Oleh :
1. Dewi Rahma Sari 1512200382
2. Rahmad Bintang Samudra 151200391
3. Yanuar Ilham Alifianto 1512200410
4. Dyena Maura Aprillia 1512200421
Fakultas Psikologi
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menginformasikan definisi masa usia lanjut
2. Mengetahui ciri-ciri masa usia lanjut
3. Mengetahui berbagai permasalahan yang terjadi pada masa usia lanjut
4. Mengetahui perubahan dan penyesuaian pada masa usia lanjut
BAB II
PEMBAHASAN
Sampai saat ini, bukti-bukti nyata yang digunakan sebagai fakta bahwa jumlah
perubahan kemampuan mental lebih sedikit dibanding yang telah dipercayai dan ada
tanda-tanda perbedaan individu dalam perubahan ini. Pendapat klise yang populer
tentang menurunnya kemampuan mental sebagai salah satu ciri yang terpenting bagi
orang usia lanjut secara bertahap semakin berkurang. tetapi pendapat tersebut masih
ada dan terus dipercayai sampai dapat diketemukan bukti-bukti sebagai fakta yang
dapat menggugurkan keseluruhan pendapat tersebut.
2.7 Bahaya Penyesuaian Pribadi dan Sosial pada Masa Usia Lanjut
1) Bahaya Fisik
Penyakit dan Hambatan Fisik
Orang berusia lanjut biasanya banyak terserang gangguan sirkulasi darah,
gangguan dalam sistem metabolismo, gangguan-gangguan yang melibatkan mental
gangguan pada persendian, ponyakit tumor (baik yang tidak berbahaya maupun
yang menular), sakit jantung, rematik, encok, pandangan dan pendengaran
berkurang, tekanan darah tinggi, berjalan-gontai, kondisi mental dan syaraf
terganggu. Gambar 11.4 menunjukkan peningkatan ketidak mampuan fisik sejalan
dengan pertambahan usia.
Kurang Gizi
Penyakit kurang gizi pada usia lanjut lebih banyak disebabkan oleh faktor
pengaruh psiko- logi dibanding sebab-sebab ekonomi. Pengaruh psikologi yang
terbesar adalah hilangnya selera karena rasa takut dan depresi mental (tidak ingin
makan sendirian, dan tidak ingin makan) karena merasa curiga sebelumnya.
Bahkan pada waktu makanan yang dikonsumsinya kurang bermutu dan kurang
jumlahnya, banyak orang berusia lanjut yang tidak memperoleh gizi cukup dari
makanannya karena tidak diserap tubuh yang disebabkan oleh gangguan sistem
pencernaan makanan atau gangguan pada sistem kelenjar endokrin, yang tidak
berfungsi seperti dulu.
Gangguan Gigi
Cepat atau lambat, orang berusia lanjut pada umumnya akan kehilangan sebagian
gigi bahkan banyak yang hilang semuanya. Bagi mereka yang terpaksa memakai
gigi palsu, sering mengalami kesulitan dalam mengunyah makanan yang kaya
protein, seperti daging. dan pengunyahan hanya dipusatkan pada makanan yang
mengandung karbohidrat tinggi. Kesulitan dalam mengunyah juga mendorong
seseorang untuk menelan makanan kasar dan lebih besar sehingga mengakibatkan
gangguan pencernaan. Sakit yang disebabkan oleh tekanan gigi palsu atau gigi
yang ompong sering menyebabkan pelat dan suara tertelan, yang, mengganggu
orang berusia lanjut dalam berbicara dan menimbulkan rasa malu.
Mengendurnya Kemampuan Seksual
Hilangnya kemampuan seksual atau sikap yang tidak menyenangi hubungan
seksual pada usia lanjut banyak mempengaruhi orang usia lanjut, seperti halnya
kehilangan emosi yang mempengaruhi anak kecil. Orang yang kehidupan
perkawinannya dapat menyebabkan hidupnya lebih sehat dan hidup lebih lama
dibanding mereka yang tidak menikah atau kehilangan pasangan, atau mereka yang
kehidupan seksualnya tidak aktif.
Kecelakaan
Orang berusia lanjut biasanya lebih mudah terkena kecelakaan dibanding orang
yang lebih muda. Bahkan walaupun kecelakaan tersebut Udak fatal, dapat
menyebabkan seseorang yang berusia lanjut tidak dapat hidup. Jatuh, yang
mungkin disebabkan oleh gangguan lingkungan atau kepala pusing pening, kondisi
yang lemah, dan gangguan penglihatan, merupakan penyebab kecelakaan yang
paling, umum bagi wanita berusia lanjut. Sedang pria berusia lanjut sering
memperoleh kecelakaan karena mengendarai mobil atau ditabrak mobil waktu
sedang berjalan. Kecelakaan yang disebabkan oleh kebakaran atau api juga biasa
terjadi terhadap para usia lanjut.
2) Bahaya Psikologis
Orang Usia Lanjut Menerima Pendapat Klise tentang Kebudayaan
Bahaya psikologis pertama, adalah mereka menerima kepercayaan tradisional dan
pendapat klise tentang kebudayaan dari suatu usia. Hal ini dianggap sebagai
bahaya karena pendapat tersebut mendorong orang usia lanjut untuk merasa tidak
enak dan rendah mutunya. Akibatnya lebih buruk lagi, karena mereka cenderung
kehilangan motivasi untuk mengerjakan tentang apa yang sesungguhnya mampu
mereka milik dan kerjakan.
Pengaruh Perubahan Fisik Pada Usia Lanjut
Bahaya psikologis yang kedua bagi orang usia lanjut adalah perasaan rendah diri
dan tidak enak yang datang bersama dengan perubahan fisik. Hilangnya daya tarik
dan penampilan seksual yang tepat mungkin mengakibatkan pria atau wanita
merasa ditolak oleh kelompok sosial. Hilangnya pendengaran mengganggu mereka
dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sebagai tambahan, banyak orang usia
lanjut yang mengalami kesulitan bicara karena giginya ompong atau gigi palsunya
tidak cocok lagi. Ini juga merupakan suatu bukti yang dapat menghambat
komunikasi dan hubungan sosial.
Perubahan dalam Pola Kehidupan
Bahaya psikologis yang ketiga adalah orang usia lanjut perlu menetapkan pola
hidup yang berbeda dengan keadaan masa lalu dan cocok dengan kondisi usia
lanjut. Misalnya mereka tidak perlu lagi memiliki rumah yang besar, karena anak-
anaknya sudah mempunyai rumah masing-masing. Tetapi banyak orang usia lanjut
tetap teguh untuk mempertahankan rumah mereka dan hartanya dan gaya hidup
yang berhubungan dengan itu. Dalam hal ini Streib menjelaskan mengapa
pelepasan harta milik dan rumah yang mereka hargai menimbulkan traumatik bagi
sebagian besar orang usia lanjut.
Kecenderungan untuk “Tidur” secara Mental
Bahaya psikologis yang keempat adalah kecurigaan atau realisasi bahwa penurunan
mental sudah mulai terjadi. Bagi banyak orang usia lanjut curiga bahwa mereka
dalam beberapa hal pelupa sekali, bahwa mereka menemui kesulitan dalam belajar
fakta dan nama-nama baru, dan mereka merasa tidak dapat bertahan terhadap
tekanan yang berat yang biasa mereka pikul sebelumnya. Mereka mungkin mulai
berpikir bahwa mereka secara mental tertidur, dan perasaan seperti ini mendukung
kepercayaan mereka bahwa mereka terlalu tua untuk belajar apa saja yang baru.
Sebagai pengganti terhadap penyesuaian kegiatan, yang cocok dengan kondisi
mentalnya, mereka menarik diri dari semua bentuk kegiatan yang melibatkan
kompetisi dengan orang lebih muda, dan dengan demikian pengalaman mereka
terhadap berbagai masalah, mengakibatkan mereka tidak terikat erat dengan
kegiatan sosial.
Merasa Bersalah karena Menganggur
Bahaya psikologis yang kelima adalah perasaan bersalah karena mereka tidak
bekerja sedang orang lain masih bekerja. Banyak orang usia lanjut dewasa ini yang
dibesarkan dalam masyarakat yang lebih mementingkan kerja, merasa bersalah
setelah tanggungjawab rumah tangganya berkurang banyak. Mereka masih tetap
ingin melakukan sesuatu yang ber- manfaat, tetapi mungkin merasa malu karena
pekerjaannya tidak sesuai dengan rencana masya- rakat tentang pekerjaan yang
disediakan untuk orang usia lanjut. Hal ini karena pekerjaan mereka lebih bersifat
rekreasional atau yang diistilahkan dengan membuat kerjaan, jadi bukan kerja
sesungguhnya. Mereka juga mau mengerjakan kegiatan seperti ini, bahkan bagi
orang usia lanjut yang ingin menjalin persahabatan pun disediakan oleh kelompok
penyaji kegiatan ini.
Berkurangnya Pendapatan
Bahaya psikologis yang keenam adalah akibat dari berkurangnya pendapat an.
Setelah pensiun, banyak orang usia lanjut yang tidak dapat memanfaatkan waktu
luangnya dengan kegiatan yang produktif, seperti menghadiri kuliah atau konsert,
atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan masyarakat. Apabila mereka ternyata
hanya tergantung pada program televisi semata sebagai sumber hiburan, mereka
akan merasa bahwa sebagian besar programnya disajikan untuk anak muda atau
orang dewasa. Acara seperti itu menimbulkan sedikit daya tarik bagi orang usia
lanjut. Bagi wanita bahkan lebih berkurang pendapatannya dibanding pria,
sehingga merupakan bahaya bagi diri mereka sendiri dan bagi penyesuaian
sosialnya. Masalah seperti ini merupakan masalah yang sangat serius selama
menjanda, apabila pen siunan suaminya berakhir karena kematiannya.
Pelepasan Kegiatan Sosial
Bahaya psikologis yang ketujuh dan sejauh ini merupakan yang paling berbahaya
bagi orang usia lanjut adalah, pelepasan berbagai kegiatan sosial. Mungkin
pelepasan ini secara sukarela, tetapi lebih sering dilaku kan secara terpaksa karena
kesehatannya memburuk, sumber keuangan terbatas, atau kondisi lain di mana
kontrol bagi orang usia lanjut sangat sedikit.
Kebijakan Perekrutan
Apabila bagian personalia perusahaan dan in dustri dipegang oleh pejabat yang
masih muda, maka para usia lanjut akan sulit mendapatkan pekerjaan
Rencana Pensiun
Adanya hubungan yang erat antara rencana pensiun yang ada pada perusahaan
dan industri, dengan kegagalan perusahaan untuk memanfaatkan para pekerja
usia lebih dari enam puluh lima tahun.
Sikap Sosial
Kepercayaan yang sudah tersebar luas yang menyatakan bahwa para kerja yang
sudah tua mudab kena kecelakaan, bahwa mereka itu kerja lamban ketimbang
pekerja muda, dan bahwa mereka perlu dilatih lagi agar dapat menggunakan
Teknik-teknik modern, merupakan penghalang utama bagi perusahaan untuk
memperkerjakan orang usia lanjut.
Fluktuasi dalam Daur Usaha
Apabila kondisi usaha suram, biasanya pekoja usia lanjutlah yang pertama kali
harus diberhentikan, dan kemudian digantikan orang yang lebih muda apabila
kondisi usaha sudah membaik.
Jenis Pekerjaan.
Periode kerja bagi pekerja pada posisi eksekutif dibatasi oleh kebijaksanaan
pensiun, Pekerja yang terampil, setengah terampil dan tidak terampil menyadari
bahwa kekuatan dan kecepatan mereka berkurang dan mundur sejalan dengan
usia dan akibatnya kegunaannya bagi majikan juga berkurang. Hanya pekerja
yang memiliki usaha sendiri dan pekerja profesionalah yang dapat meneruskan
pekerjaannya selama mereka ingin
Atau
Antisipasi yang dikuti dengan partisipasi, rekreasi, dan kegembiraan yang meluap-luap.
a) Jenis Pensiun
Pensiun dapat saja berupa sukarela atau kewajiban yang terjadi secara reguler atau lebih
awal. Beberapa pekerja menjalani masa pensiun secara sukarela, sering Kali sebelum
masa usia pensiun wajib. Hal ini mereka lakukan karena alasan kesehatan atau keinginan
untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan melakukan hal-hal yang lebih berarti buat diri
mereka daripada pekerjaannya. Bagi yang lain, pensiun dilakukan secara terpaksa atau
disebut juga karena wajib pensiun, karena organisasi di mana seseorang bekerja
menetapkan usia tertentu sebagai batas seseorang untuk pensiun, tanpa
mempertimbangkan apakah mereka senang atau tidak. Bagi mereka yang lebih suka
sikap bekerja tetapi dipaksa keluar pada usia wajib pensiun sering Kali menunjukkan
sikap kebencian dan akibatnya motivasi mereka untuk melakukan penyesuaian diri yang
baik pada masa pensiun sangat rendah (3, 122).
b) Sikap terhadap Pensiun
Sampai saat ini, pensiun masih merupakan masalah yang mempengaruhi sebagian kecil
pekerja. Dewasa ini bagaimanapun juga dengan makin meluasnya kesadaran untuk
kebijaksanaan menerima pensiun yang diwajibkan dan tumbuhnya kecenderungan pria
dan wanita yang ingin hidup lebih lama dari sebelumnya, pensiun merupakan salah satu
masalah sosial yang penting dalam kebudayaan kita. Setiap tahun, jurang antara rentang
seluruh kehidupan dengan rentang kehidupan bekerja bagi pria dan wanita semakin
melebar. Akibatnya, lama masa pensiun semakin bertambah panjang dan bertambah lama
bagi kebanyakan orang.
Apabila masa pensiun itu betul-betul tiba. Bagaimanapun juga masa itu nampak kurang
diinginkan daripada masa sebelumnya. Orang-orang usia lanjut merasa bahwa tunjangan
pensiunnya tidak mencukupi untuk memungkinkan mereka hidup sesuai dengan rencana
dan harapan mereka. Akibatnya, mereka merasa perlu untuk cari pekerjaan guna
menambah pendapatan mereka. Hal ini berarti bahwa bagi sebagian orang usia lanjut
terdapat perbedaan antara pengharapan dan kenyataan pensiun. Seperti yang di jelaskan
oleh Beverly atas dasar bahan-bahan yang dikumpulkan dari penelitiannya tentang orang
usia lanjut, bahwa “Pensiun nampak lebih baik bagi ke- lompok yang lebih muda
daripada mereka orang- orang yang sedang memasuki pensiun. Nilai-nilai yang ditaruh
pada masa senggang nampaknya meningkat dalam proporsi langsung terhadap
pendapatan dan pendidikan.
Havighurst membagi orang usia lanjut dalam dua kategori umum atas dasar sikap mereka
terhadap pensiun. Kategori pertama disebut “pengalih peran” (transformer) mereka yang
mampu dan mau mengubah gaya hidupnya dengan mengurangi kegiatan-kegiatan
berdasarkan pilihan sendiri dengan menciptakan gaya hidup yang baru dan
menyenangkan diri mereka sendiri. Hal ini mereka lakukan dengan cara melepaskan
berbagai peran lama dan menjalankan peran baru. Mereka sendiri jarang rileks dan tidak
mengerjakan apa- pun, kecuali mereka mengembangkan hobi, melakukan perjalanan, dan
menjadi aktif dalam berbagai pertemuan yang diadakan oleh masyarakat.
c) Perbedaan Seks dalam Penyesuaian Diri dengan Masa Pensiun
Secara umum, wanita menyesuaikan diri dengan lebih baik daripada pria terhadap masa
pensiun. Dalam hal ini ada beberapa alasan. Pertama, perubahan peran yang terjadi tidak
begitu radikal karena dalam berbagai hal wanita selalu memainkan peran domestik entah
ketika mereka masih belum menikah maupun setelah menikah, sepanjang hidup mereka,
lebih-lebih terhadap peran sebagai pekerja. Sebaliknya pria mempunyai sedikit sumber
pengganti yang dapat menghasilkan kepuasan, untuk menggantikan sarana yang biasa
diperoleh dari pekerjaannya dahulu daripada yang dipunyai oleh wanita. Akibatnya bagi
mereka pensiun di- rasa lebih sebagai beban mental (traumatic) dan mereka kurang dapat
menyesuaikan diri dengan baik terhadap perubahan peran yang dijumpainya selama
pensiun.
Faktor Umum yang Mempengaruhi Perilaku Seksual pada Masa Usia Lanjut
Pola Perilaku Seksual pada Masa Lalu
Orang yang memperoleh kenikmatan dari perilaku seksual, dan mereka yang secara
seksual aktif selama masa awal-awal tahun perkawinannya. Maka pada usia lanjut
kegiatan seksualnya akan terus lebih aktif dibanding mereka yang pada masa awal
pemikahannya kurang aktif.
Kesesuaian dengan Pasangan Hidup
Apabila hubungan antara suami dengan isteri sangat dekat, yang dibentuk atas dasar
ketertarikan dan penghargaan secara timbal-balik, maka keinginan untuk melakukan
hubungan seksual lebih besar daripada keluarga yang hubungannya kaku.
Sikap Sosial
Sikap sosial yang tidak menyenangkan dan pantas terhadap seks pada usia lanjut
membuat banyak pria dan wanita tua merasa bahwa minat dalam masalah seks bukan
hanya “tidak nikmat tetapi bahkan juga dapat rusak atau ternoda.
Status Perkawinan
Orang yang menikah pada umumnya terus melanjutkan aktivitas seksualnya sampai masa
tuanya. Bagi mereka yang membujang terus, atau bercerai, atau ditinggal mati oleh
suami/isterinya biasanya kurang memiliki dorongan seksual yang cukup kuat untuk
mencari pasangan baru.
Masalah Non-Seksual yang telah Membebani Sebelumnya
Apabila salah satu (suami/isteri) atau kedua- duanya sebelumnya telah dibebani dengan
masalah keuangan, keluarga dan atau masalah lainnya, situasi seperti ini cenderung
memperlemah keinginan seksualnya. Akibatnya mereka kemudian menjadi seorang
peminum, pemabok dan pemakan berat sebagai salah satu jalan, yang dianggap sebagai
cara untuk menghindarkan diri dari masalah tersebut, maka kelompok orang seperti itu
keinginan seksualnya akan melemah.
Terlalu Akrab
Karena suami dan isteri selalu bersama dalam jangka waktu yang relatif lama, maka
kondisi seperti ini cenderung akan mematikan keinginan seksual pasangan tersebut di
masa usia lanjut.
Impotensi
Banyak pria yang tiba-tiba menemukan dirinya menjadi impoten pada satu kesempatan
tertentu kemudian tanpa memedulikan kondisi yang menimbulkannya, menarik diri dari
aktivitas seksual untuk menghindari pengalaman perusakan-ego akan episode
ketidakmampuan seksual.
Kebutuhan Psikologis
Orang usia lanjut sebaiknya paling tidak mempunyai satu ruang kecil pribadi sehi
ngga mereka dapat merahasiakan hal-hal yang bersifat pribadi.
Pengaturan pola hidup sebaiknya termasuk pengaturan terhadap ruangan yang bisa
dimanfaatkan untuk rekreasi dengan duduk berjam-jam, seperti membaca koran dan
nonton TV.
Mereka sebaiknya punya tempat untuk menyimpan barang-barang berharga miliknya.
Orang usia lanjut sebaiknya tinggal dekat dengan toko dan organisasi masyarakat
sehingga mereka dapat bebas dalam menentukan waktu dan jenis kegiatan.
Orang usia lanjut sebaiknya tinggal dekat Dengan kerabat keluarga dan teman-teman,
Sehingga memungkinkan mereka untuk Lebih sering berkomunikasi dengannya.
Sebaiknya tersedia sarana yang dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan hiburan,
terutama selama musim dingin karena pada musim dingin sulit untuk melakukan
kegiatan di luar rumah, sedangkan hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga saja
juga dan terasa monoton.
Tersedia sarana transportasi ke berbagai pusat perbelanjaan, berbagai tempat rekreasi
dan hiburan, perawatan rambut dan gereja
Beberapa Keuntungan
Perawatan dan perbaikan wisma dan perlengkapannya dikerjakan oleh lembaga.
Semua makanan mudah didapat dengan biaya yang memadai.
Perabot dibuat untuk rekreasi dan hiburan. Terdapat kemungkinan untuk berhubungan
dengan teman seusia yang mempunyai minat dan kemampuan yang sama.
Kesempatan yang besar untuk dapat diterima secara temporer oleh teman seusia
daripada dengan orang yang lebih muda. Menghilangkan kesepian karena orang-
orang di situ dapat dijadikan teman.
Perayaan hari libur bagi mereka yang tidak mempunyai keluarga tersedia di sini.
Ada kesempatan untuk berprestasi ber- dasarkan prestasi di masa lalu. Kesempatan
semacam ini tidak mungkin terjadi dalam kelompok orang-orang muda.
3.1 Kesimpulan
Lansia adalah kelompok usia yang perlu memperoleh perlindungan dan
perhatian lebih dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, namun kelompok
masyarakat diharapkan bisa memberikan layanan bagi lansia. Kelompok lansia adalah
mereka yang berusia 60 tahun keatas dan memiliki permasalahan dan kebutuhan yang
kompleks.