Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini karena setiap saat kita selalu

bernafas menghirup udara. Makhluk hidup, di dunia ini, baik itu hewan maupun manusia akan

mati (wafat) jika sudah tidak dapat bernafas lagi. Sebenarnya bagaimana sistem pernafasan yang

terdapat dalam tubuh kita ? maka dari itu penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang sistem

pernapasan pada mammalia khususnya manusia.

Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran yang

menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal tenggorok,

tenggorok, cabang tenggorok.

Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon

dioksida sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O2 dan

CO2 dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk

jaringan dengan cara difusi.

Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan atas dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke

dalam dan mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernapasan disebut

respirasi eksternal. Pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ pernapasan ke jaringan tubuh

atau sebaliknya dilakukan oleh sistem respirasi. Tahap berikutnya adalah pertukaran O2 dari

cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja organ-organ penyusun sistem pernapasan pada manusia?

2. Apa saja gangguan/penyakit pada sistem pernapasan pada manusia?

3. Bagaimana upaya – upaya menjaga sistem pernapasan pada manusia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui organ-organ penyusun sistem pernapasan pada manusia.

2. Untuk mengetahui gangguan/penyakit pada sistem pernapasan manusia.

3. Untuk mengetahui upaya – upaya menjaga sistem pernapasan manusia


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Pernapasan

Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,

pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas

menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.

Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru

beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada

terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.

Fungsi pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O 2) dari atmosfer ke dalam sel-sel

tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO 2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke

atmosfer. Organ-organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan berperan dalam

keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal

tekanan darah.

Macam pernapasan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.

1. Pernapasan dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.

Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

a) Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada

membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di

luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.

b) Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke

posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.

Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,

sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

2. Pernapasan Perut

Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya

dapat dibedakan sebagai berikut.

a) Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada

membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di

luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.


b) Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi

semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai

akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga

udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

B. Organ- Organ Penyusun Sistem Pernapasan Pada Manusia

1. Rongga hidung

Pada rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh

darah,bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang

masuk kedalam rongga hidung.Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).

Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea)

dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing

yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang

terdapat di dalam vestibulum.karena kontak dengan permukaan lendir yang dilaluinya,udara

menjadi hangat dan karena penguapan air dari permukaan selaput lendir,udara menjadi

lembab.selain itu rambut-rambut tersebut juga berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk

bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi

menghangatkan udara yang masuk.

Keuntungan yang diperoleh, jika bernafas melalui hidung, yaitu:

a) Udara yang masuk menjadi bersih karena terlebih dahulu disaring oleh bulu-bulu

hidung dan selaput lender

b) Udara yang masuk mengalami penyesuain suhu sesuai dengan panas tubuh kita

c) Udara yang masuk mengalami penyesuaian kelembapan sesuai dengan kondisi

tubuh.

2. Faring (Tekak)

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran,

yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings)

pada bagian belakang.

Hubungan faring dengan organ-organ lain: ke atas berhubungn dengan rongga hidung,

dengan perantaraan lubang yang bernama koana, ke depan berhybungan dengan ronnga mulut,

tempat hubungan ini bernama istmus fausium, ke bawah terdapat dua lubang,ke depan lubang

laring, dank e belakang lubang esophagus.

Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian:

a) Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut nasofaring.

b) Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring.
c) Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.

3. Laring

Laring atau pangkal tenggorok merupakan saluran udara dan bertindak sebagai

pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebrata servikalis dan

masuk ke dalam trakea di bawahnya. Pangkal tenggorok itu dapat ditutup oleh sebuah empang

tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri dari tulang- tulang rawan ysng berfungsi pada

waktu kita menelan makanan menutupi laring.

Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:

a) Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun, sangat jelas terlihat pada pria.

b) Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker.

c) Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin.

d) Kartilago epiglotis (1 buah).

Laring dilapisi oleh selaput lender, kecuali pita suara dan bagian epiglottis yang dilapisi

oleh sel epithelium berlapis. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak)

tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Pita suara berjumlah 2 buah, di bagian atas adalah

pita suara palsu dan tidak mengeluarkan suara yang disebut dengan ventrikularis, di bagian
bawah adalah pita suara sejati yang membentuk suara yang disebut dengan vokalis, terdapat 2

buah otot. Oleh gerakan 2 buah otot ini maka pita suara dapat bergetar dengan demikian pita

suara (rima glotidis) dapat melebar dan mengecil, sehingga di sni terbentuklah suara.

Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan

karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita

akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga

mengakibatkan gangguan kesehatan.

4. Tenggorokan (Trakea)

Batang tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan

sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh 16 sampai

20 cincin tulang rawan dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi

menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Yang meishlkan trakea

menjadi bronkus kiri dan bronkus kanan disebut karina.

5. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronkus)

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus

kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus
bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya

melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.

6. Anak cabang batang tenggorok (bronkiolus)

Anak cabang batang tenggorok (bronkiolus) mengalami percabangan sesuai dengan

jumlah gelambir paru-paru. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan bercabang tiga, sedangkan

yang menuju paru-paru kiri bercabang dua. Pada ujung bronkiolus terdapat gelembung-

gelembung yang sangat kecil.

7. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot

dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua

bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo

sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut

pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura

visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk

disebut pleura luar (pleura parietalis).

Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang dikenal dengan kavum pleura.
Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum sehingga paru-paru dapat berkembang kempis

dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura,

menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernapas.

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi

sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi.

Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.

Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-

paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar

untuk pertukaran gas.Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ±

1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.

Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan,tetapi rongganya masih mempunyai silia dan

di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan

tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).

Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu

sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus

berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi

gas pernapasan.
C. Gangguan/Penyakit Pada Sistem Pernapasan Pada Manusia

1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan

a) Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.

b) Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.

c) Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut

pleura.

d) Bronkitis, adalah radang pada bronkus.

2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus

a) Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia yang

menyebabkan peradangan pada dinding alveolus.

b) Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil

yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.

c) Masuknya air ke alveolus.

3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara

a) Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.

b) Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh

kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.


4. Gangguan sistem pernafasan

a) Asfiksi : ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau gangguanpenggunaan O2 oleh

jaringan

b) Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi bacteri Corynebacterium

diphtheria

c) Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh infeksi bacteri Diplococcus

pneumonia

d) Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada tonsil.

e) Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau viris tertentu.

f) Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas, bunyi mendesak dan batuk

yang disebabkan alergi, psikis ataun karena penyakit menurun.

g) Kanker paru-paru : akibat sering merokok

h) Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas secara berlebihan, akibat

terjadi penggembungan paru-paru secara berlebihan.

i) Polip pada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga pemasukan udara

terganggu, sehingga penderita sering membiarkan mulutnya terbuka.


5. Virus Corona

Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina,

pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain

di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada

banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus

ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia),

Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

a) Gejala Virus Corona

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti demam,

pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat. Pasien

bisa mengalam demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.

Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.

Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi

virus Corona, yaitu:

1. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)


2. Batuk

3. Sesak napas

Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu

setelah terpapar virus Corona.

b) Penyebab Virus Corona

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus

yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya

menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga

bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory

Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun,

kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19

2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda

yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19

3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan
4. Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan

fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, atau orang yang

daya tahan tubuhnya lemah.

c) Diagnosis Virus Corona

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan

gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien bepergian atau tinggal di

daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul.

Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan

berikut:

1. Uji sampel darah

2. Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)

3. Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru

4. Pengobatan Virus Corona

Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah

yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu:

1. Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit yang
ditunjuk

2. Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita

3. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang

cukup

4. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar

cairan tubuh

d) Komplikasi Virus Corona

Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi

serius berikut ini:

1. Pneumonia

2. Infeksi sekunder pada organ lain

3. Gagal ginjal

4. Acute cardiac injury

5. Acute respiratory distress syndrome

6. Kematian

7. Pencegahan Virus Corona


Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19.

Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa

menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

1. Hindari bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung (social distancing).

2. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.

3. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol

minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.

4. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.

5. Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.

6. Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan hewan, cuci

tangan setelahnya.

7. Masak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.

8. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat

sampah.

9. Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.

10. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam
pemantauan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke

orang lain, yaitu:

1. Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.

2. Periksakan diri ke dokter hanya bila Anda mengalami gejala gangguan pernapasan yang

disertai demam atau memenuhi kriteria PDP (pasien dalam pengawasan).

3. Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak

memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang

digunakan orang lain.

4. Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-

benar sembuh.

5. Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.

6. Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur

dengan orang lain.

7. Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama

orang lain.

8. Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu

ke tempat sampah.
D. Upaya – Upaya Menjaga Sistem Pernapasan Pada Manusia

Adapun Upaya – Upaya Menjaga Sistem Pernapasan Pada Manusia antara lain sebagai

berikut :

a) Menjaga lingkungan tetap bersih sehingga udar yang dihirup juga bebas dari polusi.

Udara yang berkualitas sekaligus akan memberikan asupan oksigen yang cukup bagi

tubuh sehingga gangguan organ pernapasan dapat dicegah.

b) Memperbanyak ventilasi udara di dalam ruangan. Ventilasi udara akan membantu

proses pertukaran udara. Untuk Anda yang sering bekerja di dalam ruangan, bukalah

udara di siang hari agar pertukaran udara lebih lancar sehingga jumlah oksigen yang

dibutuhkan oleh tubuh juga lebih banyak.

c) Rutin berolah raga. Olah raga akan membantu kinerja paru-paru untuk meningkatkan

kapasitasnya dalam proses menghirup dan menahan udara lebih lama.

d) Berolah raga juga dapat membantu melancarkan peredaran darah sehingga

penyebaran nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh lebih lancar.

e) Rutinlah menarik napas dalam-dalam. Proses tersebut akan membantu paru-paru

untuk bekerja lebih optimal sehingga tidak kekurangan oksigen. Semakin banyak

pasokan oksigen ke paru-paru, maka paru-paru akan semakin sehat.


f) Perbanyak konsumsi sayur dan buah. Kedua jenis asupan tersebut mengandung

banyak antioksidan alami yang berguna untuk menangkal radikal bebas yang memicu

kerusakan organ
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. organ-organ penyusun sistem pernapasan pada manusia adalah Rongga hidung, Faring

(Tekak), Laring, Tenggorokan (Trakea), Cabang-cabang Tenggorokan (Bronkus), Anak

cabang batang tenggorok (bronkiolus), dan Paru-paru (Pulmo).

2. gangguan/penyakit pada sistem pernapasan pada manusia adalah

Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan, Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding

Alveolus, Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara, Gangguan sistem

pernafasan, dan Virus Corona.

3. upaya – upaya menjaga sistem pernapasan pada manusia adalah Menjaga lingkungan tetap

bersih sehingga udar yang dihirup juga bebas dari polusi, Memperbanyak ventilasi udara di

dalam ruangan. Ventilasi udara akan membantu proses pertukaran udara, Rutin berolah raga.

Olah raga akan membantu kinerja paru-paru untuk meningkatkan kapasitasnya dalam proses

menghirup dan menahan udara lebih lama, Rutinlah menarik napas dalam-dalam, dan
Perbanyak konsumsi sayur dan buah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diperoleh saran-saran berikut ini :

1. Bagi orang tua atau dewasa, terutama laki-laki, mulai dibiasakan untuk mengurangi

mengonsumsi rokok, lebih baik lagi jika berhenti merokok. Dengan begitu dapat mengurangi

resiko terkena penyakit/gangguan pernapasan.

2. Bagi orang tua yang sudah mempunyai anak, diharapkan dapat menjaga anak dari lingkungan

sekitar. Misalnya, di ruangan yang berdebu dan di jalanan yang dominan dengan asap

kendaraan bermotor dengan memakai masker.

3. Bagi setiap individu, dibiasakan selalu menjaga kebersihan di lingkungannya agar tetap

bersih dan nyaman.


DAFTAR PUSTAKA

Alodokter. Pneumonia, (Daring), (http://www.alodokter.com/pneumonia), diakses pada 4 April

2020.

Alodokter. Rhinitis, (Daring), (http://www.alodokter.com/rhinitis), diakses pada 4 April 2020.

Alodokter. Tuberkulosis, (Daring), (http://www.alodokter.com/tuberkulosis), diakses pada 4

April 2020.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (Daring), (http://www.depkes.go.id/ index.php?

txtKeyword=abses&act=search-by-map&pgnumber=0&

charindex=A&strucid=1280&fullcontent=1&C-ALL=1), diakses pada 4 April 2020.

Doktersehat. Penyakit Abses Peritonsiler, (Daring), (http://doktersehat.com/ penyakit-abses-

peritonsiler/), diakses pada 4 April 2020.

Marunung, S., Suratun, Krisanty, P. & Ekarini, N. L. P. 2009. Gangguan Sistem Pernafasan

Akibat Infeksi. Jakarta: CV Trans Info Media.

Rab, T. 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: CV Trans Info Media.


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan penulis kelancaran dalam

menyusun makalah ini sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Penulis juga ingin

mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis

ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.

Penulis mengakui penulis bahwa adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam

berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.

Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah di selesaikan. Tidak semua hal dapat penulis

deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Penulis melakukannya semaksimal

mungkin dengan kemampuan yang penulis miliki. Di mana penulis juga memiliki keterbatasan

kemampuan.

Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran. Penulis akan menerima semua

kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis penulis di

masa mendatang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan

dengan hasil yang lebih baik.

Banga, 04 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
Latar Belakang ...........................................................................................
Rumusan Masalah ......................................................................................
Tujuan Penulisan........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
Sistem Pernapasan .....................................................................................
organ-organ penyusun sistem pernapasan pada manusia………………..
gangguan/penyakit pada system pernapasan manusia................................
upaya-upayah menjaga system pernapasan pada manusia.........................
BAB III PENUTUP..........................................................................................
Kesimpulan ................................................................................................
Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
MAKALAH
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

Disusun Oleh :
KARDIMAN
NAZIRUN
SARINA

SMP NEGERI 18 BUTON TENGAH


KECAMATAN MAWASANGKA, KABUPATEN BUTON TENGAH
T.A 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai