Karya Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu Dra. Siti Hamidah S.K.M., M.M.
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga
karya ilmiah dengan judul “Bahaya Rokok Bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya” dapat
terselesaikan dengan baik, walaupun jauh dari kata sempurna. Adapun maksud dan tujuan penyusunan
laporan ilmiah ini, yaitu dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Semoga karya ilmiah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat, dapat dijadikan pedoman bagi
para pembaca dan menambah wawasan serta pengalaman. Penulis juga menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan yang ditemukan dalam laporan ilmiah ini. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki karya
ilmiah ini dan selanjutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Banyak sekali perilaku yang muncul pada remaja hanya karena mengikuti norma yang ada pada
kelompoknya, contohnya mencoba minum alkohol, obat-obatan terlarang, merokok, membolos, dan
tawuran. Mereka menganggap bahwa dengan berperilaku seperti itu berarti mereka merupakan bagian
dari kelompok tersebut (Hurlock, 2012). Menurut hasil angket Yayasan Jantung Indonesia sebanyak
77% siswa merokok karena ditawari teman, pergaulan diluar rumah juga menjadi hal yang punya
pengaruh besar terhadap perkambangan seorang remaja. Sudah sering dijumpai bahwa remaja akan
ikut-ikut merokok ketika ada seorang teman yang menawari barang berbahaya itu padanya. Bahkan
lebih miris, jika banyak remaja beranggapan mereka akan terlihat lebih keren atau lebih gaul jika
mengkonsumsi rokok (Rahayuwati dkk, 2018). Presentase usia mencoba merokok pertama kali
tertinggi pada usia 15-19 tahun dengan 52,1 % lalu di ikuti pada usia 10-14 tahun dengan 23,1 %
(RISKESDAS,
2018), usia tersebut merupakan usia seorang remaja.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Safitri, dkk pada 2019 menunjukkan hasil bahwa peer
attachment, rendahnya performa akademik, peningkatan beban kerja, dan pola asuh otoritatif
berpengaruh signifikan terhadap perilaku merokok pada siswa sekolah. Pada hasil tersebut disebutkan
peer attachment, rendahnya performa akademik dan peningkatan beban kerja, artinya lingkungan
sekolah berpengaruh signifikan dalam perilaku merokok remaja. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Susanto, dkk pada 2019 lingkungan sekolah berpengaruh pada perilaku merokok pada remaja.
Lingkungan sekolah dalam penelitian ini meliputi peraturan sekolah. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Escario dan Wilkinson pada 2017 menunjukkan bahwa guru yang merokok meningkatkan
kemauan siswanya untuk merokok.
Perilaku merokok pada siswa akan mempengaruhi nilai siswa di sekolah, hal tersebut
disebabkan oleh kandungan nikotin yang membuat efek ketergantungan dan toksisitas pada fungsi
kognitif sehingga membuat siswa yang merokok sulit berkonsentrasi. Efek ketergantungan juga
menyebabkan siswa menjadi sulit mengontrol emosi sehingga bisa terjerumus pada hal negatif lain
seperti mencuri untuk memenuhi hasratnya membeli rokok (Yuliarti, 2014). Saat ini Indonesia
menghadapi ancaman serius akibat meningkatnya jumlah perokok, prevalensi perokok laki-laki di
Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia dan diprediksi lebih dari 97 juta penduduk Indonesia
terpapar asap rokok (RISKESDAS, 2013). Kecenderungan peningkatan prevalensi merokok terlihat
lebih besar pada kelompok anak-anak dan remaja, Riskesdas 2018 menunjukan bahwa terjadi
peningkatan prevalensi merokok penduduk usia 18 tahun dari 7,2% menjadi 9,1%. (Kemenkes, 2017).
Kajian Badan Litbangkes Tahun 2015 menunjukkan Indonesia menyumbang lebih dari 230.000
kematian akibat konsumsi produk tembakau setiap tahunnya. Dari total kematian akibat kanker di
Indonesia, Kanker paru menempati urutan pertama penyebab kematian yaitu sebesar 12,6%.
Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan 87% kasus kanker paru berhubungan dengan
merokok. (Kemenkes, 2017). Persentase remaja Indonesia berusia 15-19 tahun yang merokok sebesar
19,4%. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di antara negara ASEAN lainnya. Adapun negara
dengan persentase remaja yang merokok terbanyak selanjutnya terdapat di Malaysia sebesar 14,8% dan
Filipina sebesar 14,5%. (Tan, dkk, 2018).
5
Prevalensi nasional merokok di Indonesia adalah 28.8% prevalensi ini mengalami penurunan
dari 29,3 % di tahun 2013. Provinsi dengan prevalensi merokok tertinggi adalah Provinsi Jawa Barat
dengan 32 % sementara Daerah Istimewa Yogyakarta menempati urutan 33 dari 34 Provinsi dengan
prevalensi 23,5 %. Sementara prevalensi merokok pada remaja mengalami kenaikan dari 8,8 % di
tahun 2013 menjadi 9,1 % (RISKESDAS, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Pemkab Kulonprogo
tahun 2017 bahwa rata-rata remaja merokok pertama kali pada usia 13-16 tahun dengan jumlah
populasi hampir 36%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pemkab Kabupaten Kulonprogo pada tahun
2017 bekerjasama dengan Nanyang Technology University diketahui bahwa dari 15.000 pelajar SMP
yang ada di Kulonprogo, 800 remaja SMP (5,3%) tersebut diantaranya adalah perokok. Hal ini
merupakan jumlah yang tergolong cukup tinggi, tidak bisa dibiarkan begitu saja dan harus dicarikan
solusi terbaik agar jumlah tersebut bisa dikurangi (Wardoyo,
2015)
1.4 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian yakni sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tentang rokok.
2. Untuk mengetahui bahaya-bahaya rokok bagi perokok pasif maupun perokok aktif.
3. Untuk mencegah ataupun mengurangi penyebaran rokok di kalangan pelajar.
4. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan bila kita mengkonsumsinya.
6
BAB II
ISI
7
4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah
lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untukmengikuti perilaku seperti
yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).
Merokok pada umumnya sangat berbahaya pada diri kita maupun diri orang lain
disekitar kita. Dalam rokok banyak mengandung Nikotin yang dapat merusak organ tubuh
manusia, daintaranya yaitu Kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan
dan janin.
Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok (tidak pernah merokok dan tidak pernah
melakukan aktifitas merokok), akan tetapi menjadi korban dari perokok aktif karena orang-orang
tersebut turut serta mengisap asap yang dihembuskan oleh para perokok. Sehingga dapat dikatakan
perokok pasif ini adalah orang yang berada di sekitar para perokok aktif.
Perokok aktif adalah orang-orang yang melakukan aktifitas merokok dan dalam artian
mengisap batang rokok yang telah dibakar. Jadi dapat dikatakan bahwa perokok aktif adalah orang
yang sedang menghisap batang rokok baik itu baru menghisap maupun sudah lama menghisap rokok.
Jenis-jenis Rokok
Rokok memiliki berbagai macam jenis, sehingga dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu
sebagai berikut :
8
cengkeh, dan kemenyan yang diberi dengan saus untuk mendapatkan efek rasa serta aroma khas
tertentu.
Ketika anda behenti merokok, berikut manfaat kesehatan yang akan di dapatkan.
20 menit berhenti merokok, tekanan darah, denyut jantung, dan aliran darah tepi membaik. 12 jam
berhenti merokok, hampir semua nikotin dalam tubuh sudah dimetabolisme, tingkat CO di dalam darah
menjadi normal.
24-48 jam berhenti merokok, nikotin mulai tereliminasi dari tubuh, fungsi pengecapan dan penciuman
mulai membaik, serta sistem kardiovaskular meningkat baik. 5 hari berhenti merokok, sebagian besar
metabolit dalam tubuh sudah hilang, fungsi perasa atau pengecap, dan pencium jauh lebih baik, sistem
kardiovaskular terus meningkat baik.
2-6 minggu berhenti merokok, risiko infeksi pada luka setelah pembedahan berkurang secara
bermakna, fungsi silia saluran napas dan fungsi paru membaik. Napas pendek dan batuk-batuk
berkurang. 1 tahun berhenti merokok, risiko penyakit jantung koroner menurun setengahnya
dibandingkan dengan orang yang tetap merokok.
5 tahun berhenti merokok, risiko stroke menurun pada level yang sama seperti orang yang tidak pernah
merokok. 10 tahun tidak merokok, risiko kanker paru berkurang setengahnya. 15 tahun berhenti
merokok, semua penyebab mortalitas dan risiko penyakit jantung koroner menurun pada level yang
sama seperti orang yang tidak pernah merokok.
2.2 Pembahasan
Untuk dapat mengetahui bahaya rokok bagi perokok pasif maupun aktif, kita dituntut untuk
memahami bahaya bahaya rokok bagi perokok pasif dan perokok aktif. Sehingga, bahaya tersebut
dapat di hindari dan dapat meminimalisir kemungkinan terjerumusnya kita kedalam candu rokok.
Banyak orang-orang tidak bersalah yang menjadi korban perokok aktif hanya karena perokok-
perokok aktif tersebut mencemarkan udara yang juga mereka hisap. Walaupun pemerintah
mengeluarkan kebijakan dalam membatasi seseorang untuk merokok, membatasi peredaran rokok,
menaikan harga cukai, hingga menutup pabrik rokok.
Namun kebijakan pemerintah tersebut mendapat pertentangan yang sangat keras dari para
buruh, konsumen, dan Industri pabrik rokok. Pertentangan yang berat tentu saja dari pabrik rokok,
karena keuntungan yang bisa diperoleh langsung terhenti, alat-alat pembuat rokok pun menjadi tidak
berguna.
Oleh karena itu pemerintah harus mempunyai solusi untuk mengatasinya. Pertimbangan lain
yang membuat pemerintah bimbang adalah, petani tembakau Indonesia hanya mampu memasok sekitar
20% dari tembakau yang dibutuhkan oleh industri yang ada di Indonesia. Artinya 80% lainnya harus
impor dan berarti negara menerima tambahan devisa yg cukup besar dari rokok tersebut.
Zat utama yang terkandung dalam rokok adalah racun. Racun utama pada rokok adalah:
a. Tar
b. Nikotin, dan
c. Karbon monoksida.
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Nikotin adalah
10
zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen (zat pemicu
kanker), dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan. Karbon monoksida adalah zat yang
mengikat sel darah merah dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.
Menurut situs cml.ui.ac.id, perokok pasif memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita
gangguan kesehatan akibat seperti kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan.
Bagi anak-anak di bawah umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok.
Setidaknya tercatat 4000 kematian perokok pasif per tahun di Amerika Serikat.
Sedangkan dari sumber lainnya, yaitu dari situs dechacare dari penelitian terhadap 1.263 pasien
kanker paru-paru yang tidak pernah merokok, terlihat bahwa mereka yang menjadi perokok pasif di
rumah akan meningkatkan risiko kanker paru-paru hingga 18%. Apabila hal ini terjadi dalam waktu
yang cukup lama, yaitu 30 tahun lebih, risikonya meningkat menjadi 23%.
Bila menjadi perokok pasif di lingkungan kerja atau kehidupan sosial, risiko kanker paru-paru
akan meningkat menjadi 16% sedang bila berlangsung lama, hingga 20 tahun lebih, akan meningkat
lagi risikonya menjadi 27%. Perokok aktif mungkin menikmati sebatang rokok yang mereka hisap.
Namun, tanpa di sadari mereka telah merusak diri mereka sendiri, terlebih orang di sekitar mereka yang
mereka cintai berada di dekat perokok aktif itu sendiri.
Asap rokok tersebut akan menjadi penyakit yang lebih berbahaya ketika di hisap oleh perokok
pasif di sekitar perokok aktif tersebut. 65 juta orang indonesia adalah perokok aktif. Maka dapat di
bayangkan, apabila seorang perokok aktif merokok di dekat 2 atau 3 orang yang tidak merokok, di
tempat umum.
1172 orang indonesia meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok atau
48 orang per jam. Maka dapat di bayangkan, ternyata perokok pasif memiliki jumlah yang lebih banyak
dan banyak penyakit berbahaya yang juga menghantuinya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rokok merupakan suatu masalah yang semakin serius di Indonesia, mengingat merokok
menimbulkan resiko timbulnya berbagai penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat terjadi baik
pada perokok itu sendiri maupun orang lain disekitarnya yang tidak merokok. Untuk dapat mengetahui
bahaya rokok bagi perokok pasif dan perokok aktif, maka yang harus kita lakukan adalah memiliki
pengetahuan mendalam tentang bahaya rokok. Selain itu kita harus mengetahui cara menolak ajakan
dan menolak penawaran merokok tanpa menyinggung perasaan orang lain dan sebisa mungkin untuk
menjauh dari orang yang sedang menghisap rokok. Kita di tuntut agar dapat menarik contoh akan
bahaya merokok dari pengalaman orang-orang yang ada di sekitar dan menjaga diri serta pengaruh dari
rokok demi kebaikan masa depan kita agar dapat hidup sehat dan nyaman.
3.2 Saran
Penulisan makalah ini memuat saran-saran yang ditujukan ke berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi pembaca, terutama mahasiswa kesehatan diharapkan dapat menggunakan
makalah ini sebagai referensi untuk menambah pengetahuan tentang bahaya rokok bagi
kesehatan.
2. Alangkah lebih baik apabila orang yang telah mengalami kecanduan merokok dengan tidak
melakukan aktifitas merokok pada sekitar anak-anak, orang tua dan ibu yang sedang hamil agar
tidak mencemari udara dengan asap racun di sekitar mereka sehingga mereka bukan menjadi
perokok pasif dan tidak menjadi korban perokok aktif.
3. Alangkah lebih baik apabila orang yang telah mengalami kecanduan merokok agar bisa
berusaha untuk dapat melepaskan diri dari aktifitas rokok.
4. Alangkah lebih baik jika para orang tua diwajibkan untuk dapat lebih memperhatikan sikap dan
tingkah laku anak agar tidak terjerumus dengan hal aktifitas merokok dan memberikan anak-
anak sebuah kegiatan yang positif agar terhindar dari bahaya merokok.
12
DAFTAR PUSTAKA
13