Disusun oleh :
Guru Pembimbing :
NIP. 199401072020122014
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya Penulis dapat menyusun makalah Riset Karya Tulis Ilmiah.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan arahan dan bimbingan dari berbagai
pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai rencana dan target yang telah ditentukan.
Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Inneke Indriastuti S.Pd. selaku Guru Pembimbing mata pelajaran Riset Karya Tulis Ilmiah
yang telah memberikan arahan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
sebagaimana mestinya.
2. Orang tua kami yang telah membantu, memotivasi, mendoakan serta menanti keberhasilan
kami.
3. Sumber- sumber dari buku dan internet yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan.
ii
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
BAB III....................................................................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Merokok adalah menghisap bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh (Prasetya Lukyta.,
2016). Perilaku merokok banyak dilakukan pada masa remaja. Pada tahun 2018
menunjukkan bahwa prevalensi remaja usia 16 –19 tahun yang merokok 20,5 %. Usia
merokok pada remaja di Indonesia sekarang adalah usia mulai merokok semakin muda (dini).
Perokok pemula usia 10 –14 tahun meningkat lebih dari 100 % dalam kurun waktu kurang
dari 20 tahun (Riskesdas, 2018). Menurut Setiyanto, R, (2013), faktor-faktor yang
mempengaruhi kebiasaan merokok adalah tekanan teman sebaya, berteman dengan perokok
usia muda, status sosial ekonomi rendah, mempunyai orang tua yang merokok, saudara
kandung, lingkungan sekolah (guru) yang merokok dan tidak percaya bahwa merokok
mengganggu kesehatan.
Merokok mempunyai banyak efek negatif yang berbahaya kepada kesehatan
manusia, dan kebiasaan merokok tidak hanya merugikan perokok itu sendiri, tetapi juga
mengancam masyarakat di sekitarnya. Kandungan rokok menyebabkan kerusakan dan
berbagai macam penyakit di mulut seperti periodonitis (infeksi pada gusi), penyakit
kerongkongan seperti faringitis (infeksi faring) dan laringitis(infeksi laring atau pita suara),
penyakit di bronkus seperti bronkitis (infeksi bronkus), dan penyakit pada paru – paru seperti
kanker paru, penyakit paru obstruktif (Aula & Lisa, E., 2015).
Menurut World Health Organization (WHO, 2016), tembakau membunuh lebih dari
5 juta orang per tahun dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta orang sampai tahun 2021,
dari jumlah itu 70% korban berasal dari negara berkembang yang didominasi oleh kaum laki-
laki sebesar 700 juta terutama di Asia.
Merokok memiliki bahaya serius bagi remaja. Dampaknya tidak hanya terbatas pada
masalah kesehatan fisik, tetapi juga berdampak pada aspek sosial, emosional, dan
perkembangan remaja. Upaya pencegahan yang efektif, pendidikan, dan dukungan keluarga
serta masyarakat penting untuk membantu remaja menghindari kebiasaan merokok dan
mempertahankan gaya hidup sehat. Mengingat pentingnya isu ini, kolaborasi yang kuat
antara pemerintah, pendidik, orang tua, dan masyarakat luas diperlukan untuk mengatasi
masalah bahaya merokok bagi remaja.
Merokok telah menjadi masalah global yang melibatkan jutaan orang di seluruh
dunia. Remaja adalah salah satu kelompok yang rentan terhadap bahaya merokok. Penelitian
menunjukkan bahwa merokok pada usia remaja dapat memiliki dampak jangka panjang yang
serius terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka. Makalah ini bertujuan untuk
menjelaskan bahaya merokok bagi remaja dan mengilustrasikan dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kebiasaan merokok pada generasi muda.
4
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dijelaskan diatas, maka pokok permasalahan yang akan
di identifikasi yakni :
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Merokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang dibungkus. Tembakau dihasilkan dari
tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Ristica dan jenis lainnya yang di dalamnya
mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Sedangkan, asap rokok
merupakan asap yang dihasilkan dari pembakaran rokok. Asap rokok terdiri dari asap
utama dan asap sampingan. Asap utama yaitu asap yang dihirup ke dalam paru-paru
perokok, sedangkan asap sampingan adalah asap rokok yang berasal dari ujung rokok yang
terbakar. Asap utama mengandung 25% zat berbahaya dan asap sampingan mengandung
75% zat berbahaya. Sehingga perokok pasif menghirup 3 kali lipat zat berbahaya
dibandingkan perokok aktif.
Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan setidaknya 200
diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan
karbon monoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia
lain yang tak kalah beracunnya. Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain
adalah sebagai berikut :
Gas CO adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh
pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang
dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3 – 6%, gas ini dapat di hisap oleh siapa saja.
Oleh orang yang merokok atau orang yang terdekat dengan si perokok, atau orang yang
berada dalam satu ruangan. Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja,
yaitu arus yang tengah atau mid-stream, sedangkan arus pinggir (side – stream) akan tetap
berada diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan lagi
keluar.
Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5 – 3 ng, dan semuanya
diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40 – 50 ng/ml. Nikotin bukan
merupakan komponen karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti
dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosamin-lah yang bersifat karsinogenik. Pada paru,
nikotin dapat menghambat aktivitas silia. Seperti halnya heroin dan kokain, nikotin juga
memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan kenikmatan,
kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal itulah yang menyebabkan
mengapa sekali merokok susah untuk berhenti. Efek nikotin menyebabkan perangsangan
terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan
darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin
meninggi, berakibat timbulnya hipertensi. Efek lain merangsang berkelompoknya
trombosit (sel pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan
menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung CO yang
berasal dari rokok.
3. Tar
Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan
substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar pada
rokok antara 0,5-35 mg per batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat
menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru.
4. Kadmium
Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.
5. Akrolein
Akrolein merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini sedikit
banyak mengandung kadar alcohol. Artinya, akrolein ini adalah alcohol yang cairannya
telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan.
6. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
hydrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada
pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan
mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
7. Asam Format
7
Asam format merupakan sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat
membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat menyebabkan
seseorang seperti merasa digigit semut.
8. Hidrogen Sianida/HCN
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien
untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu
zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan
langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.
9. Nitrous Oxid
Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat
menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. Nitrous oxide ini
adalah sejenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu melakukan
operasi oleh dokter.
10. Formaldehid
Formaldehid adalah sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai
pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua
organisme hidup.
11. Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organic
seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan
karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.
12. Asetol
Asetol adalah hasil pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas
bergerak) dan mudah menguap dengan alcohol.
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang
keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).
14. Piridin
Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan
mengubah sifat alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
8
15. Metil Klorida
Metil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hydrogen dan karbon
merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organic yang beracun
16. Metanol
Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum
atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian.
1. Ketergantungan dan Kesulitan Berhenti: Merokok pada usia remaja dapat mengarah
pada ketergantungan nikotin yang kuat. Mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam
berhenti merokok di kemudian hari, yang berpotensi mempengaruhi kualitas hidup mereka.
9
2.4 Upaya Pencegahan dan Peran Orang tua
1. Pendidikan dan Kesadaran: Perlu adanya program pendidikan yang efektif di sekolah
dan di masyarakat untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang bahaya merokok dan
konsekuensi jangka panjangnya.
2. Peran Model: Orang tua, guru, dan peran model lainnya harus memberikan contoh hidup
sehat dan tidak merokok agar remaja terpengaruh positif dan menghindari kebiasaan
merokok.
3. Pembatasan Akses: Penting untuk mengatur dan memberlakukan batasan usia untuk
membeli rokok serta mengendalikan iklan dan promosi rokok yang ditujukan kepada
remaja.
2. Prestise Sosial: Dalam beberapa kelompok remaja, merokok dianggap sebagai tanda
keberanian, kematangan, atau penerimaan sosial. Hal ini dapat mempengaruhi remaja yang
cenderung mencoba merokok untuk mencapai status sosial atau merasa lebih dewasa.
3. Pengaruh Terhadap Teman Sebaya: Remaja yang terlibat dalam pergaulan dengan
teman-teman yang merokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mencoba merokok. Tekanan
dari teman sebaya dapat menjadi faktor penting dalam keputusan remaja untuk mulai
merokok.
10
penghijauan, perlu dipertanyakan apakah ini hanya strategi peningkatan popularitas sebab
laju pertumbuhan tunas pohon tersebut tidak akan pernah bisa melampaui laju pembabatan
hutan yang mereka lakukan. Langkah yang lebih tepat adalah tidak menebang pohon lagi
sambil menanam tunas pohon yang baru.
Ketika rokok dibakar, asap dan lebih dari 4.000 bahan kimianya terbang ke udara
sebagai zat pencemar. Asap ini kemudian dihirup oleh perokok aktif maupun pasif dan
menimbulkan masalah kesehatan secara kronis. Bayangkan bila yang menghirupnya adalah
anak-anak, maka secara tidak langsung kesehatan anak tersebut sudah digerogoti sejak usia
muda. Bahaya rokok tidak berhenti sampai disana. Saat rokok habis dihisap, perokok
dengan mudah membuang puntung rokok sembarangan.
Perokok mungkin berpikir bahan rokok berupa kertas dan daun kering tembakau
akan dengan mudah diuraikan. Kenyataannya puntung rokok bukan hanya sekedar "kertas
dan daun kering". Bahan kimia beracun yang terkandung di dalamnya akan meracuni
tempat dimana ia dibuang. Bila dibuang ke perairan, bahan beracun akan larut ke air dan
meracuni organisme di dalamnya. Bila dibuang di tanah, bahan beracun akan meresap ke
tanah dan mencemarinya. Butuh waktu 25 tahun bagi bahan kimia tersebut untuk
"diencerkan" di tanah. Namun bila puntung rokok tetap dibuang ke tanah, bahan beracun
akan tetap masuk dan butuh waktu semakin lama untuk menguraikannya. Akibatnya
tanaman menjadi sulit tumbuh dan tanah menjadi tandus.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Merokok pada usia remaja memiliki implikasi kesehatan dan sosial yang serius. Remaja
yang merokok berisiko tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit paru-
paru dan gangguan kesehatan mental. Selain itu, merokok juga dapat mempengaruhi hubungan
sosial dan prestise remaja. Upaya pencegahan yang melibatkan pendidikan, kesadaran, peran orang
tua, dan pembatasan hukum harus dilakukan untuk melindungi remaja dari bahaya merokok.
Melihat kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok itu lebih
banyak mudharatnya (dampak negatifnya) dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiarkan
terus berlangsung, maka akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh
manusia. Dan seharusnya masyarakat sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh mereka.
Namun hal itu masih sulit dilakukan di Indonesia.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, semoga masyarakat khususnya remaja dapat tersadarkan
akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya,
supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan
terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aninsi,
Aula., Lisa, E. (2015). STOP Merokok! Sekarang atau Tidak Sama Sekali. Yogyakarta: Gara
Ilmu Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018).Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Helmi, a. F. (2017). Faktor-faktor penyebab perilaku merokok pada remaja. Jurnal keperawatan
indonesia, 1(1), 37.
Kholid, A. (2012). Promosi Kesehatan dengan pendekatan teori prilaku, media, dan aplikasinya.
In Perpustakaan Nasional: (Perpustaka). Jakarta: Rajawali Pers .
Nugroho, R. S. (2015). Perilaku Remaja Merokok. Jurnal Ilmiah, 1(2). Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. (2017). Hidup Sehat Tanpa Rokok
Prasetya Lukyta. (2016). Pengaruh Negatif Rokok bagi Kesehatan di Kalangan Remaja.
Setiyanto, R. (2013). Faktor-Faktor Penyebab Merokok. Bandung: Alfa Beta World Health
Organization (2016). Cigarette Smoking. World. Health Organization.
Andriyani, D., (2018). Hubungan Merokok dengan Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa SMK di
Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 13(1), pp.83-89.
Anggarwati, A. (2014). Hubungan antara interaksi teman sebaya dengan Perilaku merokok
pada remaja (Doctoral dissertation, Universitas muhammadiyah Surakarta)
. Dismiantoni, N., Anggunan, A., Triswanti, N., & Kriswiastiny, R. (2020). Hubungan Merokok
Dan Riwayat Keturunan Dengan Kejadian Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada,
11(1), 30-36. El Hasna, F.N.A., Cahyo, K. and Widagdo, L., (2017). Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Penggunaan Rokok Elektrik pada Perokok Pemuladi SMA Kota Bekasi.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(3), pp.548-557.
Fitriana, K. R. (2019). Efek Konsumsi Alkohol dan Merokok Pada Wanita Hamil. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, 10(2), 233-237.
13
14