PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mulai dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia
yang terakhir, pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental
dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai
kematangan ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang
pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada
yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun.
penuaan bagi yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut
lansia. Menurut ilmu gerontologi orang yang berusia lebih dari 65 tahun dibagi
menjadi 3 kelompok: usia tua awal, yaitu mereka yang berusia antara 64
hingga 74 tahun; usia tua menengah yaitu mereka yang berusia antara 75
hingga 84 tahun; dan usia akhir yaitu mereka yang berusia ditas 85 tahun.
Kring, 2014:743).
1
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
C. Tujuan
berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian lansia
Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai
dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin
menurun. Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu
sama lain. Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini
dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enam puluh sampai
tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun
hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65
hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau
lebih) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut
pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut
pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang
tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65
tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau
sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang
berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di
3
Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri
ketuaan.
sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai
meninggal. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran.
dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak
Usia manusia sebetulnya dapat dibagi menjadi usia biologik. psikologik, dan
sosial. Menurut Birren dan Renner (1977), usia biologis dapat diberi batasan
jangka hidupnya. Jadi seseorang dikatakan lebih muda atau lebih tua
100 tahun, maka di usia lima puluhan, ia dapat dikatakan lebih muda daripada
orang dengan usia sama tetapi secara potensial jangka hidupnya lebih pendek
bahwa usia biologis adalah proses genetik yang berhubungan dengan waktu
tetapi terlepas dari stress, trauma, atau penyakit. · Seseorang dianggap muda
seperti orang muda, jantung, hati, ginjal, pencernaan tetap berfungsi dengan
baik seperti ketika ia masih muda, Lain halnya dengan usia psikologik. Hal
4
itu merupakan kapasitas individu untuk adaptif dalam hal ingatan, be1ajar,
dewasa.
kedewasaan biologis, psikologik, dan sosial. Justru di masa ini manusia lansia
masa lansia dapat tetap produktif, penuh harga diri, sehat fisk dan
mental, mereka dapat menunjukkannya pada manusia yang relatif lebih muda
tapi sangat tidak bergairah dalam hidup. Caranya adalah dengan memberikan
yang dilakukan anak muda sekarang tidak akan menimbulkan simpati. Akan
5
B. Masalah Psikologi Lansia
1. Demensia
a. Pengertian dimensia
b. Penyebab demensia
dimensia disebabkan oleh perubahan pada otak yang tidak dapat dipulihkan
parkinson.
c. Gejala dimensia
6
Davison, Neale, dan Kring (2014:743) mengemukakan bahwa simtom
utama penyakit demenisa yaitu kesulitan dalam mengingat banyak hal dan
dalam memahami pemikiran abstrak, dan gangguan emosi menjadi hal umum,
termasuk simtom depresi, afek datar, dan ledakan emosional secara berkala.
2. Alzheimer
a. Pengertian alzheimer
jaringan otak yang tidak dapat diperbaiki. Sunberk, Winebarge, dan Taplin
perubahan besar pada otak yaitu pembentukan daerah yang mengeras pada
bagian otak. Plak merupakan bagian yang mengeras pada otak. Letak dari plak
7
alzheimer secara perlahan merampas kecerdasan, keawasan, dan bahkan
b. Gejala alzheimer
pemrosesan visual dan ruangan. Salah satu gejala yang paling jelas adalah
kepribadian secara cepat menjadi kaku, apatis, egosentris, dan kontrol emosi
yang terganggu.
tanpa bantuan, tidak bisa mengatur kapan buang air, dan kehikangan
c. Penyebab alzheimer
8
Papalia dan Feldman (2014:244) mengemukakan bahwa penyebab utama
neuron mati yang terpelintir) dan sejumlah lilin plak amiloid (jaringan yang
tidak berfungsi). Otak manusia tidak dapat membersihkan plak karena plak
tersebut tidak dapat larut. Lama kelamaan jaringan tersebut akan mengeras /
3. Gangguan anxitas
a. Pengertian anxietas
khawatir yang tidak nyata, tidak masuk akal, tidak sesuai, yang berlangsung
intens, atas dasar prinsip yang terjadi dan nyata. Davidson dan Neale (Liftiah,
mood yang negatif yang ditandai dengan simtom simptom tubuh, ketegangan
b. Penyebab anxietas
kelemahan fisik dan khawatir tidak mampu berperan penting sehingga akan
frustasi saat mereka tidak mampu melakukan hal yang tampak kecil seperti
memakai jaket.
9
4. Parkinson
kronis dan progresif yang ditandai oleh gemetar pada otot, gerakan yang
dopamin kepada penderita yang berada ditahap awal penyakit, dan L-dopa,
yang dapat diubah menjadi dopamin oleh otak. Penanganan lainnya yaitu
elektroda di dalam otak. Elektroda tersebut di stimulasi oleh alat yang mirip
5. Delirium
penderitanya sulit berkonsentrasi dan berbicara secara jelas dan masuk akal.
percakapan karena perhatian mereka yang tidak dapat terfokus pada satu hal
10
parah dan tidak karuan. Delisah dan bingung, penderita delirium dapat
mengalami disorientasi waktu, tempat, dan kadang diri yaitu mereka tidak
dapat mengetahui dengan pasti hari apa sekarang dan dimana mereka sekarang
rumah sakit. Halusinasi umum terjadi, namun delusi tidak selalu terjadi dan
6. Hipokonriasis
bahwa secara luas hipokondriasis sangat umum terjadi dalam populasi lansia.
Lansia dapat mengalami berbagai macam masalah fisik, diantaranya sakit pada
kaki dan punggung, pencernaan yang buruk, sembelit, sesak napas dan
permasalahan kekhawatiran.
klinis setuju bahwa secara umum tidak ada gunanya meyakinkan orang yang
bersangkutan bahwa ia sehat karena orang tersebut tidak peduli dengan hasil
tes laboratorium yang negatif atau pendapat otoritatif dari berbagai sumber
dapat membuat para individu bekerja lebih baik terlepas dari penyakitnya dan
7. Gangguan tidur
11
Davison, Neale, dan Kring (2014:774) mengemukakan bahwa insomnia
merupakan gangguan yang umum terjadi pada lansia. Miles dan Dement
yang paling sering dialami oleh lansia adaah sering terjaga pada malam hari,
sering terbangun pada dini hari, sulit untuk tidur, dan rasa lelah yang amat
sangat di siang hari. Waktu tidur lansia agak singkat dan sering terputus secara
spontan. Selain itu lansia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat
stres, kecemasan, depresi, kurang beraktivitas, dan kebiasaan tidur yang buruk.
bahwa rasa sakit terutama arthritis merupakan penyebab utama gangguan tidur
pada lansia. Penanganan insomnia pada lansia dapat melalui pemberian obat
sosialnya Ia tidak akan dapat hidup tanpa manusia lainnya. Saling tergantung
satu dengan lainnya merupakan ciri khas manusia Seorang bayi tidak akan
dapat tumbuh dan berkembang tanpa rawatan. tuntunan, dan didikan orang tua
12
atau orang yang merawatnya Setelah ia menjadi anak-anak dan mulai
masih mentah. Remaja membutuhkan dukungan emosi dan ekonomi. Ini akan
masih hams tetap be1ajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kenyataan
yang dihadapinya. Penyesuaian diri ini akan dibawa terus sampai usia dewasa,
lansia, bahkan sampai ia mendekati ajalnya. Aspek psikososial pada masa lansia
bersangkutan. Berikut ini adalah paparan beberapa teori tentang proses penuaan
a. Disengagement theory
perlahan-lahan mulai menarik diri dari dunia secara fisik, psikologis, dan
Secara psikologis, lansia mulai menarik diri dari dunia luar dan lebih
berpendapat bahwa lansia menarik diri dari pergaulan sosial dan jarang
13
Teori ini tidak banyak didukung dengan hasil penelitian. Di samping itu,
teori ini menerima penolakan dari masyarakat karena teori ini memberikan
Teori ini juga menyalahkan lansia karena menarik diri dari masyarakat.
Menurut Crosnoe & Elder, para ahli gerontologi pada zaman sekarang juga
menolak disengagement theory ini karena tidak semua lansia menarik diri
b. Activity theory
menyatakan bahwa proses penuaan yang sukses terjadi apabila individu lansia
tidak terlalu banyak mendapat dukungan karena tidak semua aktivitas dapat
c. Continuity theory
untuk menarik diri dan kapan bergaul dengan masyarakatlah yang dapat
14
akan menemukan lebih banyak kepuasan dengan aktivitas membaca atau
d. Selective optimization
optimization sebagai kunci bagi lansia untuk menjalani proses penuaan yang
untuk memperkuat sumber daya kognitif, motivasi dan fisik secara umum.
Proses ini juga dilakukan untuk mengatasi kekurangan yang ditimbulkan oleh
dimainkannya sebagai bentuk selektif dan berfokus pada beberapa lagu yang
Aspek psikososial dalam kehidupan individu lansia tidak hanya berupa proses
penuaan yang sukses, tetapi juga hubungan sosialnya dengan orang lain.
Pertemanan merupakan salah satu hubungan yang sangat penting dan berarti
dalam kehidupan lansia. Dalam pertemanan, individu memilih siapa yang mereka
sukai dan tidak disukai. Teman juga dapat menjadi pengganti ikatan yang hilang
karena ditinggal mati pasangan. Namun, teman sendiri juga dapat meninggal
15
dibandingkan dengan lansia yang memandang temannya sebagai satu di antara
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
kepada orang lain ternyata juga dapat meningkatkan rasa percaya diri (self-
esteem) dan merasa berguna pada lansia karena telah berkontribusi dalam
16
DAFTAR PUSTAKA
Birren, J.E. & Renner, V.J. 1977. Research on the psychology of aging. Dalam
Davison, G. C., Neale, J. M., Kring A. M. (2014). Psikologi abnormal (9th ed.).
Feldman, R. (2012). Discovering the Life Span (2nd ed.). New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Pratama
Sunberk, N. D., Winebarge, A. A., Taplin, J. R. (2007). Psikologi klinis (4th ed.).
17