Anda di halaman 1dari 50

Makalah Lansia (Usia Lanjut)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan
dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir, dimana pada manusia seseorang mengalami kemunduruan fisik, mental
dan social sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-
hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penangan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana
seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa
pendapat mengenai usia seorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang
menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun, sebagai usia
yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung
secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat
dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan
wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia
lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua,
kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439)
Usia lanjut sering punya masalah dalam hal makanan, antara lain nafsu
makan menurun. Padahal meskipun aktivitasnya menurun sejalan dengan
bertambahnya usia, ia tetap membutuhkan asupan zat gizi lengkap, seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Iapun masih tetap
membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi fisiologis tubuhnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2. Apa saja ciri-ciri dari lansia ?
3. Apa saja kondisi fisik pada lansia ?
4. Apa saja masalah kesehatan pada lansia ?
5. Apa saja masalah gizi pada lansia ?
6. Apa saja kebutuhan gizi pada lansia ?
7. Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang di hadapai lansia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2. Untuk mengetahui ciri-ciri lansia
3. Untuk mengetahui kondisi fisik pada lansia
4. Untuk mengetahui masalah pada kesehatan lansia.
5. Untuk mengetahui masalah gizi pada lansia
6. Untuk mengetahui kebutuhan gizi pada lansia
7. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang di hadapai
lansia
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian dari lansia


Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut
Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa
dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Sedangkan menurut
Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan
dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 65 tahun ke atas, tidak mempunyai
penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi
kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55
sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada
tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan
dan berbagai tekanan psikologis.
Berdasarkan UU Kes. No. 23 1992 Bab V bagian kedua Pasal 13 ayat 1
menyebutkan bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya
mengalami perubahan biologis, fisik, dan sosial.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang
perlu penangan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
a. Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 – 59 tahun.
b. Lanjut usia (alderly) kelompok usia 60 – 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) kelompok usia 75 – 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) kelompok usia diatas 90 tahun

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia


merupakan periode di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam
proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan
dengan waktu, tahapan ini dapat mulai sari usia 55 tahun sampai meninggal.

2. Ciri - ciri lansia


Menurut Hurlock 1980 terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu :
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran
yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin
cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi
yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial
yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-
pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat - pendapat klise itu seperti :
lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan
pandapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran
dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar
keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk, karena perlakuan yang buruk itu mebuat penyesuaina diri
lansia menjadi buruk.

3. Kondisi fisik pada lansia


Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya
kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya
tenaga berkurang, energi menurun, kulit mulai keriput, gigi mulai rontok, tulang
makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah
memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda.

Ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis
maupun social, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan
ketergantungan kepada orang lain.
Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah :
1. Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi. Dengan
demikian, fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap
masuknya kuman terganggu. Tipis dan keriput disebabkan oleh hilanganya lapisan
lemak dibawah kulit, tidak elastic lagi karena terbentuk jaringan ikat baru
dibawahnya.
2. Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan
dengan perubahan degeneratif kulit.
3. Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya
umur, selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang menurun juga
dipengaruhi oleh menopause pada wanita dan andropause pada pria.
4. Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan ikat
bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, dan
kekuatannya berkurang.
5. Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa
jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan
otot mengalami kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar akibat merokok, hipertensi,
diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi, dan lain-lain. Yang memudahkan
timbulnya penggumpalan darah dan trombosit.
6. Tulang : ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang menurun,
akibatnya tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah patah. Dengan
bertambahnya usia, terdapat peningkatan hilang tulang secara linear

Adapun perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia, antara lain :
1. Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya
b. Lebih besar ukurannya

c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.


d. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
e. Jumlah sel otak menurun.
f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g. Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.
2. Sistem persarafan :
a. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap
harinya).
b. Cepatnya menurun hubungan persarafan.
c. Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
d. Mengecilnya saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, pengecilnya saraf pencium dan rasa, lebih sensitive terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
e. Kurang sensitive terhadap sentuhan.
3. Sistem pendengaran
Presbiakuisis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya)
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada – nada
yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit di menegerti kata – kata, 50 % terjadi
pada usia diatas 60 tahun.
a. Membaran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
b. Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatkan keratin.
c. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan
jiwa atau stres.
4. Sistem penglihatan
a. Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
b. Kornea lebih berbentuk sferis
c. Lensa lebih suram (kekeruhanpada lensa) menjadi katarak. Jelas menyebabkan
gangguan penglihatan.
d. Meningkatnya amabang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan
lebih lamabat, dan susah melihat dalam cahaya gelap.

e. Hilangnya daya akomodasi.


f. Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya
g. Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5. Sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas didnding aorta menurun.
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektivitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing
mendadak).
e. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh
darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
6. Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
termosta, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi sebagai faktor
yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain:
a. Temperatur tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik 350 ini akibat
metabolisme yang menurun.
b. Keterbatasan refleks menggil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

4. Masalah Kesehatan pada lansia


Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa
muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan
yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang diderita.

Menurut Kane dan Ouslander sering desebut dengan istilah 14 I, immobility


(kurang bergerak), instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh),
incontinence (beser buang air kecil / air besar), infection (infeksi), impairment of
vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin integrity
(gangguan panca indera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit), impaction (sulit
buang air besar), isolation (depresi), inanition (kurang gizi), impecunity (tidak
punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan), insomnia
(gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), dan
impotence (impotensi).

Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia sebagai berikut:
a. Kurang bergerak
Gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang
bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot,
gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.
b. Istabilitas
Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan
dengan keadaan tubuh derita) baik karena prosen menua, penyakit maupun proses
ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat obatan tertentu dan
faktor lingkungan.
Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bagian
tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada
kepala, luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain
dari pada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi
pergerakannya. Walaupun sebagian lansia yang terjatuh tidak sampai
menyebabkan kematian atau gangguan fisik yang berta, tetapi kejadian ini
haruslah dianggap bukan merupakan peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia
dapat menyebabkan gangguan psikologis berupa hilangnya harga diri dan
perasaan takut akan terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut
menjadi takut berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.
c. Beser
Beser, buang air besar (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati
pada

lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang
cukup mengakibtkan masalah kesehatan atau social. Beser bak merupakan
masalah yang sering kali dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun
sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia tersebut maupun
keluarganya.
Akibat timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun social, yang
kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan
beser bak sering mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan
tersebut, sehingga dapat menyebabkan lansia kekurangan kandungan kemih.
Besek bak sering pula disertai dengan beser buang air besar (bab), yang justru
akan memperberat keluhan beser bak mandi.
d. Gangguan intelektual
Merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan
ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas
kehidupan sehari-hari. Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60-85
tahun atau lebih, yaitu kurang dari 5% lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami
demensia (kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 85 tahun kejadian
meningkat mendekati 50%. Salah satu hal yang dapat menyebabkan gangguan
intelektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan intelektual
lainnya.
e. Infeksi
Merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain
sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan
keterlambatan di dalam diagnosis dan pengobatan serta resiko menjadi fatal
meningkat pula.
Beberapa faktor resiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit
infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang menurun, berkurangnya
fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus
(komordibitas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang.
Selain tiu, faktor nutrisi, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan
mempermudah tubuh mengalami infeksi.

f. Gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit


Akibat proses menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikina juga
gangguan pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat
menyebabkan terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering,
rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.
g. Depresi
Perubhan status social, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian
social serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu
munculnya depresi pada lansia. Namun demikian, sering kali gejala depresi
menyertai penderita dengan penyakit-penyakit gangguan fisik, yang tidak dapat
diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena gejala-gejala depresi yang
muncul sering kali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang normal
ataupun tidak khas.
Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering
menangis, merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban,
cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan
berkurang, daya ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatain,
kurangnya minat, hulangnya kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan
orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang merasa
bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan
gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi, pada lansia sering timbul depresi
terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit kepala,
jantung berdebar-debar, nyeri pinggan, gangguan pencernaan dan lain-lain,
sedangkan gangguan jiwa tidak jelas.
h. Kurang gizi
Kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun
kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih
makanan yang bergizi, isolasi social (terasing dari masyarakat) terutama karena
gangguan pancaindera, kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada
pria yang sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkang faktor
kondisi kesehatan

Berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur, alkoholisme, obat-obatan, dan lain-
lain.
i. Daya tahan tubuh menurun
Daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi tubuh
yang terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak selamanya
hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan
seperti penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru
saja diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang.
Demikian juga penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan
fungsi organ-organ tubuh, dan lain-lain.
j. Impotensi
Merupakan ketidak mampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang
cukup untuk melakukan sanggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit
tiga bulan. Menurut Massachusetts Male Aging Study (MMAS) bahwa penelitian
yang dilakukan pada pria usia 40-70 tahun yang di wawancarai ternyata 52%
menderita disfungsi ereksi, yang terdiri dari disfungsi ereksi total 10%, disfungsi
ereksi sedang 25% dan minimal 17%.
Penyebab disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat
kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis)
baik karena proses menua maupun penyakit dan juga berkurangnya sel-sel otot
polos yang terdapat pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat
kelamin pria terhadap rangsangan.
k. Tidak punya uang
Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan
berkurang secara perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh
dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat
memberikan penghasilan. Untuk dapat menikmati masa tua yang bahagia kelak
diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu memiliki uang yang diperlukan yang
paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki tempat
tinggal yang layak, mempunyai peranan di dalam menjalin masa tuanya.

l. Penyakit obat-obatan
Salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari
satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia
sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan
dokter dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian obat-obatan
yang digunakan.
Penyakit Yang Biasa Diderita Lansia
Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang terkait dengan
menurunnya fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan
lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit yang biasa diderita oleh usia lanjut antara
lain:
a. Jantung dan Serangan Jantung
Untuk mencegah dari serangah jantung, bisa dilakukan dengan cara-cara berikut
yaitu makan makanan yang sehat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan
kadar kolesterol dalam darah, kurangi berat badan jika kita termasuk memiliki
berat yang berlebih (overweight), berhenti merokok, kurangi stress, cukup
berolahraga (misalnya jogging dan jalan kaki) atau melakukan aktifitas fisik yang
lain, kurangi konsumsi garam sampai 5 mg (atau sekitar 1 sendok teh dalam 24
jam) dan hindari makanan gorengan dan bergaram.
b. Tekanan darah Tinggi
Untuk mencegah terjadi penyakit tekanan darah tinggi , lakukan aktifitas fisik
seperti olahraga secara teratur, jalan kaki, yoga, atau aerobik yang ringan; jaga
berat tubuh agar pada kondisi ideal, ikuti pola makan sehat seperti makan
makanan yang berasal dari buah dan sayuran, susu rendah kalori, minyak ikan,
hindari minuman beralkohol dan soft drink, berhenti merokok dan kurangi
konsumsi garam atau diganti dengan garam diet.
c. Arthritis (reumatik)
Untuk mencegah penyakit reumatik ini biar tidak kumat antara lain: lakukan
latihan fisik dan berjalan kaki secara teratur, pola makan yang seimbang dan gaya
hidup yang sehat dapat mencegah penyakit ini, minumlah suplemen berupa
kalsium dan vitamin D secara teratur bila tidak tercukupi dari makanan yang
dikonsumsi, lakukan olahraga angkat beban ringan secara teratur, hindari
merokok dan alkohol, lakukan tes tulang untuk melihat kondisi tulang kita.
d. Osteoporosis (tulang rapuh)
Berikut adalah langkah-langkah untuk mencegah tulang menjadi cepat lemah dan
rapuh, yaitu dengan cukup konsumsi kalsium setiap hari; cukup vitamin D setiap
hari (dapat diperoleh dari makanan/minuman atau sinar matahari); makan
makanan yang sehat yang mengandung vitamin A, Vitamin C, magnesium, seng
dan protein , yang dapat berasal dari susu, buah-buahan dan sayuran hijau dan
berdaging; selalu aktif secara fisik dapat membantu kesehatan tulang; jangan
merokok karena bisa merusak tulang dan menurunkan kadar estrogen dalam
tubuh; dan hindari pekerjaan-pekerjaan atau aktifitas yang beresiko besar untuk
terjatuh.
e. Diabetes
Untuk mengontrol diabetes, lakukan latihan setiap pagi misalnya berjalan pagi,
jogging dengan intensitas kecil atau sedang, atau aerobik ringan; pilihlah
makanan-makanan yang sehat (rendah lemak, rendah kalori dan rendah garam);
hindari konsumsi gula dan sirup, pilihlah gula diet; konsumsi sayuran dan buah
segar, ganti soft drink dengan jus buah tanpa gula atau air putih; makan makanan
dan snack yang sesuai (rendah gula) pada waktu-waktu tertentu dalam sehari agar
kadar gula darah bisa terjaga; dan yang terakhir yaitu selalu lakukan kontrol ke
dokter.
f. Kanker
Untuk mencegah kanker: berhentilah merokok, konsumsi buah dan sayur
secukupnya yang dapat mempunyai efek melindungi dari kanker (sebagai
antioksidan), konsumsi teh hijau secangkir sehari secara teratur dapat mencegah
kanker dan juga melindungi jantung, aktifitas fisik secara teratur dan menjaga
berat badan, juga menghindari bahan-bahan makanan yang mempunyai efek
karsinogenik dan menghindari dari bahan-bahan atau sumber radiasi.
g. Ginjal
Sakit ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal,
menjaga berat badan, kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup, kurangi
minum kopi, hindari minuman beralkohol, tidak merokok atau menggunakan
produk tembakau.
h. Pembesaran prostat
Untuk mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan
makanan yang bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat,
kacang-kacangan, labu, tomat, ikan dan minyak ikan), mengikuti pola makan
sehat, tidak merokok, tidak begadang, kurangi makanan pedas yang berlebihan,
dan memeriksakan ke dokter secara berkala.
i. TBC
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba. Untuk
pencegahannya yaitu hidup bersih dan sehat, mencuci tangan setelah berada di
sekitar orang yang mengidap penyakit batuk kronik, konsumsi makanan yang
kaya akan vitamin, mineral, kalsium, protein dan serat, hindari berada cukup
dekat dengan orang yang sedang batuk, olahraga teratur di tempat yang berudara
segar dan sejuk. Lakukan pemeriksaan jika menderita batuk agak lama.
j. Penyakit mata
Penyakit mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang lansia.
Pencegahannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A, C
dan E seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan. Kandungan katekin dalam
teh hijau juga membantu mencegah terjadinya katarak. Istirahatkan mata selama
selama 5-30 menit jika kita sedang membaca (caranya: menutup mata atau
menghadap ke suatu arah tertentu, bernapas dalam dan menutup mata dengan
telapak tangan). Gunakan kacamata gelap jika sedang berada di luar di siang hari.

k. Alzheimer (penyakit pikun)


Agar tidak pikun, mulailah rajin berolahraga yang ringan, konsumsi makanan
yang bergizi seperti serealia utuh (yang banyak kandungan vitamin B nya), ikan
dan minyak ikan, teh, sayuran dan buahan (misalnya buah delima), makanan yang
mengandung vitamin D (misalnya telur, susu), selalu aktif berpikir, tidur teratur
dan cukup, serta melindungi otak dari ancaman cedera atau yang lainnya. Contoh
lain dari menu lansia dalam satu hari misalnya sebagai berikut.

5. Masalah gizi pada lansia


a. Kegemukan atau obositas
Keaadaan ini disebabkan karena pola konsumsi yang berlebihan, banyak
mengandung (lemak, protein dan karbohidrat) yang tidak sesuai dengan
kebutuhan. Kegemukan ini biasanya terjadi sejak usia muda bahkan sejak anak-
anak. Seseorang yang sejak kecil sudah gemuk mempunyai banyak sel lemak
yang bilamana konsumsi meningkat cenderung sel lemak itu diisi kembali
sehingga mudah menjadi gemuk. Proses metabolisme yang menurun pada usia
lanjut, bila tidak diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik atau penurunan
jumlah makanan, sehingga kalori yang berlebih akan di ubah menjadi lemak yang
mengakibatkan kegemukan.
Kegemukan atau obesitas akan meningkatkan resiko menderita penyakit jantung
koroner 1-3 kali, penyakit hipertensi 1,5 kali, diabetes mellitus 2,9 kali dan
penyakit empedu 1-6 kali. Beberapa penyakit yang dihubungkan dengan
kegemukan atau obesitas antara lain :
1. Penyakit jantung koroner (PJK)
Menurut Kennedy penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi)
seperti organ tubuh lain, tetapi malahan terjadi hipertrofi. Pada batas umur 30-90
tahun, masa jantung bertambah ± 1 g per tahun pada laki-laki dan ± 1,5 g per
tahun pada wanita. Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan dapat
meningkatkan resiko penyakit jantung koroner. Selain itu, kegemukan dan
obesitas juga merupakan faktor resiko penting yang memengaruhi terjadinya
penyakit jantung koroner.
Penyakit jantung koroner ini terjadi jika ada penyempitan pembuluh darah jantung
oleh timbunan lemak (plak) sehingga jantung kekurangan oksigen. Faktor resiko
yang bisa dimodifikasikan antar lain kebiasaan merokok, dislipidemia, kurang
gerak, kegemukan, diabetes mellitus, stress, infeksi, serta gangguan pada darah
(fibrinogen, faktor thrombosis dan sebagainya).
2. Hipertensi
Berat badan yang berlebih akan meningkatkan beban jantung untuk memompa
darah keseluruh tubuh. Akibatnya tekanan darah cenderung lebih tinggi. Di
samping itu, pembuluh darah pada usia lanjut lebih tebal dan kaku
(arteriosklerosis) sehingga tekanan darah akan meningkat. Bila disertai adanya
plak di dinding dalam arteri dapat menyebabkan sumbatan pembuluh darah yang
dapat menyebabkan strok (pecahnya pembuluh darah). Jika sumbatan ini terjadi
pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan lumpuh atau kematian. Bila
sumbatan terjadi di jantung, maka akan menyebabkan serangan angina atau infark
yang juga dapat menyebabkan kematian.
Konsumsi natrium (garam) yang berlebih dapat meningkatkan tekanan darah.
Selain itu rendahnya konsumsi kalsium, magnesium dan kalium dapat pula
meningkatkan tekanan darah.
3. Diabetes mellitus
Adalah suatu keadaan/kelainan di mana terdapat gangguan metabolism
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan karena kekurangan insulin atau
tidak berfungsinya insulin. Hal ini dapat menyebabkan gula darah tertimbun
dalam darah (hiperglikemia) dengan berbagai akibat yang mungkin terjadi. Pada
orang gemuk atau obesitas, hiperglikemia terjadi karena insulin yang dihasilkan
tidak memenuhi kecukupan.
4. Sirosis hepatitis
Pada usia lanjut sirosis menunjukkan perjalanan penyakit dan gejala penyakit
seperti yang terdapat pada dewasa lain.
Lemak yang berlebihan akan ditimbun dalam hati yang akan menyebabkan
terjadinya perlemakan hati, dan memicu terjadinya penyakit sirosis hepatitis.
Disamping itu, sirosis hepatitis juga disebabkan karena radang hati (hepatitis)
akibat kebiasaan minum alcohol yang berlebih. Sirosis ini dapat berkembang
menjadi kanker hati.

b. Kurang energi kronis (KEK)


Kurangnya nafsu makan yang berkepanjangan pada usia lanjut dapat
menyebabkan penurunan berat badan yang drastis. Pada orang tua, jaringan ikat
mulai keriput sehingga kelihatan makin kurus. Disamping kurangnya karbohidrat,
lemak dan protein sebagai zat gizi makro maka penderita KEK biasanya disertai
kekurangan zat gizi makro lain lain.
Penderita dengan penyakit infeksi kronis dan keganasan berat badannya juga
menurun (misalnya pada TBC, kanker). Seseorang dikatakan menderita KEK,
bila IMT < 17, selain itu dari pemeriksaan klinis dapat terlihat bahwa orang
tersebut sangat kurus dan tulang-tulangnya menonjol.
Penyebab kurang energy kronis (KEK) pada usia lanjut antara lain :
1. Makan tidak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan penciuman.
2. Banyak gigi yang tanggal/ompong sehingga untuk makan terasa sakit.
3. Nafsu makan berkurang karena kurang aktivitas, kesepian, depresi, penyakit
kronis, efek samping dari obat, alcohol dan rokok.

c. Osteoporosis (Keropos Tulang)


Masa tulang telah mencapai maksimum pada usia sekitar 35 tahun untuk wanita
dan 45 tahun untuk pria. Bila konsumsi kalsium kurang, dalam jangka waktu lama
akan timbul osteoporosis. Osteoporosis pada wanita terjadi setelah dua tahun
menopause. Hal ini karena masa tulang wanita lebih kecil dari pada pria dan
pengaruh penurunan hormone estrogen pada wanita yang telah mengalami
menopause. Akibatnya tulang sangat rapuh dan mudah terjadi patah tulang,
bilamana mengalami jatuh. Kekurangan kalsium dalam waktu lama dapat
menyebabkan osteoporosis.

d. Gout
Gout dapat timbul sebelum usia lanjut yang akan berlangsung sampai usia lanjut.
Gout ini lebih sering terjadi pada pria. Kelainan metabolism protein yang
menyebabkan asam urat dalam darah meningkat. Kristal asam urat akan
menumpuk di persendian yang menyebabkan rasa nyeri dan bengkak di sendi.
Daerah sasaran gout yaitu ibu jari kaki, telapak kaki, pergelangan dan lutut. Pada
kulit sekitar permukaan sendi yang terserang membengkak dan hangat dengan
warna kemerahan → tua → ungu.
Pada penderita gout perlu pembatasan konsumsi protein agar kadar asam urat
dalam darah menurun. Selain itu, asam urat yang berlebih dapat menjadi pencetus
terjadinya batu ginjal.
6. KEBUTUHAN GIZI LANSIA

A. Kebutuhan Gizi
Kebutuhan gizi bagi setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jenis
kelamin, umur, aktivitas, ukuran dan susunan tubuh,iklim atau suhu udara,kondisi
fisik tertentu (sakit) serta unsure lingkungan. Kecukupan atau konsumsi gizi
manula berbeda dengan kecukupan gizi pada usia muda. Namun kebutuhan nutrisi
manusia sama pada usia 40, 50, 60, dan sesudahnya seperti ketika masih berusia
sedikit muda dengan sedikit variasi.

a. Energi
Pada manusia , kebutuhan energi menurun sehubungan dengan meningkatnya
usia. Hal ini disebabkan banyak sel,yang sudah kurang aktif yang mengakibatkan
kegiatan fisik juga menurun. Dalam “Widya Karya Pangan Dan Gizi Tahun 1988”
disebut kecukupan gizi yang dianjurkan untuk pria manula adalah sebesar 2.100
kalori dan wanita 1.700 kalori. Kebutuhan kalori akan mulai menurun pada usia
40-49 tahun sekitar 5%,pada usia 50-59 tahun dan usia 60-69 tahun menurun
10%.

Dengan penurunan ini berarti jumlah makanan yang seharusnya dikonsumsi juga
menurun.Kebutuhan energy pada usia 40 tahun sekitar 35 kkal/kg BB ideal.
Setiap usia 10 tahun perkembangan usia, kebutuhan energy akan menurun
10 g. Tetapi, pembagian ke dalam zat-zat gizi tetap berprinsip pada pola gizi
seimbang.

b. Protein
Fungsi protein pada manula tidak lagi untuk pertumbuhan, tetapi untuk
pemeliharaan dan pengganti sel-sel yang rusak,serta pengaturan fungsi fisiologis
tubuh. Pada usia tua tubuh lebih tergantung pada asam-asam amino esensial.
Dianjurkan kecukupan protein usia lanjut dipenuhi dari protein yang berkualitas
baik seperti susu, telur, daging karena kecukupan asam amino yang pentingnya
pada usia lanjut meningkat. Jumlah protein pada usia lanjut meningkat. Jumlah
protein yang diperlukan bagi laki-laki lanjut adalah 49 g per hari dan perempuan
sebesar 41 g perhari. Pada usia lanjut tidak diperlukan jumlah konsumsi protein
yang berlebih karena akan memberikan fungsi ginjal dan hati,sebaiknya konsumsi
protein asal hewani atau nabati adalah 10 % dari total kebutuhan total kalori
perhari.

c. Hidrat Arang
Penggunaan hidrat arang relatif menurun pada manula karena kecukupan
kalori juga menurun. Dianjurkan 50% dari total energy berasal dari hidrat arang.

d. Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak yang berlebih
dapat disimpan dalam tubuh sebagai cadangan tenaga, dan bila sangat berlebih
akan disimpan sebagai lemak tubuh. Konsumsi yang berlebih pada manula
dihindari karena dapat meningkatkan kadar lemak tubuh,khususnya kadar
kolesterol darah. Dianjurkan konsumsi lemak hewani dikurangi dan banyak
menggunakan lemak nabati. Jumlah lemak yang dianjurkan diatur tidak melebihi
25 % dari total
kecukupan energy sehari , karena kebutuhan lemak pada lansia hanya berkisar
antara 20-25% dari total kalori/hari.

e. Vitamin
Kebutuhan vitamin pada manula tidak jauh berbeda dengan kebutuhan pada
waktu muda,kecuali niasin,riboflavin,dan tiamina. Kecukupan ketiga vitamin itu
tergantung dari jumlah yang diperlukan. Pada manula, konsumsi vitamin seperti
riboflavin ,tiamina,vitamin B6 asam folat, Vitamin C dan D, dan vitamin E dari
makanan perlu mendapat perhatian yang khusus terutama bagi mereka yang
menginjak usia menopause (50 tahun ke atas) memerlukan vitamin-vitamin
antioksidan seperti Vitamin A dan Vitamin E (400-600 unit/hari).
f. Mineral
Pada prinsipnya, mineral memang dibutuhkan sedikit,tetapi pada manula
sering dijumpai masukan makanan kurang dalam beberapa jenis mineral seperti
zat besi, kalsium. Kalsium yang dibutuhkan pada usia 19-50 tahun 1.000 mg,
sedangkan untuk usia lebih dari 51 tahun,kebutuhan kalsium sebesar 1.200 mg.
Organisasi kesehatan menyarankan bagi manusia yang sudah pasca menopause
untuk mengonsumsi harian, kalsium sebesar 1.500 mg, lebih tinggi dari kebutuhan
biasa sebesar 1.200 mg. suplemen kalsium hingga 1.000 mg/hari juga disarankan
bagi mereka yang tidak mendapatkan mineral yang lebih cukup dari makanan.
Adapun kecukupan yodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia untuk usia 10-
59 tahun dan lebih dari 60 tahun baik pria maupun wanita adalah sebanyak 150
mg.

g. Air dan Serat


Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia. Dengan berkurangnya
kemampuan ginjal maka air punya peranan penting sebagai pengangkut sisa
pembakaran tubuh dan mendorong peristaltic usus. Dianjurkan manula
mengonsumsi cairan minimum 6-8 gelas sehari. Serat dalam makanan akan
membantu mendorong peristaltic usus dan dapat mencegah konstipasi pada
manula.

B. Angka Kecukupan Gizi Lansia


Kecukupan gizi usia lanjut berada dengan usia muda. Kebutuhan gizi

sangat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas/kegiatan, postur tubuh,

aktivitas fisik dan mental (termasuk pekerjaan) sehari-hari, iklim/suhu

udara,kondisi fisik tertentu (masa pertumbuhan,sedang sakit) dan unsure

lingkungan (misalnya bekerja dibahan dengan bahan nuklir). Konsumsi makan

yang cukup dan seimbang akan brmanfaat bagi usia lanjut untuk mencegah
atau mengurangi kemungkinan penyakit degenerative seperti penyakit

jantung,ginjal,diabetes mellitus arthritis dan lain-lain atau kekurangan gizi

yang seyogianya telah dilakukan sejak muda. Adapun kebutuhan zat-zat gizi

pada usia lanjut:

1. Kalori

Kebutuhan energy pada usia lanjut menurun sehubungan dengan

penurunan metabolisme basal (sel-sel banyak yang inaktif) dan kegitan

fisik cenderung menurun. Kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5% pada

usia 40 – 49 tahun dan 10% pada usia 50-59 tahun serta 60-69 tahun.

2. Protein

Untuk usia lanjut protein berfungsi untuk mengganti sel-sel jaringan-

jaringan yang rusak serta mengatur fungsi fisiologi tubuh. Dianjurkan

memenuhi kebutuhan protein terutama dari protein hewani dan nabati

dengan perbandingan 1:3,.Jumlah protein yang diperlukan untuk laki-laki

usia lanjut (60 tahun)adalah 55 g per hari dan wanita usia lanjut 48 g per

hari. Hindarkan konsumsi protein yang berlebih karena akan memberatkan

fungsi ginjal dan hati. Protein diperlukan lebih pada usia lanjut yang

menderita penyakit infeksi serta mengalami setres berat

3. Lemak

Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak

berlebih disimpan dalam tubuh sebagai cadangan tenaga dan bila berlebih
akan ditimbun sebagai lemak tubuh. Konsumsi lemak yang berlebih tidak

dianjurkan pada usia lanjut karena dapat meningkat kadar lemak dalam

tubuh khususnya kadar kolesterol darah.Kebutuhan lemak usia lanjut lebih

sedikit. Konsumsi lemak dibatasi jangan lebih dari seperempat kebutuhan

energi. Pada usia lanjut di anjurkan untuk mengonsumsi asam lemak tak

jenuh(berasal dari nabati). Dan pembatasan konsumsi lemak untuk usia

lanjut karena meningkat:

a. Berkurangnya aktivitas tubuh.

b. Berkurangnya produksi enzim sehingga pencernaan lemak tidak

sempurna akan membebani lambung dan usus.

c. Bisa menyebabkan arterosklerosis bila mengonsumsi asam lemak

jenuh yang tinggi.

4. Vitamin

Untuk usia lanjut dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi

makanan kaya vitamin A,D,E untuk mencegah penyakit

degeneratif(sebagai antioksida).Selain itu,mengonsumsi mkanan yang

banyak mengandung vitamin B12,asam folat dan B1 juga dianjurkan,untuk

menanggulangi resiko penyakit jantung.

Adapun kebutuhan vitamin untuk usia lanjut per orang per hari

Adalah:

a. Vitamin wanita 500 mg dan laki-laki 600 mg.

b. Vitamin B1 1,0 mg.

c. Vitamin B6 wanita 1,6 mg dan laki-laki 2,0 mg.


d. Vitamin B12 1,0 mg.

e. Asam Folat wanita 150 mg dan laki-laki 170 mg.

f. Vitamin E wanita 8 mg dan laki-laki 10 mg

5. Mineral

Pada usia lanjut di anjurkan mengonsumsi makanan fe,Zn,selenium,

dan kalsium untuk mencegah anemia dan pengeroposan tulang terutama

pada wanita.

Adapun kebutuhan mineral untuk usia lanjut perhari adalah:

a. Kalsium wanita 500 mg dan laki-laki 600mg.

b. Zat besi wanita 14 ug dan laki-laki 13 ug.

c. Natrium (NaCl)2,8-7,8 g.

d. Seng (Zn) 15 ug.

e. Selenium wanita 55 ug dan laki-laki 70 ug.

Dianjurkan pada usia lanjut dengan tekanan darah tinggi

mengonsumsi NaCl sejumlah 3 g per orang per hari karena dapat

membantu menurunkan tekanan darah.

Kecukupan gizi usia lanjut berada dengan usia muda. Kebutuhan gizi
sangat
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas/kegiatan, postur tubuh, aktivitas
fisik dan mental (termasuk pekerjaan) sehari-hari, iklim/suhu udara,kondisi fisik
tertentu (masa pertumbuhan,sedang sakit) dan unsure lingkungan (misalnya
bekerja dibahan dengan bahan nuklir). Konsumsi makan yang cukup dan
seimbang akan brmanfaat bagi usia lanjut untuk mencegah atau mengurangi
kemungkinan penyakit degenerative seperti penyakit jantung,ginjal,diabetes
mellitus arthritis dan lain-lain atau kekurangan gizi yang seyogianya telah
dilakukan sejak muda. Adapun kebutuhan zat-zat gizi pada usia lanjut:

1. Kalori
Kebutuhan energy pada usia lanjut menurun sehubungan dengan
penurunan metabolism basal (sel-sel banyak yang inaktif) dan kegitan fisik
cenderung menurun. Kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5% pada usia 40 –
49 tahun dan 10% pada usia 50-59 tahun serta 60-69 tahun. Menurut widya karya
pangan dan gizi 1993,kecukupan gizi yang dianjurkan untuk usia lanjut(
2. Protein
Untuk usia lanjut protein berfungsi untuk mengganti sel-sel jaringan-
jaringan yang rusak serta mengatur fungsi fisiologi tubuh. Dianjurkan memenuhi
kebutuhan protein terutama dari protein hewani dan nabati dengan perbandingan
1:3,.Jumlah protein yang diperlukan untuk laki-laki usia lanjut (60 tahun)adalah
55 g per hari dan wanita usia lanjut 48 g per hari. Hindarkan konsumsi protein
yang berlebih karena akan memberatkan fungsi ginjal dan hati. Protein diperlukan
lebih pada usia lanjut yang menderita penyakit infeksi serta mengalami setres
berat.
3. Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak berlebih
disimpan dalam tubuh sebagai cadangan tenaga dan bila berlebih akan ditimbun
sebagai lemak tubuh. Konsumsi lemak yang berlebih tidak dianjurkan pada usia
lanjut karena dapat meningkat kadar lemak dalam tubuh khususnya kadar
kolesterol darah.Kebutuhan lemak usia lanjut lebih sedikit. Konsumsi lemak
dibatasi jangan lebih dari seperempat kebutuhan energi. Pada usia lanjut di
anjurkan untuk mengonsumsi asam lemak tak jenuh(berasal dari nabati). Dan
pembatasan konsumsi lemak untuk usia lanjut karena meningkat:
 Berkurangnya aktivitas tubuh.
 Berkurangnya produksi enzim sehingga pencernaan lemak tidak sempurna akan
membebani lambung dan usus.
 Bisa menyebabkan arterosklerosis bila mengonsumsi asam lemak jenuh yang
tinggi.
4. Vitamin
Untuk usia lanjut dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan kaya
vitamin A,D,E untuk mencegah penyakit degeneratif(sebagai antioksida).Selain
itu,mengonsumsi mkanan yang banyak mengandung vitamin B12,asam folat dan
B1 juga dianjurkan,untuk menanggulangi resiko penyakit jantung.
Adapun kebutuhan vitamin untuk usia lanjut per orang per hari Adalah:
 Vitamin wanita 500 RE dan laki-laki 600 RE.
 Vitamin B1 1,0 ug.
 Vitamin B6 wanita 1,6 ug dan laki-laki 2,0 ug.
 Vitamin B12 1,0 ug.
 Asam Folat wanita 150 ug dan laki-laki 170 ug.
 Vitamin C60 ug.
 Vitamin D5 ug.
 Vitamin E wanita 8 ug dan laki-laki 10 ug.
5. Mineral
Pada usia lanjut di anjurkan mengonsumsi makanan fe,Zn,selenium, dan
kalsium untuk mencegah anemia dan pengeroposan tulang terutama pada wanita.
Adapun kebutuhan mineral untuk usia lanjut perhari adalah:
 Kalsium wanita 500 mg dan laki-laki 600mg.
 Zat besi wanita 14 ug dan laki-laki 13 ug.
 Natrium (NaCl)2,8-7,8 g.
 Seng (Zn) 15 ug.
 Selenium wanita 55 ug dan laki-laki 70 ug.
Dianjurkan pada usia lanjut dengan tekanan darah tinggi mengonsumsi NaCl
sejumlah 3 g per orang per hari karena dapat membantu menurunkan tekanan
darah.

C. Peranan Gizi Bagi Lansia


Peranan Energi
 Energi untuk diukut dengan kalori dan menghasilkan dari karbohidrat,protein,
dan lemak.
 Kelebihan energi dapat memengaruhi terjadinya penyakit degeneratif,karena
energy ini disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
 Penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya lebih banyak terdapat pada
orang-orang dengan energi yang berlebihan.
 Kekurangan energi mengakibatkan berat badan rendah yang dapat
mengakibatkan fungsi umum menurun,seperti menurunnya daya tahan dan
kesanggupan kerja.
Peranan Protein
 Pada usia lanjut fungsi protein yang di konsumsi tubuh tidak lagi untuk
pertumbuhan. Peranan protein yang utama adalah memelihara dan mengganti sel-
sel jaringan yang rusak,pengatur fungsi fisiologi organ tubuh.
 Kebutuhan protein pada usia lanjut didasarkan kepada kebutuhan orang dewasa
muda pada umur 25 tahun,yaitu pada pria 0,95g/kg berat badan/hari sedangkan
pada wanita 0,87 g/kg berat badan/hari.
 Kecukupan protein yang dianjurkan untuk orang indosnesia adalah 50 g/hari
untuk pria dengan umur 60 tahun ke atas dan 44g/hari untuk wanita dengan umur
60 tahun ke atas.
 Dianjurkan kebutuhan protein pada usia lanjut dipenuhi dari protein yang bernilai
biologi tinggi seperti telut, akan dan lain-lain karena kebutuhan asam-asam amino
esensial meningkat pada usia lanjut.Tetapi konsumsi protein yang berlebihan tidak
bermanfaat Karena akan dapat memberatkan fungsi ginjal dan hati.

Peranan lemak
 Lemak merupakan sumber energi yang dapat disimpan di dalam tubuh sebagai
cadangan energy.
 Konsumsi lemak yang berlebihan pada usia lanjut tidak dianjurkan karena dapat
meningkatkan kadar lemak dalam tubuh, khususnya kadar kolesterol darah.
 Masukan lemak melalui makanan dianjurkan tidak melebihi 30% dari jumlah
total energi yang dibutuhkan.Untuk bangsa Indonesia konsumsi lemak dianjurkan
tidak melebihi 25% dari energi yang di butuhkan.

Peranan Mineral
Mineral dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun peranannya sangat penting
dalam berbagai proses metabolik dalam tubuh,sehingga bila mengonsumsi
mineral kurang dari kebutuhan akan dapat mengganggu kelangsungan proses
tersebut.
Kalsium
Pada proses menua terjadi gangguan absorpsi kalsium,karena itu sangat
dianjurkan untuk mengonsumsi susu 1 gelas/hari.Kebutuhan kalsium yang di
anjurkan adalah 500 mg/orang/hari.Untuk yang menderita osteoporosis dianjurkan
pemberian kalsium sejumlah 800 mg/orang/hari.Namun kalsium yang di butuhkan
pada usia 19-20 tahun 1.000 mg,sedangkan untuk usia lebih 51 tahun,kebutuhan
kalsium sebesar 1.200 mg.
Fe/Zat besi
Kebutuhan Fe yang dianjurkan sebesar 9 mg/orang/hari untuk pria,sedangkan 8
mg/orang/hari untuk wanita.Anemia gizi sering terjadi pada usia
lanjut,diakibatkan rendahnya jumlah Fe dalam makanan yang di konsumsi
ataupun adanya penyakit pada lambung yang dapat mengganggu penyerapan Fe di
dalam saluran pencernaan.Oleh karena itu,sebaiknya dipilih zat besi yang berasal
dari hewani.Konsumsi protein asal hewan antara lain daging perlu di konsumsi
dalam jumlah yang cukup tetapi tidak boleh berlebihan,karena zat besi asal
protein hewani lebih mudah diserap.

Natrium
Kebutuhan NaCl adalah 2,8-7,8 g/orang/hari.Dianjurkan lansia dengan tekanan
darah tinggi mengonsumsi NaCl sejumlah 3 mg/orang /hari karena dapat
membantu menurunkan tekanan darah.Pada keadaan ini menyebabkan nafsu
makan usia lanjut menurun,karena makanannya kurang garam.
Air
Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia seseorang.Dengan
berkurangnya kemampuan ginjal,,maka air mempunyai peranan penting sebagai
pengangkut sisa metabolism dalam tubuh.Dianjurkan meminum air sebanyak 6-8
gelas atau lebih dalam sehar.Air juga mempunyai peranan mendorong peristaltik
usus sehingga dapat mencegah kontipasi.

Peranan Serat
 Pada manula serat diperlukan memungkinkan proses buang air besar menjadi
teratur dan menghindari berbagai penyakit.
 Fungsi serat dalam usaha pencegahan penyakit yaitu mencegah penyakit jantung
koroner,kanker usus besar,penyakit diabetes melitus,penyakit divertikular
(penonjolan bagian luar usus), dan mencegah kegemukan.

Peranan Vitamin
Secara umum vitamin mempunyai fungsi yaitu mengatur berbagai proses
metabolisme dalam tubuh,mempertahankan fungsi berbagai
jaringan,memengaruhi pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru dan
membentuk pembuatan zat-zat tertentu dalam tubuh.
Vitamin A
Penghasilan yang baik,ketahanan jaringan,daya tahan tubuh terhadap infeksi
sangat tergantung kepada kecukupan Vitamin A.Pada pria maupun wanita usia
umur 60 tahun ke atas kecukupan Vitamin A adalah 3.500-4.000
mikrogram/orang/hari.
Vitamin B1/Tiamina
Kecukupan Vitamin B1 untuk pria lanjut adalah 1,2 mg/orang/hari dan 1,0
mg untuk wanita lanjut.

Vitamin B6
Kecukupan Vitamin B6 yang dianjurkan pria lansia adalah 2,2
mikrogram/hari dan 2,0 mikrogram untuk wanita lanjut.
Folat
Di dalam tubuh asam folat berfungsi memproduksi sel darah merah dan di
butuhkan untuk sintesis asam amino.
Asam folat berfungsi sebagai kafaktor yang sangat penting dan juga
merupakan koenzim yang berfungsi mengatur proses remetilasi dan transulfurasi
metabolisme homosistein.Asam folat juga merupakan koenzim yang sangat besar
peranannya dalam reaksi di dalam tubuh,seperti sintesis DNA,pembelahan sel
normal,sintetis purin,interkonversi asam amino,dan berbagai reaksi seluler
lainnya.konsumsi asam folat tidak hanya berperan besar pada pembentukan
jaringan otak janin saja,tetapi juga berpotensi mengatasi kepikunan pada
kelompok lanjut usia.Hasil penelitian membuktikan,mengonsumsi makanan yang
lunak yang banyak mengandung asam folat akan menurunkan risiko terserang
kanker usus besar.

Vitamin B12
Vitamin B12 merupakan unsur penting untuk meningkatkan kemampuan daya
ingat,bahkan bisa mengatasi persoalan kelainan saraf di samping itu Vitamin B12
bekerja sama dengan asam folat memproduksi sel darah merah.
Vitamin B12 juga berfungsi sebagai kofaktor yang sangat penting dan juga
merupakan koenzim yang berfungsi mengatur proses remetilasi dan transulfurasi
metabolisme homosistem kecukupan yang dianjurkan untuk B12 adalah 0,3
mikrogram/hari bagi usia lanjut.
Vitamin C
Vitamin C sangat bermangfaat untuk menghambat berbagai penyakit pada
usia tua,berfungsi antara lain meningkatkan kekebalan tubuh,melindungi dari
serangan kanker,melindungi arteri,meremajakan dan memproduksi sel darah
putih,mencegah katarak,memperbaiki kualitas sperma,dan mencegah penyakit

gusi.Kecukupan Vitamin C adalah 60 mg/hari.


Vitamin D
Kecukupan Vitamin D yang dianjurkan lansia sebanyak 5 mikro gram/hari
atau 200 IU.Pada umumnya konsumsi Vitamin D wanita usia lanjut rendah
daripada pria usia lanjut.
Vitamin E
Vitamin E merupakan anti-oksida dan diduga berperan memperlambat proses
ketuaan pada usia lanjut.Kecukupan yang dianjurkan adalah 8mg alpha tokoferol
untuk pria dan 10 mg/hari untuk wanita.
Vitamin K
Kecukupan Vitamin K adalah 65 mcg/hari bagi wanita lansia dan 80 mgc/hari
bagi pria lansia.

D. Menu Seimbang bagi Lansia


Menu seimbang usia lanjut adalah susunan makanan yang mengandung cukup
semua unsure gizi yang di butuhkan para usia lanjut.
Syarat menu seimbang untuk manula sehat:
1. Mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan.
2. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut adalah 50% dari hidrat
arang yang merupakan hidrat arang konpleks (sayuran,kacang-kacangan,dan biji-
bijian).
3. Jumlah lemak dalam makanan dibatasi,yaitu 25-30% dari total kalori.
4. Jumlah protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan usia lanjut yaitu 8-10%
dari total kalori.
5. Dianjurkan mengandung tinggi serat yang bersumber pada buah,sayur dan
bermacam-macam pati,yang konsumsi dengan jumlah secara bertahap.
6. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium,seperti susu
nonfat,yoghurt,ikan dan lain-lain.
7. Makanan mengandung tinggi zat besi yang bersumber dari protein hewani.
8. Membatasi penggunaan garam seperti monosodium glutamate,sodium
bikarbonat,sodium sistrate.
9. Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang
segar dan mudah di cerna.
10. Hindari bahan makanan yang mengandung tinggi alkohol.
11. Makanan seaiknya yang mudah di kunyah seperi makanan lembek.

E. Suplemen dan Lansia


Suplemen yang banyak ditawarkan pada lansia umumnya adalah suplemen yang
berkaitan dengan daya ingat,ketahanan tubuh,awet muda,mencegah penyakit,dan
memperpanjang umur.Pada produsen suplemen ini.Suplemen untuk fungsi
kognitif misalnya,merupakan jenis suplemen yang cukup menarik orang dewasa
dan lanjut usia.Banyak sekali variasi suplemen diklaim berfungsi membantu
meningkatkan fungsi kongnitif ini.Beberapa di antaranya merupakan campuran
vitamin dan mineral lengkap,atau hanya mengunggulkan satu jenis vitamin
tertentu saja.
Lansia mungkin membutuhkan suplemen,mengingat kondisi mereka yang
menurun,akan tetapi perlu di perhatikan secara seksama mengenai
penggunaannya.Salah-salah akibatnya justru akan berbahaya bagi lansia itu
sendiri.Suplemen makanan (nutraceutical)yang bersifat fungsional dalam
meningkatkan stamina dan ketahanan tubuhnya.Atau mungkin akan lebih baik
jika mengonsumsi makanan yang bersifat fungsional dengan kandungan
antioksida yang tinggi atau juga suplemen kalsium.
Perbaikan setatus gizi tubuh melalui makanan dan minuman dan ditambah
dengan extra antioxidan merupakan benteng strategis dalam memperlambat proses
penuaan.Antioksidan dapat diperoleh dengan mudah melalui konsumsi sayur-
sayuran dan buah-buahan yang mencapai 400-800g/hari.
Zat gizi protein sebaiknya diperoleh melalui ikan,sedikit daging,telur dan
susu,dan banyak kacang-kacangan.Karbohidrat sebaiknya bersumber dari bahan-
bahan yang tidak murni seperti beras tidak sosoh,beras jagung tepung terigu dan
gandum utuh,singkong,ubijalar,beras jangung,tepung terigu dan gandum
utuh,singkong,ubijalar,talas,pisang,dan sebagainya.Lemak diusahakan berasal dari
lemak nabati yang cukup mengandung asam oleat,linoleat,dan linolenat,yang
banyak terdapat dalam jagung,kedelai,alpukat.Namun konsumsi karbohidrat dan
lemak harus secukupnya saja,sehingga tidak menyebabkan kelebihan berat badan.
Makanan merupakan suplemen zat gizi untuk semua orang.suplemem
hanyalah sebagai suplrmrn.Ia tidak dapat menggantikan makanan.Untuk orang-
orang yang memiliki keinginan untuk mencapai kondisi kesehatan optimal,tidak
ada istilah terlambat untuk memulai hidup sehat,yaitu makan dengan
benar,minum air,olahraga teratur dan daya hidup sehat lainnya,demikian juga
dengan lansia.

Angka Kecukupan Energi Dan Zat Gizi Yang Dianjurkan Untuk Lansian
Dalam Sehari
Komposisi Laki-laki Perempuan
Energi (Kal) 1960 1700
Protein (gram) 50 44
Vitamin A (RE) 600 500
Thiamin (B1) (mg) 0.8 0.7
Riboflavin (B2)(mg) 1.0 0.9
Niasin (B3) (mg) 8.6 7.5
Vitamin B12 (mg) 1.0 1.0
Asam folat (mikrogram) 170 150
Vitamin C (mg) 40 30
Kalsium (mg) 500 500
Fosfor (mg) 500 450
Besi (mg) 13 16
Seng (mg) 15 15
Iodium (mikrogram) 150 150
Waktu Makan Pria (2200 kal) Wanita (1850 kal)

Pagi 1 ½ gls nasi/ pengganti 1 gls nasi/ pengganti


1 butir telur (Telur Mata Sapi) 1 btr telur
100 gr sayuran (Cah Kangkung) 100 gr sayuran
1 gls susu skim 1 gls susu skim

Pukul 10.00 Snack/buah (Nagasari) Snack/buah

Siang 1 ½ gls nasi 1 gls nasi


50 gr daging/ikan/unggas (Pepes 50 gr
Ikan) daging/ikan/unggas
25 gr tempe/kacang-
25 gr tempe/kacang-kacangan kacangan
(Tempe bb Tomat) 150 gr sayuran
150 gr sayuran (Sayur Asem) 1 ptg buah
1 ptg buah (Semangka)

Pukul 17.00 Snack/ buah (Bubur Kacang Snack/ buah


Hijau)

Malam 1 ½ gls nasi 1 gls nasi


50 gr daging/ikan/unggas 50 gr
(Basho Daging) daging/ikan/unggas
50 gr tahu
50 gr tahu (Hot Tahu) 150 gr sayuran
150 gr sayuran (Sup Sayur) 1 ptg buah
1 ptg buah (Pisang)

F. Faktor-faktor yang harus di perhatikan pada lansia


a. Lingkungan Sosial
Sosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya untuk menghindari terjadinya depresi,
stres, paranoia, dan gangguan lain dengan cara :
 Melakukan komunikasi dengan keluarga, teman maupun tetangga sekitar.
 Melakukan aktivitas yang sesuai minat dan kemampuannya untuk mengisi waktu
luang.
 Berkumpul bersama teman-teman semasa sekolah/kerja dan membuat teman baru
untuk menggantikan mereka yang telah meninggal atau yang telah pindah.
Adapun bagi keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang lanjut usia :
 Memberikan kenyamanan dengan suasana keluarga yang bahagia dan harmonis.
 Memberikan semangat dalam diri lansia untuk tetap berproduktivitas dalam
hidupnya.
 Memberikan semangat dalam hal spiritual untuk mengurangi perasaan
takut/khawatir dalam diri lansia.

b. Gizi (Suplemen)
 Untuk menjaga kondisi kesehatan yang prima dan tetap produktif di hari tua,
butuh zat gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu,
sehingga kesadaran akan perlunya menjaga konsumsi yang bergizi seimbang
seharusnya memang dimulai sejak usia muda sehingga setelah di usia lanjut
masalah gizi dapat di tanggulangi dengan baik.
 Makana yang bervariasi dengan sekurang-kurangnya tiga sajian sayur-sayuran,
dua sajian buah-buahan dan enam sajian hasil padi-padian setiap hari dapat di
berikan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi lansia dan pemilihan makanan yang
berbeda dari setiap kelompok makanan merupakan metode yang paling baik untuk
memastikan masukan zat gizi yang cukup.
 Untuk mengatasi perubahan fungsi saluran pencernaan maka di sarankan untuk
mengonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari dan minum paling sedikit
delapan gelas cairan seperti air, jus, dan lain-lain setiap haru untuk melembutkan
feces.
 Untuk suplementasi tidak ada suplemen kecuali kalsium yaitu 1.000-1.500
mg/hari yang membutuhkan secara rutin oleh manula atau orang dewasa. Namun
jika penilaian menunjukan defisiensi spesifik maka suplemen mungkin
dibutuhkan untuk mengoreksinya.
Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi lansia maka perlu memerhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Maka yang diberikan/disajikan harus cukup memenuhi kebutuhan gizi.
2. Pemberian makanan pada waktunya secara teratur serta dalam porsi kecil tapi
sering.
3. Memberikan makanan terhadap dan bervariasi terutama bila nafsu makanya
berkurang
4. Memperhatikan makanan agar sesuai dengan selera.
5. Memberikan makanan lunak untuk menghindari obstipasi dan memudahkan
mengunyah.
6. Melakukan terapi gizi untuk usia lanjut yang menderita sakit yang dilakukan oleh
ahli gizi

c. Pola Hidup
Pada usia lanjut 90% tingkat kesegaran jasmaninya rendah terutama pada
komponen daya tahan kardio respirasi dan kekuatan otot. Maka hal yang dapat
dilakukan lansia untuk memperbaiki fungsi kardiovaskular dan menimbilkan
perasaan segar adalah melakukan olahraga adalah satu bentuk latihan fisik yang
memberikan pengaruh yang baik/positif terhadap kemampuan fisik seseorang
apabila dilakukan secara baik dan benar. Melakukan latihan fisik yang baik dapat
bermanfaat sebagai upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan apabila
ditinjau secara fisiologi, psikologi dan social memberikan dampak secara
langsung dan jangka panjang.

Manfaat Fisiologi :
1. Dampak langsung dapat membantu :
 pengaturan kadar gula rendah;
 merangsang adrenalin dan nonadrenalin;
 peningkatan kualitas dan kuantitas tidur;
2. Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :
 Daya tahan aerobik/kardiovaskular;
 Kekuatan otot rangka;
 Kelenturan;
 Keseimbangandan koordinasi gerak;
 Kelincahan gerak;

Manfaat Psikologis :
1. Dampak langsung dapat membantu :
 Member perasaan santai;
 Mengurangi ketegangan dan kecemasan;
 Meningkatkan perasaan senang.
2. Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :
 Kesegaran jasmani dan rohani secara utuh;
 Kesehatan jiwa;

 Fungsi kognitif;
 Penampilan dan fungsi motorik;
 Keterampilan.

Manfaat Sosial :
1. Dampak langsung dapat membantu :
 Pemberdayaan usia lanjut;
 Peningkatan integritas social dan kultur.
2. Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :
 Keterpaduan;
 Hubungan kesetiakawanan social;
 Jaringan kerja sama social budaya;
 Pertahanan peran dan pembentukan peran baru;
 Kegiatan antargenerasi.
Macam-macam olahraga/latihan yang baik bagi usia lanjut dalam memelihara
kebugaran kesegaran fisik antara lain:
1. Pekerjaan rumah dan berkebun dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan
untuk menjaga kesegaran jasmani.
2. Berjalan-jalan. Baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh.
3. Jalan cepat. Berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani
dan merupakan cara yang aman, murah, menyenangkan, mudah dan berguna
apabila dilakukan dengan benar.
Pemenuhan Kebutuhan Istrahat
Biasanya pada usia lanjut terjadi gangguan pola tidur sehingga dapat
menyebabkan perubahan fisik. Maka untuk dapat memberikan kebutuhan istrahat
yang cukup untuk menjaga kesehatan lansia maka dapat dilakukan:
1. Memberikan tempat tidur yang nyaman.
2. Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas darai bau-bauan.

3. Memberikan minum hangat sebelum tidur misalnya susu hangat.

Pola Makan
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran
mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu
orang dan merupakan ciri khas masyarakat tertentu. Pola makan yang tidak
seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang masuk ke dalam
tubuh dan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau sebaliknya pola
konsumsi yang tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi tertentu berlebih dan
menyebabkan terjadinya gizi lebih. Asupan zat gizi yang tepat berperan dalam
menciptakan kesehatan lansia secara optimal, kecukupan gizi akan terpenuhi jika
para lansia memerhatikan pola makan yang beragam dan bergizi seimbang.
Pengurangan waktu makan dapat menyebabkan zat gizi menjadi tidak seimbang.
Dengan demikian, adanya lansia yang tidak teratur makannya dapat menyebabkan
tidak seimbang konsumsi zat gizi yang akan berpengaruh pada status gizinya.
Pengaturan makan untuk usia lanjut sebagai berikut :
a. Jadwal waktu makan dibuat lebih sering dengan porsi kecil.
b. Banyak minum dan kurangi garam.
c. Membatasi asupan makanan sumber kalori untuk menjaga berat badan tetap
dalam batas normal.
d. Memilih jenis makan yang mengandung serat agar buang air besar menjadi
mudah dan teratur.
e. Bagi mereka yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut

 Makanlah makanan yang mudah dicerna;


 Hindari makanan yang terlalu manis dan gurih;
 Bila ada kesukaan mengunyah, makanan harus lunak/dicicang.
 Makanan selingan diberikan pada jam 10.00 pagi dan jam 16.00 sore.

Membatasi Minum Kopi dan Teh


Sebaiknya pada usia lanjut minum kopi atau teh yang diencerkan. Teh dan
kopi encer baik pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu
makan.

Pengkajian Status Gizi Lansia


Keadaan gizi seseorang memengaruhi penampilan, pertumbuhan dan
perkembangan, kondisi kesehatan, serta ketahanan tubuh terhadap penyakit.
Mengkaji status gizi usia lanjut sebaiknya menggunakan lebih dari satu parameter,
sehingga hasil kajian lebih mendekati atau lebih akurat.
Hal-hal yang dilakukan guna menghasilkan kajian yang akurat dengan jalan
melakukan :
1. Anamnesis
Dalam anamnesis yang perlu digali dari usia lanjut dan keluarganya antara lain:
 Riwayat asupan makanan, termasuk pola makanan, kebiasaan makan, makanan
yang disukai atau tidak disukai, alergi makanan, dan lain-lain.
 Faktor sosial, ekonomi dan budaya.
 Riwayat penyakit yang pernah diderita.
 Obat-obatan yang diminum saat itu maupun sebelumnya.
 Riwayat kebiasaan buang air besar dan buang air kecil.
2. Pemeriksaan Tanda Vital
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan tanda vital adalah:
 Derajat penurunan atau perubahan kesedaran.
 Pemeriksaan tekanan darah dan frekuensi jantung atau nadi yang dilakukakan
dalam posisi berbaring, duduk dan berdiri.
 Pemeriksaan frekuensi napas untuk mengetahui apakah ada asidosis.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada usia lanjut meliputi:
a. Tanda-tanda klinis kurang gizi atau lebih
 Kurang gizi : sangat kurus, pucat atau bengkak.
 Gizi lebih : gemuk atau sangat gemuk (obesitas)

b. Sistem kardiovaskular.
c. Sistem pernapasan.
d. Sistem gastrointestinal.
e. Sistem genitourinarius.
f. Sistem musculoskeletal.
g. Sistem metabolik atau endokrin.
h. Sistem neurologis atau psikiatik.
4. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendukung diagnosis penyakit serta
untuk menentukan entervensi gizi, pemeriksaan laboratorium antara lain:
a. Darah : Hb, kolesterol total, HDL, LDL, gula darah, urrum, creatimin, asam urat
dan trigliserida serta kadar vitamin dan mineral.
b. Urine : Glukosa atau kadar gula, albumin.
c. Faces : fungsi pencernaan, serat dan lemak.
5. Penilaian Antropemetri
Tinggi badan menurun dengan kecepatan 0,03 cm per tahun sampai usia 45 tahun
dan 0,28 cm per tahun. Pemendekan ini diduga akibat penipisan lempeng tulang
belakang, di samping pengurangan masa tulang. Susutan ini ditaksir sebanyak
12% (lelaki) dan 25% (wanita), yang kemudian tampak sebagai osteoporosis dan
kifosis.
Berta badan sebaiknya ditimbang setiap minggu bagi lansia yang dirawa di rumah
sakit, atau diasuh di panti wreda : dan cukup 2-3 bulan sekali bagi mereka yang
masih sanggup melakukan kegiatan fisik. Berat badan ideal lansia sulit ditentukan
karena berat acuan mereka yang seusia sukar diperoleh. Oleh karena itu,
perubahan berat badan dijadikan indicator yang peka dalam penentuan resiko gizi.

Berbagai cara pengukuran antropometri dapat di gunakan untuk menentukan


status gizi. Cara lain yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi usua, yaitu
dengan mengukur tinggi lutut (knee high). Cara pengukuran antropometri lansia
antara lain:

a. Menghitung indeks masa tubuh (IMT)

Status gizi ditentukan bila IMT :

Untuk Wanita Untuk Laki-Laki


Normal 17-23 Normal 18-26
Kegemukan 23-27 Kegemukan 25-27
Obesitas > 27 Obesitas >27

b. Menggunakan rumus Brocca


Cara ini digunakan untuk mengukur berat badan ideal dengan menggunakan
rumus :

BB Ideal = (TB-100)-10% (TB-100)

Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%. Bila > 10% sudah kegemukan
dan bila >20% terjadi obesitas.

c. Menghitung tinggi lutut


Mengitung tinggi lutut di gunakan pada usia lanjut yang tulang punggunya terjadi
osteoporosis (keropos), sehingga terjadi penurunan tinggi badan sesungguhnya
dengan rumus :

Tinggi Badan (laki-laki) = 59,01 + (2,08 x Tinggi Lutut)


Tinggi Badan (Perempuan) = 75,00 + (1,91 x Tinggi Lutut)

Catatan:
 TL = Tinggi lutut (cm)
 Setelah mengetahui TB dan tinggi lutut, selanjutnya IMT dihitung seperti rumus di
atas
 Cara mengukur tinggi lutut.
A. Untuk orang sehat (dapat duduk)
1. Orang yang diukur duduk pada kursi.
2. Posisi duduk sempurna (badan tegak, tangan bebas ke bawah dan muka
menghadap ke depan).
3. Lutut kedua kaki membentuk sudut siku (900).
4. Telapak kaki kiri (yang diukur) juga membentuk sudut siku (900).
5. Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki kiri bagian tumit dan lutut.
6. Baca angka (panjang lutut) pada alat secara seksama
7. Catat angka hasil pengukuran.

B. Untuk orang sakit (tidak dapat duduk)


1. Pasien tidur terlentang pada tempat tidur (usahakan posisi tempat tidur/kasur
rata/horizontal).
2. Tempatkan alat penyangga di antara lipatan pada paha dan betis kaki kiri
membentuk sudut siku (900).
3. Beri bantuan dengan bantal pada bagian pantat pasien jika alat penyangga terlalu
tinggi.
4. Telapak kaki kiri pasien membentuk sudut 900.
5. Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki kiri pada bagian tumit dan lutut.
6. Baca angka (panjang lutut) pada alat secara seksama.
7. Catat angka hasil pengukuran.

6. Pengkajian Asupan Makanan Per Hari


Untuk mengetaui konsumsi makanan dapat dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan untuk mengetahui pola makan dan metode
kuantitatif untuk mengetahui jumlah asupan makanan per hari.
Secara kuantitatif dapat dilakukan dengan metode food recall, food record serta
food weighing, sedangkan metode kualitatif dilakukan dengan menanyakan
frekuensi makan dan riwayat makanan.
Dalam pengkajian asupan makanan, ada empat tingkat kegiatan, yaitu:
a. Pengukuran asupan makanan;
b. Pengukuran asupan zat gizi;
c. Perhitungan absorbs zat gizi; dan
d. Membandingkan antara asupan zat gizi dan kebutuhannya.
7. Pengkajian Status Gizi Biokimia
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh
dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh:
1. Masao tot yang berkurang dan masa lemak yang bertambah, mengakibatkan
jumlah cairan tubuh juga berkurang, sehingga kulit kelihatan ngerucut dan kering,
wajah keriput serta muncul gari-garis yang menetap. Oleh sebab itu, pada usia
lanjut sering kali terlihat kurus.
2. Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada usia lanjut sehingga
dihubungkan dengan kekurangan Vitamin A, Vitamin C, dan asam folat. Adapun
gangguan pada indera pengecap yang dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn
dapat menurunkan nafsu makan.
3. Dengan banyaknya gigi gerigi yang sudah tanggal mengakibatkan gangguan
fungsi mengunyah yang berdampak pada kurangnya asupan gizi pada lansia.
4. Penurunan mobilitas usus menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan
seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus juga dapat menyebabkan susah buang air besar yang
dapat menyebabkan wasir.
5. Akibat proses menua kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar
juga berkurang. Akibatnya dapat terjadi pengeceran natrium sampai dapat terjadi
hiponetremia yang menimbulkan rasa lelah.
6. Makanan yang dihadapi oleh semua mausia dan juga seluruh umat manusia
adalah proses menua atau penuaan. Dalam tubuh terjadi perubahn-perubahan
structural yang merupakan proses degeneratif. Misalnya sel-sel mengecil atau
menciut, jumlah sel berkurang, terjadi perubahan isi atau komposisi sel,
pembentukan jaringan ikat baru menggantikan sel-sel yang menghilang atau
menciut dengan akibat timbulnya kekemunduran fungsi organ-organ tubuh pada
lansia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pada usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut
usia.
2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri-ciri khas, diantaranya usia
lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status
kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian
yang buruk pada lansia.
3. Pada lansia biasanya mengalami kemundaran fisik, mental dan sosia sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukakan tugasnya sehari hari lagi.
4. Masalah-masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada
lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga
akan mengalami masa-masa ini.
5. Batasan usia lanjut berbeda-beda dari waktu-kewaktu.
6. Pada lansia terjadi perubahan fisik fisiologis, yang dapat menyebabkan
kemunduran fungsi tubuh akibat proses menua.
7. Pada lansia terjadi kemunduran fisik, seperti rambut memutih, rontok, kulit
menjadi keriput dan tipis, dan lain-lain.
8. Kebutuhan gizi bagi setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin,
umur, aktivitas, ukuran dan susunan tubuh, iklim atau suhu udara, kondisi fisik
tertentu (sakit) serta unsur lingkungan.
9. Beberapa faktor yang harus di perhatikan pada lansia antara lain: lingkungan
social, gizi (suplemen), pola hidup, pola makan, membatasi minum kopi dan teh.
10. Ada beberapa cara pengkajian status gizi pada lansia, antara lain: anamnes,
pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, penilaian
antropometri, pengkajian asupan makan perhari, dan pengkajian status gizi
biokimia.

B. Saran
Setelah membuat makalah ini, agar pembaca menjadi tahu tentang perkembangan
yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami
kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu
sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita.
Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di
masa tua.
Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan. (2018). Riset kesehatan dasar (pedoman pengukuran


antropometri)

Darmojo, B. (2010). Buku ajar geriatri (ilmu kesehatan lanjut usia). FK UI : Jakarta.

Supariasa, ID. (2001). Penilaian status gizi. EGC : Jakarta.

Wulandari, R. (2018) Risiko Malnutrisi Berdasarkan Mini Nutritional Assessment


Terkait dengan Kadar Hemoglobin Pasien Lansia

1. Apandi. 2002. Permasalahan Nutrisi pada Lansia.


http://pergemi.medindo.com/nutrisi.-
html.
2. Ardiana, Anisah. 2007. Konsep Pertumbuhan dan perkembangan Manusia.
Jember: Bagian Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar (DKKD) Program
Studi Ilmu Keperawatan.
3. Direktorat Bina Gizi Masyarakat.2003.Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut
Untuk Tenaga Kesehatan.Jakarta:Departemen Kesehatan.
4. Darmojo.2000.Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) edisi ke-2.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia.
5. Kurnianingsih,dkk.2007. Tugas Mata Kuliah Gizi Daur Gizi pada
Lansia.Surabaya:Universitas Airlangga.
6. Courtney, Mary. 1997. Terapi Diet dan Nutrisi. Edisi II. Melfiawati (ED).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Penilaian Status Gizi Lansia 1)Penilaian Antropometri Antropometri adalah


serangkaian teknik pengukuran dimensikerangka tubuh manusia secara kuantitatif.
Penilaian status gizi lansia diukur dengan antropometri atau ukuran tubuh, yaitu
tinggi badan (TB) dan berat badan (BB). Pengukuran tinggi badan dilakukan
dengan menggunakan alat microtoice dengan ketelitian 0,1 cm. Akan tetapi pada
lansia yang mengalami kelainan tulang dan tidak dapat berdiri, tidak dapat
dilakukan pengukuran tinggi badan secara tepat. Menurut Chumlea, bagi lansia
yang tidak dapat berdiri ataupun bongkok, maka pengukuran tinggi lutut dapat
dilakukan untuk memperkirakan tinggi badan.Antropometri sebagai indikator
status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter ini
terdiri dari: a)Umur b)Berat Badan menggunakan timbangan yang sesuai dan cara
yang tepatc)Tinggi Badan diukur pada posisi lurus dengan cara yang
tepatd)Lingkar Lengan Atas dapat menggunakan pita LILA atau
meterane)Lingkar Kepalaf)Lingkar Dadag)Jaringan lunak (lemak sub cutan)
diukur menggunakan alat khusus.Parametersebagai ukuran tunggal sebenarnya
belum bisa digunakan untuk menilai status gizi, maka harus dikombinasikan.
Kombinasi beberapa parameter itu disebut dengan Indeks Antropometri terdiri
dari:a)Berat badan menurut umur (BB/U).
33b)Tinggi badan menurut umur (TB/U).c)Berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB.d)Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U).e)Indeks Massa Tubuh
(IMT),dll.Penilaian status gizidapat mengunakan indeks massa tubuh seperti
tabelberikut ini:Tabel 1. Kategori Ambang Batas IMT (Indeks Massa
Tubuh)Status GiziIMTKurus<18,5 𝐾𝑔𝑀2Normal18,5 –25,0 𝐾𝑔𝑀2Gemuk25,1 –
27, 0 𝐾𝑔𝑀2Obesitas>27,0 𝐾𝑔𝑀2(Ida Mardalena, 2017:150-151)d.Kebutuhan Zat
Gizi Pada Lanjut UsiaPenuaan tak hanya berhubungan dengan usia fisiologis,
tetapi juga merupakan pengaruh dari asupan makanan dan gangguan pengaturan
nafsu makan. Hal ini kemudian dapat mengakibatkan munculnya anoreksia dan
obesitas pada seseorang. Jika seseorang kehilangan berat badan, bisa jadi karena
ia terkena malnutrisi. Perubahan secara tiba-tiba dan drastis pada berat badan
dapat mengakibatkan kematian. Sumber zat gizi terdapat pada makanan, oleh
karena itu pola makan dan menunya perlu dijadikan perhatian utama. Pola makan
yang baik dan seimbang sesuai dengan ukuran kebutuhan tubuh, dapat membantu
seorang lanjut usia tetap dalam kondisi fit dan segar meski usia sudah senja.
Besaran zat gizi yang dibutuhkan seorang lanjut usia dipaparkan sebagai berikut.
341)EnergiKebutuhan energi pada masa menua akan menurun. Hal ini karena
jumlah sel-sel otot menurun dan sel-sel lemak meningkat karena aktivitas yang
berkurang. Keseimbangan antara asupan dan keluaran energi akan seimbangjika
seorang lanjut usia memiliki uuran dan komposisi tubuh yang ideal dan tetap
dalam waktu yang lama.Bagi lanjut usia laki-laki, kecukupan gizi yang disarankan
adalah 2050 kalori, berbeda pada wanita sedikit di bawah laki-laki, yaitu 1600
kalori. Jikaseseorang sudah mencapai usia kepala empat, demi keseimbangan gizi
disarankan untuk menurunkan konsumsi energi sebanyak 5% dari konsumsi gizi
sebelumnya. Angka tersebut kemudian ditambah 5% lagi pada 10 tahun
kemudian, yaitu ketika seseorang telah mencapai usia 50 tahun. Pada lanjut usia,
pengurangan asupan gizi ditambah 10%, yaitu pada usia 60 tahun ke atas. Dan
jika seseeorang lanjut usia mencapai 70 tahun, maka dikurangi lagi 10%.Sumber
energi yang diperlukan dapat diperoleh dari karbohidrat, protein, dan lemak. Bagi
masyarakat Indonesia, penyumbang energi terbesar biasanya karbohidrat yang
tersaji dalam makanan pokok. Artinya, semakin tua, seseorang perlu mengurangi
konsumsi makanan pokok tersebut. Asupan energi yang berlebihan dapat
mengundang penyakit degeneratif. Energi yang berlebihan dan tidak digunakan
akan disimpan oleh tubuh dalam bentuk jaringan lemak. Lemak akan
mengakibatkan berat badan lebih (Proverawati, 2011).
352)KarbohidratDalam karbohidrat terdapat senyawa dari molekul hydrogen,
karbo, dan oksigen. Sebagai salah satu zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah
penghasil energi di dalam tubuh. Sumber karbohidrat yang dimaksud biasa
terdapat pada nasi, roti, mie, bihun, kentang, macaroni dan gula. Seorang lanjut
usia harus membatasi mengkonsumsi makanan tersebut, apalagi jika menunjukkan
tanda-tanda peningkatan kadar gula sebagai gejala awal kencing manis.Usia yang
semakin menua biasanya akan menganggu fungsi dari organ-organ tubuh pada
lanjut usia. Hal ini akan sangat mempengaruhi aktivitas sel tubuh. Gangguan
lainnya adalah pada sistem pencernaan dan metaboisme pada lanjut usia berupa
kekurangan bahkan kelebihan gizi. Munculnya gangguan tersebut akan
menimbulkan penyakit tertentu (Fatmah, 2010).Mengenai kebutuhan karbohidrat,
berbeda-beda pada setiap usia dan jenis kelamin. Laki-laki usia 55-64 tahun
membutuhkan karbohidrat sebanyak 400 gram, lanjut usia lebih dari 65 tahun
menurun menjadi 350 gram. Sementara dari perempuan, di usia 55-64 tahun
membutuhkan asupan karbohidrat sebanyak 285 gram dan menurun di usia 65
tahun ke atas menjadi 248 gram.3)ProteinKebutuhan protein dari masa dewasa
hingga masa ini tetap sama. Protein dibutuhkan untuk mengganti sel-sel yang
rusak, seperti otot, tulang, enzim, dan sel darah merah. Meski demikian, konsumsi
protein tidak perlu berlebihan, sebab kelebihan protein merupakan salah satu
sebab gangguan fungsi dan kerja ginjal.
36Di dalam protein terdapat substansi kimia makanan yang merupakan bagian
dari asam amino. Protein dalam makanan akan berubah menjadi asam amino
ketika diproses oleh tubuh. Selain untuk membangun dan memelihara sel, fungsi
lainnya adalah sebagai sumber energi dengan menyediakan 4 kalori per gram.
Meski demikian, protein tidak dapat dijadikan sebagai sumber utama
energi.Pemilihan protein yang baik untuk lansia sangat penting mengingat sintesis
protein di dalam tubuh tidak sebaik saat masih muda, dan banyak terjadi
kerusakan sel yang harus segera diganti. Kebutuhan protein untuk usia 40 tahun
masih tetap sama seperti usia sebelumnya. Pakar gizi menganjurkan kebutuhan
protein lansia dipenuhi dari yang bernilai biologis tinggi seperti telur, ikan, dan
protein hewani lainnya karena kebutuhan asam amino esensial meningkat pada
usia lanjut. Akan tetapi harus diingat bahwa konsumsi protein yangberlebihan
akan memberatkan kerja ginjal dan hati (Fatmah, 2010).Untuk kebutuhan detail
protein, laki-laki di usia 55-64 tahun membutuhkan 60 gram, dan relatif tetap
meski usianya semakin tua. Begitu pula dengan perempuan, dimulai pada usia 55
tahun, protein yang dibutuhkan akan tetap sama hingga lanjut usia, yaitu 50
gram.4)LemakDi antara sumber energi lainnya (karbohidrat dan protein), lemak
merupakan penyumbang energi terbesar per gramnya. Jika per gram protein dan
karbohidrat mampu menghasilkan 4 kilo kalori, maka per gram lemak
mengandung 9 kilokalori. Selain itu, lemak juga dapat berfungsi sebagai pelarut
vitamin A, D, E, dan K untuk keperluan tubuh (Fatmah, 2010).
37Lemak terbagi menjadi dua, lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Menurut Fatmah
(2010),di dalam lemak jenuh terdapat struktur kimia yang mengandung asam
lemak jenuh. Konsumsi lemak jenis ini sebaiknya secukupnya saja. Jika
dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan akan berakibat pada tingginya kolestrol
dalam darah. Kolestrol dan trigliseridayang merupakan komponen-komponen
lemak di dalam darah yang dapat membahayakan kesehatan. Sementara untuk
lemak tak jenuh yakni lemak ini memiliki ikatan rangkap yang terdapat di dalam
minyak (lemak cair) dan dapat berada dalam 2 bentuk, yaitu isomer cisdan
trans.Lemak dibutuhkan oleh laki-laki berusia 55-64 tahun berkisar pada angka 50
gram, dan sedikit menurun pada usia lanjut 65 tahun ke atas, yaitu pada angka
45,5 gram. Sementara pada perempuan berusia 55-64 tahun membutuhkan asupan
gizi sebanyakn 39gram dan menurun menjasi 36 gram pada usia lanjut.Mengenai
kebutuhan masing-masing zat gizi seperti diuraikan di atas, secara detail dapat
dilihat melalui tabel berikut ini.Tabel 2. Kebutuhan Zat Gizi Pada Lanjut UsiaZat
GiziLaki-LakiPerempuan55-64>/6555-64>/65Energi2250 kalori2050 kalori1750
kalori1600 kaloriProtein60 gr60 gr50 gr50 grLemak50 gr45,5 gr39 gr36
grKarbohidrat400 gr350 gr285 gr248 gr5.Gizi Seimban

Anda mungkin juga menyukai