DI SUSUN OLEH :
Nurul Astri Aripin (202201115)
1C PRODI KEPERAWATAN
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
Penulis.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB 2................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
2.1 Definisi Respirasi....................................................................................................2
2.2 Organ-Organ Dalam Sistem Respirasi.................................................................2
2.3 Fisiologi Pernapasan..............................................................................................8
2.4 Gangguan Pernapasan...................................................................................10
2.5 Cara Kerja Sistem Pernapasan pada Manusia............................................12
BAB 3..............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN
Sisa dari proses metabolisme ini terutama karbon dioksida atau CO2 akan
dibawa oleh darah untuk dibuang kembali ke udara bebas. Pembuangan udara akan
dilakukan melalui paru-paru ketika membuang napas.
Sistem respirasi adalah sistem organ yang memiliki fungsi untuk mengambil
oksigen dari atmosfer ke dalam sel tubuh yang bertujuan untuk mentransfer karbon
dioksida yang dihasilkan oleh sel tubuh kembali ke atmosfer. Selain itu, organ-
organ respiratorik, juga berfungsi untuk produksi bicara serta berperan dalam
keseimbangan asam basa, melawan benda asing, pertahanan tubuh serta pengaturan
hormonal tekanan darah.
sistem respirasi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui serta memahami konsep sistem respirasi.
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem respiraasi.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel-
selnya) untuk mengadakan pembakaran.
2. Mengeluarkan karbondioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,
kemudian dibawa oleh darah ke paru paru untuk dibuang.
3. Menghangatkan dan melembabkan udara.
2. FARING
Pharynx atau Faring merupakan organ berbentuk corong sepanjang 15
cm yang tersusun atas jaringan fibromuscular yang berfungsi sebagai saluran
pencernaan dan juga sebagai saluran pernafasan. Pharynx terletak setinggi
Bassis cranii (bassis occipital dan bassis sphenoid) sampai cartilage cricoid
setinggi Vertebrae Cervical VI. Bagian terlebar dari pharynx terletak setinggi os.
Hyoideum dan bagian tersempitnya terletak pada pharyngoesophageal junction.
Faring merupakan organ tubuh tempat persimpangan antara jalan pernapasan
dan jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga
hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan
organ lain disekitarnya meliputi:
a. Ke atas berhubungan dengan rongga hidung dengan perantaraan lubang
yang disebut koana.
b. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut yang disebut itsmus fausium.
c. Ke bawah terdapat dua lubang : ke arah depan lubang faring dan ke arah
belakang lubang esophagus
3. LARING
Larynx (laring) atau tenggorokan merupakan salah satu saluran
pernafasan (tractus respiratorius). Laring membentang dari laryngoesophageal
junction dan menghubungkan faring (pharynx) dengan trakea. Laring terletak
setinggi Vertebrae Cervical IV VI. Laring juga bertindak sebagai pembentukan
suara Laring atau pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang
tenggorok yang disebut epiglottis yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring. Laring terdiri dari
5 tulang rawan membentuk antara lain:
a. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun, sangat jelas terlihat pada pria.
b. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker.
c. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin.
d. Kartilago epiglotis (1 buah).
Pada laring terdapat pita suara yang berjumlah 2 buah terdiri dari bagian
atas adalah pita suara palsu tidak mengeluarkan suara disebut ventrikularis dan
di bagian bawah adalah pita suara sejati yang membentuk suara yang disebut
vokalis yang terdapat 2 buah otot.
4. TRAKEA
Trakea atau butang tenggorok merupakan lanjutan dari laring yang
dibentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang tulang rawan yang berbentuk
seperti kuku kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang
berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang
trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot
polos.
Trakea bersifat fleksibel, sehingga mampu mengalami kontraksi dan
kembali mengalami relaksasi ke ukuran semula. Kontraksi otot polos trakea akan
mengurangi ukuran diameter rongga trukea, dan pada keadaan ini dibutuhkan
tenaga yang cukup besar untuk mengeluarkan udara dari paru-paru. Tulang rawan
berfungsi mencegah terjadinya penyumbatan dan menjamin keberlangsungan
jalannya udara, walaupun terjadi perubahan tekanan selama pernafasan. Trakea
berfungsi sebagai tempat perlintasan udara setelah melewati saluran pernafasan
bagian atas yang membawa udara bersih, hangat dan lembab. Pada trakea terdapat
sel-sel bersilia yang berguna untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk
bersama-sama dengan udara pernapasan. Yang memisahkan trakea menjadi
bronkus kiri dan kanan disebut karina.
5. BRONKUS DAN BRONKIOLUS
Bronkus atau cabang tenggorok merupakan lanjutan dari trakea, ada dua
buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V mempunyai
struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu
berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tumpuk paru-paru. Bronkus kanan
lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri, terdiri dari 6 8 cincin
mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang
kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.
Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus
(bronkioli). Pada bronkioli tak terdapat cincin lagi dan pada ujung bronkioli
terdapat gelembung paru atau gelembung hawa yang disebut alveolas.
6. PARU-PARU
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel
epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 m²,
Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara. O masuk ke dalam darah dan CO
dikeluarkan dari darah. Paru-paru terletak di dalam rongga dada (mediastinum),
dilindungi oleh struktur tulang selangka. Rongga dada dan perut dibatasi oleh
suatu sekat disebut diafragma. Berat paru-paru kanan sekitar 620 gram, sedangkan
paru-paru kiri sekitar 560 gram. Masing-masing paru paru dipisahkan satu sama
lain oleh jantung dan pembuluh pembuluh besar serta struktur-struktur lain di
dalam rongga dada. Selaput yang membungkus paru-paru disebut pleura. Paru-
paru terbenam bebas dalam rongga pleuranya sendiri. Paru-paru dibungkus oleh
selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua yaitu:
a. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru.
b. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut
kavum pleura, Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga
paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan
(eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari
gesekan antara paru paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.
Paru-paru dibagi dua yaitu paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus (lobus
dekstra superior, lobus media dan lobus inferior). Tiap lobus tersusun atas
lobules. Paru-paru kiri terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus
inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama
segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada
lobus superior dan 5 buah segmen inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10
segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus
media dan 3 buah segmen pada lobus inferior. Tiap tiap segmen ini masih
terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida
yang tidak dibutuhkan tubuh. Selain itu masih banyak lagi fungsi paru-paru
diantaranya sebagai penjaga keseimbangan asam basa tubuh, bila terjadi
acidosis, maka tubuh akan mengkompensasi dengan mengeluarkan banyak
karbondioksida yang bersifat asam ke luar tubuh. Dalam sistem ekskresi,
fungsi paru-paru adalah untuk mengeluarkan karbondioksida dan uap air.
Dalam sistem pernapasan, fungsi paru-paru adalah untuk proses pertukaran
oksigen dan karbondioksida di dalam darah. Dalam sistem peredaran darah,
fungsi paru-paru adalah untuk membuang karbondioksida di dalam darah dan
menggantinya dengan oksigen.
Di dalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan
karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel sel darah merah
menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan
dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan
dikeluarkan dari paru paru melalui hidung.
2.3 Fisiologi Pernapasan
Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Fase inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
b. Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya
karbondioksida keluar.
Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan
aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni
sebagai berikut:
a. Fase inspirasi
Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar,
akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara
luar masuk.
b. Fase ekspirasi
Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke
posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan
menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.
Volume darah di paru-paru kira-kira 450 ml, sekitar 9% dari volume darah
total system sirkulasi (70 ml) berada pada kapiler sedangkan sisanya dibagi sama
rata antara arteri dan vena. Bila seseorang menghembuskan udara dengan sangat
kuat sehingga timbul tekanan tinggi di paru-paru sebanyak 250 ml. darah dapat
dikeluarkan dari system sirkulasi paru ke sirkulasi sistemik. Begitu pula hilangnya
darah dari sirkulasi sistemik karena perdarahan dapat dikompensasi sebagian oleh
pergeseran darah secara otomatis dari paru-paru ke pembuluh sistemik.
3. Bronkitis
Bronkitis adalah penyakit penyebab gangguan pernapasan yang terjadi
akibat infeksi atau peradangan pada bronkus, yaitu saluran pernapasan yang
menyambungkan tenggorokan dan paru-paru. Bronkitis dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan bakteri serta paparan zat iritatif, seperti asap rokok, debu, dan
polusi.
5. Syok anafilaktik
Syok anafilaktik adalah reaksi alergi berat yang muncul ketika penderita
alergi terpapar zat pemicu alergi atau alergen, misalnya makanan atau obat-
obatan tertentu, dan sengatan atau gigitan serangga.
Syok anafilaktik dapat menimbulkan gejala gangguan pernapasan, seperti
batuk dan sesak napas, gatal-gatal, dada berdebar-debar, muntah, penurunan
kesadaran, serta pembengkakan di beberapa bagian tubuh. Meski cukup jarang
terjadi, syok anafilaktik adalah kondisi berbahaya dan perlu segera
mendapatkan penanganan dokter di rumah sakit. Jika tidak, kondisi ini
berpotensi menyebabkan kematian.
Selain beberapa penyakit di atas, gangguan pernapasan juga dapat
disebabkan oleh penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru, tuberkulosis,
emfisema, dan edema paru.
a) Ketika menarik napas atau inhalasi, diafragma dan otot-otot di antara tulang
rusuk akan berkontraksi dan meluaskan rongga dada sehingga paru-paru bisa
mengembang dan terisi udara.
b) Udara masuk lewat hidung dan mulut, kemudian melewati proses
penyaringan partikel kecil oleh rambut hidung, lalu menuju ke trakea atau
batang tenggorokan.
c) Udara dari trakea masuk ke paru-paru melewati saluran pernapasan yang
disebut dengan bronkus dan bronkiolus, kemudian berujung di alveolus.
d) Ketika udara mencapai alveolus, terjadi proses pertukaran antara oksigen dan
karbon dioksida pada pembuluh darah kecil bernama kapiler.
e) Oksigen masuk ke dalam kapiler, kemudian menumpang sel darah merah
menuju ke jantung untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Di saat yang
bersamaan, karbon dioksida masuk dari kapiler ke rongga paru.
f) Setelah pertukaran oksigen dan karbon dioksida selesai, otot diafragma dan
tulang rusuk kembali rileks dan rongga dada kembali seperti semula. Udara
yang mengandung karbon dioksida pun terdorong dari alveolus menuju ke
bronkiolus, bronkus, trakea, hingga ke luar melalui hidung.
Selain berperan dalam pertukaran udara dan gas, sistem pernapasan juga
dapat menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara yang dihirup serta
berperan dalam proses berbicara dan penciuman.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam sistem pernapasan oksigen merupakan hal utama yang dibutuhkan
dan berdasar kepada kebutuhan oksigen. Pernapasan seluler dibagi menjadi
pernapasan aerob dan amacrob. Secara garis besar pernapasan merupakan pemecah
glukosa dengan bantuan-bantuan enzim untuk menghasilkan energi.
Pertukaran/difusi Oy dan CO; pada paru-paru terjadi pada dibagian alveolus.
Pernapasan melibatkan 2 proses yaitu menarik nafas (inspirasi) dan mengeluarkan
nafas (ekspirasi) berdasarkan organ-organ yang terlibat.Pernapasan dibagi menjadi
2 yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Dalam keadaan normal volume udara pernapasan 500-3500 ml, yang terdiri
dari 500 ml volume tidal. 1500 ml komplementer dan 1500 ml udara suplementer.
Kapasitas vital paru-paru ditambah udara residu tersebut kapasitas total. Ada
beberapa gangguan dan kelainan yang menyerang alat pernapasan antara lain:
faringistis, pneumonia, emfisema paru-paru, asma, dipteri, asfiksi, tuberkulosis
(TBC), hipoksia, asidosis, sianosis, bronkitis, tonsilitis, pleuritis, SARS, kanker
paru-paru dan rinitis. Ada beberapa gangguan dan kelainan yang menyerang alat
pernapasan antara lain: faringistis, pneumonia, emfisema paru-paru, asma, dipteri,
asfiksi, tuberkulosis (TBC), hipoksia, asidosis, sianosis, bronkitis, tonsilitis,
pleuritis, SARS, kanker paru-paru dan rinitis.
3.2 Saran
Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa perlu memberikan saran
sebagai berikut:
1. Perlu adanya usaha usaha untuk mencegah sistem respirasi pada manusia yang
rentan terhadap penyakit pernapasan.
2. Menyadari bahwa sistem respirasi berkaitan dengan lingkungan. 3. Penulisan
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini
sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bella, Dr. Airindya. 2022. "Seperti Ini Cara Kerja Sistem Pernapasan Pada
Manusia."
Bella, Dr. Airindya. 2022. "Waspadai 5 Penyakit Penyebab Gangguan Pernapasan
Berikut Ini."
Utama, Saktya Yudha Ardhi. 2018. Buku Ajar Keprawatan Medikal Bedah Sistem
Respirasi. Yogyakarta: Deepublish.