Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

“Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi”

Dosen Pengampu : Khotimah, S.Kep, Ners, M.Kes

Disusun oleh :

Irma. Wahyuni (7318005)

S1 keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum

Jombang

2019-2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya
akhirnya kami dapat menyelesaikan Makalah “Anatomi dan Fisiologi Sistem
Respirasi”. Adapun makalah ini dibuat adalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah dari ibu
Khotimah, S.Kep, Ners, M.Kes selaku dosen Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan 2, yang di
selesaikan sesuai sumber yang diberikan dalam penugasan.Ucapan terimakasih saya
persembahkan kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu terselesaikannya makalah ini, Karena proses penulisan Makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, saya membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritik demi perbaikan
dalam pembuatan Makalah di masa yang akan mendatang. Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikumWr. Wb

Jombang, 16 September 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Respirasi atau pernapasan pada umumnya merupakan pertukaran oksigen (O2)
dan karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil
oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam
mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air, dan
karbondioksida. Pernapasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Pernapasan eksternal (luar) yaitu proses bernafas atau pengambilan oksigen dan
pengeluaran karbondioksida serta uap air antara organisme dan lingkungannya.
2. Pernapasan internal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu sitoplasma dan
mitokondria
Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan ambilan oksigen
dari udara kedalam darah dan memungkkinkan karbondioksida terlepas dari darah ke
udara bebas. Meskipun fungsi utama sistem pernapasan adalah pertukaran oksigen dan
karbondioksida, masih ada fungsi-fungsi tambahan lain yaitu:
1. Tempat menghasilkan udara.
2. Untuk meniup (alon, kopi/the panas, tangan, alat music, dan lain sebagainya)
3. Homeostatis (Ph darah)
4. Otot-otot pernapasan membantu kompresi abdomen (miksi, defekasi, partus).
Pada manusia, pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang terdapat
dalam tubuh atau melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur
organ atau bagian-bagian alat pernapasan pada manusia terdiri atas rongga hidung, faring,
laring, trakea, bronkus, dan paru-paru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sistem respirasi?
2. Apa saja anatomi dari sistem respirasi?
3. Bagaimana fisiologi dari sistem respirasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem respirasi.
2. Untuk mengetahui apa saja bagian anatomi dari sistem respirasi,
3. Untuk mengetahui bagaimana fisiologi dari sistem respirasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pernafasan.


Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energy di dalam tubuh. Manusia dalam
bernafas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke
lingkungan. Sistem pernafasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernafasan
dan mekanisme pernafasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut . rongga
hidung, faring, trakea, bronkus paru-paru (bronkiol dan alveolus)

B. Anatomi Sistem Pernafasan.


1. Rongga Hidung.
Hidung merupakan organ utama saluran pernapasan yang langsung berhubungan
dengan dunia luar yang berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya udara melalui
proses pernapasan. Selain itu hidung juga berfungsi untuk mempertahankan dan
menghangatkan udara yang masuk, sebagai tempat reseptor alfaktorius.
2. Faring.
Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan
makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut
sebelah depan ruas tulang leher.

3. Laring.
Laring merupakan saluran pernapasan yang terletak antara orofaring dan trakea,
fumgsi dari laring adalah sebagai jalan masuknya udara, membersihkan jalan
masuknya makanan ke esophagus dan sebagai produksi suara.
Laring sering di sebut sebagai kotak suara dan terdiri dari :
- Epiglottis : daun katup kartilago yang menutupi ostium kea rah laring selama
menelan.
- Glottis : ostium antara pita suara dalam laring.
4. Trakhea.
Trakhea merupakan organ tabung antara laring sampai dengan puncak paru,
panjangnya sekitar 10-12 cm, setinggi servikal 6- torakal 5 disebut juga batang

tenggorokan ujung trakhea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina.

5. Bronkus
Bronkus merupakan cabang dari trakhea yang bercabang dua keparu-paru kanan
dan paru-paru kiri. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar diameternya.
Bronkus kiri lebih horizontal, lebih panjang dan lebih sempit.
a. Bronkus.
- Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus)
dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus).
- Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris
kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental.
- Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi subsegmental yang
dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik, dan saraf.
b. Bronkiolus.
- Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus.
- Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas.
c. Bronkiolus terminalis.
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak
mempunyai kelenjar lender dan silia).
d. Bronkiolus respiratori.
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori.
Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transsisional antara jalan napas
konduksi dan jalan udara pertukaran gas.

6. Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar berada pada rongga
dada bagian atas, di bagian samping di batasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah
di batasi oleh diafragma yang berotot kuat.
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut terletak dalam rongga dada atau
toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisis jantung dan
beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan basis. Paru kanan
lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris. Paru kiri lebih kecil
dan terbagi menjadi 2 lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa
segmen sesuai dengan bronkusnya.

v
 Jumlah darah dalam paru
Kejadian ventilasi pulmoner dapat dijelaskan dengan membagi udara paru dalam
empat volume kapasitas. Alat yang dipakai mengukur ini adalah respirometer.
1. Mekanisme Pernapasan.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan
atas 2 jenis, yaitu:
a. Inspirasi
Inspirasi terjadi karena adanya kontraksi otot dan mengeluarkan energi
maka inspirasi merupakan proses aktif. Agar udara dapat mengalir masuk
ke paru-paru, tekanan didalam paru harus lebih rendah dari tekanan
atmosfer. Tekanan yang rendah ini ditimbulkan oleh kontraksi otot-otot
pernapasan yaitu diafragma dan m.intercosta. kontraksi ini menimbulkan
pengembangan paru, meningkatnya volume intrapulmoner. Peningkatan
volume intrapulmoner menyebabkan tekanan intrapulmoner (Tekanan
didalam alveoli) dan jalan nafas pada paru menjadi lebih kecil dari
tekanan atmosfer sekitar 2 mmHg atau sekitar ¼ dari 1% tekanan
atmosfer, disebabkan tekanan negative ini udara daru luar tubuh dapat
bergerak masuk ke dalam paru-paru sampai tekanan intrapulmonal
seimbang kembali dengan tekanan atmosfer.
b. Ekspirasi
Seperti halnya inspirasi, ekspirasi terjadi disebabkan oleh perubahan
tekanan didalam paru. Pada saat diafragma dan m.intercostalis eksterna
relaksasi, volume rongga thorax menjadi menurun. Penurunan volume
rongga thorax ini menyebabkan tekanan intrapulmoner menjadi
meningkat sekitar 2 mmHg diatas tekanan atmosfer (tekanan atmosfer
760 mmHg pada permukaan laut). Udara keluar meninggalkan paru-paru
sampai tekanan di dalam paru kembali seimbang dengan tekana atmosfer.
Ekspirasi merupakakn proses yang pasif, dimana dihasilkan akibat
relaksasinya otot-otot yan berkontraksi selama inspirasi. Ekspirasi yang
kuat dapat terjadi karena kontraksi yang kuat/aktif dari m.intercostalis
intena dan m.abdominalis. kontraksi m.intercostalis interna dan m.
abdominalis. Kontraksi m.abdominalis mengkompresi abdomen dan
mendorong isi abdomen mendesak diafragma keatas.
7. Alveolus.
Merupakan bagian terminal cabang-cabang bronkus dan bertanggung jawab akan
struktur paru-paru yang menyerupai kantong kecil terbuka pada salah satu sisisnya
dan tempat pertukaran O2 dan CO2. Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu
membentuk satu lembar akan seluas 70 m2.

C. Fisiologi Sistem Pernafasan.


Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada
pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna. Oksigen dipungut melalui
hidung dan mulut pda waktu bernapas. Oksigen masuk melalui trakhea dan pipa bronkial
ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah didalam kapiler pulmonalis. Hanya
satu lapis membrane, yaitu membrane alveoli-kapiler, yang memisahkan oksigen dari
darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah
dan dibaawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah
meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini
hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.
Didalam paru-paru, karbondioksida, salah satu hasil buangan metabolisme,
menembus membran alveoler-kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkial
dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah
didalam paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2, jumlah CO2
itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentraasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini
merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya
pernapasan. Penambahan ventilasi ini mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak
O2.
Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) mengintari seluruh tubuh dan akhirnya
mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen
dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima,
sebagai gantinya, yaitu karbondioksida.
D. Patofisiologi Sitem Pernapasan
1. TBC (Tuberculosis)
Pada dasarnya penyakit ini diakibatkan adanya bakteri mycobacterium tuberculosis
yang masuk dalam penderitanya melalui udara. Tuberculosis ini merupakan suatu
infeksi menular yang mana infeksi ini bisa berakibat fatal bagi penderitanya.
a. Gejala Tuberculosis
 Gejala respiratori ialah batuk lebih dari 2 minggu, batuk bercampur darah
bisa juga nyeri dada dan juga sesak nafas.
 Gejala sistemis antara lain demam, badan lemah yang disebut sebagai
malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun.
b. Pengobatan penyakit TBC
 Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang
cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan
bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita
secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan
memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.
 Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih
baik maka disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik
darah, sputum, urine dan X-ray atau rontgen setiap 3 bulannya. Adapun
obat-obatan yang umumnya diberikan adalah Isoniazid dan
Rifampinsebagai pengobatan dasar bagi penderita TBC, namun karena
adanya kemungkinan resistensi dengan kedua obat tersebut, maka dokter
akan memutuskan memberikan tambahan obat
seperti Pyrazinamide dan Streptomycin sulfate atau Ethambutol
HCL sebagai satu kesatuan yang dikenal ‘Triple Drug’.
2. ASMA/ SESAK NAFAS
a. Etiologi Asma
 Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon
terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan memengaruhi
saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan,
seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olah raga.
 Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan
yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya
peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan
memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan
penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya
dapat bernapas.
b. Gejala Asma
 Sesak napas yang singkat dan ringan
 Hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek)
 Sering batuk berkepanjangan terutama di waktu malam hari atau cuaca
dingin
 Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher.
Batuk kering di malam hari
 sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat
 sianosis (kulit tampak kebiruan)
c. Pengobatan
 Agonis reseptor beta-adrenergik digunakan dalam bentuk inhaler (obat
hirup) atau sebagai nebulizer (untuk sesak napas yang sangat berat).
 Memberikan suntikan epinephrine atau terbutaline di bawah kulit
dan aminophyllins theophylline) melalui infus intravena.
 Jika diduga terjadi infeksi, diberikan antibiotik.
 Inhaler yang mengandung agonis reseptor beta-adrenergik. ika
pemakaian inhaler bronkodilator sebanyak 2-4 kali/hari selama 1 bulan tidak
mampu mengurangi gejala, bisa ditambahkan inhaler corticosteroid,
cromolin atau pengubah leukotrien. Jika gejalanya menetap, terutama pada
malam hari, juga bisa ditambahkan theophylline per-oral.
d. Pencegahan Asma
Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari.
Misalkan serangan yang dipicu oleh olahraga bisa dihindari dengan meminum
obat sebelum melakukan olah raga.

3. Kanker Paru-paru.

a. Gejala Kanker Paru-Paru

Semakin awal diketahui, keberhasilan pengobatan juga semakin tinggi. Namun


sayangnya, kanker paru-paru sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal.
Gejala baru muncul ketika tumor sudah cukup besar atau kanker telah menyebar
ke jaringan dan organ sekitar. Sejumlah gejala yang dapat dirasakan penderita
kanker paru-paru adalah:

 Batuk kronis
 Batuk darah
 Penurunan berat badan drastis
 Nyeri dada dan tulang
 Sesak napas

b. Faktor Risiko Kanker Paru-paru

Kebiasaan merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru, sehingga


sebagian besar penderitanya adalah perokok aktif. Meskipun demikian, orang
yang tidak merokok juga dapat terkena kanker paru-paru.

Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru adalah:

 Memiliki anggota keluarga yang juga menderita kanker paru-paru


 Tinggal atau bekerja di lingkungan yang tercemar zat kimia berbahaya
 Sering terpapar polusi udara
 Pernah menjalani radioterapi

c. Pengobatan Kanker Paru-paru

Penanganan utama terhadap kanker paru-paru stadium awal adalah melalui operasi.
Jika kanker telah mencapai stadium lanjut, maka penanganan dapat dilakukan
dengan radioterapi dan kemoterapi.

Selain itu, ada beberapa jenis pengobatan lain untuk menangani kanker paru-paru,
yaitu terapi target, terapi ablasi, terapi fotodinamik, dan krioterapi.

4. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis)

Penyakit Paru Obstruktif Kronis atau PPOK adalah penyakit pernapasan yang
menyebabkan seseorang sulit karena tersumbatnya saluran udara di paru-paru. PPOK
merupakan penyakit progresif, artinya penyakit ini akan semakin memburuk seiring
berjalannya waktu.

Pada tahun 2012, lebih dari tiga juta orang yang meninggal akibat PPOK. Angka itu
setara dengan 6 persen jumlah kematian di seluruh dunia pada tahun itu. PPOK
sendiri terdiri atas dua jenis utama. Beberapa bisa hanya memiliki salah satunya,
sedangkan yang lainnya memiliki keduanya. Dua jenis Penyakit Paru Obstruktif
Kronis yang terjadi, yaitu:

 Bronkitis kronis. Bronkitis adalah peradangan dinding saluran bronkus (cabang


tenggorok). Penyakit ini menyebabkan dinding pada saluran bronkus di paru-paru
menjadi merah, bengkak, dan dipenuhi lendir. Lendir inilah yang kemudian
menyumbat saluran napad dan membuat bernapas menjadi lebih sulit.
 Emfisema. Emfisema secara bertahap merusak kantung udara (alveolus) di paru-
paru sehingga membuat Anda semakin sesak napas. Rusaknya kantung udara, akan
membuat jumlah alveolus dalam paru-paru Anda semakin sedikit. Akibatnya,
oksigen akan kesulitan untuk masuk dan karbon dioksida juga sulit keluar. Kondisi
ini juga menjadi penyebab membuang napas menjadi lebih sulit.
Selama proses pernapasan, terdapat bagian-bagian utama paru yang ikut bekerja,
yaitu saluran bronkus (cabang tenggorok atau disebut juga saluran udara), alveolus
(kantung-kantung udara), dan trakea (batang tenggorok).

Saat menarik napas, udara bergerak dari batang tenggorok melewati bronkus untuk
kemudian menuju ke alveolus. Dari alveolus, oksigen bergerak masuk ke darah
sementara karbon dioksida keluar dari darah. Begitulah pernapasan norma
seharusnya. Namun, pada orang PPOK prosesnya tak berjalan lancar. Gangguan
yang muncul akibat penyakit ini dapat menyebabkan sesak napas. Hal ini
menyebabkan paru-paru kekurangan oksigen, begitu juga organ tubuh lainnya. Bila
ini yang terjadi, Anda harus segera mencari bantuan medis sedini mungkin.

a. Penyebab
PPOK disebabkan oleh penyumbatan atau kerusakan jaringan paru-paru. Jenis
kerusakan ini biasanya terjadi saat Anda secara rutin menghirup iritan untuk
jangka waktu lama. Iritan yang umum dapat meliputi:

 Asap rokok (baik mereka yang merokok aktif ataupun perokok pasif)—merokok
jangka panjang merupakan penyebab dari 80 sampai 90 persen kasus PPOK
 Asap, gas, uap, atau bahan kimia
 Debu
 Polusi dalam ruangan (seperti bahan bakar padat yang digunakan untuk memasak
dan pemanasan)
 Polusi luar ruangan
 Debu dan zat kimia okupasi (uap, iritan, dan asap)
 Infeksi pernapasan bawah yang sering terjadi selama masa kanak-kanak

b. Tanda-tanda dan gejala


Apa gejala dari PPOK?

PPOK memengaruhi sistem pernapasan sehingga dapat menimbulkan banyak


tanda-tanda dan gejala yang menyebabkan masalah pernapasan. PPOK dapat
menyebabkan tanda-tanda dan gejala berikut:
 batuk kronis (berkepanjangan)
 batuk dengan produksi lendir yang bisa berwarna bening, putih, abu
kekuningan atau hijau—meskipun jarang, lendir bisa terdapat bercak darah
 peningkatan infeksi pernapasan (seperti flu dan pilek)
 sesak napas, terutama saat beraktivitas fisik
 perasaan sesak di dada
 mengi

 kelelahan

 demam ringan dan panas-dingin

Pada awalnya, Anda mungkin tidak merasakan gejala apa pun. Atau, kalaupun gejalanya
muncul Anda hanya mengalami gejala yang ringan sehingga tidak menyadari bahwa Anda
memiliki PPOK. Penyakit ini merupakan penyakit progresif, artinya gejalanya baru benar-benar
mengganggu apabila penyakit ini sudah cukup lama bersarang dalam tubuh Anda.

Saat gejala PPOK Anda telah mengalami perkembangan selama bertahun-tahun lamanya,
pada akhirnya gejala itu mulai memengaruhi tingkat aktivitas dan kualitas hidup Anda. Pada saat
inilah mungkin Anda baru benar-benar sadar bahwa ada masalah dalam paru-paru Anda.

Beberapa gejala berat mungkin memerlukan pengobatan di rumah sakit. Anda harus
mencari pengobatan darurat jika Anda mengalami masalah berikut:

 Kesulitan mengatur napas atau berbicara.


 Bibir atau kuku Anda berubah biru atau abu-abu (ini adalah tanda rendahnya kadar oksigen
dalam darah).
 Anda tidak waspada secara mental.
 Jantung Anda berdetak sangat cepat.
 Anjuran pengobatan untuk gejala yang memburuk tidak bekerja.

Mungkin saja ada gejala yang belum disebutkan. Akan tetapi, jika Anda memiliki
kekhawatiran akan gejala-gejala lain, berkonsultasi ke dokter adalah pilihan tepat untuk
menjawab keraguan Anda.
c. Pengobatan dan Pengendalian

 Meredakan gejala
 Memperlambat perkembangan penyakit
 Meningkatkan kemampuan untuk tetap aktif
 Mencegah dan mengobati komplikasi

a. Obat-obatan

 Bronkodilator: obat ini membuat Anda dapat bernapas lebih mudah dengan
mengendurkan otot di paru-paru dan memperlebar saluran udara
 Kombinasi bronkodilator dengan kortikosteroid inhalasi: obat jenis steroid diberikan
dengan tujuan mengurangi peradangan paru

b. Vaksin

Mendapatkan vaksin secara rutin setiap tahunnya juga menjadi salah satu langkah yang
dapat dilakukan untuk mencegah memburuknya kondisi dan gejala PPOK. Beberapa
vaksin yang mungkin perlu Anda dapatkan, antara lain:

 Vaksin flu
 Vaksin pneumococcal, yang berfungsi mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
yang disebut Streptococcus pneumoniae atau pneumococcus). Vaksin ini berguna
mencegah penyakit pneumonia

c. Terapi oksigen

Salah satu terapi yang perlu dilakukan adalah terapi oksigen, terutama jika kondisinya
sudah cukup parah. Penyakit PPOK adalah penyakit yang menyebabkan seseorang
kesulitan mengambil oksigen. Dalam kondisi parah, seseorang terkadang membutuhkan
tambahan oksigen melalui terapi oksigen secara rutin.

d. Operasi
Operasi biasanya merupakan pilihan terakhir bagi orang yang menderita gejala parah
yang tidak membaik dengan minum obat. Operasi paling sering berkaitan dengan
emfisema, termasuk bullectomy dan operasi pengurangan volume paru (LVRS).
Transplantasi paru bisa menjadi pilihan bagi orang yang menderita PPOK sangat parah.

 bullectomy, yaitu pengangkatan gelembung pada kantung udara (bullae) di paru-paru


 operasi pengurangan volume paru
 transplantasi paru

Bagaimana cara mengendalikan PPOK?


Perubahan gaya hidup dan pengobatan dapat membuat Anda merasa lebih baik, tetap
aktif, dan memperlambat perkembangan PPOK. Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk
mengendalikan PPOK adalah sebagai berikut: Berhenti merokok dan hindari iritan paru
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini
disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
Pada manusia, pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang terdapat
dalam tubuh atau melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur
organ atau bagian-bagian alat pernapasan pada manusia terdiri atas :
1. Rongga hidung,
2. Faring,
3. Laring,
4. Trakea,
5. Bronkus,
6. Paru-paru.
7. Alveolus
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Oksigen
masuk melalui trakhea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan
darah didalam kapiler pulmonalis. Didalam paru-paru, karbondioksida, salah satu hasil
buangan metabolisme, menembus membran alveoler-kapiler darah ke alveoli dan setelah
melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Tambayong, Jan. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai