Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi
sampai  menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada
masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun,
dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur
65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang
berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua
macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang
mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung
menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock,
1996 : 439).

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai
berikut

1.    Apa yang dimaksud dengan lansia ?


2.    Apa saja ciri – ciri dari lansia ?
3.    Bagaimana perkembangan lansia ?
4.    Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia ?
5.    Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia?
6.    Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia?
C.   Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2.    Untuk mengetahui ciri – ciri lansia
3.    Untuk mengetahui Tugas dan perkembangan lansia
4.    Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia
5.    Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia.
6.    Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia

D.   Metode Penelitian
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur yaitu data atau
informasi dan internet.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian dari lansia
Pengertian Dewasa akhir (lansia) menurut beberapa ahli:
1.      Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi
orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia.
Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah
berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau
sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih
dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia
maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
2.      Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut
dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang
dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau
usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau
lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau
lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).

Pertumbuhan ( growth) berkaitan dengan dengan masalah perubahan dalam ukuran


fisik seseorang. Sedangkan perkembangan (development) berkaitan dengan pematangan dan
penambahan kemampuan (skill) fungsi organ  atau individu. Kedua proses ini terjadi secara
sinkron pada setiap individu.Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia
60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu
di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut
penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode
terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4).

B.  CIRI-CIRI LANSIA


Ciri-ciri dewasa akhir

 Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia
lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga
masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang
dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar
 Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia
lanjut.
 Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang
lebih muda.
 Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
 Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk
memperlambat penuaan.

C.  TUGAS DAN PERKEMBANGAN PADA LANSIA


Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia.
Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah
tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa
tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan
dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap
usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan
dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah,
paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas,
mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan
dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai
perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak
ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia
ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom.
Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis
tertentu.

Tugas Perkembangan dewasa akhir


Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini, diantaranya:
• Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua.
• Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
• Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
• Saling merawat sebagai suami-istri
• Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang positif (menjadi
janda atau duda).
• Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
• Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.

D. PERUBAHAN YANG TERJADI

Fisik
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis
yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami
pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.

Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa akhir,
diantanya adalah :

1. Daerah kepala

 Hidung menjulur lemas


 Bentuk mulut akan berubah karena hilangnya gigi
 Mata kelihatan pudar
 Dagu berlipat dua atau tiga
 Kulit berkerut/keriput dan kering
 Rambut menipis dan menjadi putih

2. Daerah Tubuh

 Bahu membungkuk dan tampak mengecil


 Perut membesar dan tampak membuncit
 Pinggul tampak mengendor dan tampak lebih besar
 Garis pinggang melebar
 Payudara pada wanita akan mengendor

3. Daerah persendian
 Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa berat
 Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol
 Tangan menjadi kurus kering
 Kaki membesar karena otot-otot mengendor
 Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras dan mengapur.

Kognitif

Kecerdasan dan Kemampuan Memproses Kecepatan memproses informasi


mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Ada beberapa bukti bahwa orang-orang
dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam
ingatannya.Meskipun kecepatan tersebut perlahan-lahan menurun, namun terdapat variasi
individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan itu terjadi hal ini tidak secara jelas
menunjukkan perngaruhnya terhadap kehidupan kita dalam beberapa segi
substansial.Misalnya, pada suatu eksperimen yang mempelajari waktu reaksi dan
keterampilan mengetik dari juru ketik pada semua usia (salthouse, 1984). Juru ketik tua
biasanya memiliki reaksi-reaksi yang lambat, namun mereka sebenarnya mengetik sama
cepatnya dengan juru ketika yang masih muda.

Barangkali para juru ketik tua itu lebih cepat mengetik pada saat mereka masih muda
dan pelan-pelan mulai melambat, tetapi hasilnya pada kondisi lain menunjukkan bahwa ada
hal lain yang telah terlibat. Ketika jumlah karakter yang dapat dilihat selanjutnya oleh para
juru ketik itu terbatas, kecepatan mengetik pada juru ketik tua menurun secara substansial;
para juru ketik muda kurang begitu terpengaruh dengan keterbatasan ini. Para juru ketik tua
telah belajar untuk melihat jauh ke depan, sehingga memberi kesempatan pada mereka untuk
mengetik sama cepatnya dengan rekan-rekannya yang lebih muda.

Pekerjaan

Pada tahun 1980-an, persentase laki-laki berusia di atas 65 tahun yang tetap bekerja
purna waktu lebih kecil dibanding pada awal abad 20. Penurunan yang terjadi dari tahun
1900 sampai tahun 1980-an sebesar 70% (Douvan, 1983).Satu perubahan penting dari pola
pekerjaan orang-orang dewasa lanjut adalah meningkatnya perkejaan-pekerjaan paruh waktu.
Mis: dari tiga juta lebih orang dewasa berusia di atas 65 tahun yang pekerja pada tahun 1986,
lebih dari separuhnya merupakan pekerja-pekerja paruh waktu.

Pengaturan Tempat Tinggal


Satu stereotipe dari para lansia adalah bahwa mereka tinggal di dalam institusi-
institusi-rumah sakit, rumah sakit jiwa, panti jompo (nursing home), dan sebagainya.
Semakin tua seseorang, semakin besar hambatan mereka untuk tinggal sendirian. Mayoritas
orang dewasa lanjut yang tinggal sendirian adalah janda, tinggal sendirian sebagai orang
dewasa lanjut tidaklah berarti kesepian. Karena para lansia yang dapat menopang dirinya
sendiri ketika hidup sendiri seringkali memiliki kesehatan yang baik dan sedikt
ketidakmampuan, dan mereka selalu memiliki hubungan sosial dengan sanak keluarga,
teman-teman, dan para tetangga.

Perkembangan Psikis
         Perkembangan Intelektual
Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental merupakan
bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian
menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan
kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada
seorang lansia.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak
dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi.
Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu
faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan
menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual
mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.
         Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat
menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya
rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti
penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari
keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi
dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu
masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung
menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang
berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial
psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari
dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan
mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan–
kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.

       Perkembangan Spiritual

Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme.
Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah,
khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali
penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya
terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa :
1.      Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada orang yang
religius.
2.      Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang non
religius.
3.      Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah hidup
lainnya.
4.      Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang nonreligius,
sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil.
5.      Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian) daripada
yang nonreligius.

Bahaya Fisik dan Psikis Lansia

Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah fisik
baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis. Dengan semakin lanjut usia
seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang
dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengkibatkan pula
timbulnya gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantunga yang memerlukan bantuan orang lain.
Lanjut usia tidak saja di tandai dengan kenunduran fisik, tetapi dapat pula
berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan
semakin berkurang hal mana akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan
lingkungannya. Hal ini dapat memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang (Stanley,
2007).
Beberapa Tanda Bahaya Yang Sebaiknya Diantisipasi

1.Bahaya fisik yang umum terjadi pads usia lanjut


• Penyakit degeneratif/penyakit kronis.
• Adanya hambatan fisik (penglihatan, pendengaran, otot, tulang dll.).
• Gangguan pada gigi/gusinya.
• Berkurangnya pemasukan gizi, karena minat makan yang berkurang, dalam hal ini dirinya
ada rasa takut dan juga murung, ingin makan bersama orang lain.
• Menurunnya kemampuan dan gairah seksual.
• Mereka tergolong rentan/rawan terhadap kecelakaan.

2. Bahaya Psikis Pada Lansia


• Ketidaksiapan untuk mengadakan perubahan pola kehidupannya, contoh: misalnya mereka
harus memutuskan mendiami rumah yang tidak terlalu besar lagi, karena anakanak sudah
menikah semua dan mempunyai keluarga sendiri.
• Dapat pula muncul pemikiran pada orang usia lanjut bahwa proses mental mereka sudah
mulai dan sedang menurun. Misalnya mereka mengeluh sangat pelupa, kesulitan dalam
menerima hal baru. Dan mereka juga merasa tidak tahan dengan tekanan, perasaan seperti ini
membentuk mental mereka seolah tertidur, dengan keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua
untuk mengerjakan hal tertentu, mereka menarik diri dari semua bentuk kegiatan.
• Masalah psikologis lain yang dapat menjadi gangguan adalah perasaan bersalah karena
menganggur. Sering kali hal ini akan tergantung dari sistem nilai yang ada dalam dirinya,
seberapa jauh orang usia lanjut ini sangat mementingkan materi, dan seberapa jauh dia
menilai pentingnya bekerja. Mereka merasa sangat membutuhkan pekerjaan agar sangat
dihargai oleh orang lain, ingin memperoleh perhatian. Berkaitan dengan hal ini, mereka juga
menyadari bahwa pendapatan mereka menurun.
• Gangguan psikologis yang dipandang paling berbahaya adalah sikap mereka yang ingin
tidak terlibat secara sosial. Sikap ini akan membuat mereka mudah curiga terhadap orang
lain, atau menuntut perhatian berlebihan, atau mengasingkan diri dengan munculnya rasa
tidak berguna dan rasa murung, rendah diri, bahkan juga mungkin akan menjadi sangat
apatis.

E. PERMASALAHAN LANSIA
Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik,
sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil, mudah tersinggung, gampang
merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak berguna. lansia
dengan problem tersebut menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi,
ansietas (kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah
kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya
perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi
kemunduran.Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami
berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya
tergantung dari penyakit yang diderita. Semakin banyak penyakit pada lansia, semakin
banyak jenis obat yang diperlukan. Banyaknya jenis obat akan menimbulkan masalah antara
lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau menimbulkan kebingungan dalam
menggunakan atau cara minum obat. Disamping itu dapat meningkatkan resiko efek samping
obat atau interaksi obat.
Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia . Hal tersebut dilakukan
dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan nutrisi yang adekuat untuk mendukung dan
mempertahankan kesehatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain:
berkurangnya kemampuan mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor
penyerapan makanan.Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka
diperlukan perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar lansia
mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan yang diberikan berupa
kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan badan serta
rambut. Selain itu pemberian informasi pelayanan kesehatan yang memadai juga sangat
diperlukan bagi lansia agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Permasalahan pada lansia yaitu salah satunya adalah Masalah kesehatan yang sering
terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yang menurut Kane dan Ouslander sering
disebut dengan istilah 14 I, yaitu Beberapa faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah
mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh:yang menurun,
berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus
(komorbiditas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang. Selain daripada
itu, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami
infeksi.
Semakin tua, tekanan darah akan bertambah tinggi.  Prevalensi hipertensi pada orang-
orang lanjut usia adalah sebesar 30-65%. Hipertensi pada lansia sangat penting untuk
diketahui karena patogenesis, perjalanan penyakit dan penatalaksanaannya tidak seluruhnya
sama dengan hipertensi pada usia dewasa muda.  Pada pasien lansia, aspek diagnostik yang
dilakukan harus lebih mengarah kepada hipertensi dan komplikasinya serta terhadap
pengenalan berbagai penyakit komorbid pada orang itu karena penyakit komorbid sangat erat
kaitannya dengan penatalaksanaan keseluruhan.Peningkatan tekanan darah sering merupakan
satu-satunya tanda klinis hipertensi yang esensial, sehingga diperlukan pengukuran tekanan
darah secara akurat. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada penderita dengan cukup istirahat,
sedikitnya setelah 5 menit berbaring dan dilakukan pengukuran pada posisi berbaring, duduk
dan berdiri sebanyak 2 kali atau lebih, dengan interval 2 menit.  Cara pengukuran yang saat
ini dianggap baku dikemukakan oleh The British Hypertension Society. Manset sedikitnya
harus dapat melingkari 2/3 lengan, bagian bawahnya harus 2 cm diatas fossa cubiti.
Pemeriksaan laboratorium apa saja yang diperlukan untuk hipertensi masih merupakan
perdebatan.  Hipertensi yang sering terdapat 90%nya adalah jenis yang idiopatik / tidak
diketahui sebabnya. Jadi tidak perlu untuk melakukan pemeriksaan kecuali bila ada indikasi. 
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan ureum, kreatinin, kalium,
kalsium, urinalisis, asam urat, glukosa darah, dan profil lemak. Pemeriksaan penunjang lain
contohnya elektrokardiografi, pielografi intravena dan foto rontgen thorax.
PJK merupakan penyakit yang paling sering ditemukan pada lansia.  Dengan
mengkombinasikan laporan insiden MI dan Angina Pektoris, badan National Health and
Nutrition Examination Survey (NHANES) III di USA, didapat data bahwa sekitar 27% pria
dan 17% wanita berusia 80 tahun ke atas menderita PJK.  Sedangkan pada kelompok umur
65-74 tahun, didapat 64% masalah jantung pada pria dan 60% pada wanita adalah
PJK.Resiko seseorang untuk menderita PJK adalah satu dari tiga untuk pria, dan satu dari
empat untuk wanita. Di atas umur 65 tahun, tingkat mortalitas akibat MI adalah tinggi. 
Sekitar 8% meninggal setiap tahunnya akibat MI dan sisanya diperkirakan akan mengalami
serangan infark yang fatal dalam waktu 10 tahun ke depan.  Akan tetapi, lebih dari sepertiga
kasus MI tidak diketahui, entah karena perjalanan penyakitnya yang laten atau karena
gejalanya yang tidak khas.
PJK adalah manifestasi umum dari keadaaan pembuluh darah yang mengalami pengerasan
dan penebalan dinding, disebut juga Aterosklerosis.  Tapi selain itu stenosis aorta,
kardiomiopati hipertrofi dan kelainan arteri koronaria kongenital juga dapat menyebabkan
PJK.
Dalam konteks mengatasi kesepian lansia ditinjau dari segi sosial budaya dan psikologik
berarti lansia perlu meningkatkan komunikasinya dengan orang lain di masyarakat dan
anggota masyarakat perlu menciptakan kondisi kehidupan bersama yang harmonis.Jimmy
Carter (mantan Presiden Amerika Serikat) dalam buku The Virtues of Aging 1998
mengatakan kita tidak mendadak menjadi tua ketika kita mencapai usia 65 tahun, ketika
menjadi kakek atau nenek atau ketika mengalami menopause. Kita hanya tua jika kita merasa
tua, jika kita menganut sikap mandeg, bergantung kepada orang lain, tidak mandiri,
membatasi aktivitas fisik dan mental dan membatasi ruang lingkup pergaulan dengan orang
lain. Apa yang dipesankan Jimmy carter tersebut perlu direnungkan, karena setiap orang
membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain yang akrab dan mendalam, sehingga
kesepian ini yang merupakan derita batin, menghilangkan makna hidup dan eksistensi diri
seseorang sebagai makhlluk sosial, dapat terjadi jika hubungan sosial di atas tidak
terpenuhi.Penyebab kesepian Ditinjau dari segi sosiologis seseorang mengalami kesepian
karena merasa terasing, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan pada
pola kekerabatan.Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian pada lansia
dapat berupa sosialisasi tentang eksistensi lansia, meningkatkan peranan lansia dalam
organisasi, sosialisasi nilai budaya lokal suku bangsa, pembinaan hubungan antar generasi,
membudayakan hidup serumah dengan lansia, mengadakan pendidikan informal bagi lansia.
F. KLASIFIKASI LANSIA
1. Menurut WHO
  Usia pertengahan (Midle Age) kelompok usia 45-59 tahun.
  Usia lanjut (Ederly) antara 60-74 tahun.
  Usia lanjut tua (Old) antara 75-90 tahun.
  Usia sangat tua (Very Old) diatas 90 tahun.
2.Menurut UU No: 13 Tahun 1998
Tentang kesejahteraan lanjut usia: “lanjut usia adalah seorang yang telah mencapai usia 60
tahun keatas.”
3.Menurut Depkes RI
  Kelompok lansia dini (55-64 tahun)
  Kelompok lansia pertengahan (65 tahun keatas)
  Kelompok lansia dengan resiko tinggi (usia 70 tahun keatas)
4.Menurut Bernice Neu Garden (1975)
  Lansia muda yaitu orang yang berumur diantara 55-75 tahun.
  Lansa tua yaitu orang yang berumur lebih dari 75 tahun.
5.Menurut Levison (1978)
  Lansia peralihan awal,antara 50-55 tahun.
  Lansia peralihan menengah antara 55-60 tahun.
  Lansia peralihan akhir antara 60-65 tahun.
G. KOMUNIKASI PADA LANSIA
Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatankegiatan yang berkaitan
dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat serta
dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. (Widjaja,
1986 : 13) Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain.
(Potter & Perry, 2005 : 301) Komunikasi yang biasa dilakukan pada  lansia bukan hanya
sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan hubungan intim yang
terapeutik.
Keterampilan Komunikasi Terapeutik, dapat meliputi :
Perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.  Berbicara pada tingkat pemahaman klien.  Selalu
menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau keahlian.
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai perkembangan yang
terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.   Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia
tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat
tersebar luas dewasa ini.
2.   Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia lanjut
merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia
3.   Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di
mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat
diperhatikan dari pada tahap usia baya.
4.   Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik,
perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan sosial,
perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia.
5.   Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa
masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual, emosi, dan
spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami pikun atau sulit
untuk mengingat.
6.   Masalah – masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia
dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan mengalami
masa – masa ini.

B.   SARAN
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan
yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran,
dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita
persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan
yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
DAFTAR PUSTAKA
https://sriwarsiyusuf.wordpress.com/..
laksonoarea.blogspot.com/2011/08/tumbuh-kembang-lansia.html
http://prikitiuew.blogspot.co.id/2013/02/makalah-tahapan-perkembangan-pada-lansia.html

BAB I
PENDAHULUAN

        A.       Latar Belakang

Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi
sampai  menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada
masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun,
dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur
65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang
berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua
macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang
mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung
menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock,
1996 : 439).
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai
berikut

1.    Apa yang dimaksud dengan lansia ?


2.    Apa saja ciri – ciri dari lansia ?
3.    Bagaimana perkembangan lansia ?
4.    Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia ?
5.    Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia?
6.    Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia?

C.   Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2.    Untuk mengetahui ciri – ciri lansia
3.    Untuk mengetahui Tugas dan perkembangan lansia
4.    Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia
5.    Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia.
6.    Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia

D.   Metode Penelitian
            Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur yaitu data
atau informasi dan internet.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian dari lansia
Pengertian Dewasa akhir (lansia) menurut beberapa ahli:
1. Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang
definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang
Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah
orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan
seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia,
lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena
pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya
ciri-ciri ketuaan.

2. Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi
usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan
usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan
seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang
tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger,
Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang
dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).

2. CIRI-CIRI LANSIA

Ciri-ciri dewasa akhir

 Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia
lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga
masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang
dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar
 Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia
lanjut.
 Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang
lebih muda.
 Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
 Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk
memperlambat penuaan.

3. TUGAS DAN PERKEMBANGAN PADA LANSIA


Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia.
Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah
tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa
tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan
dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap
usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan
dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah,
paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas,
mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan
dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai
perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak
ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia
ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom.
Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis
tertentu.

Tugas Perkembangan dewasa akhir

Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini, diantaranya:


• Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua.
• Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
• Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
• Saling merawat sebagai suami-istri
• Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang positif (menjadi
janda atau duda).
• Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
• Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.

D. PERUBAHAN YANG TERJADI

Fisik
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa
dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa
lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.
Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa akhir,
diantanya adalah :
1. Daerah kepala

 Hidung menjulur lemas


 Bentuk mulut akan berubah karena hilangnya gigi
 Mata kelihatan pudar
 Dagu berlipat dua atau tiga
 Kulit berkerut/keriput dan kering
 Rambut menipis dan menjadi putih

2. Daerah Tubuh

 Bahu membungkuk dan tampak mengecil


 Perut membesar dan tampak membuncit
 Pinggul tampak mengendor dan tampak lebih besar
 Garis pinggang melebar
 Payudara pada wanita akan mengendor

3. Daerah persendian

 Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa berat


 Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol
 Tangan menjadi kurus kering
 Kaki membesar karena otot-otot mengendor
 Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras dan mengapur.
 A.     Konsep Lanjut Usia (Lansia)

           1.       Definisi Lansia

 Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia.

Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan

dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun

(Maryam dkk, 2008).

 Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya

65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu

proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi

dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang
untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini

berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan

secara individual (Efendi, 2009).

 2.       Batasan Umur Lanjut Usia

 Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan umur yang mencakup

batasan umur lansia adalah sebagai berikut:

 a.       Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2 yang

berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas”.

 b.       Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria

berikut : usia pertengahan ( middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia ( elderly) ialah 60-74

tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.

 c.       Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu : pertama (fase

inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun, ketiga (fase presenium)

ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium) ialah 65 hingga tutup usia.

 d.       Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia ( geriatric age): > 65 tahun

atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur,

yaitu young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old ( > 80 tahun) (Efendi, 2009).

 3.       Klasifikasi Lansia

 Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia berdasarkan Depkes RI (2003) dalam

Maryam dkk (2009) yang terdiri dari : pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia

antara 45-59 tahun, lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko
tinggi ialah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau

lebih dengan masalah kesehatan, lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan

pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa, lansia tidak potensial ialah

lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang

lain.

 4.       Karakteristik Lansia

 Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut: berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal

1 ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan), kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang

sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif

hingga kondisi maladaptif, lingkungan tempat tinggal bervariasi (Maryam dkk, 2008).

 5.       Tipe Lansia

 Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kodisi

fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho 2000 dalam Maryam dkk, 2008). Tipe tersebut

dijabarkan sebagai berikut.

 a.       Tipe arif bijaksana

 Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai

kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan

menjadi panutan.

 b.       Tipe mandiri

 Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul

dengan teman, dan memenuhi undangan.

 c.       Tipe tidak puas. Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.

 d.       Tipe pasrah


 Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan

apa saja.

 e.       Tipe bingung

 Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh tak

acuh.

 Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe independen (ketergantungan), tipe

defensife (bertahan), tipe militan dan serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan

dalam melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri sendiri).

 6.       Proses Penuaan

 Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang

terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis

tertentu. Ini merupakan suatu fenomena yang kompleks multidimensional yang dapat

diobservasi di dalam satu sel dan berkembang sampai pada keseluruhan sistem. (Stanley,

2006).

 Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal. Setelah

itu tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada di dalam tubuh.

Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami penurunan fungsi secara perlahan-lahan.

Itulah yang dikatakan proses penuaan (Maryam dkk, 2008).

 Aging process atau proses penuaan merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat

dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

secara perlahan-lahan (gradual) kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti

serta mempertahankan struktur dan fungsi secara normal, ketahanan terhadap cedera,

termasuk adanya infeksi.


 Proses penuaan sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya

dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga

tubuh ‘mati’ sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batasan yang tegas, pada usia berapa

kondisi kesehatan seseorang mulai menurun. Setiap orang memiliki fungsi fisiologis alat tubuh

yang sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak fungsi tersebut maupun saat

menurunnya. Umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada usia 20-30 tahun.

Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa

saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai dengan bertambahnya usia (Mubarak,

2009).

 Pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah, baik secara biologis, mental,

maupun ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang, maka kemampuan fisiknya akan semakin

menurun, sehingga dapat mengakibatkan kemunduran pada peran-peran sosialnya (Tamher,

2009). Oleh karena itu, perlu perlu membantu individu lansia untuk menjaga harkat dan

otonomi maksimal meskipun dalam keadaan kehilangan fisik, sosial dan psikologis (Smeltzer,

2001).

 7.       Teori-Teori Proses Penuaan

 Menurut Maryam, dkk (2008) ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu

: teori biologi, teori psikologi, teori sosial, dan teori spiritual.

 a.       Teori biologis

 Teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi, immunology slow theory, teori stres, teori

radikal bebas, dan teori rantai silang.

 1)       Teori genetik dan mutasi


 Menurut teori genetik dan mutasi, semua terprogram secara genetik untuk spesies-spesies

tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-

molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.

 2)       Immunology slow theory

 Menurut immunology slow theory, sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan

masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

 3)       Teori stres

 Teori stres mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan

tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal,

kelebihan usaha, dan stres yang menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

 4)       Teori radikal bebas

 Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom)

mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal

ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi.

 5)       Teori rantai silang

 Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua menyebabkan ikatan

yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas

kekacauan, dan hilangnya fungsi sel.

 b.       Teori psikologi

 Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan

keadaan fungsional yang efektif. Adanya penurunan dan intelektualitas yang meliputi persepsi,

kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk

dipahami dan berinteraksi.

 Persepsi merupakan kemampuan interpretasi pada lingkungan. Dengan adanya penurunan

fungsi sistem sensorik, maka akan terjadi pula penurunan kemampuan untuk menerima,
memproses, dan merespons stimulus sehingga terkadang akan muncul aksi/reaksi yang

berbeda dari stimulus yang ada.

 c.       Teori sosial

 Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori interaksi sosial

(social exchange theory), teori penarikan diri ( disengagement theory), teori aktivitas (activity

theory), teori kesinambungan ( continuity theory), teori perkembangan (development theory),

dan teori stratifikasi usia (age stratification theory).

 1)       Teori interaksi sosial

 Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu

atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Pada lansia, kekuasaan dan prestasinya

berkurang sehingga menyebabkan interaksi sosial mereka juga berkurang, yang tersisa

hanyalah harga diri dan kemampuan mereka untuk mengikuti perintah.

 2)       Teori penarikan diri

 Teori ini menyatakan bahwa kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat

kesehatan mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan di

sekitarnya.

 3)       Teori aktivitas

 Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantung bagaimana seorang lansia

merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas serta mempertahankan aktivitas tersebut

lebih penting dibandingkan kuantitas dan aktivitas yang dilakukan.

 4)       Teori kesinambungan

 Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia. Pengalaman

hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi lansia.

Hal ini dapat terlihat bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak

berubah meskipun ia telah menjadi lansia.


 5)       Teori perkembangan

 Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi tua merupakan suatu tantangan

dan bagaimana jawaban lansia terhadap berbagai tantangan tersebut yang dapat bernilai

positif ataupun negatif. Akan tetapi, teori ini tidak menggariskan bagaimana cara menjadi tua

yang diinginkan atau yang seharusnya diterapkan oleh lansia tersebut.

 6)       Teori stratifikasi usia

 Keunggulan teori stratifikasi usia adalah bahwa pendekatan yang dilakukan bersifat

deterministik dan dapat dipergunakan untuk mempelajari sifat lansia secara kelompok dan

bersifat makro. Setiap kelompok dapat ditinjau dari sudut pandang demografi dan

keterkaitannya dengan kelompok usia lainnya. Kelemahannya adalah teori ini tidak dapat

dipergunakan untuk menilai lansia secara perorangan, mengingat bahwa stratifikasi sangat

kompleks dan dinamis serta terkait dengan klasifikasi kelas dan kelompok etnik.

 7)       Teori spiritual

 Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertian hubungan individu dengan

alam semesta dan persepsi individu tentang arti kehidupan.

 8.       Tugas Perkembangan Lansia

 Lansia harus menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik yang terjadi seiring penuaan. Waktu

dan durasi perubahan ini bervariasi pada tiap individu, namun seiring penuaan sistem tubuh,

perubahan penampilan dan fungsi tubuh akan terjadi. Perubahan ini tidak dihubungkan dengan

penyakit dan merupakan perubahan normal. Adanya penyakit terkadang mengubah waktu

timbulnya perubahan atau dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.


 Adapun tugas perkembangan pada lansia dalam adalah : beradaptasi terhadap penurunan

kesehatan dan kekuatan fisik, beradaptasi terhadap masa pensiun dan penurunan
pendapatan, beradaptasi terhadap kematian pasangan, menerima diri sebagai individu yang

menua, mempertahankan kehidupan yang memuaskan, menetapkan kembali hubungan

dengan anak yang telah dewasa, menemukan cara mempertahankan kualitas hidup (Potter &

Perry, 2009)

 KATA PENGANTAR
 Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Sungguh suatu kesyukuran yang memiliki makna tersendiri, karena walaupun dalam
keadaan terdesak, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
 Dalam penulisan karya tulis ini, kami mencoba membahas tentang “Perubahan
Biopsikososial Spiritual Yang Lazim Pada Proses Menua”. Dalam karya tulis ini,
kami juga menyediakan pembahasan tentang pengertian usia lanjut, proses menua dan
perubahan-perubahan yang lazim terjadi pada proses menua.
 Apa yang kami lakukan dalam karya tulis ini, masih jauh yang diharapkan dan isinya
masih terdapat kesalahan – kesalahan baik dalam penulisan kata maupun dalam
menggunakan ejaan yang benar. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang sifatnya
membangun, kami harapkan sehingga makalah ini menjadi sempurna.

 Palopo, Desember 2013


 Penyusun
 Kelompok 2


 DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR .......................................................................... i
 DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
 BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
 A.        Latar Belakang.......................................................................................... 1
 B.         Tujuan ...................................................................................................... 1
 C.         Rumusan Masalah .................................................................................... 1

 BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 2


 A.        Pengertian Usia lanjut .............................................................................. 2
 B.         Pengertian Proses Menua ......................................................................... 2
 C.         Perubahan Yang Lazim Pada Proses Menua ............................................ 2
 1.    Perubahan Biologis (fisik) ........................................................................... 2
 2.    Perubahan Psikologis ................................................................................... 4
 3.    Perubahan Psikososial ................................................................................. 6
 4.    Perubahan Spiritual ...................................................................................... 7

 BAB III PENUTUP .............................................................................. 8


 A.        Kesimpulan................................................................................................ 8

 DAFTAR PUSTAKA







BAB I

 PENDAHULUAN

 A.      Latar Belakang
 Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat
dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau menggantikan dan mempertahankan struktur fungsi secara
normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya infeksi (Paris Constantinides,
1994). Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa,
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan
jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Pada setiap orang, fungsi
fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun
saat menurunnya. Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada
umur 20-30 tahun.

 B.       Tujuan
 Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa, dosen dan masyarakat
mengetahui tentang perubahan-perubahan yang lazim terjadi pada proses menua baik
dari segi biologis (fisik), psikologis, psikososial maupun spiritual.

 C.      Rumusan Masalah
 Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.
 1.         Mampu mengetahui pengertian usia lanjut dan proses menua.
 2.         Mampu memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada proses menua.



BAB II

 PEMBAHASAN
 A.      Pengertian Usia Lanjut
 Usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Belum ada
kesepakatan tentang batasan umur lanjut usia disebabkan terlalu banyak pendapat
tentang batasan umur lanjut usia. Dibawah ini dikemukakan batasan umur lansia
(Nugroho 1999:19).
 Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, Lanjut usia meliputi :
 1)        Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45 – 59 tahun
 2)        Lanjut Usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun
 3)        Lanjut Usia Tua (old) = antara 75 dan 90 tahun
 4)        Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun
 Saat ini yang berlaku Undang-Undang No.13/th. 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia yang berbunyi sebagai berikut : BAB I pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “ Lanjut
Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.
 Dalam penelitian ini batasan umur untuk menentukan lanjut usia, yaitu seseorang
individu laki-laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho
1999:20)

 B.       Pengertian Proses Menua
 Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat
dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau menggantikan dan mempertahankan struktur fungsi secara
normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya infeksi (Paris Constantinides,
1994). Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa,
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan
jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Pada setiap orang, fungsi
fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun
saat menurunnya. Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada
umur 20-30 tahun.

 C.      Perubahan Yang Lazim Pada Proses Menua
 1.         Perubahan Biologis (fisik)
 Menurut Nugroho (2000) Perubahan Fisik pada lansia adalah :

 a)        Sel
 Jumlahnya menjadi sedikit, ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra seluler,
menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati, jumlah sel otak menurun,
terganggunya mekanisme perbaikan sel.
 b)        Sistem Persyarafan
 Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun, berat otak
menurun 10-20%, mengecilnya syaraf panca indra sehingga mengakibatkan
berkurangnya respon penglihatan dan pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman
dan perasa, lebih sensitive terhadap suhu, kurang sensitive terhadap sentuhan.
 c)        Sistem Penglihatan
 Menurunnya lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram (kekeruhan
pada lensa) menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya membedakan warna
menurun.
 d)       Sistem Pendengaran
 Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara atau nada
yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas
umur 65 tahun, membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
 e)        Sistem Cardiovaskuler
 Katup jantung menebal dan menjadi kaku. Kemampuan jantung menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun, kehilangan sensitivitas dan elastisitas pembuluh
darah: kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi. tekanan darah
meninggi akibat meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.
 f)         Sistem pengaturan temperatur tubuh
 Pada pengaturan suhu hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu thermostat yaitu
menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi beberapa factor yang
mempengaruhinya yang sering ditemukan antara lain: Temperatur tubuh menurun,
keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
sehingga aktifitas otot menjadi rendah.
 g)        Sistem Respirasi
 Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih
berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman nafas turun.
Kemampuan batuk menurun (menurunnya aktifitas silia), O2 arteri menurun menjadi
75 mmHg, CO2 arteri tidak berganti.
 h)        Sistem Gastrointestinal
 Banyak gigi yang tanggal, sensitifitas indra pengecap menurun, pelebaran esophagus,
rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan menurun, peristaltik
lemah, dan sering timbul konstipasi, fungsi absorbsi menurun.
 i)          Sistem urinaria
 Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun sampai 200 mg,
frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput lendir
mongering, elastisitas jaringan menurun dan disertai penurunan frekuensi seksual
intercrouse berefek pada seks sekunder.
 j)          Sistem Endokrin
 Produksi hampir semua hormon menurun (ACTH, TSH, FSH, LH), penurunan sekresi
hormone kelamin misalnya: estrogen, progesterone, dan testoteron juga.
 k)        Sistem Kulit
 Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan proses keratinisasi dan
kehilangan jaringan lemak, berkurangnya elastisitas akibat penurunan cairan dan
vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar keringat berkurang jumlah
dan fungsinya, perubahan pada bentuk sel epidermis.
 l)          System Muskuloskeletal
 Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan tulang,
persendian membesar dan kaku, tendon mengkerut dan mengalami sclerosis, atropi
serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot mudah kram dan tremor.

 2.         Perubahan Psikologis
 Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah
tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension),
cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya
daya tarik fisik dan seksual serta mereka merasa tidak dibutuhkan oleh keluarganya,. 
Beberapa keluhan psikologis yang terjadi pada proses menua:
 a)        Ingatan Menurun
 Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah,
namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan
sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis
langsung ingat.
 b)        Kecemasan
 Kecemasan yang timbul  sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau
dulu biasa pergi ke luar kota sendirian, namun sekarang merasa cemas dan khawatir,
hal itu sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada lansia
umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas  dan dapat tenang kembali,
setelah mendapatkan semangat / dukungan dari orang di sekitarnya; namun ada juga
yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi
dukungan.
 c)        Mudah Tersinggung
 Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Lansia lebih mudah
tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu.
Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang di
sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai
menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
 d)       Stress
 Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk
para lansia. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan
pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke
dalam tidur.
 e)        Depresi
 Simptom-simptom psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek,
menurut Marie Blakburn dan Kate Davidson (1990:5) adalah sebagai berikut :
 o  Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.
 o  Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam
berpikir, menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.
 o  Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari
kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain.
 o  Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir,
menangis, mengeluh.
 o  Simptom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan
bertambah, hilang hasrat sesksual, tidur terganggu,  gelisah.
 3.         Perubahan Psikososial
 Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi
kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan
perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik meliputi hal-
hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
 Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan
aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia. Beberapa
perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia sebagai
berikut :
 a)        Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy). biasanya tipe ini tidak
banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
 b)        Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality). pada tipe ini ada
kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak
diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
 c)        Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy). pada tipe ini biasanya
sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis
maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka
pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit
dari kedukaannya.
 d)       Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality). pada tipe ini setelah
memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan
yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan
kondisi ekonominya menjadi morat-marit.
 e)        Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy). pada lansia tipe ini
umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau
cenderung membuat susah dirinya.

 4.         Perubahan Spiritual
 a)        Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow,
1970).
 b)        Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970).
 c)        Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Fowler: Universalizing,
perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara
memberikan contoh cara mencintai dan keadilan.


 BAB III
 PENUTUP
 A.      Kesimpulan
 Usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Belum ada
kesepakatan tentang batasan umur lanjut usia disebabkan terlalu banyak pendapat
tentang batasan umur lanjut usia.
 Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat
dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau menggantikan dan mempertahankan struktur fungsi secara
normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya infeksi (Paris Constantinides,
1994). Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa,
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan
jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Pada setiap orang, fungsi
fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun
saat menurunnya. Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada
umur 20-30 tahun.
 Adapun perubahan yang terjadi pada lansia adalah :
 1.         Perubahan biologis (fisik)
 2.         Perubahan psikologis
 3.         Perubahan psikososial
 4.         Perubahan spiritual





 DAFTAR PUSTAKA
    http://intelektualpadalansia.blogspot.com/

    http://keperawatansantirinjani.wordpress.com/2010/12/21/perubahan-pada-lansia/

    http://marghotz.blogspot.com/2011/03/askep-gerontik.html

  http://windyasihswords.wordpress.com/2012/06/26/perubahan-perubahan-yang-

terjadi-pada-lansia/

    http://mingston.blogspot.com/2012/10/perubahan-yang-terjadi-pada-lansia.html

Anda mungkin juga menyukai