Anda di halaman 1dari 12

FENOMENA MEROKOK PADA ANAK USIA REMAJA DI KOTA

LANGSA

Dosen Pembina

Dr.HATTA SABRI ,M.Pd

Di Kerjakan:

DITA SAPUTRI (1052022085)

JURUSAN PGMI

FAKULTAS TARBIYAH

IAIN ZAWIYAH COT KALA

LANGSA

2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

2.1. Faktor Penyebab Merokok Di Kalangan Anak Usia Remaja Dikota Langsa 2

2.2. Pandangan Islam Terkait Fenomena Merokok Di Kalangan Anak Usia


Remaja .............................................................................................................................. 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 8

Kesimpulan ....................................................................................................................... 8

i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut dan juga menghantarkan puja dan puji kepada tuhan pencipta
semesta yaitu Allah SWT. Karena berkat nya pemakalah dapat menyusun makalah ini hingga
rampung tepat waktu. Tentu saja tidak terlewatkan sanjungan shalawat kepada kekasih Allah
SWT yaitu Rasulullah, dengan harapan syafaat beliau mengalir kepada kita di akhirat nanti.
Amiin.

Makalah berjudul “FENOMENA MEROKOK PADA ANAK USIA REMAJA DI


KOTA LANGSA” ini disusun guna menuntaskan salah satu tugas mata kuliah. Dalam
makalah ini pemakalah mencoba menguraikan bagaimana fenomena merokok pada anak
usia remaja beserta prespektif hal tersebut dalam islam.

Sejauh ini pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih perlu banyak perbaikan
baik dari segi isi maupun struktur kepenulisan, oleh karenanya diharapkan timbal balik
pembaca untuk bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga pemakalah
dapat berkembang menjadi lebih baik.
Wassalamualaikum wr.wb

Langsa, 10 Desember 2022

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kebiasaan merokok di masyarakat kita sudah menjadi kebiasaan yang dianggap biasa,
mungkin karena begitu banyaknya para perokok atau juga karena begitu banyaknya aktivitas
merokok yang bisa kita jumpai disekitar kita, sehingga merokok menjadi hal yang lumrah
dan biasa saja. Dari kalangan pengusaha sampai karyawan dan buruhnya, dari mulai pejabat
sampai rakyat jelata, dari kalangan intelektual sampai kalangan orang awam, dan dari
kalangan tokoh agama sampai umatnya, bahkan sampai kepada anak usia remaja. mereka
tidak lepas dari kebiasaan merokok.

Merokok dikalangan remaja merupakan salah satu fenomena yang cukup


memprihatinkan. Peringatan bahaya merokok yang terdapat pada bungkus rokok tidak
memberikan pengaruh yang signifikan dalam mengurangi jumlah perokok dan bahkan
sebaliknya jumlah perokok terus meningkat. Tujuan yang hendak dicapai dalam pengamatan
ini adalah: untuk mendeskripsikan gambaran merokok pada anak usia remaja. Hasil
pengamatan menunjukkan fenomena merokok pada anak usia remaja antar lain: alasan
remaja merokok; coba-coba, sahabat, orang tua, iseng-iseng dan ketagihan. Serta bagaimana
isalam memandng fenomena yang terjad merokoknya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadikan referensi untuk melakukan penelitian tentang status merokok dalam hubungan
dengan kualitas hidup di kalangan remaja.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa faktor Penyebab munculnya fenomena merokok di klangan anak usia remaja
dikota langsa?
2. Bagaimana pandangan dan ajaran isam, dalam Alquran dan hadist, terkait Fenomena
merokok di kalangan anak usia remaja di Kota Langsa?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Faktor Penyebab Merokok Di Kalangan Anak Usia Remaja Dikota Langsa

Kalau ditanya tentang rokok, kita semua sudah pasti mengenalnya. Rokok merupakan
sebuah benda yang sudah sangat terkenal di dunia ini. Maklum, rokok dapat dibeli di
berbagai tempat, mulai dari kios-kios dipinggir jalan sampai pusat pembelanjaan mewah.
Kini, rokok sudah menjadi bagian hidup manusia. Bahkan sudah menjadi sesuatu yang tidak
bisa dipisahkan dalam kehidupan penikmatnya. Rokok menjadi simbol kejantanan,
kegagahan, kekuatan, keberanian dan ketangguhan. Padahal tidak seperti begitu. Sebab
rokok ternyata membuat para pecandunya menderita berbagai macam penyakit.1

Dalam realitas kehidupan, rokok sudah menjamur di seluruh dunia. Jika dulu suku
Indian yang mengisap tembakau sebagai upacara ritual dan pelepas lelah, kini rokok sudah
menjadi gaya hidup. Kebiasaan merokok tidak hanya dilakukan oleh orang dengan tingkat
ekonomi menengah ke atas, tetapi juga kalangan bawah. Ada berbagai macam alasan orang
merokok sebagai berikut :

o Mengisi waktu luang


o Memudahkan pergaulan
o Meningkatkan keamanan karena dengan merokok tampang akan
terlihat lebih sangar.
o Hiburan karena kepulan asap rokok menjadi daya tarik tersendiri.
o Menambah rasa percaya diri
o Sumber pendapatan penjual dan pemasukan negara
o Kebutuhan
o Memberikan rasa lebih tenang
o Memberikan Inspirasi
o Bisa mengurangi ketegangan atau stress

Alasan tersebut sudah biasa diucapkan oleh perokok sebagai alasan pembelaan diri
terhadap kegiatan merokok. Meskipun begitu ada juga beberapa alasan yang memang masuk

1
Teddie Sukmana, Mengenal Rokok dan Bahayanya, (Jakarta: Bechampion, 2009), h. 6

2
akal dan logika. Salah satunya adalah memberikan rasa tenang. Rokok memng bisa
memberikan rasa tenang dan juga menurunkan tingkat stress, hal itu karena rokok terbuat
dari daun tembakau yang mengandung nikotin. Selain nikotin, ada zat-zat lain yang
terkandung di tembakau. Zat-zat itu bersifat adiktif, seperti pridin, fenol, hydrogen sianida,
ammonia, benzene, benza anthracene, benzo pyrene, dan sebagainya.

Nikotin merupakan bahan yang mempunyai aktifitas biologi yang secara potensial
akan menaikkan tekanan darah dan memacu denyut jantung, zat adiktif yang terdapat pada
nikotin juga membuat perokok menjadi ketergantungan. Jadi dengan kata lain, kalau rokok
sangat membahayakan tubuh kita, meski masuknya nikotin ini kecil, tetapi secara bertahap
akan berpengaruh pada saluran pernapasan nikotin dalam jumlah besar dapat menyebabkan
kanker.

Hurlock, mengatakan bahwa perilaku merokok seringkali dimulai di sekolah


menengah pertama (SMP), bahkan sebelumnya. Pada saat seorang anak duduk di bangku
sekolah menengah atas, merokok seringkali menjadi bagian dari kegiatankegiatan social
yang dilakukan oleh si anak, diantara mereka tak jarang ada yang melakukannya di area-area
terlarang, seperti di halaman sekolah, dikantin, di toilet, bahkan ada yang melakukannya di
dalam kelas ketika jam istirahat. Remaja merasa harus banyakbanyak melakukan penyusaian
diri jika tidak lagi dianggap sebagai anak kecil. 2

Sejalan dengan pendapat tersebut, Fagan menyatakan bahwa masa remaja merupakan
masa yang rentan pada krisis aspek psikososial. Krisis aspek psikososial pada remaja
merupakan krisis identitas yang berbentrokan dengan kebingungan. Krisis aspek psikososial
ini terjadi karena remaja sedang berada dalam upaya mencari jati diri yang dibarengi
ketidaksesuaian antara perkembangan psikis dan sosial. Untuk mengatasi tekanan yang
diakibatkan krisis tersebut, remaja melakukan perilaku merokok sebagai cara mengatasi atau
hanya sekedar mencoba-coba sesuatu yang baru dalam rangka menemukan jati dirinya.
Perilaku merokok merupakan perilaku yang dapat dilakukan remaja dalam upaya
meneguhkan identitas dirinya. Di samping itu, Karyadi mengatakan masa remaja merupakan
masa peralihan yang mana remaja menjadi labil dan mudah terpengaruh. Dalam konteks ini,
labil dan mudah terpengaruh terkait dengan perilaku remaja yang mudah berubah dan

2
Hurlock B.E, (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.

3
kerentanan remaja untuk dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.3 Dalam kondisi yang
belum pasti inilah remaja rentan mengalami permasalahan dan perperilaku negatif karena
masih labil dan emosinya belum terbentuk secara matang, salah satunya adalah merokok.

Kebanyakan alasan remaja di kota Lagsa merokok dikarenakan ingin coba-coba,


Pengaruh sahabat, isengiseng, ketagihan serta melihat orang tua menjadi alasan remaja
merokok. Hal ini didukung oleh Leavy ada dua faktor yang dapat memotivasi dan membuat
remaja memilih untuk merokok, yaitu faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal
yang dapat memotivasi dan membuat remaja memilih untuk merokok adalah faktor
kepribadian. Pada faktor kepribadian individu mencoba merokok karena alasan ingin tahu.4
Hasil penelitian yang ditemukan oleh Wulan menyimpulkan bahwa rasa ingin tahu yang
besar pada remaja merupakan faktor yang paling dominan yang mendorong remaja untuk
merokok. Faktor internal yang lain adalah faktor biologis yaitu ka andungan nikotin pada
rokok. Nikotin dalam rokok merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting pada
ketergantungan merokok. Nikotin membuat si perokok merasa relaks dan kemudian merasa
lebih bersemangat yang dikenal sebagai phase effect. Hal inilah yang membuat perokok
menjadi kecanduan untuk merokok. Faktor eksternal yang dapat memotivasi dan membuat
remaja memilih untuk merokok adalah pengaruh orang tua dan pengaruh teman. Hasil
penelitian Widiansyah menemukan bahwa orang tua merupakan oran g yang berpengaruh
timbulnya perilaku merokok dari lingkungan keluarga. Remaja yang melihat orang tua
mereka merokok akan menimbulkan rasa pada diri mereka untuk mencoba apa yang
dilakukan orang tua mereka, yaitu perilaku merokok. Hasil penelitian yang dikemukakan
oleh Sari bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh teman dengan perilaku
merokok pada remaja. Semakin kuat pengaruh teman, maka semakin besar remaja laki-laki
menjadi perilaku merokok aktif.5

3
Karyadi (2008) Hubungan pola asuh keluarga terhadap perilaku merokok pada remaja pria di Desa
Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Skripsi (tidak diterbitkan) Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta (06 mei 2017).
4
Nasution, I. K. (2007). Perilaku Merokok pada Remaja. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatra Utara: Medan.
5
Sari, D. (2016). Hubungan Antara Pengaruh Keluarga, Teman, Iklan Terhadap Perilaku Merokok pada
Siswa di SMPN 6 Wonogiri. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Skripsi

4
2.2. Pandangan Islam Terkait Fenomena Merokok Di Kalangan Anak Usia Remaja
Imam Terbesar AL-Azhar Mesir, Syaikh Mahmud Syaltut, menilai pendapat yang
menyatakan bahwa merokok adalah makruh, bahkan haram, lebih dekat kepada kebenaran
dan bahkan lebih kuat argumentasinya. Ada tiga alasan pokok yang dijadikan pegangan
untuk ketetapan hukum ini.
1. Sabdah Nabi Saw. Yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dari
Ummi Salamah “Terlaranglah segala sesuatu yang memabukkan dan melemaskan atau
menurunkan semangat”. Sepetri diketahui, seorang perokok akan kecanduan dengan rokok,
yang terlihat dengan jelas saat ia tidak memilikinya.
2. Merokok dinilai oleh orang banyak ulama sebagai salah satu bentuk pemborosan.
Hal ini bukan hanya oleh orang perorang yang membeli sebatang dua batang, melainkan
justru oleh pabrik-pabrik rokok yang mengeluarkan biaya tidak kecil untuk
memprogandakan sesuatu yang tidak bermanfaat, kalau enggan berkata membahayakan.
Juga pada biaya pengobatan bagi mereka yang menderita sekian banyak penyakit akibat
rokok. Agama melarang segala bentuk pemborosan. Jagankan dalam hal yang b menderita
sekian banyak penyakit akibat rokok. Agama melarang segala bentuk pemborosan. Jagankan
dalam hal yang buruk, atau tidak bermanfaat dalam hal yang baik pun dilarangnya. “ Tiada
pemborosan dalam kebaikan dan tiada kebaikan dalam pemborosan,” demikian sabda Nabi
Saw.
3. Dari segi dampaknya terhadap kesehatan. Mayoritas dokter, bahkan Negara, telah
mengakui dampak buruk ini, sehingga seandainya tidak ada teks keagamaan (ayat atau hadis)
yang pasti menyangkut larangan merokok, maka dari segi maqashid al-syari‟ah sudah cukup
sebagai argumentai larangannya.

Para ulama membagi hukum merokok menjadi 3 hukum, yakni :

Mubah

Pendapat ini berdasarkan dalil Al Quran surat Al Baqarah ayat 29 yang


menyatakan bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah di atas bumi ini, halal untuk
manusia termasuk tembakau yang digunakan untuk bahan baku rokok.

5
Makruh

Mengapa merokok makruh ? Karena orang yang merokok mengeluarkan bau


tidak sedap. Hukum ini diqiyaskan dengan memakan bawang putih mentah yang
mengeluarkan bau yang tidak sedap. Sebagian para ulama dari NU, mempertahankan
makruhnya merokok dan tidak mengharamkan merokok, kecuali bagi mereka yang
punya penyakit yang akan bertambah parah jika merokok, maka haram hukumnya
merokok bagi dia.

Haram

Haram Merokok adalah suatu perbuatan maksiat. Hukum merokok menurut


pendapat yang paling kuat adalah haram. Hal ini disebabkan karena banyak sekali
mudharat yang terkandung di dalam menghisap rokok. Di antara mudharat tersebut
adalah sebagai berikut:
o Merokok bisa membawa pelakunya kepada kebinasaan dan penyakit
yang berbahaya, yaitu kematian, kanker, serangan jantung, impotensi,
dan berbagai penyakit berat lainnya. Sedangkan kita dilarang untuk
membawa diri kita kepada perbuatan yang bisa membahayakan diri kita.
o Rokok itu mengandung berbagai bahan beracun yang bisa menimbulkan
kerusakan pada tubuh.
o Seseorang yang merokok, dia tidak hanya membahayakan dirinya
sendiri, tapi juga membahayakan orang lain yang ada di sekitarnya. Baik
disebabkan oleh racun yang terkandung di dalam asap rokok, maupun
bau tak sedap yang ditimbulkan olehnya.
o Merokok termasuk perbuatan menyia-nyiakan harta dalam hal yang tidak
bermanfaat.
o Merokok juga merupakan bentuk penyia-nyiaan terhadap waktu, padahal
kita diperintahkan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan
hal-hal yang bermanfaat. Berdasarkan bahaya dan dan kerusakan yang
telah kita sebutkan di atas, maka sudah sepantasnya bila merokok itu
digolongkan kepada perbuatan yang diharamkan.

6
Salah satu sifat boros ialah dengan merokok. Sangat disayangkan apabila anak-anak
yang belum balik maupun yang sudah balik itu sudah mengenal rokok bahkan
menghisapnya. Apabila seorang anak terbiasa menghisap rokok aka tak heran jika sudah
tidak memiliki uang untuk membelinya maka memakai cara yang tidak dibenarkan dalam
syariat islam. Untuk itu, dalam pendidkan Islam merokok sangat tidak diperbolehkan karena
merupakan sikap boros. Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-Isra: 26

”….dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.


Sesungguhnya pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar
kepada Tuhannya.” (Al Isra (17) ayat :26-27)40

Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda Artinya :


“Sesungguhnya Allah Swt meridhai tiga hal bagi kalian dan murka apabila kalian melakukan
tiga hal. Allah Swt ridho jika kalian menyembahnya dan tidak mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun dan Allah Swt Ridho jika kalian berpegang pada tali Agama Allah
Swt seluruhnya dan kalian saling menasehati terhadap para penguasa yang mengatur urusan
kalian. Allah Swt murka jika kalian sibuk dengan desas-desus, banyak mengemukakan
pertanyaan yang tidak berguna serta membuang-buang harta” (HR. Muslim. No. 1715)41

Dari ayat dan hadis yang telah disampaikan diatas tentang membuangbuang harta
(boros), maka menurut peneliti, bahwa hal itu tidak boleh dilakukan. Sebagai seorang
muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tentu harus berpegang teguh pada dua
aspek ajaran Islam yakni Alquran dan l-Hadits. Itulah pedoman hidup manusia. Maka apa
yang telah diperintahkan oleh Allah Swt dan Rasulnya sesuai dua aspek tersebut maka tidak
ada alasan kecuali tunduk, taat dan patuh atas perintahnya serta menjauhi segala yang
dilarang oleh Allah Swt yang tidak sesuai dengan syariat ajaran Islam. Salah seorang ulama
berkata: ”Bila seseorang sudah mengakui bahwa ia tidak menemukan manfaat rokok sama
sekali, maka seharusnya rokok itu diharamkan, bukan dari segi penggunaannya, tetapi dari
segi pemborosan Oleh karena itu, merokok termasuk dalam kategori
menghamburhamburkan harta secara boros, maka sebagai insan kamil harus menjauhinya.
Sebab apabila dilakukan terus menerus akan berdampak kepada diri sendiri.

7
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Perilaku merokok seringkali dimulai di sekolah menengah pertama (SMP), bahkan


sebelumnya. Pada saat seorang anak duduk di bangku sekolah menengah atas, merokok
seringkali menjadi bagian dari kegiatankegiatan social yang dilakukan oleh si anak, diantara
mereka tak jarang ada yang melakukannya di area-area terlarang, seperti di halaman sekolah,
dikantin, di toilet, bahkan ada yang melakukannya di dalam kelas ketika jam istirahat.
Remaja merasa harus banyakbanyak melakukan penyusaian diri jika tidak lagi dianggap
sebagai anak kecil. Kebanyakan alasan remaja di kota Lagsa merokok dikarenakan ingin
coba-coba, Pengaruh sahabat, isengiseng, ketagihan serta melihat orang tua menjadi alasan
remaja merokok. Sabdah Nabi Saw. Yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud
dari Ummi Salamah “Terlaranglah segala sesuatu yang memabukkan dan melemaskan atau
menurunkan semangat”. Sepetri diketahui, seorang perokok akan kecanduan dengan rokok,
yang terlihat dengan jelas saat ia tidak memilikinya.

Saran

Adapun saran-saran yang perlu penulis kemukakan ialah :

 Dengan adanya kekurangan-kekurangan diatas maka perlu penulis tekankan bahwa


rokok sangatlah berbahaya bagi kesehatan, hal ini telah banyak penulis kemukakan
diatas. Karena merokok adalah sesuatu yang berbahaya, maka dalam perspektif Islam
hal itu diharamkan.
 Pembiasaan dalam merokok merupakan sebuah hal yang tidak boleh dilakukan. Untuk
itu, orang tua, guru dapat memberikan sebuah contoh yang baik kepada anak-anak,
karena salah satu factor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang ialah
lingkungan.
 Pemerintah kota Langsa harus membuat sesuatu terhadap pelarangan merokok, karena
merokok sangat berbahaya bagi kesehatan

8
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock B.E, (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Karyadi (2008) Hubungan pola asuh keluarga terhadap perilaku merokok pada remaja pria

di Desa Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Skripsi (tidak diterbitkan)

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta (06 mei 2017).

Nasution, I. K. (2007). Perilaku Merokok pada Remaja. Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatra Utara: Medan.

Sari, D. (2016). Hubungan Antara Pengaruh Keluarga, Teman, Iklan Terhadap Perilaku

Merokok pada Siswa di SMPN 6 Wonogiri. Universitas Muhammadiyah Surakarta:

Skripsi

Teddie Sukmana, Mengenal Rokok dan Bahayanya, (Jakarta: Bechampion, 2009).

Anda mungkin juga menyukai