Anda di halaman 1dari 12

BAB 19

SISTEM RESPIRASI

Fungsi sistem pernafasan(respirasi) adalah mengambil oksigen (O2) dari


atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida(CO 2)
yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ
respiratorik berfungsi dalam Produksi bicara, membantu proses alam
berbicara. Keseimbangan asam basa dalam darah dan jaringan tubuh manusia.
Pertahanan tubuh melawan benda asing, organisme asing yang masuk melalui
proses pernapasan dalam tubuh. Mengatur hormonal tekanan darah dan
keseimbangan hormon dalam darah. Respirasi melibatkan proses-proses
berikut ini.
1. Ventilasi pulmonar (pernafasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dari
saluran pernafasan dan paru-paru.
2. Respirasi eksternal adalah difusi oksigen dan karbon dioksida antara udara
dalam paru-paru dan kapiler pulmonal
3. Respirasi internal adalah difusi oksigen dan karbon dioksida antara sel
darah dan sel-sel jaringan Respirasi seluler adalah penggunaan oksigen
oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan pelepasan produk oksidasi
CO2 dan air oleh sel-sel tubuh.

A. Pengertian Pernafasan
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang
banyak mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar
dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan
disebut ekspirasi.
Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara dan oksigen ditarik
dari udara masuk ke dalam darah dan CO 2 akan dikeluarkan dari darah secara
osmose. Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui tractus respiratorius (jalan
pernafasan) dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena
pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung (atrium sinistra)
kemudian ke aorta ke seluruh tubuh di sini terjadi oksidasi sebagai ampas dari
pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena
masuk ke jantung, ke bilik kanan, dan dari sini keluar melalui arteri
pulmonalis ke jaringan-jaringan paru-paru, akhirnya dikeluarkan menembus
lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO 2 ini adalah sebagian dari
sisa metabolisme sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan
melalui traktus urogenitalis dan kulit.

B. Anatomi Sistem Pernafasan


Sistem pernafasan pada dasarnya di bentuk oleh jalan atau saluran nafas
dan paru- paru beserta pembungkusnya ( pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya.
Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.
1. Hidung
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang (septum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Di
dalam terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan
kotoran-kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.
a. Bagian luar dinding terdiri dari kulit
b. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
c. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang
dinamakan karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah :
1) konka nasalis inferior ( karang hidup bagian bawah)
2) konka nasalis media(karang hidung bagian tengah)
3) konka nasalis superior(karang hidung bagian atas).
Di antara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu
meatus superior (lekukan bagian atas), meatus medialis (lekukan bagian
tengah dan meatus inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-meatus inilah
yang dilewati oleh udara pernafasan, sebelah dalam terdapat lubang yang
berhubungan dengan tekak, lubang ini disebut koana. Dasar dari rongga
hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, ke atas rongga hidung
berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis, yaitu
sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis pada rongga
tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan sinus etmodialis
pada rongga tulang tapis. Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung saraf
penciuman yang menuju ke konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-
sel penciuman, sel tersebut terutama terdapat bagian batas. Pada hidung di
bagian mukosa terdapat serabut-serabut syaraf atau respektor dari saraf
penciuman disebut nervus olfaktorius.
Di sebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari
langit-langit terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga
tekak dengan rongga pendengaran tengah, saluran ini disebut tuba auditiva
eustaki, yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring.
Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut tubalak minaris.
Fungsi hidung, terdiri dari :
a. bekerja sebagai saluran udara pernafasan
b. sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu
hidung
c. dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
d. membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara
pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa)
atau hidung.
2. Tekak=Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan
makanan. Terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung
dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan
organ-organ lain ke atas berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang yang bernama koana. Ke depan berhubungan dengan
rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium. Ke bawah
terdapat dua lubang, ke depan lubang laring, ke belakang lubang esofagus.
Di bawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga di beberapa
tempat terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini
dinamakan adenoid. Di sebelahnya terdapat 2 buah tonsil kiri dan kanan
dari tekak. Di sebelah belakang terdapat epiglotis (empang tenggorok)
yang berfungsi menutup kring pada waktu menelan makanan. Rongga
tekak dibagi dalam 3 bagian:
a. bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut
nasofaring.
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut
orofaring
c. Bagian bawah sekali dinamakan laringgofaring.
3. Pangkal Tenggorokan (laring)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara
terletak di depan badan faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk ke dalam trakea di bawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat
ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri
dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan
makanan menutupi laring.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
a. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.
b. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker
c. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin
d. Kartilago epiglotis (1 buah)
Laring dilapisi oleh Selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian
epiglotis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis. Proses pembentukan
suara merupakan hasil kerja sama antara rongga mulut, rongga hidung,
laring, lidah dan bibir. Perbedaan suara seseorang tergantung pada tebal
dan panjangnya pita suara. Pita suara pria jauh lebih tebal daripada pita
suara wanita.
4. Batang Tenggorokan (Trakea)
Merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin
yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda.
Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut
sel bersilia, hanya bergerak ke arah luar.
Panjang trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat
yang dilapisi oleh otot polos. Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan
benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan.
Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.
5. Cabang Tenggorokan (Bronkus)
Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris
kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus). Bronkus lobaris
kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri
terbagi menjadi 9 bronkus segmental. Bronkus segmentalis ini kemudian
terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan
ikat yang memiliki: arteri, limfatik dan saraf.
a. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus
mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi lagian dalam jalan
nafas.
b. Bronkiolus terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis
(yang mempunyai kelenjar lendir dan silia)
c. Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respirstori,
Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara lain
jalan nafas konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
d. Duktus alveolar dan sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar
dan sakus alveolar. Dan kemudian menjadi alvioli.
6. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat
sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70
m2. Terdiri atas 3 tipe:
a. Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding alveoli.
b. Sel-sel alveolar tipe II : sel yang aktif secara metabolik dan
mensekresikan surfaktan (suatu fosfolifid yang melapisi permukaan
dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps) tahanan.
c. Sel-sel alveolar tipe III : makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis
dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan.
7. Paru – paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut, Terletak dalam
rongga dada atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral
yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap para
mempunyai apeks dan basis, paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3
lobus dan fisura interlobaris. Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2
lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi menjadi beberapa segmen sesuai
dengan segmen bronkusnya.
8. Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan
elastis. Terbagi menjadi 2:
a. Pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada.
b. Pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru
Di antara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis
pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak
selama pernafasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-
paru. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfer, hal
ini untuk mencegah kelap paru-paru.

C. Mekanisme Pernafasan
Pemapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau
dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh
susunan saraf otonom
1. Respirasi
a. Respirasi luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler dan merupakan pertukaran O2 dan
CO2 antara darah dan udara.
b. Respirasi dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam
kapiler dengan sel-sel tubuh dan merupakan pertukaran O2 dan CO2
dari aliran darah ke seluruh tubuh.
2. Jenis Respirasi
a. Pernapasan Dada
Merupakan adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang
rasuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam
rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk.
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau
kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang diikuti oleh
turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada
tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.
b. Pernapasan perut
Merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktivitas
otot-otot diafragma y mg membatasi rongga perut dan rongga dada.
Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi
sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan
tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya
otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga
rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya
udara keluar dari paru-paru.
3. Volume Udara Pernafasan
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai
4590 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan
manusia. Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan
kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan.
4. Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam Pernafasan
Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung
pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis
pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang
dimakan. Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc
oksigen sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit.
Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi
dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi
oksigen udara berkurang. Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke
darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya,
sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah
(hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.
5. Proses Kimiawi Respirasi Pada Manusia
a. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 H2+CO3 – H2 + CO2
b. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin: Hb + O2 Hb O2
c. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel: Hb O2 Hb O2
d. Pengangkutan karbohidrat di dalam tubuh: CO2 + H2O H2 + CO2

D. Kelaunan Proses Pernapasan


Alat- alat pernapasan merupakan organ- organ tabuh yang sangat
penting. Jika alat-alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses
pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut
akan diuraikan beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada saluran
pemapasan.
1. Influenza (Flu)
Penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan
antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin- bersin, dan tenggorokan terasa
gatal.
2. Asma (Sesak napas)
Merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang
disebabkan alergi terhadap rambut bulu, debu, atau tekanan psikologis.
Asma bersifat menurun.
3. Tuberkulosis (TBC)
Penyakit paru- paru yang diakibatkan serangan bakteri Mycobaeterium
Tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil- bintil
atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru- paro yang
diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas
penderita terengah-engah.
4. Macam- macam peradangan pada sistem pernapasan manusia :
a. Rinitis
Radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh Virus, misalnya virus
influenza. Rimtis juga dapat terjadi karena reaksi terhadap perubahan
cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir (ingus) meningkat
b. Faringingitis
Radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus.
Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya
istirahat dan diberi antibiotik.

c. Laringitis
Radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara.
Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok,
minum alkohol, atau banyak bicara.
d. Bronkitis
Radang pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Penderita
mengalami demam, menghasilkan banyak lendir yang menyumbat
batang tenggorokan sehingga penderita sesak napas,
e. Sinusitis
Radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi di kiri dan kanan
batang hidung, biasanya di dalam anus terkumpul nanah yang harus
dibuang melalui operasi.
5. Asfiksi
Gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan oksigen yang disebabkan
oleh tenggelam (akibatnya terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi
lendir dan cairan limfa), keracunan CO atau HCH, atau gangguan
sit0krom(enzim pemapasan).
6. Asidosis
Kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah,
sehingga pernapasan terganggu.
7. Difteri
Penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang
dihasilkan oleh kuman difteri.
8. Emfisema
Penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan
udara.
9. Pneumonia
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus
yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
10. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh)
Disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan
kelenjar limfa atau polip, pembengkakan di tekak atau amandel.
11. Kanker paru-paru
Mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat
menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan
kebiasaan merokok (75% penderita adalah perokok). Perokok pasif juga
dapat terkena kanker paru-paru. Penyebab lain adalah penderita menghirup
debu asbes kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.

E. Sistem Pernapasan Pada Masa Kehamilan


Usaha pemapasan ibu harus meningkat pada kehamilan antuk memenuhi
peningkatan kebutuhan metabolik jaringan ibu dan janin. Pada akhir
kehamilan konsumsi oksigen meningkat sebesar 16-20%. Sistem pernapasan
juga di pengaruhi oleh volume uterus yang membesar. Dalam hal cadangan
fisiologi, stres yang ditimbulkan oleh kehamilan pada sistem pemapasan lebih
kedi dibandingkan dengan peningkatan yang dapat diukur saat olahraga. Hal
ini berbeda dengan proporsi cadangan fisiologis kardiovaskuler yang
dibutuhkan selama kehamilan yang jauh lebih besar. Dampak klinis dan
perbedaan mi adalah bahwa pasien dengan penyakit pemapasan lebih kecil
kemungkinannya mengalami dibandingkan dengan perburukan mereka yang
mengidap penyakit jantung.
Pada awal kehamilan dan dengan demikian bukan disebabkan oleh
uterus,diafragma terdorong ke atas sebanyak 4 cm. Gerakan respirasi
diafragma meningkat dan terjadi peningkatan iga bagian bawah stemal dari
68° pada awal kehamilan menjadi 103° pada akhir kehamilan. Peningkatan
kompensatorik garis tengah toraks sebesar 1 cm ini berarti volume rongga
toraks hampir sama dengan keadaan sebelum hamil. Diafragma melakukan
sebagian besar kerja respirasi, bernafas lebih bersifat torakalis daripada
abdominaiis. Pengaruh hormon menyebabkan otot dan talang rawan di. regio
toraks melemas sehingga toraks melebar. Penurunan compliance dinding
toraks menyebabkan dinding toraks dapat bergerak semakin ke dalam
sehingga udara yang terperangkap lebih sedikit dan volume residual menurun.
Progesteron memiliki efek lokal pada tonus otot polos jalan napas dan
pembuluh darah paru. Kapasitas difusi adalah tingkat kemudahan gas
menembus membran paru. Pada awal kehamilan, kapasitas difusi menurun
mungkin karena efek estrogen pada komposisi mukopolisakarida dinding
kapiler, yang meningkatkan jarak tempuh difusi (de swiet, 1998b). Efek ini
mungkin berlangsung selama beberapa bulan setelah persalinan. Peningkatan
retensi air di jaringan paru juga mengakibatkan penurunan kapasitas difusi.
Terjadi peningkatan closing volume yang mengisyaratkan diameter saluran
napas kecil berkurang; hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan cairan
para. Penurunan efisiensi pemindahan gas di paru dikompensasi secara parsial
oleh relaksasi otot polos bronkiolus yang dipicu oleh progesteron, yang
menurunkan resistensi saluran napas. Penurunan resistensi saluran napas
berarti udara meningkat.

Kesimpulan
Pernafasan (respirasi) merupakan suatu proses yang terjadi secara
otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan
dipengaruhi oleh susunan saraf autonom. Adapun anatomi dari sistem
pernapasan itu meliputi hidung(nasal), faring(tekak), laring(pangkal
tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang tenggorokan),
alveoli, paru-paru dan pleura.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu pernapasan dalam dan pernapasan luar.
Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler
dengan sel-sel tubuh, sedangkan pernapasan luar adalah pertukaran udara yang
terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler. Sehubungan
dengan organ yang terlibat dalam inspirasi dan ekspirasi maka mekanisme
pernapasan terbagi menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot tulang rusuk,
sedangkan pernapasan perut adalah pernapasan yang mekanismenya
melibatkan aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan
rongga dada.
Alat- alat pernapasan merupakan organ- organ tubuh yang sangat
penting. Jika alat- alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka
proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan Kematian.
Kelainan -kelainan itu di antaranya influenza (flu), asma (sesak napas),
tuberkulosis(TBC), asfiksi, asidosis, difteri, emfisema, pnemonia, wajah
adenoid( kesan wajah bodoh, kanker paru-paru dan juga peradangan yang
meliputi rinitis, faringitis, larmgitis, bronkitis dan sinusitis.

Anda mungkin juga menyukai