Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM PERNAFASAN

Di susun olen kelompok : 1

YUNI MAHARANI NIM : 135.21.001


AJENG ALISAPUTRI NIM : 135.21.002
DILA ROHILIA NIM : 135.21.003
LITRI RASMA NIM : 135.21.004
RIZKA WASILA BAROKAH NIM : 135.21.005

PRODI DII KEBIDANAN


STIKES PONDOK PESANTREN ASSANADIYAH
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021 - 2022
KATA PENGANTAN

Assalamualaikumwarohmatuallahiwabarokatuh

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena


dengan kudrah dan iradah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"ANATOMI SISTEM PERNAPASAN".
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, karena
dengan diutusnya beliau ke permukaan bumi ini telah membawa rahmat bagi
sekalian alam. Dalam kesempatan ini kami sebagai penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak
terdapat kejanggalan dan kekurangan, maka dengan penuh harapan kami semua
pihak penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 24 Desember 2021

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR…………………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………...


1. LATAR BELAKANG …………………………………………………
2. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………
3. TUJUAN ……………………………………………………………….

BAB 11 PEMBAHASAN ……………………………………………………...


1. PEGERTIAN PERNAFASAN ……………………………………….
2. ANATOMI SISTEM PERNAFASAN ……………………………….
3. MEKANISAME PERNAFASAN …………………………………….
4. KELAUNAN PROSES PERNAFASAN PADA MASA HAMIL ….

BAB 111 PENUTUP


1. KESIMPULAN …………………………………………………………
2. SARAN …………………………………………………………………..

DAFTAR PERPUSTAKAAN ………………………………………………….


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fungsi sistem pernafasan adalah mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke
dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida(CO2) yang
dihasilkan oleh sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik
berfungsi dalam Produksi bicara, membantu proses alam berbicara.
Keseimbangan asam basa dalam darah dan jaringan tubuh manusia. Pertahanan
tubuh melawan benda asing, organisme asing yang masuk melalui proses
pernapasan dalam tubuh. Mengatur hormonal tekanan darah dan keseimbangan
hormon dalam darah. Respirasi melibatkan proses-proses berikut ini.
1. Ventilasi pulmonar (pernafasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dari
saluran pernafasan dan paru-paru.
2. Respirasi eksternal adalah difusi oksigen dan karbon dioksida antara udara
dalam paru-paru dan kapiler pulmonal
3. Respirasi internal adalah difusi oksigen dan karbon dioksida antara sel darah
dan sel-sel jaringan Respirasi seluler adalah penggunaan oksigen oleh sel-sel
tubuh untuk produksi energi dan pelepasan produk oksidasi CO2 dan air oleh
sel-sel tubuh.

B. Masalah
1. Apakah pengertian dari pernafasan (respirasi)?
2. Bagaimana anatomi sistem pernafasan pada ibu hamil?
3. Bagaimanakah mekanisme atau proses pernafasan pada ibu hamil?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang pernafasan
2. Mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan anatomi sistem pernafasan
BAB I1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pernafasan
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.
Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara dan oksigen ditarik dari
udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmose.
Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui tractus respiratorius (jalan pernafasan)
dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian
masuk ke serambi kiri jantung (atrium sinistra) kemudian ke aorta ke seluruh
tubuh di sini terjadi oksidasi sebagai ampas dari pembakaran adalah CO 2 dan zat
ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung, ke bilik kanan,
dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan-jaringan paru-paru,
akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran
CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme sedangkan sisa dari metabolisme
lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit.

B. Anatomi Sistem Pernafasan


Sistem pernafasan pada dasarnya di bentuk oleh jalan atau saluran nafas
dan paru- paru beserta pembungkusnya ( pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya.
Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.
1. Hidung
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang
(septum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Di dalam terdapat
bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran
yang masuk ke dalam lubang hidung.
a. Bagian luar dinding terdiri dari kulit
b. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
c. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang
dinamakan karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah :
1) konka nasalis inferior ( karang hidup bagian bawah)
2) konka nasalis media(karang hidung bagian tengah)
3) konka nasalis superior(karang hidung bagian atas).

Di antara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus


superior (lekukan bagian atas), meatus medialis (lekukan bagian tengah dan
meatus inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-meatus inilah yang dilewati
oleh udara pernafasan, sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan
dengan tekak, lubang ini disebut koana. Dasar dari rongga hidung dibentuk
oleh tulang rahang atas, ke atas rongga hidung berhubungan dengan beberapa
rongga yang disebut sinus paranasalis, yaitu sinus maksilaris pada rongga
rahang atas, sinus frontalis pada rongga tulang dahi, sinus sfenoidalis pada
rongga tulang baji dan sinus etmodialis pada rongga tulang tapis. Pada sinus
etmodialis, keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke konka
nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel tersebut terutama
terdapat bagian batas. Pada hidung di bagian mukosa terdapat serabut-serabut
syaraf atau respektor dari saraf penciuman disebut nervus olfaktorius.
Di sebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari
langit-langit terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga
tekak dengan rongga pendengaran tengah, saluran ini disebut tuba auditiva
eustaki, yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring.
Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut tubalak minaris.
Fungsi hidung, terdiri dari :
a. bekerja sebagai saluran udara pernafasan
b. sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu
hidung
c. dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa

d. membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan


oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.
2. Tekak=Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan
makanan. Terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan
mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain
ke atas berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang
bernama koana. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan
ini bernama istmus fausium. Ke bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang
laring, ke belakang lubang esofagus.
Di bawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga di beberapa tempat
terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini dinamakan
adenoid. Di sebelahnya terdapat 2 buah tonsil kiri dan kanan dari tekak. Di
sebelah belakang terdapat epiglotis (empang tenggorok)

yang berfungsi menutup kring pada waktu menelan makanan. Rongga tekak
dibagi dalam 3 bagian:
a. bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut
nasofaring.
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut
orofaring
c. Bagian bawah sekali dinamakan laringgofaring.
3. Pangkal Tenggorokan (laring)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara
terletak di depan badan faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk ke dalam trakea di bawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup
oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri dari
tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan
menutupi laring.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
a. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.

b. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker


c. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin
d. Kartilago epiglotis (1 buah)
Laring dilapisi oleh Selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian
epiglotis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis. Proses pembentukan suara
merupakan hasil kerja sama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah
dan bibir. Perbedaan suara seseorang tergantung pada tebal dan panjangnya
pita suara. Pita suara pria jauh lebih tebal daripada pita suara wanita.
4. Batang Tenggorokan (Trakea)
Merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah
dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia,
hanya bergerak ke arah luar.
Panjang trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang
dilapisi oleh otot polos. Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda-
benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan. Yang
memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.
5. Cabang Tenggorokan (Bronkus)
Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris kanan
(3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus). Bronkus lobaris kanan terbagi
menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9
bronkus segmental. Bronkus segmentalis ini kemudian
terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat
yang memiliki: arteri, limfatik dan saraf.
a. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus
mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi lagian dalam jalan
nafas.
b. Bronkiolus terminalis

Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang


mempunyai kelenjar lendir dan silia)
c. Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respirstori,
Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara lain
jalan nafas konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
d. Duktus alveolar dan sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan
sakus alveolar. Dan kemudian menjadi alvioli.
6. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat
sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m 2.
Terdiri atas 3 tipe:
a. Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding alveoli.
b. Sel-sel alveolar tipe II : sel yang aktif secara metabolik dan
mensekresikan surfaktan (suatu fosfolifid yang melapisi permukaan
dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps) tahanan.
c. Sel-sel alveolar tipe III : makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan
bekerja sebagai mekanisme pertahanan.
7. Paru – paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut, Terletak dalam
rongga dada atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral
yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap para
mempunyai apeks dan basis, paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3

lobus dan fisura interlobaris. Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus.
Lobus-lobus tersebut terbagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen
bronkusnya.
8. Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis.
Terbagi menjadi 2:

a. Pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada.


b. Pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru
Di antara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura
yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama
pernafasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru.
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfer, hal ini
untuk mencegah kelap paru-paru.

C. Mekanisme Pernafasan
Pemapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan
saraf otonom
1. Respirasi
a. Respirasi luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler dan merupakan pertukaran O 2 dan
CO2 antara darah dan udara.
b. Respirasi dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam
kapiler dengan sel-sel tubuh dan merupakan pertukaran O 2 dan CO2 dari
aliran darah ke seluruh tubuh.
2. Jenis Respirasi
a. Pernapasan Dada
Merupakan adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang
rasuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar
yang kaya oksigen masuk.
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antara tulang rusuk ke posisi semula yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam
rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam
rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b. Pernapasan
Merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktivitas otot-
otot diafragma y mg membatasi rongga perut dan rongga dada.
Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga
diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan
menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot
diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga
dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar
dari paru-paru.
3. Volume Udara Pernafasan
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai
4590 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia.
Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan
bernapas, serta kondisi kesehatan.
4. Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam Pernafasan
Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada
kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran
tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan. Dalam
keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam)
atau sekitar 0,5 cc tiap menit.
Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi
dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen
udara berkurang. Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam
kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya

sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah
(hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.
5. Proses Kimiawi Respirasi Pada Manusia
a. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 H2+CO3 – H2 + CO2
b. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin: Hb + O2 Hb O2
c. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel: Hb O2 Hb O2
d. Pengangkutan karbohidrat di dalam tubuh: CO2 + H2O H2 + CO2

D. Kelaunan Proses Pernapasan


Alat- alat pernapasan merupakan organ- organ tabuh yang sangat penting.
Jika alat-alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses
pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut akan
diuraikan beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada saluran
pemapasan.
1. Influenza (Flu)
Penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan
antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin- bersin, dan tenggorokan terasa
gatal.
2. Asma (Sesak napas)
Merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan
alergi terhadap rambut bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat
menurun.
3. Tuberkulosis (TBC)
Penyakit paru- paru yang diakibatkan serangan bakteri Mycobaeterium
Tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil- bintil atau
peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru- paro yang diserang
meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita
terengah-engah.
4. Macam- macam peradangan pada sistem pernapasan manusia :
a. Rinitis
Radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh Virus, misalnya virus
influenza. Rimtis juga dapat terjadi karena reaksi terhadap perubahan
cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir (ingus) meningkat
b. Faringingitis
Radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus.
Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya
istirahat dan diberi antibiotik.
c. Laringitis
Radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya
antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, atau
banyak bicara.
d. Bronkitis
Radang pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Penderita
mengalami demam, menghasilkan banyak lendir yang menyumbat batang
tenggorokan sehingga penderita sesak napas,
e. Sinusitis
Radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi di kiri dan kanan batang
hidung, biasanya di dalam anus terkumpul nanah yang harus dibuang
melalui operasi.
5. Asfiksi
Gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan oksigen yang disebabkan
oleh tenggelam (akibatnya terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi
lendir dan cairan limfa), keracunan CO atau HCH, atau gangguan
sit0krom(enzim pemapasan).
6. Asidosis
Kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga
pernapasan terganggu.
7. Difteri
Penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang dihasilkan
oleh kuman difteri.
8. Emfisema
Penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan
udara.
9. Pneumonia
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang
menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
10. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh)
Disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan
kelenjar limfa atau polip, pembengkakan di tekak atau amandel.
11. Kanker paru-paru
Mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar
ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan kebiasaan
merokok (75% penderita adalah perokok). Perokok pasif juga dapat terkena
kanker paru-paru. Penyebab lain adalah penderita menghirup debu asbes
kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.

E. Sistem Pernapasan Pada Masa Kehamilan


Usaha pemapasan ibu harus meningkat pada kehamilan antuk memenuhi
peningkatan kebutuhan metabolik jaringan ibu dan janin. Pada akhir kehamilan
konsumsi oksigen meningkat sebesar 16-20%. Sistem pernapasan juga di
pengaruhi oleh volume uterus yang membesar. Dalam hal cadangan fisiologi,
stres yang ditimbulkan oleh kehamilan pada sistem pemapasan lebih kedi
dibandingkan dengan peningkatan yang dapat diukur saat olahraga. Hal ini
berbeda dengan proporsi cadangan fisiologis kardiovaskuler yang dibutuhkan
selama kehamilan yang jauh lebih besar. Dampak klinis dan perbedaan mi adalah
bahwa pasien dengan penyakit pemapasan lebih kecil kemungkinannya
mengalami dibandingkan dengan perburukan mereka yang mengidap penyakit
jantung.
Pada awal kehamilan dan dengan demikian bukan disebabkan oleh
uterus,diafragma terdorong ke atas sebanyak 4 cm. Gerakan respirasi diafragma
meningkat dan terjadi peningkatan iga bagian bawah stemal dari 68° pada awal
kehamilan menjadi 103° pada akhir kehamilan. Peningkatan kompensatorik garis
tengah toraks sebesar 1 cm ini berarti volume rongga toraks hampir sama dengan
keadaan sebelum hamil. Diafragma melakukan sebagian besar kerja respirasi,
bernafas lebih bersifat torakalis daripada

abdominaiis. Pengaruh hormon menyebabkan otot dan talang rawan di. regio
toraks melemas sehingga toraks melebar. Penurunan compliance dinding toraks
menyebabkan dinding toraks dapat bergerak semakin ke dalam sehingga udara
yang terperangkap lebih sedikit dan volume residual menurun.
Progesteron memiliki efek lokal pada tonus otot polos jalan napas dan
pembuluh darah paru. Kapasitas difusi adalah tingkat kemudahan gas menembus
membran paru. Pada awal kehamilan, kapasitas difusi menurun mungkin karena
efek estrogen pada komposisi mukopolisakarida dinding kapiler, yang
meningkatkan jarak tempuh difusi (de swiet, 1998b). Efek ini mungkin
berlangsung selama beberapa bulan setelah persalinan. Peningkatan retensi air di
jaringan paru juga mengakibatkan penurunan kapasitas difusi. Terjadi
peningkatan closing volume yang mengisyaratkan diameter saluran napas kecil
berkurang; hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan cairan para. Penurunan
efisiensi pemindahan gas di paru dikompensasi secara parsial oleh relaksasi otot
polos bronkiolus yang dipicu oleh progesteron, yang menurunkan resistensi
saluran napas. Penurunan resistensi saluran napas berarti udara meningkat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pernafasan (respirasi) merupakan suatu proses yang terjadi secara otomatis
walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi
oleh susunan saraf autonom. Adapun anatomi dari sistem pernapasan itu meliputi
hidung(nasal), faring(tekak), laring(pangkal tenggorokan), trakea (batang
tenggorokan), bronkus (cabang tenggorokan), alveoli, paru-paru dan pleura.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu pernapasan dalam dan pernapasan luar.
Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler
dengan sel-sel tubuh, sedangkan pernapasan luar adalah pertukaran udara yang
terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler. Sehubungan
dengan organ yang terlibat dalam inspirasi dan ekspirasi maka mekanisme
pernapasan terbagi menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot tulang rusuk,
sedangkan pernapasan perut adalah pernapasan yang mekanismenya melibatkan
aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Alat- alat pernapasan merupakan organ- organ tubuh yang sangat penting.
Jika alat- alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses
pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan Kematian. Kelainan -
kelainan itu di antaranya influenza (flu), asma (sesak napas), tuberkulosis(TBC),
asfiksi, asidosis, difteri, emfisema, pnemonia, wajah adenoid( kesan wajah
bodoh, kanker paru-paru dan juga peradangan yang meliputi rinitis, faringitis,
larmgitis, bronkitis dan sinusitis.
B.Saran
Respirasi atau pernapasan merupakan proses yang penting bagi tubuh kita,
apabila salah satu organ mengalami kerusakan maka akan mengganggu proses
pemapasan. Salah satu penyebab gangguan yang paling vital adalah rokok,
karena di dalam rokok banyak terkandung zat yang berbahaya seperti nikotin,dan
lain sebagainya. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi
saluran pernapasan dan jaringan paru- paru. Misalnya, sel mukosa membesar
(disebut hipetrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (disebut hiperplasia).
Akibat perubahan anatomi saluran pemapasan akan timbul perubahan
fungsi para- paru. Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit
obstruksi paru menahun (POPM ), termasuk emfisema (pembengkakan paru-paru
bronkitiskronis. dan asma. Dan tokok lebih berbahaya bagi perokok pasif
daripada perokok aktif, karena asap yang dihirup oleh perokok pasif lebih banyak
mengandung zat-zat yang berbahaya.
Oleh karena itu, marilah mulai sekarang kita jaga kesehatan organ
pernapasan paru-paru dan sistem pernapasan dengan makan-makanan yang sehat
perbanyak minum air putih, berolahraga yang cukup dan jangan merokok, dan
makan teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gitamedia Press-Surabaya.


http://anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan.fraxawants.html
http://Jenis-Pernafasan-dan-Mekanisme-Pertukaran-Gas.GuruNgeBlog.html
http://kelainan-dan-penvakit-pada-sistem.html
http://kelainan-gangguan-penyakit-sistem-pernapasan-respirasi-manusia-kesehatan-
pada-masvarakat-html
http://Macam-Macam-Gangguan-pada-Sistem-Pernapasan-Manusia.SmartClick.html.

Anda mungkin juga menyukai