Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI”

Dosen Pengampu : Ns. Wahyu Sulfian, M.Kes

DI SUSUN OLEH :
Nurul Astri Aripin (202201115)
1C PRODI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami

mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi

dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh

lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan

dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 18 Oktober 2022

Penulis.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB 2................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
2.1 Definisi Respirasi....................................................................................................2
2.2 Organ-Organ Dalam Sistem Respirasi.................................................................2
2.3 Fisiologi Pernapasan..............................................................................................8
2.4 Gangguan Pernapasan...................................................................................10
2.5 Cara Kerja Sistem Pernapasan pada Manusia............................................12
BAB 3..............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Respirasi dapat diartikan sebagai proses pengambilan oksigen atau O2 dari
udara bebas ketika seseorang menarik napas. Oksigen yang dihirup kemudian akan
melalui saluran napas atau bronkus hingga ke dinding kantong udara atau alveoli.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), respirasi adalah pengikatan


oksigen oleh butir-butir darah untuk penyediaan bahan bagi seluruh tubuh melalui
permukaan pernapasan (paru-paru, insang) pada binatang sekaligus mengeluarkan
karbon dioksida.

Setelah sampai di alveolus tersebut, oksigen akan dikirim ke pembuluh darah


yang di dalamnya ada aliran sel darah merah untuk dibawa ke sel di organ tubuh
yang lain sebagai energi dan juga sebagai proses metabolisme.

Sisa dari proses metabolisme ini terutama karbon dioksida atau CO2 akan
dibawa oleh darah untuk dibuang kembali ke udara bebas. Pembuangan udara akan
dilakukan melalui paru-paru ketika membuang napas.

Sistem respirasi adalah sistem organ yang memiliki fungsi untuk mengambil
oksigen dari atmosfer ke dalam sel tubuh yang bertujuan untuk mentransfer karbon
dioksida yang dihasilkan oleh sel tubuh kembali ke atmosfer. Selain itu, organ-
organ respiratorik, juga berfungsi untuk produksi bicara serta berperan dalam
keseimbangan asam basa, melawan benda asing, pertahanan tubuh serta pengaturan
hormonal tekanan darah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah konsep sistem respirasi?
2. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

sistem respirasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui serta memahami konsep sistem respirasi.
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem respiraasi.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Respirasi


Respirasi atau yang biasa disebut dengan pernapasan adalah proses
menghirup udara bebas yang mengandung O (oksigen) dan mengeluarkan udara
yang mengandung CO₂ (karbondioksida) sebagai sisa oksidasi keluar dari tubuh.
Proses menghirup oksigen ini disebut inspirasi sedangkan proses mengeluarkan
karbondioksida disebut ekspirasi. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat
kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan
sekitar.

Organ yang berperan penting dalam proses respirasi adalah


paru-paru/pulmo. Sistem respirasi terdiri dari hidung/nasal. faring, laring, trakea,
brokus, bronkiolus dan alveolus. Respirasi adalah pertukaran antara O, dan CO₂
dalam paru-paru, tepatnya dalam alveolus. Pernapasan sangat penting bagi
kelanjutan hidup manusia. Apabila seseorang tidak bernafas dalam beberapa saat,
maka orang tersebut akan kekurangan oksigen (O), hal ini dapat mengkibatkan
orang tersebut kehilangan nyawanya. Adapun fungsi dari pernapasan atau respirasi
antara lain:

1. Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel-
selnya) untuk mengadakan pembakaran.
2. Mengeluarkan karbondioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,
kemudian dibawa oleh darah ke paru paru untuk dibuang.
3. Menghangatkan dan melembabkan udara.

2.2 Organ-Organ Dalam Sistem Respirasi


1. HIDUNG
Hidung atau nasal berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan
dari paru-paru, sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru. Nasal terdiri atas bagian
eksternal dan internal. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh
tulang hidung dan kartilago, dilindungi otot-otot dan kulit, serta dilapisi oleh
membrane mukosa. Lapisan dalam terdiri dari selaput lender yang berlipat-lipat
yang dinamakan karang hidung (konka nasalis) yang berjumlah 3 buah :
a. Konka nasalis inferior (karang hidung bagian bawah)
b. Konka nasalis media (karang hidung bagian tengah)
c. Konka nasalis superior (karang hidung bagian atas)
Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas. ke atas rongga
hidung berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus parunasalis
yang terdiri dari:
a. Sinus maksilaris pada rongga rahang atas
b. Sinus frontalis pada rongga tulang dahi
c. Sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji
d. Sinus etmoidalis pada rongga tulang tapis

Fungsi dari organ hidung antara lain:

a. Bekerja sebagai saluran udara pernapasan


b. Sebagai penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
c. Dapat menghangatkan udara pernapasan oleh makosa
d. Membunuh kuman yang masuk bersama udara pernapasan oleh leukosit
yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.

2. FARING
Pharynx atau Faring merupakan organ berbentuk corong sepanjang 15
cm yang tersusun atas jaringan fibromuscular yang berfungsi sebagai saluran
pencernaan dan juga sebagai saluran pernafasan. Pharynx terletak setinggi
Bassis cranii (bassis occipital dan bassis sphenoid) sampai cartilage cricoid
setinggi Vertebrae Cervical VI. Bagian terlebar dari pharynx terletak setinggi os.
Hyoideum dan bagian tersempitnya terletak pada pharyngoesophageal junction.
Faring merupakan organ tubuh tempat persimpangan antara jalan pernapasan
dan jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga
hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan
organ lain disekitarnya meliputi:
a. Ke atas berhubungan dengan rongga hidung dengan perantaraan lubang
yang disebut koana.
b. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut yang disebut itsmus fausium.
c. Ke bawah terdapat dua lubang : ke arah depan lubang faring dan ke arah
belakang lubang esophagus

Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian antara lain:


a. Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut nasofaring
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut
orofaring.
c. Bagian bawah sekali disebut laringofaring

Pembentuk dinding faring yaitu sebagai berikut:

a. Membrane mukosa yang tersusun atas epitel squamos pseudokompleks


bersilia pada bagian atas dan epitel squamos kompleks di bagian bawah.
b. Submukosa
c. Jaringan fibrosa, membentuk fascia pharyngobasillaris yang melekat pada
bassis cranial.
d. Jaringan muskular yang terdiri atas otot sirkulur dan longitudinal
e. Jaringan ikat longgar yang membentuk fascia buccopharyngeal

3. LARING
Larynx (laring) atau tenggorokan merupakan salah satu saluran
pernafasan (tractus respiratorius). Laring membentang dari laryngoesophageal
junction dan menghubungkan faring (pharynx) dengan trakea. Laring terletak
setinggi Vertebrae Cervical IV VI. Laring juga bertindak sebagai pembentukan
suara Laring atau pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang
tenggorok yang disebut epiglottis yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring. Laring terdiri dari
5 tulang rawan membentuk antara lain:
a. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun, sangat jelas terlihat pada pria.
b. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker.
c. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin.
d. Kartilago epiglotis (1 buah).

Pada laring terdapat pita suara yang berjumlah 2 buah terdiri dari bagian
atas adalah pita suara palsu tidak mengeluarkan suara disebut ventrikularis dan
di bagian bawah adalah pita suara sejati yang membentuk suara yang disebut
vokalis yang terdapat 2 buah otot.

Terbentuknya suara merupakan hasil kerja sama antara rongga mulut,


rongga hidung, laring. lidah dan bibir. Pada pita suara palsu tidak terdapat otot
oleh karena itu pita suara ini tidak dapat bergetar, hanya antara kedua pita suara
tadi dimasuki oleh aliran udara maka tulang rawan gondok dan tulang rawan
bentuk beker tadi diputar. Akibatnya pita suara dapat mengencang dan
mengendor dengan demikian sela udara menjadi sempit atau luus. Perbedaan
suara seseorang bergantung pada tebal dan panjangnya pita suara.

4. TRAKEA
Trakea atau butang tenggorok merupakan lanjutan dari laring yang
dibentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang tulang rawan yang berbentuk
seperti kuku kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang
berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang
trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot
polos.
Trakea bersifat fleksibel, sehingga mampu mengalami kontraksi dan
kembali mengalami relaksasi ke ukuran semula. Kontraksi otot polos trakea akan
mengurangi ukuran diameter rongga trukea, dan pada keadaan ini dibutuhkan
tenaga yang cukup besar untuk mengeluarkan udara dari paru-paru. Tulang rawan
berfungsi mencegah terjadinya penyumbatan dan menjamin keberlangsungan
jalannya udara, walaupun terjadi perubahan tekanan selama pernafasan. Trakea
berfungsi sebagai tempat perlintasan udara setelah melewati saluran pernafasan
bagian atas yang membawa udara bersih, hangat dan lembab. Pada trakea terdapat
sel-sel bersilia yang berguna untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk
bersama-sama dengan udara pernapasan. Yang memisahkan trakea menjadi
bronkus kiri dan kanan disebut karina.
5. BRONKUS DAN BRONKIOLUS
Bronkus atau cabang tenggorok merupakan lanjutan dari trakea, ada dua
buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V mempunyai
struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu
berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tumpuk paru-paru. Bronkus kanan
lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri, terdiri dari 6 8 cincin
mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang
kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.
Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus
(bronkioli). Pada bronkioli tak terdapat cincin lagi dan pada ujung bronkioli
terdapat gelembung paru atau gelembung hawa yang disebut alveolas.

6. PARU-PARU
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel
epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 m²,
Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara. O masuk ke dalam darah dan CO
dikeluarkan dari darah. Paru-paru terletak di dalam rongga dada (mediastinum),
dilindungi oleh struktur tulang selangka. Rongga dada dan perut dibatasi oleh
suatu sekat disebut diafragma. Berat paru-paru kanan sekitar 620 gram, sedangkan
paru-paru kiri sekitar 560 gram. Masing-masing paru paru dipisahkan satu sama
lain oleh jantung dan pembuluh pembuluh besar serta struktur-struktur lain di
dalam rongga dada. Selaput yang membungkus paru-paru disebut pleura. Paru-
paru terbenam bebas dalam rongga pleuranya sendiri. Paru-paru dibungkus oleh
selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua yaitu:
a. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru.
b. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut
kavum pleura, Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga
paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan
(eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari
gesekan antara paru paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.
Paru-paru dibagi dua yaitu paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus (lobus
dekstra superior, lobus media dan lobus inferior). Tiap lobus tersusun atas
lobules. Paru-paru kiri terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus
inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama
segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada
lobus superior dan 5 buah segmen inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10
segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus
media dan 3 buah segmen pada lobus inferior. Tiap tiap segmen ini masih
terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida
yang tidak dibutuhkan tubuh. Selain itu masih banyak lagi fungsi paru-paru
diantaranya sebagai penjaga keseimbangan asam basa tubuh, bila terjadi
acidosis, maka tubuh akan mengkompensasi dengan mengeluarkan banyak
karbondioksida yang bersifat asam ke luar tubuh. Dalam sistem ekskresi,
fungsi paru-paru adalah untuk mengeluarkan karbondioksida dan uap air.
Dalam sistem pernapasan, fungsi paru-paru adalah untuk proses pertukaran
oksigen dan karbondioksida di dalam darah. Dalam sistem peredaran darah,
fungsi paru-paru adalah untuk membuang karbondioksida di dalam darah dan
menggantinya dengan oksigen.
Di dalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan
karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel sel darah merah
menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan
dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan
dikeluarkan dari paru paru melalui hidung.
2.3 Fisiologi Pernapasan

Manusia sangat membutuhkan oksigen dalam hidupnya, bila tidak


mendapatkan oksigen selama 4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak
yang tak dapat diperbaiki dan bisa menimbulkan kematian. Bila oksigen tidak
mencukupi kebutuhan tubuh maka akan terjadi sianosis yaitu adanya warna
kebiruan pada bibir, telinga, lengan dan kaki.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat
dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan
luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah
dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara
darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan
udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan
masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara
akan keluar. Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara
(inspirasi dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan
dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan

Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Fase inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
b. Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya
karbondioksida keluar.
Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan
aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni
sebagai berikut:
a. Fase inspirasi
Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar,
akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara
luar masuk.
b. Fase ekspirasi
Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke
posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan
menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

Volume darah di paru-paru kira-kira 450 ml, sekitar 9% dari volume darah
total system sirkulasi (70 ml) berada pada kapiler sedangkan sisanya dibagi sama
rata antara arteri dan vena. Bila seseorang menghembuskan udara dengan sangat
kuat sehingga timbul tekanan tinggi di paru-paru sebanyak 250 ml. darah dapat
dikeluarkan dari system sirkulasi paru ke sirkulasi sistemik. Begitu pula hilangnya
darah dari sirkulasi sistemik karena perdarahan dapat dikompensasi sebagian oleh
pergeseran darah secara otomatis dari paru-paru ke pembuluh sistemik.

Frekuensi pernapasan merupakan intensitas memasukkan. atau


mengeluarkan udara per menit. Pada umumnya frekuensi pernapasan pada manusia
berkisar antara 16-18 kali per menit.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan antara lain:
a. Usia. Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula.
Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun.
b. Jenis kelamin. Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat
dibandingkan perempuan.
c. Suhu tubuh. Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan
akan semakin cepat.
d. Posisi tubuh. Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari
dibandingkan posisi diam. frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat
dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentar lebih
cepat dibandingkan posisi tengkurap
e. Aktivitas. Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin
cepat.

2.4 Gangguan Pernapasan


1. Asma
Gangguan pernapasan akibat asma terjadi ketika saluran pernapasan
membengkak dan menyempit akibat peradangan. Terjadinya penyakit asma
diduga disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan dan kelainan sistem
kekebalan tubuh.faktor pemicu asma, misalnya debu, bulu binatang, serbuk
sari, asap rokok, dan udara dingin. Selain itu, gejala asma juga bisa muncul
akibat stres atau kelelahan. Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh asma
hingga saat ini belum dapat disembuhkan. Namun, kambuhnya gejala asma
bisa dicegah dengan cara menghindari faktor pemicu asma dan menggunakan
obat hirup atau inhaler untuk mengendalikan gejala asma.
Sebagian penderita asma bisa mengalami kondisi berbahaya yang disebut
status asthmaticus, yaitu kondisi ketika sesak napas atau serangan asma berat
tidak mereda setelah pemberian obat-obatan asma. Kondisi ini tergolong
kedaruratan medis dan perlu segera ditangani oleh dokter. Jika tidak,
penderitanya berpotensi mengalami gagal napas yang dapat mengancam
nyawa.

2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)


PPOK merupakan penyakit peradangan pada paru-paru yang terjadi
secara bertahap dan dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Ketika sudah
parah, PPOK dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen Penyakit
penyebab gangguan pernapasan ini sering kali disebabkan oleh kebiasaan
merokok atau menghirup asap rokok. Tetapi bisa juga disebabkan oleh faktor
lain, seperti paparan polusi udara, asap atau gas kimia, dan debu.
Untuk menangani PPOK, dokter dapat memberikan beberapa
pengobatan, seperti bronkodilator dan kortikosteroid, fisioterapi paru, serta
terapi oksigen. Penderita PPOK juga disarankan untuk tidak merokok dan
menghindari paparan zat kimia yang dapat merusak paru-paru.

3. Bronkitis
Bronkitis adalah penyakit penyebab gangguan pernapasan yang terjadi
akibat infeksi atau peradangan pada bronkus, yaitu saluran pernapasan yang
menyambungkan tenggorokan dan paru-paru. Bronkitis dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan bakteri serta paparan zat iritatif, seperti asap rokok, debu, dan
polusi.

Penyakit ini dapat menimbulkan gejala batuk berdahak, demam, nyeri


dada, sesak napas, dan lemas. Bronkitis akibat infeksi virus atau iritasi
biasanya menimbulkan batuk berdahak yang berwarna jernih atau keputihan,
sedangkan bronkitis akibat infeksi bakteri dapat menghasilkan dahak berwarna
kekuningan atau kehijauan.
Pengobatan penyakit ini perlu disesuaikan dengan faktor penyebabnya.
Jika bronkitis disebabkan oleh infeksi virus, gangguan pernapasan yang
muncul biasanya dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Untuk mengatasi bronkitis akibat infeksi bakteri, diperlukan obat antibiotik
sesuai resep dokter.

4. ARDS (acute respiratory distress syndrome)


ARDS merupakan penyakit penyebab gangguan pernapasan yang
berbahaya. Penyakit ini biasanya muncul secara mendadak dan ditandai dengan
gangguan pada paru-paru yang menyebabkan sesak napas dan kekurangan
oksigen.
Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang lebih
berisiko mengalami ARDS, di antaranya:
a. Lansia
b. Bayi baru lahir
c. Riwayat merokok berat atau menghirup gas beracun.
d. Infeksi, seperti sepsis dan pneumonia.
e. Cedera atau luka berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat.
f. Overdosis obat-obatan.
g. COVID-19
h. Penyumbatan pada saluran pernapasan, misalnya akibat asfiksia dan
emboli paru.

Penderita ARDS perlu segera mendapatkan pertolongan medis di rumah


sakit. Dokter biasanya akan merawat pasien yang mengalami ARDS di ICU
guna mendapatkan bantuan pernapasan, termasuk pemasangan ventilator,
pemberian obat, dan pemantauan ketat hingga kondisinya membaik.

5. Syok anafilaktik
Syok anafilaktik adalah reaksi alergi berat yang muncul ketika penderita
alergi terpapar zat pemicu alergi atau alergen, misalnya makanan atau obat-
obatan tertentu, dan sengatan atau gigitan serangga.
Syok anafilaktik dapat menimbulkan gejala gangguan pernapasan, seperti
batuk dan sesak napas, gatal-gatal, dada berdebar-debar, muntah, penurunan
kesadaran, serta pembengkakan di beberapa bagian tubuh. Meski cukup jarang
terjadi, syok anafilaktik adalah kondisi berbahaya dan perlu segera
mendapatkan penanganan dokter di rumah sakit. Jika tidak, kondisi ini
berpotensi menyebabkan kematian.
Selain beberapa penyakit di atas, gangguan pernapasan juga dapat
disebabkan oleh penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru, tuberkulosis,
emfisema, dan edema paru.

2.5 Cara Kerja Sistem Pernapasan pada Manusia

Kerja sistem pernapasan pada manusia melibatkan semua organ pernapasan.


Organ-organ ini bekerja sama untuk membantu tubuh dalam pertukaran gas antara
paru-paru dan pembuluh darah, yang kemudian akan disalurkan ke seluruh bagian
tubuh atau diembuskan ke udara. Berikut ini adalah cara kerja sistem pernapasan
pada manusia:

a) Ketika menarik napas atau inhalasi, diafragma dan otot-otot di antara tulang
rusuk akan berkontraksi dan meluaskan rongga dada sehingga paru-paru bisa
mengembang dan terisi udara.
b) Udara masuk lewat hidung dan mulut, kemudian melewati proses
penyaringan partikel kecil oleh rambut hidung, lalu menuju ke trakea atau
batang tenggorokan.
c) Udara dari trakea masuk ke paru-paru melewati saluran pernapasan yang
disebut dengan bronkus dan bronkiolus, kemudian berujung di alveolus.
d) Ketika udara mencapai alveolus, terjadi proses pertukaran antara oksigen dan
karbon dioksida pada pembuluh darah kecil bernama kapiler.
e) Oksigen masuk ke dalam kapiler, kemudian menumpang sel darah merah
menuju ke jantung untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Di saat yang
bersamaan, karbon dioksida masuk dari kapiler ke rongga paru.
f) Setelah pertukaran oksigen dan karbon dioksida selesai, otot diafragma dan
tulang rusuk kembali rileks dan rongga dada kembali seperti semula. Udara
yang mengandung karbon dioksida pun terdorong dari alveolus menuju ke
bronkiolus, bronkus, trakea, hingga ke luar melalui hidung.

Selain berperan dalam pertukaran udara dan gas, sistem pernapasan juga
dapat menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara yang dihirup serta
berperan dalam proses berbicara dan penciuman.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam sistem pernapasan oksigen merupakan hal utama yang dibutuhkan
dan berdasar kepada kebutuhan oksigen. Pernapasan seluler dibagi menjadi
pernapasan aerob dan amacrob. Secara garis besar pernapasan merupakan pemecah
glukosa dengan bantuan-bantuan enzim untuk menghasilkan energi.
Pertukaran/difusi Oy dan CO; pada paru-paru terjadi pada dibagian alveolus.
Pernapasan melibatkan 2 proses yaitu menarik nafas (inspirasi) dan mengeluarkan
nafas (ekspirasi) berdasarkan organ-organ yang terlibat.Pernapasan dibagi menjadi
2 yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Dalam keadaan normal volume udara pernapasan 500-3500 ml, yang terdiri
dari 500 ml volume tidal. 1500 ml komplementer dan 1500 ml udara suplementer.
Kapasitas vital paru-paru ditambah udara residu tersebut kapasitas total. Ada
beberapa gangguan dan kelainan yang menyerang alat pernapasan antara lain:
faringistis, pneumonia, emfisema paru-paru, asma, dipteri, asfiksi, tuberkulosis
(TBC), hipoksia, asidosis, sianosis, bronkitis, tonsilitis, pleuritis, SARS, kanker
paru-paru dan rinitis. Ada beberapa gangguan dan kelainan yang menyerang alat
pernapasan antara lain: faringistis, pneumonia, emfisema paru-paru, asma, dipteri,
asfiksi, tuberkulosis (TBC), hipoksia, asidosis, sianosis, bronkitis, tonsilitis,
pleuritis, SARS, kanker paru-paru dan rinitis.

3.2 Saran
Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa perlu memberikan saran
sebagai berikut:
1. Perlu adanya usaha usaha untuk mencegah sistem respirasi pada manusia yang
rentan terhadap penyakit pernapasan.
2. Menyadari bahwa sistem respirasi berkaitan dengan lingkungan. 3. Penulisan
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini
sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Bella, Dr. Airindya. 2022. "Seperti Ini Cara Kerja Sistem Pernapasan Pada
Manusia."
Bella, Dr. Airindya. 2022. "Waspadai 5 Penyakit Penyebab Gangguan Pernapasan
Berikut Ini."
Utama, Saktya Yudha Ardhi. 2018. Buku Ajar Keprawatan Medikal Bedah Sistem
Respirasi. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai