Anda di halaman 1dari 12

Nama : Kurnia Dewi Putri

Nim : 2111054

S1 Ilmu Keperawatan

Tugas Essai IBD Sistem Pernafasan

Sistem Pernafasan

Pernapasan adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat
hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam
udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Respirasi adalah usaha tubuh untuk
memenuhi kebutuhan O2 untuk proses metabolisme dan mengeluarkan CO2 sebagai hasil
metabolisme dengan perantara organ paru dan saluran napas bersama kardiovaskuler sehingga
dihasilkan darah yang kaya oksigen. Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni
saluran pernapasan dan mekanisme pernapasan. Sistem respirasi atau sistem pernafasan
mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfir melalui rongga hidung,
faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, paru-paru, alveolus, sel-sel melalui dinding kapiler
darah.

Organ-organ sistem pernafasan

1. Hidung

Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Hidung terdiri atas
lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga hidung memiliki
rambut, banyak kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan
oleh selaput mukosa. Didalam rongga hidung, udara akan mengalami tahap sebagai
berikut:
a. Penyaringan
Ditujukan kepada benda-benda asing yang tidak berbentuk gas, misalnya
debu.Benda-benda tersebut dihalangi oleh rambut-rambut yang tumbuh kearah luar
lubang hidung.
b. Penghangatan
Yaitu mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh. Penghangatan ini
dimungkinkan karena didalam dinding rongga hidung terdapat konka yang banyak
mengandung kapiler darah. Konka hidung (konka nasalis) adalah selaput lendir yang
berlipat-lipat. Bila udara yang masuk suhunya lebih rendah dari suhu tubuh maka
darah kapiler akan melepaskan energinya ke rongga hidung, sehingga suhu udara
yang masuk menjadi hangat. Disamping menghangatkan udara, adanya lendir
menyebabkan udara kering yang masuk ke rongga hidung menjadi lembab.
2. Faring (tekak)
Faring merupakan tempat terjadinya persimpangan antara saluran pernapasan
dengan saluran pencernaan. Pada bagian ini terdapat klep atau epiglotis yang bertugas
mengatur pergantian perjalanan udara pernapasan dan makanan pada persimpangan
tersebut.
3. Laring (pangkal tenggorokan)
Laring disebut juga pangkal tenggorokan atau kotak suara. Laring terdiri atas
tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersusun atas tulang lidah, katup tulang
rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan. Jakun adalah
suatu struktur kecil berbentuk setengah lingkaran dan paling menonjol di bagian tengah
tenggorokan seorang laki-laki. Bagian tubuh ini akan menonjol saat seseorang menelan
dan pada beberapa laki-laki akan lebih terlihat. Ukuran jakun pada laki-laki akan lebih
besar dibandingkan dengan milik perempuan, hal inilah yang membuat laki-laki
memiliki pita suara lebih panjang daripada perempuan. Seringkali perempuan yang
memiliki pita suara lebih panjang juga akan memiliki jakun yang agak menonjol.
Fungsi utama jakun adalah memberikan perlindungan terhadap laring (kotak
suara), yaitu organ pada manusia yang melindungi trakea dan terlibat dalam produksi
suara. Hal ini karena tekanan yang berasal dari luar tenggorokan dapat merusak bagian-
bagian sensitif dari anatomi dalam tenggorokan. Struktur dari jakun ini seperti sebuah
perisai setengah lingkaran yang tidak bulat tapi sangat tebal. Dinding dan depan laring
tersebut ditutupi oleh tulang rawan tiroid yang kaku tapi tidak bertulang (tidak keras),
material itulah yang membentuk jakun dan melindungi pita suara. Tulang rawan ini mirip
dengan material yang membentuk hidung dan telinga. Pangkal tenggorokan dapat ditutup
oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, epiglotis
melipat ke bawah menutupi laring sehingga makanan tidak dapat masuk dalam laring.
Sementara itu, ketika bernapas epiglotis akan membuka. Pada pangkal tenggorokan
terdapat selaput suara atau lebih dikenal dengan pita suara.
4. Trakea (batang tenggorokan)

Merupakan pipa yang panjangnya kira-kira 9 cm dan dindingnya terdiri atas tiga
lapisan. Lapisan luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan
cincin tulang rawan, sedangkan lapisan terdalam terdiri atas jaringan epitel
bersilia.Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh cincin-cincin tulang rawan
yang berbentuk C. Cincin-cincin tulang rawan ini di bagian belakangnya tidak
tersambung yaitu di tempat trakea menempel pada esofagus. Hal ini berguna untuk
mempertahankan agar trakea tetap terbuka.Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang
dihasilkan oleh epitelium bersilia. Silia-silia ini bergerak keatas ke arah laring sehingga
dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup
napas dapat dikeluarkan. Di paru-paru trakea ini bercabang dua membentuk bronkus.
5. Paru-Paru

Paru-paru terletak dalam rongga dada. Letaknya di sebelah kanan dan kiri serta
ditengahnya dipisahkan oleh jantung. Jaringan paru-paru mempunyai sifat elastik,
berpori, dan seperti spon. Apabila diletakkan di dalam air, paru-paru akan mengapung
karena mengandung udara di dalamnya. Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau
lobus. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus
tersusun atas lobula. Paru- paru dilapisi oleh selaput atau membran serosa rangkap dua
disebut pleura. Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat eksudat untuk meminyaki
permukaannya sehingga mencegah terjadinya gesekan antara paru-paru dan dinding dada
yang bergerak saat bernapas. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu saling erat
bersentuhan. Namun dalam keadaan tidak normal,udara atau cairan memisahkan kedua
pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.Tekanan pada rongga pleura atau
intratoraks lebih kecil daripada tekanan udara luar (± 3-4 mmHg).

Paru-paru terdiri atas :

a. Bronkus (cabang batang tenggorokan)


Bronkus berjumlah sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kanan dan yang satu
lagi menuju ke paru-paru kiri.Tempat percabangan ini disebut bifurkase. Bronkus
mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus
yang ke kiri lebih panjang dan sempit serta kedudukannya lebih mendatar daripada yang
ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah
terserang penyakit. Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan
bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.
b. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya
lebih kecil. Semakin kecil salurannya, semakin berkurang tulang rawannya dan akhirnya
tinggal dinding fibrosa dengan lapisan silia. Setiap bronkiolus terminal (terakhir)
bermuara ke dalam seberkas kantung-kantung kecil mirip anggur yang disebut alveolus.
c. Alveolus
Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang berupa gelembung-
gelembung udara. Dindingnya tipis, lembap, dan berlekatan erat dengan kapiler-kapiler
darah. Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir
langsung bersentuhan dengan udara. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya
perluasan daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas O2 dari udara
bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara. Jumlahnya lebih kurang 300
juta buah. Dengan adanya alveolus, luas permukaan paru-paru diperkirakan mencapai 160
m2 atau 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh.

Mekanisme Pernapasan

Berdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan dibagi atas pernapasan
dada dan pernapasan perut.

a) Pernapasan Dada

Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas kontraksi dan
relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem pernafasan dada terdiri dari 2 tahap, yaitu:

 Tahap Inspirasi, yaitu kondisi di mana otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga
tulang rusuk terangkat, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Hal ini
mengakibatkan tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil dari tekanan atsmosfer
sehingga udara yang kaya akan oksigen terhisap masuk kedalam paru-paru melalui
saluran pernafasan.
 Tahap Ekspirasi, tahap eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi dimana otot
antara tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada kembali mengecil dan paru-
paru mengempis. Kondisi ini menyebabkan tekanan rongga dada meningkat dan lebih
tinggi dari tekanan atsmosfer sehingga udara dalam paru-paru mengalir keluar melalui
saluran pernafasan.

b) Pernafasan Perut

Sistem pernafasan perut adalah sistem pernafasan yang bergantung pada aktivitas diafragma.
Pernafasan perut juga dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu:

 Tahap Inspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi, sehingga rongga dada
membesar dan paru-paru mengembang, tekanan udara turun sehingga udara dari luar
dapat masuk kedalam paru-paru melalu saluran pernafasan.
 Tahap Ekspirasi adalah kondisi dimana otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut
berkontraksi sehingga otot diaframa kembali ke posisi semula. Akibatnya rongga dada
mengecil, paru-paru mengepis, tekanan udara dalam paru-paru meningkat sehingga udara
dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida terhembus keluar melalui saluran
pernafasan.

Volume Udara Pernapasan

 Udara pernafasan /tidal volume (UP)


Udara yang masuk atau keluar sebanyak 500 cc saat inspirasi atau ekspirasi biasa.
Setelah menghembuskan 500 cc tersebut (ekspirasi biasa) masih tersisa 2500 cc lagi di
paru-paru.
 Udara komplementer (UK)
Udara sebanyak 1500 cc yang masih dapat dihirup lagi dengan cara inspirasi yang
maksimum setelah inspirasi biasa.
 Udara cadangan (UC)
Udara sebanyak 1500 cc yang dapat dihembuskan lagi pada ekspirasi maksimum
dengan mengerutkan otot perut kuat-kuat.
 Udara residu /udara sisa (UR)
Udara sebanyak 1000 cc yang tidak dapat dihembuskan lagi dan menetap di paru-
paru.
 Kapasitas vital paru-paru (KVP)
Volume udara yang dapat dikeluarkan dari paru-paru melalui penghembusan nafas
sekuat-kuatnya, setelah melakukan penarikan nafas sedalam-dalamnya.
 Volume total paru-paru (VTP)
Keseluruhan udara yang dapat di tampung oleh paru-paru. Volume total paru-paru adalah
kapasitas vital paru-paru ditambah udara residu (VTP = KVP + UR).

Frekuensi Pernapasan

Pada orang dewasa normal, frekuensi pernapasan berkisar antara 15-18 tiap menit. Faktor
yang mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah.

1. Umur
Semakin bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi pernapasan
menjadi semakin lambat. Pada usia lanjut, energi yang dibutuhkan lebih sedikit
dibandingkan pada saat usia pertumbuhan, sehingga oksigen yang diperlukan relatif lebih
sedikit.
2. Jenis Kelamin
Pada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi. Oleh karena itu,
laki-laki memerlukan oksigen yang lebih banyak daripada wanita.
3. Suhu Tubuh
Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36-37˚C karena
manusia mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan laju
metabolismenya, sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat.
4. Posisi Tubuh
Posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada
saat berdiri, otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak dan
laju pernapasan pun akan meningkat dibandingkan pada saat orang duduk.

Pertukaran Gas di Dalam Tubuh

Pertukaran gas di dalam tubuh tidak hanya berlangsung di paru-paru, melainkan juga di
jaringan tubuh. Pertukaran gas terjadi karena perbedaan tekanan parsial udara. Bernapas
merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan melalui paru-paru. Tetapi
arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas yang terjadi di dalam sel dengan “lingkungannya”.
Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara, yakni
pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung. Pernapasan secara langsung adalah
pengambilan udara pernapasan dilakukan secara langsung oleh permukaan tubuh dan pada
pernapasan tidak langsung melalui saluran pernapasan. Sedangkan pernapasan tak langsung
artinya udara pernapasan tidak berdifusi langsung melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis
tempat berlangsungnya difusi gas tersebut terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung
paru-paru (alveolus). Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua
tahap yaitu Respirasi Eksternal dan Respirasi Internal.

A. Respirasi Eksternal
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas di dalam paru-paru. Dengan kata lain,
pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara udara dan darah. Pada
pernapasan luar, darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut
sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3–) dengan persamaan
reaksi seperti berikut

(H+) + (HCO3–) => H2 + CO3

Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai
berikut.
H2CO3 => H2O + CO2.
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2
meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi. Terjadinya difusi O2
dan CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan parsial. Adanya perbedaan tekanan parsial
tersebut menyebabkan CO2 dapat berdifusi dari darah ke alveolus.

B. Respirasi Internal
Pada pernapasan dalam darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen
meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh.
Reaksinya sebagai berikut, HbO2 => Hb + O2
Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi,
karena tekanan oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam
darah. Hal ini disebabkan karena sel-sel secara terus menerus menggunakan oksigen
dalam respirasi selular. Dari proses pernapasan yang terjadi di dalam jaringan
menyebabkan terjadinya perbedaan komposisi udara yang masuk dan yang keluar paru-
paru. Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
Persamaan reaksinya sebagai berikut, H2O + CO2 => H2CO3 => (H+) + (HCO3–)
 Lebih kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentukkarboksihemoglobin. Secara
sederhana, reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut, CO2 + Hb => HbCO2
Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena bagian dari hemoblogin
yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino. Reaksinya sebagai berikut, CO2 + RNH2
=> RNHCOOH
 Sekitar 6–10% CO2 diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat
(H2CO3). Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-paru dibebaskan ke udara
bebas. Darah yang melewati paru-paru hanya membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar
90% tetap bertahan di dalam darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat
dalam darah ini sebagai buffer atau penyangga karena mempunyai peran penting dalam
menjaga stabilitas pH darah.
Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat
(H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah yang
berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis
yang disebut asidosis.

Gangguan pada Sistem Respirasi

1) Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan


 Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
 Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
 Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut
pleura.
 Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
2) Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
 Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia yang
menyebabkan peradangan pada dinding alveolus.
 Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil
yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
 Masuknya air ke alveolus.
3) Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
 Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
 Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan
tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.

Gangguan sistem pernafasan

 Asfiksi : ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau gangguanpenggunaan O2 oleh


jaringan
 Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi bacteri Corynebacterium
diphtheriae
 Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh infeksi bacteri Diplococcus
pneumonia
 Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada tonsil.
 Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau viris tertentu.
 Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas, bunyi mendesak dan batuk
yang disebabkan alergi, psikis ataun karena penyakit menurun.
 Kanker paru-paru : akibat sering merokok
 Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas secara berlebihan, akibat
terjadi penggembungan paru-paru secara berlebihan.
 Polip pada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga pemasukan udara
terganggu, sehingga penderita sering membiarkan mulutnya terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/140403782/Makalah-Sistem-Pernafasan
http://blog.unnes.ac.id/ayurizqiyani/2015/11/19/makalah-sistem-pernapasan-pada-manusia/
Priadi, Arif. 2009. Biology Senior High School Year XI. : Yudhistira

Anda mungkin juga menyukai