Sulaiman
2011030230124
TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK
DENGAN REMATIK
A. Definisi Lansia
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Usia lanjut
merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu
yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari
(Notoatmodjo, 2007).
Lansia merupakan dua kesatuan fakta sosial dan biologi. Sebagai suatu fakta
sosial, lansia merupakan suatu proses penarikan diri seseorang dari berbagai status
dalam suatu struktur masyarakat. Secara fisik pertambahan usia dapat berarti
semakin melemahnya menusia secara fisik dan kesehatan (Prayitno, 2000)
Menurut Undang Undang RI No 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19 ayat 1
bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami
perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan
pengaruh pad seluruh aspek kehidupan (Khoiriyah, 2011).
Lanjut Usia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai
dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika
manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan
melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas
dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi
manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru
dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi
lingkunganya (Darmojo, 2004 dalam Uswatun Chasanah, 2016).
B. Klasifikasi Lansia
Menurut Maryam (2008), lima klasifikasi pada lansia antara lain:
1. Pra lansia Seseorang yang berusia 45-59 tahun
2. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
3. Lansia resiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
4. Lansia potensial Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang masih dapat menghasilkan barang/ jasa
5. Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO dalam Psychologymania, 2013 batasan
lanjut usia meliputi :
1. Usia pertengahan (middle age) adalah kolompok usia 45-59 tahun.
2. Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun.
3. Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
C. Tipe Lansia
Menurut Maryam (2008), beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman
hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonominya. Tipe tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman menyesuaikan diri dengan perubahan jaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memenuhi undangan, dan menjadi panutan
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru dan selektif dalam mencari
pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi undangan
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan melakukan
pekerjaan apa saja
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan
acuh tidak acuh
D. Tugas Perkembangan Lanjut Usia
Seiring tahap kehidupan, lansia memiliki tugas perkembangan khusus.menurut
Potter dan Perry (2005), tujuh kategori utama tugas perkembangan lansia
meliputi:
1. Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
Lansia harus menyesuaikan dengan perubahan fisik seiring terjadinya penuaan
sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi.Hal ini tidak dikaitkan dengan
penyakit, tetapi hal ini adalah normal.
2. Menyesuaikan terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan
Lansia umumnya pensiun dari pekerjaan purna waktu, dan oleh karena itu
mungkin perlu untuk meyesuaikan dan membuat perubahan karena hilangnya
peran bekerja.
3. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan
Mayoritas lansia dihadapkan pada kematian pasangan, teman, dan kadang
anaknya.Kehilangan ini sering sulit diselesaikan, apalagi bagi lansia yang
menggantungkan hidupnya dari seseorang yang meninggalkannya dan sangat
berarti bagi dirinya.
4. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia
Beberapa lansia menemukan kesulitan untuk menerima diri sendiri selama
penuaan. Mereka dapat memperlihatkan ketidakmampuannya sebagai koping
dengan menyangkal penurunan fungsi, meminta cucunya untuk tidak memanggil
mereka “nenek” atau menolak meminta bantuan dalam tugas yang menempatkan
keamanan mereka pada resiko yang besar
5. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup
Lansia dapat mengubah rencana kehidupannya. Misalnya kerusakan fisik dapat
mengharuskan pindah ke rumah yang lebih kecil dan untuk seorang diri
6. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak yang dewasa
Lansia sering memerlukan penetapan hubungan kembali dengan anakanaknya
yang telah dewasa
7. Menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup
Lansia harus belajar menerima akivitas dan minat baru untuk mempertahankan
kualitas hidupnya.Seseorang yang sebelumnya aktif secara sosial sepanjang
hidupnya mungkin merasa relatif mudah untuk bertemu orang baru dan mendapat
minat baru.Akan tetapi, seseorang yang introvert dengan sosialisasi terbatas,
mungkin menemui kesulitan bertemu orang baru selama pensiun.
1. Pengertian
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat
sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi
secara simetris (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165).
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan
proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2010 : 1248).
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak
diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane
sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut
(Susan Martin Tucker, 2011).
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh (Arif Mansjour, 2011)
2. Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor
resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
a. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah
yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan
saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan
pada osteoartritis.
b. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki
lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara
pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause)
frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
c. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa.
Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan
pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
d. Genetik
Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks
histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR seropositif.
Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko relative 4 : 1 untuk menderita penyakit
ini.
e. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata
tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban
berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atau
sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis yang berperan
(karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit)
yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
f. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus
berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering
menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih
tinggi.
g. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya
oateoartritis paha pada usia mudah
h. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya
osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras)
tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan
sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.
3. Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi (Artikuler)
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik
artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:
b. Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang tersebar
diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di luar
persendian.Peradangan kronis dipersendian menyebabkan kerusakan struktur
sendi yang terkena. Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa persendian
sekaligus.Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput sendi) serta
pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan
tulang di sekitarnya, terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya
simetris (terjadi pada kedua sisi).Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui
dengan pasti. Ada yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan
sebagainya. Namun semuanya belum terbukti. Berbagai faktor
termasuk kecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan
beberapa kasus Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan
stres yang berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬-
satunya anak yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan
sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran
(Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang
menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut.
Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut
panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin merangsang
peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan
merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk).
c. Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum
diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran
klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi
(kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk tulang
subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan ikat sekitar
persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami
kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam
pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada
beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu :
Usia lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik,
kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga,
kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
d. Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia) .
Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif.
Namun bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit
ini timbul akibat kristal monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan
kristal ini menimbulkan peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik
gout akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum
diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan
faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan
karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder
disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi,
yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah
salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel)
dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi
asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang,
polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab
lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida
yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya
terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang
meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga
ikut meninggi.
e. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar
sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra
artikuler rheumatism). Jenis – jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan
anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut,
penyebabnya adalah faktor kejiwaan
2) Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal
di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung
pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini
dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa
timbul akibat menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau
radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot
ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan
pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses
degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik
yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri
maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi,
tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah
mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral
dan sakroiliaka) Yang dapat menjalar ke tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan
atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan
belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau digerakkan kesamping.
Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
4. Manifestasi klinis
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena,
terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa
kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat
hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn
perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;
a. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang
lain.
b. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan
dengan bertambahnya rasa nyeri.
c. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti
duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
d. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
e. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan
yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar
f. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul
berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi
yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang
umumnya tua (lansia).
5. Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan,
sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada
persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.
Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan
osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa
adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang
mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan
menjadi kronis yang progresif.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan
awal) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
b. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
c. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
d. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, produk-
produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan
viskositas dan komplemen (C3 dan C4).
e. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
f. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
g. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang
simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta
menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul
subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen
7. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat
simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai
analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses
patologis
b. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi
yang sakit.
c. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
d. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
e. Dukungan psikososial
f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang
tepat
g. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
h. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri
i. Konsumsi makanan yang mengandung protein dan Vitamin
j. Diet rendah purin:
Golongan bahan Makanan yang boleh diberikan Makanan yang tidak boleh
makanan diberikan
Karbohidrat Semua –
Protein hewani Daging atau ayam, ikan tongkol, Sardin, kerang, jantung, hati,
bandeng 50 gr/hari, telur, susu, keju usus, limpa, paru-paru, otak,
ekstrak daging/ kaldu, bebek,
angsa, burung.
Kacang-kacangan kering 25 gr atau –
Protein nabati tahu, tempe, oncom
Minyak dalam jumlah terbatas.
Semua sayuran sekehendak kecuali: –
Lemak asparagus, kacang polong, kacang
buncis, kembang kol, bayam, jamur Asparagus, kacang polong,
Sayuran maksimum 50 gr sehari kacang buncis, kembang kol,
Semua macam buah bayam, jamur maksimum 50
gr sehari
Teh, kopi, minuman yang
mengandung soda
Semua macam bumbu -
Buah-buahan Alkohol
Minuman Ragi
Bumbu, dll
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan
menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas
normal. Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita
osteoartritis:
8. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
disebabkan oleh adanya darah yang membeku.
d. Terjadi splenomegali.
Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar
kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan
trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta. 2011
Kushariyadi. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika. Jakarta.
2010
Mubaraq, Chayatin, Santoso. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi.
Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; Nety Juniarti, Sari
Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2006
Keterangan :
: Perempuan : klien
: Laki-laki : Meninggal dunia
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal dalam satu rumah
2. Barthel Index
DENGAN
NO KRITERIA MANDIRI KET
BANTUAN
1. Makan √
2. Minum √
3. Berpindah dari kursi roda ke √
tempat tidur, sebaliknya
4. Personal toilet (Cuci muka, √
menyisir rambut, Gosok
gigi)
5. Keluar masuk toilet √
(Membuka pakaian,
menyeka tubuh, menyiram)
6. Mandi √
7. Jalan di permukaan datar √
8. Naik turun tangga √
9. Mengnakan Pakaian √
10. Kontrol Bowel (BAB) √
11. Kontrol blader (BAK) √
12. Olah raga √
13. Rekreasi/ Pemanfaatan √
waktu luang
TOTAL SKALA 35
Intepretasi :
0-24 : tidak berisiko
25-20 : risiko rendah
>51 : risiko tinggi
Terdapat resiko rendah pada Ny.Hj I
X. Pengkajian Tingkat Depresi
Skala Depresi Geriatri (Geriatric Depression Scale 15-Item / GDS-15)
Petunjuk Penulisan:
a. Beri tanda ceklist (√) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia
sesuai dengan kondisi kakek/nenek.
b. Tidak ada jawaban benar atau jawaban salah sehingga harap diisi dengan
jujur
NO. PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan √
anda?
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak kegiatan √
dan
minat/ kesenangan Anda ?
3 Apakah Anda merasa kehidupan anda hampa? √
4 Apakah anda sering bosan? √
5 Apakah anda mempunyai semangat baik sepanjang √
waktu?
Apakah anda takut sesuatu menjadi buruk akan √
6 terjadi pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar √
waktu anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? √
9 Apakah anda senang tinggal di rumah daripada pergi √
ke luar
mengerjakan sesuatu hal yang baru ?
10 Apakah Anda mempunyai banyak masalah dengan √
daya ingat Anda dibanding kebanyakan orang ?
11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang ini √
menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti √
perasaan Anda saat ini?
13 Apakah anda merasa anda penuh semangat? √
14 Apakah Anda merasa bahawa keadaan anda tidak ada √
harapan?
15 Apakah anda pikir bahwa keadaan orang lain lebih √
baik dari pada Anda?
10/15 x 100% = 66
Intepretasi :
20-40 : tidak ada depresi
41-60: depresi ringan
61-80: depresi sedang
81-100 : depresi berat
Ny.Hj I mengalami depresi sedang
Interpretasi hasil :
Jika total skor ≤ 11 maka lanjutkan kuesioner pengkajian
Jika total skor ≥12 hanya screening, TIDAK dillanjutkan kuesioner pengkajian
2. PENGKAJIAN
7. Apakah anda tinggal mandiri? 0: tidak 1
(bukan di panti/ rumah sakit) 1: ya
8. Apakah anda menggunakan lebih 0: ya 1
dari 3 macam 1: tidak
obat per hari
9. Apakah ada luka akibat tekanan atau 0: ya 1
luka dikulit? 1:tidak
10. Berapa kali anda mengosumsi 0: 1 kali 2
makan lengkap/ utama per hari? 1: 2 kali
2: 3 kali
11. Berapa banyak anda 0: jika tidak ada atau hanya 1 0,5
mengosumsi makanan jawaban disamping
sumber protein? 0.5: jika terdapat 2 jawaban
a. Sedikitnya 1 dairy porsi produk ya
(seperti susu, keju, yoghurt) per 1.0 : jika semua jawaban ya
hari (Ya/tidak)
b. 2 atau lebih porsi kacang-
kacangan atau telur perminggu
(Ya/tidak)
c. Daging, ikan, atau unggas setiap
hari
(Ya/tidak)
12. Apakah anda mengkonsumsi sayur 0: tidak 1
atau buah 2 1: ya
porsi atau lebih per hari?
13. Seberapa banyak asupan cairan yang 0.0: kurang dari 3 gelas 0.5
anda minum per hari (air putih, jus, 0.5: 3-5 gelas
kopi, teh, susu) 1.0: lebih dari 5 gelas
14. Bagaimana cara anda makan? 0: harus disuapi 2
1: bisa makan sendiri dengan
sedikit kesulitan
2: makan sendirian tanpa
kesulitan apapun juga
15. Bagaimana pandangan anda 0: merasa ada masalah gizi 0
mengenai status gizi anda? 1: ragu/ tidak tahu terhadap
status gizi 2: tidak ada
masalah terhadap status gizi
16. Jika dibandingkan dengan 0: tidak 0
kesehatan orang lain yang sebaik dia
sebaya/seumur, bagaimana 0.5: tidak
pendapat anda tentang keadaan tahu
anda dibandingkan orang 1: sama baiknya
tersebut? 2: lebih baik
17. Lingkar lengan atas (LLA) anda 0: kurang dari 21 cm 0
(cm)? 0.5: 21-22 cm
1: lebih dari 22 cm
16. Jika dibandingkan dengan 0: tidak 0
kesehatan orang lain yang sebaik dia
sebaya/seumur, bagaimana 0.5: tidak
pendapat anda tentang keadaan tahu
anda dibandingkan orang 1: sama baiknya
tersebut? 2: lebih baik
18. Lingkar betis (LB) anda (cm)? 0: kurang dari 31 cm 0
1: lebih dari 31 cm
Total 9
Interpretasi hasil :
Normal :12-14 poin
Resiko mal nutrisi : 8-11 poin
Malnutrisi : 0-7 poin
Terdapat resiko mal nutrisi pada Ny.Hj I
A. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Agen Nyeri Akut (D.0077)
- Ny.Hj I mengatakan Pencedera
Sakit pada kakinya terutama jika Fisik
pagi hari
DO :
- Kesadaran : composmentis
- Klien tampak Gelisah
- Vital sign :
TD : 120/80mmHg
N : 85x/mnt
RR : 18x/mnt
Suhu :36.0oC
- Pengkajian Nyeri
P : Nyeri pada kaki sebelah kanan
Q : nyeri seperti tertimpa benda
berat
R : Nyeri hanya di kaki kanan
S : skala nyeri 3
T : nyeri dirasakan hilang timbul
DS: Kekakuan Sendi Gangguan Mobilitas Fisik
- Ny.Hj.I mengatakan ia sulit (D.0054)
melakukan aktivitas seperti
berjalan, dikarenakan kaki nya
yang sakit
DO:
- Ny.Hj I terlihat sesekali memijat
pergelangan kakinya
Diagnosa II
Diagnosa III
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
2 - Mengindentifikasi adanya nyeri atau S: Sulaiman
keluhan fisik lainya - Ny.Hj I
- Mengindentifikasi toleransi fisik Mengatakan
melakukan ambulasi mengerti
- Menglibatkankan keluarga untuk bagaimana cara
menbantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
ambulasi - Ny W
- Menjelaskan tujuan dan prosedur mengatakan akan
ambulasi melakukan
- Mengajarkan ambulasi sederhana yang ambulasi
bisa dilakukakan O:
- 1.berolahraga ringan - Ny.Hj I mencoba
melakukan
ambulasi
A: masalah teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan
oleh
keluarga.
3 - Menjadwalkan pendidikan S: Sulaiman
kesehatan sesuai kesepakatan - Klien mengatakan
- Memberikan kesempatan untuk sekarang sudah
bertanya memahami apa
- Menjelaskan factor resiko yang defisni, penyebab,
dapat mempengaruhi kesehatan tanda gejala
- Mengambarkan tanda dan gejala reumatik
yang biasa muncul pada penyakit, - Keluarga
dengan cara yang tepat dalam mengatkan
menanganinya mengerti
- Memberikan penyuluhan bagaimana cara
kesehatan terkait dengan kondisi menangani
penyakit yang dirasakan. Reumatik
- Mengdentifikasi kebiasaan pola O:
makan saat ini dan masa lalu. - Keluarga dapat
- Mengidentifikasi keterbatasan menyebutkan
finansial untuk menyediakan defisni. Penyebab ,
makanan. dan tanda gejala
- Menjelaskan tujuan kepatuhan Reumatik
diet terhadap kesehatan - Keluarga dapat
merawat anggota
yang sakit
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Pembukaan 3 menit
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam serta
2. Memperkenalkan diri menyambut dengan baik
3. Menjelaskan maksud dan tujuan 2. Memperhatikan
3. Menyimak penjelasan
dengan baik
Kegiatan inti 10menit
1. Mengkaji pengetahuan Hj.I 1. Hj.I menjawab beberapa
tentang materi yang akan pertanyaan
disampaikan 2. Menyimak penjelasan
2. Menjelaskan tentang Rematik materi yang disampaikan
3. Memberikan kesempatan bagi penyuluh
HJ.I untuk bertanya 3. Mengajukan beberapa
4. Menjawab pernyataan dengan pertanyaan
cukup spesifik 4. Mendengarkan jawaban
Penutup 5 menit
1. Bersama-sama Hj.I 1. Menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil pembahasan pembahasan bersama
2. Memotivasi Hj.I untuk penyuluh
mengontrol nyeri dengan 2. Hj.I termotivasi untuk
pemberian kompres hangat melakukan pemberian
3. Salam penutup kompres hangat saat klien
merasa nyeri pada lututnya
3. Menjawab salam
D. Media
1. Media : Leaflet
2. Sumber :
1. Definisi Rematik
Rematik adalah penyakit sendi,dimana terjadi kerusakan tulang rawan
sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut, terutama
pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
2. Tanda dan Gejala Rematik
Nyeri sendi
Hambatan gerakan pada sendi
Kekakuan pada pagi hari
Krepitasi (sendi berbunyi)
Pembesaran sendi (deformitas)
Perubahan gaya berjalan
3. Faktor resiko rematik
Usia >40 tahun
Jenis kelamin wanita lebih sering
Genetik
Kegemukan
Cedera sendi
Kelainan pertumbuhan dan kepadatan tulang
4. Penangan Penyakit Rematik
a. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan kompres pada sendi yang sakit
b. Latihan fisik atau pergerakan ringan untuk mencegah kekakuan
c. Mengatur keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
d. Mengatur diit untuk menurunkan berat badan teruatama pada penderita
gemuk
e. Melindungi persendiaan yang cedera
f. Gunakan alat bantu seperti tongkat
g. Berobat ke pelayanan kesehatan
Reumatik …
Bagaimana Cara
Nyeri sendi Perawatannya ?
Hambatan gerakan pada sendi
a. Untuk mengurangi nyeri dapat
Kekakuan pada pagi hari diberikan kompres pada sendi
Krepitasi (sendi berbunyi) yang sakit
b. Latihan fisik atau pergerakan
Pembesaran sendi (deformitas) OBAT TRADISONAL UNTUK
ringan untuk mencegah kekakuan
Perubahan gaya berjalan REUMATIK?
c. Mengatur keseimbangan antara
istirahat dan aktivitas a. Tanaman Lengkuas
d. Mengatur diit untuk menurunkan
b. Bangle atau Panglai
berat badan teruatama pada
penderita gemuk c. Brotowali
e. Melindungi persendiaan yang d. Daun Kumis Kucing
cedera
e. Daun Seledri
f. Gunakan alat bantu seperti tongkat
f. Kunyit