Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN SEHAT MENTAL

KESIAPAN PERKEMBANGAN LANSIA

Disusun untuk memenuhi tugas akhir keperawatan sehat mental

Oleh :

Kristian Dwi Ani Meitasari

070116A020

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan menunjukan suatu proses tertentu yaitu suatu proses yang menuju
kedepan dan tidak dapat diulang kembali, dalam perkembangan manusia terjadi
perubahan yang sedikit demi sedikit bersifat tetap dan tidak dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjukan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang
bersifat tetap dan maju.

Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi
sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana
pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan
terintegrasi.

Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan
mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai
usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada
umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia
(WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang
telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah
disebut lansia.

Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan
dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui
kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam
menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau
menerima realitas yang ada.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Masa Lanjut Usia

Masa lanjut usia adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai
dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin
menurun. Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu
sama lain.

Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua:

a. Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi


menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enam puluh sampai tujuh
puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga
akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74
tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) dan
orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang
lebih muda.

b. Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002), ada dua pandangan tentang


definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat
dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia
atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini
akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan
pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60
tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai
usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
c. Badan kesehatan dunia (WHO)menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang
telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah
kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia
pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun,
Lanjut usia tua (old) 75 - 90 tahun dan Usia sangat tua (very old) diatas 90
tahun.

2. Ciri-ciri masa lanjut usia:

Adanya periode penurunan atau kemunduran. Yang disebabkan oleh faktor


fisik dan psikologis.

a. Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode ini
sebagai waktunya untuk bersantai dan ada pula yang menganggapnya sebagai
hukuman.

b.Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua


tidaklah menyenangkan.

c. Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang


berusia lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah.
Tetapi, ada juga masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia
lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar.

d.Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif


tentang usia lanjut.

e. Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok
yang lebih muda.

f. Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif
yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.

g.Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk
memperlambat penuaan.
B. Perkembangan Masa Lanjut Usia

Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang
akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran
fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan
tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan
dan penurunan, yang penurunannya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari
pada tahap usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk
hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas
fungsional. Pada manusia penuaan dihubungkan dengan perubahan degenerative
pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh
lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas, mereka lebih rentan
terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang
dewasa lain. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia
ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung
kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang
ukurannya pada ujung kritis tertentu.

1. Perkembangan Fisik

Penuaan terbagi atas penuaan primer ( primary aging) dan penuaan


sekunder (secondary aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan
mengalami penurunan alamiah. Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi
proses penuaan karena faktor-faktor eksteren, seperti lingkungan ataupun
perilaku. Berbagai paparan lingkungan dapat mempengaruhi proses penuaan,
misalnya cahaya ultraviolet serta gas karbindioksida yang dapat menimbulkan
katarak, ataupun suara yang sangat keras seperti pada stasiun kereta api sehingga
dapat menimbulkan berkurangnya kepekaan pendengaran. Selain hal yang telah
disebutkan di atas perilaku yang kurang sehat juga dapat mempengaruhi cepatnya
proses penuaan, seperti merokok yang dapat mengurangi fungsi organ
pernapasan. Penuaan membuat seseorang mengalami perubahan postur tubuh.
Kepadatan tulang dapat berkurang, tulang belakang dapat memadat sehingga
membuat tulang punggung menjadi telihat pendek atau melengkung. Perubahan
ini dapat mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga terjadi osteoporosis, dan
masalah ini merupakan hal yang sering dihadapi oleh para lansia.

Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi
semakin menebal dan kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut
yang menjadi putih juga merupakan salah satu ciri-ciri yang menandai proses
penuaan. Kulit yang menua menjadi menebal, lebih terlihat pucat dan kurang
bersinar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lapisan konektif ini dapat
mengurangi kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini menjadi lebih
rentan untuk terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit
mejadi tampak biru dan memar. Dengan berkurangnya lapisan lemak resiko yang
dihadapi oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera kulit. Penuaan
juga mengubah sistim saraf. Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resiko pada
sitem saraf, misalnya berbagai jenis infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga
dapat mempengaruhi proses berfikir ataupun perilaku. Penyebab lain yang
menyebabkan kesulitan sesaat dalam proses berfikir dan perilaku adalah
gangguan regulasi glukosa dan metabolisme lansia yang mengidap diabetes.
Fluktuasi tingkat glukosa dapat menyebabkan gangguan berfikir. Perubahan
signifikan dalam ingatan, berfikir atau perilakuan dapat mempengaruhi gaya
hidup seorang lansia.

Ketika terjadi degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks


dapat berkurang atau hilang. Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan
sejalan dengan perjalanan usia. Alat-alat indra menjadi kuranng tajam, dan orang
dapat mengalami kesulitan dalam membedakan sesuatu yang lebih detail,
misalnya ketika seorang lansia di suruh untuk membaca koran maka orang ini
akan mengalami kesulitan untuk membacanya, sehingga dibutuhkan alat bantu
untuk membaca berupa kacamata. Perubahan alat sensorik memiliki dampak yang
besar pada gaya hidup sesorang. Seseorang dapat mengalami masalah dengan
komunikasi, aktifitas, atau bahkan interaksi sosial. Pendengaran dan pengelihatan
merupakan indra yang paling banyak mengalami perubahan, sejalan dengan
proses penuaan indra pendengaran mulai memburuk. Gendang telinga menebal
sehingga tulang dalam telinga dan stuktur yang lainya menjadi terpengaruh.
Ketajaman pendengaran dapat berkurang karena terjadi perubahan saraf
audiotorik.
Kerusakan indra pendengaran ini juga dapat terjadi karena perubahan pada
lilin telinga yang biasa terjadi seiring bertambahnya usia. Struktur mata juga
berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air mata, sehingga
dapat me,buat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang sensitive. Pada usia
60 tahun, pupil mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika berusia 20 tahun.
Pupil dapat bereaksi lebih lambat terhadap perubahan cahaya gelap ataupun
terang. Lensa mata menjadi kuning, kurang fleksibel, dan apabila memandang
menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan lemak pendukung berkurang, dan mata
tenggelam ke kantung belakang. Otot mata menjadikan mata kurang dapat
berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat berubah. Masalah
yang paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk
mengatur titik focus mata pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurang
jelas. Perubahan fisik pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan
sistem saraf mereka. Sistem pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali
perubahan penurunan keberfungsian alat indera tersebut. Sedangkan pada sistem
sarafnya adalah mulai menurunnya pemberian respon dari stimulus yang
diberikan oleh lingkungan.

Pada lansia juga mengalami perubahan keberfungsian organ-organ dan alat


reproduksi baik pria ataupun wanita. Dari perubahan-perubahan fisik yang nyata
dapat dilihat membuat lansia merasa minder atau kurang percaya diri jika harus
berinteraksi dengan lingkungannya (J.W.Santrock, 2002). Dari penjelasan di atas
dapat di tarik kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri fisik lansia yaitu sebagi
berikut (1) postur tubuh lansia mulai berubah bengkok (bungkuk),(2) kondisi kulit
mulai kering dan keriput,(3) daya ingat mulai menurun,(4) kondisi mata yang
mulai rabun,(5) pendengaran yang berkurang.

2. Perkembangan Kognitif

Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan


mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir
sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia
antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus
mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia. Ketika lansia
memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun, kemunduran
tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu. Misalnya
seseorang yang memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-
tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan
dimungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang
termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran
memorinya. Menurut Ratner et.al dalam desmita (2008) penggunaan bermacam-
macam strategi penghafalan bagi orang tua, tidak hanya memungkinkan dapat
mencegah kemunduran intelektualitas, melainkan dapat meningkatkan kekuatan
memori pada lansia tersebut. Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor,
seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia
tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat
mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan
lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih keterampilan intelektual
mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.

Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan
kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat
terhadap sesuatu hal(pikun) dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di
sekitar.

3. Perkembangan Sosio – Emosional

Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka,


walaupun pelepasan itu dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang
memutuskan hubungan dengan dunia sosialnya akan mengalami kepuasan.
Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya
kondisi fisik dan sosial lansia. (J.W.Santrock, 2002).

Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang
dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti,
2000). Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima
kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan,
merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus
dihadapi lanjut usia. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan
fungsional, keadaan depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia
semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah.

Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri
cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan
orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan
fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang
disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan
masalah baru.

Hubungan Sosio-Emosional Lansia:

Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki berbagai macam
penyambutan. Ada individu yang memang sudah mempersiapkan segalanya bagi
hidupnya di masa tua, namun ada juga individu yang merasa terbebani atau
merasa cemas ketika mereka beranjak tua. Takut ditinggalkan oleh keluarga, takut
merasa tersisihkan dan takut akan rasa kesepian yang akan datang. Keberadaan
lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan memberikan
kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun begitu pula
sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak
memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi mereka maka tentunya
memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup lansia.

C. Pekerjaan dan Masa Pensiunan

Pada orang – orang dewasa lanjut atau lanjut usia, yang menjalani masa
pensiun dikatakan memiliki penyesuaian diri paling baik merupakan lanjut usia
yang sehat, memiliki pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki
relasi sosial yang luas termasuk diantaranya teman – teman dan keluarga, dan
biasanya merasa puas dengan kehidupannya sebelum pensiun. Orang – orang
dewasa lanjut dengan penghasilan tidak layak dan kesehatan yang buruk, dan
harus menyesuaikan diri dengan stres lainnya yang terjadi seiring dengan pensiun,
seperti kematian pasangannya, memiliki lebih banyak kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan fase pensiun .

Pada tahun 1980-an, persentase laki-laki berusia di atas 65 tahun yang tetap
bekerja purna waktu lebih kecil dibanding pada awal abad 20. Penurunan yang
terjadi dari tahun 1900 sampai tahun 1980-an sebesar 70%. Satu perubahan
penting dari pola pekerjaan orang-orang dewasa lanjut adalah meningkatnya
perkejaan-pekerjaan paruh waktu. Mis: dari tiga juta lebih orang dewasa berusia
di atas 65 tahun yang pekerja pada tahun 1986, lebih dari separuhnya merupakan
pekerja-pekerja paruh waktu.

D. Solusi Permasalahan Lanjut Usia

Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut
dapat di tempuh melalui hal-hal sebagai berikut :

1) Berhubungan dengan Kesahatan Lansia ( fisik) :

a. Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh
dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat
yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita.

b. Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,misalnya


pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah
yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang
dikonsumsi dengan jumlah bertahap.

2) Berhubungan dengan masalah intelektual. Sulit untuk mengingat atau pikun


dapat diatasi pada saat muda dengan hidup sehat, yaitu dengan cara :

a. Jadikan Olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian Anda.

b. Hendaknya Anda membiasakan diri dengan tidur yang cukup.

c. Berhati-hatilah dengan Suplemen penambah daya ingat.

d. Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran Anda.

e. Segera obati depresi Anda.


f. Hendaknya Anda selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi.

g. Cobalah dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan daya


ingat.

h. Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah kemampuan otak.

3)Berhubungan dengan Emosi :

a. Lebih mendekatkan diri kepada ALLAH dan menyerahkan diri kita


sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran
menjadi tenang.

b. Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak
tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat
menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah
tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.

c. Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan
fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan
lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan
positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan.
Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga
untuk melemaskan otak kita dari kelelahan.

d. Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama


seminggu maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat
disesuaikan denga kondisi serta kemampuan.

e. Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik


dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat
jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan
yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih
berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama
menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi.
4)Berhubungan dengan Spiritual:

a. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita


sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran
menjadi tenang.

b. Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih banyak
beribadah.

c. Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara teratur.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai masa lanjut
usia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau
lanjut usia. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan
manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini.

2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas,
diantaranya usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia
memiliki status kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran,
dan penyesuaian yang buruk pada lansia.

3. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit
demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap
usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang
penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia
baya.

4. Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan


jasmani/fisik, perkembangan intelektual, perkembangan emosi,
perkembangan spiritual, perubahan sosial, perubahan kehidupan keluarga,
dan hubungan sosio-emosional lansia.

5. Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan


beberapa masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik,
intelektual, emosi, dan spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia
lebih sering mengalami pikun atau sulit untuk mengingat.
6. Masalah – masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi
pada lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita
semua juga akan mengalami masa – masa ini.

Anda mungkin juga menyukai