Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi informasi telah berkembang dengan pesat dan menjadi
semakin mudah diakses oleh masyarakat. Saat ini informasi telah
menyebar melalui berbagai media, baik media cetak (koran dan majalah),
maupun media elektronik, seperti televisi, dan internet. Dalam sepuluh
tahun terakhir, jumlah pengguna internet (netter) di dunia meningkat
drastis. Tahun 2000 pertumbuhan pengguna internet dunia naik rata-rata
2% terhadap total populasi penduduk dunia. Dari 0,4% pengguna dari
seluruh penduduk dunia, kini naik hampir 60 kali lipat di tahun 2008
(Internet World Stat 2008). Ironisnya, tidak semua penduduk dapat
mengakses internet sehingga terjadi kesenjangan teknologi informasi.
Penetrasi internet baru 23.3% atau sekitar 1,5 milyar penduduk dari
total keseluruhan jumlah penduduk dunia yang diestimasi sekitar 6 milyar
jiwa (Internet World Stat,
2008).
Indonesia merupakan negara yang tak lepas dari perkembangan
global internet. Hal ini dapat dilihat dari warung internet yang banyak
bermunculan, dan terintegrasinya sistem wireless di beberapa tempat,
seperti di universitas, maupun di tempat umum, seperti pusat
perbelanjaan, kantor-kantor, bahkan di taman- taman. Hal ini
merupakan salah satu indikator bahwa Negara Indonesia merupakan
negara yang terbuka terhadap perkembangan teknologi informasi. Dengan
jumlah penduduk yang besar, potensi pengembangan jaringan akses
komunikasi terutama internet masih sangat besar untuk dilaksanakan.
Bersamaan dengan hal ini, Internet World Statistic mendata sekitar lebih
dari dua juta jiwa di Indonesia menggunakan internet khususnya untuk
berselancar di media sosial facebook.
Media sosial merupakan salah satu fenomena yang muncul seiring
berkembangnya teknologi dan inovasi di internet. Selain sebagai media

1
baru dalam berinteraksi dan bersosialisasi, media sosial juga memiliki
pengaruh yang luar biasa terhadap berbagai aspek, seperti jurnalisme,
public relations, dan pemasaran. Tidak dapat dipungkiri bahwa media
sosial mempunyai sangat banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh
semua kalangan seperti facebook sangat efektif dipakai sebagai media
komunikasi.1
Masa remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti
berkembang menuju kedewasaan. Masa remaja berarti tahap kehidupan
yang berlangsung antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.
Kedewasaan yang dimaksud adalah kematangan dalam hal fisik, emosi,
sosial, intelektual, dan spiritual. Pengaruh gadget terhadap sikap anak yang
cendrung lupa waktu belajar juga dapat disebabkan kurangnya peran orang
tua dalam membatasi anak dalam menggunakan gadget terebut. Maka dari
itu, disini peran orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangan
psikolog, mental dan akhlak seorang anak sangatlah dibutuhkan terhadap
perkembangan karakter seorang anak.
Bagi masyarakat khususnya kalangan remaja, sosial media sudah
menjadi candu yang membuat pengguanaanya tiada hari tanpa membuka
sosial media. Kalangan remaja yang mempunyai sosial media biasanya
memposting tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto-foto
dirinya atau bersama teman-temannya. Dalam sosial media siapapun dapat
dengan bebas berkomentar serta menyalurkan pendapatnya tanpa adanya
rasa khawatir.
Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya sosial media sangat
mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan. Padahal dalam
perkembangannya di sekolah, remaja berusaha mencari identitasnya
dengan cara bergaul bersama teman sebayanya. Namun saat ini
seringkali remaja beranggapan bahwa semakin aktif dirinya di media
sosialmaka mereka akan semakin dianggap gaul. Sedangkan remaja
1
Haryanto, “Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media Komunikasi Komunitas
Pustakawan Homogeny Dalam Rangka Pemanfaatan Bersama Koleksi Antar Perguruan
Tinggi,”Prodi Ilmu Kearsipan Universitas Sebelas Maret Surakarta (Mei 2015), hal. 87.

2
yang tidak mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno atau
ketinggalan zaman dan kurang bergaul.
Dapat diketahui, bahwasanya akhlak manusia pada zaman
sekarang banyak yang bertentangan dengan agama, contohnya: pada saat
azan berkumandang di masjid, banyak orang tidak mengindahkan
kumandang azan dan lebih mementingkan dengan kegiatannya masing-
masing, terlebih lagi para remaja yang mana mereka masih dalam
masa peralihan untuk dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang
buruk dalam bersikap maupun dalam hal lainnya.
Para remaja lebih mementingkan urusan mereka seperti
menggunakan sosial media dan pada akhirnya mereka akan lalai dan
meninggalkan sholat hingga akhir waktu sholat telah berakhir, begitu juga
dengan kegiatan lainnya yang mereka lakukan, maka dari itu
dibutuhkanlah sosok pembimbing yang bisa membimbing mereka untuk
lebih mementingkan apa yang seharusnya mereka perbuat tidakhanya
terfokus dengan media sosial, Begitu juga para remaja yang berada di
dusun Air Terjun, Desa Paya Tampah.
Dusun Air Terjun , Desa Paya Tampah, Kecamatan Karang Baru,
Kabupaten Aceh Tamiang merupakan dusun yang minim akses internet
walaupun jarak dari pusat kota langsa atau kuala simpang tidak terlalu
jauh. Adapun jaringan internet wifi diketahui sudah dapat di akses di
dusun tersebut. Jaringan wifi terletak pada dua titik, satu berada di lorong
C dan satu titik lagi berada di Lorong Tengah hanya saja kualitas jaringan
internet wifi di kedua daerah tersebut masi tergolong kurang baik. Untuk
jaringan internet celullar hanya dapat di akses oleh pengguna profider
Telkomsel dengan kualitas kecepatan koneksi yang hanya bisa di gunakan
untuk bersosial media. Hal ini juga yang mempengaruhi remaja di dusun
tersebut cenderung menggunakan sosial media.
Bersamaan dengan berkembangnya teknologi diluar membuat
ramaja mengenal media sosial tanpa mengetahui apa saja dampak positif
dan negatif dari media sosial tersebut. Pada usia remaja mereka

3
menggunakan media sosial hanya untuk bermain dan bersenang-senang
saja layaknya remaja yang tidak mengetahui fungsi dari media sosial
tersebut, karena fungsi utamanya untuk memudahkan akses bertukar
informasi atau menjalin komunikasi, tetapi yang dilakukan remaja disini
hanyalah mengikuti orang-orang yang mereka lihat dimedia sosial
seolah-olah mereka adalah orang dewasa terkadang sampai membuat
mereka tidak terlihat seperti remaja pada umumnya.
Berdasarkan hasil observasi singkat yang dilakukan pemakalah
pada 07 Oktober 2022 di Dusun Air Terjun, Desa Paya Tampah,
Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang salah satu remaja
sering sekali menggunakan gadget untuk mengakses media sosial
(facebook). Diketahui bahwa beberapa permasalahan di kalangan remaja
Dusun Air Terjun Desa Paya Tampah, Kecamatan Karang Baru,
Kabupaten Aceh Tamiang antara lain:
1. Menurunya akhlak remaja, kurang disiplin dalam
belajar serta malas melaksanakan sholat dan kegiatan di
masjid
2. Busana remaja yang cenderung menjadi kurang sopan
3. Terjadi hal-hal yang meresahkan warga serta kurangnya sanksi
yang tegas dari warga.
Berdasarkan latar belakang di atas, dan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Tauhid dan Adab, penulis memutuskan untuk membuat
makalah dengan judul “Pengaruh Perkembangan Teknologi Bagi
Pembentukan Adab Remaja.” dan yang terlibat dalam pembuatan makalah
ini sendiri ialah Nabila Huda sebagai presentator, dan Siti Hopipah sebagai
Evaluator. Dalam pembuatan makalah, kami sepakat untuk melakukannya
secara bersama-sama, saling tukar pendapat dan mencari informasi
bersama.

B. Rumusan Masalah

4
Berdasarkan dari latarbelakang di atas, pemakalah merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Perkembangan Teknologi dan Informasi di
Indonesia
2. Bagaimana pengaruh penggunaan media sosial terhadap akhlak
di kalangan remaja
3. Apa saja manfaat media sosial
4. Apa saja jenis-jenis media sosial

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan teknologi dan informasi di
Indonesia
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media
sosial terhadap akhlak di kalangsan remaja
3. Untuk mengetahui apa saja manfaat media sosial
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis media sosial

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Teknologi Sebagai Sebuah Keniscahyaan


Perkembangan teknologi dan informasi telah menjadi sebuah
keniscayaan sejarah yang tidak bisa dihindari. Sehingga, semua orang hanya
bisa beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman. Demikian disampaikan
tenaga ahli wakil ketua DPR RI, Achmad Maulani, saat menjadi narasumber
dalam webinar Literasi Digital yang diselanggarakan Direktorat Jenderal
Aplikasi Informatika.
Era teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini sangat
mempengaruhi Muslim sehingga tidak bisa terhindarkan dari arus
perkembangan tersebut terutama bagi remaja-remaja. Apalagi jika ingin
berjaya di tengah perkembangan dunia yang kian kompetitif di era sekarang
ini yang disebut juga era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). 2 Oleh karena
itu pendidikan Islam merupakan proses yang sangat baik untuk mewujudkan
tujuan hidup bagi manusia, yaitu beribadah kepada Allah dengan segala
maknanya yang luas.
Manusia tidak mungkin dapat menjalankan tugas-tugas hidupnya
tanpa memiliki cukup pengetahuan serta kemampuan dan kemauan untuk
menjalankannya. Dengan demikian, Islam memandang bahwa pendidikan
merupakan cara paling berpengaruh dalam menanggulangi pengaruh-
pengaruh negatif terhadap prilaku atau sikap bagi remaja di era teknologi
informasi dan komunikasi sekarang ini.

B. Pengertian Teknologi dan Informasi

2
Lita Kurnia and Ahmad Edwar, ‘Pengaruh Negatif Di Era Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Pada Remaja (Perspektif Pendidikan Islam)’, Kordinat: Jurnal Komunikasi Antar
Perguruan Tinggi Agama Islam, 20.2 (2021), 291–308
<https://doi.org/10.15408/kordinat.v20i2.22183>.

6
Saat ini, suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh
manusia ialah keberadaan teknologi informasi, baik dalam proses
manajemen maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman akan
pengertian teknologi dan informasi pun diperlukan agar dapat mempelajari
teknologi informasi dengan lebih detail. Berikut ialah beberapa pendapat
mengenai teknologi informasi yang diungkapkan oleh beberapa ahli, yang
mana di antaranya adalah dari William dan Sawyer (2007), Martin (1999),
haag dan Keen (1996) Lucas (2000), Mc. Keown (2001), Bambang
Warista (2008), Y. Maryono dan B.Patmi Istiana (2008), Christine
Wibowo dan Ridwan Sanjaya (20011), Saurip Kadi dan Liem Siok Lan
(2008), serta Sutabri (2014).
Williams dan Sawyeer (2008) berpendapat bahwam teknologi
informasi adalah suatu teknologi yang merupakan hasil gabungan dari
jalur komunikasi berkecapatan tinggi dengan komputeriasasi yang mana
jalur komunikasi tersebut membawa video, suara, dan data. Kemudian
menurut pendapat dari Martin (1999), suatu teknologi informasi tidak
hanya memiliki keterbatasan pada tekonologi komputer yang digunakan
sebagai alat untuk menyimpan dan memproses informasi, melainkan juga
mencangkup suatu teknologi informasi yang digunakan untuk
mengirimkan suatu informasi. Kemudian menurut pendapat dari Haag dan
Keen (1996), teknologi informasi adalah sekumpulan alat yang berguna
untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaannya yang
berhubungan dengan informasi dan mengerjakan berbagai macam tugas
yang berkaitan dengan pemrosesan suatu informasi. Kemudian menurut
pendapat dari Lucas (2000), teknologi informasi adalah semua bentuk dari
penerapan teknologi untuk melakukan proses dan pengiriman informasi,
baik dalam bentuk pembaca barcode, mainframe komputer, komputer
mikro, elektronis, peranti lunak untuk lembar kerja (worksheet).
Mc Kewon (2001) kemudian berpendapat bahwa teknologi
informasi memiliki acuan pada tekonolgi yang memiliki kegunaan untuk
dapat menggunakan, menukar, menyimpan, dan membuat informasi dalam

7
bermacam-macam bentuk. Dengan pernyataan ini, dapat diketahui bahwa
suatu teknologi informasi memiliki cakupan pada segala macam bentuk
dari teknologi yang kita gunakan untuk mengolah suatau informasi.
Kemudian menurut pendapat dari Bambang Warista (2008), teknologi
informasi adalah sebuah sarana serta prasarana metode maupun sistem
untuk mengorganisasikan, mengirimkan, menafsirkan, menggunakan,
mengolah, memperoleh, dan menyimpan suatua data dengan cara yang
berarti. Kemudian menurut pendapat dari Waryono dan Istiana (2008),
teknologi informasi adalah sebuah sistem atau tata cara yang dimanfaatkan
oleh manusia sebagai alat untuk menyampaikan suatau informasi mupun
pesan. Teknologi informasi ini juga dapat memiliki arti suatu pemanfaatan
dari perangkat komputer sebagai alat yang digunakan untuk melakukan
pengolahan, penyajian, serta pemrosesan suatau informasi dan data dengan
berdasar pada peralatan-peralatan komunikasi. Kemudian menurut
pendapat Wibhowo dan Sanjaya (2011), tekonologi informasi adalah hasil
dari proses rekayasa yang dilakukan oleh manusia dalam menyampaikan
informasi dari orang yang mengirim ke orang yang menerima, sehingga
proses pengiriman infromasi tersebut menjadi lebih luas penyebarannya,
lebih lama penyimpanananya, dan lebih cepat pengirimannya. Kemudian
menurut Saurip Kadi dan Liem Siok Lan (2008) berpendapat bahwa,
teknologi informasi adalah suatau alat yang digunakan untuk mendapatkan
kesetaraan dalam akses informasi bahkan akes kekuasaan oleh manusia di
seluruh dinia. Kemudian salah satu pendapat terbaru yang mana
dikemukakan oleh Sutabri (2014), teknologi informasi adalah sebuah
teknologi yang memiliki kegunaan untuk mengolah data, baik
memanipulasi, minyimpan, menyusun, mendapatkan, maupun memproses
data dengan berbagai macam metode untuk menghasilkan infromasi yang
berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu yang
mana dapat digunakan baik untuk keperluan bisnis, pribadi, mapun
pemerintahan dan juga merupakan sebuah informasi yang strategis untuk
digunakan dalam mengambil keputusan.

8
Dengan begitu banyak pendapat-pendapat dari para ahli di atas
mengenai teknologi informasi, pemakalah mencoba mengambil sebuah
kesimpulan bahwa teknologi informasi dari waktu ke waktu terus
berkembang sehingga pengertian serta kegunaan teknologi infromasi terus
berubah seiring dengan waktu. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa
saat ini teknologi dan informasi saat ini kerap sekali digunakan sebagai
sebuah alat untuk mengolah, memanipulasi, menyimpan, menyusun,
mendapatkan maupun memproses data dengan cepat dan secara realtime.
Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi ini juga
tentunya akan memberikan dampak positif dan juga dampak negatif bagi
penggunanya, khususnya di kalangan remaja.
a. Pengaruh Positif Teknologi dan Informasi
Pengaruh positif teknologi informasi dan komunikasi
sudah tentu perlu dimanfaatkan pengaruh negatifnya harus
ditolak dan ditangani dengan bijaksana. Hakikatnya, teknologi
informasi dan komunikasi dapat memberikan banyak pengaruh
positif jika di gunakan dengan cara yang benar antara lain
seperti :
1. Menonton siaran berita di youtube
2. Membaca buku elektronik (e-book)
3. Memberikan wawasan yang lebih luas
4. Memiliki ruang lingkup atau jangkauan ke seluruh
dunia.
b. Bentuk-Bentuk Pengaruh Negarif Teknologi Informasi dan
Komunikasi
Terlepas dari dampak positif di atas, teknologi
informasi dan komunikasi memiliki beberapa dampak negatif
yang cukup mengganggu kehidupan sehari-hari. Kebanyakan
dampak tersebut disebabkan karena penyalahgunaan dari
teknologi informasi dan komunikasi, ataupun disebabkan
karena kurangnya pemahaman user akan etika dan juga cara

9
untuk menggunakan teknologi informasi dan juga komunkasi
dengan baik dan juga benar.
Berikut ini adalah beberapa dampak negative dari
teknologi informasi dan juga komunikasi:
a. Individu menjadi malas untuk bersosialisasi secara
fisik
b. Meningkatnya penipuan dan juga kejahatan cyber
c. Cyber Bullying
d. Konten negative yang berkembang pesat
e. Fitnah dan juga pencemaran nama baik secara luas
f. Menjauhkan yang dekat
g. Mengabaikan tugas dan juga pekerjaan
h. Mebuang-buang waktu untuk hal yang tidak
berguna
i. Menurunnya prestasi belajar dan juga kemampuan
bekerja seseorang.
Seiring dengan bertambahnya usia, remaja mengalami proses
belajar pada kehidupan sosial maupun pola-pola tingkah laku orang
dewasa. Seringkali para remaja mengalami kebingungan dalam
menemukan status dirinya secara utuh. Karena remaja pada dasarnya labil
dan merasa sudah cukup dewasa untuk melakukan apa saja, ditambah
dengan jiwa pemberontak yang menggelora, maka gampang sekali untuk
mengikuti pengaruh buruk dari luar dirinya tersebut. Untuk membantu
mencegahnya, atau paling tidak mengurangi, perlu diadakan semacam
kampanye. Anak muda identik dengan berbagai hal ada yang memilih
untuk identik dengan olahraga, fashion, musik, dan lain-lain. Jadi,
perubahan pada individu dari periode anak-anak ke periode remaja bisa
dikatakan sebagai proses transisi yang kompleks.
Orang tua haruslah cerdas dalam menghadapi remaja, karena
remaja sudah mampu berpikir dan menalar. Bukan hanya harus cerdas,
pertemuan yang terjadi haruslah intens dan dalam, agar orang tua mampu

10
mendekatkan diri secara emosional dengan anak mereka. Menjadi dewasa
adalah sebuah proses, dan proses pertama disebut dengan masa remaja.
Masa remaja adalah periode pencarian identitas diri, yang bertujuan
menemukan konsep diri yang merupakan cetak biru kepribadiannya
sebagai orang dewasa kelak. Masa remaja tidak akan terlewati dengan baik
tanpa peran orang tua. Yang berperan dalam mengatasi pengaruh negatif
teknologi informasi dan komunikasi pada remaja perspektif pendidikan
Islam.
Peran keluarga Kegiatan agama yang bisa kita lakukan di rumah
bersama keluarga itu banyak, sekecil-kecilnya adalah menjalankan ritual,
seperti shalat berjemaah, berbuka dan mengambil keputusan sendiri.
Remaja tidak ingin sekedar didikte, karena mereka mulai mau
didengarkan. Perkembangan kapasitas intelektual dan emosi mereka
memang sudah memungkinkan untuk diperlakukan lebih dewasa.

C. Perkembangan Teknologi dan Informasi


Pada Zaman sekarang ini, keberadaan dari teknologi informasi
telah menjadi suatu hal yang sangat penting dalam bebrbagai hal. Salah
satunya ialah sebagai alat yang membantu suatu organisasi, perusahaan,
ataupun lembaga untuk dapat menjadi lebih berkembang dan maju.
Perkembangan teknologi informasi beregerak begitu cepat. Dunia
seolah semakin kecil, karena semua yang terjadi di belahan dunia manapun
bisa terpantau berkat kecanggihan teknologi informasi. Indonesia termasuk
yang tidak bisa dilepas dari kemajuan teknologi informasi tersebut,
khususnya dunia internet. Lalu sejarah internet Indonesia dimulai pada
awal tahun 1990-an. Saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal
sebagai paguyuban ntwork, di mana semangat kerja sama, kekeluargaan
dan gotong royong sangat hangat dan terasa di antara para pelakunya.
Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada perkembangannya
kemudian yang terasa lebih komersial dan individual di sebagian
aktivitasnya, terutama yang melibatkan perdagangan Internet. Sejak 1988,

11
ada pengguna awal Interet di Indonesia yang memanfaatkan CIX (Inggris)
dan Compuserve (AS) untuk mengakses internet. 3
Berdasarkan catatan whois ARIN dan APNIC, protocol Internet
pertama dari Indonesia, UI-NETLAB (192.41.206/24) didaftarkan oleh
Universitas Indonesia pada 24 Juni 2988. RMS Ibrahim, Suryono
Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar,
Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama
legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia pada tahun 1992
hingga 1994.
Masing-masing personal telah mengontribusikan keahlian dan
dedikasinya dalam membangun cuplikan-cuplikan sejarah jaringan
komputer di Indonesia.Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan
Internet di Indonesia dapat dilihat di beberapa artikel di media cetak
seperti Kompas berjudul “Jaringan komputer biaya murah menggunakan
radio” di bulan November 1990. Juga beberapa artikel pendek di Majalah
Elektron Himpunan Mahasiswa Elektro ITB pada tahun 1989.
Di sekitar tahun 1994 mulai beroperasi IndoNet yang dipimpin
oleh Sanjaya. IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia. Pada
waktu itu pihak Postel belum mengetahui tentang celah-celah bisnis
Internet & masih sedikit sekali pengguna Internet di Indonesia.
Sambungan awal ke Internet dilakukan menggunakan dial-up oleh
IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekat barangkali. Lokasi IndoNet
masih di daerah Rawamangun di kompleks dosen UI.
Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7
juta user atau sekitar 51,5% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar
256,2 juta. Jumlah ini termasuk banyak di Asia. Pengguna internet
terbanyak ada di Pulau Jawa dengan total pengguna 86.339.350 user atau
sekitar 65% dari total penggunan Internet. Jika dibandingkan penggunana
Internet Indonesia pada tahun 2014 sebesar 88,1 juta user, maka terjadi

3
https://stei.itb.ac.id/blog/2017/06/19/sejak-kapan-masyarakat-indonesia-nikmati-
internet/ di akses tanggal 08 Oktober 2022 Pukul 19:14

12
kenaikkan sebesar 44,6 juta dalam waktu 2 tahun (2014 – 2016). Jumlah
ini masih akan berkembang seiring dengan perkembangan infrastruktur
dan teknologi.
Sementara pada Juli 2022, Pengguna Internet di Indonesia
meningkat sebanyak 20% atau sekitar 212.354.070 jiwa yang
menggunakan internet dan sebanyak 202,200,000 jiwa aktif menggunakan
sosial media. 4

D. Degradasi Akhlak Generasi Muda Terhadap Perkembangan


Teknologi dan Informasi
1. Degradasi Akhlak Remaja
a. Pengertian Adab
Menurut al-Attas, secara etimologi (bahasa); adab berasal
dari bahasa Arab yaitu addaba-yu’addibu-ta’dib yang telah
diterjemahkan oleh al-Attas sebagai ‘mendidik’ atau ‘pendidikan’.5
Adab adalah kebiasaan dan aturan tingkah laku praktis yang
mempunyai muatan nilai baik yang diwariskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya.6

b. Pengertian Degradasi Akhlak


Pengertian Degradasi menurut KBBI adalah penurunan
pangkat, harkat, serta kemerosotan harkat, martabat.7 Menurut
kamus lengkap 100 miliyar inggris Indonesia adalah penurunan
derajat, penghinaan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat peneliti simpulkan
bahwa degradasi yang peneliti maksud merupakan pergeseran

4
https://www.internetworldstats.com/asia.htm#id/Di akses tanggal 09 Oktober 2022
Pukul 19:45 WIB
5
O Anlar MY Ağargün H Kara, ‘Konsep Adab Bab II’, Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents, 7.2 (2014), 107–15.
6
Hikmah Maros and Sarah Juniar, 2016, 1–23.
7
Depdiknas RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal.
709.

13
tingkah laku baik secara akhlak yang berkaitan secara langsung
dengan kaidah- kaidah yang telah ditetapkan.
Kata akhlak adalah jamak dari kata khilqun atau khuluqun
yang artinya sama dengan akhlaq secara kebiasaan berarti budi
pekerti, adat kebiasaan, perangai, muru’ah atau segala sesuatu yang
sudah menjadi tabi’at. Secara terminologi, akhlak mempunyai
beberapa pengertian antara lain dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din jus
3, Imam Al-Ghazali, berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
akhlak adalah sesuatu yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu).8 Sedangkan
pengertian akhlaq dari segi istilah dapat merujuk kepada berbagai
pendapat para pakar dibidang ini.
Menurut Ibn Miskawaih yang dikenal sebagai pakar bidang
akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat
mengatakan, bahwa akhlak adalah, “Sifat yang tertanam
dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. Sejalan dengan
pendapat tersebut di atas, dalam Mu`jam al-Wasith, Ibrahim Anis
mengatakan bahwa akhlak adalah, “sifat yang tertanam dalam
jiwa, yang dengannya lahirlah macam- macam perbuatan, baik
atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan”.
Selanjutnya di dalam kitab Dairatul Ma`arif, secara singkat akhlak
diartikan sifat-sifat manusia yang terdidik.9
Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab
yang merupakan jamak dari kata khuluq, yang berarti adat
kebiasaan, perangai, tabiat, dan muru’ah. Dengan demikian, secara
etimologi, akhlak dapat diartikan sebagai budi pekerti, watak,
tabiat.10 Di dalam Al-Qur’an, penggunaan kata khuluq disebutkan
8
Al-Gazali, Ihya’ Ulum ad-Din, Jus 3, (Beirut: Dar Al-Fikr), hal. 48.
9
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hal. 2-4
10
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2016), hal. 1.

14
sebanyak satu kali, kata akhlak tidak pernah digunakan dalam Al-
Qur’an kecuali untuk menunjukkan pengertian “Budi pekerti”.
Dalam memberikan makna atau arti akhlak Rosihin Anwar
mengutip perkataan Fauruzz abadi yaitu “ Ketahuilah, agama
pada dasarnya adalah akhlak. Barang siapa memiliki akhlak
mulia, kualitas agamanya pun mulia. Agama diletakkan di
atas empat landasan akhlak utama, yaitu kesabaran, memelihara
diri, keberanian dan keadilan.11

c. Pengertian Remaja
Kata “remaja” berasal dari kata latin yaitu adolescene
yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko,
1984dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang memberikan
Defenisi tentang remaja Seperti Menurut Adam dan Gullota
(dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20
tahun.Adapun menurut Hurlock, ia membagi masa remaja menjadi
masa remaja awal 13 hingga 16 atau 17
Tahun dan masa remaja awal 16 atau 17 tahun hingga 18 tahun
masa remaja akhir dan awal dibedakan oleh Hurlock karena
pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi
perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.12
Remaja adalah individu yang berkembang dari masa kanak-
kanak menuju kedewasaan. Sarwono mengemukakan definisi
remaja remaja yang dikemukakan WHO pada 1974, disebutkan
bahwa remaja adalah individuyang berkembang dari saat pertama
kali ia menunjukan tanda- tanda seksual sampai ia mencapai
kematangan seksual, individu yang mengalami perkembangan
psikologis dan pola identifikasi dari kanak- kanak menuju dewasa,

11
Rosihin Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 12-13.
12
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011),
hal. 219-220.

15
dan individu yang mengalami peralihan dari ketergantungan sosial
ekonomi menjadi suatu kemandirian.
Masa remaja berasal dari bahasa latin Adolescere yang
berarti berkembang menuju kedewasaan. Masa remaja
berarti tahap kehidupan yang berlangsung antara masa kanak-
kanak dan masa dewasa. Kedewasaan yang dimaksud adalah
kematangan dalam hal fisik, emosi, sosial, intelektual, dan
spiritual. Mereka adalah pemuda- pemudi yang berada pada masa
perkembangan yang disebut masa “Adolensi” (masa remaja masa
menuju kedewasaan). Pada masa ini remaja sedang mengalami
suatu pematangan fisik dan pematangan sosial. Kedua hal ini
terjadi pada waktu yang bersamaan. Dalam pematangan fisik ini si
remaja mengalami proses perubahan struktur dan fungsi jasmaniah
(fisiologis) mengarah pada kedewasaan fisik timbulnya
kemungkinan reproduksi. Dalam pematangan sosial si remaja
menghadapi proses belajar mengadakan penyesuaian diri pada
kehidupan sosial orang dewasa secara tepat. Hal ini berarti pula,
bahwa remaja harus belajar pola-pola tingkah laku yang dilakukan
orang dewasa dalam lingkungan kebudayaan masyarakat di
mana mereka hidup.13
Pada fase remaja ini merupakan transisi masa
perkembangan dari masa kanak-kanak sampai masa dewasa awal,
yang dimulai pada usia 10 sampai 12 tahun dan berakhir pada usia
18 sampai 22 tahun.14 Masa remaja yang berlangsung saat individu
menjadi matang secara seksual sampai usia delapan belas tahun
usia kematangan yang resmi dibagi ke dalam masa awal remaja,
dan akhir masa remaja hingga usia kematangan yang resmi.
Perubahan yang penting pada masa remaja meliputi meningkatnya

13
Melly Sri Sulastri Rifai, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bandung: Bina Aksara,
1983). hal. 1.
14
Rosleny Marliani, Psikologi Anak dan Perkembangan Remaja, (Bandung: Cv Pustaka
Setia, 2016), hal. 171.

16
pengaruh kelompok sebaya, pola prilaku sosial yang lebih matang,
dan nilai-nilai baru pemilihan teman dan pemimpin.15
Sulit atau mudah masalah-masalah yang menyangkut
masalah remaja kian hari kian bertambah.Berbagai tulisan
mengupas berbagai segi kehidupan remaja termasuk kenakalan
remaja, prilaku sexsual remaja dan hubungan remaja dan orang
tuannya, menunjukan betapa seriusnya masalah ini dirasakan oleh
masyarakat, dengan perkataan lain, masalah remaja sudah
menjadi kenyataan sosial dalam masyarakat kita. Terlebih lagi
kalau dipertimbangkan bahwa remaja sebagai generasi penerus
adalah akan mengisi posisi dalam masyarakat dimasa yanga akan
datang, yang akan meneruskan kehidupan masyarakat, bangsa dan
Negara dimasa depan maka pembahasan mengenai masalah
remaja secara tuntas dan mendalam tidak dapat dihindari lagi.16
Pada masa remaja ini ia mencari identitas diri pada akhir
masa kanak-kanak penyesuaian diri dengan standart kelompok
adalah jauh lebih penting bagi anak yang lebih dari pada
individualitas, seperti telah ditunjukan cara perbapakaian,
berbicara, dan berprilaku.17
Dari paparan teori diatas maka pemakalah menyimpulkan
bahwa degradasi akhlak remaja adalah penurunan yang terjadi
diakibatkan adanya kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh
seseorang secara berulang-ulang hingga terjadilah pergeseran
tingkah laku secara akhlak. Dengan indikator sebagai berikut :
a. Tidak melakukan kewajiban Sholat;
b. Tidak bisa menghargai diri sendiri;
c. Akhlak terhadap keadaan masyarakat yang kurang
stabil;

15
Baharudin, Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2016), hal. 97.
16
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013). hal. 5.
17
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga), hal. 208.

17
d. Kurangnya bimbingan orang tua;
e. Perubahan pola dan gaya hidup remaja menjadi lebih
modern;
f. Perubahan cara berpakaian yang semakin mengikuti
tren dan zaman;
g. Tutur bahasa yang semakin tidak terkontrol;
h. Turunnya rasa hormat kepada guru;
i. Kecanduan media sosial.

E. Mampu Menggunakan Medsos Secara Bijak Agar Dapat


Memperbaiki Akhlak Remaja
1. Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi
sosial. Sosial media menggunakan teknologi berbasis web yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Beberapa situs media
sosial yang populer sekarang ini antara lain: Blog, Twitter, Facebook,
Instagram, Path, dan Wikipedia. Definisi lain dari sosial media juga di
jelaskan oleh Van Dijk media sosial adalah platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka
dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial
dapat dilihat sebagai fasilitator online yang menguatkan hubungan
antar pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.18
Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk
berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara
terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu
yang cepat dan tak terbatas.Media sosial adalah sebuah media online,
dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi
dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan
dunia virtual.

18
Rulli Nasrullah, Media Sosial:Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), hal. 11.

18
Demikian cepatnya orang bisa mengakes media sosial
mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhdap arus informasi
tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena
kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan
media masa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Dari pengertian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa
kecanduan media sosial merupakan suatu keadaan dimana seseorang
tidak bisa lepas dari yang nama nya dunia media sosial dan kecanduan
ini sangat berdampak buruk bagi kehidupan sehari-hari yang mana
orang yang berkecanduan media sosial ini akan mengakibatkan
penurunan tingkat kesehatan fisik maupun jiwanya. Sehingga orang
yang mengalami kecanduan media sosial ini akan lebih merasa mudah
stres, depresi, dll.

2. Fungsi Media Sosial


Media Sosial memiliki beberapa fungsi yakni sebagai berikut:
Sosial media adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi
sosial manusia menggunakan internet dan teknologi web.
1) Social media berhasil mentransformasi praktik
komunikasi searah media siaran dari satu institusi media
ke banyak audience (“One To Many”) menjadi praktik
komunikasi dialogis antar banyak audienc (“many to
many”).
2) Social media mendukung demokratisasi pengetahuan
dan informasi. Mentransformasi manusia dari pengguna
isi pesan menjadi pembuat pesan itu sendiri.
3) Mobilisasi atau mengkampanyekan tujuan masyarakat
dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi,
pekerjaan, dan kadang kala juga dalam bidang agama.19

19
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. (Jakarta: Erlangga, 1992),
hal. 71.

19
3. Tipe Pengguna Internet
Terdapat 2 (dua) jenis pengguna media sosial dia antaranya yaitu :
1) Pengguna aktif: Pengguna melakukan aktivitas seperti
memberikan komentar dalam postingan poto atau status serta
saling mengirim pesan dalam aplikasi chat.
2) Pengguna pasif: Pengguna mengecek aplikasi dalam media
sosial, mengujungi situs web dan sekedar melihat poto atau
gambar.20
Sesuai dengan penggunaanya dapat disimpulkan bahwa
media sosial ini terbagi menjadi dua tipe, pengguna aktif
menggunakannya untuk berkomentar dan chat sedangkan
pengguna pasif hanya menggunjung web untuk melihat poto
atau gambar saja.

20
Matlida Devina Nirmala Putri, “Hubungan Kecanduan Media Sosial Dengan Kualitas
Komunikasi Interpersonal Pada Usia Dewasa Awal,” (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas
Sanata Darma Yogyakarta, 2018), hal. 13

20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil paparan makalah di atas, dapat di simpulkan bahwa
Bentuk degradasi akhlak remaja dalam penggunaan media sosial ada 3
(tiga) jenis yaitu sedang, ringan dan berat. Kenakalan ringan meliputi,
bolos sekolah, berkelahi, berkata kurang sopan dan menggunakan pakaian
yang kurang sopan.Kenakalan sedang meliputi mencuri, merusak barang
orang lain, dan kebut-kebutan dijalan.Kemudian yang terakhir kenakalan
berat, yaitu membunuh, memakai narkoba, mabuk-mabukan dan pergaulan
bebas. Adapun bentuk-bentuk degradasi akhlak yang dilakukan remaja
antara lain:
a) Remaja dan mabuk-mabukan;
b) Remaja dan pornografi;
c) Remaja Dan Pakaian Seksi;
d) Remaja dan Rokok;
e) Remaja Kebut-Kebutan Di Jalan Raya.

B. SARAN
Diharapkan kepada orang tua untuk dapat memberikan perhatian
dan waktu untuk mengontrol sosial anak dan memberikan arahan-arahan
yang baik kepada anak agar anak dpat mengetahui mana sesuatu yang
benar dan mana sesuatau yang salah dan tidak boleh di contoh, karna pada
usiaremaja ini remaja sedang mencari jati diri mereka dan banyak

21
mengalami kebingungan dalam hal memilih. Peran orang tua sangat
penting dalam mengawasi hal ini, orang tua harus lebih mengikuti
perkembangan teknologi karna banyak orang tua yang ternyata masih
tidak mengetahui bagaimana caranya menggunakan teknologi seperti
Hand Phone, sehingga banyak orang tua yang tidak tau aktivitas apa
yang dilakukan remaja dengan handphone nya apakah itu hanya
melakukan pembelajaran atau mala membuka facebook, youtube atau
sosial media yang lainnya.

22
DAFTAR PUSTAKA
https://stei.itb.ac.id/blog/2017/06/19/sejak-kapan-masyarakat-indonesia-
nikmati-internet/
https://www.internetworldstats.com/asia.htm#id/
Depdiknas RI, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Al-Gazali, Ihya’ Ulum ad-Din,Beirut: Dar Al-Fikr
Nata, A. 2014. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia.Jakarta: Rajawali
Pers.
McQuail, D. 1992.Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta:
Erlangga.
Nirmala P.M.D.. 2018. Hubungan Kecanduan Media Sosial Dengan
Kualitas Komunikasi Interpersonal Pada Usia Dewasa Awal.
(Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Darma
Yogyakarta.
Nasrullah, R. 2017. Media Sosial: Perspektif Komunikasi,
Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sulastri, R. Melly Sri. 1983. Psikologi Perkembangan Remaja.
Bandung: Bina Aksara.
Marliani,R. 2016. Psikologi Anak dan Perkembangan Remaja, Bandung:
Cv Pustaka Setia.
Baharudin. 2016. Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Anwar, A.. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
Jahja.Y. 2011. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

23

Anda mungkin juga menyukai