Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI

“SISTEM PERNAFASAN”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi dan fisiologi

Dosen Pengampu : Yeni Lucin, S.Kep.,MPH

Disusun oleh :

Amalia Pradipta PO.6224223816 Khairunnisa PO.6224223832


Anggi Fitriyani PO.6224223817 Rika Ariyani PO.6224223881
Annisa Agna A. PO.6224223819 Safrina Nurhalisa PO.6224223844
Aulia Rifqa PO.6224223860 Siti Khotijah PO.6224223845
Ayu Rahmawati PO.6224223822 Sri Ayyu M. PO.6224223885
Erni Yulinaty PO.6224223865 Sri Mahmeta PO.6224223847
Evi Novitasari PO.6224223827 Vera Monica PO.6224223851
Fenty Marla W. PO.6224223828 Yolanda PO.6224223854

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKA RAYA

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan puji syukur ke hadirat Allah SWT kami ucapkan atas
terselesaikannya makalah yang berjudul “Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan”. Tanpa
ridha dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi
pada Sistem Pernafasan. Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat digunakan oleh
Mahasiswa sebagai pegangan dalam mempelajari sejarah perkembangan pendidikan
kebidanan. Juga merupakan harapan kami bahwa dengan hadirnya makalah ini akan
mempermudah para pengajar dalam proses belajar-mengajar.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna
serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari itu penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis
berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Palangka Raya, 22 Agustus 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................2
C. TUJUAN MASALAH....................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

A. PENGERTIAN................................................................................................................3
B. ALAT PERNAPASAN PADA MANUSIA...................................................................5
C. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN.........................................................................11
D. BIOKIMIA....................................................................................................................15
E. MEKANISME PERNAFASAN MANUSIA................................................................16
F. PERTUKARAN O2 DAN CO2 DALAM PERNAFASAN.........................................17
G. GANGGUAN PADA SISTEM RESPIRASI................................................................19
BAB III.....................................................................................................................................20

PENUTUP................................................................................................................................20

A. KESIMPULAN.............................................................................................................21
B. SARAN.........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pernafasan atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut
inspirasi dan menghembungkan udara disebut ekspirasi.
Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dari udara
yang masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah secaa osmosis. Seterusnya
CO2 akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius (jalan pernafasan) dan masuk ke
dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pomunalis kemudian masuk ke serambi kiri
jantung (atrium sinistra) ke aorta seluruh tubuh (jaringan-jaringan dan sel-sel), disini
terjadi oksidasi atau pembakaran. Sebagai ampas atau sisanya dari pembakaran adalah
CO2 dan zat ini di keluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi
kanan atau atrium dekstra) ke bilik kanan (vertikal dekstra) dan dari sini keluar melalui
arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel
alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan
sisa metabolisme lainnya akan dikluarkan melalui fraktus urogenitalis dan kulit. Setelah
udara dari luar diproses, didalam hidung masih terjadi perjalanan panjang menuju paru-
paru (sampai alveoli).
Pada Laring terdapat epiglotis yang berguna untuk menutup laring sewaktu
menelan, sehngga makanan tidak masuk ke trakhea, sedangkan waktu bernafas epiglotis
terbuka begitu seterusnya. Jika makanan masuk ke dalam laring maka kita mendapat
serangan batuk, untuk mencoba mengeluarkan makanan tersebut dari laring. Selain itu
dibantu oleh adanya bulu-bulu getar silia yaitu untuk menyaring debu-debu, kotoran dan
benda asing. Adanya benda asing atau kotoran tersebut memberikan rangsangan kepada
selaput lendir dan bulu-bulu getar sehingga terjadi bersin, kadang terjadi batuk.
Akibatnya benda asing dan kotoran tersebut bisa dikeluarkan melalui hidung dan mulut.
Dengan kejadian tersebut diatas udara yang masuk kedalam alat-alat pernafasan benar-
benar bersih.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana anatomi sistem pernapasan?


2. Bagaimana fisiologis sistem pernapasan?

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui anatomi sistem pernapasan


2. Mengetahui fisiologis sistem pernapasan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem biologis yang terdiri dari
organ dan struktur-struktur lain yang digunakan untuk pertukaran gas pada hewan dan
tumbuhan.
Pernapasan atau respiratori adalah proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam
bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke
lingkungan
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan
udara.
2. Respirasi dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran drah ke sel-sel
tubuh.

Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan
dua cara pernapasan, yaitu :

1. Respirasi / pernapasan dada


- Otot antar tulang rusak luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / pernapasan Perut
- Otot diafragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menajdi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada
dada mengecil sehingga udara masuk ke paru-paru.

Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan
tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali
dan bisa sampai 10 hingga 15 kali lipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus,

3
haemoglobin akan mengikat oksigen yang benyaknya akan disesuaikan dengan besar
kecil tekanan udara.

Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan
19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air
raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih
sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida /
CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan
darah.Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :

- Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2


- Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
- Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
- Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2

Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan


mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses
pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan
energy.

Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas:

1. Hidung
2. Faring
3. Trakea
4. Bronkus
5. Bronkiouls
6. paru-paru

4
B. ALAT PERNAPASAN PADA MANUSIA
1. Hidung

Hidung adalah satu-satunya bagian sistem pernapasan yang terlihat dari luar.
Tersusun atas tulang dan tulang rawan hialin, kecuali naris anterior yang dindingnya
tersusun atas jaringan ikat fibrosa dan tulang rawan. Permukaan luarnya dilapisi kulit
dengan kelenjar sebasea besar dan rambut.
a) Lubang hidung.
Selama bernapas, udara masuk ke dalam hidung dengan melewati lubang hidung,
atau lubang hidung.
b) Rongga hidung.
Bagian dalam hidung terdiri dari rongga hidung, yang dibagi oleh septum hidung
garis tengah. Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar
minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera).
c) Reseptor penciuman.
Reseptor penciuman untuk indera penciuman terletak di mukosa di bagian superior
rongga hidung yang bercelah, tepat di bawah tulang ethmoid.
d) Mukosa pernapasan.
Lapisan mukosa lainnya, rongga hidung yang disebut mukosa pernapasan, bertumpu
pada jaringan pembuluh darah berdinding tipis yang menghangatkan udara saat
mengalir melewatinya.
e) Lendir.

5
Selain itu, lendir lengket yang diproduksi oleh kelenjar mukosa membasahi udara dan
memerangkap bakteri yang masuk dan puing-puing asing lainnya, dan enzim lisozim
di dalam lendir menghancurkan bakteri secara kimiawi.
f) Sel bersilia.
Sel-sel bersilia pada mukosa hidung menciptakan arus lembut yang menggerakkan
lembaran lendir yang terkontaminasi ke arah belakang menuju tenggorokan, di mana
lendir tersebut ditelan dan dicerna oleh cairan perut.
g) Konka.
Dinding lateral rongga hidung tidak rata karena adanya tiga proyeksi yang tertutup
mukosa, atau lobus yang disebut conchae, yang sangat meningkatkan luas permukaan
mukosa yang terpapar udara, dan juga meningkatkan turbulensi udara di rongga
hidung.
h) Langit-langit.
Rongga hidung dipisahkan dari rongga mulut di bawahnya oleh sekat, yaitu langit-
langit; di bagian anterior, di mana langit-langit ditopang oleh tulang, adalah langit-
langit keras; bagian posterior yang tidak ditopang adalah langit-langit lunak.
i) Sinus paranasal.
Rongga hidung dikelilingi oleh cincin paranasal yang terletak di tulang frontal,
sphenoid, ethmoid, dan rahang atas; sinus ini meringankan tengkorak, dan bertindak
sebagai ruang resonansi untuk berbicara.
2. Faring
a) ukuran
Faring adalah lorong berotot dengan panjang sekitar 13 cm (5 inci) yang samar-samar
menyerupai selang taman berwarna merah.
b) Fungsi.

Umumnya disebut tenggorokan, faring berfungsi sebagai jalur umum untuk makanan
dan udara.

c) Bagian-bagian faring.
Udara masuk ke bagian superior, nasofaring, dari rongga hidung dan kemudian turun
melalui orofaring dan laringofaring untuk masuk ke laring di bawahnya.
d) Tabung faringotimpani.
Saluran faringotimpani, yang mengalirkan telinga tengah terbuka ke nasofaring.
e) Amandel faring.

6
Amandel faring, sering disebut adenoid terletak tinggi di nasofaring.
f) Amandel palatina.
Amandel palatina berada di orofaring di ujung langit-langit lunak.
g) Amandel lingual.
Amandel lingual terletak di pangkal lidah.
3. Laring
Laring atau kotak suara menyalurkan udara dan makanan ke saluran yang tepat dan
berperan dalam berbicara.

a) Struktur.
Terletak di bagian bawah faring, dibentuk oleh delapan tulang rawan hialin yang kaku
dan sebuah penutup tulang rawan elastis berbentuk sendok, yaitu epiglotis.
b) Tulang rawan tiroid.
Tulang rawan hialin yang terbesar adalah tulang rawan tiroid berbentuk perisai, yang
menonjol ke arah anterior dan umumnya disebut jakun.
c) Epiglotis.
Kadang-kadang disebut sebagai "penjaga saluran udara", epiglotis melindungi bukaan
superior laring.
d) Lipatan vokal.
Bagian dari selaput lendir laring membentuk sepasang lipatan, yang disebut lipatan
vokal, atau pita suara, yang bergetar dengan udara yang dikeluarkan dan
memungkinkan kita untuk berbicara.
e) Glotis.
Lorong seperti celah di antara pita suara adalah glotis.
4. Trakea
a) Panjang.
Udara yang masuk ke trakea atau batang tenggorokan dari laring akan bergerak
menuruni panjangnya (10 hingga 12 cm atau sekitar 4 inci) hingga ke tingkat vertebra
toraks kelima, yang kira-kira berada di tengah dada.
b) Struktur.
Trakea cukup kaku karena dindingnya diperkuat dengan cincin tulang rawan hialin
berbentuk C; bagian cincin yang terbuka berbatasan dengan kerongkongan dan
memungkinkannya mengembang ke arah anterior saat kita menelan sepotong besar
makanan, sementara bagian yang padat menopang dinding trakea dan menjaganya

7
agar tetap paten, atau terbuka, meskipun terjadi perubahan tekanan yang terjadi saat
bernapas.
c) Silia.
Trakea dilapisi oleh mukosa bersilia yang berdenyut terus menerus dan berlawanan
arah dengan udara yang masuk, yang mendorong lendir, sarat dengan partikel debu
dan kotoran lainnya menjauh dari paru-paru menuju tenggorokan, di mana lendir
dapat ditelan atau dimuntahkan.
5. Bronkus Utama
a) Struktur.
Bronkus utama (primer) kanan dan kiri dibentuk oleh pembagian trakea.
b) Lokasi.
Setiap bronkus utama berjalan miring sebelum masuk ke dalam depresi medial paru-
paru di sisinya sendiri.
c) Ukuran.
Bronkus utama kanan lebih lebar, lebih pendek, dan lebih lurus daripada bronkus
utama kiri.
Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan
sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi
bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus
lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru
atau alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler
darah dalam alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi
utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-
paru.
6. Bronkiolus.
Bagian terkecil dari lorong penghantar adalah bronkiolus.
a) Alveoli.
Bronkiolus terminal mengarah ke struktur zona pernapasan, bahkan saluran yang
lebih kecil yang akhirnya berakhir di alveoli atau kantung udara.
b) Zona pernapasan.
Zona pernapasan, yang meliputi bronkiolus pernapasan, saluran alveolar, kantung
alveolar, dan alveoli, adalah satu-satunya tempat pertukaran gas.
c) Struktur zona konduksi.

8
Semua saluran pernapasan lainnya adalah struktur zona konduksi yang berfungsi
sebagai saluran. Semua saluran pernapasan lainnya merupakan struktur zona konduksi
yang berfungsi sebagai saluran ke dan dari zona pernapasan.
d) Stroma.
Keseimbangan jaringan paru-paru, stroma, terutama merupakan jaringan ikat elastis
yang memungkinkan paru-paru untuk mundur secara pasif saat kita mengembuskan
napas.
e) Membran Pernapasan
Struktur dinding.
Dinding alveoli sebagian besar terdiri dari satu lapisan tipis sel epitel skuamosa.
f) Pori-pori alveolar.
Pori-pori alveolar menghubungkan kantung udara yang berdekatan dan menyediakan
rute alternatif bagi udara untuk mencapai alveoli yang bronkiolus pengumpannya
tersumbat oleh lendir atau tersumbat.
g) Membran pernapasan.
Bersama-sama, dinding alveolar dan kapiler, membran basal yang menyatu, dan serat-
serat elastis sesekali membangun membran pernapasan (penghalang udara-darah),
yang memiliki gas (udara) yang mengalir di satu sisi dan darah yang mengalir di sisi
lain.
h) Makrofag alveolar.
Makrofag alveolar yang sangat efisien, kadang-kadang disebut "sel debu", berjalan
keluar masuk alveoli untuk mengambil bakteri, partikel karbon, dan puing-puing
lainnya.
Sel berbentuk kubus. Juga tersebar di antara sel epitel yang membentuk sebagian
besar dinding alveolar adalah sel berbentuk kubus tebal, yang menghasilkan molekul
lipid (lemak) yang disebut surfaktan, yang melapisi permukaan alveolar yang terpapar
gas dan sangat penting dalam fungsi.

9
7. Paru-paru

Paru-paru menempati seluruh rongga dada kecuali area paling tengah, mediastinum,
yang menjadi tempat jantung, pembuluh darah besar, bronkus, kerongkongan, dan
organ-organ lainnya.
a) Puncak.
Bagian yang sempit dan superior dari setiap paru-paru, apeks, berada jauh ke dalam
klavikula.
b) Dasar.
Area paru-paru yang luas yang bertumpu pada diafragma adalah dasar.
c) Pembagian.
Setiap paru-paru dibagi menjadi lobus oleh celah; paru-paru kiri memiliki dua lobus,
dan paru-paru kanan memiliki tiga lobus.
d) Pleura.
Permukaan setiap paru-paru ditutupi dengan serosa viseral yang disebut pleura paru,
atau pleura viseral, dan dinding rongga dada dilapisi oleh pleura parietal.
e) Cairan pleura.
Selaput pleura menghasilkan cairan pleura, sekresi serosa yang licin yang
memungkinkan paru-paru meluncur dengan mudah di atas dinding dada selama
gerakan bernapas dan menyebabkan kedua lapisan pleura saling menempel.
f) Ruang pleura.
Paru-paru melekat erat pada dinding dada, dan ruang pleura lebih merupakan ruang
potensial daripada ruang aktual.

10
C. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memasok oksigen ke dalam tubuh dan
membuang karbon dioksida. Untuk melakukan hal ini, setidaknya ada empat peristiwa
yang berbeda, yang secara kolektif disebut respirasi, yang harus terjadi.
1. Respirasi
a) Ventilasi paru-paru.
Udara harus bergerak masuk dan keluar dari paru-paru sehingga gas di dalam kantung
udara terus menerus disegarkan, dan proses ini biasa disebut bernapas.
Respirasi eksternal. Pertukaran gas antara darah paru dan alveoli harus terjadi.
b) Transportasi gas pernapasan.
Oksigen dan karbon dioksida harus diangkut ke dan dari paru-paru dan sel-sel jaringan
tubuh melalui aliran darah.
Respirasi internal. Pada kapiler sistemik, pertukaran gas harus dilakukan antara darah dan
sel-sel jaringan.
2. Mekanisme Pernapasan
a) Aturan.
Perubahan volume menyebabkan perubahan tekanan, yang menyebabkan aliran gas untuk
menyamakan tekanan.
b) Inspirasi.
Udara mengalir ke dalam paru-paru; dada mengembang ke samping, tulang rusuk
ditinggikan, dan diafragma tertekan dan diratakan; paru-paru diregangkan ke volume
toraks yang lebih besar, menyebabkan tekanan intrapulmoner turun dan udara mengalir ke
dalam paru-paru.
c) Ekspirasi.
Udara meninggalkan paru-paru; dada tertekan dan dimensi lateral berkurang, tulang rusuk
turun, dan diafragma terangkat dan berbentuk kubah; paru-paru mengempis ke volume
yang lebih kecil, tekanan intrapulmonal meningkat, dan udara mengalir keluar dari paru-
paru.
d) Volume intrapulmoner.
Volume intrapulmoner adalah volume di dalam paru-paru.
Tekanan intrapleural. Tekanan normal di dalam ruang pleura, tekanan intrapleural, selalu
negatif, dan ini adalah faktor utama yang mencegah kolapsnya paru-paru.

11
Pergerakan udara nonrespirasi. Pergerakan udara nonrespiratorik adalah hasil dari
aktivitas refleks, tetapi beberapa dapat dihasilkan secara sukarela seperti batuk, bersin,
menangis, tertawa, cegukan, dan menguap.
e) Volume dan Kapasitas Pernapasan
1) Volume tidal.
Pernapasan tenang yang normal memindahkan sekitar 500 ml udara ke dalam dan ke luar
paru-paru dengan setiap tarikan napas.
2) Volume cadangan inspirasi.
Jumlah udara yang dapat diambil secara paksa melebihi volume tidal adalah volume
cadangan inspirasi, yang biasanya antara 2.100 ml hingga 3.200 ml.
3) Volume cadangan ekspirasi.
Jumlah udara yang dapat dihembuskan secara paksa setelah ekspirasi tidal, volume
cadangan ekspirasi, kira-kira 1200 ml.
4) Volume residu.
Bahkan setelah ekspirasi yang paling berat sekalipun, sekitar 1200 ml udara masih tersisa
di dalam paru-paru dan tidak dapat dikeluarkan secara sukarela; ini disebut volume
residu, dan ini penting karena memungkinkan pertukaran gas berlangsung terus menerus
bahkan di antara tarikan napas dan membantu menjaga agar alveoli tetap mengembang.
5) Kapasitas vital.
Jumlah total udara yang dapat dipertukarkan biasanya sekitar 4800 ml pada pria muda
yang sehat, dan kapasitas pernapasan ini adalah kapasitas vital, yang merupakan jumlah
dari volume tidal, volume cadangan inspirasi, dan volume cadangan ekspirasi.
6) Volume ruang mati.
Sebagian besar udara yang masuk ke dalam saluran pernapasan tetap berada di lorong
zona konduksi dan tidak pernah mencapai alveoli; ini disebut volume ruang mati dan
selama napas tidal yang normal, jumlahnya sekitar 150 ml.
7) Volume fungsional.
Volume fungsional, yaitu udara yang benar-benar mencapai zona pernapasan dan
berkontribusi pada pertukaran gas, sekitar 350 ml.
f) Spirometer.
Kapasitas pernapasan diukur dengan spirometer, di mana saat seseorang bernapas,
volume udara yang dihembuskan dapat dibaca pada indikator, yang menunjukkan
perubahan volume udara di dalam alat.
g) Suara Pernapasan

12
Suara bronkial. Suara bronkial dihasilkan oleh udara yang mengalir melalui lorong
pernapasan besar (trakea dan bronkus).
h) Suara pernapasan vesikuler.
Suara pernapasan vesikuler terjadi saat udara mengisi alveoli, dan suaranya lembut dan
menyerupai angin yang teredam.
i) Pernapasan Eksternal, Transportasi Gas, dan Pernapasan Internal
1) Respirasi eksternal.
Pernapasan eksternal atau pertukaran gas paru melibatkan oksigen yang dimasukkan dan
karbon dioksida yang dikeluarkan dari darah.
2) Respirasi internal.
Pada respirasi internal atau pertukaran gas kapiler sistemik, oksigen dikeluarkan dan
karbon dioksida dimasukkan ke dalam darah.
3) Transportasi gas.
Oksigen diangkut dalam darah dengan dua cara: sebagian besar menempel pada molekul
hemoglobin di dalam RBC untuk membentuk oksihemoglobin, atau sejumlah kecil
oksigen dibawa terlarut dalam plasma; sementara karbon dioksida diangkut dalam plasma
sebagai ion bikarbonat, atau jumlah yang lebih kecil (antara 20 hingga 30 persen dari
karbon dioksida yang diangkut) dibawa di dalam RBC yang terikat pada hemoglobin.
j) Kontrol Respirasi

1) Regulasi Saraf
Saraf frenikus dan interkostal. Kedua saraf ini mengatur aktivitas otot pernapasan,
diafragma, dan interkostal eksternal.
Medula dan pons. Pusat saraf yang mengontrol ritme dan kedalaman pernapasan terletak
terutama di medula dan pons; medula, yang mengatur ritme dasar pernapasan, berisi alat
pacu jantung, atau pusat inspirasi yang merangsang diri sendiri, dan pusat ekspirasi yang
menghambat alat pacu jantung dengan cara yang berirama; pusat pons tampaknya
memperlancar ritme dasar inspirasi dan ekspirasi yang diatur oleh medula.
2) Eupnea.
Laju pernapasan normal disebut sebagai eupnea, dan dipertahankan pada laju 12 hingga
15 kali pernapasan/menit.
Hiperpnea. Selama berolahraga, kita bernapas lebih kuat dan dalam karena pusat otak
mengirimkan lebih banyak impuls ke otot-otot pernapasan, dan pola pernapasan ini
disebut hiperpnea.

13
k) Faktor Non-Saraf yang Mempengaruhi Laju dan Kedalaman Pernapasan
1) Faktor fisik.
Meskipun pusat pernapasan medula mengatur ritme dasar pernapasan, tidak diragukan
lagi bahwa faktor fisik seperti berbicara, batuk, dan berolahraga dapat memodifikasi laju
dan kedalaman pernapasan, serta peningkatan suhu tubuh, yang meningkatkan laju
pernapasan.
Kehendak (kontrol sadar). Kontrol pernapasan secara sukarela terbatas, dan pusat
pernapasan akan mengabaikan pesan dari korteks (keinginan kita) ketika suplai oksigen
dalam darah semakin rendah atau pH darah turun.
2) Faktor emosional.
Faktor emosional juga memodifikasi kecepatan dan kedalaman pernapasan melalui
refleks yang diprakarsai oleh rangsangan emosional yang bekerja melalui pusat-pusat di
hipotalamus.
3) Faktor kimiawi.
Faktor terpenting yang memodifikasi laju dan kedalaman pernapasan adalah faktor
kimiawi, yaitu kadar karbon dioksida dan oksigen dalam darah; peningkatan kadar karbon
dioksida dan penurunan pH darah merupakan rangsangan terpenting yang menyebabkan
peningkatan laju dan kedalaman pernapasan, sedangkan penurunan kadar oksigen
menjadi rangsangan penting ketika kadarnya sangat rendah.
l) Hiperventilasi.
Hiperventilasi menghembuskan lebih banyak karbon dioksida dan mengurangi jumlah
asam karbonat, yang mengembalikan pH darah ke kisaran normal ketika karbon dioksida
atau sumber asam lainnya mulai terakumulasi di dalam darah.
m) Hipoventilasi.
Hipoventilasi atau pernapasan yang sangat lambat atau dangkal memungkinkan karbon
dioksida terakumulasi dalam darah dan mengembalikan pH darah ke kisaran normal
ketika darah mulai menjadi sedikit basa.
n) Perubahan Fisiologis Terkait Usia pada Sistem Pernapasan
Efisiensi pernapasan berkurang seiring bertambahnya usia. Mereka tidak dapat
mengimbangi peningkatan kebutuhan oksigen dan secara signifikan meningkatkan jumlah
udara yang dihirup. Oleh karena itu, kesulitan bernapas biasanya sering terjadi terutama
saat beraktivitas. Otot-otot ekspirasi menjadi lebih lemah sehingga efisiensi batuk
berkurang dan jumlah udara yang tertinggal di paru-paru meningkat. Pengajaran promosi

14
kesehatan dapat mencakup berhenti merokok, mencegah infeksi saluran pernapasan
melalui cuci tangan, dan memastikan vaksinasi influenza dan pneumonia terkini.

D. BIOKIMIA
1. Reaksi hemoglobin dan oksigen
Dinamika reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin menjadikannya sebagai pembawa O2
yang sangat serasi. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari empat sub unit,
masing-masing mengandung gugus heme yang melekat pada sebuah rantai polipeptida.
Pada seorang dewasa normal, sebagian besar hemoglobin mengandung dua rantai α dan
dua rantai β. Heme adalah kompleks yang dibentuk dari suatu porfirin dan satu atom besi
fero. Masing-masing dari keempat atom besi dapat mengikat satu molekul O2 secara
reversibel. Atom besi tetap berada dalam bentuk fero, sehingga reaksi pengikatan O2
merupakan suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi. Reaksi pengikatan hemoglobin
dengan O2 lazim ditulis sebagai Hb + O2 ↔ HbO2 . Karena setiap molekul hemoglobin
mengandung empat unit Hb, maka dapat dinyatakan sebagai Hb4, dan pada kenyataannya
bereaksi dengan empat molekul O2 membentuk Hb4O8. [3]
Hb4 + O2 ↔ Hb4O2 Hb4O2 + O2 ↔ Hb4O4 Hb4O4 + O2 ↔ Hb4O6 Hb4O6 + O2 ↔
Hb4O8
Reaksi ini berlangsung cepat, membutuhkan waktu kurang dari 0,01 detik.
Deoksigenasi (reduksi) Hb4O8 juga berlangsung sangat cepat.

Kapasitas Paru-Paru

15
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut
udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih
kurang 500 ml. Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500 ml.
ketika menarik napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai
1500 ml. Udara ini dinamakan udara komplementer. Ketika kita menarik napas sekuat-
kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini
dinamakan udara suplementer. Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya,
tetapi masih ada sisa udara dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Udara
sisa ini dinamakan udara residu. Jadi, Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital + volume
residu =4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria.

E. MEKANISME PERNAFASAN MANUSIA


Pernafasan pada manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
1. Pernafasan dada
Pada pernafasan dada otot yang erperan penting adalah otot antar tulang rusuk. Otot
tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang berperan
dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam yang berfungsi
menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula. Bila otot antar tulang
rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume dada
bertanbah besar. Bertambah besarnya akan menybabkan tekanan dalam rongga dada
lebih kecil dari pada tekanan rongga dada luar. Karena tekanan uada kecil pada
rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam
tubuh, proses ini disebut proses ’inspirasi’
Sedangkan pada proses espirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang rusuk
kembali ke posisi semuladan menyebabkan tekanan udara didalam tubuh meningkat.
Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada, dan aliran udara
terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut ’espirasi’.
2. Pernafasan perut
Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding
rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal
itu menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya
semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru,
sehingga udara mengalir masuk ke paru- paru(inspirasi).

16
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan
tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2
jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus
dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang
terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara
dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga
dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga
dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua
macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.

F. PERTUKARAN O2 DAN CO2 DALAM PERNAFASAN


Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan
dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah
maupun jenis bahan makanan yang dimakan. Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih
banyak membutuhkan oksigen dibanding pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang
memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan sendirinya membutuhkan oksigen lebih
banyak. Selanjutnya, seseorang yang memiliki kebiasaan memakan lebih banyak daging
akan membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang vegetarian.
Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam)
atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara
inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen
udara inspirasi berkurang atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah
berkurang.
Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang
menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah
atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.

17
Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh
senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa
protein.

Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihat-kan menurut


persamaan reaksi bolak-balik berikut ini :
Hb4 + O2 4 Hb O2oksihemoglobin) berwarna merah jernih
Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2), perbedaan
kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses difusi oksigen ke dalam arteri
demikian juga difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.
Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan
tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di lingkungan lebih
tinggi dari pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm
Hg. Oleh karena itu oksigen dapat masuk ke paru-paru secara difusi.
Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2 nya 104
mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik yang tekanan O2
nya 104 mm hg menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2 nya 0 - 40 mm hg. Di
jaringan, O2 ini akan dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan mengalir lewat vena
sistemik ke jantung. Tekanan CO2 di jaringan di atas 45 mm hg, lebih tinggi
dibandingkan vena sistemik yang hanya 45 mm Hg. Dari jantung, CO2 mengalir lewat
arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg. Dari arteri pulmonalis CO2
masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.
Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada
jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg dapat mengangkut
19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc

18
oksigen yang bertahan dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan hemoglobin
untuk mengikat oksigen adalah 7 cc per 100 mm3 darah.
Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya berlangsung menurut reaksi
kimia berikut:
1. 02 + H20 Þ (karbonat anhidrase) H2CO3
Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah
menjadi 4,5 karena terbentuknya asam karbonat.
Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai berikut.
Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhidrase (7% dari seluruh C
2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23%
dari seluruh CO2).
3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai
pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya adalah sebagai berikut.
CO2 + H2O Þ H2CO3 Þ H+ + HCO-3
Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala
asidosis karena turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan karena
keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah maka
muncul gejala alkalosis.

G. GANGGUAN PADA SISTEM RESPIRASI


Sistem pernapasan manusia yang terdiri atas beberapa organ dapat mengalami
gangguan. Gangguan ini biasanya berupa kelainan atau penyakit. Penyakit atau kelainan
yang menyerang sistem pernapasan ini dapat menyebabkannya proses pernapasan.
Berikut adalah beberapa contoh gangguan pada system pernapasan manusia.
1. Emfisema, merupakan penyakit pada paru-paru. Paru-paru mengalami
pembengkakan karena pembuluh darah nya kemasukan udara.
2. Asma, merupakan kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh
alergi, seperti debu,bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini
juga dapat kambuh jika suhu lingkungan.
3. Tuberkulosis (TBC), merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding
alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas,dapat menyebabkan

19
sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut
menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah.
4. Infuenza (flu), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus infuenza. Penyakit
ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.
5. Kanker paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu paling berbahaya. Sel-sel
kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lama- kelamaan
dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan
merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-
paru.
6. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan
jaringan paru-paru. Misalnya, sel mukosa membesar (disebut hipertrofi) dan kelenjar
mukus bertambah banyak (disebut hiperplasia). Dapat pula terjadi radang ringan,
penyempitan saluran pernapasan akibat bertambahnya sel sel dan penumpikan lendir,
dan kerusakan alveoli. Perubahan anatomi saluran pernapasan menyebabkan fungsi
paru-paru terganggu.

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen ( ) dari udara oleh organism
hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolism yang akan menghasilkan
karbondioksida yang harus dikeluarkan, karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Alat
pernafasan setiap makhluk tidaklah sama, pada hewan invertebratea memiliki alat
pernafasan dan mekanisme pernafasan yang berbeda dengan hewan vertebrata.
Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas
metabolism khususnya produksi atau perubahan energy kimia yang terikat dalam materi
organic menjadi energy siap pakai (ATP) dalam sel. Secara khusus organ respirasi
merupakan media pertukaran dan dari dalam dan luar tubuh. Udara dari atmosfer masuk
ke dalam tubuh dengan perantara alat pernapasan tertentu. Selanjutnya oksigen yang
diperlukan untuk proses pernapasan masuk ke dalam sel-sel darah kapiler menuju ke sel-
sel jaringan tubuh dengan bantuan sistem transport.
Pernapasan ada dua jenis yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan
dada terjadi karena otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga rusuk terangkat,
akibatnya volume rongga dada membesar. Membesarnya rongga dada membuat tekanan
dalam dada mengecil dan paru-paru mengembang. Padas saat paruparu mengembang,
tekanan udara diluar lebih besar daripada di dalam paru-paru, akibatnya udara masuk.
Sebaliknya, saat otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk turun. Akibatnya,
volume rongga dada mengecil sehingga tekanan di dalamnya pun naik. Pada keadaan ini
paru-paru mengempis sehingga udara kelurar. Pada pernapasan perut terjadi karena
karena gerakan diafragma. Jika otot diafragma berkontraksi, rongga dada membersar dan
paru-paru mengembang. Akibatnya, udara masuk ke dalam paru-paru. Saat otot
diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaaan semula. Saat itu rongga dada
menyempit, mengorong paru-paru sehingga mengempis. Selanjutnya udara dari paru-paru
akan keluar.

21
B. SARAN
Saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Bagi para pembaca dan teman-teman lain nya, jika ingin menambah wawasan dan ingin
mengetahui lebih jauh maka kami mengharapkan dengan rendah hati agar membaca
buku-buku ilmiah

22
DAFTAR PUSTAKA

Syaifudin. (2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :


Penerbit EGC

Uliyah, Musrifatul.(2008).Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk


Kebidanan.Jakarta : Penerbit Salemba Medika

23

Anda mungkin juga menyukai