Anda di halaman 1dari 58

1

A. Judul Skripsi

Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dalam Menyampaikan


Pesan Dakwah Oleh Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone
B. Latar Belakang

Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan


masyarakat. Berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia kini telah
dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan teknologi (globalisasi). Karena cepatnya
akses informasi di berbagai belahan dunia membuat dunia ini seolah semakin sempit
dikarenakan kita dapat melihat apa yang terjadi di Amerika misalnya, meskipun kita
berada di Indonesia. Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang
begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan
kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap
transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan
budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Saat ini, di Indonesia dapat kita
saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan
yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi).
Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan
internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati
oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa.1
Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat
dengan mudah di akses oleh masyarakat. Hal ini perlahan mulai mengubah pola hidup
dan pola pemikiran masyarakat khususnya masyarakat pedesaan dengan segala image

1
Hendro Setyo Wahyudi, Mita Puspita Sukmasari. “Teknologi dan Kehidupan Masyarakat”.
Jurnal Analisa Sosiologi, (2014), h. 14.
2

yang menjadi ciri khas mereka.2 Perkembangan teknologi informasi membawa


sebuah dampak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Lahirnya media sosial
menjadikan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran baik daam segi budaya,
etika dan norma yang ada.
Seiring berjalannya waktu, kemajuan teknologi berdampingan dengan
berkembangnya media sosial yang digunakan manusia untuk melakukan komunikasi
atau bertukar informasi. Terkhusus kaum milenial dan generasi mendatang untuk
dapat dijadikan alat dalam berkomunikasi dan berinovasi, demikian pula media sosial
(medsos) yang mudah diakses melalui jaringan internet. Terkhusus kaum milenial
dan generasi mendatang yang mana mulai banyak menciptakan inovasi teknologi
guna untuk memudahkan akses informasi dan komunikasi. Berkaca mengenai
globalisasi, sesungguhnya memiliki kaitan yang erat dengan tumbuhnya masyarakat
baru dengan memiliki unsur penting yang berupa informasi baik secara langsung atau
tidak langsung melalui media sosial atau platform lainnya.3
Media sosial telah menjadi fenomena yang semakin global dan mengakar.
Keberadaannya nyaris tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Sebagai bentuk
aplikasi dalam komunikasi secara virtual, media sosial merupakan hasil dari
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

2
Benny A. Pribadi, Media & teknologi dalam pembelajaran, (Prenada Media, 2017), h. 13-
14.
Palupi, Rismaka, Umi Istiqomah, Fella Vidia Fravisdha, Nur Lail Septiana, and Ailyn
3

Maharung Sarapil. "Analisis Penggunaan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Di Era
Modern." Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, (2021), h. 90.
3

Media sosial yang akhir-akhir ini semakin maju dan berkembang menawarkan
berbagai kemudahan dalam penjebaran informasi yang dapat diakses oleh semua
kalangan manusia. Media sosial yang paling popular di era modern ini yaitu Twitter,
Facebook, Line, Tinder, WhatsApp, Skype, Instagram, Path, TikTok dan lain-lain .
Namun, penelitian ini fokus pada satu media sosial yaitu aplikasi TikTok. TikTok
menjadi aplikasi terpopuler di Indonesia bahkan peringkat aplikasi kedua setelah
WhatsApp yang digemari pengguna medsos. Menurut laporan dari Sensor Tower
yang mana TikTok diunduh sebanyak 87 juta kali dan menjadikan TikTok menjadi
aplikasi yang paling banyak diunduh mengalahkan aplikasi Zoom yang marak pada
masa pandemi Covid-19.4 Aplikasi tiktok merupakan contoh media yang digunakan
dalam berdakwah, karena di dalamnya dapat dimasukkan pesan-pesan dakwah yang
bisa diambil pelajarannya kapan pun, di mana pun selama masih terhubung dengan
jaringan.
Munculnya pendakwah Islam muda di Tiktok secara tidak langsung mampu
menarik perhatian masyarakat, mengajak masyarakat untuk belajar Islam, kemudian
masyarakat mulai membantu untuk membagikan konten dakwah ke publik atau
khalayak umum dalam berbagai macam media sosial yang dimiliki. Mengunggah
konten yang berisi dakwah pada aplikasi TikTok yang dikemas dengan video singkat
dan berbobot menjadi salah satu cara untuk membantu masyarakat mengkonsumsi
konten yang bermanfaat. Media sosial khususnya aplikasi tiktok yang akhir-akhir ini
semakin maju dan berkembang menawarkan berbagai kemudahan dalam penjebaran
informasi yang dapat diakses oleh semua kalangan manusia.

4
Palupi, Rismaka, Umi Istiqomah, Fella Vidia Fravisdha, Nur Lail Septiana, and Ailyn
Maharung Sarapil. "Analisis Penggunaan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Di Era
Modern." Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, (2021), h. 91.
4

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ayu Febriana,


menyatakan bahwa salah satu fungsi media sosial tersebut adalah digunakan untuk
berdakwah. Berdakwah adalah salah satu aktivitas mengajak, menyeru, dan
menyampaikan petunjuk dari Allah swt kepada manusia yang lain agar menjalankan
segala perintahnya dan menjauhi seluruh larangannya sesuai dengan pesan-pesan
kebaikan yang ada dalam Al-Qur’an dan hadits. Salah satu upaya untuk
menyampaikan dakwah adalah memilih media yang tepat yang sesuai dengan kondisi
pendakwah serta mitra dakwah yang ia dakwahi. Tiktok merupakan salah satu
aplikasi yang memiliki potensi sebagai media baru dalam menyampaikan pesan
dakwah.5 Oleh karena itu, calon peneliti akan mengkaji lebih dalam terkait
pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai media dalam menyampaikan pesan dakwah oleh
mahasiswa komunikasi penyiaran islam IAIN Bone.
Meninjau pada perkembangan dakwah di era sekarang, banyak sekali peran
dari berbagai kalangan baik tua maupun muda yang turut aktif dalam menyebarkan
dakwah. Seiring berkembangnya sosial media yang semakin pesat sangat banyak dari
kalangan generasi milenial yang mulai memanfaatkan sosial medianya untuk
menyebarkan konten dakwah dan menyeru pada nilai-nilai kebaikan Islam. Salah satu
media yang mereka gunakan sebagai media dakwah adalah aplikasi Tik Tok.
Informasi dalam bentuk apapun dapat disebarluaskan dengan mudah dan cepat
sehingga mahasiswa mampu memanfaatkan aplikasi tiktok dalam berdakwah. Pada
sejatinya media sosial khususnya aplikasi tiktok merupakan salah satu bentuk
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang paling diminati oleh
mahasiswa/anak muda pada saat ini. Namun aplikasi tiktok sekarang ini lebih banyak

Ayu Febriana, Pemanfaatan Tik-Tok Sebagai Media Dakwah:(Studi Kasus Ustad Syam, di
5

akun@ syam_elmarusy). KOMUNIDA: Media Komunikasi dan Dakwah, (2021). h. 181.


5

diminati oleh kalangan mahasiswa dan anak muda yang sejatinya lebih mampu dan
up to date terhadap perkembangan teknologi dan informasi, perkembangan gadget
juga mendukung perkembangan media sosial itu sendiri.
Media sosial yang menawarkan aplikasi khusus dan dikemas secara menarik
juga membantu penggunanya untuk terus mengikuti perkembangan media sosial itu
sendiri. Media sosial khususnya aplikasi tiktok menawarkan berbagai kemudahan
dalam penyebarluasan dan penerimaan informasi. Mudah dan cepat juga menjadi
andalan dari media sosial itu sendiri. Hal ini menyebabkan mahasiswa Komunikasi
Penyiaran Islam IAIN Bone memanfaatkan aplikasi tiktok sebagai sarana
menyampaikan dakwah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
pesat ini, telah membawa umat manusia ke suatu era yang belum dialami
sebelumnya. Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, pemanfaatan
aplikasi tiktok sebagai sarana dalam menyampaikan dakwah banyak dilakukan oleh
mahasiswa dan mampu meningkatkan skill mahasiswa dalam berdakwah, khususnya
mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone untuk membangun pola pikir
dan selain itu juga menawarkan nilai-nilai pendidikan terutama dari aspek moralitas
dan prestasi mahasiswa hal ini dimaksudkan untuk mengimbangi laju dari kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini.
Berbicara mengenai pemanfaatan aplikasi tiktok dalam dunia dakwah
tentunya merupakan hal yang menarik. Beberapa Negara sangat menyukai aplikasi
tiktok, Negara India menempati posisi pertama dengan pengguna tiktok terbesar
sebanyak 99,8 juta jiwa, pada posisi kedua yaitu Negara Amerika serikat dengan 45,6
juta jiwa, posisi ke tiga yaitu Negara Brasil dengan 34,7 juta jiwa, dan Indonesia
menempati posisi ke empat dengan 30,7 juta jiwa, pengguna tiktok untuk Negara
6

Rusia sebanyak 25 juta pengguna tiktok dan Negara Meksiko sebanyak 24,2 juta
pengguna tiktok.6 Pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai sarana dalam menyampaikan
dakwah oleh mahasiswa, mampu meningkatkan skill mahasiswa dalam berdakwah,
khususnya mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone.
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam
IAIN Bone sebagai pengguna aplikasi tiktok dalam menyampaikan dakwah. Calon
peneliti tertarik untuk menjadikan mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN
Bone sebagai subjek dari penelitian ini karena mahasiswa Komunikasi Penyiaran
Islam merupakan salah satu prodi yang memang sudah memiliki bekal dalam bidang
dakwah, yang mana dengan adanya penelitian ini, calon peneliti juga bermaksud
ingin memberikan sebuah kontribusi untuk para pelaku produksi konten terutama
konten dakwah ataupun untuk pembaca agar dapat dijadikan contoh dalam
mensyiarkan Islam dengan cara milenial. Karena melihat majunya perkembangan
teknologi yang memberikan manfaat seperti memberikan kemudahan dalam interaksi
dan komunikasi kita sebaiknya sebagai mahasiswa KPI harus memanfaatkan
kesempatan tersebut untuk menyampaikan dakwah dengan mengikuti perkembangan
teknologi yang ada. Salah satunya dengan memanfaatkan media sosial khususnya
aplikasi tiktok yang sangat memberikan pengaruh besar bagi khalayak dalam
menerima informasi dakwah Islam yang akan diberikan. Maka, calon peneliti tertarik
untuk mengkaji secara ilmiah tentang “Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media
Dalam Menyampaikan Pesan Dakwah Oleh Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam
IAIN Bone”.

6
Afriza Indah Fitri, Efektivitas Media Tiktok, Jurnal EK&BI, Volume 4, Nomor 1 Juni (2021).
h. 346.
7

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang sebagaimana dipaparkan sebelumnya,


maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana
pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai media dalam menyampaikan pesan dakwah oleh
mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone ?”, yang dirumuskan ke dalam
sub masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana produksi konten dakwah mahasiswa Komunikasi Penyiaran
Islam IAIN Bone dalam menyampaikan pesan dakwah di aplikasi tiktok ?
2. Bagaimana konsep dan metode dakwah mahasiswa Komunikasi Penyiaran
Islam IAIN Bone dalam menyampaikan pesan dakwah di aplikasi tiktok ?
3. Bagaimana kendala mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone
dalam menyampaikan pesan dakwah di aplikasi tiktok ?

D. Definisi Operasional

Sebelum penulis menguraikan lebih lanjut pembahasan ini, terlebih dahulu


calon peneliti akan mengemukakan beberapa pengertian istilah yang terdapat dalam
judul ini, maka calon peneliti menguraikan pengertian judul ini agar terhindar dari
interpretasi yang berbeda. Adapun pengertian judul yang dimaksud yaitu:
8

1. Tik Tok

Aplikasi tiktok merupakan aplikasi pembuat video musik pendek yang


diluncurkan pada bulan September tahun 2016 yang dikembangkan oleh developer
dari Tiongkok.7 Tiktok yang dimaksudkan calon peneliti adalah aplikasi yang
digunakan sebagai media dakwah oleh mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN
Bone.
2. Pesan Dakwah

Dalam literatur bahasa Arab, pesan dakwah disebut maudhu’ al-da’wah.


Istilah pesan dakwah lebih tepat untuk menjelaskan isi dakwah berupa kata, gambar,
lukisan, dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan
perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah. Jika dakwah melalui tulisan
umpamanya, maka yang ditulis itulah pesan dakwah. Jika dakwah melalui lisan, maka
yang diucapkan pembicara itulah pesan-pesan dakwah. Jika melalui tindakan, maka
perbuatan baik yang dilakukan itulah pesan dakwah.8 Maka dalam penelitian ini
pesan dakwah yang dimaksudkan oleh calon peneliti adalah dakwah yang dilakukan
oleh mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone.

7
Wisnu Nugroho Aji, Aplikasi Tiktok Sebagai Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia, Klaten: Unikal Press, (2018). h. 438.
8
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Jl. Tambra Raya, (2004). h. 272.
9

3. Media

Kata media, berasal dari bahasa Latin, median, yang merupakan bentuk
jamak dari medium secara etimologi yang berarti alat perantara. Wilbur Schramm
mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam
pengajaran. Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik
yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video, kaset, slide,
dan sebagainya.9 Media yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah aplikasi Tik
Tok.

E. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan, maka tujuan dari


penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana produksi konten dakwah mahasiswa Komunikasi
Penyiaran Islam IAIN Bone dalam menyampaikan pesan dakwah di aplikasi
tiktok.
b. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan metode dakwah mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone dalam menyampaikan pesan dakwah di
aplikasi tiktok.
c. Untuk mengetahui bagaimana kendala mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam
IAIN Bone dalam menyampaikan pesan dakwah di aplikasi tiktok.

9
Farihah, Irzum. "Media Dakwah Pop." AT-TABSYIR; Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam 1,
no. 2 (2013), h. 26-27.
10

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang akan diperoleh dalam penelitian tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberi pemahaman kepada


pembaca bahwa mengajak untuk kebaikan itu salah satunya ibadah dan semoga
dengan penelitian ini bisa menambah khasanah keilmuan dibidang ilmu
komunikasi, khususnya Komunikasi Penyiaran Islam.
b. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran terkait
berdakwah di media sosial dan cara memproduksi sebuah konten dakwah melalui
media sosial Tiktok dan semoga dengan penelitian ini pula dapat menambah
wawasan serta memberikan manfaat bagi praktisi produksi, terutama mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone agar mampu memahami proses produksi
yang terjadi dalam sebuah media, khususnya media sosial.

F. Kajian Pustaka

1. Kajian Penelitian Sebelumnya

Calon Peneliti menyajikan perbedaan dan persamaan bidang kajian yang


diteliti antara peneliti dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Hal ini perlu peneliti
kemukakan untuk menghindari adanya pengulangan kajian terhadap hal-hal sama.
Dengan demikian akan diketahui sisi-sisi apa yang membedakan antara
penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Randani, Y. N. F., Safrinal, S.,
Latuconsina, J. Z., & Purwanto, M. R pada tahun 2021 dengan judul penelitian
“Strategi Pemanfaatan Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Dakwah Untuk Kaum
11

Milenial”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran kaum milenial
memiliki peranan penting dan besar dalam memajukan dakwah Islam. Segala bentuk
konten dakwah diharapkan dapat disebarluaskan melalui platform-platform media
yang ada agar mudah dikenal oleh setiap orang di penjuru dunia.10
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini ialah sama-sama
membahas pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai media dakwah. Sedangkan letak
perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu membahas tentang strategi
pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai media dakwah untuk kaum milenial. Adapun
penelitian ini lebih fokus membahas bagaimana mahasiswa Komunikasi Penyiaran
Islam IAIN Bone memanfaatkan aplikasi tiktok dalam menyampaikan dakwah.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Amelia, R., Habe, M. J., &
Afriansyah, A pada tahun 2021 dengan judul peneitian “Pesan Dakwah Husain
Basyaiban Dalam Konten Tiktok”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian deskriptif. Fokus dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam konten tiktok Husain Basyaiban dan
bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos dalam konten tiktok Husain
Basyaiban. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu peneliti menemukan
bahwa di dalam video tersebut mengandung beberapa makna dan pesan yakni saling
menghormati ritual agama orang lain, ketika agama dihina wajib dilawan, berhati-
hati dalam menjaga akidah, pentingnya hati nurani dalam toleransi dan peneliti juga

Randani, Y. N. F., Safrinal, S., Latuconsina, J. Z., & Purwanto, M. R. Strategi


10

Pemanfaatan Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Dakwah Untuk Kaum Milenial. at-thullab Jurnal
Mahasiswa Studi Islam, (2021). h. 70
12

menemukan makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam konten tiktok Husain
Basyaiban.11
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini ialah sama-sama
meneliti media Tiktok yang dimanfaatkan sebagai media dakwah. Sedangkan letak
perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu membahas secara khusus pesan
dakwah yang terkandung dalam konten tiktok Husain Basyaiban. Adapun penelitian
ini membahas pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai media untuk menyampaikan
pesan dakwah oleh mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone.
Ketiga, penelitian Dinda Rizky Hayati pada tahun 2021 dengan judul
penelitian “Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Oleh Ikhwan
Mukhlis”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Fokus dalam penelitian ini yaitu alasan memilih tiktok
sebagai media dakwah serta proses pembuatan konten dan penentuan tema dakwah
yang akan disampaikan. Hasil penelitian ini, alasan Ikhwan Mukhlis menggunakan
media tiktok sebagai media dakwahnya karena menurutnya lebih mudah sampai
kepada target yang dituju dan diterima di kalangan remaja. Mengingat bahwa
aplikasi tiktok menjadi salah satu aplikasi favorite dan booming pada saat ini dan
penentuan materi atau tema dakwah yang akan dibawa oleh Ikhwan Mukhlis
berdasarkan fenomena yang sedang terjadi atau viral, selain itu juga yang
menurutnya suatu fenomena yang sekitarnya perlu pembenaran.12

11
Amelia, R., Habe, M. J., & Afriansyah, A. “Pesan Dakwah Husain Basyaiban Dalam
Konten Tiktok” Doctoral dissertation, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Februari (2021). h. 20
12
Dinda Rizky Hayati, Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Oleh Ikhwan
Mukhlis, (Skripsi UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri, 2021). h. 6
13

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini ialah sama-sama


membahas mengenai pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai media dakwah. Sedangkan
letak perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu fokus penelitiannya yaitu apa
alasan Ikhwan Mukhlis memilih tiktok sebagai media dakwah serta proses
pembuatan konten dan penentuan tema dakwah yang akan disampaikan. Adapun
penelitian ini membahas bagaimana mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN
Bone memanfaatkan aplikasi tiktok dalam menyampaikan dakwah.
Perbandingan penelitian sebelumnya yang relevan dapat dilihat pada tabel

berikut :
Tabel 1
Perbandingan Penelitian
Nama Fokus Pendekatan Metode Hasil Penelitian
Peneliti dan Penelitian Teoritis Penelitian
Objek
Penelitian
Ramdani, Menyampai Teori Kualitatif Hasil dari
Safrinal, kan dakwah Komunikasi deskriptif penelitian ini
Latuconsina, secara Massa dapat
& Purwanto. kreatif disimpulkan
Judul sesuai bahwasanya
penelitian dengan peran kaum
Strategi tantangan milenial
Pemanfaatan zamannya memiliki
Aplikasi Tik peranan penting
Tok Sebagai dan besar dalam
Media memajukan
Dakwah dakwah Islam.
Untuk Kaum
Milenial
14

Amelia & Untuk Teori Kualitatif Hasil dari


Afriansyah. mengetahui Analisis deskriptif penelitian ini
Judul apa saja Semiotika yaitu peneliti
penelitian pesan menemukan
Pesan dakwah dakwah bahwa di dalam
Husain yang video tersebut
Basyaiban terkandung mengandung
dalam konten dalam beberapa makna
tiktok. konten dan pesan dan
tiktok peneliti juga
Husain menemukan
Basyaiban makna denotasi,
konotasi, dan
mitos dalam
konten tiktok
Husain
Basyaiban.
Dinda Rizky Alasan Teori Kualitatif Hasil dari
Hayati. Judul Ikhwan Dakwah deskriptif penelitian ini
Penelitian Mukhlis yaitu alasan
Pemanfaatan memilih Ikhwan Mukhlis
aplikasi tiktok tiktok menggunakan
sebagai media sebagai media tiktok
dakwah oleh media sebagai media
Ikhwan dakwah. dakwahnya
Mukhlis. karena
menurutnya lebih
mudah sampai
kepada target
yang dituju dan
penentuan materi
atau tema
dakwah yang
akan dibawa oleh
Ikhwan Mukhlis
berdasarkan
fenomena yang
sedang terjadi
atau viral.
Sumber: Data Olahan Calon Peneliti, 2022.
15

2. Kajian Teoritis

a. Aplikasi Tiktok

Aplikasi tiktok merupakan aplikasi pembuat video musik pendek yang


diluncurkan pada bulan September tahun 2016 yang dikembangkan oleh developer
dari Tiongkok. Zhang Yiming, merupakan lulusan software engineer dari
Universitas Nankai mendirikan perusahaan teknologi ByteDance pada maret 2012.
Lewat perusahaannya inilah Yiming mengembangkan aplikasi Tiktok. Awalnya
ByteDance meluncurkan aplikasi berita, Toutiao yang kini menjadi salah satu yang
terbesar di Cina. Hingga kemudian tren membuat Yiming memutuskan untuk
merambah aplikasi media sosial yang lebih interaktif. Dalam industri konten, teks
dan gambar telah berkembang menjadi video, dan konten kini banyak berasal dari
pengguna. Perubahan lakukan untuk menjawab kebutuhan pengguna Tiktok itu
sendiri. ByteDance kemudian berkembang menjadi aplikasi pembuat video pendek
yang awalnya dikenal dengan sebutan Douyin dan secara resmi diluncurkan pada
September 2016. Sepanjang tahun 2018, aplikasi tersebut merambah ke App Store
dengan 500 juta kali unduhan lebih. Sebagian besar pengguna Tiktok diketahui
merupakan anak muda dan bahkan yang masih belia.13
Aplikasi Tiktok ini pun dapat membuat si pengguna dikenal atau terkenal.
Dikenal atau terkenal karena video-video yang mereka buat, ada video yang terkenal
karena kreatifitasnya, ada juga yang terkenal karena videonya yang lucu, ada yang
terkenal karena ia menyampaikan materi dakwah, ada juga yang terkenal karena
keunikan video yang dibuat. Semua sesuai pandangan dari setiap penonton atau si

13
Sholihatul Atik H, Luluk Farida, Pemanfaatan Media TikTok Sebagai Media Dakwah
Bagi Dosen IAI Sunan Kalijogo Malang, Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Volume 2 Nomor 1
Januari (2021). h. 4-5.
16

pengguna lain. Aplikasi Tiktok juga membuat pengguna menjadi kecanduan untuk
melihat bahkan membuat sendiri video-video yang unik dan dapat memotivasi dan
mengedukasi orang.14
Keinginan pengguna untuk menggunakan media sosial dipengaruhi oleh
fitur-fitur yang ada di Tik Tok serta keinginan untuk mencari kepopuleran.
Tentunya, Tik Tok akan semakin menarik karena memiliki berbagai jenis efek video
yang akan membuat pengguna semakin ingin berkreasi video melalui Tik Tok
dibandingkan dengan aplikasi media sosial lainnya.15
1) Fitur-Fitur pada Aplikasi Tiktok yaitu:16

a) Fitur Musik

Fitur ini menyediakan berbagai jenis genre lagu ataupun instrument yang
dapat digunakan oleh pengguna dengan menyesuaikan konten video yang akan
dibuat.
b) Fitur Filter

Fitur filter dapat digunakan untuk mengubah tone warna pada video, tone
warna pada gambar, serta kemampuan untuk mempercantik wajah.
c) Fitur Stiker

Video Fitur ini dapat digunakan untuk menambah gambar berupa stiker
pada video dan menyediakan kemampuan untuk mengedit video yang akan diunggah
menjadi video slowmotion.

14
Farrel and Kenny, Normalitas Baru Bersama Covid-19, (Semarang: Jl.Pawiyatan, 2020),
h.142.
Wandi, W. Social Media Tik Tok in Islamic Perspective. (Palakka: Media and Islamic
15

Communication), 1(1), Juni (2020), h. 13-22.


16
Dinda Rizky Hayati, Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Oleh Ikhwan
Mukhlis, (Skripsi UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri, 2021), h. 34.
17

d) Reaction Video

Fitur ini berguna untuk mengajak pengguna mengekspresikan dan


mereaction atau menanggapi konten pengguna lain. Reaction video ini bukan berupa
teks seperti komentar, namun direkam dalam bentuk video. Reaction video pada fitur
aplikasi Tiktok ini bernama Stitch dan Duet.
e) Voice Effect

Fitur voice effect akan mengubah suata tone video yang dibuat seperti efek
suara tupai, getaran, suara elektrik hingga suara yang ngebass ataupun keras.
2) Bentuk-Bentuk Konten dalam Tiktok yaitu:17

a) Bisnis

Aplikasi ini bisa digunakan untuk mempromosikan bisnis serta brand.


Konten – konten dari Tiktok bisa dimanfaatkan untuk membangun brand image yang
bagus bila dioptimasi dengan baik dan benar. Pengguna dapat membuat akun serta
konten-konten Tiktok sendiri dan memanfaatkannya sebagai sarana promosi ataupun
cara membangun brand image bisnis. Cara lainnya adalah dengan bekerja sama
dengan para influencer Tiktok yang memiliki pengaruh besar dan followers yang
banyak.
b) Personal Brand

Tiktok bisa berupa konten-konten video yang digunakan untuk membangun


brand personal penggunanya. Bila seorang influencer ataupun 35 ingin menjadi
seorang influencer, Tiktok bisa menjadi tempat yang cocok untuk memulai.
Popularitas dan jumlah pengguna yang banyak akan menjadi sebuah potensi serta

17
Dinda Rizky Hayati, Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Oleh Ikhwan
Mukhlis, (Skripsi UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri, 2021), h. 34.
18

sumber income yang baik. Akan ada banyak tawaran dari brand – brand yang ingin
menggunakan jasa sebagai seorang brand influencer.
c) Hiburan

Konten video Tiktok juga bisa hanya sebuah hiburan semata. Ada banyak
konten-konten lucu serta menarik yang bisa digunakan sebagai cara untuk
menghibur diri.18
d) Informasi
Konten Tiktok juga dapat digunakan sekedar berbagi informasi dengan
penggunanya. Banyak para ahli profesi dari berbagai bidang yang sharing ilmunya
melalui video Tiktok. Tidak hanya ahli profesi, adanya juga orang awam biasa yang
sekedar berbagi ilmu yang dimiliki dengan pengguna lainnya. Mulai dari ranah
kesehatan, kecantikan, masakan, dekorasi dan interior, sampa ranah agama, dll.
Namun, sebagai pengguna juga harus cermat dan hati-hati dalam mengkonsumsi
maupun membuat konten dalam hal ini, karna perlu pemahaman yang cukup serrta
sumber yanng jelas supaya tidak masuk kedalam penyebaran informasi hoax.
3) Mekanisme Pembuatan Tiktok yaitu:19

a) Cara Mendownload Tiktok

Sebelum mengetahui cara menggunakan aplikasi Tiktok, tentunya harus


memiliki aplikasi Tiktok terlebih dahulu. Caranya hanya dengan masuk ke aplikasi
PlayStore, lalu seacrh di pencaharian, Tiktok, kemudian install. Jika proses instal
sudah selesai, aplikasi siap dijalankan.

18
Sholihatul Atik Hikmawati, Luluk Farida, Pemanfaatan Media TikTok Sebagai Media
Dakwah Bagi Dosen IAIN Sunan Kalijogo Malang, Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Al-Ittishol
Volume 2 Nomor 1 Januari (2021). h. 5.
19
Dinda Rizky Hayati, Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Oleh Ikhwan
Mukhlis, (Skripsi UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri, 2021), h. 34.
19

Sumber: Play Store, 2022

b) Cara Mendaftar Tiktok

Setelah aplikasi di download. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah


dengan membuat akun. Saat pertama kali dibuka, Tiktok akan menampilkan pilihan
kategori video yang disukai. Pengguna dapat memilih beberapa, kemudian klik Next.
Setelah itu akan muncul sebuah tampilan yang menunjukkan cara untuk
mengeksplorasi koleksi video di Tiktok. Pengguna bisa langsung klik Start
Watching. Selanjutnya akan muncul video-video dari unggahan pengguna lain. Di
tahap ini, pengguna dapat klik tombol Me di sebelah kanan bawah. Barulah akan
muncul tombol pendaftaran akun, klik Sign Up.
Untuk mendaftar ke Tiktok, pengguna bisa dengan menggunakan beberapa
pilihan, seperti nomor ponsel atau email, akun facebook, atau akun Google. Jika
sudah mendaftar, langkah selanjutnya adalah melengkapi profil seperti tanggal lahir.
Sampai tahap ini, akun sudah berhasil dibuat dan bisa dilanjutkan ke pembuatan
video.
20

Sumber: TikTok, 2022

c) Cara Membuat Video Tiktok

Cara membuat video Tiktok, bisa dengan klik ikon + (plus) yang berada di
tengah. Lalu setelah muncul halaman pembuatan video, pengguna dapat mengatur
audionya yang berada sisi paling atas dengan label “Sounds”. Jika sudah di klik,
maka muncullah jendera baru yang menampilkan ragam audio dengan pilihan genre,
efek dan juga durasi. Pilih salah satu yang sekiranya cocok dan pas dengan konten
video yang akan dibuat dengan pengguna. Setelah audio sudah dipilih, label sounds
sebelumnya akan berganti menjadi judul audio yang sudah dipilih. Selain audio,
pengguna juga dapat menggunakan filter untuk efek yang berbeda dari biasanya. Hal
itu merupakan pilihan tergantung selera dan kebutuhan konten yang akan
ditampilkan. Di salah satu menu jendela kamera ini, memiliki fitur timer yang
berguna jika pengguna merekam seorang diri. Setelah video selesai di rekam dan di
edit, maka pengguna bisa langsung mengupload videonya.
21

Cara lain untuk membuat video Tiktok adalah dengan mengunggah atau
upload dari galeri. Dalam posisi jendela kamera terbuka di aplikasi Tiktok, disebelah
kanan tombol shutter ada satu tombol lain yang bisa di tap akan membuka jendela
galeri. Dari sana, pengguna bisa upload video yang telah direkam sebelumnya, bisa
dari hasil editing atau sumber lainnya. Setelah video yang akan diunggah dipilih,
klik tombol Next. Tunggu beberapa saat sampai video selesai di proses. Setelah itu,
pengguna bisa menambahkan efek, audio, teks dan lain-lain ke dalam video. Jika
sudah selesai, klik tombol Next lagi.
Berikan caption yang menarik dan mewakili video tersebut, tambahkan juga
hastag dan mention teman jika perlu. Pengguna juga dapat mengatur beberapa opsi
privasi, seperti komentar, duet, stich dan ketersediaan tombol download. Terakhir,
klik tombol Post dan video berhasil diunggah ke Tiktok.

Sumber: TikTok, 2022


22

b. Tinjauan Pesan Dakwah

1) Pengertian Pesan Dakwah

Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata atau komunikasi baik lisan maupun
tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain. Pesan menjadi inti dari setiap
proses komunikasi yang terjalin. Dakwah sendiri secara etimologis berasal dari
bahasa Arab (Da’aa-Yad’uu-Da’watan) yang berarti menyeru, memanggil, mengajak,
mengundang. Menurut istilah atau terminologis dakwah diartikan dengan mengajak
manusia kepada kebaikan dan petunjuk Allah swt, menyeru mereka kepada kebiasaan
yang baik dan melarang mereka dari kebiasaan yang tidak baik supaya mendapatkan
keberuntungan di dunia dan akhirat.20
Dalam literatur bahasa Arab, pesan dakwah disebut maudhu’ al- da’wah.
Istilah pesan dakwah lebih tepat untuk menjelaskan “isi dakwah berupa kata, gambar,
lukisan, dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan
perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah”. Jika dakwah melalui tulisan
umpamanya, maka yang ditulis itulah pesan dakwah. Jika dakwah melalui lisan,
maka yang diucapkan pembicara itulah pesan dakwah. Jika melalui tindakan, maka
perbuatan baik yang dilakukan itulah pesan dakwah.21
Jadi, pada prinsipnya pesan apa pun dapat dijadikan sebagai pesan dakwah
selama tidak bertentangan dengan sumber utamanya, yaitu Al-Qur’an dan Hadis.
Secara garis besar pesan dakwah terbagi menjadi dua, yaitu pesan utama (Al-Qur’an
dan Hadis) dan pesan tambahan atau penunjang (selain Al-Qur’an dan Hadis).

Muhammad Qadaruddin Abdullah, Pengantar Ilmu Dakwah, (Penerbit Qiara Media, 2019),
20

h. 2-3.
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Jl. Tambra Raya, 2004), h. 272.
21
23

2) Prinsip Dakwah

a) Prinsip Al-Hikmah (bijaksana)

Dalam konteks ini para dai menerapkan prinsip proporsionalitas, dalam arti
berusaha beradaptasi dengan realitas umat dakwah, agar mampu meminimalisasi
terjadinya benturan antara ajaran dakwah dan realitas umat. Menurut sebagian ulama
al-hikmah adalah “ketepatan dalam ucapan dan perbuatan”.
b) Prinsip Al-Mau’idzatul Hasanah (nasihat yang baik)

Prinsip dakwah ini para dai berusaha memberi perintah dan larangan diiringi
motivasi (targhrib) dan larangan (tarhib), yang diutarakan lewat perkataan yang
menyentuh hati, menggugah jiwa, dan mencairkan segala bentuk kebekuan hati, serta
dapat menguatkan keimanan dan petunjuk yang mencerahkan.
c) Prinsip Memberi Kemudahan

Diantara prinsip sekaligus metode yang ditempuh Rasulullah saw dalam


berdakwah adalah berusaha memberi kemudahan bukan mempersulit, serta
meringankan tidak memberatkan. Sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran. Allah
swt menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
(QS. Al-Baqarah: 185).22
d) Prinsip Mendidik

Dalam konteks ini seorang dai hendaknya, tidak menari di atas penderitaan
umat. Artinya jangan menambah beban terhadap apa yang tengah dialami oleh umat.

22
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: PT Karya Toha
Putra,2016), h. 22
24

e) Prinsip Keadilan

Artinya dalam mempraktekkan dakwah para dai memposisikan semua mad’u


itu sama, tidak terkesan membeda-bedakan antara pejabat dengan rakyat jelata, kaya
dan miskin, bangsawan dan masyarakat biasa.
f) Prinsip Akomodatif

Dalam dakwah seringkali terjadi gesekan antara sesama muslim dan non
muslim. Karena itu perlu adanya sikap toleransi dalam hal akidah. Selanjutnya
terhadap non Muslim, maka sikap seorang dai menghargai keragaman (pluralisme)
yang dapat menimbulkan konflik antar agama dan golongan. Karena itu, kehadiran
seorang dai harus mampu memposisikan dirinya sebagai penengah atau berusaha
mencari titik temu dari berbagai perbedaan yang ada.
g) Prinsip Totalitas

Artinya seorang dai dalam dakwahnya berusaha memberi informasi dan


jawaban terhadap umat secara komprehensif. Pandangan totalitas adalah sebuah
pandangan keIslaman menitikberatkan pada realitas sosiologis kultural masyarakat
yang ada, sehingga pada waktu yang sama Islam mampu diadaptasikan ke dalam
kehidupan rill umat.23
3) Metode Dakwah

Secara etilomologi, metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metodos”


yang berarti cara atau jalan. Maka, metode berarti ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang di tempuh untuk mencapai suatu tujuan

23
Abdul Wahid, Dakwah Pendekatan Komunikasi Antar Budaya, (Jakarta: Tambra Raya,
2019), h. 64-76.
25

dengan hasil yang efektif dan efisien. Tidak semua metode cocok untuk setiap sasaran
dakwah yang akan dipengaruhi.24
Pedoman dasar atau prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah
termaksud dalam Al-Qur’an dan al-Hadis Rasulullah saw. Dalam Al-Qur’an prinsip-
prinsip dakwah disebutkan dalam QS. An-Nahl/16: 125.

‫ض َّل عن‬
َ َ‫ن ر َو أَ ۡعل‬ ‫أَ ۡح‬ ‫هم ِبٱلَّ ِتي‬ ‫ٱ ۡد لَ ٰى ِبي ر ِح ۡك َم ِة ۡ وع ِة س‬
‫هي‬ mۡ ۡ
‫م ك ه من‬ ‫ِإ َّن‬ ‫و ٰ َج ِدۡل‬ ‫ك ِبٱۡل وٱل َم ٱ لح ظ َن‬ ِ ‫ِل‬
‫َّب‬ ‫ِة‬ ‫س ب‬
‫س‬
٥ ‫س ِبي ِل ۦِه َو أَ ۡعل ۡ هَت ِدي َن‬
‫ل م‬mmۡ‫ ٱ‬٢١ ‫م وه‬
Terjemahnya:
Serulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan
pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih
baik. Sesungguhnya Tuhan engkau. Dia yang lebih tahu siapa yang
sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih tahu siapa yang mendapat
petunjuk.25
Terjemahan diatas merupakan terjemahan yang ditulis dalam tafsir al-Azhar
karya Hamka. Dalam tafsirnya, Hamka menjelaskan bahwa ayat diatas mengandung
ajaran kepada Rasul saw., tentang cara melancarkan dakwah atau seruan terhadap
manusia agar mereka berjalan diatas jalan Allah (Sabilillah), atau Shirathal
Mustaqim, atau ad-Dinul Haqq, Agama yang benar. Menurut Hamka, di dalam
melakukan dakwah, hendaklah memakai tiga macam cara atau metode yaitu :26
(a) Hikmah (Kebijaksanaan) yaitu di mana seorang dai memperhatikan situasi dan
kondisi masyarakat sebelum menentukan tema yang akan disampaikan, dan juga
berarti sebagai kemampuan seorang dai dalam menyampaikan pesan dakwah,
hingga bisa dipahami oleh masyarakat dengan mudah. Maka dengan hikmah ini,
seorang juru dakwah dianjurkan untuk menyampaikan tema-tema yang faktual

24
Farwah Quraisyiah, Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Shihab, MA,
Skripsi Online, ( Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2014 ), h. 19.
25
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 2016, h. 224.
26
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz. XIII-XIV, (Jakarta: Pustaka Panjimas), h. 314.
26

serta riil, memperhatikan problematika masyarakat yang berkembang, kemudian


mencoba untuk mencari dan menawarkan solusinya menurut tuntunan agama
Islam. Menurut Hamka, dakwah dengan hikmah yaitu dengan secara bijaksana,
akal budi yang mulia, dada yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian
orang kepada agama, atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan. Contoh-contoh
kebijaksanaan itu selalu pula ditunjukkan Tuhan.27
(b) Al-Mau’idzah al-hasanah yaitu memberikan nasehat dengan bahasa yang baik.
Maksudnya berdakwah dengan cara memberikan nasehat-nasehat yang baik dan
memperingatkan kepada orang lain dengan bahasa yang baik yang dapat
menggugah hatinya sehingga pendengar mau menerima nasehat tersebut.28
Menurut Hamka, mau’izhah hasanah artinya pengajaran yang baik, atau pesan-
pesan yang baik, yang disampaikan sebagai nasihat. Menurutnya termasuk
kategori mau’idzah hasanah adalah pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga
kepada anak-anaknya, sehingga menjadi kehidupan mereka pula, pendidikan dan
pengajaran dalam perguruan-perguruan.29
(c) Jadilhum billati hiya ahsan (bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik).
Kata ‘Jadilhum’ terambil dari kata ‘Jidal’ yang bermakna diskusi atau bukti-
bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak
dapat bertahan, baik yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun
hanya oleh mitra bicara.30

27
Hamka, Tafsir Al-Azhar, h. 321.
28
Masyur Amin, Metode Dakwah Islam dan Beberapa Keputusan Pemerintah tentang
Aktivitas Keagamaan, (Yogyakarta : Sumbangih, 1980 ), h. 34.
29
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz. XIII-XIV, (Jakarta: Pustaka Panjimas), h. 322.
30
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah “Pesan, kesan, dan keserasian al-Qur’an”, Vol.6,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 775.
27

Ketiga pokok cara atau metode dakwah diatas, menurut Hamka amatlah
diperlukan disegala zaman. Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat
manusia kepada jalan yang benar itu, sekali-kali bukanlah propaganda, meskipun
propaganda itu sendiri kadang-kadang menjadi bagian dari alat dakwah.31
4) Perkembangan Dakwah

Dakwah sebagai salah satu misi Islam berkembang dengan cepat melalui
media tradisional sampai modern. Dengan demikian seorang dai harusnya faham
betul dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga bisa
dikatakan siapa yang mampu menguasai teknologi itulah yang mampu menggenggam
dunia.32
Perkembangan dakwah sendiri tidak bisa terlepas dengan budaya yang
dibangun masyarakat saat ini. Masyarakat modern yang cenderung pragmatis juga tak
lepas dari sasaran dai, namun bagi masyarakat modern yang cenderung hedonis
dalam kehidupannya lebih menyukai suguhan dakwah melalui media yang mudah
diakses oleh mereka. Sehingga munculah istilah media dakwah pop, misalnya:
televisi, musik, film dll. Hal ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat
modern dalam memahami ajaran agamanya melalui suguhan yang bersifat instan
namun mampu memberikan kepuasan bagi mereka.33
Di era informasi canggih seperti sekarang ini, tidak mungkin dakwah masih
hanya menggunakan pengajian di mushalla yang hanya diikuti oleh mereka yang
hadir di sana. Penggunaan media-media komunikasi modern adalah sebuah

31
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz. XIII-XIV, (Jakarta: Pustaka Panjimas), h. 322.
32
Farihah, Irzum. "Media Dakwah Pop." AT-TABSYIR; Jurnal Komunikasi Penyiaran
Islam, no. 2 (2013), h. 25.
33
Taufik M. T. Dakwah Era Digital: Sejarah, Metode dan Perkembangan (Vol. 1). Yayasan
Islam Ta'limiyah Al-Ikhlash (2020).
28

keniscayaan yang harus dimanfaatkan keberadaannya untuk kepentingan


menyampaikan ajaran-ajaran Islam atau dakwah Islam.
Gaya penyampaian dakwah yang benar-benar baru ini langsung menerima
sambutan hangat dari publik. Dakwah para dai saat ini banyak yang direkam di CD
dan di jual bebas, sehingga mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan pesan
dakwah dari para dai yang diidolakan. Saat ini bisa dikatakan di setiap kota di
Indonesia yang memiliki penduduk mayoritas beragama Islam, pasti dapat dengan
mudah mendengarkan pesan-pesan dakwah baik melalui stasiun radio maupun
televisi.34
Belakangan dengan semakin banyaknya muncul ustadz baru yang populer,
persaingan di dunia per dai-an ini pun semakin sengit, sehingga kreatifitas dalam
merebut pasar dakwah ini pun harus semakin tinggi, sebegitu kreatifnya bahkan
sampai ke hal-hal yang dulunya tidak pernah terbayangkan akan terjadi di dunia
dakwah sekarang bisa kita saksikan di layar televisi dan media lainnya.
5) Dakwah Kontemporer

Dakwah kontemporer adalah sering disebutkan sebagai kondisi kekinian


atau masa yang berlangsung saat ini. Dalam pembahasan ini penekanannya adalah
cara melaksanakan dakwah saat ini. Melakukan dakwah yang sebenarnya adalah hal
yang sangat mudah. Karena melakukan dakwah dimana saja dan kapan saja.
Menyampaikan dakwah pertama harus merujuk kepada Al-Quran dan Hadis Nabi.
Salah satu metode dakwah yang sampai saat ini masih relevan dipraktekkan oleh para
dai adalah dapat merujuk kepada Hadis Nabi sebagai berikut: Permudahlah, jangan
mempersulit, sampaikan kabar gembira dan jangan membuat orang lari (HR.

34
Farihah, Irzum. "Media Dakwah Pop." AT-TABSYIR; Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam,
no. 2 (2013), h. 34.
29

Bukhari). Mempermudah urusan bukanlah membolehkan segala sesuatu hal yang ada
dalam kehidupan ini. Misalnya, apabila seseorang baru masuk Islam misalnya.
Setelah ia mengucapkan dua Kalimah Syahadat. Maunya jangan langsung dengan
serta merta kita menyuruh membayar zakat, dan naik haji. Akan tetapi jika ia baru
saja masuk Islam maka kita memberikan kabar gembira, kabar yang menyenangkan
serta menyejukkan. Misalnya kita memberikan penjelasan bahwa Islam Agama yang
menghormati sesama manusia misalnya.35
Sehubungan dengan metode yang digunakan oleh Rasulullah dapat diterapkan
sampai sekarang sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari sebegai berikut:
Rasulullah berkata kepada Mu’az bin Jabal sebelum beliau melepaspaskannya
ke Yaman: “Sesungguhnya engkau akan mendatangi negeri yang
penduduknya ahli kitab. Jika engkau sampai ke sana, dakwahilah mereka
untuk mengikrarkan dua kalimat syahadat. Jika mereka merspon dakwahmu,
maka sampaikanlah pada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shalat
lima waktu sehari semalam, jika mereka menaati perintah ini, maka
sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka zakat yang
diambil dari orang-orang kaya untuk didistribusikan kepada orang miskin
diantara mereka. Jika mereka menaati perintah ini, maka berhati-hatilah
dengan harta berharga mereka, dan berhati-hatilah dengan doa orang yang
terzalimi, karena doa mereka lebih berhijab untuk sampai kepada Allah
(Hadis, RW Bukhari).36
Pesan hadis di atas menunjukkan bahwa, pelaksanaan dakwah berdasarkan
metode tertentu haruslah melihat fenomena yang ada dalam masyarakat tersebut.
Dengan kata lain metode dakwah seharusnya dengan sangat hati-hati disampaikan.
Jika salah satu metode dakwah atau dakwah yang dijalankan berjalan secara harmonis
maka langkah selanjutnya harus dilakukan. Namun jika strategi pertama tidak
mendapat sambutan, maka jangan terlalu dipaksakan kepada mad’u, atau sasaran
dakwah. Artinya sasaran dakwah sangat kondisional. Metode dan strategi dakwah

35
Abdul Rani Usman, Metode Dakwah Kontemporer, Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan
Pengembangan Ilmu Dakwah, Vol. 19, No. 28, Juli-Desember (2013). h. 110.
36
Abdul Rani Usman, Metode Dakwah Kontemporer, Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan
Pengembangan Ilmu Dakwah, Vol. 19, No. 28, Juli-Desember (2013). h. 110.
30

yang dilakukan berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain. Dan juga dakwah
sebagai strategi dan negosiasi ini sangat erat dengan budaya setempat. Salah satu
strategi dan metode dakwah yang dilancarkan oleh Rasulullah sebagai berikut:
Dari Anas bin Malik, ketika Rasulullah ingin menulis surat ke Raja Romawi
para sahahat berkata: “Sesunguhnya mereka (orang-orang Romawi), tidaka
akan menerima dan membaca surat kecuali surat yang berstempel. Anas
berkata: Maka Rasulullahpun membuat cincin dari perak, seolah-olah aku
melihat putihnya perak tersebut di tangan Rasulullah, stempel tersebut
tertulis:Muhammad Rasulullah. (HR. Muslim).37
Hadis di atas memberi pesan singkat kepada kita umat Islam untuk
melanjutkan risalah dakwah sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh Muhammad
saw. Rasulullah sangat menghargai informasi yang disampaikan oleh para sahabat,
sehingga informasi tersebut ditindaklanjuti demi kepentingan dakwah. Kita ketahui
bahwa bangsa Romawi merupakan bangsa yang besar pada waktu itu, sekaligus
peradabannya tinggi. Karena peradabannya tinggi, maka segala sesuatu harus terukur,
teratur dan sangat rapi. Oleh karena itu boleh jadi sebelumnya Rasulullah mengirim
surat kepada orang lain tidak memakai stempel. Maka untuk kaum Romawi surat
tersebut harus mempunyai stempel. Dan Rasulullah pun memenuhi hal tersebut, guna
tercapainya tujuannya. Inilah merupakan salah satu contoh metode dakwah yang
dipraktekkan oleh Rasulullah tempo dulu.
Melakukan dakwah sebagaimana yang dipraktekkan oleh Rasulullah, memang
sangatlah berat. Namun demikian seorang dai harus melakukan sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Islam yang kita anut merupakan agama yang paling
mulia sehingga harus melakukan amar makruf nahi mungkar dimana saja dan kapan
saja, termasuk terhadap pemimpin kita yang dianggap menyimpang. Hal tersebut
disabdakan oleh Rasulullah sebagai berikut:

37
Abdul Rani Usman, Metode Dakwah Kontemporer, h. 111.
31

Jihad yang paling utama ialah mengucapkan perkataan yang benar terhadap
penguasa yang zalim,( HR, Ibnu Majah dari Abu Said, diriwayatkan oleh
Ahmad, Thabrani, dan Baihaqi dari Abu Umamah, dan diriwayatkan oleh
Ahmad, Nasai’ dan Baihaqi Thariq bin Syihab dengan Sanad Shahih).38
Perkataan yang benar merupakan salah hal yang sangat sulit dipraktekkan
dihadapan orang-orang berbeda pandangan dengan kita. Dengan kata lain perkataan
yang benar sulit dihadapkan pada orang yang bodoh. Namun demikian perkataan
yang benar harus diucapkan dimana saja. Perkataan yang benar merupakan dakwah
yang sangat bermakna dihadapan orang yang menyimpang dengan kebenaran. Saat
ini berbicara yang benar kadang-kadang sangat sulit dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun demikian perkataan yang benar tersebut harus dilakukan,
sebagagai pertanda kita melakukan dakwah dalam kehidupan sehari-hari.39
6) Pemanfaatan Tiktok Sebagai Media Dakwah Islam

Dakwah dengan berbagai dinamika yang melingkupinya memerlukan


kreativitas dan inovasi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada.
Konsep al Islamu sholih likulli zaman wa makan (Islam sesuai dengan kondisi waktu
dan tempat) merupakan prinsip yang dipegang para dai dalam mengemban tugas
sucinya.40 Akses dan pengetahuan terhadap sumber-sumber teknologi yang ada perlu
menjadi perhatian para dai. Tidak hanya menguasai ilmu agama dan ilmu umum,
tetapi juga media yang menjadi alat dan sarana dalam menyampaikan dakwah Islam.
Salah satu teknologi yang menjadi trend dakwah pada era saat ini adalah internet dan

38
Abdul Rani Usman, Metode Dakwah Kontemporer, Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan
Pengembangan Ilmu Dakwah, Vol. 19, No. 28, Juli-Desember (2013). h. 111.
39
Abdul Rani Usman, Metode Dakwah Kontemporer, h. 111.
40
Adi Wibowo, “Penggunaan Media Sosial Sebagai Trend Media Dakwah Pendidikan Islam
Di Era Digital, ”Jurnal Islam Nusantara 3”, no. 2 (2019), h. 339.
32

sarana aplikasi yang tersedia seperti aplikasi TikTok yang marak digunakan oleh
masyarakat saat ini dari semua kalangan.41
TikTok memiliki peluang untuk menciptakan literasi khasanah keilmuan
tentang agama Islam yang sangat diperlukan oleh masyarakat luas dengan disajikan
sesuai dengan pola hidup masyarakat sekarang yang tidak bisa jauh dari smartphone.
Yang mendasari orang-orang memilih aplikasi tik tok karena ingin berbagi keilmuan
tentang Agama Islam. Agar Ilmu yang disampaikan membawa dampak yang luas
bagi para pengguna plaform ini.
Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa berkaitan dengan dakwah di dunia
maya, Islam sebagai agama yang responsif terhadap segala perubahan dan keadaan,
sudah selayaknya melakukan evaluasi terhadap “dakwah tradisional” yang dilakukan
selama ini. Dakwah dalam arti yang luas (bukan sekedar tabligh atau ceramah)
dituntut untuk mampu menembus dunia cyber dalam rangka menebarkan benih-benih
nilai mulia Islam.42

c. Dakwah Melalui Media Sosial

Di era perkembangan teknologi seperti sekarang ini, dakwah melalui media


sosial merupakan suatu keniscayaan karena kondisi dan situasi masyarakat kita
sekarang ini begitu nyata telah terintegrasi dengan perkembangan media sosial di
tengah-tengah kehidupan dalam berbagai aspeknya. Mulai bidang ekonomi, sosial,
politik dan juga agama. Begitu derasnya arus informasi melalui media sosial
sehingga seakan-akan dunia ini menjadi begitu sempit, karena dunia sudah tidak ada

41
Sholihatul Atik H, Pemanfaatan Media TikTok Sebagai Media Dakwah Bagi Dosen IAI
Sunan Kalijogo Malang, Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Volume 2 Nomor 1 Januari 2021 : 4,
(2021 ), h. 8.
42
Sholihatul Atik H, Pemanfaatan Media TikTok Sebagai Media Dakwah Bagi Dosen IAI
Sunan Kalijogo Malang, h. 8.
33

lagi pembatas antara ruang dan waktu. Hal ini satu sisi tentu bisa menjadi yang
sangat baik, namun di sisi lain juga merupakan tantangan yang berat bagi masa
depan dakwah Islam.43
Sebagai agama paripurna, Islam telah mengandung seperangkat ajaran yang
komprehensif dan universal. Islam telah menyediakan segala hal yang dibutuhkan
manusia termasuk kebutuhan untuk membangun peradabannya, jika manusia mau
berfikir dan merenungkan ayat-ayatNya, baik ayat qouliyah maupun ayat kauniyah.
Maka benar adanya, jika Islam disebut sebagai agama yang senantiasa relevan
disegala tempat dan waktu. Namun perlu dipahami juga, bahwa nilai-nilai ideal
dalam ajaran Islam tidak akan bermakna apa-apa jika tidak sampai dan dipahami
oleh umat manusia. Oleh karenanya, upaya menyampaikan dan memahamkan ajaran
Islam kepada orang-orang yang belum mengerti dan memahami menjadi hal penting
yang harus dilakukan.44
Dakwah dapat disampaikan melalui berbagai cara dan berbagai media. Salah
satu di antaranya adalah melalui media sosial. Di zaman sekarang, media sosial telah
menjadi fenomena yang semakin mengglobal dan mengakar. Seperti diketahui
bersama, bahwa aplikasi-aplikasi media sosial sudah menjadi bagian tidak
terpisahkan dari alat komunikasi yang dibenamkan di dalam smarthphone, tablet,
laptop, dan PC. Kini, dengan semakin luas, cepat dan lebarnya koneksi internet,
konsumen semakin dimudahkan dalam mengakses aplikasi media sosial.45

43
Karim A. Dakwah Melalui Media: Sebuah Tantangan Dan Peluang. Jurnal Komunikasi
Penyiar Islam,(Online), 4(1), (2016). h. 170.
44
Eko Sumadi, Dakwah dan Media Sosial: Menebar Kebaikan Tanpa Diskrimasi, AT-
TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, (2016), h. 173.
45
Eko Sumadi, Dakwah dan Media Sosial: Menebar Kebaikan Tanpa Diskrimasi, h. 174.
34

Pada tahun 2014 pengguna internet di Indonesia mencapai 15% atau 38,2 juta
dari total jumlah penduduk sekitar 251,2 juta jiwa. Sedangkan pengguna medsos di
Indonesia juga mencapai sekitar 15% dari total jumlah penduduk Indonesia. Artinya,
hampir seluruh pengguna internet memiliki akun medsos. Para pengguna medsos ini
mengakses akun medsosnya rata-rata sekitar 2 jam 54 dan sebanyak 74% mengakses
akunnya melalui smartphone.46
Begitu massifnya manusia dalam memanfaatkan internet dan jejaring sosial.
Maka, tentu akan sangat efektif jika jejaring sosial digunakan sebagai sarana untuk
menebar kebaikan (berdakwah). Tentu segala informasi yang telah dishare di media
sosial akan secara langsung dan mudah diakses oleh siapa pun dan di manapun.
Karena media sosial dapat membuat manusia berkomunikasi satu sama lain di
manapun dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan tidak peduli
siang atau pun malam.
Oleh karenanya, pemanfaatan media sosial harus disertai dengan sikap arif
dan bijaksana. Menggunakan media sosial secara bijak akan memudahkan seseorang
untuk belajar, mencari kerja, mengirim tugas, mencari informasi, berbelanja, ataupun
berdakwah. Sebaliknya jika menggunakan media sosial dengan tidak hati-hati maka
bisa juga berdampak pada hal-hal yang buruk. Karena telah ada UU informasi dan
transaksi elektronik yang secara jelas mengatur soal perbuatan yang dilarang dalam
memanfaatkan media sosial.47

46
Karim A. Dakwah Melalui Media: Sebuah Tantangan Dan Peluang. Jurnal Komunikasi
Penyiar Islam,(Online), 4(1), (2016). h. 170.
47
Eko Sumadi, Dakwah dan Media Sosial: Menebar Kebaikan Tanpa Diskrimasi, AT-
TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, (2016), h. 189.
35

Untuk itu, dalam pemanfaatan media sosial secara umum maupun sebagai
sarana berdakwah harus memperhatikan etika-etika dan norma-norma dalam ber-
medsos. Tidak boleh melontarkan kalimat-kalimat yang berpotensi pada pencemaran
nama baik, juga dilarang membuat pernyataan-pernyataan yang provokatif dan
mengarah pada persoalan isu SARA. Meskipun mungkin niatnya baik, namun perlu
diperhatikan juga bahwa niatan baik harus dilakukan dengan cara-cara yang baik.
Sehingga tidak menimbulkan kegaduhan dan tindakan diskriminatif.48
Segala aspek yang berhubungan dengan proses pelaksanaan dakwah dan
sekaligus berkaitan dengan kelangsungan dakwah disebut unsur-unsur dakwah.49 Di
antaranya yaitu:
a. Dai

Dai adalah subjek dakwah/juru dakwah/pelaku dakwah/orang yang


melakukan dakwah, yaitu seseorang yang berusaha melakukan perubahan satu
situasi ke situasi tertentu yang sesuai aturan-aturan Allah swt, baik secara individu
mapun berbentuk organisasi (kelompok) serta sebagai pembawa misi dan pemberi
informasi. Secara umum dai adalah sebagai sebutan dari mubaligh (orang yang
menyampaikan ajaran Islam).50

48
Karim A. Dakwah Melalui Media: Sebuah Tantangan Dan Peluang. Jurnal Komunikasi
Penyiar Islam,(Online), 4(1), (2016). h. 150.
49
Abdul Choliq, Dakwah Melalui Media Sosial Facebook, Jurnal Dakwah Tabligh, (2015). h.
174.
50
Abdul Choliq, Dakwah Melalui Media Sosial Facebook, h. 174.
36

b. Mad’u

Mad’u disebut juga sebagai objek dakwah adalah manusia dan mereka yang
menjadi sasaran dakwah. Mereka adalah orang-orang yang telah memiliki atau
setidak-tidaknya telah tersentuh oleh kebudayaan asli atau kebudayaan selain Islam.
Oleh karena itu, objek dakwah selalu berubah seiring perubahan aspek sosial
kultural, sehingga objek dakwah ini akan senantiasa menjadi perhatian dan
tanggapan khusus bagi pelaksanaan dakwah. Manusia di sini tidak hanya sebatas
yang telah beragama Islam, tetapi keseluruhan umat manusia.51
c. Materi Dakwah

Materi dakwah adalah segala sesuatu berupa pesan-pesan dakwah agama


Islam yang harus disampaikan dai dalam berdakwah. Materi dakwah ini disebut
Maddah Ad-Da’wah, yaitu ajaran Islam secara keseluruhan yang termaksud dalam
Al-Qur’an dan Hadis.52
d. Media Dakwah

Secara etimologi, media berasal dari bahasa latin median, yang berarti alat
perantara. Media dakwah berarti segala sesuatu yang bisa digunakan sebagai alat
dalam mencapai tujuan dakwah. Media dakwah juga bisa disebut sebagai wasilah.
Menurut Ya’qub, wasilah dakwah ada lima macam, yaitu lisan, tulisan, lukisan,
audio visual, dan akhlak. Pemilihan media dakwah tergantung dari keterampilan
seorang dai, mana media yang sesuai dan tepat dengan kondisi dan tempat mad’u
sebagai objek dan sasaran dakwah.53

Abdul Choliq, Dakwah Melalui Media Sosial Facebook, Jurnal Dakwah Tabligh, (2015). h.
51

175.
Abdul Choliq, Dakwah Melalui Media Sosial Facebook, h. 175.
52

Abdul Choliq, Dakwah Melalui Media Sosial Facebook, h. 176.


53
37

e. Metode Dakwah

Metode berasal dari dua kata yaitu meta (melalui) dan hodos (jalan, cara).
Metode berarti suatu cara yang bisa ditempuh/ditentukan secara jelas untuk
mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana system, tata pikir manusia.
Metode dakwah berarti strategi atau cara para dai dalam menyampaikan materi
dakwah. Penggunaan metode dakwah oleh dai menentukan keberhasilan kegiatan
dakwah. Antara unsur-unsur dakwah sangat berkaitan satu sama lain. Jika metode
dakwah kurang tepat, akan mempengaruhi penerimaan dan penolakan mad’u.54
a) Teori Ekologi Media (Media Ecology Theory)

Teori Ekologi adalah studi tentang bagaimana media dan proses komunikasi
memengaruhi persepsi manusia, perasaan, emosi, dan nilai teknologi yang
mempengaruhi komunikasi melalui teknologi baru.
Perkembangan teknologi tentunya tidak bisa diragukan lagi. Kini, manusia
memiliki kemudahan dalam menyampaikan dan bertukar informasi tanpa
membutuhkan waktu lama kita bisa menyampaikan pesan secara cepat keberbagai
tempat dan dalam waktu yang singkat. Media Teori Ekologi berpusat pada prinsip-
prinsip bahwa masyarakat tidak bisa lepas dari pengaruh teknologi dan
teknologiyang akan tetap menjadi pusat untuk hampir semua lapisan masyarakat.55

54
Abdul Choliq, Dakwah Melalui Media Sosial Facebook, Jurnal Dakwah Tabligh, (2015). h.
177.
Richard West and Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Jakarta: Salemba
55

Humanika, 2009. h. 44
38

Media membentuk dan mengorganisasikan sebuah budaya. Ini yang disebut


teori ekologi media. McLuhan juga menyatakan bahwa kita memiliki hubungan
yang sifatnya simbiosis dengan teknologi yang menggunakan media. Manusia
menciptakan teknologi, dan sebaliknya teknologi tadi membentuk manusia. Inilah
yang menjadi konsep dasar teori ekologi media.56
Teori Ekologi Media ada tiga asumsi, yang pertama yaitu Media
menanamkan setiap aksi dan perilaku masyarakat. Dalam konteks ini media
melingkupi setiap tindakan di dalam masyarakat atau sebuah media yang terpenting
adalah teknologinya melainkan bukan isinya. Menurut pandangan McLuhan, media
tidak dilihat dari konsep yang sempit, misalnya surat kabar/majalah, radio, televise,
film, ataupun internet. Tetapi McLuhan berpandangan bahwa konsep luasnya ketika
kita melihat medium sebagai apa saja yang digunakan oleh manusia seperti jam,
angka, uang, jalanan, hingga permainan merupakan medium. Asumsi yang kedua
yaitu Media membetulkan persepsi kita dan mengorganisasikan pengalaman-
pengalaman kita. Dalam konteks ini dilihat dari pandangan teori ekologi media
bahwa media merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, di
mana setiap cara manusia menilai sesuatu, bereaksi, dan merasakan sesuatu
cenderung dipengaruhi oleh media. Asumsi yang ketiga yaitu Media mengikat dunia
kita secara bersama-sama. Dalam konteks ini setiap peristiwa atau hal yang
dilakukan dibelahan dunia lain, dapat diketahui ke belahan dunia lain. Hal ini akan
membuat masyarakat pedesaan kemudian hidup di desa global (global village),
sehingga dari asumsi ini dapat disimpulkan bahwa media seolah mengikat dunia
menjadi sebuah kesatuan seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Adanya

56
Richard West and Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,
Jakarta: Salemba Humanika 2010. h. 44
39

konsep global village memperlihatkan bahwa tidak ada yang dapat membatasi
belahan dunia lainnya yaitu dengan internet semua informasi secara cepat didapat di
belahan dunia lainnya.57
McLuhan dan Quentin Fiore menyatakan bahwa media dari sebuah era
menentukan esensi dari sebuah masyarakat. Mereka mengemukakan empat era
dalam sejarah media yang masing-masing berkaitan dengan mode komunikasi
dominan di zaman tersebut. McLuhan lebih jauh menyatakan bahwa media
bertindak sebagai perpanjangan indera manusia dari tiap era yaitu:58 Era tribal. Era
ini ditandai dengan tradisi lisan. Orang belum mengenal tulis menulis. Di masa ini,
menurut McLuhan, budaya berpusat pada telinga. Orang mendengar tanpa memiliki
kemampuan untuk menyensor pesan-pesan.
Konteks komunikasi hanya bersifat tatap muka. Ini yang membawa
masyarakat kolektif. Era melek huruf. Ini adalah era di mana komunikasi tertulis
berkembang pesat dan mata menjadi indera yang dominan. Zaman ini ditandai
dengan pengenalan abjad. Konteks komunikasi sosial sudah bersifat tidak langsung
karena dapat diwakili oleh tulisan. “Dunia tertulis” memberi konsekuensi lahirnya
masyarakat individualistik. Era cetak. McLuhan menyebut buku sebagai “mesin
pengajar pertama” di era ini. Segala macam tulisan dapat diduplikasi dengan jumlah
yang banyak. Di era ini teknologi yang utama adalah percetakan dengan
mengandalkan penglihatan sebagai indera yang dominan. Sama dengan era melek
huruf. Era elektronik. Media menjadi perpanjangan hampir seluruh indera manusia
di era ini. Telepon dan radio perpanjangan tradisi lisan. Televisi perpanjangan

57
Richard West and Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,
Jakarta: Salemba Humanika (2010). h. 45.
58
Richard West and Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. h. 45
40

penglihatan dan pendengaran. Komputer/internet juga hadir sebagai perpanjangan


seluruh indera dengan menggabungkan ragam media (cetak, audio, visual) hingga ia
disebut multimedia. “Komputer merupakan hal yang paling luar biasa dari semua
busana teknologi yang pernah diciptakan, karena komputer merupakan perpanjangan
dari sistem syaraf pusat kita”.59
b) Teori New Media

Teori new media adalah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy.
Teori new media atau dalam bahasa Indonesia yang berarti media baru yakni,
teori yang membahas tentang perkembangan yang terjadi di media. Teori new
media ini berasumsi bahwa proses komunikasi tak lagi mempunyai arti
berkomunikasi secara face to face atau tatap muka, tetapi media sudah menjadi
hal yang wajar digunakan untuk bersosialisasi secara formal, sehingga media
memiliki nilai yang berarti bagi para penggunanya.60
Media baru (New Media) adalah istilah yang dimaksudkan untuk
mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi
dan komunikasi di akhir abad ke-20. Karakteristik dari new media adalah dapat
diubah (edit), bersifat jaringan, padat, interaktif dan bersifat user generated
content. User-generated content adalah konten atau isi artikel dalam internet
yang ditulis oleh khalayak umum, menandakan bahwa konten media internet
tidak lagi hanya dapat dimonopoli oleh pihak berkepentingan namun dapat
diunggah oleh semua internet user.61

59
Richard West and Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Humanika (2010). h. 45
60
Atep Hilmansyah, Literasi media siswa MAN Kota Cimahi Mengenai Pemberitaan Corona
di Media Sosial, Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Bandung, (2021), h. 7.
61
P Jamilah, YS Utami and Kurniadi E, Final Evaluation Of Radio Station Communication
Strategy For Media Convergence: Cakrawala Jurnal Penelitian Sosial, 2020. h. 69.
41

Beberapa contoh dari new media adalah seperti internet, website,


komputer multimedia, permainan komputer, CD-ROMS, dan DVD. Newmedia
merupakan basis media baru dan bukanlah media konvensional seperti televisi,
film, majalah, buku, atau publikasi berbasis kertas.
Teori new media merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh
Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa new media merupakan teori yang
membahas mengenai perkembangan media dari konvensional ke era digital.
Dalam teori new media, terdapat dua pandangan yang dikemukakan
oleh Pierre Levy, pertama yaitu pandangan interaksi sosial, yang membedakan
media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy
memandangworld wide web (www) sebagai sebuah lingkungan informasi yang
terbuka, fleksibel, dan dinamis, yang memungkinkan manusia
mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalamdunia
demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih
interaktif dan berdasarkan pada masyarakat. Pandangan kedua yaitu Pandangan
integrasi sosial, yang merupakan gambaran media bukan dalam bentuk
informasi, interaksi, atau penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau
bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan
masyarakat. Media bukan hanya sebuah instrumen informasi atau cara untuk
mencapai ketertarikan diri, tetapi menyatukan kita dalambeberapa bentuk
masyarakat dan memberi kita rasa saling memiliki.62

62
P Jamilah, YS Utami and Kurniadi E, Final Evaluation Of Radio Station Communication
Strategy For Media Convergence: Cakrawala Jurnal Penelitian Sosial, 2020. h. 70.
42

New media sendiri dapat didefinisikan media yang terhubung dengan internet.
Ceeber dan Martin dalam Vivi Oktaviani mendefinisikan bahwa new media adalah
media online yang berbasis teknologi dimana segala kebutuhan komunikasi berbentuk
digital. Sementara itu, menurut Bambang Mudjianto new media atau media baru
adalah sebuah istilah yang memuat karakteristik media lama secara konvergen.
Artinya media lama seperti televise, majalah, dan radio memiliki medianya masing-
masing. Majalah dengan kertasnya dan tv dengan gelombang satelit dapat terangkum
dan hanya menggunakan satu media yaitu internet.63
Internet yang merupakan media baru atau new media ini tengah booming
ditengah masyarakat saat dewasa saat ini, dikarenakan internet yang menawarkan
banyak kemudahan dalam segala aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah
dalam aspek komunikasi dan informasi. Dengan internet masyarakat bisa sangat
mudah berkomunikasi hingga saling berinteraksi dan berbagi informasi, ditambah saat
ini media sosial yang merupakan bagian dari internet sangat digandrungi oleh
masyarakat khususnya generasi milenial.64
Tak hanya memberikan kemudahan, namun disisi lain internet khususnya
media sosial mempunyai sisi negatif atau merugikan bagi masyarakat. Salah satu
contohnya adalah berkembang pesatnya hoax atau berita bohong yang dapat
menimbulkan disinformasi di tengah masyarakat.

63
Atep Hilmansyah, Literasi media siswa MAN Kota Cimahi Mengenai Pemberitaan Corona
di Media Sosial, Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Bandung, (2021), h. 8.
64
Atep Hilmansyah, Literasi media siswa MAN Kota Cimahi Mengenai Pemberitaan Corona
di Media Sosial, h. 8.
43

Definisi lain mengemukakan, new media merupakan digitalisasi yangmana


sebuah konsep pemahaman mengikuti perkembangan zaman menyangkut
teknologi dan sains, dari semula yang bersifat manual menjadi otomatis, dan dari
semua yang bersifat rumit menjadi ringkas.65

G. Kerangka Pikir

Untuk membangun kesesuaian berfikir mengenai penelitian yang akan


dilakukan ini, maka perlu digambarkan kerangka berfikir yang merupakan landasan
dalam melaksanakan penelitian ini sesuai dengan uraian sebelumnya yakni
bagaimana gambaran tentang pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai media untuk
menyampaikan pesan dakwah oleh mahasiswa komunikasi penyiaran islam IAIN
Bone.

65
P Jamilah, YS Utami and Kurniadi E, Final Evaluation Of Radio Station Communication
Strategy For Media Convergence: Cakrawala Jurnal Penelitian Sosial, 2020. h. 71.
44

Mahasiswa KPI

Aplikasi Tik Tok

Penyampaikan Dakwah

Ekologi Media New Media

Bentuk Kegiatan Dakwah

Konsep dan Metode Dakwah

Faktor Pendukung dan


Penghambat

Sumber: Data Olahan Calon Peneliti, 2022

Dengan berdasar pada gambar skema di atas, calon peneliti akan


menguraikan tentang kerangka pikir yang akan dijadikan sebagai patokan untuk
melaksanakan penelitian ini. Hal ini dianggap riil karena dapat memudahkan calon
peneliti memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam memecahkan
permasalahan sesuai dengan penelitian yang bersifat ilmiah.
Media sosial saat ini memiliki dominasi tersendiri bagi kalangan masyarakat
khususnya kalangan mahasiswa. Media sosial khususnya aplikasi tiktok adalah salah
satu media sosial yang memiliki banyak peminat. Tiktok ini aplikasi dengan special
45

effects unik dan menarik yang dapat diunduh dengan mudah, tiktok dapat menggaet
kaum milenial untuk belajar Islam sesuai dengan masing-masing cara penyampaian.
Karena melihat majunya perkembangan teknologi yang memberikan manfaat seperti
memberikan kemudahan dalam interaksi dan komunikasi kita sebaiknya sebagai
mahasiswa KPI harus memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyampaikan
dakwah. Fokus penelitian dalam draft skripsi ini yaitu bagaimana mahasiswa KPI
IAIN Bone dalam memanfaatkan aplikasi tiktok.
Calon peneliti menggunakan dua teori untuk menganalisis penelitian yang
akan dilakukan yaitu teori ekologi media dan teori new media. Teori ekologi media
yang dikemukakan oleh Marshall McLuhan yang berpusat pada prinsip-prinsip
bahwa masyarakat tidak bisa lepas dari pengaruh teknologi dan teknologi akan tetap
menjadi pusat untuk hampir semua lapisan masyarakat. Prinsip ini menjadi jembatan
bagi calon peneliti untuk lebih mudah dalam menjelaskan pemanfaatan media sosial
khusunya aplikasi tiktok. Kedua teori new media yang dikembangkan oleh Pierre
Levy yang mengemukakan bahwa new media merupakan teori yang membahas
mengenai perkembangan media dari konvensional ke era digital. Teori ini digunakan
calon peneliti untuk mengemukakan pemanfaatan aplikasi tiktok karena seperti yang
kita ketahui bahwa aplikasi tiktok merupakan new media atau media baru yang saat
ini menjadi favorite dan booming bagi kaum milenial khususnya di kalangan
mahasiswa.
Melalui kedua teori tersebut, calon peneliti akan mengemukakan
pemanfaatan aplikasi tiktok dalam menyampaikan pesan dakwah oleh mahasiswa KPI
IAIN Bone, penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
mahasiswa KPI IAIN Bone sudah memanfaatkan aplikasi tiktok tersebut untuk
46

menyampaikan dakwah atau belum dan untuk mengetahui bentuk kegiatan dakwah,
konsep dan metode dakwah dan faktor pendukung dan penghambat mahasiswa KPI
IAIN Bone dalam memanfaatkan aplikasi tiktok.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam draft skripsi ini merupakan jenis
penelitian deskriptif kualitatif yakni sebuah penelitian yang hasilnya berupa data
secara deskriptif (penggambaran/penguraian) yang berupa fakta-fakta tertulis maupun
lisan dari setiap perilaku orang yang diamati/di teliti.66
2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


pendekatan kualitatif dan menggunakan desain deskriptif. Pendekatan yang dimaksud
disini menjelaskan perspektif yang digunakan dalam membahas objek penelitian,
yang digunakan oleh calon peneliti, yaitu:
a. Pendekatan Lapangan

Pendekatan lapangan yaitu pengumpulan data dengan jalan penelitian


langsung ke lapangan. Penelitian dengan menggunakan salah satu metode atau
beberapa metode atau beberapa metode secara bersamaan yaitu metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi.

Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Kualitatif (Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada,
66

2000), h.15.
47

b. Pendekatan Ilmu Komunikasi

Calon peneliti menggunakan pendekatan ilmu komunikasi khususnya yang


berkaitan dengan ekologi media dan new media, dan literatur ilmiah berkenaan
dengan media. Teori ini digunakan untuk mengemukakan perkembangan media dan
memberikan pemahaman untuk mengikuti perkembangan zaman menyangkut
teknologi. Calon peneliti menggunakan teori ekologi media yang dikembangkan oleh
Marshall McLuhan dan teori new media yang dikembangkan oleh Pierre Levy.
3. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi atau obyek kajian dalam penelitian skripsi ini
adalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN Bone) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
IAIN Bone Kampus II Dusun Culili Kelurahan Polewali.
4. Data dan Sumber Data

a. Data

Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai segala hal yang


berkaitan dengan tujuan penelitian, dengan demikian tidak semua informasi atau
keterangan merupakan data. Dan hanyalah sebagian saja dari informasi, yakni yang
berkaitan dengan penelitian.67
b. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh.68 Sumber data dalam
penelitian ini adalah informan yakni Mahasiswa Program Studi Komunikasi
Penyiaran Islam IAIN Bone. Adapun sumber data yang calon peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian (Cet. III; Jakarta: PT. Raja Grafindo
67

Persada, 1995), h. 130.


68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Cet. XV; Jakarta:
Rineka Cipta, 2013), h. 172.
48

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh calon
peneliti secara langsung dari lapangan.69 Data primer yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek/subjek penelitian
baik melalui individu atau kelompok dengan data dari hasil observasi (pengamatan),
wawancara (tanya jawab) yang didapatkan peneliti dari informan.
Adapun kriteria untuk informan dalam penelitian yang calon peneliti angkat

yaitu :

a. Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone

b. Mahasiswa yang mempunyai akun Tiktok

c. Mempunyai konten dakwah

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh calon
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada.70
Sumber data yakni data yang sudah jadi seperti data dokumen dan publikasi,
sumber data berupa data yang berkait dengan aplikasi tiktok dan pesan dakwah.
5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yakni sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh calon peneliti dalam mengumpulkan data agar proses pengumpulan tersebut
menjadi sistematis dan lebih mudah. Adapun instrumen penelitian yang akan
digunakan peneliti adalah:

Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian,


69
(Cet. I; Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), h. 67.
70
Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian, (Cet. I; Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), h. 68.
49

a. Panduan observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat, menganalisa secara sistematis terhadap
gejala/fenomena/objek yang akan diteliti.71 Penelitian ini dilakukan dengan
melihat akun tiktok mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone.
b. Panduan wawancara, yaitu berisi daftar pertanyaan yang akan disampaikan
kepada objek penelitian sebagai narasumber. Wawancara adalah percakapan antar
periset (seseorang yang berharap mendapatkan informan) dan Informan
(seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu
objek).72 Narasumber yang dimaksud adalah Mahasiswa Komunikasi Penyiaran
Islam IAIN Bone yang mempunyai aplikasi tiktok.
c. Alat dokumentasi, yaitu calon peneliti mengumpulkan data dengan cara melihat
dokumen tertulis objek yang akan diteliti. Dokumentasi merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu.73 Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau
karya-karya monumental dari objek penelitian.
6. Teknik Pengumpulan Data

Adapun yang menjadi teknik pengumpulan data dalam draft skripsi ini yang
terdiri dari data primer maupun data sekunder dan untuk mengetahui variable
penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa metode penelitian berikut, yakni:
a. Observasi

Observasi dalam sebuah penelitian yang diartikan sebagai tindakan atau


proses pengambilan informasi melalui media pengamatan. Jadi, observasi yaitu
teknik pengumpulan yang mengharuskan penulis turun ke lapangan untuk mengamati

71
Abu Achmad and Narbuko, Metode Peneliti (Jakarta: Bumi Aksara, 2007). h. 70.
72
Arthur Asa Berger, Media and Communication Research Method (London: Sage
Publications, 2000). h. 111.
73
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: PT. Pustaka Baru, 2014). h. 32.
50

hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa,
tujuan dan perasaan.74 Teknik observasi ini berfokuskan pada data tentang mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone yang mempunyai aplikasi tiktok.
b. Wawancara

Teknik wawancara diawali dengan melakukan persiapan-persiapan


pertanyaan yang sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti. Kemudian mendesain
pertanyaan secara terstruktur, tidak terstruktur, sesuai kondisi psikologis narasumber
(informan) dengan bantuan note book, tape recorder. Mekanisme wawancara
dilakukan dengan cara wawancara mendalam (depth interview) yang dilakukan secara
individual dan diskusi.75
c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini merupakan salah satu cara pengumpulan data yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang sangat berhubungan dengan masalah yang
diteliti, sehingga diperoleh data yang lengkap. Metode ini dilakukan untuk
mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen.76
Dalam teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dimana
peneliti mengumpulkan data dari dokumen berupa foto atau catatan-catatan yang ada
atau terjadi di lokasi penelitian.

74
Mamik, Metodologi Kualitatif (Cet. I; Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015), h. 104.
75
Arthur Asa Berger, Media and Communication Research Method (London: Sage
Publications, 2000). h. 112.
76
Mamik, Metodologi Kualitatif , h. 106.
51

7. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan langkah selanjutnya ialah mengolah dan


menganalisis data. Dalam penelitian ini data akan dianalisis secara deskriptif
kualitatif. Data berupa uraian yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi selanjutnya diolah dan dianalisis. Pada awal penelitian kualitatif,
Biasanya peneliti akan melakukan studi pre-eliminary untuk memverifikasi dan
sebagai pembuktian awal bahwa fenomena yang diteliti itu benar-benar ada. Pada
studi pre-eliminary, peneliti sudah melakukan wawancara dan lain sebagainya dan
hasil dari aktivitas tersebut adalah data.
Pada saat peneliti melakukan pendekatan dan menjalin hubungan dengan
subjek penelitian/narasumber penelitian, melakukan observasi, membuat catatan
lapangan bahkan ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial subjek dan informan,
itu semua merupakan proses pengumpulan data yang hasilnya adalah data yang akan
diolah. Adapun teknik pengolahan data sebagai berikut:
a. Reduksi Data (data reduction)

Mereduksi data yakni dimana peneliti membuat rangkuman, menentukan


hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan menunjang
penelitian, serta mencari tema dan polanya. Sehingga, data yang telah direduksi akan
memberikan deskripsi yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan dan pengolahan data selanjutnya.77

77
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , (Cet. VIII; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 92.
52

b. Penyajian Data (data display)

Penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan bentuk uraian


singkat, hubungan antara kategori, bagan dan sejenisnya. Penyajian data akan
memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, kemudian merencanakan
langkah kerja selanjutnya.
c. Penarikan Kesimpulan (conclution drawing/verification)

Penarikan kesimpulan, kesimpulan adalah tahap akhir dalam proses analisis


data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah
diperoleh. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mencari makna data yang
dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan atau perbedaan. Penarikan
kesimpulan ini bisa dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan
dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar
dalam penelitian tersebut.78

I. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan standar kebenaran suatu data hasil penelitian yang
lebih menekankan pada data atau informasi daripada sikap dan jumlah orang.79
Keabsahan data dalam penelitian sangat penting, melalui keabsahan data kredibilitas
(kepercayaan) penelitian dapat tercapai.

78
Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian (Cet. I; Yogyakarta: Literasi Media Publishing,
2015), h. 124.
79
Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas &
Studi Kasus (Cet 1; Jawa Barat: CV Jejak, 2017), h. 93
53

1. Ketekukan Pengamatan

Ketekunan pengamatan yaitu untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur


dalam situasi yang sangat relevan dengan permasalahan dan fokus penelitian. Di sini
calon peneliti berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan waktu dan tekun dalam
menelaah secara cermat terhadap pemanfaatan aplikasi tiktok dalam menyampaikan
pesan dakwah oleh mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone dan data-data
yang telah diperoleh sehingga calon peneliti benar-benar yakin bahwa semua data
sudah bisa konkrit.
2. Triagulasi

Triagulasi yaitu teknik pemeriksaan data dengan berusaha mencari kaitan


antara tiap data dengan informasi yang dating dari luar sumber data tersebut.
Obyektifitas akan lebih dapat di pertanggung jawabkan, hal ini karena data yang
didapatkan tidak hanya dari satu sumber saja, selanjutnya calon peneliti melakukan
kroscek dengan memanfaatkan segala sesuatu yang berada di luar data-data utama,
dengan begitu calon peneliti akan mengambil sebuah kesempatan untuk melakukan
perbandingan informasi dari sumber lain yang berkaitan dengan masalah penelitian
yang sedang diangkat, dan dengan ini pula memungkinkan adanya analisis yang
komprehensif dari berbagai arah.
3. Pengecekan Teman Sejawat

Di sini calon peneliti melakukan diskusi dengan orang-orang yang jauh lebih
berpengalaman, teman sejawat, sehingga lewat kegiatan ini diharapkan menghasilkan
data lain sebagai tambahan dan bahan perbandingan atas hasil analisis calon peneliti.
Kemudian calon peneliti menampilkan hasil penelitian kepada dosen pembimbing,
dengan harapan akan di revisi demi sempurnanya penelitian ini.
54

4. Kecukupan Referensial

Calon peneliti disini berusaha untuk melakukan pengoreksian kembali untuk


diperiksa lebih detail terhadap data-data referensi yang diperlukan dalam
menganalisis pemanfaatan aplikasi tiktok dalam menyampaikan pesan dakwah oleh
mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Bone dengan berupa buku-buku,
jurnal, internet yang dipastikan relevan.

J. Daftar Pustaka

A, Karim, Dakwah Melalui Media: Sebuah Tantangan Dan Peluang, Jurnal


Komunikasi Penyiar Islam, 2016.
A, Sidiq, Pemanfaatan Instagram Sebagai Media Dakwah: Study Akun@ fuadbakh,
Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung, 2017.
A, Wibowo, Penggunaan Media Sosial Sebagai Trend Media Dakwah Pendidikan
Islam Di Era Digital. Jurnal Islam Nusantara, 2019.

Achmad, Abu, and Narbuko, Metode Peneliti, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Ali Aziz, Moh, Ilmu Dakwah, Jakarta: Jl. Tambra Raya, 2004.

Amin, Masyur, Metode Dakwah Islam dan Beberapa Keputusan Pemerintah tentang
Aktivitas Keagamaan, Yogyakarta : Sumbangih, 1980.

Amirin, Tatang M, Menyusun Rencana Penelitian: Cet. III; Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1995.

Asa Berger, Arthur, Media and Communication Research Method, London: Sage
Publications, 2000.

Basit, Abdul, Epistemologi Dakwah Fardiyah dalam perspektif Komunikasi Antar


Pribadi, KOMUNIKASI Jurnal Dakwah Dan Komunikasi Vol 1 No 1 Januari-
Juni 2007: Purwokerto: STAIN Purwokerto, 2007.

Choliq, Abdul, Dakwah Melalui Media Sosial Facebook, Jurnal Dakwah Tabligh,
2015.
55

Febriana, Ayu, Pemanfaatan Tik-Tok Sebagai Media Dakwah:(Studi Kasus Ustad


Syam, di akun@ syam_elmarusy), KOMUNIDA: Media Komunikasi dan
Dakwah, 2021.

Fitrah, Muh, dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan


Kelas & Studi Kasus: Cet 1; Jawa Barat: CV Jejak, 2017.

H, Luluk Farida, Sholihatul Atik, Pemanfaatan Media TikTok Sebagai Media


Dakwah Bagi Dosen IAI Sunan Kalijogo Malang, Malang : Rumah Jurnal
Institut Agama Islam Sunan Kalijogo Malang, 2021.

Habe, M. J., & Afriansyah, A, Amelia, R, Pesan Dakwah Husain Basyaiban Dalam
Konten Tiktok” Doctoral dissertation, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
Februari, 2021.

Hajar, Ibnu, Youtube Sebagai Sarana Komunikasi Dakwah Di Kota Makasar, Jurnal
Al-Khitabah, 2019.

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz. XIII-XIV, Jakarta: Pustaka Panjimas.


Hilmansyah, Atep, Literasi media siswa MAN Kota Cimahi Mengenai Pemberitaan
Corona di Media Sosial, Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2021.

Irzum, Farihah, Media Dakwah Pop, AT-TABSYIR; Jurnal Komunikasi Penyiaran


Islam, 2013.

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: PT Karya Toha


Putra, 2016.

Kenny, Farrel, Normalitas Baru Bersama Covid-19, Semarang: Jl.Pawiyatan, 2020.


Lalu Muchsin, Faizah, Psikologi Dakwah, Jakarta : Pranadamedia Group, 2018.
Lynn H. Turner, West Richard, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,
Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika 2010.
M. T, Taufik, Dakwah Era Digital: Sejarah, Metode dan Perkembangan, Yayasan
Islam Ta'limiyah Al-Ikhlash 2020.

Mamik, Metodologi Kualitatif: Cet. I; Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015.


Mashall, McLuhan, Understanding Media. New York: Mentor, 1965.
Muhammad, Abdullah bin, Tafsir Ibnu Katsir, terj. M. Abdul Ghoffar E.M, vol. 2,
Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2004.

Nazir, M, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.


56

Nugroho Aji, Wisnu, Aplikasi Tiktok Sebagai Media Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia, Klaten: Unikal Press, 2018.

Pribadi, Benny A, Media & teknologi dalam pembelajaran, Prenada Media, 2017.
Puica Sianipar, Aritas, Pemanfaatan Youtube Di Kalangan Mahasiswa, 2015.
Purwanto, M. R, Randani, Y. N. F., Safrinal, S., Latuconsina, J. Z. Strategi
Pemanfaatan Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Dakwah Untuk Kaum
Milenial, at-thullab Jurnal Mahasiswa Studi Islam, 2021.

Puspita Sukmasari, Mita, Hendro Setyo Wahyudi, “Teknologi dan Kehidupan


Masyarakat”. Jurnal Analisa Sosiologi, 2014.

Qadaruddin Abdulla, Muhammad, Pengantar Ilmu Dakwah, Pasuruan : Qiara Media,


2019.

Quraisyiah, Farwah, Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Shihab,


MA, Skripsi Online, Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2014.

Rahmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Kualitatif: Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2000.

Rani Usman, Abdul, Metode Dakwah Kontemporer, Jurnal Al-Bayan: Media Kajian
dan Pengembangan Ilmu Dakwah, 2013.

Rismaka, Umi Istiqomah, Fella Vidia Fravisdha, Nur Lail Septiana, Ailyn Maharung
Sarapil, Palupi, Analisis Penggunaan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah
Di Era Modern: Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, (2021).

Rizky Hayati, Dinda, Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Oleh
Ikhwan Mukhlis, Skripsi UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri, 2021.
Shihab, Quraish, Tafsir Al-Misbah “Pesan, kesan, dan keserasian al-Qur’an”,
Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Shodiqin, Zahra, U. F., Sarbini, A. Media Sosial Instagram Sebagai Media
Dakwah. Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2016.

Siyoto, Sandu, Dasar Metodologi Penelitian: Cet. I; Yogyakarta: Literasi Media


Publishing, 2015.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: Cet. VIII; Bandung: Alfabeta, 2013.


Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2007.
57

Sujarweni, Wiratna, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: PT. Pustaka Baru, 2014.

Sumadi, Eko, Dakwah dan Media Sosial: Menebar Kebaikan Tanpa Diskrimasi, AT-
TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 2016.
Tri Yulianto, Rifan, Dakwah Digital: Studi Etnografi Virtual Akun Instagram
@EDHNX, Skripsi (Online), Purwokerto : IAIN Purwokerto, 2020.

Utami, YS., & Kurniadi, E. Jamilah, P. Final Evaluation Of Radio Station


Communication Strategy For Media Convergence: Cakrawala Jurnal
Penelitian Sosial, 2020.

W, Wandi, Social Media Tik Tok in Islamic Perspective. Palakka: Media and Islamic
Communication, 2020.

Wahid, Abdul, Dakwah Pendekatan Komunikasi Antar Budaya, Jakarta: Jl. Tambra
Raya, 2019.

West, Richard, Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi (jilid 3). Jakarta:
Salemba Humanika, 2009.

Wibowo, Adi, Penggunaan Media Sosial Sebagai Trend Media Dakwah Pendidikan
Islam Di Era Digital, Jurnal Islam Nusantara, 2019.

K. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh gambaran keseluruhan isi dalam skripsi ini, maka


penulis memaparkan garis-garis besarnya seperti berikut ini :
BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang pendahuluan yang dimulai dari latar belakang,
rumusan masalah, definisi operasional, tujuan serta kegunaan dan yang terakhir ialah
garis-garis besar isi skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini merupakan kajian pustaka yang meliputi kajian penelitian


sebelumnya, kajian teoritis, dan kerangka piker.
58

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini mencakup tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis
penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data, instrument
penelitian, teknik pengumpulan data dan yang terakhir yakni teknik analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang hasil dari penelitian dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan serangkaian pembahasan skripsi, dan
saran-saran peneliti berkaitan dengan masukan serta implikasi peneliti berupa
implikasi ilmiah dan praktis.

Anda mungkin juga menyukai