Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS GERONTIK

PADA Ny.Hj I DENGAN REUMATIK DI RT.003/ RW.003


PANUNGANGAN INDUK, TANGERANG KOTA

Sulaiman

2011030230124

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGINILMU KESEHATAN (STIKes)

WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK

DENGAN REMATIK

A. KONSEP DASAR LANSIA

A. Definisi Lansia
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Usia lanjut
merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu
yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari
(Notoatmodjo, 2007).
Lansia merupakan dua kesatuan fakta sosial dan biologi. Sebagai suatu fakta
sosial, lansia merupakan suatu proses penarikan diri seseorang dari berbagai status
dalam suatu struktur masyarakat. Secara fisik pertambahan usia dapat berarti
semakin melemahnya menusia secara fisik dan kesehatan (Prayitno, 2000)
Menurut Undang Undang RI No 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19 ayat 1
bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami
perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan
pengaruh pad seluruh aspek kehidupan (Khoiriyah, 2011).
Lanjut Usia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai
dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika
manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan
melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas
dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi
manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru
dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi
lingkunganya (Darmojo, 2004 dalam Uswatun Chasanah, 2016).

B. Klasifikasi Lansia
Menurut Maryam (2008), lima klasifikasi pada lansia antara lain:
1. Pra lansia Seseorang yang berusia 45-59 tahun
2. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
3. Lansia resiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
4. Lansia potensial Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang masih dapat menghasilkan barang/ jasa
5. Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO dalam Psychologymania, 2013 batasan
lanjut usia meliputi :
1. Usia pertengahan (middle age) adalah kolompok usia 45-59 tahun.
2. Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun.
3. Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

C. Tipe Lansia
Menurut Maryam (2008), beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman
hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonominya. Tipe tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman menyesuaikan diri dengan perubahan jaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memenuhi undangan, dan menjadi panutan
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru dan selektif dalam mencari
pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi undangan
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan melakukan
pekerjaan apa saja
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan
acuh tidak acuh
D. Tugas Perkembangan Lanjut Usia
Seiring tahap kehidupan, lansia memiliki tugas perkembangan khusus.menurut
Potter dan Perry (2005), tujuh kategori utama tugas perkembangan lansia
meliputi:
1. Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
Lansia harus menyesuaikan dengan perubahan fisik seiring terjadinya penuaan
sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi.Hal ini tidak dikaitkan dengan
penyakit, tetapi hal ini adalah normal.
2. Menyesuaikan terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan
Lansia umumnya pensiun dari pekerjaan purna waktu, dan oleh karena itu
mungkin perlu untuk meyesuaikan dan membuat perubahan karena hilangnya
peran bekerja.
3. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan
Mayoritas lansia dihadapkan pada kematian pasangan, teman, dan kadang
anaknya.Kehilangan ini sering sulit diselesaikan, apalagi bagi lansia yang
menggantungkan hidupnya dari seseorang yang meninggalkannya dan sangat
berarti bagi dirinya.
4. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia
Beberapa lansia menemukan kesulitan untuk menerima diri sendiri selama
penuaan. Mereka dapat memperlihatkan ketidakmampuannya sebagai koping
dengan menyangkal penurunan fungsi, meminta cucunya untuk tidak memanggil
mereka “nenek” atau menolak meminta bantuan dalam tugas yang menempatkan
keamanan mereka pada resiko yang besar
5. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup
Lansia dapat mengubah rencana kehidupannya. Misalnya kerusakan fisik dapat
mengharuskan pindah ke rumah yang lebih kecil dan untuk seorang diri
6. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak yang dewasa
Lansia sering memerlukan penetapan hubungan kembali dengan anakanaknya
yang telah dewasa
7. Menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup
Lansia harus belajar menerima akivitas dan minat baru untuk mempertahankan
kualitas hidupnya.Seseorang yang sebelumnya aktif secara sosial sepanjang
hidupnya mungkin merasa relatif mudah untuk bertemu orang baru dan mendapat
minat baru.Akan tetapi, seseorang yang introvert dengan sosialisasi terbatas,
mungkin menemui kesulitan bertemu orang baru selama pensiun.

E. Masalah Fisik Pada Lansia


Menurut Azizah (2011), masalah fisik yang sering ditemukan pada lansia adalah :
1. Mudah Jatuh Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi
mata yang melihat kejadian yang mengakibatkan seseorang mendadak
terbaring/terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka
2. Mudah Lelah Disebabkan oleh : faktor psikologis (perasaan bosan, keletihan atau
perasaan depresi), gangguan organis, pengaruh obat-obat.
3. Berat Badan Menurun Disebabkan oleh : Pada umumnya nafsu makan menurun
karena kurang gairah hidup atau kelesuan, Adanya penyakit kronis, Gangguan
pada saluran pencernaan sehingga penyerapan makanan terganggu, Faktor-faktor
sosioekonomis (pensiun).
4. Sukar Menahan Buang Air Besar Disebabkan oleh : Obat-obat pencahar perut,
Keadaan diare, Kelainan pada usus besar, Kelainan pada ujung saluran pencernaan
(pada rektum usus).
5. Gangguan pada Ketajaman Penglihatan Disebabkan oleh : Presbiop, Kelainan
lensa mata (refleksi lensa mata kurang), Kekeruhan pada lensa (katarak), Tekanan
dalam mata yang meninggi (glaukoma).

F. Penyakit Yang Sering Di Jumpai


Menurut Azizah (2011), dikemukakan adanya empat penyakit yang sangat erat
hubungannya dengan proses menua yakni :
1. Gangguan sirkulasi darah, seperti : hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan
pembuluh darah di otak (koroner) dan ginjal
2. Gangguan metabolisme hormonal, seperti: diabetes mellitus, klimakterium, dan
ketidakseimbangan tiroid.
3. Gangguan pada persendian, seperti osteoartitis, gout arthritis, atau penyakit
kolagen lainnya d. Berbagai macam neoplasma
B. KONSEP DASAR REUMATIK

1. Pengertian
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat
sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi
secara simetris (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165).
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan
proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2010 : 1248).
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak
diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane
sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut
(Susan Martin Tucker, 2011).
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh (Arif Mansjour, 2011)
2. Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor
resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
a. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah
yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan
saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan
pada osteoartritis.
b. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki
lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara
pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause)
frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
c. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa.
Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan
pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
d. Genetik
Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks
histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR seropositif.
Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko relative 4 : 1 untuk menderita penyakit
ini.
e. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata
tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban
berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atau
sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis yang berperan
(karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit)
yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
f. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus
berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering
menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih
tinggi.
g. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya
oateoartritis paha pada usia mudah
h. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya
osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras)
tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan
sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.
3. Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi (Artikuler)
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik
artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:
b. Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang tersebar
diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di luar
persendian.Peradangan kronis dipersendian menyebabkan kerusakan struktur
sendi yang terkena. Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa persendian
sekaligus.Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput sendi) serta
pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan
tulang di sekitarnya, terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya
simetris (terjadi pada kedua sisi).Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui
dengan pasti. Ada yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan
sebagainya. Namun semuanya belum terbukti. Berbagai faktor
termasuk kecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan
beberapa kasus Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan
stres yang berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬-
satunya anak yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan
sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran
(Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang
menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut.
Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut
panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin merangsang
peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan
merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk).
c. Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum
diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran
klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi
(kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk tulang
subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan ikat sekitar
persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami
kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam
pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada
beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu :
Usia lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik,
kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga,
kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
d. Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia) .
Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif.
Namun bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit
ini timbul akibat kristal monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan
kristal ini menimbulkan peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik
gout akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum
diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan
faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan
karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder
disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi,
yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah
salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel)
dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi
asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang,
polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab
lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida
yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya
terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang
meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga
ikut meninggi.
e. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar
sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra
artikuler rheumatism). Jenis – jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan
anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut,
penyebabnya adalah faktor kejiwaan
2) Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal
di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung
pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini
dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa
timbul akibat menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau
radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot
ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan
pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses
degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik
yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri
maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi,
tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah
mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral
dan sakroiliaka) Yang dapat menjalar ke tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan
atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan
belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau digerakkan kesamping.
Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.

4. Manifestasi klinis
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena,
terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa
kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat
hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn
perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;
a. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang
lain.
b. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan
dengan bertambahnya rasa nyeri.
c. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti
duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
d. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
e. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan
yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar
f. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul
berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi
yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang
umumnya tua (lansia).

5. Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang berkelanjutan,
sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada
persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. 
Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.  Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian.  Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan
osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa
adanya serangan dan tidak adanya serangan.  Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.  Yang lain. terutama yang
mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan
menjadi kronis yang progresif.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan
awal) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
b. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
c. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
d. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, produk-
produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan
viskositas dan komplemen (C3 dan C4).
e. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
f. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
g. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang
simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta
menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul
subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen

7. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat
simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai
analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses
patologis
b. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi
yang sakit.
c. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
d. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
e. Dukungan psikososial
f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang
tepat
g. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
h. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri
i. Konsumsi makanan yang mengandung protein dan Vitamin
j. Diet rendah purin:
Golongan bahan Makanan yang boleh diberikan Makanan yang tidak boleh
makanan diberikan
Karbohidrat Semua –
Protein hewani Daging atau ayam, ikan tongkol, Sardin, kerang, jantung, hati,
bandeng 50 gr/hari, telur, susu, keju usus, limpa, paru-paru, otak,
ekstrak daging/ kaldu, bebek,
angsa, burung.
Kacang-kacangan kering 25 gr atau –
Protein nabati tahu, tempe, oncom
Minyak dalam jumlah terbatas.
Semua sayuran sekehendak kecuali: –
Lemak asparagus, kacang polong, kacang
buncis, kembang kol, bayam, jamur Asparagus, kacang polong,
Sayuran maksimum 50 gr sehari kacang buncis, kembang kol,
Semua macam buah bayam, jamur maksimum 50
gr sehari
Teh, kopi, minuman yang
mengandung soda
Semua macam bumbu -

Buah-buahan Alkohol

Minuman Ragi

Bumbu, dll
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan
menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas
normal. Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita
osteoartritis:
8. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
disebabkan oleh adanya darah yang membeku.
d. Terjadi splenomegali.
Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar
kemampuannya untuk  menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan
trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan
meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah,Lilik Ma’rifatul.  Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Garaha Ilmu.

Yogyakarta. 2011

Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

Kushariyadi. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika. Jakarta.

2010
Mubaraq, Chayatin, Santoso. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi.

Salemba Medika. Jakarta. 2011

Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; Nety Juniarti, Sari

Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2006

Tamher, S. Noorkasiani. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan

Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. 2011

FORMAT PENGKAJIAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Nama mahasiswa : Sulaiman


Hari/Tanggal : Jumat, 20 Maret 2022
Metode pengkajian : Observasi dan Wawancara
Sumber : Ny. Hj I

I. Identitas diri klien


Nama : Ny. Hj I
Umur : 68 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : RW 003/003
Status perkawinan : Janda
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : IRT
II. Kondisi kehidupan klien saat ini :
Saat ini Ny. tinggal bersama dengan cucunya. Ny.Hj I sehari hari melakukan
aktivitas dirumah saja. Ny.Hj I tidak memiliki kegiatan diluar rumah dan
Ny.Hj I lebih senang dirumah saja.
Genogram
Gambarkan bagannya :

Keterangan :
: Perempuan : klien
: Laki-laki : Meninggal dunia
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal dalam satu rumah

: Tinggal satu rumah

III. Riwayat Penyakit Keluarga


Ny.Hj I mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berat
sebelumnya
IV. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama saat ini
- Ny.Hj I mengatakan saat ini masih sering merasakan nyeri dikaki, dan sulit
melakukan aktivitas seperti berjalan, dikarenakan kaki nya yang sakit. Ny.Hj I
tidak tahu bahwa dirinya mempunyai sakit apa. Namun sampai saat ini Ny.Hj I
hanya memeriksakan dirinya di posbindu yang di selenggarakan oleh
puskesmas.

2. Apa yang dipikirkan saat ini :


Ny.Hj I mengatakan tidak terlalu memikirkan banyak hal yang di pikirkan
terutama tentang kondisi kesehatannya saat ini.
3. Siapa yang paling dipikirkan saat ini :
Ny.Hj I mengatakan tidak memikirkan siapa siapa saat ini
4. Riwayat penyakit dahulu :
Ny.Hj I mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang berat danNy.Hj I
mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit.
V. Pengkajian
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan tidak mengerti dengan penyakit yang dideritanya, karena
sebelumnya pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang dirasakan
saat ini, pasien mengatakan jarang mengontrol dan memeriksakan
kesehatannya ke klinik kesehatan.
2. Pola nutrisi
Pasien mengatakan nafsu makan baik, pasien minum habis 3 gelas/hari.
3. Pola eliminasi
Pasien mengatakn BAB dan BAK lancar
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah / berjalan √
Ambulasi / ROM √
Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Tergantung total.

5. Pola tidur dan istirahat


Pasien mengatakn tidur nyenyak dimalam hari, dan pasien tidur siang 1-2 jam
6. Pola perseptual
Pasien dapat berkomuniasi dengan baik, pandangan pasien baik dan jelas,
pasien dapat menjawab pertanyaan perawat.
7. Pola persepsi diri
a. Gambaran diri
Pasien merasa kalau dirinya sakit
b. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin segera sembuh.
c. Harga dri
Pasien tidak merasa minder dengan keadaan yang sekarang dan tampak
selalu kooperatif terhadap perawat.
d. Identitas diri
Pasien mampu mengenali dirinya sebagai seorang nenek dengan 1 orang
cucu yang tinggal bersamanya.
e. Peran diri
Selama ini pasien berperan sebagai IRT bagi keluarganya
8. Pola peran hubungan
Keluarga pasien mengatakan pasien mampu berinteraksi dan mengenal
lingkungan dengan baik, pasien ramah dengan keluarga dan lingkungan
sekitarnya.

9. Pola managemen koping stress


Keluarga pasien mengatakan pasien bila ada masalah sellau membicarakan
dengan cucunya. Pasien bingung tidak mengerti dengan penyakit yang di
deritanya
10. Sistem nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu dan tampak sellau ber do’a atas
kesembuhannya
11. Identifikasi Masalah Emosional
Apakah klien mengalami sukar tidur? Tidak
Apakah klien sering merasa gelisah? Tidak
Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? Tidak
Apakah klien sering was-was atau khawatir? ya

VI. Pemeriksaan Fisik


1. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. TD : 120/80 mmHg Nadi : 80x/menit Respirasi : 16x/menit
Suhu : 36.0oC
c. BB : 65 kg TB : 158 cm
d. Kepala : keadaan rambut bersih ,warna rambut putih.
e. Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid.
f. Thorak : tidak terdapat nyeri pada dada
g. Abdomen : kulit bersih, tidak terdapat luka pada daerah abdomen,
tidak terdapat nyeri tekan
h. Ekstremitas :
Atas : anggota gerak lengkap pada kedua tangan kanan dan
kiri,
pergerakan bebas.
Bawah : anggota gerak lengkap pada kaki kanan dan kiri, dan
terdapat edema pada kaki kanan pasien.

2. Pemeriksaan Panca Indera


a. Penglihatan (mata) :
1) Bola mata : simetris
2) Konjunctiva : unanemis
3) Sklera : normal
4) Reflek pupil : ada
5) Gangguan pengelihatan : pasien hanya dapat melihat dari jarak dekat
b. Pendengaran(telinga)
1) Bentuk telinga : normal
2) Nyeri : tidak terdapat nyeri pada telinga
3) Liang telinga : kurang bersih
4) Gangguan pendengaran : Tidak ada masalah
c. Pengecapan (mulut) : Tidak ada masalah
d. Sensasi(kulit) : ada
e. Penciuman(hidung) : Tidak ada masalah

VII. Pengakajian Fungsional Klien


1. KATZ Indeks
Hasil pengkajian dengan menggunakan KATZ indeks, klien tergolong dalam
individu yang memiliki tingkat kemandiriian tinggi (Mandiri A), karena
dalam pengkajian klien bisa melakukan aktivitas berikut dengan mandiri:
a. Mandiri dalam makan
b. Kontinensia (BAK, BAB)
c. Menggunakan pakaian
d. Pergi ke toilet
e. Berpindah
f. Mandi

2. Barthel Index
DENGAN
NO KRITERIA MANDIRI KET
BANTUAN
1. Makan √
2. Minum √
3. Berpindah dari kursi roda ke √
tempat tidur, sebaliknya
4. Personal toilet (Cuci muka, √
menyisir rambut, Gosok
gigi)
5. Keluar masuk toilet √
(Membuka pakaian,
menyeka tubuh, menyiram)
6. Mandi √
7. Jalan di permukaan datar √
8. Naik turun tangga √
9. Mengnakan Pakaian √
10. Kontrol Bowel (BAB) √
11. Kontrol blader (BAK) √
12. Olah raga √
13. Rekreasi/ Pemanfaatan √
waktu luang

VIII. Pengkajian Status Mental Gerontik


a. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable
Mental Status Questioner (SPMSQ). Instruksi: Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar
ini dan catat semua jawaban. Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan
dan masukkan dalam interpretasi. Jika hasil pengkajian SPMSQ didapatkan skor
benar 10 maka klien dikategorikan sebagai lansia yang memiliki fungsi
intelektual utuh.

BENAR SALAH NO PERTANYAAN


√ 1 Tanggal berapa hari ini ?
√ 2 Hari apa sekarang ini ?
√ 3 Apa nama tempat ini ?
√ 4 Dimana alamat Anda ?
√ 5 Berapa umur Anda ?
√ 6 Kapan Anda lahir ? (minimal tahun lahir)
√ 7 Siapa Presiden Indonesia sekarang ?
√ 8 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?
√ 9 Siapa nama ibu Anda ?
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
√ 10 dari setiap angka baru, semua secara
menurun.
Total = 6 Total =4
b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental
Tes dilakukan dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

NO ASPEK NILAI NILAI


KRITERIA
. KOGNITIF MAKS. KLIEN

1. Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar :


 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa) 1
detik untuk mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga obyek tadi. (Untuk disebutkan)
 Obyek..……
 Obyek …….
 Obyek …….
3. Perhatian 5 1 Minta klien untuk memulai dari angka 100
dan kemudian dikurangi 7 sampai 5
kalkulasi kali/tingkat.
 93
 86
 79
 72
 65
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada No 2 (registrasi) tadi. Bila
benar, 1 point untuk masing-masing
obyek.

5. Bahasa 9 6 “Tak ada jika, dan, atau, tetapi” Bila benar,


nilai satu point.
 Pernyataan benar 2 buah (contoh: tak
ada, tetapi).

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri dari 3 langkah :
“Ambil kertas di tangan Anda, lipat dua
dan taruh di lantai”.
 Ambil kertas di tangan Anda
 Lipat dua
 Taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila


aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)
 “Tutup mata Anda”

Perintahkan pada klien untuk menulis satu


kalimat dan menyalin gambar.
 Tulis satu kalimat
 Menyalin gambar
Interpretasi hasil :
> 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat pada Ny.Hj I
IX. Pengkajian Resiko Jatuh
Morse Fall Scale (MFS)
NO. PENGKAJIAN SKALA NILAI
1. Riwayat jatuh; apakah lansia pernah jatuh dalam Tidak 0 25
3 bulan terakhir? Ya 25
2. Diagnosa sekunder; apakah lansia memiliki lebih Tidak 0 0
dari satu penyakit? Ya 15
3. Alat bantu jalan; 0
 Bed rest/ dibantu keluarga 0

 Kruk/ tongkat/ walker 15

 Berpegangan pada benda-benda disekitar 30

(kursi, lemari, meja)


4. Terapi intravena; Apakah saat ini klien terpasang Tidak 0 0
selang invus? Ya 20
5. Gaya berjalam/cara berpindah 0
 Normal/ bedrest/ immobile (tidak dapat 0
bergerak sendiri) 10

 Lemah (tidak bertenaga) 20

 Gangguan/ tidak normal (pincang, diseret)


6. Status mental 0
 Lansia menyadari kondisi dirinya sendiri 0

 Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15

TOTAL SKALA 35

Intepretasi :
0-24 : tidak berisiko
25-20 : risiko rendah
>51 : risiko tinggi
Terdapat resiko rendah pada Ny.Hj I
X. Pengkajian Tingkat Depresi
Skala Depresi Geriatri (Geriatric Depression Scale 15-Item / GDS-15)
Petunjuk Penulisan:
a. Beri tanda ceklist (√) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia
sesuai dengan kondisi kakek/nenek.
b. Tidak ada jawaban benar atau jawaban salah sehingga harap diisi dengan
jujur
NO. PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan √
anda?
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak kegiatan √
dan
minat/ kesenangan Anda ?
3 Apakah Anda merasa kehidupan anda hampa? √
4 Apakah anda sering bosan? √
5 Apakah anda mempunyai semangat baik sepanjang √
waktu?
Apakah anda takut sesuatu menjadi buruk akan √
6 terjadi pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar √
waktu anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? √
9 Apakah anda senang tinggal di rumah daripada pergi √
ke luar
mengerjakan sesuatu hal yang baru ?
10 Apakah Anda mempunyai banyak masalah dengan √
daya ingat Anda dibanding kebanyakan orang ?
11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang ini √
menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti √
perasaan Anda saat ini?
13 Apakah anda merasa anda penuh semangat? √
14 Apakah Anda merasa bahawa keadaan anda tidak ada √
harapan?
15 Apakah anda pikir bahwa keadaan orang lain lebih √
baik dari pada Anda?
10/15 x 100% = 66
Intepretasi :
20-40 : tidak ada depresi
41-60: depresi ringan
61-80: depresi sedang
81-100 : depresi berat
Ny.Hj I mengalami depresi sedang

XI. The Mini Nutrition Asssessment


NO. PERTANYAAN KETERANGAN SKOR
1. SCREENING
1. Apakah anda mengalami 0: kehilangan nafsu 2
penurunan asupan makanan makan berat
selama 3 bulan terakhir 1: kehilangan nafsu
disebabkan kehilangan nafsu makan sedang 2: tidak
makan, gangguan saluran cerna, kehilangan nafsu makan
kesulitan mengunyah atau
menelan?
2. Apakah anda mengalami 0: kehilangan berat badan 3
penurunan berat badan dalam 3 lebih 3 kg
bulan terakhir? 1: tidak tahu
2: kehilangan BB antara 1-3 kg
3: tidak mengalami kehilangan
BB
3. Bagaimana aktivitas atau 0: diranjang saja atau dikursi 2
pergerakan tubuh anda saat ini? roda
1: dapat meninggalkan ranjang
atau kursi roda namun tidak
bisa pergi/jalan-jalan ke luar
2: dapat berjalan atau pergi
dengan leluasa
4. Apakah anda mengalami stress 0: ya 2
psikologis atau penyakit akut 2: tidak
selama 3 bulan terakhir?
5. Apakah anda mengalami 0: demensia atau 1
masalah penyakit depresi berat
psikologis yang berkaitan 1: demensia sedang
dengan saraf otak? 2: tidak ada masalah psikologis
6. Bagaimana hasil Indeks Massa 0: IMT < 19 kg/m ଶ 1
Tubuh (IMT) anda?
1: IMT antara 19-21
berat badan (kg) /tinggi badan
2: IMT antara 21-23
(m2) 3: IMT > 23
Total 11

Interpretasi hasil :
Jika total skor ≤ 11 maka lanjutkan kuesioner pengkajian
Jika total skor ≥12 hanya screening, TIDAK dillanjutkan kuesioner pengkajian

2. PENGKAJIAN
7. Apakah anda tinggal mandiri? 0: tidak 1
(bukan di panti/ rumah sakit) 1: ya
8. Apakah anda menggunakan lebih 0: ya 1
dari 3 macam 1: tidak
obat per hari
9. Apakah ada luka akibat tekanan atau 0: ya 1
luka dikulit? 1:tidak
10. Berapa kali anda mengosumsi 0: 1 kali 2
makan lengkap/ utama per hari? 1: 2 kali
2: 3 kali
11. Berapa banyak anda 0: jika tidak ada atau hanya 1 0,5
mengosumsi makanan jawaban disamping
sumber protein? 0.5: jika terdapat 2 jawaban
a. Sedikitnya 1 dairy porsi produk ya
(seperti susu, keju, yoghurt) per 1.0 : jika semua jawaban ya
hari (Ya/tidak)
b. 2 atau lebih porsi kacang-
kacangan atau telur perminggu
(Ya/tidak)
c. Daging, ikan, atau unggas setiap
hari
(Ya/tidak)
12. Apakah anda mengkonsumsi sayur 0: tidak 1
atau buah 2 1: ya
porsi atau lebih per hari?
13. Seberapa banyak asupan cairan yang 0.0: kurang dari 3 gelas 0.5
anda minum per hari (air putih, jus, 0.5: 3-5 gelas
kopi, teh, susu) 1.0: lebih dari 5 gelas
14. Bagaimana cara anda makan? 0: harus disuapi 2
1: bisa makan sendiri dengan
sedikit kesulitan
2: makan sendirian tanpa
kesulitan apapun juga
15. Bagaimana pandangan anda 0: merasa ada masalah gizi 0
mengenai status gizi anda? 1: ragu/ tidak tahu terhadap
status gizi 2: tidak ada
masalah terhadap status gizi
16. Jika dibandingkan dengan 0: tidak 0
kesehatan orang lain yang sebaik dia
sebaya/seumur, bagaimana 0.5: tidak
pendapat anda tentang keadaan tahu
anda dibandingkan orang 1: sama baiknya
tersebut? 2: lebih baik
17. Lingkar lengan atas (LLA) anda 0: kurang dari 21 cm 0
(cm)? 0.5: 21-22 cm
1: lebih dari 22 cm
16. Jika dibandingkan dengan 0: tidak 0
kesehatan orang lain yang sebaik dia
sebaya/seumur, bagaimana 0.5: tidak
pendapat anda tentang keadaan tahu
anda dibandingkan orang 1: sama baiknya
tersebut? 2: lebih baik
18. Lingkar betis (LB) anda (cm)? 0: kurang dari 31 cm 0
1: lebih dari 31 cm

Total 9
Interpretasi hasil :
Normal :12-14 poin
Resiko mal nutrisi : 8-11 poin
Malnutrisi : 0-7 poin
Terdapat resiko mal nutrisi pada Ny.Hj I

A. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Agen Nyeri Akut (D.0077)
- Ny.Hj I mengatakan Pencedera
Sakit pada kakinya terutama jika Fisik
pagi hari
DO :
- Kesadaran : composmentis
- Klien tampak Gelisah
- Vital sign :
TD : 120/80mmHg
N : 85x/mnt
RR : 18x/mnt
Suhu :36.0oC
- Pengkajian Nyeri
P : Nyeri pada kaki sebelah kanan
Q : nyeri seperti tertimpa benda
berat
R : Nyeri hanya di kaki kanan
S : skala nyeri 3
T : nyeri dirasakan hilang timbul
DS: Kekakuan Sendi Gangguan Mobilitas Fisik
- Ny.Hj.I mengatakan ia sulit (D.0054)
melakukan aktivitas seperti
berjalan, dikarenakan kaki nya
yang sakit

DO:
- Ny.Hj I terlihat sesekali memijat
pergelangan kakinya

DS : Kurang Defisit Pengetahuan Tentang


- Ny.Hj I mengatakan tidak paham terpapar Hipertensi (D.0111)
tentang penyakit yang dialami nya Informasi
- Ny.Hj I mengatakan kurang
mendapatkan informasi tentang
penyakit yang dialami nya.
DO :
- Ny.Hj I tampak bingung saat
dilakukan anamnesia mengenai
penyakit yang dialaminnya
- Pemeriksaan Fisik didapatkan :
Kesadaran : CM
TD : 120/80mmHg
N : 80x/mnt
RR : 18x/mnt
Suhu :36.0oC
B. Diagnosa Sesuai Prioritas
1. Nyeri Akut (D.0077) b.dAgen Pencedera Fisik d.d Mengeluh Nyeri (SDKI )
2. Gangguan mobilitas Fisik (D.0054) b/d Kekakuan Sendi (SDKI)
3. Defisit Pengetahuan tentang Penyakit (D.0111) b.d Kurang Terpapar
Informasi d.d mananyakan masalah yang dihadapi. (SDKI )
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa I
Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Nyeri Akut (D.0077) Tujuan Intervensi
b.dAgen Pencedera Fisik Setelah dilakukan tindakan A. Manajemen Nyeri
d.d Mengeluh Nyeri keperawatan diharapkan - Identifikasi lokasi,
(SDKI) tingkat nyeri menurun karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
Keluhan nyeri menurun (3). intensitas nyeri.
- Identifikasi skala
nyeri.
- Identifikasi faktor
yang memperberat dan
memperingan nyeri.
- Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(teknik tarik nafas
dalam.
- Jelaskan Penyebab
nyeri

Diagnosa II

Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan


Gangguan mobilitas Fisik Tujuan Intervensi
(D.0054) b/d Kekakuan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Ambulasi
Sendi (SDKI) keperawatan selama 1 x 24 Observasi
jam - Indentifikasi adanya nyeri
Mobilitas fisik atau keluhan fisik lainya
Ekspetasi : meningkat - Indentifikasi toleransi fisik
1.kekuatan otot meningkat melakukan ambulasi
2.pergerakan ektremitas Terepeutik
meningkat - Libatkankan keluarga
3.kecemasan menurun untuk menbantu pasien
4.kaku sendi menurun dalam meningkatkan
5.gerakan terbatas menurun ambulasi
1. 6.kelemahan fisik Edukasi
menurun - Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Ajarkan ambulasi
sederhana yang bisa
dilakukakan
- 1.berolahraga ringan

Diagnosa III

Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan


Defisit Pengetahuan Tujuan Intervensi
Tentang reumatik Setelah dilakukan A. Edukasi Kesehatan
(D.0111) b.d Kurang asuhan keperawatan - Identifikasi kesiapan dan
Terpapar Infomasi d.d (Penyuluhan), kemampuan menerima
mananyakan masalah diharapkan prilaku informasi
yang dihadapi klien - Sediakan materi dan media
sesuai dengan pendidikan kesehatan
pengetahuan dengan - Jadwalkan pendidikan
kriteria Hasil : kesehatan sesuai
1. Meningkat (5 kesepakatan
poin) - Berikan kesempatan untuk
2. Cukup bertanya
meningkat (4 - Jelaskan factor resiko yang
poin) dapat mempengaruhi
3. Sedang (3 kesehatan
poin) - Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa muncul
Dan Klien mampu pada penyakit, dengan cara
menjelaskan yang tepat dalam
pengetahuan tentang menanganinya
penyakit reumatik - Berikan penyuluhan
dengan kriteria Hasil : kesehatan terkait dengan
2. Meningkat (5 kondisi penyakit yang
poin) dirasakan.
3. Cukup B. Edukasi Diet
Meningkat (4 - Identifikasi kebiasaan pola
poin) makan saat ini dan masa
4. Sedang (3 lalu.
poin). - Identifikasi keterbatasan
finansial untuk
menyediakan makanan.
- Jelaskan tujuan kepatuhan
diet terhadap kesehatan.

D. Implementasi dan Evaluasi

No. Implementasi Evaluasi Tanda


DK Tangan
1 Manajamen nyeri S: Sulaiman
- klien mengatakan
- Mengidentifikasi lokasi,
mengerti
karakteristik, durasi, frekuensi, bagaimana teknik
untuk mengurangi
kualitas, intensitas nyeri.
rasa nyeri
- Mengi dentifikasi skala nyeri. O:
- Klien tampak bisa
- Mengidentifikasi faktor yang
mempraktekan
memperberat dan memperingan nyeri. teknik Tarik nafas
dalam
- Mengajarkan teknik nonfarmakologi
 TD : 120/85
untuk mengurangi rasa nyeri (teknik mmHg
 S : 36,6 OC
tarik nafas dalam.
 RR : 20x/menit
- Menjelaskan Penyebab nyeri  N : 80x/menit

A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
2 - Mengindentifikasi adanya nyeri atau S: Sulaiman
keluhan fisik lainya - Ny.Hj I
- Mengindentifikasi toleransi fisik Mengatakan
melakukan ambulasi mengerti
- Menglibatkankan keluarga untuk bagaimana cara
menbantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
ambulasi - Ny W
- Menjelaskan tujuan dan prosedur mengatakan akan
ambulasi melakukan
- Mengajarkan ambulasi sederhana yang ambulasi
bisa dilakukakan O:
- 1.berolahraga ringan - Ny.Hj I mencoba
melakukan
ambulasi
A: masalah teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan
oleh
keluarga.
3 - Menjadwalkan pendidikan S: Sulaiman
kesehatan sesuai kesepakatan - Klien mengatakan
- Memberikan kesempatan untuk sekarang sudah
bertanya memahami apa
- Menjelaskan factor resiko yang defisni, penyebab,
dapat mempengaruhi kesehatan tanda gejala
- Mengambarkan tanda dan gejala reumatik
yang biasa muncul pada penyakit, - Keluarga
dengan cara yang tepat dalam mengatkan
menanganinya mengerti
- Memberikan penyuluhan bagaimana cara
kesehatan terkait dengan kondisi menangani
penyakit yang dirasakan. Reumatik
- Mengdentifikasi kebiasaan pola O:
makan saat ini dan masa lalu. - Keluarga dapat
- Mengidentifikasi keterbatasan menyebutkan
finansial untuk menyediakan defisni. Penyebab ,
makanan. dan tanda gejala
- Menjelaskan tujuan kepatuhan Reumatik
diet terhadap kesehatan - Keluarga dapat
merawat anggota
yang sakit
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Masalah : Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya Rematik


Pokok Bahasan : Kesehatan Lansia
Sub Pokok Bahasan : Reumatik
Sasaran : Ny.Hj I
Tanggal Pelaksanaan : Minggu, 14 Maret 2021
Waktu : 15 menit
Penyuluh : Sulaiman
Tempat : Rumah Keluarga Ny.Hj I

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan penyuluhan tentang rematik,diharapkan


lansia memahami tentang penyakit rematik.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 20 menit lansia mampu
menjelaskan:

 Menyebutkan arti dari rematik.


 Menyebutkan Penyebab
 Menyebutkan tanda dan gejala
 Mengidentifikasi cara perawatan rematik
 Memahami diit rematik untuk lansia
 Memperagakan pemberian kompres hangat
 Memahami pengobatan tradisioanl rematik untuk lansia
B. Materi Penyuluhan
 Pengertian dari rematik.
 Penyebab Rematik
 Tanda dan gejala Rematik
 Perawatan pada rematik
 Bagaimana diit rematik untuk lansia
 Bagaimana cara pemberian kompres hangat
 Bagaimana cara pengobatan tradisional rematik untuk lansia
C. Kegiatan Pembelajaran
1. Metode : Ceramah dan tanya jawab
2. Strategi Proses Belajar Mengajar

Penyuluh Ny. HJ I waktu

Pembukaan 3 menit
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam serta
2. Memperkenalkan diri menyambut dengan baik
3. Menjelaskan maksud dan tujuan 2. Memperhatikan
3. Menyimak penjelasan
dengan baik
Kegiatan inti 10menit
1. Mengkaji pengetahuan Hj.I 1. Hj.I menjawab beberapa
tentang materi yang akan pertanyaan
disampaikan 2. Menyimak penjelasan
2. Menjelaskan tentang Rematik materi yang disampaikan
3. Memberikan kesempatan bagi penyuluh
HJ.I untuk bertanya 3. Mengajukan beberapa
4. Menjawab pernyataan dengan pertanyaan
cukup spesifik 4. Mendengarkan jawaban

1. Memberikan pertanyaan dan 2. Menjawab pertanyaan 2 menit


reinforcement positif.

Penutup 5 menit
1. Bersama-sama Hj.I 1. Menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil pembahasan pembahasan bersama
2. Memotivasi Hj.I untuk penyuluh
mengontrol nyeri dengan 2. Hj.I termotivasi untuk
pemberian kompres hangat melakukan pemberian
3. Salam penutup kompres hangat saat klien
merasa nyeri pada lututnya
3. Menjawab salam

D. Media
1. Media : Leaflet
2. Sumber :

Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien


Indonesia. “Penuntun Diet”; Edisi Baru, Jakarta, 2004, PT Gramedia Pustaka
Utama

Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W, “Kapita


Selekta Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1, Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI, Jakrta, 2004
E. Evaluasi
1. Prosedur : Post test
2. Bentuk : Lian
3. Butir Soal :
a. Peserta mengerti apa pengertian rematik
b. Peserta dapat memehami penyebab dan tanda dan gejala reumatik
c. Peserta dapat memahami diit pada penyakit Rematik
d. Peserta dapat memahmi kompres hangat dan obat tradisional reumatik
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Rematik
Rematik adalah penyakit sendi,dimana terjadi kerusakan tulang rawan
sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut, terutama
pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
2. Tanda dan Gejala Rematik
 Nyeri sendi
 Hambatan gerakan pada sendi
 Kekakuan pada pagi hari
 Krepitasi (sendi berbunyi)
 Pembesaran sendi (deformitas)
 Perubahan gaya berjalan
3. Faktor resiko rematik
 Usia >40 tahun
 Jenis kelamin wanita lebih sering
 Genetik
 Kegemukan
 Cedera sendi
 Kelainan pertumbuhan dan kepadatan tulang
4. Penangan Penyakit Rematik
a. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan kompres pada sendi yang sakit
b. Latihan fisik atau pergerakan ringan untuk mencegah kekakuan
c. Mengatur keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
d. Mengatur diit untuk menurunkan berat badan teruatama pada penderita
gemuk
e. Melindungi persendiaan yang cedera
f. Gunakan alat bantu seperti tongkat
g. Berobat ke pelayanan kesehatan

5. Diit Penderita Rematik


Tabel Jenis Makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan.
Makanan yang boleh Makanan yang tidak
Diberikan Boleh diberikan
Nasi :Roti, kentang, jagung, Jeroan (jantung,hati, usus, limpa, paru-
Daging : ayam, ikan, telur, tempe dan susu, paru dan otak) , sarden, kerang
Sayur-sayuran tinggi serat (wortel, labu Sayur-sayuran (bayam, kacang polong,
siam)Buah-buahan kembang kol, kacang panjang, buncis
dan jamur)
Makanan berlemak dan mengandung
ragi seperti ; tape, susu tinggi lemak,
daging berlemak dan mentega

6. Cara Memberi Kompres Hangat


a. Sediakan air hangat waskom secukupnya
b. Basahkan handuk kecil kedalam air hangat tersebut.
c. Peras handuk tersebut
d. Letakkan handuk tersebut pada daerah nyeri selama 5 – 10 menit
7. Obat tradisional reumatik
a. Tanaman Lengkuas
b. Bangle atau Panglai
c. Brotowali
d. Daun Kumis Kucing
e. Daun Seledri
f. Kunyit
DOKUMENTASI
Apa itu Reumatik Makanan apa saja yang
( REUMATIK ) tidak boleh di berikan?
Rematik adalah penyakit  Jeroan (jantung,hati, usus, limpa, paru-
sendi,dimana terjadi kerusakan tulang paru dan otak) , sarden, kerang
rawan sendi yang berkembang lambat dan  Sayur-sayuran (bayam, kacang polong,
berhubungan dengan usia lanjut, kembang kol, kacang panjang, buncis dan
terutama pada sendi-sendi tangan dan jamur)
sendi besar yang menanggung beban.  Makanan berlemak dan mengandung ragi
seperti ; tape, susu tinggi lemak, daging
Apa saja yang dapat berlemak dan mentega

SULAIMAN menyebabkan Reumatik?

2011030230124  Usia >40 tahun


 Jenis kelamin wanita lebih sering
 Genetik
PRAKTEK KEPERAWATAN  Kegemukan
GERONTIK  Cedera sendi
 Kelainan pertumbuhan dan
STIKes WIDYA DHARMA HUSADA
kepadatan tulang
2021
Apa Saja Gejala Dan Tanda g. Berobat ke pelayanan kesehatan

Reumatik …
Bagaimana Cara
 Nyeri sendi Perawatannya ?
 Hambatan gerakan pada sendi
a. Untuk mengurangi nyeri dapat
 Kekakuan pada pagi hari diberikan kompres pada sendi
 Krepitasi (sendi berbunyi) yang sakit
b. Latihan fisik atau pergerakan
 Pembesaran sendi (deformitas) OBAT TRADISONAL UNTUK
ringan untuk mencegah kekakuan
 Perubahan gaya berjalan REUMATIK?
c. Mengatur keseimbangan antara
istirahat dan aktivitas a. Tanaman Lengkuas
d. Mengatur diit untuk menurunkan
b. Bangle atau Panglai
berat badan teruatama pada
penderita gemuk c. Brotowali
e. Melindungi persendiaan yang d. Daun Kumis Kucing
cedera
e. Daun Seledri
f. Gunakan alat bantu seperti tongkat
f. Kunyit

Anda mungkin juga menyukai