Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU MEROKOK


PADA REMAJA

OLEH
KELOMPOK 1
AISYAH DWI PUTRI

MHD. ZAHRAN MURFI

MUHAMMAD AL AFIF

MUHAMMAD RIDHO FAJRI

NAYLA QANITA UTARI

SMA NEGERI 1 SUNGAI PENUH


TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah sederhana ini, meskipun
sangat jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para
pengikut-pengikut beliau sampai akhir zaman.

Tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu juga menambahkan wawasan
para pembaca sekalian tentang Hubungan Harga Diri dengan Perilaku Merokok
pada Remaja.Mengingat hal tersebut sangat penting kedudukannya dalam
kehidupan kita.Semoga makalah ini mampu untuk menambah sedikit ilmu.

Makalah ini memang jauh dari kesempurnaan, baik dalam isi, susunan,
maupun penyajiannya.Untuk itu, segala kritik dan saran dari teman-teman
semuanya dibutuhkan.Agar selanjutnya dapat kami jadikan sebagai pijakan,
supaya pada makalah berikutnya bisa lebih baik lagi.Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan
khususnya bagi para mahasiswa.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Manfaat..................................................................................................................2
1.4 Tujuan.....................................................................................................................3
1.5 Ruang Lingkup.........................................................................................................3
1.6 Hipotesis.................................................................................................................3
BAB I KAJIAN TEORI............................................................................................................4
2.1PerilakuMerokok......................................................................................................4
2.1.1 Definisi Derilaku Merokok.................................................................................4
2.1.2 Penyebab remaja merokok................................................................................6
2.2 Harga Diri................................................................................................................7
2.3 Remaja....................................................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................................9
3.1 Metode Pemerolehan Data.....................................................................................9
3.1.1 Observasi...........................................................................................................9
3.1.2 Wawancara.......................................................................................................9
3.1.3 Eksperimen/Uji Coba.........................................................................................9
3.1.4 Angket...............................................................................................................9
3.1.5 Kajian pustaka.................................................................................................10
3.2 Metode Penulisan.................................................................................................10
3.2.1 Data Kualitatif.................................................................................................10
3.2.2 Data Kuantitatif...............................................................................................10
3.3 Populasi Dan Sampel.............................................................................................10
3.4 Fasilitas.................................................................................................................11
3.5 Lamanya Penelitian...............................................................................................11

ii
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................iii

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan
bahaya bagi kesehatan individu. Merokok adalah perilaku menghisap rokok yang
diminati oleh banyak kaum laki-laki. OrganisasiKesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan ada lebih dari 1,1 miliar perokok diseluruh dunia, dengan lebih
dari 80% dari anggota yang tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah. Terutama bermasalah adalahbahwa penggunaan tembakau,
termasuk bentuk-bentuk penggunaan lain selain rokok, terus meningkat di
kalangan remaja di banyak negara, dan cenderung membahayakan kemajuan
dalam mengurangi penyakit kronis dan kematian yang berhubungan dengan
tembakau (WHO, 2014).

Angka prevalensi merokok di Indonesia merupakan salah satu diantara


yang tertinggi di dunia, 46,8% laki-laki dan 3,1% perempuan dengan usia 10
tahun ke atas yang diklasifikasikan sebagai perokok. Jumlah merokok mencapai
62,8 juta, 40% di antaranya berasal dari kalangan ekonomi bawah.Meskipun
faktanya kebiasaan merokok menjadi masalah kesehatan utama diIndonesia dan
menyebabkan lebih dari 200.000 kematian per tahunnya,Indonesia merupakan
sata-satunya negara diwilayah Asia Pasifik yang belummenandatangani Kerangka
Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau(WHO, 2011).

Kebiasaan merokok pada kaum remaja sangat terkait dengan


pergaulannya, pada umumnya ingin sekali diterima oleh kelompok seusia dan
tidak ingin merasa kurang cocok. Beberapa alasan yang diberikan adalah
merokok dianggap bergaya, dari gambar-gambar bintang pop dan film. Selain itu,
orang dewasa yang melambangkan ‘otoritas’ sehingga remaja menganggap
bahwa merokok merupakan cara untuk mengungkapkan penentangan dan
kemandirian. Alasan lain mengapa remaja merokok adalah adanya pendapat
bahwa merokok menimbulkan rasa santai dan merupakan cara untuk mengatasi
stres (Rika, 2010).

Data statistik khusus perokok anak-anak atau remaja mencapai 24,1%


anak/remaja pria, dan 4,0% anak/remaja wanita sehingga dapat dikatakan 13,5%
anak/remaja Indonesia merupakan perokok aktif. Kondisi umum perokok di
Indonesia saat ini adalah mulai merokok pada usia muda (15-19 tahun) dan
merupakan gaya hidup supaya tampak trendi, cool, macho, gaul, dan lain-lain.

Terdapat banyak alasan yang melatarbelakangi remaja untuk merokok.


Efri Widianti berpendapat bahwa beberapa hal yang melatarbelakangi seseorang

1
merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk
menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya
tersebut tidak melanggar norma (permissive beliefs/ fasilitative).

Dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya


dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena
mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat
dengan kelompoknya.

Tidak ada yang memungkiri adanya dampak negatif dari perilaku merokok
tetapi perilaku merokok bagi kehidupan menusia merupakan kegiatan yang
fenomenal. Artinya, meskipun sudah diketahui akibat dampak negatif merokok
tetapi jumlah perokok bukan semakin menurun tetapi semakin meningkat dan
usia perokok semakin bertambah muda.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Apa pengaruh harga dirimaupun psikologis dengan perilaku merokok remaja?

2. Kapan remaja mulai merokok?

3. Berapa banyak rokok yang dapat dihabiskan dalam sehari?

4. bagaimana persepsi remaja terhadap rokok?

1.3 Manfaat
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan
keilmuan pada peneliti dan juga diharapkan dapat memberikan sumbangan
dalam ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Sosial. Manfaat secara praktis, bagi
para pekerja pendidikan diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi tentang harga diri dan intensi merokok pada siswa sehingga dalam
perkembangannya dapat membantu ke arah yang lebih optimal.

Bagi Lembaga, pihak sekolah maupun Dinas pendidikan sebagai bahan


informasi yang berkaitan dengan masalah-masalah mengenai harga diri dan
perilaku merokok pada siswa, sehingga dapat ditindak lanjuti dengan
mengadakan pelatihan-pelatihan atau training sehingga mereka mampu
mengubah perilaku merokok, serta menerapkan peraturan-peraturan baru
dalam metode pendisiplinan dengan lebih mengelaborasi aspek psikologis
sebagai salah satu upaya pencegahan dan penurunan jumlah siswa perokok.

Manfaat bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat


memberikan referensi untuk peneliti dan dapat menumbuhkan minat untuk

2
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan tentang hubungan
antara harga diri dengan perilaku merokok pada siswa.

1.4 Tujuan
Dengan dilakukan penelitian ini peneliti berharap dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hubungan antara harga diri,teman,dan lingkungan dengan


perilaku merokok yang menjadi penyebab remaja merokok.

2. Mengetahui intensitas merokok remaja

3. Mengetahui persepsi remaja terhadap rokok.

1.5 Ruang Lingkup


Agar tujuan dan sasaran dari penelitian ini tercapai,perlu adanya
pembatasan terhadap masalah yang diteliti. Penelitian ini lebih memfokuskan
kepada aspek psikologis dari perokok dan harga diri yang menjadi penyebab
remaja merokok,jadi tidak membahas penyebab maupun alasan lainnya. Selain
itu masalah yang dibahas adalah masalah tentang rokok di kalangan remaja umur
12-18 tahun, sehingga umur diatasnya tidak dibahas. Karena fokus utama dari
penelitian ini adalah alasan atau penyebab remaja merokok, maka dampak dan
pengaruh dari rokok tidak akan dibahas.

1.6 Hipotesis
Tingkat harga diri menjadi salah satu alasan utama remaja merokok,
mereka takut jika tidak merokok maka akan dianggap tidak keren,cupu dan
dijauhi teman sehingga mereka ikut-ikutan merokok. Remaja yang merokok haus
pengakuan untuk dinilai sebagai orang yang keren,kuat dan pemberani.
Kebanyakan dari mereka yang merokok sudah mengetahui tentang dampak
negatif dari rokok, namun karena harga diri dan haus pengakuan sehingga
mereka lebih memilih merokok.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1PerilakuMerokok

2.1.1 Definisi Derilaku Merokok

Menurut Kesowo (2003) rokok adalah hasil olahan tembakau yang


terbungkus,sejenis cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman
Nicotiana Tabacum,Nicotiana Rustica dan sejenisnya.Sedangkan menurut
Aditama asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan kimia,43 diantaranya
bersifat karsinogen.Pengaruh asap rokok dapat mengakibatkan infeksi pada
paru-paru dan telinga serta kanker paru.

Perilaku merokok memiliki arti membakar tembakau dan daun tar,dan


menghisap asap yang dihasilkannya (Husaini,2006:21).

Menurut Kendal & Hammen, perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut
pandang sangat merugikan baik untuk diri sendiri maupun orang di
sekelilingnya.Dilihat dari sisi kesehatan pengaruh bahan-bahan kimia yang
terkandung rokok seperti nikotin,CO (Karbonmonoksida) dan tar yang dapat
mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat
(Komalasari,2002).

Menurut Oskamp, perilaku merokok adalah kegiatan menghisap asap


tembakau yang telah menjadi cerutu kemudian disulut api.Tembakau berasal
dari tanaman nicotiana tabacum.Menurutnya ada 2 tipe merokok yaitu

1. Pertama,adalah menghisap rokok secara langsung yang disebut


perokok aktif

2. Kedua,adalah mereka yang secara tidak langsung menghisap


rokok,namun turut menghisap asap rokok disebut perokok pasif

Menurut Safarino,akibat yang di timbulkan oleh perokok pasif lebih


berbahaya dari pada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang
berbahaya sangat rendah.Bagi para perokok meskipun sudah mengetahui akibat
negatif merokok tetapi jumlah perokok bukan semakin menurun tetapi semakin
meningkat dan usia merokok semakin bertambah muda (Komalasari,2002).

4
Purwadarminta mendefinisikan perilaku merokok sebagai aktivitas
menghisap rokok,sedangkan rokok sendiri adalah gulungan tembakau yang
berbalut dengan nipah atau kertas (Purwadarminta,2006)

Brigham juga mendefinisikan bahwa perilaku merokok bagi remaja


merupakan perilaku simbolisasi yaitu simbol
kematangan,kekuatan,kepemimpinan,dan daya tarik terhadap lawan
jenis.Perilaku merokok merupakan perilaku yang menyenangkan dan bergeser
menjadi aktivitas yang bersifat obsesif,karena sifat nikotin adalah adiktif atau
Ketergantungan.Dikatakan juga oleh Nainggolan,Asap rokok mengandung 4000
bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh termasuk diantaranya : Aceton
(bahan pembuat cat),Toluidine (pelarut industri),Ammonia (pencuci
lantai),Methanol (bahan api roket),Napthalene (bahan kapur barus),DDT (bahan
pembunuh serangga),Butane (minyak lighter),Hydrogen Cyanide (gas yang
digunakan untuk hukuman mati),Cadmium(digunakan untuk accu
mobil),Polanium (bahan radioaktif).Demikian hebatnya asap rokok yang dihisap
mengeluarkan bahan beracun.Ditambahkan lagi oleh Adit bahwasannya yang
membuat perokok merasa ketagihan dengan rokok karena adanya kandungan
nikotin yang ada pada rokok tersebut.Zat ini menjadi zat utama pada
tembakau.Nikotin adalah obat perangsang yang memiliki efek yang
berlawanan,yang dapat memberi rangsangan tetapi sekaligus menenangkan
(Adit dalam Nur Laili,2007).

Asap rokok mengandung sekitar 60 % adalah gas dan uap yang terdiri dari
20 jenis gas,diantaranya gas monoksida yang merupakan gas yang sangat
berbahaya karena presentasenya yang tinggi dalam aliran darah.Seorang
perokok aktif mampu menyedot persediaan gas oksigen yang di butuhkan oleh
setiap individu untuk bernafas.Selain itu asap rokok mengandung jutaan zat
kimiawi yang sangat beragam,yang dihasilkan dari perubahan kertas sigaret yang
awalnya berwarna putih pucat menjadi warna kuning (Husaini,2006:21).

Definisi yang disampaikan oleh Komalasari dan Alvin tentang perilaku


merokok adalah sebagai aktivitas subyek yang berhubungan dengan perilaku
merokoknya, yang diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi
merokok dalam sehari-hari.

Menurut Erikson,Remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis


aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika
mereka sedang mencari jati dirinya.Dalam masa remaja ini,sering dilukiskan
sebagai masa badai dan topan karena ketidaksesuaian antara perkembangan
psikis dan sosial (Komalasari,2002).

5
Beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwasannya rokok
adalah hasil olahan tembakau dengan berbagai campuran sehingga membentuk
cerutu, dan perilaku merokok adalah kegiatan menghisap hasil olahan tembakau
yang di dalamnya terdapat zat adiktif (ketergantungan) sehingga membuat orang
yang menghisapnya bisa menjadi ketergantungan .

2.1.2 Penyebab remaja merokok

Kebiasaan merokok pada sebagian remaja,umumnya dipicu oleh citra


dalam diri tiap individu dan juga pergaulan dalam masyarakatnya. Remaja
umumnya merokok karena sekedar ikut-ikutan orang yang lebih dewasa dari
dirinya.Kadang para remaja ini merokok karena sekedar ingin mengikuti trend
yang ada di sekitarnya (Husaini,2006)

Gengsi,kelihatan macho (keren) atau ingin dianggap dewasa merupakan


serangkaian alasan remaja merokok.Merokok dapat mendatangkan berbagai
kenikmatan.Banyak perokok yang mengaku tidak bisa berhenti merokok karena
dapat menenangkan pikiran.Padahal semakin banyak rokok yang
terhisap,perokok akan mengalami berbagai penyakit (Mangunegoro dalam
Mangunprasodjo,2005)

Sementara Kar mengemukakan terbentuknya perilaku merokok


tergantung dari beberapa fungsi yaitu

1) Niat atau behavior intention seorang untuk merokok.Niat di pengaruhi


oleh kepentingan pribadi.

2)Dukungan sosial masyarakat sekitar atau social support,yang


mendorong seseorang untuk merokok

3)Informasi atau accesbility ofinformation.Kurangnya informasi karena


ketidak tahuan tentang bahaya merokok menyebabkan dia merokok.

4) Otonomi pribadi atau personal autonomy dalam mengambil tindakan


keputusan untuk merokok atau tidak merokok.

5) Situasi atau action situasion yaitu situasi yang memberi kemungkinan


untuk merokok (Ariani dalam Susmiati,2003).

Banyak alasan yang memicu remaja merokok,karena ikut-ikutan


teman,semata-mata karena karena ingin saja (iseng),agar lebih tenang apalagi
waktu berpacaran,ada yang merasa karena gagah,merasa bebasdan supaya
kelihatan seperti orang dewasa.Sebelum seorang bisa di sebut pria dewasa,maka
dia harus merokok.Merokok akhirnya menjadi jalan yang harus di lewati sebelum
seseorang di terima sebagai orang dewasa.Sebelum seseorang bisa disebut pria

6
dewasa,maka dia harus merokok.Merokok akhirnya menjadi jalan yang harus di
lewati sebelum seseorangditerima sebagai orang dewasa.Dalam
keseharian,budaya seperti itu muncul dalam bentuk penyebutan banci buat
anak-anak muda yang tidak merokok.Selain sebagai jalan menuju
dewasa,merokok buat pria menjadi ciri seorang laki-laki sungguhan dan akhirnya
menjadi sarana pergaulan bagi remaja (Nainggolan,2001).

2.2 Harga Diri

Pengertian Harga Diri (Self Esteem) menurut Stuart dan Sundeen (1991),
ia mengatakan bahwa harga diri (self esteem) adalah penilaian individu terhadap
hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal
dirinya. Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauh mana individu
tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian,
berharga, dan kompeten. Sedangkan menurut Gilmore dikatakan bahwa: “….self
esteem is a personal judgement of worthiness that is a personal that is expressed
in attitude the individual holds toward himself”. Pendapat ini menerangkan
bahwa harga diri merupakan penilaian individu terhadap kehormatan dirinya,
yang diekspresikan melalui sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss (1973)
memberikan pengertian harga diri (self esteem) sebagai penilaian individu
terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan.
Sementara menurut Wikipidia Harga diri adalah pandangan keseluruhan dari
individu tenang dirinya sendiri. Penghargaan diri juga kadang dinamakan
martabat diri atau gambaran diri. Misalnya, anak dengan penghargaan diri yang
tinggi mungkin tidak hanya memandang dirinya sebagai seseorang, tetapi juga
sebagai seseorang yang baik.

Sering kali harga diri (self esteem) dikaitkan dengan rasa percaya diri,
yaitu dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri, yang pada akhirnya
membentuk gambaran diri. Hal ini sejalan dengan pendapat Roger dan Maslow.
Mereka mengatakan bahwa harga diri (self esteem) merupakan aspek yang
penting dalam kepribadian, dimana harga diri (self esteem) adalah evaluasi yang
menyeluruh untuk membentuk gambaran diri (self image).

Terkait dengan harga diri (self esteem) dalam rentang kehidupan individu
di mana study dilakukan pada 300.000 orang didapati harga diri (self esteem)
rendah pada remaja dan dewasa akhir. Pada umumnya harga diri (self esteem)
wanita lebih rendah dari pada pria pada rentang hidupnya, terutama pada masa
remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Hewitt (2001); Scarpa & Luscher (2002),
dan beberapa yang ditemukan oleh Baumeister (1997) sebagai berikut:

Harga diri (self esteem) relatif stabil dalam beberapa bulan dan dapat
berubah terutama jika ada perubahan kejadian dalam hidup, misal lulus ujian,
mendapat pekerjaan atau kehilangan pekerjaan. Harga diri (self esteem) tinggi

7
pada masa kanak-kanak, menurun saat remaja, dan meningkat lagi saat usia
dewasa sampai pada dewasa aksir kemudian menurun.

Ada individu yang memiliki harga diri (self esteem) tinggi atau rendah
secara keseluruhan namun ada juga harga diri (self esteem) tinggi atau rendah
pada area tertentu, misal: harga diri (self esteem) tinggi di aspek sosial namun
atau rendah di bidang akademis. Jadi bisa merata di segala aspek namun bisa
juga fluktuasi.Harga diri (self esteem) rendah dapat berakibat seseorang
mengalami depresi dan sebaliknya.

Komponen harga diri (self esteem) , menurut salah satu definisi (Braden,
1969), ada tiga komponen kunci dari harga diri (self esteem) : 1). Harga diri (self
esteem) merupakan kebutuhan manusia yang penting yang sangat vital bagi
kelangsungan hidup dan normal, perkembangan yang sehat. 2). Harga diri (self
esteem) muncul secara otomatis dari dalam berdasarkan keyakinan dan
kesadaran seseorang. 3). Harga diri (self esteem) seiring dengan pikiran, perilaku,
perasaan dan tindakan seseorang.

2.3 Remaja

Pengertian remaja adalah seseorang yang berada dalam masa peralihan


dari anak-anak menuju dewasa. Menurut WHO, masa remaja terjadi dalam
rentang usia 10-19 tahun. Sementara, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 25 tahun 2014, arti remaja merupakan penduduk yang berusia 10-18
tahun.

Lain lagi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN),


rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Dalam masa remaja, berbagai perubahan terjadi pada diri anak sebagai
bentuk dari pubertas. Perubahan yang terjadi umumnya meliputi:

-Berat dan tinggi anak akan bertambah


-Tumbuh bulu kemaluan
-Payudara membesar (pada anak perempuan)
-Menstruasi (pada anak perempuan)
-Mimpi basah (pada anak laki-laki)
-Meningkatnya kemampuan berpikir
-Memiliki perasaan yang lebih sensitif atau emosional
-Perkembangan organ vital

Tak heran, jika masa remaja adalah salah satu fase perkembangan
manusia yang paling pesat. Anak di usia remaja juga cenderung memiliki rasa
penasaran yang tinggi. Tanpa kontrol yang tepat dari dirinya sendiri maupun
orangtua, hal ini bisa membuat mereka terjerumus pada kenakalan remaja. Oleh

8
sebab itu, penting bagi orangtua untuk memberi perhatian dan pengawasan
pada anak remaja dengan baik.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pemerolehan Data

Ada beberapa metode perolehan data,seperti :

3.1.1 Observasi

Kata observasi berasal dari bahasa latin yang memiliki arti melihat dan
memperhatikan. Dalam dunia nyata, observasi erat berkaitan dengan objek dan
fenomena baik faktor penyebab dan dampak secara luas. Orang-orang yang
melakukan observasi mendapat sebutan pengamat. Pengertian observasi secara
umum adalah kegiatan pengamatan pada sebuah objek secara langsung dan
detail untuk mendapatkan informasi yang benar terkait objek tersebut.
Pengujian yang diteliti dan diamati bertujuan untuk mengumpulkan data atau
penilaian

3.1.2 Wawancara

Wawancara atau dikenal juga dengan istilah interview atau interviu


adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara
narasumber dan pewawancara. Tanya jawab antara pewawancara dan
narasumber ini bertujuan untuk mendapatkan sebuah informasi, pendapat, data,
dan keterangan.

3.1.3 Eksperimen/Uji Coba

Percobaan atau disebut juga eksperimen adalah suatu set tindakan dan
pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau
mengenali hubungan sebab akibat antara gejala. Dalam penelitian ini, sebab dari
suatu gejala akan diuji untuk mengetahui apakah sebab tersebut memengaruhi
akibat.

3.1.4 Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan


pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket
merupakan kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan

9
untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal
yang ia ketahui.

3.1.5 Kajian pustaka

Kajian pustaka merupakan metode perolehan data dengan cara mencari


dari buku-buku yang telah ada. Peneliti membaca dan mencari di buku-buku
sehingga menemukan penyelesaian dari masalah yang diteliti.

Masing-masing metode penelitian memiliki kelebihan dan kekurangan.


Setelah mengetahui pengertian,kelebihan dan kekurangan dari setiap Metode
perolehan data, kami memilih wawancara sebagai metode perolehan data dalam
penelitian kami.

3.2 Metode Penulisan

Ada 2 jenis penulisan data penelitian,yaitu:

3.2.1 Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berkaitan dengan pengelompokan atau


karakteristik yang tidak dapat diukur ukurannya. Dengan kata lain, data kualitatif
diekspresikan dalam bentuk kata-kata yang memiliki makna.Data Kualitatif yaitu
data yang disajikan dalam bentuk verbal (lisan/kata) bukan dalam bentuk angka.

3.2.2 Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah jenis data dalam penelitian yang dapat diukur,
dihitung, serta dapat dideskripsikan dengan menggunakan angka. Umumnya,
data seperti ini digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang jelas
dan sudah ada instrumen ukurnya.

Dalam penelitian kali ini, kami memilih metode penulisan data kualitatif
sebagai metode penulisan.

3.3 Populasi Dan Sampel

Sesuai dengan Judul proposal penelitian kami mengenai hubungan harga


diri dengan perilaku merokok remaja, maka kami melakukan penelitian hanya
pada kelompok umur remaja. Kami melakukan penelitian tentang perilaku
merokok remaja kerinci,lebih tepatnya kami mengambil sampel di Desa Pendung
Tengah Penawar,Kecamatan Sitinjau Laut,Kabupaten Kerinci.

10
3.4 Fasilitas

Selama melakukan penelitian, tentunya memerlukan alat/fasilitas untuk


menunjang penelitian. Adapun fasilitas yang kami gunakan selama penelitian
yaitu:

 Laptop
 Handphone
 Buku
 Alat tulis
 Kertas
 Bangunan
 Furniture
 dll.

3.5 Lamanya Penelitian

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal,tentunya


memerlukan waktu yang lama. Setelah memperhitungkan dengan seksama,kami
menentukan waktu penelitian yaitu selama -+ 30 hari/1 bulan

11
DAFTAR PUSTAKA

Diah Wijaya Sutha, 2018.


http://ictoh-tcscindonesia.com/wp-content/uploads/2018/05/OP-32-Diyah-W.-
Sutha-PAPARAN-ASAP-ROKOK-DI-LINGKUNGAN-SEKOLAH-NEGERI.pdf

http://eprints.ums.ac.id/18614/2/BAB_I.pdf

A Fatmawati, UIN Malang 2012.


http://etheses.uin-malang.ac.id/2252/5/08410021_Bab_1.pdf

Dian Pratiwi Widowaty, F.PSI UI, 2008. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124938-


155.2%20WID%20p%20-%20Pengaruh%20Stereotipi%20-%20Pendahuluan.pdf

Rista Mardian, UPI 2013.


http://repository.upi.edu/2871/4/S_PSI_0901178_Chapter1.pdf

Universitas Atma Jaya Yogyakarta.


http://e-journal.uajy.ac.id/7824/2/KOM104172.pdf

Dwi Setiyanto, 2013. https://media.neliti.com/media/publications/13627-ID-


perilaku-merokok-di-kalangan-pelajar-studi-kasus-tentang-faktor-dan-dampak-
dari.pdf

MEB Hapsari, UIN Malang 2012.


http://etheses.uin-malang.ac.id/2141/6/08410057_Bab_2.pdf

dr. Karlina Lestari, 2021. https://www.sehatq.com/artikel/memahami-


pengertian-remaja-dan-tahap-perkembangannya

Tasya Talitha, 2021. https://www.gramedia.com/best-seller/konsep-diri/

Iqbal Hakim, 2020. https://insanpelajar.com/data-kualitatif-dan-kuantitatif/

Salmaa, 2021. https://penerbitdeepublish.com/penelitian-eksperimen/

Serba Serbi, Tips & Tricks, 2020. https://idcloudhost.com/pengertian-observasi-


pengertian-fungsi-tujuan-dan-manfaatnya/

Aris Kurniawan, 2021. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-


wawancara/

iii
Blog Gramedia Digital, 2021.
https://www-gramedia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literas
i/kajian-teori/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#Pengertian_Kajian_Teori

Ch. Megawati Tirtawinata, 2020.


https://binus.ac.id/character-building/2020/04/apakah-harga-diri-itu-self-
esteem/#:~:text=Pengertian%20Harga%20Diri%20(Self%20Esteem,jauh
%20perilaku%20memenuhi%20ideal%20dirinya.&text=Penghargaan%20diri
%20juga%20kadang%20dinamakan%20martabat%20diri%20atau%20gambaran
%20diri.

iv

Anda mungkin juga menyukai