Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATERI KULIAH

BASIC NURSING SCIENCE 1


SISTEM RESPIRASI
Ns. Yoanita Hijriyati, S.Kep.,M.Biomed.

RAISA FUTRI HANIFA

012011063

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BINAWAN

JAKARTA

2020
SISTEM RESPIRASI

A. Pendahuluan
Respirasi melibatkan sejumlah proses yang melakukan pergerakan pasif O2 dari atmosfer ke
jaringan untuk mendukung metabolisme sel dan pergerakan pasif kontinu CO2 yang dihasilkan
secara metabolik dari atmosfer. Sistem respirasi berperan dalam homeostasis dengan
mempertukarkan O2 dan CO2 antara atmosfer dan darah.

Dengan bernapas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang
sama melepaskan proses oksidasinya. O2 yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari
jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan sendiri proses metabolismenya, yang berarti
pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk CO2 dan H2O dihilangkan.

B. Fungsi respirasi
1. Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel-selnya) untuk
mengadakan pembakaran.
2. Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran, kemudian dibawa oleh
darah ke paru-paru untuk dibuang.
3. Menghangatkan dan melembapkan udara.

C. Anatomi Sistem Pernapasan

1.1 Hidung
Hidung atau nasal berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru,
sebagai penyaring kotoran dan melembapkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke
dalam paru-paru. Nasal terdiri atas bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal dari wajah
dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago, dilindungi otot-otot dan kulit, serta dilapisi oleh
membran mukosa. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat dinamakan
karang hidung (konka nasalis) yang berjumlah 3 buah:

a. Konka nasalis inferior


b. Konka nasalis media
c. Konka nasalis superior
Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, ke atas rongga hidung berhubungan
dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis yang terdiri dari:

a. Sinus maksilaris pada rongga rahang atas


b. Sinus frontalis pada rongga tulang dahi
c. Sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji
d. Sinus etmodialis pada rongga tulang tapis

1.2 Faring
Pharynx atau Faring merupakan organ berbentuk corong sepanjang 15 cm yang tersusun atas
jaringan fibromuscular yang berfungsi sebagai saluran pencernaan dan juga sebagai saluran
pernapasan. Pharynx terletak setinggi Bassis cranii sampai cartilage cricoid setinggi Vertebrae
Cervical VI. Bagian terlebar dari pharynx terletak setinggi os. Hyoideum dan bagian
tersempitnya terletak pada pharyngoesophageal junction.

Hubungan faring dengan organ lain di sekitarnya meliputi:

a. Ke atas berhubungan dengan rongga hidung dengan perantaraan lubang yang disebut
koana
b. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut yang disebut itsmus fausium.
c. Ke bawah terdapat dua lubang : ke arah depan lubang faring dan ke arah belakang
lubang esofagus.

Rongga tekat dibagi dalam 3 bagian antara lain:

a. Nasofaring
b. Orofaring
c. Laringofaring

Pembentuk dinding faring yaitu sebagai berikut:

a. Membran mukosa yang tersusun atas epitel squamos pseudokomplek bersilia pada
bagian atas dan epitel squamos kompleks di bagian bawah.
b. Submukosa
c. Jaringan fibrosa, membentuk fascia pharyngobasillaris yang melekat pada bassis crania
d. Jaringan muscular yang terdiri atas otot sirkular dan longitudinal
e. Jaringan ikat longgar yang membentuk fascia buccopharyngeal
1.3 Laring
Organ berongga dengan Panjang 42mm dan diameter 40m. Terletak antara faring dan trakea.
Dinding dibentuk oleh tulang rawan tiroid dan krikoid. Muskulus ekstrinsik mengikat laring
pada tulang hyoid. Muskulus intrinsic mengikat laring pada tulang tiroid dan krikoid
berhubungan dengan fonasi. Lapisan laring merupakan epitel bertingkat silia. Fungsi laring
membentuk suara, dan menutup trakea pada saat menelan (epiglotis). Ada 2 lipatan mukosa
yaitu pita suara palsu (lipat vestibular) dan pita suara (lipat suara). Laring terdiri dari 5 tulang
rawan, antara lain:

a. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun, sangat jelas terlihat pada pria.
b. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker.
c. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin.
d. Kartilago epiglotis (1 buah).

1.4 Trakea
Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin
yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C). Sebelah
dalam diliputi oleh selaput lendir yang memiliki silia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang
trakea 9-11cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos. Kontraksi
otot polos trakea akan mengurangi ukuran diameter rongga trakea, dan pada keadaan ini
dibutuhkan tenaga yang cukup besar untuk mengeluarkan udara dari paru-paru. Trakea
berfungsi sebagai tempat perlintasan udara dan sel-sel bersilia berguna untuk mengeluarkan
benda asing yang masuk Bersama dengan udara pernapasan.

1.5 Bronkus dan Bronkiolus


Terdapat dua buah bronkus pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V mempunyai struktur
serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus kanan lebih pendek dan
lebih besar daripada bronkus kiri, terdapat dari 6-8 cincin mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri
lebih Panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2
cabang.

Cabang-cabang bronkus disebut bronkiolus (bronkioli). Pada bronkioli tak terdapat cincin
lagi dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung yang disebut alveolus.
1.6 Paru - Paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari alveoli. Gelembung
alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih
kurang 90m2. Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah dan CO2
dikeluarkan dari darah. Paru-paru terletak di dalam rongga dada (mediastinum), dilindungi
oleh struktur tulang selangka. Rongga dada dan perut dibatasi oleh suatu sekat disebut
diafragma. Berat paru-paru kanan sekitar 620 gram, sedangkan paru-paru kiri sekitar 560
gram. Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh jantung dan pembuluh darah. Selaput yang
membungkus paru-paru disebut pleura. Pleura dibagi menjadi dua yaitu :

a. Pleura visceral, yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru.


b. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.

Paru-paru dibagi dua yaitu paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus yaitu lobus dekstra superior,
lobus media dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun atas lobules. Paru-paru kiri terdiri dari
pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih
kecil bernama segmen.

Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran O2 dan CO2 yang tidak dibutuhkan tubuh, penjaga
keseimbangan asam basa, mengeluarkan CO2 dan uap air, pertukaran O2 dan CO2, dan
membuang CO2 dan menggantinya dengan O2.

Dalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara O2 dan CO2. Setelah membebaskan O2,
hemoglobin menangkan CO2 sebagai hasil metabolisme yang akan dibawa ke paru-paru. Di
paru-paru CO2 dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.

D. Fisiologi Pernapasan
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi
antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah
pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel. Masuk keluarnya udara
dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada lebih besar
maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka
udara akan keluar.
2.1 Pernapasan Dada
Pernapasan dada yaitu pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. Mekanismenya
yaitu:

a. Fase inspirasi
Otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga rongga dada membesar, akibatnya
tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya akan O2 masuk.
b. Fase ekspirasi
Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula
yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya CO2 keluar.

2.2 Pernapasan Perut


Pernapasan perut yaitu pernapasan yang melibatkan aktivitas otot-otot diafragma.
Mekanismenya yaitu:

a. Fase inspirasi
Otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada
membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
b. Fase ekspirasi
Relaksasinya otot diafragma sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi
lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

Volume darah di paru-paru berkisar 450ml. Bila seseorang menghembuskan udara dengan
sangat kuat sehingga timbul tekanan tinggi di paru-paru sebanyak 250ml, darah dapat
dikeluarkan dari sistem sirkulasi paru ke sirkulasi sistemik. Begitu pula hilangnya darah dari
sirkulasi sistemik karena perdarahan dapat di kompensasi sebagian oleh pergeseran darah
secara otomatis dari paru-paru ke pembuluh sistemik.

Pada umumnya frekuensi pernapasan pada manusia berkisar antara 16-18 kali per menit.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan yaitu usia, jenis kelamin, suhu
tubuh, posisi tubuh dan aktivitas.
E. Daftar Referensi
1. Bolon, C. M., Siregar, D., Supinganto, L. K., Manurung, S. S., Sitanggang, Y. F.,
Siagian, N., . . . Noradina. (2020). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa
Kebidanan. Medan: Yayasan Kita Menulis.

2. Pearce, E. C. (2019). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

3. Sherwood, L. (2019). Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.

4. Utama, Y. A. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem Respirasi.


Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai