Disusun Oleh :
Widya Halimah 1512200372
Ammar Hariyadi 1512200392
Loouhyl Valencia Hermandha 1512200408
Valerian Yudha Prasetya 1512200417
KELAS H
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-
hari lagi. Proses menjadi tua menggambarkan betapa proses tersebut dapat diinteferensi
sehingga dapat mencapai hasil yang sangat optimal. Secara umum orang lanjut usia dalam
meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua
akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua,
manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua,
kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439)
Lanjut usia adalah tahap akhir dari perkembangan manusia. Banyak para ahli
mengemukakan pendapat masing-masing mengenai kapan masa lanjut usia dimulai. Pada
umumnya para ahli memakai patokan usia kronologis sebagai dasarnya. Ada pendapat
yang menyatakan bahwa lanjut usia dibatasi usia 60th (Hurlock, 1991), di Indonesia usia
lanjut dimulai pada usia 55 th (Utami, 1993), WHO memberikan batasan yang lebih
berani yaitu 65 th. Masa usia lanjut ditandai dengan berbagai kemunduran fungsi tubuh
sepertiberkurangnya fungsi pengindraan dan ingatan, berhentinya menstruasi dsb.
Perubahan fisiologis iniberpengaruh secara langsung atautidak langsung pada fungsi
sosial, yang juga perubahan peran dan statusnya dimasyarakat.
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari lansia
2. Agar mengetahui ciri-ciri dari lansia
3. Untuk memahami proses perkembangan yang terjadi pada lansia
4. Memahami jenis perubahan yang terjadi pada lansia
5. Mengetahui tugas perkembangan pada lansia
6. Dapat memberikan solusi pada permasalahan yang dihadapi oleh lansia
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lanjut Usia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Bernice
Neugarten (1968) James C. Calhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang
dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan
proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.
Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan
segera dan terintegrasi. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menggolongkan lanjut
usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly)
60-70 tahun, lanjut usia tua (old) 75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90
tahun.
Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang
berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak
mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok
bagi kehidupannya sehari-hari.
Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan
kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami
berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.
Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan
periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan,
serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan
ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal.
Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang
sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas
dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia
bukanlah kelompok orang yang homogen . Usia tua dialami dengan cara yang
berbeda-beda.
2.6 Solusi yang dapat diberikan pada permasalahan yang dihadapi oleh para lansia
Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut dapat di
tempuh melalui hal-hal sebagai berikut :
a) Berkanaan dengan Kesahatan Lansia ( fisik) :
Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami
berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya
tergantung dari penyakit yang diderita. Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat
diperlukan lansia,misalnya pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung serat
dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang
dikonsumsi dengan jumlah bertahap. Minum air putih 1.5 – 2 liter, secara teratur. Olah
raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya. Istirahat, tidur yang cukup.
Minum suplemen gizi yang diperlukan. Memeriksa kesehatan secara teratur.
b) Berkanaan dengan Emosi :
Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan
wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu
berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.
Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara
alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain.
Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki
kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita
yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan.
Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka
dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi serta
kemampuan. Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baikdengan
keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani
tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan
teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong
seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin
lebih lama menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai analis di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kajian teori dengan
hasil obserfasi, tidaklah selalu sama secara keseluruhan tetapi terdapat hal yang
berbeda, terutama dalam hal yang berkaitan dengan perkembangan emosional
lansia. Dalam hal ini perbebedaan antara teori dengan praktik lebih terfokus pada
faktor lingkunagn yang sangat berperan dalam pembentukan emosional lansia.
Apabila lingkungan tersebut mendorong seorang lansia lebih tenang dalam
meghadapi masa tuanya, dalam artian lingkungan tersebut sangat relijius maka hal
yang di rasakan oleh orang yang usia lanjut, lebih tenang dan lebih bersiap dalam
mempersiapkan hari tuanya.
Tetapi apabila dalam lingkungan lansia tersebut kurang bersifat relijius, misalnya
anggota keluarga, ataupun tetangga yang kurang agamis, maka persiapan lansia ini
dalam menghadapi masa tuanya sangat gelisah karena, dalam hal ini objek merasa
kurang diperhatikan dan orang-orang yang dianggap bisa mendukungnya ini,
malah bersifat kurang responsive, sehingga perasaan gelisah ini sangat nampak.
DAFTAR PUSTAKA