Disusun oleh :
KELOMPOK 3
Annisa Nur Hasanah (2223240154)
Marlina Febrianti (2223240144)
Nadia Wulandari (2223240161)
Ukhtun Fathona (2223240160)
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua makhluk yang masih hidup selalu melakukan aktivitas bernapas.
Bernapas adalah proses untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan
untuk metabolisme sehingga didapatkan energi untuk melakukan proses
kehidupan organisme tersebut. Dalam bernapas dikeluarkan karbondioksida.
Bagaimana jadinya apabila tidak ada mekanisme yang dapat merubah
karbondioksida hasil pernapasan menjadi oksigen, maka pasti dimana-mana
terjadi kekurangan oksigen. Kita harus mensyukuri Tuhan telah menciptakan
mekanisme yang dapat membuat keseimbangan antara oksigen dan
karbondiksida.
Dalam udara bebas terdapat oksigen yang dapat memenuhi kebutuhan
seluruh makhluk hidup akan oksigen. Oksigen yang ada diudara sebagian besar
merupakan hasil fotosistesis yang dilakukan oleh tumbuhan. Oleh karena itu
pada siang hari yang panas, kita akan merasa sejuk berada dibawah pohon.
Pohon tersebut dengan bantuan sinar matahari melakukan fotosintesis. Dalam
proses fotosintesis memerlukan karbondioksida yang kita keluarkan dalam
bernapas dan salah satu hasilnya adalah oksigen yang kita butuhkan dalam
bernapas. Bayangkan kalau tidak ada pohon, bagaimana kebutuhan oksigen
dapat terpenuhi? Oleh karena itu dalam rangka menjaga keseimbangan oksigen
dan karbondioksida kita perlu melestarikan pohon, bahkan perlu melakukan
penanaman pohon.
Kita patut bersyukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
menciptakan mekanisme sehingga terus terjadi keseimbangan pada oksigen
dan Karbondioksida dalam rangka memenuhi kebutuhan makhluknya untuk
bernapas. Sistem pernapasan pada manusia adalah sistem organ yang
digunakan untuk menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon
dioksida dan uap air, Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat
kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di
4
lingkungan sekitar, alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang
mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon
dioksida dan uap air, tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi.
Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi, sistem pernapasan pada
manusia mencakup saluran pernapasan, mekanisme pernapasan dan gangguan
sistem pernapasan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem, alat, dan proses pernapasan pada manusia?
2. Apa saja gangguan alat pernapasan pada manusia?
3. Bagaimana sistem dan proses pernapasan pada hewan, baik yang di darat,
air, maupun udara?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui dan memahami mekanisme pernapasan pada manusia
2. Memahami penyakit apa saja yang menggangu sistem pernapasan pada
manusia
3. Mengetahui dan memahami sistem pernapasan pada hewan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Priyono dan Titik Sayekti, Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5 SD/MI, 2010, (Jakarta :
Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional), hal. 2.
6
Gambar 1.2 Reaksi Oksidasi
(sumber : https://roboguru.ruangguru.com/)
2
Priyono dan Titik Sayekti, Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5 SD/MI, 2010. (Jakarta :
Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional), hal. 2.
7
a. Hidung
Hidung memiliki rongga yang disekat oleh tulang lempengan
tengah. Tulang lunak ini memisahkan rongga hidung menjadi dua bagian,
yaitu rongga hidung sebelah kanan dan rongga hidung sebelah kiri.
Perhatikan Gambar berikut!
8
Rongga hidung berlapis selaput lendir berfungsi menangkap benda
asing yang masuk lewat saluran pernapasan, di dalamnya terdapat
beberapa struktur penyusun:
a. Kelenjar minyak (kelenjar sebasea)
b. Kelenjar keringat (kelenjar sudorifera)
c. Rambut pendek dan teal yang berfungsi menyaring partikel kotoran
yang masuk bersama udara.
d. Konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menghangatkan udara yang masuk (sebagai heatter).
9
Gambar 5.2 Struktur Faring
(Sumber : www.dosenpendidikan.co.id)
Gambar 6.2 Tenggorokan Jika Dilihat dari Depan (a), Tenggorokan Jika Dilihat
dari Belakang (b). (Sumber : Brewer, Sarah, 1997. Buku Saku : Fakta Tubuh)
c. Batang Tenggorokan
10
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak
sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding
tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, Pada
bagian dalam rongga terapat epithel bersilia. Silia-silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
Di belakang rongga hidung terdapat saluran yang disebut batang
tenggorokan (trakea). Batang tenggorokan tersusun atas tulang-tulang
rawan vang berbentuk cincin. Batang tenggorokan berguna sebagai tempt
lewatya udara.
Di pangkal batang tenggorokan terdapat katup yang mengatur proses
membuka dan menutupnya saluran perna-pasan. Batang tenggorokan
merupakan saluran pernapasan yang terletak di depan saluran makanan
(kerongkongan).
Jika kita sedang berbicara, maka katup akan turun dan menutupi
saluran makanan. Jika kita sedang menelan makanan, maka katup akan
terangkat sehingga saluran makanan terbuka, sedangkan saluran udara
tertutup.
Gambar 7.2 Jalan Masuk Udara (a), Jalan Masuk Makanan (b)
(Sumber : Brewer, Sarah, 1997. Buku Saku : Fakta Tubuh)
11
kotoran dapat dilontarkan kembali oleh bulu-bulu halus yang terdapat
pada dinding batang tenggorokan.
e. Alveolus
Alveolus merupakan struktur berbentuk bola-bola mungil tau
gelembung paru-paru yang diliputi ole pembuluh-pembuluh darah. Epitel
pipih yang melapisi alveoli memudahkan darah di dalam kapiler kapiler
darah mengikat oksigen dari udara dalam rongga alveolus.
12
Gambar 9.2 Struktur Alveolus
(Sumber : www.seputarbahan.me)
f. Paru-Paru (Pulmo)
Paru-paru (pulmo) terletak di dalam rongga dada. Rongga dada dan
perut dibatasi ole sekat rongga badan yang disebut diafragma. Paru-paru
manusia berjumlah sepasang, yaitu paru-paru kiri dan kanan.
Paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir, sedangkan paru-paru kanan
terdiri atas tiga gelambir. Paru-paru terbungkus oleh suatu selaput paru-
paru (pleura). Peradangan pada selaput pleura disebut pleuritis.
Dalam paru-paru terjadi proses pertukaran udara kotor dengan udara
bersih yang diperlukan tubuh. Di dalam paru-paru terdapat gelembung
paru-paru yang disebut alveolus (bentuk jamak : alveoli). Jumlah
alveolus kurang lebih 300 juta buah. Luas permukaan alveolus
diperkirakan mencapai 160 m2 atau 100 kali lebih luas dari pada luas
permukaan tubuh. Gelembung paru-paru ini merupakan kumpulan
pembuluh darah halus. Gelembung ini berfungsi menangkap udara bersih
dan melepaskan udara kotor.
g. Pleura
Pleura merupakan selaput pembungkus paru, terdiri atas :3
3
Drs. Munawir, Modul Biologi Kelas 11, 2020, (Jakarta : Direktorat SMA, Direktorat
PAUD, DIKDAS das DIKMEN), hal. 12.
13
1. Pleura Viscerale : melekat pd paru-paru, selaput bagian dalam yang
langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam
2. Pleura Parietale : melapisi dinding dada
3. Pleura Costalis : melapisi iga-iga, berupa selaput yang menyelaputi
rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura
luar
4. Pleura Diafragmatika: melapisi diafragma
5. Pleura Servicalis : terletak di leher
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan
pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru, Cairan pleura berasal
dari plasma darah yang mask secara eksudasi. Dinding rongga pleura
bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
4
Drs. Munawir, Modul Biologi Kelas 11, 2020, (Jakarta : Direktorat SMA, Direktorat
PAUD, DIKDAS das DIKMEN), hal. 18.
14
2. Pernapasan dalam (Internal) adalah pertukaran udara antara darah dalam
kapiler dengan sel-sel tubuh.
Keluar masuk udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di
luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila
tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Proses
pernapasan selalu terjadi dua siklus, yaitu inspirasi (menghirup udara) dan
ekspirasi (mengeluarkan udara). Berdasarkan cara melakukan inspirasi dan
ekspirasi serta tempat terjadinya pernafasan manusia dapat melakukan 2
mekanisme pernapasan, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadinya secara bersamaan.
a. Pernapasan Dada
1) Waktu Menarik Napas
Otot yang bekerja pada waktu menarik napas adalah otot tulang
rusuk sebelah luar dan diafragma. Diafragma adalah sekat antara
rongga perut dan rongga dada.
Pada waktu menarik napas; otot tulang rusuk naik ke atas, tulang
dada naik ke atas dan ke depan, diafragma akan mendatar karena
ototnya berkerut. Rongga dada membesar, paru-paru berkembang
sehingga udara masuk ke dalam paru-paru.
15
2) Waktu Menghembuskan Napas
Pada waktu menghembuskan napas, otot tulang rusuk sebelah luar
mengendur, diafragma kembali ke keadaan semula, yaitu berbentuk
cembung. Rongga dada mengecil sehingga udara keluar.
b. Pernapasan Perut
1) Waktu Menarik Napas
Otot tulang rusuk sebelah luar dan diafragma berkon-traksi lebih
kuat. Rongga dada membesar, isi rongga perut tertekan, tekanan dalam
rongga dada mengecil. Selanjutnya, udara masuk ke dalam paru-paru.
2) Waktu Menghembuskan Napas
Pada waktu menghembuskan napas, tot tulang rusuk sebelah dalam
berkerut. Otot berkerut menekan diafragma. Rongga dada mengecil.
Akibatnya, udara dalam paru-paru keluar.
5
Syofyan Harlinda, Sistem Pernapasan, 2018, (Universitas Esa Unggul), hal 14.
16
bernapas. ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus. Asma
biasanya disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma
bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. penyebab penyakit ini
juga dapat terjadi dikarenakan faktor psikis dan penyakit menurun.
17
Gambar 14.2 Peradanganan Faring pada Penderita Faringitis
(Sumber : https://medium.com)
Gambar 15.2 Peradangan saluran bronkus (kanan) dan brokus normal (kiri)
(Sumber : http:// sakitbrochitis.blogspot.com/)
18
Gambar 16.2 Infeksi pneumonia (bawah) dan alveolus normal (atas)
(Sumber : http://medlineplus.gov/)
Gambar 17.2 Alveolus penderita emfisema (kanan) dan alveolus normal (kiri)
(Sumber : https://idnmedis.com)
19
h. Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang
disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun
jaringan tubuh. Misalnya alveolus yang terisi air karena seseorang
tenggelam. Gangguan yang lain adalah keracunan karbon monoksida yang
disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat karbon monoksida
sehingga pengangkutan oksigen dalam darah berkurang.
i. Kanker paru-paru adalah kelainan karena pertumbuhan sel kanker yang
tidak terkendali di dalam jaringan paru-paru. Kanker in mempengaruhi
pertukaran gas di paru-paru dan menjalar ke seluruh bagian tubuh.
Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-
paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada wanita. Semakin banyak rokok
yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru.
Tetapi tidak menutup kemungkinan perokok pasif pun mengalami
penyakit ini. Penyebab lain yang memicu penyakit in adalah penderita
menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.
j. Laringitis adalah radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan
suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok,
minum alkohol, dan terlalu banyak serak.
k. Sinusitis adalah kelainan karena radang pada sinus. Sinus letaknya di
daerah pipi kanan dan kiri batang hidung. Biasanya di dalam sinus
terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.
6
Priyono dan Titik Sayekti, Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5 SD/MI, 2010. (Jakarta :
Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional), hal. 11.
20
E. Hewan dengan Alat Pernapasan Insang
Umumnya, hewan yang hidup di air bernapas dengan insang. Akan tetapi,
ada juga hewan yang hidup di air yang bernapas dengan paru-paru. Misalnya,
paus, lumba-lumba, dan pesut.
Alat pernapasan ikan adalah insang, yang berada di sisi kepala. Bentukya
seperti sisir. Insang terdiri atas tiga bagian, sebagai berikut.
1. Rigi-rigi insang, berfungsi sebagai alat penyaring air agar kotoran tidak
masuk ke dalam lembaran insang.
2. Lembaran-lembaran insang, berguna untuk menyerap udara dari dalam air.
3. Lengkung insang, berguna sebagai tempat melekatya lembaran insang.
Seperti yang telah diketahui, di dalam air terdapat udara. Saat bernapas,
ikan memasukkan air lewat mulut. Kemudian, air dialirkan ke dalam insang.
Dalam insang inilah oksigen diserap. Sisa pernapasan yang berupa
karbondioksida dikeluarkan bersama dengan air melalui insang.7 Udang dan
belut juga bernapas dengan insang.
Saat bernapas, ikan memasukkan air lewat mulut. Kemudian, air dialirkan
ke dalam insang. Dalam insang inilah oksigen diserap. Sisa pernapasan yang
berupa karbondioksida dikeluarkan bersama dengan air melalui insang. Udang
dan belut juga bernapas dengan insang.
7
Wiwik Winarti, Joko Winarto, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5 SD, 2009,
(Jakarta : MEFI CARAKA), hal. 6.
21
F. Hewan dengan Alat Pernapasan Paru-Paru
1. Mamalia
Mamalia atau hewan menyusui banyak yang pernah kita jumpai.
Misalnya, kuda, gajah, kambing, harimau, kelelawar, dan kera. Mereka
umumnya hidup di darat. Namun ada pula yang hidup di air. Misalnya,
paus, lumba-lumba, dan pesut. Alat pernapasan mamalia terdiri atas
hidung, batang tenggorokan, cabang tenggorokan, dan paru-paru.
Di dalam paru-paru terjadi penyerapan oksigen, sedangkan karbon
dioksida dan uap air dihembuskan keluar melalui hidung. Lubang hidung
paus berada di atas kepalanya sehingga dia dapat bernapas sementara
mulutnya berada dalam air.
2. Burung
Alat pernapasan burung terdiri atas hidung, batang tenggorokan, dan
paru-paru yang berhubungan dengan pundi-pundi udara. Pundi-pundi
udara membantu pernapasan burung pada saat terbang. Ada lima pasang
pundi udara pada burung, yaitu:
a) Pundi-pundi udara pangkal leher
b) Pundi-pundi dara antartulang selangka bercabang-cabang membentuk
pundi-pundi dara di dalam tulang lengan atas
c) Pundi-pundi udara dada depan
d) Pundi-pundi udara dada belakang
e) Pundi-pundi udara perut.
22
Paru-paru burung berjumlah sepasang dan letaknya di dalam rongga
dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru burung juga diselimuti
oleh selaput bernama pleura dan berhubungan dengan kantong-kantong
udara.
Burung memiliki dua pasang lubang hidung yang terdapat pada
pangkal paruh sebelah atas (lubang hidung luar) dan langit-langit rongga
mulut (lubang hidung dalam). Saluran utama pernapasan (trakea) burung
berupa pipa yang tersusun dari tulang rawan berbentuk cincin yang
diselimuti otot-otot polos. Di bagian bawah trakea terdapat siring yang
berfungsi untuk menimbulkan suara.
Paru-paru burung terdiri dari bronkus primer, bronkus sekunder, dan
parabronkus. Bronkus primer merupakan saluran percabangan dari trakea.
Percabangan ini membagi bronkus primer menjadi dua, yaitu bronkus kiri
dan kanan. Kemudian, bronkus primer bercabang lagi menjadi bronkus
sekunder (mesobronkus). Paru-paru burung tidak memiliki alveolus, tetapi
digantikan oleh pembuluh udara (parabronkus). Parabronkus ini
berhubungan dengan pembuluh darah kapiler, sehingga dapat terjadi
proses pertukaran gas secara difusi.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, paru-paru burung
berhubungan dengan kantong udara. Kantong udara berjumlah sembilan.
Dua kantong udara terletak di leher, satu di antartulang selangka, dua di
rongga dada bagian depan, dua di rongga dada bagian belakang, dan dua
di perut. Kantong udara memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a) Membantu pernapasan saat terbang karena menyimpan banyak
cadangan oksigen.
b) Memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
c) Mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas
badan secara berlebihan.
d) Mengatur massa jenis tubuh dengan memperbesar atau memperkecil
kantong udara.
23
Meskipun kantong-kantong udara ini membantu pernapasan burung
saat terbang, tetapi di sana tidak terjadi proses difusi.
24
Gambar 22.2 Mekanisme Pernapasan Burung
(Sumber : www.ruangguru.com)
25
Semakin tinggi burung terbang, semakin cepat burung harus
mengepakkan sayapnya, agar memperoleh lebih banyak oksigen. Udara
yang dihirup dari luar, sebagian kecil tetap berada di paru-paru dan
sebagian besar akan diteruskan ke kantong udara sebagai cadangan.
Sementara itu, udara di kantong udara hanya dimanfaatkan saat oksigen di
paru-paru telah berkurang, yaitu saat burung sedang terbang.
3. Reptil
Reptil disebut juga hewan melata. Contohnya, cicak, kadal, tokek,
buaya, komodo, ular, bunglon, kura-kura, dan penyu. Alat pernapasan
reptil terdiri atas hidung, batang tenggorokan, cabang batang tenggorokan,
dan paru-paru. Pada paru-paru terjadi penyerapan oksigen serta
pengeluaran karbondioksida dan uap air. Pada reptil yang hidup di air,
misalnya buaya, pada saat menyelam hidungnya dapat ditutup sehingga air
tidak masuk ke dalam paru-paru.
Cara pernapasan reptil adalah udara dihirup melalui hidung. Udara
kemudian disalurkan oleh batang tenggorokan, dan diteruskan cabang
batang tenggorokan menuju paru-paru.
4. Amfibi
Katak termasuk amfibi sebab hidup di dua alam, yaitu di darat dan
di air. Pada kehidupannya, katak mengalami metamorfosis atau perubahan
bentuk. Tahap perkembangan katak dimulai dari telur kemudian menetas
menjadi berudu. Berudu hidup di air. Berudu bernapas dengan insang.
Pada saat masih berbentuk berudu, insang katak berupa insang luar.
Insang luar berjumlah tiga pasang dan terletak di sisi kiri, kanan, dan
belakang kepala berudu. Perubahan alat pernapasan mengiringi perubahan
bentuk tubuhnya.
Pada saat berudu mulai berkaki, tumbuh semacam lipatan kulit yang
menutupi insang luar sehingga terbentuk insang dalam. Berudu berkaki
tumbuh menjadi katak kecil lalu menjadi katak dewasa.
Setelah berubah menjadi katak dewasa, pernapasan dilakukan
dengan menggunakan paru-paru. Untuk memompa udara masuk ke dalam
26
paru-paru, otot rahang bawah katak mengembang dan mengempis. Katak
juga bernapas melalui kulit. Agar pernapasan melalui kulit dapat
berlangsung, kulit harus selalu dalam keadaan basah. Oleh karena itu,
katak senang hidup di tempat berair, seperti di kolam, sungai, dan sawah.
Selain bernapas dengan paru-paru dan kulit, katak juga menggunakan
selaput rongga mulut untuk mengikat oksigen.
27
Gambar 22.2 Organ Sistem Pernapasan Serangga
(Sumber : www.ruangguru.com)
Stigma terletak berpasangan di sisi bagian kanan dan kiri setiap segmen
tubuh serangga. Namun, tidak semua serangga memiliki stigma di setiap
segmen tubuhnya (hanya beberapa bagian segmen saja). Stigma memiliki bulu-
bulu yang berfungsi untuk menyaring debu dan kotoran. Stigma juga dapat
terbuka dan tertutup karena adanya katup-katup (valve) yang diatur oleh otot.
Umumnya, stigma akan terbuka saat serangga terbang dan tertutup saat sedang
beristirahat.
Kantong udara ini terbentuk dari trakea dan berfungsi untuk menjaga
persediaan udara. Terutama bagi organ-organ yang banyak membutuhkan
oksigen.
Trakeolus adalah cabang-cabang trakea yang bentuknya kompleks dan
tipis. Trakeolus berhubungan langsung dengan sel-sel jaringan tubuh dan tidak
dilapisi oleh zat kitin. Trakeolus ini berisi udara dan juga cairan. Di trakeolus,
terjadi proses difusi antara gas O2 dengan CO2. Nah, cairan tadi berguna untuk
membasahi trakeolus agar proses difusi O2 berjalan lancar. Oleh karena itu,
pada serangga, oksigen tidak diedarkan melalui darah, melainkan sistem
trakea.
Mekanisme pernapasan serangga berukuran besar diatur oleh gerakan otot
perut (abdomen), sedangkan pernapasan serangga berukuran kecil dapat
berjalan tanpa adanya gerakan tersebut. Gerakan otot ini berfungsi untuk
mengatur dan menjaga jumlah udara yang masuk ke dalam tubuh.
28
Ketika otot katup stigma berelaksasi, stigma akan terbuka dan udara akan
masuk melalui empat pasang stigma tubuh bagian depan. Proses ini bisa kita
sebut sebagai awal fase inspirasi. Udara yang mengandung oksigen kemudian
bergerak menuju trakea, lalu dialirkan ke trakeolus. Di sana, udara mengalami
proses difusi dan pertukaran gas dari O₂ menjadi CO₂.
Gerakan otot perut (abdomen) yang seperti memompa (kontraksi-
relaksasi) akan membantu mengatur aliran udara di dalam tubuh. Jika abdomen
berelaksasi, maka trakea akan berukuran normal. Hal ini menyebabkan tekanan
udara di dalam tubuh serangga lebih kecil dibandingkan dengan tekanan udara
di luar. Akibatnya, oksigen akan diserap masuk ke dalam trakea. Sebaliknya,
jika abdomen berkontraksi, maka trakea akan memipih dan udara yang
mengandung karbon dioksida dalam tubuh akan dikeluarkan. Udara kotor ini
akan keluar melalui enam pasang stigma tubuh bagian belakang. Otot katup
stigma akan berkontraksi dan stigma akan tertutup (berakhirnya fase ekspirasi).
29
oksigen berlangsung dengan lebih baik. Oksigen yang diserap melalui kulit
akan langsung diikat oleh hemoglobin yang terkandung dalam darah cacing
untuk diedarkan ke seluruh tubuhnya. Gas hasil respirasi yaitu karbondioksida
dikeluarkan kembali juga melalui permukaan kulit, karena respirasi cacing
dilakukan melalui permukaan kulitnya (integument), maka respirasi cacing
disebut respirasi integumenter.
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil makalah yang telah kelompok kami tuliskan, dapat ditarik
kesimpulan;
1. Pernapasan adalah proses menghirup oksigen dan melepaskan
karbondioksida. Oksigen dibutuhkan pada proses metabolisme tubuh.
Metabolisme merupakan proses pemecahan zat-zat untuk menghasilkan
energi. Karbondioksida merupakan sisa proses pernapasan yang harus
dikeluarkan tubuh.
2. Proses pernapasan pada manusia terbagi menjadi 2 macam, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut.
3. Jenis alat pernapasan pada hewan berbeda-beda. Perbedaan itu sangatlah
dipengaruhi oleh bentuk tubuh dan tempat hewan tersebut hidup. Hewan
ada yang bernapas dengan paru-paru, insang, kulit, trakea, ada yang
dengan paru-paru dan kulit, serta ada pula yang dengan menggunakan
paru-paru dan kantong udara.
31
DAFTAR PUSTAKA
Purnamasari, Risa. Santi, Dwi Rukma. 2017. Fisiologi Hewan. (Jawa Timur :
Universitas Sunan Ampel).
Winarti, Wiwik, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V. (Jakarta : MEFI
CARAKA).
32