PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Beberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan RSB di antaranya adalah:
1. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas
2. Tersedianya sistem adminstrasi dan pelaporan puskesmas yang baik.
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang layak dan cukup
D. Konsep Dasar
Pengelolaan keuangan dan non keuangan pada entitas bisnis merupakan
sebuah siklus yang terus berlangsung dalam organisasi. Siklus tersebut diawali
dengan aktivitas perencanaan, pengukuran, evaluasi, dan pelaporan yang akan
dijadikan umpan balik untuk perencanaan berikutnya. Pengelolaan pelayanan
kesehatan pada puskesmas menuntut kecermatan, keakuratan dan kecepatan
pengambilan keputusan karena menyangkut kepentingan hidup-matinya pasien. Oleh
karena itu perencanaan puskesmas memiliki fleksibilitas dan elastisitas relatif tinggi
yang mensyaratkan pemenuhan implementasi siklus tersebut dalam pelaksanaan
pengelolaan kinerjanya.
1. Kelurahan Padaidi
2. Kelurahan Manarang
3. Desa Makkawaru
4. Desa Pananrang
5. Desa Alitta
6. Desa Padaelo
7. Desa Padakkalawa
8. Desa Marannu
9. Desa Bunga
1. Desa Marannu
2. Desa bunga
3. Desa Padaelo
4. Kelurahan Manarang
5. Desa Padakkalawa
bangunan 4000 m2. Sarana yang tersedia meliputi fasilitas sarana pelayanan
Kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan upaya kesehatan wajib yaitu upaya
yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang
Selain dari upaya wajib juga ada upaya kesehatan pengembang yaitu :
1. Kesehatan Jiwa
2. Kesehatan mata dan pencegahan kebutaan
5. Kesehatan Kerja
7. Kesehatan Matra
9. Laboratorium sederhana
D. Aspek Legal
E. Lokasi Bisnis
Pada tahun 2014 ini jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas Mattiro bulu 27.687
jiwa dengan jumlah kepala keluarga 8540 KK.
- Poskesdes : Dolangan
- Poskesdes : Bottae
- Poskesdes : Padaelo
- Poskesdes : Aluppang
- Poskesdes : Marannu
- Poskesdes : Padakkalawa
- Poskesdes ; Bunga
c. Pos pelayanan terpadu ( POSYANDU )
c. Keluhan Pasien.
Dari data diatas proporsi terbesar adalah lulusan DIII kesehatan sebesar 33%
dan terkecil adalah Sarjana sebesar 6% yaitu dokter gigi maupun umum
Sedangkan Komposisi ketenagaan berdasarkan jenis ketenagaan saat ini 100 %
tenaga di Puskesmas adalah PNS.
Kebijakan kegiatan pengembangan SDM didasarkan pada peningkatan kualitas
SDM sesuai standar kompetensi, kebutuhan Puskesmas sehingga memiliki daya ungkit
yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dari alokasi biaya
pengembangan SDM, sampai akhir tahun 2014 Puskesmas telah memberikan
kesempatan peningkatan pendidikan berbagai jenis ketenagaan diantaranya tenaga
perawat, tenaga medis, tenaga non medis, dan tenaga kesehatan lainnya.
b. Pengembangan Infrastruktur
Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
lainnya adalah kondisi infrastruktur puskesmas Dalam menilai kondisi infrastruktur
digunakan dua indikator yaitu ketersediaan peralatan dan ruangan. Ketersediaan
peralatan diukur dengan 3 proxy yaitu (1) kelengkapan peralatan, (2) kalibrasi, dan (3)
kondisi peralatan pada layanan rawat jalan, penunjang medis, dan non medis.
Sedangkan ketersediaan ruangan diukur dengan pemenuhan standar minimum luas
ruangan pada layanan rawat jalan, , penunjang medis, dan non medis.
Kondisi ketersediaan peralatan tahun 2014 dibandingkan dengan standar
minimum digambarkan dalam tabel berikut:
Dari kinerja indikator perspektif pelanggan di atas dapat disimpulkan bahwa penyediaan
sumber daya pelayanan berupa SDM dan infrastruktur masih belum memadai dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan yang prima.
Dari gambaran tabel di atas, tampak bahwa sejak tahun 2012 sampai tahun 2014
tingkat kemandirian keuangan puskesmas cenderung menurun. Kondisi keuangan
puskesmas yang demikian cukup wajar karena adanya kegiatan relokasi puskesmas
yang membutuhkan dana sangat besar yang masih ditunjang dari subsidi pemerintah
(pemerintah pusat maupun daerah). Biaya investasi untuk kegiatan relokasi puskesmas
diproyeksikan masih cukup dominan untuk lima tahun ke depan. Pemerintah masih
berkomitmen untuk terus mengucurkan dana dalam rangka mendukung program
penguatan kapasitas infrastruktur sesuai dengan pesatnya perkembangan teknologi
kedokteran dan perkembangan jenis penyakit.
SKORING KOMENTAR
BOBOT RATING (RANKING)
FAKTOR (Bobot x Rating)
Strategi Internal
Kekuatan (Strength )
A. PELANGGANG
1. Customer Acquisition 30 4 120 I
2. Customer Loyality 25 4 100 II
3. Number Of Complain 25 3 75 III
B. PROSES BISNIS INTERNAL QUALITY OF
SERVICE 20 3 60 IV
1. Mutu Pelayanan Puskesmas
100
100
c. Kematian Balita
Angka kematian anak balita di wilayah Puskesmas Mattirobulu
tidak ada pada tahun 2014 ini menandakan bahwa status kesehatan ibu
terakhir adalah Ispa/Nesofaringitis, dan 2 jenis penyakit tahun 2012 tidak masuk
lagi ke tahun 2013 yaitu dispepsi dan Kll.Penyakit Gigi masuk 10 penyakit
b. Penyakit Menular
Penyakit menular yang menjadi sorotan selama periode 2012-Tahun 2014
adalah DBD, diare, campak, TBC paru, pneumonia.
1. Demam Berdarah Dengue
Penyakit menular yang juga perlu mendapat perhatian khusus di
Padaidi dan tidak ada kematian sedangkan jumlah penderita DBD pada tahun
2. Malaria
Jumlah penderita malaria pada tahun 2013 yang suspek sebanyak
168 dimana laki laki sebanyak 61 dan perempuan 107, sedangkan penderita
penderita.
3.HIV/AIDS
4.ISPA
sebanyak 2314 kasus dan jika dirata ratakan setiap bulan 193 kasus, dari
data yang ada kasus tertinggi berada pada bulan Januari sampai bulan juli ini
tahun 2012 dan di tahun 2013 jumlah kasus yang ditemukan sebanyak 3
Alitta 2 kasus, dan desa Bunga 1 kasus., tetapi setelah melalui pengobatan
penderita kusta tahun 2012 menjadi 2 kasus dan di tahun 2012 tetap 2
kasus.
2014 921 kasus, dan kasus yang tertinngi yang dilayani adalah kasus di
puskesmas dan pasien terbanyak dari desa Padaidi atau sekitar 85% dari
2. TB.Paru
Jumlah penderita suspek TB Paru di Puskesmas Mattirobulu pada tahun
2014 mengalami penurunan dimana hanya 46 kasus baru dimana laki laki
paling banyak kasus baru terdapat di desa Pananrang sebanyak 12 orang dan
paling sedikit di desa Bunga sebanyak 2 orang, dan jumlah kematian ada 3
pada tahun 2012 ada 90 kasus dimana laki laki sebanyak 57 orang dan
perempuan 33 orang (21 adalah luar wilayah), dan ditemukan jumlah kematian
3. Pneumonia
Tetanus
Tetanus Neonatorium
Hepatitis
Puskesmas Mattirobulu
Hipertensi
mengalami gizi buruk, sebanyak 1846 balita yang mempunyai gizi baik, 11 balita
memiliki status gizi lebih dan 19 balita memiliki status gizi kurang, dimana status
gizi buruk ada di wilayah Padaidi, status lebih terbanyak ada diwilayah desa
Alitta, status gizi baik terbanyak ada di wilayah Padaidi sebanyak 271 balita,
status gizi Kurang terbanyak ada di wilayah desa Padaidi sebanyak 3 balita dan
paling sedikit di wilayah desa Padaelo. Ditahun 2013 masih ada 1 kasus balita
100
Ancaman (Threats)
2. KEKUATAN PESAING 60 4 120 I
35 3 75 II
3. PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
100
STRENGTHS ( S ) / WEAKNESS ( W ) /
INTERNAL KEKUATAN : KELEMAHAN :
BAB IV
ARAH BISNIS PUSKESMAS MATTIROBULU
A. VISI
Terwujudnya Masyarakat Mattirobulu Sehat 2019
C. Strategis
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai kemandirian
puskesmas.
Pernyataan misi tersebut menunjukkan perhatian yang seimbang terhadap seluruh
aspek puskesmas, yaitu :
a. Perspektif keuangan, yang dicerminkan dengan kemandirian puskesmas
b. Perspektif pelanggan, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang
terpercaya dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
c. Perspektif proses bisnis internal, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas
yang unggul dalam pelayanan masyarakat khususnya ibu dan anak..
d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yang dicerminkan dengan SDM yang
profesional, sehingga senantiasa berupaya meningkatkan keahlian dan
profesionalitas pegawai.
dalam bentuk angka-angka yang dicapai tiap akhir tahun dalam kurun waktu 5 tahun
dari strategi yang akan diterapkan dalam mencapai visi dan misi puskesmas
dimiliki institusi atas aktivitas yang akan dilakukan dan tidak terpisahkan dari
perencanaan anggaran yang telah akan dilakukan dan tidak terpisahkan dari
perencanaan anggaran yang telah disebutkan dalam Bab IV dan sebagaimana yang
A. Prognaosis Neraca
Aset Lancar
Kas di bendahara
Pengeluaran 138.308.201 152.139.021 167.352.923 184.088.219 202.497.037
Kas di bendahara
0 0 0 0 0
penerimaan
Piutang lain-Lain 0 0 0 0 0
Aset Tetap
Tanah 0 0 0 0 0
Peralatan dan
0 0 0 0 0
Mesin
0 0 0 0 0
KDP(Kontruksi
Dalam 0 0 0 0 0
Pengerjaan)
Akumulasi
0 0 0 0 0
Penyusutan
Kewajiban
Kewajiban Jangka
0 0 0 0 0
pendek
Utang Perhitungan
0 0 0 0 0
Pihak Ketiga
0 0 0 0 0
Pendapatan
Diterima
dimuka /
pendapatan
yang
Jumlah 0 0 0 0 0
Kewajiban jangka
0 0 0 0 0
panjang
Jumlah Kewajiban
jangka 0 0 0 0 0
Panjang
Jumlah Kewajiban 0 0 0 0 0
Ekuitas Dana
0 0 0 0 0
Lancar
Sisa lebih
pembiayaan 0 0 0 0 0
Anggaran
Pendapatan yang
Ditangguhkan 138.308.201 152.139.021 167.352.923 184.088.219 202.497.037
Diinvestasikan
dalam
investasi 0 0 0 0 0
jangka
panjang
Diinvestasikan
dalam Aset 0 0 0 0 0
Tetap
Jumlah Ekuitas
Dana 622.995.827 685.295.410 753.824.951 829.207.446 912.128.191
Investasi
Jumlah Ekuitas
Dana 0 0 0 0 0
Cadangan
JUMLAH
KEWAJIBAN 847.768.365 932.545.2012 1.025.799.722 1.128.379.694 1.241.217.664
DAN EKUITAS
DANA
- -
Surplus (Defisit) -2.329.506.832 -2.562.457.516
2.818.703.267 3.100.573.594
-3.410.630.953
Belanja Non
B.1
Operasional
Belanja Tidak
2.467.815.033 2.714.596.537 2.986.056.190 3.284.661.809 3.613.127.990
Langsung
Belanja Modal 0 0 0 0 0
Belanja
B.2
Operasional
Belanja
1.328.382.715 1.461.220.987 1.607.343.085 1.768.077.394 1.944.885.133
Operasional
Surplus (Defisit)
dari Biaya 762.226.928 838.449.621 922.294.583 1.014.524.041 1.115.976.445
Operasional
Pendapatan Fugsional
1.242.885.600 1.367.174.160 1.503.891.576 1.654.280.734 1.819.708.807
Puskesmas
Pendapatan Lain-lain
721.019.773 793.121.750 872.433.925 959.677.318 1.055.645.050
(APBD)
Subsidi Pemerintah
126.704.270 139.374.697 153.312.167 168.643.383 185.507.722
(Pusat)
Belanja Langsung
Belanja Modal/ 0 0 0 0 0
Pembangunan
Pembelian Investasi 0 0 0 0 0
Jangka Panjang
Penerimaan Piutang 0 0 0 0 0
Tahun Lalu
0 0 0 0 0
Penyertaan Modal 0 0 0 0 0
menggunakan data yang ada dalam lampiran ter lampir yaitu belanja brdasarkan
rincian pertahun. Pada awal 2015 diproyeksikan saldo kas Rp. 125.734.728 dan
saldo kas dari aktivitas operasional dari tahun 2015 2019 sebesar Rp.
Sehingga saldo kas diprediksi hingga akhir tahun 2019 sebesar Rp.
PENUTUP
dan fungsi Puskesmas Mattirobulu Kabupaten Pinrang yang akan digunakan bagi
Mattirobulu Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang
bersifat strategis sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program yang
telah ditetapkan dan Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu 5
tahun dari tahun 2014 - 2019. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan
Renstra ini adalah sebagai pedoman dalam upaya meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal dan terwujudnya tata kehidupan dan penghidupan yang
dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia serta nilai sosial budaya. Sedangkan
sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya pelayanan di bidang kesehatan dan
strategis, namun disadari bahwa masih banyak terdapat hambatan dan kekurangan,
salah satu hambatan yang dihadapi adalah sulitnya memprediksi keadaan mendatang
sebagai akibat dari cepatnya perubahan lingkungan eksternal organisasi. Untuk hal itu
masukan, saran, pendapat serta kritik yang membangun sangat diharapkan, sebagai
masyarakat.
Prognosis laporan keuanagn merupakan gambaran masa depann atas arah kebijakan dalam
bentuk angka-angka yan dicapai tiap akhir tahun dalam kurun waktu 5 tahun ke depan dari strategi yang
akan diterapkan dalam mencapai visi misi Puskesmas Mattiro bulu. Prognosis laporan keuangan
menunjukkan gambaran kekayaan yang dimiliki institusi atas aktifitas yang akan dilakukan dan tidak
terpisahkan dari perencanaan anggaran yang telah disebutkan dalam bab IV dan sebagaimana yang
Aset Tetap
1 Tanah
2 Peralatan dan Mesin
3 Gedung dan
Bangunan
4 Jalan,irigasi dan
Jaringan
5 Aset tetap lainnya
6 KDR
7 Akumulasi
Penyusutan
8 Jumlah Aset Tetap
Jumlah Aktiva
Kewajiban
1 Kewajiban Jangka
Pendek
2 Utang Perhitungan
Pihak ketiga
STRATEGI BISNIS
A. Program Kerja
Penetapan Program Kerja merupakan bagian dari tahap formulasi strategi dalam
1. Perspektif Pelanggan
Program dalam perspektif pelanggan diarahkan untuk meningkatkan kepuasan
kepada pelanggan. Beberapa program dimaksud merupakan program lokalitas
kewenangan UPTD, sebagai berikut:
a. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
b. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
c. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.
BAB VI
PENUTUP