Anda di halaman 1dari 13

KARYA TULIS ILMIAH SEDERHANA

“Bahaya Rokok Bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya”

Karya Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu Dra. Siti Hamidah S.K.M., M.M.

Disusun Oleh :

Nama : Wilda Apriandini


Nim : 23061
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

AKADEMI REFRAKSI OPTISI LEPRINDO JAKARTA


PRODI DIII REFRAKSI OPTISI
TAHUN PELAJARAN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga
karya ilmiah dengan judul “Bahaya Rokok Bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya” dapat
terselesaikan dengan baik, walaupun jauh dari kata sempurna. Adapun maksud dan tujuan penyusunan
laporan ilmiah ini, yaitu dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Semoga karya ilmiah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat, dapat dijadikan pedoman bagi
para pembaca dan menambah wawasan serta pengalaman. Penulis juga menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan yang ditemukan dalam laporan ilmiah ini. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki karya
ilmiah ini dan selanjutnya.

Jakarta, 10 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................................
4
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................................
4
1.2. Identifikasi Masalah ...............................................................................................................
6
1.3. Rumusan Masalah ..................................................................................................................
6
1.4. Tujuan .................................................................................................................................... 6
BAB 2 ISI .................................................................................................................................................
7
2.1. Landasan Teori .......................................................................................................................
7
2.2. Pembahasan ..........................................................................................................................
10
2.3. Kesimpulan Pembahasan ......................................................................................................
11
BAB 3 PENUTUPAN ............................................................................................................................
12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 12
3.2 Saran ......................................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merokok merupakan suatu masalah di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak
kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian. Perilaku merokok
merugikan kesehatan karena dapat mengakibatkan banyak penyakit, diantaranya penyakit pada sistem
kardiovaskular, penyakit pada sistem respirasi, kanker dan masalah kesehatan yang lainnya seperti
impotensi, kehamilan premature, dan lain lain (Kemenkes, 2011). Adanya berbagai kandungan
berbahaya pada rokok yaitu karbonmonoksida, tar dan juga nikotin. Karena adanya berbagai zat
berbahaya tersebut rokok memiliki dampak jangka pendek yang ditimbulkan akibat merokok seperti
batuk-batuk, mudah lelah, nafas pendek, serta kurangnya kemampuan mencium bau dan mengecap
rasa. Dampak jangka panjang yang dapat terjadi adalah kanker bibir, (lidah, kerongkongan, paru-paru,
gangguan pernafasan, tbc, jantung, hipertensi, kulit keriput, dan lain-lain (Melliana, 2017).
Penggunaan tembakau adalah penyebab global yang utama dari kematian yang dapat dicegah.
Badan kesehatan dunia (WHO) menghubungkan hampir 6 juta kematian per tahun disebabkan
tembakau. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 8 juta kematian di tahun 2030
(GYTS, 2015). Secara global, terjadi peningkatan konsumsi rokok terutama di negara berkembang.
Diperkirakan saat ini jumlah perokok di dunia mencapai 1,3 milyar orang. Indonesia merupakan
Negara
ketiga dengan konsumsi rokok terbesar di dunia setelah China dan India. Konsumsi tembakau di
Indonesia terus meningkat walaupun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, karena faktor-faktor
meningkatnya pendapatan rumah tangga, pertumbuhan penduduk, rendahnya harga rokok dan
mekanisasi industri kretek (TCSC, 2018).
Pemerintah Indonesia telah membuat peraturan, mengembangkan strategi pengendalian
penggunaan tembakau serta melakukan berbagai survey, dan membuat sistem informasi untuk
memonitor masalah kesehatan akibat tembakau/rokok ini (Kemenkes, 2011). Data global menyatakan
bahwa 63% pria adalah perokok dan sisanya sebanyak 4,5% adalah perokok wanita. Sedangkan
statistik perokok dari kalangan remaja Indonesia, yaitu 24,1% remaja pria adalah perokok dan 4,0%
remaja wanita adalah perokok (WHO, 2011).
Berbagai dampak buruk merokok baik bagi kesehatan diri sendiri atau berakibat bagi orang lain.
Dilihat dari data-data yang sudah disebutkan menunjukkan tingginya angka merokok pada kalangan
remaja tentu saja sangat mengkhawatirkan bagi para remaja penerus bangsa. Remaja merupakan laki-
laki maupun perempuan berusia sekitar 11 sampai 20 tahun. Masa remaja merupakan masa peralihan
sifat maupun perubahan bentuk tubuh. Remaja pria akan mengalami perubahan yang sangat nampak
pada suara dan itu bagian dari perubahan fisik yang khas bagi pria (Hidayati, dkk, 2019). Remaja
adalah masa masa peralihan dari anak anak menuju dewasa dan di masa inilah mereka mencari jati
dirinya, dalam masa ini diperlukan kontrol diri yang baik agar tidak terjerumus dalam perilaku negatif.

4
Banyak sekali perilaku yang muncul pada remaja hanya karena mengikuti norma yang ada pada
kelompoknya, contohnya mencoba minum alkohol, obat-obatan terlarang, merokok, membolos, dan
tawuran. Mereka menganggap bahwa dengan berperilaku seperti itu berarti mereka merupakan bagian
dari kelompok tersebut (Hurlock, 2012). Menurut hasil angket Yayasan Jantung Indonesia sebanyak
77% siswa merokok karena ditawari teman, pergaulan diluar rumah juga menjadi hal yang punya
pengaruh besar terhadap perkambangan seorang remaja. Sudah sering dijumpai bahwa remaja akan
ikut-ikut merokok ketika ada seorang teman yang menawari barang berbahaya itu padanya. Bahkan
lebih miris, jika banyak remaja beranggapan mereka akan terlihat lebih keren atau lebih gaul jika
mengkonsumsi rokok (Rahayuwati dkk, 2018). Presentase usia mencoba merokok pertama kali
tertinggi pada usia 15-19 tahun dengan 52,1 % lalu di ikuti pada usia 10-14 tahun dengan 23,1 %
(RISKESDAS,
2018), usia tersebut merupakan usia seorang remaja.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Safitri, dkk pada 2019 menunjukkan hasil bahwa peer
attachment, rendahnya performa akademik, peningkatan beban kerja, dan pola asuh otoritatif
berpengaruh signifikan terhadap perilaku merokok pada siswa sekolah. Pada hasil tersebut disebutkan
peer attachment, rendahnya performa akademik dan peningkatan beban kerja, artinya lingkungan
sekolah berpengaruh signifikan dalam perilaku merokok remaja. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Susanto, dkk pada 2019 lingkungan sekolah berpengaruh pada perilaku merokok pada remaja.
Lingkungan sekolah dalam penelitian ini meliputi peraturan sekolah. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Escario dan Wilkinson pada 2017 menunjukkan bahwa guru yang merokok meningkatkan
kemauan siswanya untuk merokok.
Perilaku merokok pada siswa akan mempengaruhi nilai siswa di sekolah, hal tersebut
disebabkan oleh kandungan nikotin yang membuat efek ketergantungan dan toksisitas pada fungsi
kognitif sehingga membuat siswa yang merokok sulit berkonsentrasi. Efek ketergantungan juga
menyebabkan siswa menjadi sulit mengontrol emosi sehingga bisa terjerumus pada hal negatif lain
seperti mencuri untuk memenuhi hasratnya membeli rokok (Yuliarti, 2014). Saat ini Indonesia
menghadapi ancaman serius akibat meningkatnya jumlah perokok, prevalensi perokok laki-laki di
Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia dan diprediksi lebih dari 97 juta penduduk Indonesia
terpapar asap rokok (RISKESDAS, 2013). Kecenderungan peningkatan prevalensi merokok terlihat
lebih besar pada kelompok anak-anak dan remaja, Riskesdas 2018 menunjukan bahwa terjadi
peningkatan prevalensi merokok penduduk usia 18 tahun dari 7,2% menjadi 9,1%. (Kemenkes, 2017).
Kajian Badan Litbangkes Tahun 2015 menunjukkan Indonesia menyumbang lebih dari 230.000
kematian akibat konsumsi produk tembakau setiap tahunnya. Dari total kematian akibat kanker di
Indonesia, Kanker paru menempati urutan pertama penyebab kematian yaitu sebesar 12,6%.
Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan 87% kasus kanker paru berhubungan dengan
merokok. (Kemenkes, 2017). Persentase remaja Indonesia berusia 15-19 tahun yang merokok sebesar
19,4%. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di antara negara ASEAN lainnya. Adapun negara
dengan persentase remaja yang merokok terbanyak selanjutnya terdapat di Malaysia sebesar 14,8% dan
Filipina sebesar 14,5%. (Tan, dkk, 2018).

5
Prevalensi nasional merokok di Indonesia adalah 28.8% prevalensi ini mengalami penurunan
dari 29,3 % di tahun 2013. Provinsi dengan prevalensi merokok tertinggi adalah Provinsi Jawa Barat
dengan 32 % sementara Daerah Istimewa Yogyakarta menempati urutan 33 dari 34 Provinsi dengan
prevalensi 23,5 %. Sementara prevalensi merokok pada remaja mengalami kenaikan dari 8,8 % di
tahun 2013 menjadi 9,1 % (RISKESDAS, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Pemkab Kulonprogo
tahun 2017 bahwa rata-rata remaja merokok pertama kali pada usia 13-16 tahun dengan jumlah
populasi hampir 36%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pemkab Kabupaten Kulonprogo pada tahun
2017 bekerjasama dengan Nanyang Technology University diketahui bahwa dari 15.000 pelajar SMP
yang ada di Kulonprogo, 800 remaja SMP (5,3%) tersebut diantaranya adalah perokok. Hal ini
merupakan jumlah yang tergolong cukup tinggi, tidak bisa dibiarkan begitu saja dan harus dicarikan
solusi terbaik agar jumlah tersebut bisa dikurangi (Wardoyo,
2015)

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dijelaskan diatas, maka pokok permasalahan yang
akan di identifikasi yakni :

1. Apakah itu rokok?


2. Apa dampak negatif rokok bagi perokok aktif?
3. Apa dampak negatif bagi perokok pasif?
4. Zat apa yang terkandung dalam rokok?
5. Mengapa orang sulit untuk melepasan diri dari candu rokok?
6. Bagaimana cara untuk melepaskan diri dari candu rokok?
7. Apa yang menyebabkan orang tertarik untuk merokok?
8. Apa upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah pengkonsumsi rokok?

1.3 Rumusan Masalah


Dari uraian identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah yakni apa bahaya rokok bagi
perokok pasif dan perokok aktif?

1.4 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian yakni sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tentang rokok.
2. Untuk mengetahui bahaya-bahaya rokok bagi perokok pasif maupun perokok aktif.
3. Untuk mencegah ataupun mengurangi penyebaran rokok di kalangan pelajar.
4. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan bila kita mengkonsumsinya.

6
BAB II
ISI

2.1 Landasan Teori


Menurut situs Wikipedia, rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga
120 mm (bervariasi tergantung Negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang telah dicacah.
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing.
Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak
dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang disekitarnya. Berbagai
kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya.
Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan
(anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap
perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini
sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan
orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada
kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.

Penyebab Remaja Merokok antara lain:


1. Pengaruh Orangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah
tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding mereka yang
berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar
psikologi, 1999:294).
2. Pengaruh Teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar
kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada
dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan
teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua
menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau
lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,1991).
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik
atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada
pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi
pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka
yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).

7
4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah
lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untukmengikuti perilaku seperti
yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).

Merokok pada umumnya sangat berbahaya pada diri kita maupun diri orang lain
disekitar kita. Dalam rokok banyak mengandung Nikotin yang dapat merusak organ tubuh
manusia, daintaranya yaitu Kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan
dan janin.
Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok (tidak pernah merokok dan tidak pernah
melakukan aktifitas merokok), akan tetapi menjadi korban dari perokok aktif karena orang-orang
tersebut turut serta mengisap asap yang dihembuskan oleh para perokok. Sehingga dapat dikatakan
perokok pasif ini adalah orang yang berada di sekitar para perokok aktif.
Perokok aktif adalah orang-orang yang melakukan aktifitas merokok dan dalam artian
mengisap batang rokok yang telah dibakar. Jadi dapat dikatakan bahwa perokok aktif adalah orang
yang sedang menghisap batang rokok baik itu baru menghisap maupun sudah lama menghisap rokok.

Jenis-jenis Rokok
Rokok memiliki berbagai macam jenis, sehingga dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu
sebagai berikut :

1. Rokok berdasarkan bahan pembungkus


a. Klobot
Klobot adalah rokok yang pembungkusnya bebahan berupa daun jagung.
b. Kawung
Kawung adalah rokok yang pembungkusnya bebahan berupa daun aren.
c. Sigaret
Sigaret adalah rokok yang pembungkusnya bebahan berupa kertas.
d. Cerutu
Cerutu adalah rokok yang pembungkusnya bebahan berupa daun tembakau.
2. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi
a. Rokok putih
Rokok putih adalah rokok yang berbahan baku atau isinya hanya berupa daun tembakau yang diberi
dengan saus untuk mendapatkan efek rasa serta aroma khas tertentu.
b. Rokok kretek
Rokok kretek adalah rokok yang berbahan baku atau isinya hanya berupa daun tembakau dan
cengkeh yang diberi dengan saus untuk mendapatkan efek rasa serta aroma khas tertentu.
c. Rokok klembak
Rokok klembak adalah rokok yang berbahan baku atau isinya berupa seperti daun tembakau,

8
cengkeh, dan kemenyan yang diberi dengan saus untuk mendapatkan efek rasa serta aroma khas
tertentu.

Cara Mengatasi Bahaya Rokok Bagi Kesehatan


Adapun bagaimana cara untuk bisa mengatasi kecanduan merokok adalah sebagai berikut:
1. Tarbiyah (pendidikan) keimanan yang sungguh-sungguh untuk setiap individu masyarakat.
2. Adanya sikap dan teladan yang baik saat di rumah, disekolah maupun lingkungan lainnya.
3. Melarang para guru untuk merokok didepan para murid terutama bagi mereka yang masih
berusia belia.
4. Penerangan yang gencar, sosialisasi dengan intensif tentang bahaya merokok.
5. Memberikan beban pajak yang tinggi terhadap berbagai jenis rokok agar bisa mengurangi
konsumsi rokok.
6. Melarang aktifitas merokok ditempat kerja, stasiun, bandara, tempat makan, rumah sakit, halte
dan tempat-tempat umum lainnya yang banyak dikunjungi orang-orang.
7. Menyebarkan fatwa oleh para ulama yang menjelaskan tentang haram aktifitas merokok.
8. Peringatan mengenai bahaya merokok dalam ceramah, khutbah dan lain sebagainya.

Tips Berhenti Merokok


Berikut ini adalah cara agar dapat berhenti dalam aktifitas merokok seperti berikut :
1. Motivasi, yakni bulatkan tekad untuk berhenti merokok.
2. Berhenti merokok seketika atau total, atau melakukan pengurangan jumlah rokok yang dihisap
secara bertahap.
1. Kenali waktu dan situasi dimana anda paling sering merokok.
2. Tahan keinginan merokok dengan menundanya.
3. Berolahraga secara teratur.
4. Minta dukungan dari keluarga dan sahabat.
5. Konsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan.

Cara dan Langkah Berhenti Merokok


 Cara 1: Berhenti seketika.
Hari ini anda merokok besok anda berhenti sama sekali. Untuk kebanyakan orang, cara ini paling
berhasil
 Cara 2: Kurangi Secara Bertahap
Jumlah rokok yang dihisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan jumlah yang sama
sampai 0 batang pada hari yang ditetapkan. Misalnya hari pertama berhenti merokok, menghabiskan 10
batang, hari ke-2 atau ke-3 turun jadi 8 batang, dan seterusnya.
Untuk cara ke-2 ini harus ditentukan pola penurunannya dan tanggal berapa berhenti merokok menjadi
9
0 batang. Tanggal itu harus diberitahukan pada keluarga, kerabat, atau teman agar mereka dapat
membantu mengingatkan.

Ketika anda behenti merokok, berikut manfaat kesehatan yang akan di dapatkan.
20 menit berhenti merokok, tekanan darah, denyut jantung, dan aliran darah tepi membaik. 12 jam
berhenti merokok, hampir semua nikotin dalam tubuh sudah dimetabolisme, tingkat CO di dalam darah
menjadi normal.
24-48 jam berhenti merokok, nikotin mulai tereliminasi dari tubuh, fungsi pengecapan dan penciuman
mulai membaik, serta sistem kardiovaskular meningkat baik. 5 hari berhenti merokok, sebagian besar
metabolit dalam tubuh sudah hilang, fungsi perasa atau pengecap, dan pencium jauh lebih baik, sistem
kardiovaskular terus meningkat baik.
2-6 minggu berhenti merokok, risiko infeksi pada luka setelah pembedahan berkurang secara
bermakna, fungsi silia saluran napas dan fungsi paru membaik. Napas pendek dan batuk-batuk
berkurang. 1 tahun berhenti merokok, risiko penyakit jantung koroner menurun setengahnya
dibandingkan dengan orang yang tetap merokok.
5 tahun berhenti merokok, risiko stroke menurun pada level yang sama seperti orang yang tidak pernah
merokok. 10 tahun tidak merokok, risiko kanker paru berkurang setengahnya. 15 tahun berhenti
merokok, semua penyebab mortalitas dan risiko penyakit jantung koroner menurun pada level yang
sama seperti orang yang tidak pernah merokok.

2.2 Pembahasan
Untuk dapat mengetahui bahaya rokok bagi perokok pasif maupun aktif, kita dituntut untuk
memahami bahaya bahaya rokok bagi perokok pasif dan perokok aktif. Sehingga, bahaya tersebut
dapat di hindari dan dapat meminimalisir kemungkinan terjerumusnya kita kedalam candu rokok.
Banyak orang-orang tidak bersalah yang menjadi korban perokok aktif hanya karena perokok-
perokok aktif tersebut mencemarkan udara yang juga mereka hisap. Walaupun pemerintah
mengeluarkan kebijakan dalam membatasi seseorang untuk merokok, membatasi peredaran rokok,
menaikan harga cukai, hingga menutup pabrik rokok.
Namun kebijakan pemerintah tersebut mendapat pertentangan yang sangat keras dari para
buruh, konsumen, dan Industri pabrik rokok. Pertentangan yang berat tentu saja dari pabrik rokok,
karena keuntungan yang bisa diperoleh langsung terhenti, alat-alat pembuat rokok pun menjadi tidak
berguna.
Oleh karena itu pemerintah harus mempunyai solusi untuk mengatasinya. Pertimbangan lain
yang membuat pemerintah bimbang adalah, petani tembakau Indonesia hanya mampu memasok sekitar
20% dari tembakau yang dibutuhkan oleh industri yang ada di Indonesia. Artinya 80% lainnya harus
impor dan berarti negara menerima tambahan devisa yg cukup besar dari rokok tersebut.

Zat utama yang terkandung dalam rokok adalah racun. Racun utama pada rokok adalah:
a. Tar
b. Nikotin, dan
c. Karbon monoksida.
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Nikotin adalah

10
zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen (zat pemicu
kanker), dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan. Karbon monoksida adalah zat yang
mengikat sel darah merah dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.

Menurut situs cml.ui.ac.id, perokok pasif memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita
gangguan kesehatan akibat seperti kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan.
Bagi anak-anak di bawah umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok.
Setidaknya tercatat 4000 kematian perokok pasif per tahun di Amerika Serikat.
Sedangkan dari sumber lainnya, yaitu dari situs dechacare dari penelitian terhadap 1.263 pasien
kanker paru-paru yang tidak pernah merokok, terlihat bahwa mereka yang menjadi perokok pasif di
rumah akan meningkatkan risiko kanker paru-paru hingga 18%. Apabila hal ini terjadi dalam waktu
yang cukup lama, yaitu 30 tahun lebih, risikonya meningkat menjadi 23%.
Bila menjadi perokok pasif di lingkungan kerja atau kehidupan sosial, risiko kanker paru-paru
akan meningkat menjadi 16% sedang bila berlangsung lama, hingga 20 tahun lebih, akan meningkat
lagi risikonya menjadi 27%. Perokok aktif mungkin menikmati sebatang rokok yang mereka hisap.
Namun, tanpa di sadari mereka telah merusak diri mereka sendiri, terlebih orang di sekitar mereka yang
mereka cintai berada di dekat perokok aktif itu sendiri.
Asap rokok tersebut akan menjadi penyakit yang lebih berbahaya ketika di hisap oleh perokok
pasif di sekitar perokok aktif tersebut. 65 juta orang indonesia adalah perokok aktif. Maka dapat di
bayangkan, apabila seorang perokok aktif merokok di dekat 2 atau 3 orang yang tidak merokok, di
tempat umum.
1172 orang indonesia meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok atau
48 orang per jam. Maka dapat di bayangkan, ternyata perokok pasif memiliki jumlah yang lebih banyak
dan banyak penyakit berbahaya yang juga menghantuinya.

2.3 Kesimpulan Pembahasan


Dalam uraian pada pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui bahaya
rokok bagi perokok pasif atau perokok aktif, kita harus :

a. Mengetahui bahaya rokok bagi perokok pasif dan perokok aktif.


b. Pengetahuan akan bahaya rokok bagi perokok pasif dan perokok aktif dapat kita terapkan untuk
penerapan hidup sehat kedepannya.
c. Jika kita menguasai pengetahuan tentang akan bahaya rokok bagi perokok pasif dan perokok aktif,
kita bisa menghidari bahaya akan dampak dari rokok tersebut.
d. Perokok pasif jauh akan lebih banyak menerima akibat yang lebih buruk daripada perokok aktif.
e. Perokok aktif dapat mengidap dan menderita penyakit kanker jika telah bergantung berat hanya
dengan merokok.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rokok merupakan suatu masalah yang semakin serius di Indonesia, mengingat merokok
menimbulkan resiko timbulnya berbagai penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat terjadi baik
pada perokok itu sendiri maupun orang lain disekitarnya yang tidak merokok. Untuk dapat mengetahui
bahaya rokok bagi perokok pasif dan perokok aktif, maka yang harus kita lakukan adalah memiliki
pengetahuan mendalam tentang bahaya rokok. Selain itu kita harus mengetahui cara menolak ajakan
dan menolak penawaran merokok tanpa menyinggung perasaan orang lain dan sebisa mungkin untuk
menjauh dari orang yang sedang menghisap rokok. Kita di tuntut agar dapat menarik contoh akan
bahaya merokok dari pengalaman orang-orang yang ada di sekitar dan menjaga diri serta pengaruh dari
rokok demi kebaikan masa depan kita agar dapat hidup sehat dan nyaman.

3.2 Saran
Penulisan makalah ini memuat saran-saran yang ditujukan ke berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi pembaca, terutama mahasiswa kesehatan diharapkan dapat menggunakan
makalah ini sebagai referensi untuk menambah pengetahuan tentang bahaya rokok bagi
kesehatan.
2. Alangkah lebih baik apabila orang yang telah mengalami kecanduan merokok dengan tidak
melakukan aktifitas merokok pada sekitar anak-anak, orang tua dan ibu yang sedang hamil agar
tidak mencemari udara dengan asap racun di sekitar mereka sehingga mereka bukan menjadi
perokok pasif dan tidak menjadi korban perokok aktif.
3. Alangkah lebih baik apabila orang yang telah mengalami kecanduan merokok agar bisa
berusaha untuk dapat melepaskan diri dari aktifitas rokok.
4. Alangkah lebih baik jika para orang tua diwajibkan untuk dapat lebih memperhatikan sikap dan
tingkah laku anak agar tidak terjerumus dengan hal aktifitas merokok dan memberikan anak-
anak sebuah kegiatan yang positif agar terhindar dari bahaya merokok.

12
DAFTAR PUSTAKA

Shodik, Ali Muhammad. Makalah tentang Bahaya Rokok Bagi Kesehatan


https://scholar.google.co.id/citations?hl=id&user=I7XCpelAAAAJ
Karya Ilmiah Universitas Nusa Mandiri https://www.studocu.com/id/document/universitas-nusa-
mandiri/riset-operational/karya-ilmiah-karya-ilmiah/33115498
Atkinson (1999). Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/tips-sehat/20170220/1219750/cara-berhenti-merokok-dan-
manfaatnya/
Buku Panduan “Ramadhan Saat yang Tepat untuk Mulai Berhenti Merokok” Direktorat Pengendalian
Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian
Kesehatan RI. Who.int.

13

Anda mungkin juga menyukai