Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kesulitan dan
kendala dalam membuat makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala
keterbatasan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas
makalah ini.
Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.............................................................................................4
3.1 Kesimpulan.....................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan dari makalah ini dibuat untuk memahami konsep Kesehatan
Lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan manusia.
b. Tujuan Khusus
Mengenal dan mengkaji mekanisme efek toksik bahan kimia terhadap
makhluk hidup agar manusia dapat menggunakan dan hidup
berdampingan dengan toksikan tanpa menimbulkan efek yang
merugikan.
4
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
5
• Proses biotransformasi menggunakan enzim sitokrom p - 450 (misalnya bagi
toksikan parakuat dan 4-apomeanol akan membentuk radikal bebas dan epoksid
yang akan merusak sel paru-paru).
• Ekskresi toksikan, melalui mekanisme ekspirasi.
• Pengatur kadar angiotensin, amin biogenik, dan prostaglandin.
Proses respirasi di dalam paru-paru terbagi menjadi tiga tahapan sebagai
berikut:
• Ventilasi, yang terdiri atas inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi dan ekspirasi
berlangsung sebanyak 12–18 kali setiap menit. Inspirasi merupakan proses
pengambilan udara dari luar ke dalam paru-paru, sementara ekspirasi merupakan
proses pengeluaran udara dari dalam ke luar paru-paru. Volume udara pada
setiap proses inspirasi atau ekspirasi sebesar 400–500 cc atau mililiter, atau
sebesar 5–8 liter per menit.
• Difusi, yang merupakan tahapan perpindahan gas, baik oksigen maupun karbon
dioksida, dari dinding alveoli ke kapiler darah dan sebaliknya.
• Perfusi, yang merupakan proses distribusi gas di dalam paru-paru melalui aliran
darah.
Pertahanan Paru-Paru
• Menghindari toksikan terinhalasi. Mekanisme pertahanan ini dapat berupa
penghidu dan bronkokontriksi.
• Deaktivasi toksikan, dengan cara sekresi, antibodi, antioksidan, dan antiprotease.
• Membersihkan toksikan, melalui mekanisme batuk, fagositosis, atau ekskalator
mukosiliar.
• Mengambil toksikan, dengan cara fagositosis dan jaringan ikat
6
• Uap (vapor), yang merupakan fase gas dari substansi (zat) cair, misalnya uap air
(water vapor).
• Aerosol, yang merupakan substansi yang stabil dari partikel padat atau cair di
udara. Aerosol terdiri atas berbagai macam bentuk:
º dust, merupakan partikel solid hasil grinding;
º fumes, merupakan hasil pembakaran, misalnya lead fumes;
º smoke, merupakan hasil pembakaran organik, misalnya rokok;
º mist and fog, merupakan hasil kondensasi cairan pada partikel; dan
º smog, merupakan kompleks gas dan parikel di udara (smoke + fog)
Ukuran Partikel
Ukuran partikel toksikan menentukan hingga ke bagian paru-paru di mana
toksikan tersebut sampai ke saluran napas atau hingga ke zona respirasi
diantaranya:
• Inhalable particulate mass, merupakan partikulat yang dapat terisap ke saluran
napas. Inhalable particulate mass memiliki diameter median cut off
aerodynamic (MCA) ± 30 μm.
• Thoracal particulate mass, merupakan partikel yang dapat terhirup masuk ke
rongga dada, yaitu zona penghantar dan zona respirasi. Thoracal particulate
mass memiliki diameter MCA ± 10 μm.
• Respirable particulate mass, merupakan partikel yang dapat terhirup masuk ke
dalam zona respirasi (alveolus). Respirable particulate mass memiliki diameter
MCA ± 3–4 μm.
Mekanisme Deposit Partikulat
Setelah masuk ke dalam paru-paru, setiap partikulat toksikan akan terdeposit
pada tempat yang berbeda-beda. Mekanisme terdepositnya toksikan di paru-paru
berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:
• Impaksi, merupakan kecenderungan partikel toksikan yang besar untuk
melanjutkan pergerakan lurus, namun terbentur karena adanya percabangan pada
bronkus besar. Adapun partikel yang memiliki ukuran diameter > ± 5 μm, 95%
akan mengalami impaksi.
• Sedimentasi, merupakan peristiwa jatuh mengendapnya toksikan. Proses
sedimentasi berlangsung di bronkus sedang. Mekanisme ini umumnya merupakan
7
mekanisme deposit bagi toksikan dengan ukuran sedang (1–5 μm). Sedimentasi
terjadi karena partikel toksikan medium tersebut mengendap secara perlahan
hingga bagian perifer bronkus. Endapan tersebut terlalu menyentuh lapisan
mukosa untuk kemudian dikeluarkan dari dalam paru-paru.
• Difusi, yang terjadi melalui gerakan acak (gerak Brown) pada partikel toksikan
sebagai hasil dari tumbukan antarmolekul gas. Difusi merupakan mekanisme yang
paling baik untuk deposit partikel yang sangat kecil (berukuran < 0.1 μm).
Mekanisme difusi terjadi pada alveoli paru-paru.
8
º Isosianat;
• Iritan paru-paru yang sedang (mild irritans);
º Protein hewan dan tumbuhan;
• Pulmonary sensitizer;
º Isosianat (—N=C=O);
º Amina (amines) (—C—NH2 );
• Debu fibrogenik (fibrogenic dusts):
º Asbestos, silika bebas, batu bara;
• Agen yang menyebabkan pneumokoniosis (agents causing benign
pneumoconiosis): º Mika, bedak talk, kalolin;
• Karsinogen paru-paru (pulmonary carcinogens):
º Asbestos, kromium;
º Vinil klorida (C2 H3 Cl);
º Nikel karbonil (NiCO);
º Formaldehida (CH2 O);
º Sulfuric acid mists (H2 SO4 );
• Inhibitor kolonesterase (cholinesterase inhibitors);
º Organofosfat, karbamat:
• Methaemoglobin formers: karbon monoksida;
• Asfiksian (asphyxiants):
º Asfiksian simpel (simple asphyxiants): nitrogen (N); hidrogen (H); metana
(CH4 ); helium (He); argon (Ar); neon (Ne); etilena (C2H4 ); etana (C2H6 );
º Asfiksian toksik (toxic asphyxiants): karbon monoksida (CO); hidrogen
sianida (HCN); hidrogen sulfida (H2S).
Kelainan Paru-paru Akibat Toksikan Paru-paru
• Iritasi paru-paru;
• Asma/bronkitis;
• Pneumonia hipersensitif;
• Emfisema;
• Alergi alveolitis;
• Pneumokoniosis; • Kanker paru-paru.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Toksikologi industri merupakan salah satu cabang ilmu toksikologi yang
mempelajari toksikan di tempat kerja serta efeknya pada pekerja yang
terpajan toksikan di tempat kerja. Secara terminologis, toksikologi industri
berarti ilmu tentang toksikan yang dipakai, diolah, diproses, dan dihasilkan
dalam industri.
Toksikologi industri adalah cabang ilmu dalam Bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang mempelajari efek bahaya zat kimia pada sistem
biologi.
Toksikologi industri merupakan salah satu cabang ilmu dari toksikologi
yang diterapkan di industri.
3.2 SARAN
Toksikologi industri sangat dibutuhkan karena pada saat ini semua
manusia (terutama pekerja) terpaksa hidup berdampingan dengan “racun”
(toksikan), seperti bahan kimia dasar, zat antara, produk akhir, pupuk,
pestisida, cat, sabun, parfum, obat, kosmetik, dan sebagainya. Kita tidak dapat
membayangkan apa yang akan terjadi apabila tidak ada toksikologi,
sementara kita terpaksa harus hidup berdampingan dengan toksikan.
10
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
11