Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGARUH ROKOK TERHADAP KESEHATAN SISTEM


PERNAPASAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
BIOLOGI

Disusun Oleh
Kelompok Sesi Ganjil :
1. Leni Sapitri
2. N. Halimah Wirdani
3. .
4.

SMA NEGERI 9 GARUT

i
Jalan Bojongsari Tangsi 224 Malangbong, Garut 44188

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke Hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengaruh
Rokok Terhadap Kesehatan Sistem Pernapasan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
guru pada bidang studi Biologi. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang pengaruh rokok bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang ikhlas mendidik dan
memberikan dorongan moril serta materiil selama ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Een Siti Nuraini, S.Pd. selaku Guru bidang studi Biologi yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni. Tidak lupa juga, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Karya tulis ini berisikan paparan dan tanggapan tentang berbagai masalah yang
berkenaan dengan pengaruh rokok terhadap kesehatan sistem pernapasan yang sanat berguna
khususnya bagi siswa dalam rangka menilai, memahami dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Uraian dalam karya tulis ini dibuat dalam bentuk teks dan ringkasan sederhana
dengan tujuan agar siswa mempelajari dan membacanya secara mudah, dengan demikian
siswa seharusnya mengerjakan tugas-tugas tiap mata pelajaran dengan sebaik-baiknya.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa dalam makalah yang ditulis ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih terdapat kesalahan baik pada penulisan maupun penyajiaanya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Garut,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Tujuan...............................................................................................................................1
1.2 Latar Belakang................................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan.......................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................4
2.1 Kandungan dalam Rokok dan Pengaruhnya....................................................................4
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………..………………………6
3.1 Dampak Negatif Rokok terhadap Kesehatan Fisik……………………………...………8
3. 2 Dampak Negatif Rokok terhadap Kesehatan Mental…………………..……….....….10
3.3 Cara penanggulangan/Penanganan……………………………………………..……....11
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................................12
BAB V SARAN.......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Berdasarkan latar belakang makalah, maka tujuan yang dimaksud penulis dalam
penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh rokok terhadap kesehatan sistem pernapasan.
2. Menganalisis berbagai zat yang terkandung dalam rokok.
3. Menginformasikan serta mendeskripsikan bahaya rokok bagi kesehatan tubuh.
4. Untuk mengetahui dampak negatif dari rokok bagi kesehatan fisik.
5. Untuk mengetahui dampak negatif dari rokok terhadap kesehatan mental.
1.2 Latar Belakang
Paru-paru adalah organ tubuh yang mempunyai fungsi vital pada manusia. Paru-paru
berfungsi sebagai alat pernapasan manusia, yang membutuhkan oksigen dan mengeluarkan
karbon dioksida diperlukan untuk menjalankan fungsi normal sel dalam tubuh. Paru-paru
memiliki kapasitas yang baik dapat menjaga ketahanan fisik dan kesehatan jasmani secara
maksimal. Kapasitas paru-paru yang baik dapat dilakukan dengan cara olahraga atau latihan
fisik (Khumaidah, 2009).
Paru-paru berfungsi untuk pertukaran gas antara udara atmosfer dan darah. Dalam
menjalankan fungsinya, aru-paru ibarat sebuah pompa mekanik yang berfungsi ganda, yakni
menghisap udara atmosfer ke dalam paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara alveolus dari
dalam tubuh (ekspirasi) (Guyton & Hall , 2007).
Paru-paru merupakan komponen penting dalam sistem pernafasan, apabila organ ini
fungsinya terganggu maka akan menimbulkan gangguan pada sistem pernafasan.
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus dengan
kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar  kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap
seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya
dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis
bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan
dapat menyebabkan kanker.
Merokok merupakan kegiatan membakar tembakau kemudian asapnya dihisap.
Kecanduan rokok banyak terjadi pada usia remaja. Remaja adalah masa transisi antara masa
anak dan dewasa. Masa transisi ini harus dilalui sehingga tercapai identitas diri yang mantap,
misalnya transisi dam emosi. Hal ini tercermin dalam sikap dan tingkah laku remaja.
Perkembangan kepribadian pada masa ini tidak dipengaruhi oleh orang tua dan lingkungan
keluarga saja, tetapi juga lingkungan sekolah dan teman-teman pergaulan di luar sekolah
(Soetijningsih, 2004).
Salah satu gangguan sistem pernafasan yang pravelensinya tinggi yaitu pneumonia
yaitu suatu penyakit yang ditandai oleh peradangan paru. Berdasarkan hasil riset data
SEAMIC Health Statistic 2011 pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di
Indonesia. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003). Salah satu faktor resiko terjadinya
1
pneumonia adalah asap rokok. Menurut Worls Helath Organization tahun 3009, jumlah
perokok aktif di Indonesia sebanyakb65 juta jiwa dan perokok pasif sebanyak 92 juta jiwa
dan Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Cina dan India. (Depkes RI, 2010). Setiap
satu hirulan asap 1017 molekul Reactve Oxygen Species (ROS). ROS juga diproduksi secara
ensdogen meluli pengaktifan sel-sel inflamasi seperti neutrofil dan makrofag. Peningkatan
yang berlebihan produksi ROS akibat asam rokok dan menyebabkan terjadinya stress
oksidatif dan terganggunya mekanisme pertahanan oleh antioksidan (Bashandy, 2006). Sterss
oksidatif karena asap rokok akan menginduksi terjadinya respon akut tidak dapat
menginduksi terjadinya respon inflasi (Sianturi, 2008). Sel-sel radang yang teraktivasi akan
mengeluarkan berbagai mediator proinflamatori yang mamapu merusak struktur paru dan
mempertahankan inflamasi neutrofolik (Rennard, 2010). Inflasi aku dapat berkembang
menjadi inflamasi kronik. Transisi ini terjadi ketika respon akut tidak dapat diselesaika. , bisa
oleh karena persisten dari agen perusak atau oleh karena keterlibatan proses normal dari
penyembuhan (Wikanta, 2013). Berbeda dengan radang akut, radang kronis menciri dengan
adanya infiltrasi sel mononuclear (MN) termasuk makrofag, limfosit dan plasma sel jaringan
yang ter destruksi, proliferasi proliferasi pembuluh darah kecil (angiogenesis) dan fibrosis
(Robbins, Vnay, dan Ramzi, 2015).

Kadar ROS yang tinggi dalam tubuh dapat diturunkan dengan pemberian antioksidan,
tubuh manusia memproduksi antioksidan endogen tetapi jumlahnya seringkali tidak cukuo
untuk menurunkan kadar ROS yang tinggi sehingga membutuhkan antioksidab eksogen
(Suhartono, 2005). Meniran adalah salah satu tumbuhan yang mengandung antioksidan,
komponen kimia terkandung dalam meniran yang berperan sebagai antioksidan, komponen
kimia yang terkandung dalam meniran yang berperan sebagai antioksidan yaitu vitamin C
dan favonoid ( Agus K. & Fauzy R., 2004). Kadar vitamin C pada meniran 136 kali lebih
besar dibanding pada anggur (Vitis Vinifera L) (Wiryanta,2008) dan kadar flavonoid pada
meniran 4.130 kali lebih besar dibanding jinten hitam (Migella Sativa L.) di Indonesia
(Apriliana, 2012). Meniran tersebar hpir di seluruh Indoneisa pada ketinggian tempat antara 1
m sampai 1.000m di atas permukaan laut dan belum dibudidayakan.

Berdasarkan pemaparan permasalahan dan beberapa penelitian di atas, maka penulis


akan menguraikan beberapa informasi mengenai berbagai zat yang terkandung di dalam
rokok dan pengaruhnya bagi kesehatan tubuh terutama paru-paru serta dampak negatif dari
rokok bagi kesehatan fisik maupun mental.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah pada
penelitian ini, antara lain :

1. Bagaimana pengaruh asap rokok terhadap kesehatan paru-paru?


2. Apa saja zat berbahaya yang terkandung dalam rokok?
3. Bagaimana dampak negatif rokok terhadap kesehatan fisik dan mental?

1.4 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan penulis, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai
berikut :

2
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tujuan penulisan, latar belakang dan rumusan masalah dari
penulisan makalah.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menampilkan kajian teori yang erat kaitannya dengan pokok bahasan.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini membahas topic yang menjadi fokus pembahasan pada penulisan makalah ini.
BAB IV KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari teori dan data-data yang diambil dalam
penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini berisi data-data referensi yang penulis gunakan dalam penulisan makalah
ini.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2. 1 Kandungan dalam Rokok dan Pengaruhnya


Kandungan Racun dalam Rokok
Bahwa sudah diketahui banyak sekali zat kimia yang sifatnya racun yang terdapat
dalam sebatang rokok yang diisap; karbonmonoksida, nikotin, tar, hidrogen-sianida, benzena,
formaldehida, arsenik, kadmium, timbal, metil-etil-ketone, toluena, dll. Didalam sebatang
rokok yang diisap terjandung 4000 jenis senyawa kimia, 400 jenis zat berbahaya, dan 43 jenis
zat penyebab Kanker ( Karsinogenik ).
1. Tar adalah residu partikel yang terkandung dalam asap rokok. Ini bukan bahan kimia
tunggal, melainkan campuran dari beberapa ribu konstituen asap. Tar diukur di
laboratorium dengan menjebak partikel pada filter dan kemudian mengurangi air dan
nikotin. Zat berbahaya penyebab kanker ( karsinogenik ) dan berbagai penyakit
lainnya.
2. Nikotin
Nikotin adalah bahan kimia alami di dalam tanaman tembakau. Saat tembakau
dibakar, nikotin dipindahkan ke dalam asap. Nikotin, meski membuat ketagihan,
bukanlah penyebab utama penyakit terkait merokok. Nikotin terekstraksi dari
tembakau, terbawa masuk ke dalam sirkulasi arteri dan sampai ke otak. Nikotin
berdifusi cepat kedalam jaringan otak dan terikat dengan reseptor asetikolin nikotinik
(nAChRs) subtipe. Nikotin mempengaruhi perasaan, pikiran, dan fungsi pada tingkat
seluler.
3. Karbon Monoksida
Karbon monoksida merupakan gas yang terbentuk dalam asap rokok. Karbon
monoksida telah diidentifikasi sebagai penyebab utama penyakit kardiovaskular
(penyakit jantung) pada perokok. Salah satu gas yang beracun menurunkan kadar
oksigen dalam darah, sehingga dapat menurunkan konsentrasi dan timbulnya penyakit
berbahaya.
4. Arsenik ialah bahan kimia yang terdapat di logam, tanah, dan biasa dimanfaatkan
sebagai racun tikus. Senyawa berbahaya ini juga diketahui berkontribusi terhadap
peningkatan risiko kanker paru, kulit, kandung kemih, hati, dan ginjal.
5. Cadmium adalah bahan yang terkandung dalam batu baterai. Senyawa ini juga
digunakan dalam pembuatan plastik, kain, dan logam. Paparan kadmium secara terus-
menerus akibat aktivitas merokok dapat membuat senyawa ini menumpuk dan
merusak jaringan paru-paru. Seiring waktu, kadmium juga bisa merusak ginjal, hati,
tulang, dan darah.
6. Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
7. Toluene dapat ditemukan di dalam sebatang rokok. Senyawa ini merupakan bahan
dasar cat. Paparan toluene dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker.

4
Senyawa ini pun disebut-sebut dapat memicu sakit kepala, halusinasi, mengganggu
koordinasi tubuh, dan kejang.
8. Rokok mengandung butane, yang juga digunakan sebagai pemantik untuk cairan
korek api. Paparan butane secara berulang pada tubuh dapat meningkatkan risiko
iritasi telinga dan mata. Zat ini pun disebut-sebut dapat bersifat karsinogenik sehingga
bisa meningkatkan risiko kanker..
9. Metanol (alkohol kayu) adalah alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal
sebagai metil alkohol. Metanol merupakan salah satu zat berbahaya yang dapat
ditemukan di dalam rokok. Senyawa ini digunakan sebagai bahan bakar utama roket.
Paparan metanol secara berulang dapat meningkatkan risiko kebutaan. Paparan
senyawa ini pun dihubungkan dengan peningkatan risiko kematian dini.
10. Asetilena (bahan bakar yang digunakan dalam obor las).
11. Amonia ditemukan di mana-mana di lingkungan tetapi sangat beracun dalam
kombinasi dengan unsur-unsur tertentu. Menghirup dan terpapar amonia dalam jangka
pendek dapat mengakibatkan napas pendek, sesak napas, iritasi mata, dan sakit
tenggorokan. Sedangkan dampak jangka panjangnya bisa menyebabkan pneumonia
dan kanker tenggorokan
12. Formaldehida, cairan sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
Formaldehida merupakan residu dari pembakaran rokok. Dalam jangka pendek,
formaldehida mengakibatkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Dalam
jangka panjang, formaldehida dapat meningkatkan risiko 
13. Hidrogen sianida adalah racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh
semut. Saat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida. Senyawa ini
bisa mencegah tubuh menggunakan oksigen dengan baik dan dapat membahayakan
otak, jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Efek dari senyawa ini dapat
menyebabkan kelelahan, sakit kepala, dan mual, hingga kehilangan kesadaran.
14. Benzena merupakan residu dari pembakaran rokok. Paparan benzena dalam jangka
panjang dapat menurunkan jumlah sel darah merah dan merusak sumsum tulang,
sehingga meningkatkan risiko terjadinya anemia dan perdarahan. Selain itu, benzena
juga merusak sel darah putih sehingga menurunkan daya tahan tubuh serta
meningkatkan risiko terkena leukimia.
15. Asam asetat atau acetic acid. Zat ini juga dapat ditemukan di dalam cat rambut.
Asam asetat yang ada di dalam rokok dapat mengganggu fungsi saluran pencernaan.
Zat ini pun bisa menyebabkan perubahan keasaman darah yang bisa berdampak fatal.
16. Furan juga termasuk salah satu zat racun yang terdapat dalam rokok. Senyawa ini
dapat meningkatkan risiko penyakit hati (liver) dan tumor kantong empedu,
khususnya jika terjadi paparan secara berulang atau dalam jangka waktu lama.
17. Phenol terdiri dari campuran kristal yang dihasilkan dari distilasi zat-zat organik
misalnya kayu dan arang. Phenol bisa terikat didalam protein dan menghalangi kerja
enzyme.
18. Acrolein; zat berbentuk cair tidak berwarna diperoleh dengan mengambil cairan dari
glyceril atau dengan mengeringkannya. Pada dasarnya zat ini mengandung alkohol
yang pasti sangat mengganggu kesehatan.
19. Nitrous Oxide; gas tidak berwarna dan jika diisap dapat menyebabkan hilangnya
pertimbangan dan membuat rasa sakit. Zat ini awalnya adalah untuk zat pembius pada
saat operasi.

5
20. Polyromatic, dapat mengganggu alat reproduksi. Zat ini bersifat karsinogen dan
menyebabkan kerusakan.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dampak Negatif Rokok terhadap Kesehatan Fisik


Bahaya Merokok bagi Kesehatan
Kandungan zat kimia yang terdapat dalam rokok sangat berbahaya bagi kesehatan Anda dan
orang-orang di sekitar Anda. Ada beberapa bahaya merokok bagi kesehatan, di antaranya:
1. Penyakit paru-paru/sistem pernafasan
Merokok bisa berakibat negatif terhadap paru-paru. Merokok dapat
mengiritasi dan membuat paru-paru menjadi radang serta memicu rasa batuk dan
iritasi. Jaringan paru menjadi rusak karena rokok dan membuat pembuluh darah serta
ruang di paru-paru berkurang.
Pengurangan oksigen dalam tubuh terjadi karena kerusakan paru-paru yang
dipicu oleh merokok. Merokok juga memicu produksi dahak yang makin bertambah
dan mengental. Dahak berlebih yang muncul tidak bisa secara menyeluruh
dibersihkan oleh paru-paru.
Akhirnya, dahak tersebut menumpuk dan menghalangi pernapasan serta
membuat Anda terbatuk-batuk. Dahak yang berlebih meningkatkan risiko infeksi dan
menurunkan sistem imun di paru-paru yang menjadi penyebab infeksi paru-paru.
Tidak hanya itu, kontribusi merokok menjadi penyebab infeksi paru-paru
adalah dengan cara memperlambat kerja silia dan mengurangi jumlah silia di paru-
paru. Silia merupakan rambut-rambut seperti sapu yang bertujuan untuk
membersihkan paru-paru.
Salah satu efek paling berbahaya akibat merokok adalah kanker paru-paru.
Bahan-bahan kimia pada rokok berpotensi merusak sel paru-paru yang kemudian bisa
berubah menjadi sel kanker.
Selain itu, merokok juga bisa menyebabkan terjadinya berbagai penyakit pada
paru-paru, seperti bronkitis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan emfisema.
Berikut ini ulasan tentang berbagai penyakit paru-paru yang umumnya dialami
para perokok.
a) Bronkitis kronis
Bronkitis kronis merupakan bagian dari penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK). Penyakit ini menandakan adanya peradangan pada lapisan tabung
bronkial (saluran yang membawa udara ke dan dari paru). Peradangan
tersebut menyebabkan lendir terlalu lengket hingga akhirnya menghambat

6
aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru. Lambat laun, aliran
udara jadi semakin buruk dan mengakibatkan sulit bernapas.
b) Emfisema
Selain bronkitis, paru-paru perokok aktif juga bisa terkena penyakit
emfisema. Penyakit ini menandakan bahwa alveoli (kantung udara pada
paru) rusak, melemah, dan akhirnya pecah. Kondisi ini mengurangi luas
permukaan paru dan jumlah oksigen yang dapat mencapai aliran darah.
Orang dengan emfisema cenderung kesulitan untuk bernapas ketika
melakukan aktivitas berat atau berolahraga karena paru kehilangan
kelenturannya.
c) Kanker paru
Masalah lain yang tak kalah serius dan sangat rentan menyerang paru-paru
perokok aktif adalah kanker paru. Zat kimia pada rokok yang masuk ke
tubuh kemungkinan besar merangsang pertumbuhan sel pada paru jadi
tidak normal. Jika Anda sudah memiliki bronkitis atau emfisema, risiko
terkena kanker paru-paru jadi lebih tinggi.
d) Pneumonia
Pneumonia menandakan adanya infeksi pada kantung udara di paru, entah
itu karena bakteri, virus, atau jamur. Namun, jika Anda perokok aktif,
kebiasaan ini dapat menurunkan sistem imun untuk melawan patogen
penyebab pneumonia. Menjadi perokok aktif membuat Anda lebih
mungkin terkena pneumonia jika Anda juga sudah memiliki PPOK, seperti
bronkitis atau emfisema.
Keadaan Paru-paru Seorang Perokok :
 Perubahan fisik paru-paru
Asap rokok yang masuk ke dalam paru-paru bisa memengaruhi kapiler dan setiap
pembuluh darah di dalam tubuh. Ketika sebagian pembuluh darah rusak, pengiriman
aliran darah ke paru-paru pun akan terganggu. Selain itu, merokok juga meningkatkan
risiko pembekuan darah di kaki (trombosis deep vein). Nantinya, gumpalan darah ini
bisa pecah dan menyebar ke paru-paru (emboli paru) dan menyebabkan kerusakan
lebih lanjut. Meskipun beberapa kerusakan yang terjadi tidak dapat dihilangkan, tidak
ada kata terlambat untuk berhenti merokok.
 Kapasitas paru total
Merokok dapat menyebabkan kerusakan otot-otot dada sehingga mengurangi
kemampuan untuk menarik napas dalam-dalam. Selain itu, elastisitas otot polos di
saluran udara paru-paru perokok bekurang sehingga membatasi jumlah udara yang
dihirup. Aveoli atau kantung udara juga rusak karena rokok akan mengurangi
kapasitas paru-paru. Kapasitas total paru adalah jumlah udara total yang bisa dihirup
saat mengambil napas sedalam mungkin.
 Fungsi paru-paru
Dilihat dari hasil tes fungsi paru, orang yang merokok dan tidak merokok memiliki
perbedaan yang cukup jauh. Bahkan, sebelum gejala muncul dan dirasakan ternyata
ada beberapa perubahan pada fungsi paru-parunya, Sebagian perokok merasa bahwa
ia bernapas tanpa masalah. Namun faktanya, sebagian besar jaringan paru mulai
mengalami kehancuran sebelum gejalanya muncul.

7
 Warna paru-paru
Paru-paru sehat memiliki rentang warna dari merah muda hingga abu-abu gelap
dengan bintik-bintik tambalan di permukaannya. Sementara paru-paru perokok
biasanya berwarna kehitaman. Selain menghitam, ada partikel-partikel cokelat yang
terlihat dengan ruang udara yang membesar. Ketika Anda menghirup asap rokok, ada
ribuan partikel kecil berbahan karbon yang dihirup. Tubuh memiliki cara khusus
untuk mengeluarkan partikel-partikel ini. Setelah seseorang menghirup asap rokok,
tubuh akan menyadari bahwa ada partikel beracun yang menyerbu. Hal ini membuat
sel-sel penyebab peradangan bergerak ke tempat di mana partikel ini berasal. Salah
satu jenis sel darah putih yang disebut makrofag kemudian memakan partikel jahat
dalam asap rokok. Namun, karena partikel dalam asap rokok bisa merusak sel-sel
makrofag, tubuh menutupnya dalam sebuah ruang pada sel dan disimpan sebagai
limbah beracun. Semakin banyak makrofag yang menumpuk di paru-paru dan
kelenjar getah bening dalam dada, akan semakin gelap warna paru-paru seseorang.
Itu sebabnya, semakin banyak dan sering seseorang mengisap rokok, semakin hitam
juga paru-parunya.

2. Gangguan kardiovaskular
Orang yang sering merokok, baik merokok secara aktif atau hanya menghirup
asap rokok dari orang sekitarnya, berisiko lebih tinggi terkena penyakit
kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke.
Risiko ini bisa semakin meningkat pada perokok yang jarang berolahraga,
kurang menjaga pola makan, dan sering stres.
3. Kerusakan otak
Merokok dapat mengganggu perkembangan dan fungsi otak, baik pada anak-
anak, remaja, dan orang dewasa. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan risiko
terjadinya berbagai penyakit pada otak, seperti stroke, aneurisma otak, dan pikun atau
demensia.
4. Penyakit mulut dan tenggorokan
Bau mulut, gigi bernoda, dan penyakit gusi merupakan efek yang kerap timbul
akibat merokok. Tak hanya itu, merokok juga bisa menimbulkan masalah serius lain,
seperti kanker pada mulut, bibir, lidah, dan tenggorokan, termasuk kanker laring dan
kanker nasofaring.
5. Penyakit lambung
Merokok bisa melemahkan otot yang mengontrol bagian bawah
kerongkongan, sehingga memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan.
Kondisi ini dikenal dengan penyakit asam lambung atau GERD.Beberapa risiko
penyakit lambung lainnya yang dapat terjadi pada seorang perokok adalah ulkus atau
tukak lambung dan kanker lambung.
6. Tulang keropos atau rapuh
Racun pada rokok bisa menimbulkan kerapuhan pada tulang. Oleh karena itu,
perokok lebih berisiko mengalami tulang rapuh atau osteoporosis. Riset pun
menyebutkan bahwa wanita yang merokok lebih rentan mengalami osteoporosis
daripada wanita yang tidak merokok.
7. Penuaan dini

8
Tanda-tanda penuaan dini, seperti kerutan di sekitar mata dan mulut, berisiko
muncul lebih awal pada perokok aktif. Hal ini karena kurangnya asupan oksigen ke
kulit, sehingga orang yang merokok akan terlihat lebih tua daripada orang yang tidak
merokok.
8. Masalah pada organ reproduksi
Merokok bisa mengganggu sistem reproduksi dan kesuburan. Pada pria,
merokok bisa menyebabkan gangguan ereksi dan mengurangi produksi sperma.
Sementara pada wanita, merokok dapat mengurangi tingkat kesuburan. Selain itu,
risiko terkena kanker serviks pun lebih tinggi karena rokok mengurangi kemampuan
alami tubuh dalam melawan infeksi HPV.

3.2 Dampak Negatif Rokok terhadap Kesehatan Mental


 Nikotin mempengaruhi kinerja otak sehingga memicu ketergantungan, yang pada
akhirnya mengubah cara seseorang berpikir dan perilaku. Efek tersebut dapat bersifat
permanen karena nikotin sangat mudah terakumulasi pada otak. Nikotin dapat diserap
oleh mukosa mulut saat merokok, dan mencapai otak hanya dalam waktu 10 detik
setelah diisap. Semakin banyak nikotin, semakin kuat efek ketergantungan dan
perubahan psikologis yang dialami seseorang.
Ketergantungan pada perokok juga melibatkan mekanisme lainnya yang memicu
ketidakseimbangan fungsi otak. Nikotin membuat seseorang ketergantungan dengan
cara memicu peningkatan hormon dopamin pada otak. Peningkatan dopamin berlebih
pada perokok juga disertai dengan penurunan enzim monoamineoxidase yang
berperan dalam menurunkan kadar dopamin. Tanpa enzim tersebut, kadar dopamin
akan lebih sulit terkendali sehingga menyebabkan ketergantungan.
 Ketergantungan akibat merokok juga memicu perubahan perilaku
Sebagian besar perokok merasakan efek peningkatan dopamin berlebih sebagai rasa
ketenangan, bahagia, atau kesenangan saat merokok. Hal ini menyebabkan seseorang
menjadi kesulitan menenangkan pikirannya sendiri jika tidak mengisap rokok. Jika
hal itu terjadi, maka perokok akan mencari dan menggunakan rokok tanpa henti.
Tanpa disadari, perokok juga menjadi lebih agresif dan mudah marah saat harus
menahan keinginannya untuk merokok. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap
kehidupan sosial perokok yang justru membuat stress, dan memicu perubahan
perilaku yang lebih parah.
 Efek ketergantungan dan peningkatan hormone dopamin mungkin membuat
seseorang lebih tenang dalam waktu sesaat, namun sesudah merokok atau berhenti
merokok dalam waktu beberapa jam, ini dapat memicu stress akibat keinginan untuk
merokok. Pada dasarnya, rasa stress dan kecemasan saat ingin merokok tidak
sebanding dengan rasa ‘tenang’ saat menghisap rokok.
Merokok sendiri juga termasuk strategi pereda stress yang buruk karena tidak
mendorong seseorang menghadapi masalah dalam kehidupannya. Banyak perokok
yang menyadari bahwa dirinya memiliki masalah keuangan, namun tetap membeli
rokok hanya karena ingin menghindari masalah yang dihadapinya. Pada akhirny,a
perokok hanya akan tetap mengalami stress dengan terus merokok. Sebaliknya, suatu
studi menunjukkan bahwa individu yang berhenti merokok setelah enam minggu
berturut-turut, mengalami peningkatan kualitas kehidupan dan lebih merasa bahagia
dibandingkan individu yang tetap merokok.
 Gejala depresi pada perokok

9
Depresi termasuk penyakit mental yang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
genetik, lingkungan sosial, dan kesehatan. Pada orang-orang yang memang sudah
menderita depresi, merokok hanya akan membuat seseorang mengalami gejala depresi
yang lebih serius.
Meskipun tidak diketahui mana yang mendahului antara depresi dan perilaku
merokok, namun individu yang merokok kemungkinan mengalami depresi. Suatu
penelitian menunjukkan sekitar 30% perokok dewasa mengalami depresi, proporsi ini
jauh lebih tinggi dibandingkan pada populasi pada umumnya yang hanya terdapat
20% indvidu dewasa mengalami depresi. Kejadian depresi juga lebih mungkin
dialami oleh perokok perempuan dan pada kelompok usia yang lebih muda. Sebagian
besar perokok yang menyadari bahwa ia mengalami depresi juga hanya membiarkan
kondisi yang dialaminya.
Merokok membuat seseorang merasa depresi lewat beberapa cara, di antaranya:
1. Mood swing
Karena ketergantungan dan merasa lebih tenang saat merokok, mood
seseorang menjadi lebih baik namun kemudian berubah secara drastis dengan cepat
setelah berhenti merokok. Hal ini dapat membuat seseorang lebih merasa depresi.
2. Perubahan hormon dopamine
Peningkatan hormon dopamin secara tidak terkendali juga dapat membuat
otak tidak merespon hormon tersebut sebaik dulunya. Akibatnya, seorang perokok
cenderung tidak merasa bahagia, namun akan tetap merokok hanya karena efek
ketergantungan.

3.3 Cara Penanggulangan/Penanganan

Berbagai Cara Berhenti Merokok


Bila Anda seorang perokok aktif dan berniat untuk menghentikan kebiasaan
buruk ini, ada beberapa cara berhenti merokok yang dapat Anda lakukan, di
antaranya:
1. Mengelola stres
Stres bisa menjadi salah satu alasan seseorang memilih untuk merokok, karena
kandungan nikotin di dalamnya dapat memberikan efek relaksasi dengan cepat. Meski
demikian, beberapa penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok justru dapat
membuat seseorang lebih mudah mengalami stres.
Untuk meredakan stres, ubah kebiasaan merokok secara perlahan dengan melakukan
beberapa aktivitas yang menyenangkan, seperti mendengarkan musik, melakukan
terapi pijat, atau meditasi. Selain itu, sebisa mungkin hindari pula situasi yang bisa
mendatangkan stres.
2. Menghindari pemicu kebiasaan merokok
Saat sedang berusaha berhenti merokok, sebisa mungkin hindari faktor atau kebiasaan
yang dapat membuat kita kembali merokok, seperti minum kopi dan alkohol atau
berkumpul dengan sesama perokok. Jika terbiasa merokok setelah makan, kita bisa
mencari cara lain sebagai pengganti, misalnya dengan mengunyah permen karet atau
menggosok gigi.
3. Mengonsumsi makanan sehat

10
Sebagian perokok aktif sering merasa kurang berselera untuk makan, karena nikotin
di dalam rokok dapat mengurangi sensitivitas indra perasa dan penciuman. Penelitian
menunjukkan bahwa makanan sehat, seperti sayur dan buah-buahan, dapat
mengurangi hasrat untuk kembali merokok. Tak hanya itu, makanan sehat juga dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh sekaligus mengembalikan selera makan yang
berkurang akibat merokok.
4. Berolahraga secara rutin
Tak hanya membuat tubuh lebih sehat dan bugar, olahraga juga dapat mengurangi
kecanduan akan nikotin. Saat keinginan untuk merokok datang, Anda dapat
mengalihkan keinginan ini dengan melakukan olahraga, seperti jalan santai, berenang,
atau bersepeda.
5. Membersihkan rumah secara berkala
Kebersihan rumah juga dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mendukung kita
berhenti merokok. Anda bisa mencuci pakaian, sprei, karpet, atau tirai yang
mengandung aroma rokok.
Kita juga bisa menggunakan pengharum ruangan untuk menghilangkan bau asap
rokok dan mengalihkan pikiran dari berbagai hal yang bisa mengingatkan Anda pada
rokok, termasuk baunya.
6. Melibatkan keluarga dan teman terdekat
Beri tahu keluarga dan kerabat dekat bahwa kita sedang dalam proses berhenti
merokok. Dengan demikian, mereka dapat membantu dan memberikan dukungan agar
Anda selalu ingat akan tujuan berhenti merokok yang ingin dicapai.
7. Mencoba terapi pengganti nikotin (nicotine-replacement therapy)
Terapi pengganti nikotin umumnya bertujuan untuk mengatasi rasa frustasi dan
meredakan gejala putus obat yang sering dirasakan saat seorang perokok berusaha
berhenti merokok. Media terapi pengganti rokok beragam, mulai dari permen karet,
tablet hisap, inhaler, hingga semprotan hidung.
Meski dianggap aman dan dapat mengurangi kecanduan akan rokok, Anda tetap
disarankan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan NRT.
8. Menjalani terapi perilaku
Konseling dengan psikolog atau konselor dapat membantu Anda mengidentifikasi
faktor pemicu kebiasaan merokok dan menemukan strategi berhenti merokok yang
sesuai dengan kondisi Anda. Untuk memaksimalkan keberhasilannya, terapi perilaku
dapat dipadukan dengan terapi pengganti nikotin dan pemberian obat-obatan oleh
dokter.
9. Mencoba hipnoterapi
Salah satu cara berhenti merokok adalah dengan menjalani terapi alternatif berupa
hipnoterapi. Efektivitas hipnoterapi untuk menghentikan kebiasaan merokok memang
belum diketahui secara pasti. Namun, sebagian orang mengaku telah merasakan
manfaatnya.
Selain cara-cara di atas, beberapa jenis obat seperti bupropion dan varenicline, juga
dapat membantu kita berhenti merokok. Namun, obat ini hanya boleh dikonsumsi sesuai
anjuran dan di bawah pengawasan dokter.

11
Berhenti merokok memang bukan hal yang mudah dilakukan. Tidak sedikit pula
orang yang gagal melakukannya. Namun, komitmen kita sebagai upaya untuk berhenti
merokok akan sangat membantu dalam menyingkirkan kebiasaan tersebut.
Saat merasa kesulitan berhenti merokok, coba ingat kembali alasan mengapa ingin
berhenti merokok, misalnya agar tubuh terbebas dari berbagai macam penyakit atau keluarga
Anda terhindar dari bahaya menjadi perokok pasif.

BAB IV
KESIMPULAN

Asap rokok merupakan masalah panting karena berdampak buruk terhadap kesehatan.
Asap roko dengan segala zat yang dikandungnya akan memberikan efek yang merugikan
kesehatan, terutama pada sistem pernafasan dan kardiovaskuler.
Beberapa bahan kimia dalam rokok yang memberikan efek terbesar dalam kesehatan
antara lain, nikotin, tar, gas karbon monoksida, serta rimah hitam, dll.
Pajanan asap rokok ini dapat menyebabkan kelainan pada mukosa saluran pernapasan,
kapasiti ventilasi serta fungsi alveolar/kapiler.
Pada paru kebiasan merokok ini dapat menyebabkan terjadinya kanker paru,
bronchitis kronij, emfisema serta pneumomia yang tergolong dalam penyakit paru obstuktif
menahun (PPOM).
Berhenti merokok merupakan cara terbaik menhindari dan mengurangi dampak buruk
akibat asap rokok.

12
BAB V
SARAN

 Penyuluhan tentang pengetahuan hubungan rokok dan kesehatan dilakukan


dari tingkat pendidikan sekolah dasar.
 Adanya pelarangan secara bijaksana dan manusiawi tetapi tegas bagi anak-anak
dibawah umur yang m.enjajakan rokok misalnya dengan pengalihan
jenis barang yang dijual.
 Promosi rokok termasuk iklan hendaknya tidak dibiarkan berkembang
 Melarang merokok di sekolah atau tempat/sarana umum yang sering
dikunjungi remaja.
 Mencantumkan peringatan pada bungkus rokok, bahwa rokok berbahaya
 bagi kesehatan.

Demikian makalah yang dapat penulis sajikan tentang pengaruh rokok


terhadap kesehatan sistem pernapasan yang cukup singkat. Penulis menyadari bahwa
makalah ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca maupun para pendengar yang secara kebetulan mendengar
maupun membaca dari makalah saya ini.
Sebagai seorang pelajar, kita diharuskan untuk mempelajari laju reaksi dan
penerapannya lebih mendalam lagi agar bisa lebih memahaminya. Melalui berbagai
media, baik dari buku paket sekolah, ataupun melalui media internet.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://blog.cicil.co.id/contoh-makalah-mahasiswa-dan-cara-membuatnya/
http://eprints.ums.ac.id/47367/5/BAB%20I.pdf
http://eprints.umm.ac.id/33018/2/jiptummpp-gdl-erisisyafi-43814-2-bab1.pdf
https://www.slideshare.net/HilaliyahSamhari/makalah-bahaya-merokok-13749610
https://www-sehatq-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.sehatq.com/artikel/merokok-
penyebab-infeksi-paru-paru/amp?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16441174672451&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.sehatq.com%2Fartikel%2Fmerokok-
penyebab-infeksi-paru-paru
https://hellosehat-com.cdn.ampproject.org/v/s/hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-
merokok/masalah-paru-paru-perokok/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&amp=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16441174672451&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fhellosehat.com%2Fhidup-sehat%2Fberhenti-
merokok%2Fmasalah-paru-paru-perokok%2F
https://repository.maranatha.edu/15524/7/9510088_Conclusion.pdf

14
15

Anda mungkin juga menyukai