh mengalahkan aplikasi Zoom yang marak pada
masa pandemi Covid-19.4 Aplikasi tiktok merupakan contoh media yang digunakan
dalam berdakwah, karena di dalamnya dapat dimasukkan pesan-pesan dakwah yang
bisa diambil pelajarannya kapan pun, di mana pun selama masih terhubung dengan
jaringan.
Munculnya pendakwah Islam muda di Tiktok secara tidak langsung mampu
menarik perhatian masyarakat, mengajak masyarakat untuk belajar Islam, kemudian
masyarakat mulai membantu untuk membagikan konten dakwah ke publik atau
khalayak umum dalam berbagai macam media sosial yang dimiliki. Mengunggah
konten yang berisi dakwah pada aplikasi TikTok yang dikemas dengan video singkat
dan berbobot menjadi salah satu cara untuk membantu masyarakat mengkonsumsi
konten yang bermanfaat. Media sosial khususnya aplikasi tiktok yang akhir-akhir ini
semakin maju dan berkembang menawarkan berbagai kemudahan dalam penjebaran
informasi yang dapat diakses oleh semua kalangan manusia.
4
Palupi, Rismaka, Umi Istiqomah, Fella Vidia Fravisdha, Nur Lail Septiana, and Ailyn
Maharung Sarapil. "Analisis Penggunaan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Di Era
Modern." Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, (2021), h. 91.
4
Ayu Febriana, Pemanfaatan Tik-Tok Sebagai Media Dakwah:(Studi Kasus Ustad Syam, di
5
diminati oleh kalangan mahasiswa dan anak muda yang sejatinya lebih mampu dan
up to date terhadap perkembangan teknologi dan informasi, perkembangan gadget
juga mendukung perkembangan media sosial itu sendiri.
Media sosial yang menawarkan aplikasi khusus dan dikemas secara menarik
juga membantu penggunanya untuk terus mengikuti perkembangan media sosial itu
sendiri. Media sosial khususnya aplikasi tiktok menawarkan berbagai kemudahan
dalam penyebarluasan dan penerimaan informasi. Mudah dan cepat juga menjadi
andalan dari media sosial itu sendiri. Hal ini menyebabkan mahasiswa Komunikasi
Penyiaran Islam IAIN Bone memanfaatkan aplikasi tiktok sebagai sarana
menyampaikan dakwah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
pesat ini, telah membawa umat manusia ke suatu era yang belum dialami
sebelumnya. Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, pemanfaatan
aplikasi tiktok sebagai sarana dalam menyampaikan dakwah banyak dilakukan oleh
mahasiswa dan mampu meningkatkan skill mahasiswa dalam berdakwah, khususnya
mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone untuk membangun pola pikir
dan selain itu juga menawarkan nilai-nilai pendidikan terutama dari aspek moralitas
dan prestasi mahasiswa hal ini dimaksudkan untuk mengimbangi laju dari kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini.
Berbicara mengenai pemanfaatan aplikasi tiktok dalam dunia dakwah
tentunya merupakan hal yang menarik. Beberapa Negara sangat menyukai aplikasi
tiktok, Negara India menempati posisi pertama dengan pengguna tiktok terbesar
sebanyak 99,8 juta jiwa, pada posisi kedua yaitu Negara Amerika serikat dengan 45,6
juta jiwa, posisi ke tiga yaitu Negara Brasil dengan 34,7 juta jiwa, dan Indonesia
menempati posisi ke empat dengan 30,7 juta jiwa, pengguna tiktok untuk Negara
6
Rusia sebanyak 25 juta pengguna tiktok dan Negara Meksiko sebanyak 24,2 juta
pengguna tiktok.6 Pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai sarana dalam menyampaikan
dakwah oleh mahasiswa, mampu meningkatkan skill mahasiswa dalam berdakwah,
khususnya mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone.
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam
IAIN Bone sebagai pengguna aplikasi tiktok dalam menyampaikan dakwah. Calon
peneliti tertarik untuk menjadikan mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN
Bone sebagai subjek dari penelitian ini karena mahasiswa Komunikasi Penyiaran
Islam merupakan salah satu prodi yang memang sudah memiliki bekal dalam bidang
dakwah, yang mana dengan adanya penelitian ini, calon peneliti juga bermaksud
ingin memberikan sebuah kontribusi untuk para pelaku produksi konten terutama
konten dakwah ataupun untuk pembaca agar dapat dijadikan contoh dalam
mensyiarkan Islam dengan cara milenial. Karena melihat majunya perkembangan
teknologi yang memberikan manfaat seperti memberikan kemudahan dalam interaksi
dan komunikasi kita sebaiknya sebagai mahasiswa KPI harus memanfaatkan
kesempatan tersebut untuk menyampaikan dakwah dengan mengikuti perkembangan
teknologi yang ada. Salah satunya dengan memanfaatkan media sosial khususnya
aplikasi tiktok yang sangat memberikan pengaruh besar bagi khalayak dalam
menerima informasi dakwah Islam yang akan diberikan. Maka, calon peneliti tertarik
untuk mengkaji secara ilmiah tentang “Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media
Dalam Menyampaikan Pesan Dakwah Oleh Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam
IAIN Bone”.
6
Afriza Indah Fitri, Efektivitas Media Tiktok, Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 1 Juni (2021).
h. 346.
7
C. Rumusan Masalah
D. Definisi Operasional
1. Tik Tok
7
Wisnu Nugroho Aji, Aplikasi Tiktok Sebagai Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia, Klaten: Unikal Press, (2018). h. 438.
8
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Jl. Tambra Raya, (2004). h. 272.
9
3. Media
Kata media, berasal dari bahasa Latin, median, yang merupakan bentuk
jamak dari medium secara etimologi yang berarti alat perantara. Wilbur Schramm
mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam
pengajaran. Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik
yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video, kaset, slide,
dan sebagainya.9 Media yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah aplikasi Tik
Tok.
1. Tujuan Penelitian
9
Farihah, Irzum. "Media Dakwah Pop." AT-TABSYIR; Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam 1,
no. 2 (2013), h. 26-27.
10
2. Kegunaan Penelitian
berikut:
F. Kajian Pustaka
Milenial”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran kaum milenial
memiliki peranan penting dan besar dalam memajukan dakwah Islam. Segala bentuk
konten dakwah diharapkan dapat disebarluaskan melalui platform-platform media
yang ada agar mudah dikenal oleh setiap orang di penjuru dunia.10
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini ialah sama-sama
membahas pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai media dakwah. Sedangkan letak
perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu membahas tentang strategi
pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai media dakwah untuk kaum milenial. Adapun
penelitian ini lebih fokus membahas bagaimana mahasiswa Komunikasi Penyiaran
Islam IAIN Bone memanfaatkan aplikasi tiktok dalam menyampaikan dakwah.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Amelia, R., Habe, M. J., &
Afriansyah, A pada tahun 2021 dengan judul peneitian “Pesan Dakwah Husain
Basyaiban Dalam Konten Tiktok”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian deskriptif. Fokus dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam konten tiktok Husain Basyaiban dan
bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos dalam konten tiktok Husain
Basyaiban. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu peneliti menemukan
bahwa di dalam video tersebut mengandung beberapa makna dan pesan yakni saling
menghormati ritual agama orang lain, ketika agama dihina wajib dilawan, berhati-
hati dalam menjaga akidah, pentingnya hati nurani dalam toleransi dan peneliti juga
Pemanfaatan Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Dakwah Untuk Kaum Milenial. at-thullab Jurnal
Mahasiswa Studi Islam, (2021). h. 70
12
menemukan makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam konten tiktok Husain
Basyaiban.11
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini ialah sama-sama
meneliti media Tiktok yang dimanfaatkan sebagai media dakwah. Sedangkan letak
perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu membahas secara khusus pesan
dakwah yang terkandung dalam konten tiktok Husain Basyaiban. Adapun penelitian
ini membahas pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai media untuk menyampaikan
pesan dakwah oleh mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone.
Ketiga, penelitian Dinda Rizky Hayati pada tahun 2021 dengan judul
penelitian “Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Oleh Ikhwan
Mukhlis”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Fokus dalam penelitian ini yaitu alasan memilih tiktok
sebagai media dakwah serta proses pembuatan konten dan penentuan tema dakwah
yang akan disampaikan. Hasil penelitian ini, alasan Ikhwan Mukhlis menggunakan
media tiktok sebagai media dakwahnya karena menurutnya lebih mudah sampai
kepada target yang dituju dan diterima di kalangan remaja. Mengingat bahwa
aplikasi tiktok menjadi salah satu aplikasi favorite dan booming pada saat ini dan
penentuan materi atau tema dakwah yang akan dibawa oleh Ikhwan Mukhlis
berdasarkan fenomena yang sedang terjadi atau viral, selain itu juga yang
menurutnya suatu fenomena yang sekitarnya perlu pembenaran.12
11
Amelia, R., Habe, M. J., & Afriansyah, A. “Pesan Dakwah Husain Basyaiban Dalam
Konten Tiktok” Doctoral dissertation, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Februari (2021). h. 20
12
Dinda Rizky Hayati, Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Oleh Ikhwan
Mukhlis, (Skripsi UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri, 2021). h. 6
13
berikut :
Tabel 1
Perbandingan Penelitian
Nama Fokus Pendekatan Metode Hasil Penelitian
Peneliti dan Penelitian Teoritis Penelitian
Objek
Penelitian
Ramdani, Menyampai Teori Kualitatif Hasil dari
Safrinal, kan dakwah Komunikasi deskriptif penelitian ini
Latuconsina, secara Massa dapat
& Purwanto. kreatif disimpulkan
Judul sesuai bahwasanya
penelitian dengan peran kaum
Strategi tantangan milenial
Pemanfaatan zamannya memiliki
Aplikasi Tik peranan penting
Tok Sebagai dan besar dalam
Media memajukan
Dakwah dakwah Islam.
Untuk Kaum
Milenial
14
2. Kajian Teoritis
a. Aplikasi Tiktok
13
Sholihatul Atik H, Luluk Farida, Pemanfaatan Media TikTok Sebagai Media Dakwah
Bagi Dosen IAI Sunan Kalijogo Malang, Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Volume 2 Nomor 1
Januari (2021). h. 4-5.
16
pengguna lain. Aplikasi Tiktok juga membuat pengguna menjadi kecanduan untuk
melihat bahkan membuat sendiri video-video yang unik dan dapat memotivasi dan
mengedukasi orang.14
Keinginan pengguna untuk menggunakan media sosial dipengaruhi oleh
fitur-fitur yang ada di Tik Tok serta keinginan untuk mencari kepopuleran.
Tentunya, Tik Tok akan semakin menarik karena memiliki berbagai jenis efek video
yang akan membuat pengguna semakin ingin berkreasi video melalui Tik Tok
dibandingkan dengan aplikasi media sosial lainnya.15
1) Fitur-Fitur pada Aplikasi Tiktok yaitu:16
a) Fitur Musik
Fitur ini menyediakan berbagai jenis genre lagu ataupun instrument yang
dapat digunakan oleh pengguna dengan menyesuaikan konten video yang akan
dibuat.
b) Fitur Filter
Fitur filter dapat digunakan untuk mengubah tone warna pada video, tone
warna pada gambar, serta kemampuan untuk mempercantik wajah.
c) Fitur Stiker
Video Fitur ini dapat digunakan untuk menambah gambar berupa stiker
pada video dan menyediakan kemampuan untuk mengedit video yang akan diunggah
menjadi video slowmotion.
14
Farrel and Kenny, Normalitas Baru Bersama Covid-19, (Semarang: Jl.Pawiyatan, 2020),
h.142.
Wandi, W. Social Media Tik Tok in Islamic Perspective. (Palakka: Media and Islamic
15
d) Reaction Video
Fitur voice effect akan mengubah suata tone video yang dibuat seperti efek
suara tupai, getaran, suara elektrik hingga suara yang ngebass ataupun keras.
2) Bentuk-Bentuk Konten dalam Tiktok yaitu:17
a) Bisnis
17
Dinda Rizky Hayati, Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Oleh Ikhwan
Mukhlis, (Skripsi UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri, 2021), h. 34.
18
sumber income yang baik. Akan ada banyak tawaran dari brand – brand yang ingin
menggunakan jasa sebagai seorang brand influencer.
c) Hiburan
Konten video Tiktok juga bisa hanya sebuah hiburan semata. Ada banyak
konten-konten lucu serta menarik yang bisa digunakan sebagai cara untuk
menghibur diri.18
d) Informasi
Konten Tiktok juga dapat digunakan sekedar berbagi informasi dengan
penggunanya. Banyak para ahli profesi dari berbagai bidang yang sharing ilmunya
melalui video Tiktok. Tidak hanya ahli profesi, adanya juga orang awam biasa yang
sekedar berbagi ilmu yang dimiliki dengan pengguna lainnya. Mulai dari ranah
kesehatan, kecantikan, masakan, dekorasi dan interior, sampa ranah agama, dll.
Namun, sebagai pengguna juga harus cermat dan hati-hati dalam mengkonsumsi
maupun membuat konten dalam hal ini, karna perlu pemahaman yang cukup serrta
sumber yanng jelas supaya tidak masuk kedalam penyebaran informasi hoax.
3) Mekanisme Pembuatan Tiktok yaitu:19
18
Sholihatul Atik Hikmawati, Luluk Farida, Pemanfaatan Media TikTok Sebagai Media
Dakwah Bagi Dosen IAIN Sunan Kalijogo Malang, Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Al-Ittishol
Volume 2 Nomor 1 Januari (2021). h. 5.
19
Dinda Rizky Hayati, Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Oleh Ikhwan
Mukhlis, (Skripsi UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri, 2021), h. 34.
19
Cara membuat video Tiktok, bisa dengan klik ikon + (plus) yang berada di
tengah. Lalu setelah muncul halaman pembuatan video, pengguna dapat mengatur
audionya yang berada sisi paling atas dengan label “Sounds”. Jika sudah di klik,
maka muncullah jendera baru yang menampilkan ragam audio dengan pilihan genre,
efek dan juga durasi. Pilih salah satu yang sekiranya cocok dan pas dengan konten
video yang akan dibuat dengan pengguna. Setelah audio sudah dipilih, label sounds
sebelumnya akan berganti menjadi judul audio yang sudah dipilih. Selain audio,
pengguna juga dapat menggunakan filter untuk efek yang berbeda dari biasanya. Hal
itu merupakan pilihan tergantung selera dan kebutuhan konten yang akan
ditampilkan. Di salah satu menu jendela kamera ini, memiliki fitur timer yang
berguna jika pengguna merekam seorang diri. Setelah video selesai di rekam dan di
edit, maka pengguna bisa langsung mengupload videonya.
21
Cara lain untuk membuat video Tiktok adalah dengan mengunggah atau
upload dari galeri. Dalam posisi jendela kamera terbuka di aplikasi Tiktok, disebelah
kanan tombol shutter ada satu tombol lain yang bisa di tap akan membuka jendela
galeri. Dari sana, pengguna bisa upload video yang telah direkam sebelumnya, bisa
dari hasil editing atau sumber lainnya. Setelah video yang akan diunggah dipilih,
klik tombol Next. Tunggu beberapa saat sampai video selesai di proses. Setelah itu,
pengguna bisa menambahkan efek, audio, teks dan lain-lain ke dalam video. Jika
sudah selesai, klik tombol Next lagi.
Berikan caption yang menarik dan mewakili video tersebut, tambahkan juga
hastag dan mention teman jika perlu. Pengguna juga dapat mengatur beberapa opsi
privasi, seperti komentar, duet, stich dan ketersediaan tombol download. Terakhir,
klik tombol Post dan video berhasil diunggah ke Tiktok.
Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata atau komunikasi baik lisan maupun
tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain. Pesan menjadi inti dari setiap
proses komunikasi yang terjalin. Dakwah sendiri secara etimologis berasal dari
bahasa Arab (Da’aa-Yad’uu-Da’watan) yang berarti menyeru, memanggil, mengajak,
mengundang. Menurut istilah atau terminologis dakwah diartikan dengan mengajak
manusia kepada kebaikan dan petunjuk Allah swt, menyeru mereka kepada kebiasaan
yang baik dan melarang mereka dari kebiasaan yang tidak baik supaya mendapatkan
keberuntungan di dunia dan akhirat.20
Dalam literatur bahasa Arab, pesan dakwah disebut maudhu’ al- da’wah.
Istilah pesan dakwah lebih tepat untuk menjelaskan “isi dakwah berupa kata, gambar,
lukisan, dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan
perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah”. Jika dakwah melalui tulisan
umpamanya, maka yang ditulis itulah pesan dakwah. Jika dakwah melalui lisan,
maka yang diucapkan pembicara itulah pesan dakwah. Jika melalui tindakan, maka
perbuatan baik yang dilakukan itulah pesan dakwah.21
Jadi, pada prinsipnya pesan apa pun dapat dijadikan sebagai pesan dakwah
selama tidak bertentangan dengan sumber utamanya, yaitu Al-Qur’an dan Hadis.
Secara garis besar pesan dakwah terbagi menjadi dua, yaitu pesan utama (Al-Qur’an
dan Hadis) dan pesan tambahan atau penunjang (selain Al-Qur’an dan Hadis).
Muhammad Qadaruddin Abdullah, Pengantar Ilmu Dakwah, (Penerbit Qiara Media, 2019),
20
h. 2-3.
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Jl. Tambra Raya, 2004), h. 272.
21
23
2) Prinsip Dakwah
Dalam konteks ini para dai menerapkan prinsip proporsionalitas, dalam arti
berusaha beradaptasi dengan realitas umat dakwah, agar mampu meminimalisasi
terjadinya benturan antara ajaran dakwah dan realitas umat. Menurut sebagian ulama
al-hikmah adalah “ketepatan dalam ucapan dan perbuatan”.
b) Prinsip Al-Mau’idzatul Hasanah (nasihat yang baik)
Prinsip dakwah ini para dai berusaha memberi perintah dan larangan diiringi
motivasi (targhrib) dan larangan (tarhib), yang diutarakan lewat perkataan yang
menyentuh hati, menggugah jiwa, dan mencairkan segala bentuk kebekuan hati, serta
dapat menguatkan keimanan dan petunjuk yang mencerahkan.
c) Prinsip Memberi Kemudahan
Dalam konteks ini seorang dai hendaknya, tidak menari di atas penderitaan
umat. Artinya jangan menambah beban terhadap apa yang tengah dialami oleh umat.
22
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: PT Karya Toha
Putra,2016), h. 22
24
e) Prinsip Keadilan
Dalam dakwah seringkali terjadi gesekan antara sesama muslim dan non
muslim. Karena itu perlu adanya sikap toleransi dalam hal akidah. Selanjutnya
terhadap non Muslim, maka sikap seorang dai menghargai keragaman (pluralisme)
yang dapat menimbulkan konflik antar agama dan golongan. Karena itu, kehadiran
seorang dai harus mampu memposisikan dirinya sebagai penengah atau berusaha
mencari titik temu dari berbagai perbedaan yang ada.
g) Prinsip Totalitas
23
Abdul Wahid, Dakwah Pendekatan Komunikasi Antar Budaya, (Jakarta: Tambra Raya,
2019), h. 64-76.
25
dengan hasil yang efektif dan efisien. Tidak semua metode cocok untuk setiap sasaran
dakwah yang akan dipengaruhi.24
Pedoman dasar atau prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah
termaksud dalam Al-Qur’an dan al-Hadis Rasulullah saw. Dalam Al-Qur’an prinsip-
prinsip dakwah disebutkan dalam QS. An-Nahl/16: 125.
ض َّل عن
َ َن ر َو أَ ۡعل أَ ۡح هم ِبٱلَّ ِتي ٱ ۡد لَ ٰى ِبي ر ِح ۡك َم ِة ۡ وع ِة س
هي mۡ ۡ
م ك ه من ِإ َّن و ٰ َج ِدۡل ك ِبٱۡل وٱل َم ٱ لح ظ َن ِ ِل
َّب ِة س ب
س
٥ س ِبي ِل ۦِه َو أَ ۡعل ۡ هَت ِدي َن
ل مmmۡ ٱ٢١ م وه
Terjemahnya:
Serulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan
pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih
baik. Sesungguhnya Tuhan engkau. Dia yang lebih tahu siapa yang
sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih tahu siapa yang mendapat
petunjuk.25
Terjemahan diatas merupakan terjemahan yang ditulis dalam tafsir al-Azhar
karya Hamka. Dalam tafsirnya, Hamka menjelaskan bahwa ayat diatas mengandung
ajaran kepada Rasul saw., tentang cara melancarkan dakwah atau seruan terhadap
manusia agar mereka berjalan diatas jalan Allah (Sabilillah), atau Shirathal
Mustaqim, atau ad-Dinul Haqq, Agama yang benar. Menurut Hamka, di dalam
melakukan dakwah, hendaklah memakai tiga macam cara atau metode yaitu :26
(a) Hikmah (Kebijaksanaan) yaitu di mana seorang dai memperhatikan situasi dan
kondisi masyarakat sebelum menentukan tema yang akan disampaikan, dan juga
berarti sebagai kemampuan seorang dai dalam menyampaikan pesan dakwah,
hingga bisa dipahami oleh masyarakat dengan mudah. Maka dengan hikmah ini,
seorang juru dakwah dianjurkan untuk menyampaikan tema-tema yang faktual
24
Farwah Quraisyiah, Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Shihab, MA,
Skripsi Online, ( Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2014 ), h. 19.
25
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 2016, h. 224.
26
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz. XIII-XIV, (Jakarta: Pustaka Panjimas), h. 314.
26
27
Hamka, Tafsir Al-Azhar, h. 321.
28
Masyur Amin, Metode Dakwah Islam dan Beberapa Keputusan Pemerintah tentang
Aktivitas Keagamaan, (Yogyakarta : Sumbangih, 1980 ), h. 34.
29
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz. XIII-XIV, (Jakarta: Pustaka Panjimas), h. 322.
30
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah “Pesan, kesan, dan keserasian al-Qur’an”, Vol.6,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 775.
27
Ketiga pokok cara atau metode dakwah diatas, menurut Hamka amatlah
diperlukan disegala zaman. Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat
manusia kepada jalan yang benar itu, sekali-kali bukanlah propaganda, meskipun
propaganda itu sendiri kadang-kadang menjadi bagian dari alat dakwah.31
4) Perkembangan Dakwah
Dakwah sebagai salah satu misi Islam berkembang dengan cepat melalui
media tradisional sampai modern. Dengan demikian seorang dai harusnya faham
betul dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga bisa
dikatakan siapa yang mampu menguasai teknologi itulah yang mampu menggenggam
dunia.32
Perkembangan dakwah sendiri tidak bisa terlepas dengan budaya yang
dibangun masyarakat saat ini. Masyarakat modern yang cenderung pragmatis juga tak
lepas dari sasaran dai, namun bagi masyarakat modern yang cenderung hedonis
dalam kehidupannya lebih menyukai suguhan dakwah melalui media yang mudah
diakses oleh mereka. Sehingga munculah istilah media dakwah pop, misalnya:
televisi, musik, film dll. Hal ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat
modern dalam memahami ajaran agamanya melalui suguhan yang bersifat instan
namun mampu memberikan kepuasan bagi mereka.33
Di era informasi canggih seperti sekarang ini, tidak mungkin dakwah masih
hanya menggunakan pengajian di mushalla yang hanya diikuti oleh mereka yang
hadir di sana. Penggunaan media-media komunikasi modern adalah sebuah
31
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz. XIII-XIV, (Jakarta: Pustaka Panjimas), h. 322.
32
Farihah, Irzum. "Media Dakwah Pop." AT-TABSYIR; Jurnal Komunikasi Penyiaran
Islam, no. 2 (2013), h. 25.
33
Taufik M. T. Dakwah Era Digital: Sejarah, Metode dan Perkembangan (Vol. 1). Yayasan
Islam Ta'limiyah Al-Ikhlash (2020).
28
34
Farihah, Irzum. "Media Dakwah Pop." AT-TABSYIR; Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam,
no. 2 (2013), h. 34.
29
Bukhari). Mempermudah urusan bukanlah membolehkan segala sesuatu hal yang ada
dalam kehidupan ini. Misalnya, apabila seseorang baru masuk Islam misalnya.
Setelah ia mengucapkan dua Kalimah Syahadat. Maunya jangan langsung dengan
serta merta kita menyuruh membayar zakat, dan naik haji. Akan tetapi jika ia baru
saja masuk Islam maka kita memberikan kabar gembira, kabar yang menyenangkan
serta menyejukkan. Misalnya kita memberikan penjelasan bahwa Islam Agama yang
menghormati sesama manusia misalnya.35
Sehubungan dengan metode yang digunakan oleh Rasulullah dapat diterapkan
sampai sekarang sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari sebegai berikut:
Rasulullah berkata kepada Mu’az bin Jabal sebelum beliau melepaspaskannya
ke Yaman: “Sesungguhnya engkau akan mendatangi negeri yang
penduduknya ahli kitab. Jika engkau sampai ke sana, dakwahilah mereka
untuk mengikrarkan dua kalimat syahadat. Jika mereka merspon dakwahmu,
maka sampaikanlah pada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shalat
lima waktu sehari semalam, jika mereka menaati perintah ini, maka
sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka zakat yang
diambil dari orang-orang kaya untuk didistribusikan kepada orang miskin
diantara mereka. Jika mereka menaati perintah ini, maka berhati-hatilah
dengan harta berharga mereka, dan berhati-hatilah dengan doa orang yang
terzalimi, karena doa mereka lebih berhijab untuk sampai kepada Allah
(Hadis, RW Bukhari).36
Pesan hadis di atas menunjukkan bahwa, pelaksanaan dakwah berdasarkan
metode tertentu haruslah melihat fenomena yang ada dalam masyarakat tersebut.
Dengan kata lain metode dakwah seharusnya dengan sangat hati-hati disampaikan.
Jika salah satu metode dakwah atau dakwah yang dijalankan berjalan secara harmonis
maka langkah selanjutnya harus dilakukan. Namun jika strategi pertama tidak
mendapat sambutan, maka jangan terlalu dipaksakan kepada mad’u, atau sasaran
dakwah. Artinya sasaran dakwah sangat kondisional. Metode dan strategi dakwah
35
Abdul Rani Usman, Metode Dakwah Kontemporer, Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan
Pengembangan Ilmu Dakwah, Vol. 19, No. 28, Juli-Desember (2013). h. 110.
36
Abdul Rani Usman, Metode Dakwah Kontemporer, Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan
Pengembangan Ilmu Dakwah, Vol. 19, No. 28, Juli-Desember (2013). h. 110.
30
yang dilakukan berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain. Dan juga dakwah
sebagai strategi dan negosiasi ini sangat erat dengan budaya setempat. Salah satu
strategi dan metode dakwah yang dilancarkan oleh Rasulullah sebagai berikut:
Dari Anas bin Malik, ketika Rasulullah ingin menulis surat ke Raja Romawi
para sahahat berkata: “Sesunguhnya mereka (orang-orang Romawi), tidaka
akan menerima dan membaca surat kecuali surat yang berstempel. Anas
berkata: Maka Rasulullahpun membuat cincin dari perak, seolah-olah aku
melihat putihnya perak tersebut di tangan Rasulullah, stempel tersebut
tertulis:Muhammad Rasulullah. (HR. Muslim).37
Hadis di atas memberi pesan singkat kepada kita umat Islam untuk
melanjutkan risalah dakwah sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh Muhammad
saw. Rasulullah sangat menghargai informasi yang disampaikan oleh para sahabat,
sehingga informasi tersebut ditindaklanjuti demi kepentingan dakwah. Kita ketahui
bahwa bangsa Romawi merupakan bangsa yang besar pada waktu itu, sekaligus
peradabannya tinggi. Karena peradabannya tinggi, maka segala sesuatu harus terukur,
teratur dan sangat rapi. Oleh karena itu boleh jadi sebelumnya Rasulullah mengirim
surat kepada orang lain tidak memakai stempel. Maka untuk kaum Romawi surat
tersebut harus mempunyai stempel. Dan Rasulullah pun memenuhi hal tersebut, guna
tercapainya tujuannya. Inilah merupakan salah satu contoh metode dakwah yang
dipraktekkan oleh Rasulullah tempo dulu.
Melakukan dakwah sebagaimana yang dipraktekkan oleh Rasulullah, memang
sangatlah berat. Namun demikian seorang dai harus melakukan sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Islam yang kita anut merupakan agama yang paling
mulia sehingga harus melakukan amar makruf nahi mungkar dimana saja dan kapan
saja, termasuk terhadap pemimpin kita yang dianggap menyimpang. Hal tersebut
disabdakan oleh Rasulullah sebagai berikut:
37
Abdul Rani Usman, Metode Dakwah Kontemporer, h. 111.
31
Jihad yang paling utama ialah mengucapkan perkataan yang benar terhadap
penguasa yang zalim,( HR, Ibnu Majah dari Abu Said, diriwayatkan oleh
Ahmad, Thabrani, dan Baihaqi dari Abu Umamah, dan diriwayatkan oleh
Ahmad, Nasai’ dan Baihaqi Thariq bin Syihab dengan Sanad Shahih).38
Perkataan yang benar merupakan salah hal yang sangat sulit dipraktekkan
dihadapan orang-orang berbeda pandangan dengan kita. Dengan kata lain perkataan
yang benar sulit dihadapkan pada orang yang bodoh. Namun demikian perkataan
yang benar harus diucapkan dimana saja. Perkataan yang benar merupakan dakwah
yang sangat bermakna dihadapan orang yang menyimpang dengan kebenaran. Saat
ini berbicara yang benar kadang-kadang sangat sulit dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun demikian perkataan yang benar tersebut harus dilakukan,
sebagagai pertanda kita melakukan dakwah dalam kehidupan sehari-hari.39
6) Pemanfaatan Tiktok Sebagai Media Dakwah Islam
38
Abdul Rani Usman, Metode Dakwah Kontemporer, Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan
Pengembangan Ilmu Dakwah, Vol. 19, No. 28, Juli-Desember (2013). h. 111.
39
Abdul Rani Usman, Metode Dakwah Kontemporer, h. 111.
40
Adi Wibowo, “Penggunaan Media Sosial Sebagai Trend Media Dakwah Pendidikan Islam
Di Era Digital, ”Jurnal Islam Nusantara 3”, no. 2 (2019), h. 339.
32
sarana aplikasi yang tersedia seperti aplikasi TikTok yang marak digunakan oleh
masyarakat saat ini dari semua kalangan.41
TikTok memiliki peluang untuk menciptakan literasi khasanah keilmuan
tentang agama Islam yang sangat diperlukan oleh masyarakat luas dengan disajikan
sesuai dengan pola hidup masyarakat sekarang yang tidak bisa jauh dari smartphone.
Yang mendasari orang-orang memilih aplikasi tik tok karena ingin berbagi keilmuan
tentang Agama Islam. Agar Ilmu yang disampaikan membawa dampak yang luas
bagi para pengguna plaform ini.
Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa berkaitan dengan dakwah di dunia
maya, Islam sebagai agama yang responsif terhadap segala perubahan dan keadaan,
sudah selayaknya melakukan evaluasi terhadap “dakwah tradisional” yang dilakukan
selama ini. Dakwah dalam arti yang luas (bukan sekedar tabligh atau ceramah)
dituntut untuk mampu menembus dunia cyber dalam rangka menebarkan benih-benih
nilai mulia Islam.42
41
Sholihatul Atik H, Pemanfaatan Media TikTok Sebagai Media Dakwah Bagi Dosen IAI
Sunan Kalijogo Malang, Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Volume 2 Nomor 1 Januari 2021 : 4,
(2021 ), h. 8.
42
Sholihatul Atik H, Pemanfaatan Media TikTok Sebagai Media Dakwah Bagi Dosen IAI
Sunan Kalijogo Malang, h. 8.
33
lagi pembatas antara ruang dan waktu. Hal ini satu sisi tentu bisa menjadi yang
sangat baik, namun di sisi lain juga merupakan tantangan yang berat bagi masa
depan dakwah Islam.43
Sebagai agama paripurna, Islam telah mengandung seperangkat ajaran yang
komprehensif dan universal. Islam telah menyediakan segala hal yang dibutuhkan
manusia termasuk kebutuhan untuk membangun peradabannya, jika manusia mau
berfikir dan merenungkan ayat-ayatNya, baik ayat qouliyah maupun ayat kauniyah.
Maka benar adanya, jika Islam disebut sebagai agama yang senantiasa relevan
disegala tempat dan waktu. Namun perlu dipahami juga, bahwa nilai-nilai ideal
dalam ajaran Islam tidak akan bermakna apa-apa jika tidak sampai dan dipahami
oleh umat manusia. Oleh karenanya, upaya menyampaikan dan memahamkan ajaran
Islam kepada orang-orang yang belum mengerti dan memahami menjadi hal penting
yang harus dilakukan.44
Dakwah dapat disampaikan melalui berbagai cara dan berbagai media. Salah
satu di antaranya adalah melalui media sosial. Di zaman sekarang, media sosial telah
menjadi fenomena yang semakin mengglobal dan mengakar. Seperti diketahui
bersama, bahwa aplikasi-aplikasi media sosial sudah menjadi bagian tidak
terpisahkan dari alat komunikasi yang dibenamkan di dalam smarthphone, tablet,
laptop, dan PC. Kini, dengan semakin luas, cepat dan lebarnya koneksi internet,
konsumen semakin dimudahkan dalam mengakses aplikasi media sosial.45
43
Karim A. Dakwah Melalui Media: Sebuah Tantangan Dan Peluang. Jurnal Komunikasi
Penyiar Islam,(Online), 4(1), (2016). h. 170.
44
Eko Sumadi, Dakwah dan Media Sosial: Menebar Kebaikan Tanpa Diskrimasi, AT-
TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, (2016), h. 173.
45
Eko Sumadi, Dakwah dan Media Sosial: Menebar Kebaikan Tanpa Diskrimasi, h. 174.
34
Pada tahun 2014 pengguna internet di Indonesia mencapai 15% atau 38,2 juta
dari total jumlah penduduk sekitar 251,2 juta jiwa. Sedangkan pengguna medsos di
Indonesia juga mencapai sekitar 15% dari total jumlah penduduk Indonesia. Artinya,
hampir seluruh pengguna internet memiliki akun medsos. Para pengguna medsos ini
mengakses akun medsosnya rata-rata sekitar 2 jam 54 dan sebanyak 74% mengakses
akunnya melalui smartphone.46
Begitu massifnya manusia dalam memanfaatkan internet dan jejaring sosial.
Maka, tentu akan sangat efektif jika jejaring sosial digunakan sebagai sarana untuk
menebar kebaikan (berdakwah). Tentu segala informasi yang telah dishare di media
sosial akan secara langsung dan mudah diakses oleh siapa pun dan di manapun.
Karena media sosial dapat membuat manusia berkomunikasi satu sama lain di
manapun dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan tidak peduli
siang atau pun malam.
Oleh karenanya, pemanfaatan media sosial harus disertai dengan sikap arif
dan bijaksana. Menggunakan media sosial secara bijak akan memudahkan seseorang
untuk belajar, mencari kerja, mengirim tugas, mencari informasi, berbelanja, ataupun
berdakwah. Sebaliknya jika menggunakan media sosial dengan tidak hati-hati maka
bisa juga berdampak pada hal-hal yang buruk. Karena telah ada UU informasi dan
transaksi elektronik yang secara jelas mengatur soal perbuatan yang dilarang dalam
memanfaatkan media sosial.47
46
Karim A. Dakwah Melalui Media: Sebuah Tantangan Dan Peluang. Jurnal Komunikasi
Penyiar Islam,(Online), 4(1), (2016). h. 170.
47
Eko Sumadi, Dakwah dan Media Sosial: Menebar Kebaikan Tanpa Diskrimasi, AT-
TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, (2016), h. 189.
35
Untuk itu, dalam pemanfaatan media sosial secara umum maupun sebagai
sarana berdakwah harus memperhatikan etika-etika dan norma-norma dalam ber-
medsos. Tidak boleh melontarkan kalimat-kalimat yang berpotensi pada pencemaran
nama baik, juga dilarang membuat pernyataan-pernyataan yang provokatif dan
mengarah pada persoalan isu SARA. Meskipun mungkin niatnya baik, namun perlu
diperhatikan juga bahwa niatan baik harus dilakukan dengan cara-cara yang baik.
Sehingga tidak menimbulkan kegaduhan dan tindakan diskriminatif.48
Segala aspek yang berhubungan dengan proses pelaksanaan dakwah dan
sekaligus berkaitan dengan kelangsungan dakwah disebut unsur-unsur dakwah.49 Di
antaranya yaitu:
a. Dai
48
Karim A. Dakwah Melalui Media: Sebuah Tantangan Dan Peluang. Jurnal Komunikasi
Penyiar Islam,(Online), 4(1), (2016). h. 150.
49
Abdul Choliq, Dakwah Melalui Media Sosial Facebook, Jurnal Dakwah Tabligh, (2015). h.
174.
50
Abdul Choliq, Dakwah Melalui Media Sosial Facebook, h. 174.
36
b. Mad’u
Mad’u disebut juga sebagai objek dakwah adalah manusia dan mereka yang
menjadi sasaran dakwah. Mereka adalah orang-orang yang telah memiliki atau
setidak-tidaknya telah tersentuh oleh kebudayaan asli atau kebudayaan selain Islam.
Oleh karena itu, objek dakwah selalu berubah seiring perubahan aspek sosial
kultural, sehingga objek dakwah ini akan senantiasa menjadi perhatian dan
tanggapan khusus bagi pelaksanaan dakwah. Manusia di sini tidak hanya sebatas
yang telah beragama Islam, tetapi keseluruhan umat manusia.51
c. Materi Dakwah
Secara etimologi, media berasal dari bahasa latin median, yang berarti alat
perantara. Media dakwah berarti segala sesuatu yang bisa digunakan sebagai alat
dalam mencapai tujuan dakwah. Media dakwah juga bisa disebut sebagai wasilah.
Menurut Ya’qub, wasilah dakwah ada lima macam, yaitu lisan, tulisan, lukisan,
audio visual, dan akhlak. Pemilihan media dakwah tergantung dari keterampilan
seorang dai, mana media yang sesuai dan tepat dengan kondisi dan tempat mad’u
sebagai objek dan sasaran dakwah.53
Abdul Choliq, Dakwah Melalui Media Sosial Facebook, Jurnal Dakwah Tabligh, (2015). h.
51
175.
Abdul Choliq, Dakwah Melalui Media Sosial Facebook, h. 175.
52
e. Metode Dakwah
Metode berasal dari dua kata yaitu meta (melalui) dan hodos (jalan, cara).
Metode berarti suatu cara yang bisa ditempuh/ditentukan secara jelas untuk
mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana system, tata pikir manusia.
Metode dakwah berarti strategi atau cara para dai dalam menyampaikan materi
dakwah. Penggunaan metode dakwah oleh dai menentukan keberhasilan kegiatan
dakwah. Antara unsur-unsur dakwah sangat berkaitan satu sama lain. Jika metode
dakwah kurang tepat, akan mempengaruhi penerimaan dan penolakan mad’u.54
a) Teori Ekologi Media (Media Ecology Theory)
Teori Ekologi adalah studi tentang bagaimana media dan proses komunikasi
memengaruhi persepsi manusia, perasaan, emosi, dan nilai teknologi yang
mempengaruhi komunikasi melalui teknologi baru.
Perkembangan teknologi tentunya tidak bisa diragukan lagi. Kini, manusia
memiliki kemudahan dalam menyampaikan dan bertukar informasi tanpa
membutuhkan waktu lama kita bisa menyampaikan pesan secara cepat keberbagai
tempat dan dalam waktu yang singkat. Media Teori Ekologi berpusat pada prinsip-
prinsip bahwa masyarakat tidak bisa lepas dari pengaruh teknologi dan
teknologiyang akan tetap menjadi pusat untuk hampir semua lapisan masyarakat.55
54
Abdul Choliq, Dakwah Melalui Media Sosial Facebook, Jurnal Dakwah Tabligh, (2015). h.
177.
Richard West and Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Jakarta: Salemba
55
Humanika, 2009. h. 44
38
56
Richard West and Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,
Jakarta: Salemba Humanika 2010. h. 44
39
konsep global village memperlihatkan bahwa tidak ada yang dapat membatasi
belahan dunia lainnya yaitu dengan internet semua informasi secara cepat didapat di
belahan dunia lainnya.57
McLuhan dan Quentin Fiore menyatakan bahwa media dari sebuah era
menentukan esensi dari sebuah masyarakat. Mereka mengemukakan empat era
dalam sejarah media yang masing-masing berkaitan dengan mode komunikasi
dominan di zaman tersebut. McLuhan lebih jauh menyatakan bahwa media
bertindak sebagai perpanjangan indera manusia dari tiap era yaitu:58 Era tribal. Era
ini ditandai dengan tradisi lisan. Orang belum mengenal tulis menulis. Di masa ini,
menurut McLuhan, budaya berpusat pada telinga. Orang mendengar tanpa memiliki
kemampuan untuk menyensor pesan-pesan.
Konteks komunikasi hanya bersifat tatap muka. Ini yang membawa
masyarakat kolektif. Era melek huruf. Ini adalah era di mana komunikasi tertulis
berkembang pesat dan mata menjadi indera yang dominan. Zaman ini ditandai
dengan pengenalan abjad. Konteks komunikasi sosial sudah bersifat tidak langsung
karena dapat diwakili oleh tulisan. “Dunia tertulis” memberi konsekuensi lahirnya
masyarakat individualistik. Era cetak. McLuhan menyebut buku sebagai “mesin
pengajar pertama” di era ini. Segala macam tulisan dapat diduplikasi dengan jumlah
yang banyak. Di era ini teknologi yang utama adalah percetakan dengan
mengandalkan penglihatan sebagai indera yang dominan. Sama dengan era melek
huruf. Era elektronik. Media menjadi perpanjangan hampir seluruh indera manusia
di era ini. Telepon dan radio perpanjangan tradisi lisan. Televisi perpanjangan
57
Richard West and Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,
Jakarta: Salemba Humanika (2010). h. 45.
58
Richard West and Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. h. 45
40
Teori new media adalah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy.
Teori new media atau dalam bahasa Indonesia yang berarti media baru yakni,
teori yang membahas tentang perkembangan yang terjadi di media. Teori new
media ini berasumsi bahwa proses komunikasi tak lagi mempunyai arti
berkomunikasi secara face to face atau tatap muka, tetapi media sudah menjadi
hal yang wajar digunakan untuk bersosialisasi secara formal, sehingga media
memiliki nilai yang berarti bagi para penggunanya.60
Media baru (New Media) adalah istilah yang dimaksudkan untuk
mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi
dan komunikasi di akhir abad ke-20. Karakteristik dari new media adalah dapat
diubah (edit), bersifat jaringan, padat, interaktif dan bersifat user generated
content. User-generated content adalah konten atau isi artikel dalam internet
yang ditulis oleh khalayak umum, menandakan bahwa konten media internet
tidak lagi hanya dapat dimonopoli oleh pihak berkepentingan namun dapat
diunggah oleh semua internet user.61
59
Richard West and Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Humanika (2010). h. 45
60
Atep Hilmansyah, Literasi media siswa MAN Kota Cimahi Mengenai Pemberitaan Corona
di Media Sosial, Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Bandung, (2021), h. 7.
61
P Jamilah, YS Utami and Kurniadi E, Final Evaluation Of Radio Station Communication
Strategy For Media Convergence: Cakrawala Jurnal Penelitian Sosial, 2020. h. 69.
41
62
P Jamilah, YS Utami and Kurniadi E, Final Evaluation Of Radio Station Communication
Strategy For Media Convergence: Cakrawala Jurnal Penelitian Sosial, 2020. h. 70.
42
New media sendiri dapat didefinisikan media yang terhubung dengan internet.
Ceeber dan Martin dalam Vivi Oktaviani mendefinisikan bahwa new media adalah
media online yang berbasis teknologi dimana segala kebutuhan komunikasi berbentuk
digital. Sementara itu, menurut Bambang Mudjianto new media atau media baru
adalah sebuah istilah yang memuat karakteristik media lama secara konvergen.
Artinya media lama seperti televise, majalah, dan radio memiliki medianya masing-
masing. Majalah dengan kertasnya dan tv dengan gelombang satelit dapat terangkum
dan hanya menggunakan satu media yaitu internet.63
Internet yang merupakan media baru atau new media ini tengah booming
ditengah masyarakat saat dewasa saat ini, dikarenakan internet yang menawarkan
banyak kemudahan dalam segala aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah
dalam aspek komunikasi dan informasi. Dengan internet masyarakat bisa sangat
mudah berkomunikasi hingga saling berinteraksi dan berbagi informasi, ditambah saat
ini media sosial yang merupakan bagian dari internet sangat digandrungi oleh
masyarakat khususnya generasi milenial.64
Tak hanya memberikan kemudahan, namun disisi lain internet khususnya
media sosial mempunyai sisi negatif atau merugikan bagi masyarakat. Salah satu
contohnya adalah berkembang pesatnya hoax atau berita bohong yang dapat
menimbulkan disinformasi di tengah masyarakat.
63
Atep Hilmansyah, Literasi media siswa MAN Kota Cimahi Mengenai Pemberitaan Corona
di Media Sosial, Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Bandung, (2021), h. 8.
64
Atep Hilmansyah, Literasi media siswa MAN Kota Cimahi Mengenai Pemberitaan Corona
di Media Sosial, h. 8.
43
G. Kerangka Pikir
65
P Jamilah, YS Utami and Kurniadi E, Final Evaluation Of Radio Station Communication
Strategy For Media Convergence: Cakrawala Jurnal Penelitian Sosial, 2020. h. 71.
44
Mahasiswa KPI
Penyampaikan Dakwah
effects unik dan menarik yang dapat diunduh dengan mudah, tiktok dapat menggaet
kaum milenial untuk belajar Islam sesuai dengan masing-masing cara penyampaian.
Karena melihat majunya perkembangan teknologi yang memberikan manfaat seperti
memberikan kemudahan dalam interaksi dan komunikasi kita sebaiknya sebagai
mahasiswa KPI harus memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyampaikan
dakwah. Fokus penelitian dalam draft skripsi ini yaitu bagaimana mahasiswa KPI
IAIN Bone dalam memanfaatkan aplikasi tiktok.
Calon peneliti menggunakan dua teori untuk menganalisis penelitian yang
akan dilakukan yaitu teori ekologi media dan teori new media. Teori ekologi media
yang dikemukakan oleh Marshall McLuhan yang berpusat pada prinsip-prinsip
bahwa masyarakat tidak bisa lepas dari pengaruh teknologi dan teknologi akan tetap
menjadi pusat untuk hampir semua lapisan masyarakat. Prinsip ini menjadi jembatan
bagi calon peneliti untuk lebih mudah dalam menjelaskan pemanfaatan media sosial
khusunya aplikasi tiktok. Kedua teori new media yang dikembangkan oleh Pierre
Levy yang mengemukakan bahwa new media merupakan teori yang membahas
mengenai perkembangan media dari konvensional ke era digital. Teori ini digunakan
calon peneliti untuk mengemukakan pemanfaatan aplikasi tiktok karena seperti yang
kita ketahui bahwa aplikasi tiktok merupakan new media atau media baru yang saat
ini menjadi favorite dan booming bagi kaum milenial khususnya di kalangan
mahasiswa.
Melalui kedua teori tersebut, calon peneliti akan mengemukakan
pemanfaatan aplikasi tiktok dalam menyampaikan pesan dakwah oleh mahasiswa KPI
IAIN Bone, penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
mahasiswa KPI IAIN Bone sudah memanfaatkan aplikasi tiktok tersebut untuk
46
menyampaikan dakwah atau belum dan untuk mengetahui bentuk kegiatan dakwah,
konsep dan metode dakwah dan faktor pendukung dan penghambat mahasiswa KPI
IAIN Bone dalam memanfaatkan aplikasi tiktok.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam draft skripsi ini merupakan jenis
penelitian deskriptif kualitatif yakni sebuah penelitian yang hasilnya berupa data
secara deskriptif (penggambaran/penguraian) yang berupa fakta-fakta tertulis maupun
lisan dari setiap perilaku orang yang diamati/di teliti.66
2. Pendekatan Penelitian
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Kualitatif (Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada,
66
2000), h.15.
47
Adapun yang menjadi lokasi atau obyek kajian dalam penelitian skripsi ini
adalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN Bone) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
IAIN Bone Kampus II Dusun Culili Kelurahan Polewali.
4. Data dan Sumber Data
a. Data
Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh.68 Sumber data dalam
penelitian ini adalah informan yakni Mahasiswa Program Studi Komunikasi
Penyiaran Islam IAIN Bone. Adapun sumber data yang calon peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian (Cet. III; Jakarta: PT. Raja Grafindo
67
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh calon
peneliti secara langsung dari lapangan.69 Data primer yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek/subjek penelitian
baik melalui individu atau kelompok dengan data dari hasil observasi (pengamatan),
wawancara (tanya jawab) yang didapatkan peneliti dari informan.
Adapun kriteria untuk informan dalam penelitian yang calon peneliti angkat
yaitu :
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh calon
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada.70
Sumber data yakni data yang sudah jadi seperti data dokumen dan publikasi,
sumber data berupa data yang berkait dengan aplikasi tiktok dan pesan dakwah.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yakni sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh calon peneliti dalam mengumpulkan data agar proses pengumpulan tersebut
menjadi sistematis dan lebih mudah. Adapun instrumen penelitian yang akan
digunakan peneliti adalah:
a. Panduan observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat, menganalisa secara sistematis terhadap
gejala/fenomena/objek yang akan diteliti.71 Penelitian ini dilakukan dengan
melihat akun tiktok mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone.
b. Panduan wawancara, yaitu berisi daftar pertanyaan yang akan disampaikan
kepada objek penelitian sebagai narasumber. Wawancara adalah percakapan antar
periset (seseorang yang berharap mendapatkan informan) dan Informan
(seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu
objek).72 Narasumber yang dimaksud adalah Mahasiswa Komunikasi Penyiaran
Islam IAIN Bone yang mempunyai aplikasi tiktok.
c. Alat dokumentasi, yaitu calon peneliti mengumpulkan data dengan cara melihat
dokumen tertulis objek yang akan diteliti. Dokumentasi merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu.73 Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau
karya-karya monumental dari objek penelitian.
6. Teknik Pengumpulan Data
Adapun yang menjadi teknik pengumpulan data dalam draft skripsi ini yang
terdiri dari data primer maupun data sekunder dan untuk mengetahui variable
penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa metode penelitian berikut, yakni:
a. Observasi
71
Abu Achmad and Narbuko, Metode Peneliti (Jakarta: Bumi Aksara, 2007). h. 70.
72
Arthur Asa Berger, Media and Communication Research Method (London: Sage
Publications, 2000). h. 111.
73
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: PT. Pustaka Baru, 2014). h. 32.
50
hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa,
tujuan dan perasaan.74 Teknik observasi ini berfokuskan pada data tentang mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone yang mempunyai aplikasi tiktok.
b. Wawancara
Teknik dokumentasi ini merupakan salah satu cara pengumpulan data yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang sangat berhubungan dengan masalah yang
diteliti, sehingga diperoleh data yang lengkap. Metode ini dilakukan untuk
mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen.76
Dalam teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dimana
peneliti mengumpulkan data dari dokumen berupa foto atau catatan-catatan yang ada
atau terjadi di lokasi penelitian.
74
Mamik, Metodologi Kualitatif (Cet. I; Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015), h. 104.
75
Arthur Asa Berger, Media and Communication Research Method (London: Sage
Publications, 2000). h. 112.
76
Mamik, Metodologi Kualitatif , h. 106.
51
77
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , (Cet. VIII; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 92.
52
Keabsahan data merupakan standar kebenaran suatu data hasil penelitian yang
lebih menekankan pada data atau informasi daripada sikap dan jumlah orang.79
Keabsahan data dalam penelitian sangat penting, melalui keabsahan data kredibilitas
(kepercayaan) penelitian dapat tercapai.
78
Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian (Cet. I; Yogyakarta: Literasi Media Publishing,
2015), h. 124.
79
Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas &
Studi Kasus (Cet 1; Jawa Barat: CV Jejak, 2017), h. 93
53
1. Ketekukan Pengamatan
Di sini calon peneliti melakukan diskusi dengan orang-orang yang jauh lebih
berpengalaman, teman sejawat, sehingga lewat kegiatan ini diharapkan menghasilkan
data lain sebagai tambahan dan bahan perbandingan atas hasil analisis calon peneliti.
Kemudian calon peneliti menampilkan hasil penelitian kepada dosen pembimbing,
dengan harapan akan di revisi demi sempurnanya penelitian ini.
54
4. Kecukupan Referensial
J. Daftar Pustaka
Achmad, Abu, and Narbuko, Metode Peneliti, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Ali Aziz, Moh, Ilmu Dakwah, Jakarta: Jl. Tambra Raya, 2004.
Amin, Masyur, Metode Dakwah Islam dan Beberapa Keputusan Pemerintah tentang
Aktivitas Keagamaan, Yogyakarta : Sumbangih, 1980.
Amirin, Tatang M, Menyusun Rencana Penelitian: Cet. III; Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1995.
Asa Berger, Arthur, Media and Communication Research Method, London: Sage
Publications, 2000.
Choliq, Abdul, Dakwah Melalui Media Sosial Facebook, Jurnal Dakwah Tabligh,
2015.
55
Habe, M. J., & Afriansyah, A, Amelia, R, Pesan Dakwah Husain Basyaiban Dalam
Konten Tiktok” Doctoral dissertation, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
Februari, 2021.
Hajar, Ibnu, Youtube Sebagai Sarana Komunikasi Dakwah Di Kota Makasar, Jurnal
Al-Khitabah, 2019.
Nugroho Aji, Wisnu, Aplikasi Tiktok Sebagai Media Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia, Klaten: Unikal Press, 2018.
Pribadi, Benny A, Media & teknologi dalam pembelajaran, Prenada Media, 2017.
Puica Sianipar, Aritas, Pemanfaatan Youtube Di Kalangan Mahasiswa, 2015.
Purwanto, M. R, Randani, Y. N. F., Safrinal, S., Latuconsina, J. Z. Strategi
Pemanfaatan Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Dakwah Untuk Kaum
Milenial, at-thullab Jurnal Mahasiswa Studi Islam, 2021.
Rani Usman, Abdul, Metode Dakwah Kontemporer, Jurnal Al-Bayan: Media Kajian
dan Pengembangan Ilmu Dakwah, 2013.
Rismaka, Umi Istiqomah, Fella Vidia Fravisdha, Nur Lail Septiana, Ailyn Maharung
Sarapil, Palupi, Analisis Penggunaan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah
Di Era Modern: Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, (2021).
Rizky Hayati, Dinda, Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Oleh
Ikhwan Mukhlis, Skripsi UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri, 2021.
Shihab, Quraish, Tafsir Al-Misbah “Pesan, kesan, dan keserasian al-Qur’an”,
Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Shodiqin, Zahra, U. F., Sarbini, A. Media Sosial Instagram Sebagai Media
Dakwah. Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2016.
Sumadi, Eko, Dakwah dan Media Sosial: Menebar Kebaikan Tanpa Diskrimasi, AT-
TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 2016.
Tri Yulianto, Rifan, Dakwah Digital: Studi Etnografi Virtual Akun Instagram
@EDHNX, Skripsi (Online), Purwokerto : IAIN Purwokerto, 2020.
W, Wandi, Social Media Tik Tok in Islamic Perspective. Palakka: Media and Islamic
Communication, 2020.
Wahid, Abdul, Dakwah Pendekatan Komunikasi Antar Budaya, Jakarta: Jl. Tambra
Raya, 2019.
West, Richard, Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi (jilid 3). Jakarta:
Salemba Humanika, 2009.
Wibowo, Adi, Penggunaan Media Sosial Sebagai Trend Media Dakwah Pendidikan
Islam Di Era Digital, Jurnal Islam Nusantara, 2019.
K. Sistematika Pembahasan
Bab ini berisi tentang pendahuluan yang dimulai dari latar belakang,
rumusan masalah, definisi operasional, tujuan serta kegunaan dan yang terakhir ialah
garis-garis besar isi skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini mencakup tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis
penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data, instrument
penelitian, teknik pengumpulan data dan yang terakhir yakni teknik analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan serangkaian pembahasan skripsi, dan
saran-saran peneliti berkaitan dengan masukan serta implikasi peneliti berupa
implikasi ilmiah dan praktis.