Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rencana Strategis Bisnis (RSB) adalah suatu dokumen perencanaan yang


harus dibuat oleh setiap organisasi yang mencari laba maupun yang nirlaba.
Puskesmas Mattirobulu sebagai puskesmas milik Pemerintah Kabupaten Pinrang
juga harus memiliki RSB sebagai syarat agar bisa ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD). Lingkungan bisnis yang terus berubah memerlukan
pengelolaan perubahan yang dapat memetakan pengaruh kekuatan-kekuatan
terhadap arah organisasi. Pemetaan kekuatan-kekuatan tersebut, akan dijadikan
bahan penyusunan dokumen perencanaan yang diharapkan benar-benar mampu
menampung berbagai kepentingan dan pengetahuan antisipatif sebagai dasar
penetapan keputusan strategis dalam rangka pencapaian visi organisasi.
Dalam upaya mewirausahakan puskesmas maka perubahan Puskesmas
Mattirobulu menjadi BLUD adalah sangat tepat. Fleksibilitas yang diberikan akan
menjadikan puskesmas secara leluasa merencanakan alokasi sumber daya, sesuai
dengan perubahan kondisi puskesmas itu sendiri. Diharapkan Puskesmas Mattirbulu
akan dapat tumbuh, efisien dalam pengelolaan keuangan dan bahkan bersaing
menjadi mandiri sesuai dengan arah bisnis yang ditetapkan dalam dokumen RSB.
Tentu saja dengan catatan semua pihak berhak dan wajib berkomitmen agar
dokumen perencanaan ini tidak hanya sekadar dokumen kelengkapan administrasi
saja.

B. Tujuan
Beberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan RSB di antaranya adalah:
1. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas
2. Tersedianya sistem adminstrasi dan pelaporan puskesmas yang baik.
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang layak dan cukup

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 1


4. Tersedianya pedoman alat pengendalian organisasi terhadap penggunaan
anggaran.
5. Untuk menyatukan langkah dan gerak serta komitmen seluruh insan puskesmas
dalam meningkatkan kinerja sesuai standar manajemen dan standar mutu
layanan yang telah ditargetkan dalam dokumen perencanaan.

C. Pengertian dan Ruang Lingkup


Renstra Strategis Bisnis (RSB) adalah dokumen yang mencerminkan adanya
proses berkelanjutan dan sistematis dari pembuatan keputusan bisnis di bidang
penyediaan jasa layanan kesehatan dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya
pengetahuan antisipatif, mengorganisasikannya untuk usaha-usaha melaksanakan
keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik dalam rangka
meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder (pihak terkait) Puskesmas.
RSB memiliki kerangka waktu 5 tahun mulai tahun 2014 sampai dengan
tahun 2019, yang akan dijabarkan ke dalam masing-masing pusat
pertanggungjawaban pada unit-unit pelayanan yang ada.

D. Konsep Dasar
Pengelolaan keuangan dan non keuangan pada entitas bisnis merupakan
sebuah siklus yang terus berlangsung dalam organisasi. Siklus tersebut diawali
dengan aktivitas perencanaan, pengukuran, evaluasi, dan pelaporan yang akan
dijadikan umpan balik untuk perencanaan berikutnya. Pengelolaan pelayanan
kesehatan pada puskesmas menuntut kecermatan, keakuratan dan kecepatan
pengambilan keputusan karena menyangkut kepentingan hidup-matinya pasien. Oleh
karena itu perencanaan puskesmas memiliki fleksibilitas dan elastisitas relatif tinggi
yang mensyaratkan pemenuhan implementasi siklus tersebut dalam pelaksanaan
pengelolaan kinerjanya.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 2


E. Metodologi

RSB disusun oleh suatu kelompok kerja dengan memanfaatkan


dokumen-dokumen yang tersedia, pengamatan, dan wawancara. Kelompok Kerja
tersebut terdiri dari seluruh komponen yang memiliki kompetensi perencanaan.
Seluruh isi materi RSB telah ditelaah dan dibahas secara transparan dengan
menggunakan kaidah-kaidah profesi yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari
kelompok kerja.
Penyusunan RSB memperhatikan sejarah puskesmas, aspek legal, lokasi
dan isu strategis yang sedang berkembang. Potensi yang dimiliki digali dari
lingkungan baik internal maupun eksternal, posisi puskesmas dan diidentifikasi
faktor-faktor kunci keberhasilannya. Keinginan para pemangku kepentingan
diapresiasi menjadi arah bisnis atau mau dibawa ke mana organisasi puskesmas.
Arah itu tercermin dalam visi, misi dan strategi. RSB disusun dengan menggunakan
konsep Balanced Scorecard (BSC). BSC adalah alat yang menyediakan bagi para
pimpinan pengukuran secara komprehensif bagaimana organisasi mencapai
kemajuan lewat sasaran-sasaran strategisnya. Metode ini secara komprehensif
memandang pada empat perspektif meliputi :
1. Perspektif Pelanggan/stakeholder
2. Perspektif Proses Bisnis Internal
3. Perspektif Keuangan
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Setiap perspektif yang ada harus menunjukkan cause-effect relationship
sehingga masing-masing dapat dihubungkan dengan misi yang akan dicapai. Adapun
kaitan masing-masing perspektif dapat dijelaskan sebagai berikut
1) Perspektif Pelanggan. Perspektif ini menunjukkan seperti apa puskesmas di
mata pelanggan. Pelanggan mempunyai kemampuan teknis melihat puskesmas
dari berbagai sisi: waktu, kualitas, kinerja dan jasa, dan biaya yang dikeluarkan
oleh pelanggan untuk memperoleh pelayanan. Dimensi kebutuhan pelanggan
yang demikian pada akhirnya akan menentukan bagaimana perusahaan dilihat

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 3


oleh pelanggan. Semakin baik persepsi pelanggan, semakin baik pula nilai
puskesmas di mata pelanggan.
2) Perspektif Proses Bisnis Internal. Ukuran ini menunjukkan dalam proses
pelayanan seperti apa puskesmas akan lebih baik. Orientasi kepada pelanggan
memang mutlak, akan tetapi permasalahan bagi manajemen adalah bagaimana
caranya menyiapkan kompetensi yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
3) Perspektif Keuangan. Perspektif ini menunjukkan bagaimana puskesmas dilihat
oleh pemerintah daerah baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang dalam mengelola keuangan. Puskesmas bisa defisit pada waktu
tertentu, akan tetapi pemerintah daerah menyadari bahwa setelah itu puskesmas
akan surplus. Semakin baik puskesmas di mata pemerintah daerah, semakin
aman puskesmas memperoleh sumber pembiayaan.
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Perspektif ini menunjukkan
bagaimana puskesmas dapat bertahan dan mampu berubah sesuai dengan
tuntutan eksternal.
Pendekatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pertanggungjawaban dengan menggunakan Strategic Based Responsibility, yang
berarti seluruh unit layanan yang ada di Puskesmas Mattirobulu diukur kinerja
berdasarkan perspektif tersebut.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 4


BAB II
PROFIL PUSKESMAS MATTIROBULU

A. Sejarah Puskesmas Mattirobulu


Puskesmas Mattirobulu adalah Puskesmas yang terletak di Jl.Poros Pare
Pinrang Kecamatan Mattirobulu .Puskesmas Mattirobulu didirikan pada Tahun 1976
dan pada waktu berdirinya dengan istilah Health Center Primer (PHC) Mattirobulu
adalah berupa Health Center Primer (PHC) dengan wilayah kerja di Desa
Pananrang ,
Namun dengan seiringnya perkembangan Kabupaten Pinrang Pada Tahun
1977 Health Center Primer (PHC) di pindahkan ke kelurahan padaidi dan berubah
menjadi puskesmas Mattirobulu ditingkatkan statusnya menjadi Puskesmas
Keperawatan dengan wilayah kerja :

1. Kelurahan Padaidi
2. Kelurahan Manarang
3. Desa Makkawaru
4. Desa Pananrang
5. Desa Alitta
6. Desa Padaelo
7. Desa Padakkalawa
8. Desa Marannu
9. Desa Bunga

Dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai Puskesmas keperawatan


Puskesmas Mattirobulu mempunyai tiga Puskesmas Pembantu Yaitu :

1. Pustu Alitta (didirikan Tahun 1979)


2. Pustu Dolangan ( didirikan Tahun 1985)
3. Pustu Marannu (didirikan Tahun 1986)

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas Mattirobulu membangi dua


wilayah pembinaan dan pengawasan kepada puskesmas Pembantu untuk
melaksanakan kegiatan promotif dan preventif yaitu Puskesmas Pembantu
Dolangan dan Puskesmas Pembantu Padakkalawa dimana untuk puskemas
pembantu dolangan membawahi empat wilayah pembinaan meliputi :

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 5


1. Desa Makkawaru
2. Desa Pananrang
3. Desa Alitta
4. Kel Padaidi

sedangkan untuk Puskesmas Pembantu Padakkalawa membawahi daerah


binaan dan pengawasan yaitu :

1. Desa Marannu
2. Desa bunga
3. Desa Padaelo
4. Kelurahan Manarang
5. Desa Padakkalawa

Dalam menjalankan kegiatan Manajemen di Puskesmas Mattirobulu telah


beberapa kali berganti Kepemimpinan Puskesmas Mattirobulu sejak tahun 1975 dapat
diuraikan sebagai berikut :

1 Periode tahun 1975 1980 : Dr. MH. SUPANGKAT

2 Periode tahun 1980 1985 : Dr. SHOLEH

3 Periode tahun 1978 1982 : Dr. ANDI FACRUDDIN

4 Periode tahun 1982 1988 : Dr. RAUF

5 Periode tahun 1988 1998 : Dr. RUSMAN ACHMAD

6 Periode tahun 1998 1999 : Dr. MAKBUL TAPA

7 Periode tahun 1999 2002 Drg. Hj. HASNAH SYAM, MARS.

8 Periode tahun 2002 2004 Dr.IVA MULIANA DESS

9 Periode tahun 2004 2006 Dr. MASRUL

10 Priode tahun 2006 2008 Dr. Hj. NURYANTI,M.KES

11 Periode tahun 2008 2010 Dr. IVA MULIANA DESS

12 Periode tahun 2010 2012 Dr. Hj. NURYANTI, M.KES

13 Periode tahun 2012 IRWAN, SKM,M.KES

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 6


Sekarang

Puskesmas Mattirobulu didirikan diatas tanah seluas 800 m2 dengan luas

bangunan 4000 m2. Sarana yang tersedia meliputi fasilitas sarana pelayanan

langsung (medis dan keperawatan) dengan tidak langsung (penunjang medis)

Kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan upaya kesehatan wajib yaitu upaya

yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang

mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

B. Visi Puskesmas Mattiro Bulu


Terwujudnya Masyarakat Mattirobulu Sehat 2019

C. Tugas Dan Fungsi Puskesmas Mattiro Bulu


Puskesmas Mattirobulu Mempunyai tugas melaksanakan kebijakan

kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di Wilayah kerjanya

dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan

tugas dimaksud di atas maka Puskesmas menyellenggarakan fungsi yang tertuang

dalam Permenke No.75 Tahun 2014 bab II Pasal 5 sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 7


Upaya kesehatan wajib ini harus di selenggarakan oleh Puskesmas Mattirobulu
yaitu
1. Upaya Promosi Kesehatan ( penyebarluasan informasi kesehatan )
2. Upaya Kesehatan Lingkungan

3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB

4. Upaya perbaikan gizi masyarakat

5. Upaya pencegahan dan pembrantasan penyakit menular

6. Upaya pengobatan (BP Umum, BP Gigi dan KIA,BP TB MDR)

Selain dari upaya wajib juga ada upaya kesehatan pengembang yaitu :
1. Kesehatan Jiwa
2. Kesehatan mata dan pencegahan kebutaan

3. Kesehatan telinga dan pencegahan ketulian

4. Kesehatan Usia Lanjut

5. Kesehatan Kerja

6. Kesehatan Olah Raga

7. Kesehatan Matra

8. Pembinaan pengobatan tradisional

9. Laboratorium sederhana

10. Penyuluhan obat

11. Rekam Medik

Adapun kegiatannya dilaksanakan didalam maupun di luar gedung puskesmas.

D. Aspek Legal

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 8


Izin Penyelenggaraan Operasional Puskesmas Mattirobulu berdasarkan
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor : 430/624/SK/V/2014.
Sebagai puskesmas besarnya tarif pelayanan mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 05 tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.di
Puskesmas Mattirobulu. Tapi sejak dikeluarkannya SK Gubernur no
.....................pelayanan di puskesmas dilakukan secara gratis.

E. Lokasi Bisnis

Puskesmas Mattirobulu terletak di Jalan Poros Pare-Pinrang , yang termasuk


dalam wilayah Kelurahan Padaidi Kabupaten Pinrang. Lalu lintas utama di daerah
tersebut terdapat di jalan Poros Penghubung Propinsi Sulawesi Selatan dengan
Propinsi Sulawesi Barat. Yang merupakan lalu lintas 2 arah yaitu dari utara ke
selatan dan sebaliknya,dengan intensitas pemakaian tinggi.
F. Gambaran Produk Jasa
Luas wilayah puskesmas Mattirobulu 132,49 km2 yang tersebar di 2
kelurahan dan 7 desa dengan rata-rata kepadatan penduduk sebesar 258,72 jiwa /
Ha.
LUAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS MATTIROBULU
No Kelurahan / Luas Jumlah Jumlah KK Kepadatan Ket
Desa wilayah/ penduduk penduduk /
km 2 Ha
1 Manarang 13,3 4166 979 312,53

2 Padaidi 14,7 4307 1327 292,60

3 Pananrang 6,0 3588 1000 595,02

4 Padaelo 7,9 3208 906 406,59

5 Padakkalawa 12,7 3823 1873 302,21

6 Makkawaru 16,3 2809 841 172,23

7 Marannu 5,9 1506 459 254,82

8 Alitta 45,0 2741 725 60,91

9 Bunga 10,7 1274 430 119,62

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 9


JUMLAH 132,5 27687 8540 207
Sumber data: Catatan sipil kab Pinrang Tahun 2013

Pada tahun 2014 ini jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas Mattiro bulu 27.687
jiwa dengan jumlah kepala keluarga 8540 KK.

Adapun jejaring Puskesmas Mattirobulu kecamatan Mattirobulu :


a. Puskesmas Mattirobulu adalah Puskesmas induk dan mempunyai 3 Puskesmas
Pembantu yaitu :

- Puskesmas pembantu : Makkawaru


- Puskesmas pembatu : Alitta
- Puskesmas pembantu : Marannu
b. Pos kesehatan desa ( POSKESDES )

- Poskesdes : Dolangan
- Poskesdes : Bottae
- Poskesdes : Padaelo
- Poskesdes : Aluppang
- Poskesdes : Marannu
- Poskesdes : Padakkalawa
- Poskesdes ; Bunga
c. Pos pelayanan terpadu ( POSYANDU )

- Kelurahan Padaidi : 6 posyandu


- Kelurahan Manarang : 4 posyandu
- Desa Alitta : 2 posyandu
- Desa Makkawaru : 4 posyandu
- Desa Pananrang : 4 posyandu
- Desa Padakkalawa : 4 posyandu
- Desa Padaelo : 4 posyandu
- Desa Marannu : 2 posyandu

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 10


- Desa Bunga : 2 posyandu
d. Pos Lansia

- Desa Padakkalawa : 1 posyandu

G. Isu-isu Strategis Pelayanan Puskesmas


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pinrang berdasarkan data
BPS Kabupaten Pinrang tahun 2014 sebesar 75,7% . Untuk menaikkan IPM sebagai
indikator keberhasilan pembangunan kesejahteraan rakyat, Pemerintah Kabupaten
Pinrang bertekat membenahi kebijakan maupun program-program di bidang
kesehatan. Salah satunya dengan meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas
dengan menerapkan Puskesmas Mattirobulu dari PPK BLUD bertahap menjadi PPK
BLUD (Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah) Penuh pada
tahun 2015. Namun usaha itu juga tidak lepas dari peran serta masyarakat dan
pemerintah daerah sebagai pemilik puskesmas.
Peran pihak swasta dalam pelayanan kesehatan sangat penting. Klinik
swasta di samping sebagai mitra bagi pemerintah daerah sekaligus juga sebagai
pesaing bagi pemerintah daerah. Apabila prestasi puskesmas pemerintah sampai di
bawah klinik swasta, maka hal itu menunjukkan puskesmas kurang berhasil dalam
menjalankan misinya.
Usaha puskesmas akan semakin ketat dalam persaingan, bukan hanya
pelaku usaha nasional tapi juga asing akan berebut pasar di Indonesia. Persaingan
ini tentu saja bukan sekedar mengenai jumlah pelaku usaha yang akan masuk,
namun juga tentang kemajuan teknologi, kualitas SDM hingga strategi pemasaran
yang akan dipertarungkan untuk memperebutkan pasar potensial masyarakat kelas
ekonomi menengah ke atas.
Pendapatan fungsional yang terus meningkat belum diimbangi dengan
pengelolaan keuangan yang profesional. Selain itu, pola tarif pelayanan yang belum
memperhitungkan biaya satuan (unit cost) menyebabkan pelayanan kurang optimal.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 11


BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS

A. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Tiga Tahun Terakhir

Puskesmas Mattirobulu adalah salah satu unit pelayanan kesehatan di


wilayah Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang. Namun demikian derajat
kesehatan masyarakat masih di bawah harapan, yang ditunjukkan dengan masih
rendahnya Indeks Pembangunan Manusia. Untuk mengangkat IPM tersebut, salah
satu upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan peran puskesmas Hal yang
perlu diperhatikan adalah kondisi lingkungan baik yang mendukung maupun yang
menghambat. Setidaknya rumah puskesmas lebih diuntungkan, karena sebagian
anggaran belanja puskesmas masih ditopang dari subsidi pemerintah, hampir
seratus perrsen infrastruktur dan belanja pegawai yang sebagian besar PNS daerah
dibayar dari APBN dan APBD.
Untuk mengukur kinerja puskesmas digunakan beberapa indikator yang
dapat mewakili penilaian pada masing-masing perspektif BSC. Kerangka indikator
kinerja yang digunakan dibatasi pada ketersediaan data. Dimungkinkan adanya
indikator-indikator lainnya yang lebih tepat digunakan dalam menilai kinerja
puskesmas, namun hal itu belum dapat disajikan dalam masing-masing unit kerja
yang bermanfaat dalam proses penyusunan program dan kegiatan pada setiap
penyusunan anggaran tahunan.
Suatu perancangan yang baik selalu didasarkan pada kondisi obyektif
lingkungan sebagai bahan evaluasi untuk proyeksi rencana. Sampai sejauh mana
pengaruh lingkungan bisnis terhadap kinerja, agresivitas, pertumbuhan, daya saing
dan budaya kerja pada Puskesmas Mattirobulu maka akan diuraikan analisis
lingkungan internal dan eksternal sebagai berikut:

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 12


B. Analisis Lingkungan Internal
1.1 Perspektif Pelanggan
Salah satu kinerja pelayanan adalah bagaimana memperoleh gambaran dari
perilaku pelanggan. Terdapat tiga indikator yang dapat menunjukkan perilaku
pelanggan, yaitu:
a. Customer Acquisition. Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai
sejauh mana "pasien baru" menggunakan jasa layanan yang disediakan.
Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan
peningkatan kinerja. Rata-rata kunjungan pasien baru mencapai 39.5.% per
tahun dengan jumlah kunjungan tertinggi pada tahun 2012 mencapai 38,01 %
Perkembangan jumlah kunjungan pasien baru dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tahun Pasien Baru Total Pasien %
2012 11.986 34.863 34,38
2013 15.090 39.701 38,01
2014 35.206
Rata-Rata 39.858 93.648 45,56

b. Customer Loyality. Indikator ini bertujuan untuk mengukur sampai sejauh


mana puskesmas mampu mempertahankan pasien lama (kunjungan ulang)
untuk menggunakan jasa layanan yang disediakan. Berdasarkan data historis
3 tahun terakhir rata-rata ........% dengan kunjungan pasien lama terendah
terjadi pada tahun 2013 sebesar 61,49% dan tertinggi pada tahun 2012
sebesar 65,62%.
Perkembangan kunjungan pasien lama dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tahun Pasien Lama Total Pasien %
2012 22.877 34.863 65,62
2013 24.611 39.701 61,49
2014 35.206
Rata-rata 53.790 93.648 57,44

c. Keluhan Pasien.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 13


Indikator ini untuk mengukur sampai sejauh mana kepuasan pasien
terhadap layanan yang diberikan. Data survei kepuasan pelanggan yang
tersedia Mulai tahun 2012 sampai tahun 2014
Surve tentang kepuasan pelanggan terakhir dilakukan pada
tahun 2014 dengan menyediakan layanan keluhan pelanggan baik melalui
kotak saran, surat kabar, maupun layanan pesan singkat (SMS). Sampai
dengan bulan Desember 2014, terdapat 15 keluhan dari pasien dari 69
aduan yang masuk seluruhnya 100% telah direspon dan dapat
diselesaikan dengan baik. Selain itu, pihak manajemen secara mandiri telah
melakukan survei mutu pelayanan dengan metode sampling terhadap 150
pasien. Hasil survey tersebut menyimpulkan bahwa mutu pelayanan
Puskesmas Mattirobulu sudah baik.
Berikut tabel hasi Survei Kepuasan Masyarakat Puskesmas
Mattiro Bulu tahun 2012- tahun 2014
Tahun Hasil Survei puas Aduan masyarakat Tertangani
masuk
2012 78,35% 8 8
2013 80.06% 50 50
2014 80,55% 69 69
Rata2 0,5-2,5%
kenaikan

Dari ketiga indikator berkenaan dengan perspektif pelanggan


menunjukkan indikasi yang masih belum menguntungkan posisi
puskesmas.

d. Tingkat Keluhan Pasien Yang Ditangani


Dari jumlah keluhan yang masuk kesemua jenis aduan
masyarakat mulai tahun 2012-Tahun 2014 semua telah kita tangani dan
berusaha untuk memberi pelayanan yang terbaik. Adapun aspek yang
sering diadukan adalah termasuk kinerja pelayanan di loket,dokter,
Lingkungan yang kurang nyaman dan keluhan tentang keramahan petugas.
Tahun Jumlah Keluhan Tertangani
2012 8 8

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 14


2013 50 50
2014 69 69
Rata-rata 22,6 21,6

e. Angka Pasien Pulang Paksa


Upaya untuk meningkatkan pelayanan terus dilaksanakan di Puskesmas
Mattirobulu oleh karena itu tingkat kepuasan pasien masih tetap tinggi hal ini
digambarkan rendahnya keinginan pasien pulang paksa, adapun pasien yang
pulang paksa hanya karena ingin melakukan pengobatan alternatif atau
karena sebab yang lain.
Tahun Pasien pulang Pasien Pulang Paksa
2012 402 3
2013 678 2
2014 1043 4
Rata-rata 708 3
Data diatas menunjukkan bahwa ada 3 pasien yang pulang paksa tiap
tahunnya
f. Angka Pasien Pindah Puskesmas
Puskesmas mattirobulu memiliki sarana rawat inap yang cukup
memadai oleh sebab itu pasien yang dirawat belum pernah ada pindah
puskesmas kecuali dirujuk kepelayanan yang lebih memadai.
Tahun Pasien Rawat Inap Pasien Pindah
2012 678 0
2013 1043 0
2014 1195 0
Rata-rata 830 0

1.2 Perspektif Proses Bisnis Internal


Kinerja pelayanan juga dapat diukur dari aspek teknis yang diharapkan dari
tujuan (goal) pelayanan medis, yang meliputi kualitas mutu pelayanan (quality
of services).

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 15


1. Meningkatkan Mutu Layanan Puskesmas
Target Kinerja Satuan Pencapaian
2012 2013 2014
BOR % 26,6 49,4 42,9
BTO Kali 48,4 75,5 74,69
TOI Hari 5,5 2,5 2,8
LOS Hari 2,0 2,4 2,1
NDR % 0 0,4 0,2
GDR % 0,3 0,3 0
Angka Kematian Jiwa 0 0 0
Ibu
Angka Kematian Jiwa 1 4 0
Bayi

2. Meningkatkan Mutu Pelayanan Program Promotif dan Preventif


Indikator Kinerja Pencapaian Kinerja
2012 2013 2014
Cakupan Kunjungan Ibu 95,36 90,95 95,71
Hamil (K4)
Cakupan Komplikasi 84,47 73,11 32,48
Kebidanan Yang Ditangani
Cakupan Persalinan yang di 99,22 91,58 90,22
tolong tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi
kebidanan
Cakupan pelayanan Nipas 98,25 92,98 90,22
Cakupan Neonatus dengan 71,72 11,25 26,25
komplikasi yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi 98,79 90,14 96,64
Cakupan desa / Kelurahan 100 100 100
UCI
Cakupan Pelayanan Anak 82,59 87,23 97,47
Balita (2x/tahun)
Cakupan pemberian MP-ASI 100 100 100
pada usia 6-24 bulan dari
keluarga miskin (90 Hari)
Cakupan balita gizi buruk 100 100 100
yang mendapat perawatan
Cakupan penjaringan 91,11 91,11 97,72
kesehatan siswa SD dan
sederajat
Cakupan peserta KB Aktif 72,02 75,30 71,30
Cakupan penemuan dan 100 100 100

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 16


penanganan penderita
penyakit:
a. Pnemonia
b. TB Paru
c. DBD
d. Diare
e. Kusta
f. Malaria
Cakupan pelayanan 70,75 71,92 96,2
kesehatan dasar masyarakat
miskin (kunjungan baru +
Lama)
PELAYANAN KESEHATAN
RUJUKAN
Cakupan pelayanan 100 100 100
kesehatan rujukan miskin
Cakupan pelayanan gawat 100 100 100
darurat level 1 yang harus
diberikan di sarana RS
PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI DAN
PENANGGULANGAN KLB
Cakupan desa/kelurahan 100 100 100
mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
Epidemiologi < 24 jam
PROMOSI KESEHATAN
DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Cakupan desa siaga Aktif 66,67 66,67 100
Cakupan Posyandu Purnama 50 50 100
+ Mandiri
Cakupan Rumah Tangga 81,10 78,93 95,47
Sehat (PHBS)
Cakupan Rawat Jalan 37,69 29.05 26
Cakupan Rawat Inap 1,86 3,12 3,5
Pelayanan Kesehatan 98,04 96,61 95,95
Lingkungan (Institusi yang
dibina)
Tempat- tempat umum yang 94,07 80,00 91,7
memenuhi syarat

1.3 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 17


Dalam pencapaian mutu layanan pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran, dibutuhkan upaya manajemen dalam penyediaan sumber daya
pelayanan utamanya dari aspek sumber daya manusia dan infrastruktur. Dalam
perspektif ini terdapat empat aspek yang dinilai, yaitu:

a. Penyediaan Sumber Daya Manusia


Puskesmas Mattirobulu senantiasa menempatkan sumber daya
manusia pada posisi sentral dalam pengelolaannya. Sebab keberhasilan
pengelolaan SDM merupakan salah satu kunci sukses dalam upaya
memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat. Oleh karenanya,
seluruh aspek terkait dengan sumber daya manusia, baik kuantitas maupun
kualitas mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.
Puskesmas Mattirobulu memiliki 3 puskesmas pembantu sebagai
upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan
membantu pelaksanaan program menuju tercapainya visi dan misi puskesmas.

1. Kegiatan Pengelolaan SDM


Saat ini tengah dilakukan berbagai upaya penyempurnaan fungsi
manajemen; Penyempurnaan Sistem pengelolaan aset; pengembangan
kompetensi dan pembinaan karir; Penyempurnaan Sistem Reward and
punishment; Pengembangan SDM diprioritaskan pada pendidikan SDM yang
mempunyai daya ungkit yang signifikan terhadap kemajuan Puskesmas
berdasarkan prestasi, kompetensi & kontribusi terhadap puskesmas serta
pengembangan/pendidikan yang mengutamakan pelayanan, maka berbagai
kegiatan manajemen umum, diantaranya meningkatkan kinerja manajemen
operasional dengan mewujudkan indikator kinerja serta menyempurnakan sistem
informasi manajemen; sistem pengelolaan keuangan dan akuntansi serta
mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi.
Komposisi ketenagaan berdasarkan latar belakang pendidikan di
Puskesmas Mattirobulu tahun 2014 adalah sebagai berikut

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 18


DATA : KEPEGAWAIAN PUSKESMAS MATTIROBULU

No Nama Pendidikan Jabatan/ Program


1 Irwan, SKM,M.Kes Master Kesehatan Ka. UPTD
2 Misba, SKM,M.Kes Master Kesehatan Tata Usaha
3 Dr. Sitti Saima Fak. Kedokteran Dokter umum
4 Drg. Tulada Fak. Kedokteran Dokter gigi
gigi
5 Andi Cendong S1 Keperawatan Kep.Bangsal Dewasa
6 Hj.Hasnah Husain SPK Kep. Poli Umum
7 Hj. Sitti Ratnawi SPK Koordinator P2M
8 Nurhayati.T D1 Kebidanan Bidan Kamar Bersalin
9 Hj.A.Nuraeni SPPH Koordinator Kesling
10 Hj. Wahida T DIII Kebidanan Kep.Kamar Bersalin
11 Hj.Nurdiah SMA
12 Musdalipa DIII Kebidanan Koordinator KIA
13 Hasnah Pasere D1 Kebidanan Petugas MTBS
14 Parman Made Ali SMA Bendahara Barang
15 Muslimin,S.Kep,NS S1 Propesi Kep Petugas Bangsal Dewasa
16 Bungawati SMA Bendahara
17 Megawati Nur SKM Kepegawaian
18 Sriwanty SKM Perencanaan
19 Husni DIII Keperawatan Kep Bangsal Anak
20 Azmita SKM Promosi Kesehatan
21 Hasnah Maleo DIII Kebidanan KB
22 Hasniati Ardena DIV Gizi Petugas Gizi
23 Musdalifa DIII Kebidanan Kep Bangsal Nifas
24 A.Fatimah DIII Keperawatan Kep Gudang Obat
25 Anggy Paramita DIII Keperawatan Petugas Bangsal Mata
26 A.Sutriani Sinrang DIII Keperawatan Petugas Kusta
27 Suryana, AMK S1 Keperawatan Petugas PTM
28 Kamaria DIII Rekam Medik SP2TP
29 Jumraini DIII Lab Laboratorium
30 Rita Palayukan DIII Kebidanan Petugas Poli KIA
31 Hidayati Zainal DIII Kebidanan Usila
32 Hj.Mariati SMP Loket
33 Rosmiati S1 Keperawatan Kep UGD
34 Nahira S1 Gigi Petugas Poli Gigi
35 Salmiah Kajar DIII Keperawatan Koordinator Perawat
36 Sundari DIII Keperawatan Petugas Bangsal Dewasa
37 A.Khalid SPK Petugas Bangsal Dewasa
38 Mustari S1 Sosial Bagian Umum
39 Suhaeni DIII Gigi Petugas Poli Gigi

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 19


40 Fitriani DIII Keperawatan Petugas Bangsal Dewasa
41 Hasnah B SMEA Petugas Loket
42 Halida Hafid Syma DIII Bidan Petugas Kamar bersalin
43 Hj.Sutriani DIII Keperawatan Petugas UGD
44 Dr.A.Fahira Ruslan S1 Kedokteran Dokter Poli Umum
(PTT)
45 Drg. A. Tenri Ruslan S1 Kedokteran Gigi Dokter gigi
(PTT)

DATA : KEPEGAWAIAN PUSTU MATTIROBULU

No Nama Jabatan Status


1 Hj. Hasnah Nehru, S.Kep Ka.Pustu Padakkalawa PNS
2 Mahmud,S.Kep Ka.Pustu Makkawaru PNS
3 Servi Sri Hastuti Ka.Pustu Marannu PNS

DATA : KEPEGAWAIAN POSKESDES / BIDAN DESA MATTIROBULU

No Nama Jabatan Status


1 Nurhuda Bidan Desa Pananrang PNS
2 A.Murni Bidan Kel Padaidi PTT
3 Gunawati Bidan Desa Bunga PTT
4 Arfianty Thamrin Bidan Kel Manarang PTT
5 Kasmawati Bidan Desa Padaelo PTT
6 Hasni Bidan Desa Bottae PTT
7 Kurnia Bidan Desa Dolangan PTT
8 Nurbaya Bidan Desa Aluppang PTT
9 Rostina Bidan Desa Alitta PTT
10 Murniati Bidan Desa Marannu PNS

Dari data diatas proporsi terbesar adalah lulusan DIII kesehatan sebesar 33%
dan terkecil adalah Sarjana sebesar 6% yaitu dokter gigi maupun umum
Sedangkan Komposisi ketenagaan berdasarkan jenis ketenagaan saat ini 100 %
tenaga di Puskesmas adalah PNS.
Kebijakan kegiatan pengembangan SDM didasarkan pada peningkatan kualitas
SDM sesuai standar kompetensi, kebutuhan Puskesmas sehingga memiliki daya ungkit
yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dari alokasi biaya
pengembangan SDM, sampai akhir tahun 2014 Puskesmas telah memberikan
kesempatan peningkatan pendidikan berbagai jenis ketenagaan diantaranya tenaga
perawat, tenaga medis, tenaga non medis, dan tenaga kesehatan lainnya.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 20


Sedangkan penyelenggaraan pelatihan, seminar dan workshop baik internal
maupun eksternal meningkat sebesar dibandingkan dengan penyelenggaraan pada
tahun 2013, yaitu dari 24 kali penyelenggaraan di tahun 2013 menjadi 38 kali
penyelenggaraan di tahun 2014, dengan jumlah SDM terlatih meningkat Perkembangan
ini tentunya diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja pelayanan Puskesmas pada
tahun-tahun selanjutnya
Capaian ketenagaan telah mencapai 100% dari target ketenagaan puskesmas
menurut PerMenkes RI No,75 Tahun 2014

b. Pengembangan Infrastruktur
Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
lainnya adalah kondisi infrastruktur puskesmas Dalam menilai kondisi infrastruktur
digunakan dua indikator yaitu ketersediaan peralatan dan ruangan. Ketersediaan
peralatan diukur dengan 3 proxy yaitu (1) kelengkapan peralatan, (2) kalibrasi, dan (3)
kondisi peralatan pada layanan rawat jalan, penunjang medis, dan non medis.
Sedangkan ketersediaan ruangan diukur dengan pemenuhan standar minimum luas
ruangan pada layanan rawat jalan, , penunjang medis, dan non medis.
Kondisi ketersediaan peralatan tahun 2014 dibandingkan dengan standar
minimum digambarkan dalam tabel berikut:

Layanan Kelengkapan Alat Alat di Kalibrasi Kondisi Alat


Rawat Jalan 56% 0% 100%
Penunjang Medis 67% 0% 80%
Non Medis 80% 0% 85%
Rata-Rata 67,66 0% 88,3%
Dari tabel di atas, rata-rata kelengkapan alat baru mencapai 67,66% dari standar
minimum yang harus ada.Kalibrasi alat masih belum dilakukan. Sedangkan kondisi
peralatan 88,3% masih baik.
Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2014 dibandingkan dengan standar minimum
digambarkan dalam tabel berikut:

Layanan Pemenuhan Standar Minimum Luas Ruangan


Ruang Administrasi Kant 200 m2

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 21


Ruang Kepala PKM 20 m2
Ruang Rapat 100 m2
Ruang Pendaftaran dan rekam medic 100 M2
Ruang Tunggu 100 M2
Ruang Pemeriksaan Umum 20 M2
Ruang Kesehatan Ibu dan KB 50 M2
Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut 20 M2
Ruang ASI 12 M2
Ruang Promosi Kesehatan 12 M2
Ruang Farmasi 12 M2
Ruang Persalinan 150 M2
Ruang Rawat pasca persalinan 150 M2
Ruang Tindakan 12 M2
Ruang Rawat Inap 500 M2
Kamar Mandi/WC Pasien (laki-laki,anak, ibu 4 M2
bersalin dan perempuan terpisah)
Laboratorium 100 M2
Ruang cuci linem 6 M2
Ruang Sterilisasi 12 M2
Ruang Penyelenggaraan Makanan 50 M2
Kamar WC untuk rawat inap 4 M2
KM/WC petugas 4 M2
Kamar jaga petugas 16 M2
Gudang umum 100 M2
Rumah Dinas tenaga kesehatan 150 M2
Parkir kendaraan roda 2 dan 4 serta garasi 500 M2
untuk ambulance dan puskesmas keliling

Dari kinerja indikator perspektif pelanggan di atas dapat disimpulkan bahwa penyediaan
sumber daya pelayanan berupa SDM dan infrastruktur masih belum memadai dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan yang prima.

1.4 Perspektif Keuangan


Kinerja keuangan adalah gambaran posisi keuangan puskesmas baik dari sumber
pendanaan maupun pembiayaan. Dalam mengukur perspektif keuangan digunakan 3
indikator yaitu :
a. Sales Growth Rate (SGR) : Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan
puskesmas menggali pendapatan fungsional dari jasa layanan kesehatan. Rata-rata
pertumbuhan pendapatan fungsional Puskesmas Mattirobulu dapat dilihat dari tabel
berikut :
Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 22
Tahun Realisasi Pendapatan Tingkat Pertumbuhan (%)
Fungsional (Rp)
2012 574.786.200 35,93
2013 646.799.500 56,17
2014
Rata-Rata 1.599.646.753 33,33

Berdasarkan data 3 tahun tersebut di atas, tingkat pertumbuhan pendapatan


puskesmas (dengan dasar pengukuran pendapatan tahun 2012 s.d tahun 2014
rata-rata sebesar 33,33 %dan menunjukkan kecenderungan peningkatan
b. Cost Recovery Rate (CRR) : Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai
sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional puskesmas mampu menutup belanja
operasional pelayanan.
Perkembangan kemampuan pembiayaan operasional puskesmas dari tahun 2012-
tahun 2014 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tahun Realisasi Pendapatan Realisasi Belanja CRR (%)


Fungsional Langsung
2012 574.786.200 846.777.315 67,88
2013 646.799.500 1.174.693.154 44,93
2014
Rata-Rata 1.435.581.800 1.347.950.500 0

Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir menunjukkan biaya langsung puskesmas


belum dapat menutupi pendapatan fungsional sehingga kekurangan belanja langsung
dibantu oleh pemerintah daerah.
c. Tingkat Kemandirian Puskesmas: Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai
sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional terhadap total belanja. Berdasarkan
data historis 3 tahun terakhir tingkat kemandirian keuangan puskesmas rata-rata .24%
dari total belanja puskesmas. Tingkat kemandirian keuangan Puskesmas Mattirobulu
dapat dilihat dari tabel berikut:

Tahun Realisasi Pendapatan Realisasi Anggaran Belanja


Fungsional (Rp) (RP)

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 23


2012 574.786.200 846.777.315
2013 646.799.500 1.174.693.154
2014
Rata-Rata 1.435.581.800 1.347.950.500

Dari gambaran tabel di atas, tampak bahwa sejak tahun 2012 sampai tahun 2014
tingkat kemandirian keuangan puskesmas cenderung menurun. Kondisi keuangan
puskesmas yang demikian cukup wajar karena adanya kegiatan relokasi puskesmas
yang membutuhkan dana sangat besar yang masih ditunjang dari subsidi pemerintah
(pemerintah pusat maupun daerah). Biaya investasi untuk kegiatan relokasi puskesmas
diproyeksikan masih cukup dominan untuk lima tahun ke depan. Pemerintah masih
berkomitmen untuk terus mengucurkan dana dalam rangka mendukung program
penguatan kapasitas infrastruktur sesuai dengan pesatnya perkembangan teknologi
kedokteran dan perkembangan jenis penyakit.

Dari gambaran tiga indikator kinerja perspektif keuangan dapat disimpulkan


bahwa satu sisi pendapatan fungsional terdapat kecenderungan meningkat, namun sisi
lain puskesmas masih memiliki ketergantungan kepada pemerintah dalam segi
pembiayaan untuk pengadaan sarana dan prasarana.
Atas dasar pengukuran kinerja internal yang diuraikan di atas, selanjutnya data
pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing perspektif sebagai kekuatan
atau kelemahan yang dimiliki puskesmas dengan kesimpulan sebagai berikut:

SKORING KOMENTAR
BOBOT RATING (RANKING)
FAKTOR (Bobot x Rating)
Strategi Internal
Kekuatan (Strength )
A. PELANGGANG
1. Customer Acquisition 30 4 120 I
2. Customer Loyality 25 4 100 II
3. Number Of Complain 25 3 75 III
B. PROSES BISNIS INTERNAL QUALITY OF
SERVICE 20 3 60 IV
1. Mutu Pelayanan Puskesmas
100

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 24


Kelemahan ( Weakness )
C. PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN
1. Penyediaan SDM. 30 4 120 I
2. Pengembangan SDM. 20 3 75 III
3 Pengembangan Infrastruktur 20 4 100 II
D. KEUANGAN
1. Sales Growth Rate 10 4 40 V
2. . Cost Recovery Rate 5 3 15 VI
3. Tingkat Kemandirian PKM 15 3 45 IV

100

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 25


C. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk melihat situasi eksternal
puskesmas yang dapat memberikan peluang atau ancaman bagi keberadaan
puskesmas. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah berikut:
1. Kebutuhan pelanggan terhadap provider kesehatan, yang dapat diindikasikan
dari variabel-variabel berikut:
a) Derajat Kesehatan
1. Angka Kematian (Mortalitas)
a. Angka Kematian Ibu
Kasus Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Mattirobulu adalah :
- Tahun 2012 : Tidak ada
- Tahun 2013 : Tidak ada
- Tahun 2014 : Tidak ada

b. Angka Kematian Bayi


Angka kematian bayi ( Neonatus 0-7 hr- 28 hari) di wilayah

Puskesmas Mattiro bulu tahun 2012 1 orang, tahun 2013 mengalami

peningkatan yaitu 4 orang dimana di desa Alitta, Padaidi, Padaelo dan

Bunga masing--masing 1 bayi. Adapun Penyebab kematian tersebut

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 26


adalah 1 karena kelainan Kongenital, 2 karena Akfiksia dan 1 karena

prematur, pada tahun 2014 tidak ada kematian bayi.

c. Kematian Balita
Angka kematian anak balita di wilayah Puskesmas Mattirobulu

tidak ada pada tahun 2014 ini menandakan bahwa status kesehatan ibu

diwilayah kerja Puskesmas Mattirobulu cukup baik

2. Angka Kesakitan (Morbiditas)


a. Pola 10 Penyakit Terbesar
Dari sumber SP2TP Puskesmas Mattirobulu ditemukan bahwa penyakit

yang banyak menyerang penduduk di wilayah puskesmas Mattirobulu 2 tahun

terakhir adalah Ispa/Nesofaringitis, dan 2 jenis penyakit tahun 2012 tidak masuk

lagi ke tahun 2013 yaitu dispepsi dan Kll.Penyakit Gigi masuk 10 penyakit

terbanyak dikarenakan sudah baiknya kesadaran masyarakat untuk berobat dan

membaiknya tingkat pelayanan puskesmas.Diare dan Gea urutan ke 10.

b. Penyakit Menular
Penyakit menular yang menjadi sorotan selama periode 2012-Tahun 2014
adalah DBD, diare, campak, TBC paru, pneumonia.
1. Demam Berdarah Dengue
Penyakit menular yang juga perlu mendapat perhatian khusus di

Kabupaten Pinrang adalah penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD).Sejak

tahun 1991 sampai sekarang kabupaten pinrang telah ditetapkan sebagai

daerah endemis penyakit DBD.

Jumlah penderitanya cenderung meningkat tiap tahun dan telah

menyebar hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten Pinrang. Pada tahun

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 27


2012 ditemukan 2 kasus diwilayah puskesmas Mattirobulu yaitu didesa

Padaidi dan tidak ada kematian sedangkan jumlah penderita DBD pada tahun

2013 di wilayah Puskesmas Mattirobulu secara keseluruhan sebanyak 2

kasus diwilayah Desa Padaidi dan tidak ada yang meninggal.

2. Malaria
Jumlah penderita malaria pada tahun 2013 yang suspek sebanyak

168 dimana laki laki sebanyak 61 dan perempuan 107, sedangkan penderita

malaria dengan pemeriksaan sediaan darah Positif ditemukan sebanyak 1

penderita.

3.HIV/AIDS

Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena

gunung es (iceberg pheonomena),yaitu jumlah penderita yang dilaporkan

jauh lebih kecil dibandingkan jumlah penderita yanh sebenarnya,Artinya

sangat sulit mendapatkan data yang sebenarnya.Untuk skala Indonesia

penderita, pada tahun 2013-2014 tidak ditemukan kasus HIV/AIDS dan

infeksi menular seksual.

4.ISPA

Penderita ispa yang ada di Puskesmas Mattirobulu pada tahun 2013

sebanyak 2314 kasus dan jika dirata ratakan setiap bulan 193 kasus, dari

data yang ada kasus tertinggi berada pada bulan Januari sampai bulan juli ini

menandakan bahwa kasus ISPA di tahun 2013 mengalami penurunan

disbanding tahun 2012

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 28


5.KUSTA

Penderita penyakit kusta, prevalensinya cenderung sama dari

tahun 2012 dan di tahun 2013 jumlah kasus yang ditemukan sebanyak 3

kasus. Penderita PB pada tahun 2013 sebanyak 1 kasus ditemukan di desa

Makkawaru, sedangkan kasus MB ditemukan sebanyak 7 kasus, di desa

Manarang 1 kasus, desa Padaelo 1 kasus, desa Makkawaru 1 kasus, desa

Alitta 2 kasus, dan desa Bunga 1 kasus., tetapi setelah melalui pengobatan

penderita kusta tahun 2012 menjadi 2 kasus dan di tahun 2012 tetap 2

kasus.

C. Penyakit Menular Langsung


1. Diare
Penderita Diare yang ada di wilayah Puskesmas Mattirobulu untuk tahun

2014 921 kasus, dan kasus yang tertinngi yang dilayani adalah kasus di

puskesmas dan pasien terbanyak dari desa Padaidi atau sekitar 85% dari

jumlah perkiraan kasus.

2. TB.Paru
Jumlah penderita suspek TB Paru di Puskesmas Mattirobulu pada tahun

2014 mengalami penurunan dimana hanya 46 kasus baru dimana laki laki

sebanyak 22 orang dan perempuan sebanyak 24 orang dimana desa yang

paling banyak kasus baru terdapat di desa Pananrang sebanyak 12 orang dan

paling sedikit di desa Bunga sebanyak 2 orang, dan jumlah kematian ada 3

orang, 2 orang di Desa Padakkalawa dan 1 orang di Desa Padaelo sedangkan

pada tahun 2012 ada 90 kasus dimana laki laki sebanyak 57 orang dan

perempuan 33 orang (21 adalah luar wilayah), dan ditemukan jumlah kematian

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 29


sebanyak 3 orang, 1 laki laki dari wilayah Desa Padaelo dan 2 laki laki

diwilayah desa Padakkalawa.

3. Pneumonia

Penderita pneumonia pada tahun 2012-2014 Tidak ditemukan.

Penyakit yang dapat dicegah dengnan imunisasi

Diptheri dan Pertusis

Pada tahun 2014 tidak ditemukan adanya penderita

Tetanus

Penderita Tetanus di Puskesmas Mattirobulu tahun 2014 tidak ditemukan.

Tetanus Neonatorium

Tidak ada penderita yg ditemukan di Puskesmas Mattirobulu tahun 2014

Hepatitis

Penderita Hepatitis pada tahun 2014 tidak ditemukan di wilayah

Puskesmas Mattirobulu

Hipertensi

Jumlah penderita hipertensi pada tahun 2014 sebanyak 1865 dan

menjadi urutan ke 7 dalam 10 penyakit terbanyak ini artinya mengalami

penurunan dari urutan ke 4 dalam 10 penyakit terbanyak tahun 2012 yaitu

sebanyak 2147 kasus ditahun tersebut.

d. Penyakit Tidak menular


Penyakit tidak menular yang banyak ditemukan di wilayah kerja puskesmas
Mattirobulu adalah hipertensi, penyakit gigi dan mulut, dan penyakit sistem otot
dan jaringan ikat.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 30


1. Hipertensi
Jumlah penderita hipertensi pada tahun 2013 sebanyak 1865 dan menjadi
urutan ke 7 dalam 10 penyakit terbanyak ini artinya mengalami penurunan
dari urutan ke 4 dalam 10 penyakit terbanyak tahun 2012 yaitu sebanyak
2147 kasus ditahun tersebut.

3. Status Gizi Masyarakat


1. Status Gizi Balita
status gizi di wilayah Mattirobulu masih belum baik ditandai adanya balita yang

mengalami gizi buruk, sebanyak 1846 balita yang mempunyai gizi baik, 11 balita

memiliki status gizi lebih dan 19 balita memiliki status gizi kurang, dimana status

gizi buruk ada di wilayah Padaidi, status lebih terbanyak ada diwilayah desa

Alitta, status gizi baik terbanyak ada di wilayah Padaidi sebanyak 271 balita,

status gizi Kurang terbanyak ada di wilayah desa Padaidi sebanyak 3 balita dan

paling sedikit di wilayah desa Padaelo. Ditahun 2013 masih ada 1 kasus balita

yang mengalami status gizi buruk.

4. Kemampuan daya beli masyarakat


Berdasarkan hasil Susenas tahun 2009 indeks daya beli masyarakat Kabupaten
Pinrang sebesar 610,02% jauh di atas rata-rata indeks daya provinsi Sulawesi
Selatan sebesar 617,42%.

5. Jumlah peserta jaminan kesehatan

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 31


Jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Mattirobulu Kecamatan
Mattirobulu adalah 27.687 jiwa., 29,9 % adalah penduduk miskin yaitu sekitar
10.255 sedangkan yang terjamin kesehatannya melalui ansuransi kesehatan
(jamkesmas) adalah 7.848 jiwa, berarti masih ada masyarakat miskin yang
belum memiliki jaminan kesehatan.

Secara khusus pelayanan bagi masyarakat miskin di Puskesmas dikembangkan


dengan adanya program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas),
pecakupan pelayanan bagi masyarakat miskin di Puskesmas terus meningkat
terutama sejak tahun 2008 dengan berkembanganya asuransi jaminan
kesehatan bagi masyarakat miskin oleh Pemerintah hal ini dilihat dari jumlah
kunjungan pasien miskin yang dilayani serta pembiayaan pelayanan sejak tahun
2008. Setiap bulannya sejak tahun 2008 sampai dengan 2010 terjadi
peningkatan rata-rata layanan pasien miskin sebesar 4%

a. Jejaring puskesmas sebagai sumber rujukan.


I. RSUL
Lahirnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara beserta peraturan pelaksanaannya membuka koridor baru dalam
pengelolaan keuangan pada puskesmas yang ditetapkan sebagai Badan Layanan
Umum. Hal ini merupakan peluang bagi puskesmas khususnya dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatannya melalui fleksibilitas pengelolaan
keuangan yang diberikan melalui peraturan-peraturan tersebut.

Atas dasar pengukuran data eksternal yang diuraikan di atas, selanjutnya


data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing perspektif sebagai
peluang atau ancaman bagi puskesmas dengan kesimpulan sebagai berikut:

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 32


Strategi Eksternal
Peluang ( Opportunity )
A. KEBUTUHAN PELANGGAN TERHADAP
PROVIDER KES
1. Angka Kesakitan 30 4 120 I
2. Kemanpuan daya beli masyarakat. 30 3 90 II
3. Jumlah peserta janiman kes 20 3 60 III
4. Jejaring PKM sebagai sumber rujukan 20 2 40

100
Ancaman (Threats)
2. KEKUATAN PESAING 60 4 120 I
35 3 75 II
3. PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
100

C. Posisi Puskesmas Mattirobulu


Atas dasar hasil analisis lingkungan internal dan eksternal menunjukkan
posisi Puskesmas Mattirobulu berada tepat di garis yang memisahkan kuadran I dan
kuadran II dari lingkungan internal dan eksternal kemudian dilakukan analisis dengan
menggunakan tabel Analisis SWOT, seperti di bawah ini :

ANALISIS SWOT UNTUK ANALISIS STRATEGI PILIHAN ( ASP )

STRENGTHS ( S ) / WEAKNESS ( W ) /
INTERNAL KEKUATAN : KELEMAHAN :

1. Kuantitas Sumber Daya Manusia. 1. Rendahnya kualitas SDM.


2. Sarana Pelayanan yang cukup. 2. Belum adanya SIM / SIK yang
memadai
EKSTERNAL 3. Dukungan Dana. 3. Belum lengkapnya Peraturan
Daerah.

OPPORTUNITY (O) / Strategi SO : Strategi WO :


PELUANG :
1. Adanya komitmen Pemerintah 1. Memanfaatkan Sumber Daya 1. Tingkatkan kualitas SDM untuk dapat
Daerah Manusia untuk mendukung mendukung komitmen Pemerintah
2. Kemajuan IPTEK Komitmen Pemerintah Daerah Daerah melalui kerjasama dan
3. Adanya Kerjasama dan melalui kerjasama dan kemitraan kemitraan dengan memanfaatkan
Kemitraan dengan memanfaatkan kemajuan kemajuan IPTEK.
IPTEK. 2. Mewujudkan Peraturan Daerah
2. Memaksimalkan sarana pelayanan untuk merealisasikan komitmen
melalui pengembangan kerjasama Pemerintah Daerah dengan
dan kemitraan dengan melakukan kerjasama dan kemitraan
memanfaatkan kemajuan IPTEK . dengan memanfaatkan kemajuan
3. Manfaatkan dukungan dana untuk IPTEK.
merealisasikan komitmen Peme- 3. Mengembangkan SIM / SIK untuk

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 33


rintah Daerah melalui kerja sama melaksanakan komitmen Pemerintah
dan kemitraan dengan memanfaat- Daerah melalui kerjasama dan
kan kemajuan IPTEK. kemitraan dengan memanfaatkan
kemajuan IPTEK.

THREATS ( T ) / Strategi ST : Strategi WT :


ANCAMAN :
1. Mengoptimalkan dukungan kuantitas 1. Tingkatkan kualitas SDM untuk
1. Kondisi Ekonomi Masyarakat SDM untuk meningkatkan perilaku meningkatkan perilaku kesehatan,
kesehatan, moral dan etika dengan moral dan etika dengan
2. Masih rendahnya Perilaku meminimalkan pengaruh kondisi meminimalkan pengaruh kondisi
Kesehatan, Moral dan etika. ekonomi masyarakat dan tingginya ekonomi masyarakat dan tingginya
3. Makin tingginya mobilitas mobilitas penduduk. mobilitas penduduk.
penduduk. 2. Mengoptimalkan sarana pelayanan 2. Mewujudkan Peraturan Daerah untuk
kesehatan untuk meningkatkan menangani meningkatkan perilaku
perilaku kesehatan, moral dan etika kesehatan, moral dan etika dengan
dengan meminimalkan pengaruh meminimalkan pengaruh kondisi
kondisi ekonomi masyarakat dan ekonomi masyarakat dan tingginya
tingginya mobilitas penduduk. mobilitas penduduk.
3. Mengoptimalkan dukungan dana 3. Mengembangkan pembuatan SIM /
untuk meningkatkan perilaku SIK meningkatkan perilaku kese-
kesehatan, moral dan etika dengan hatan, moral dan etika dengan
meminimalkan pengaruh kondisi meminimalkan pengaruh kondisi
ekonomi masyarakat dan tingginya ekonomi masyarakat dan tingginya
mobilitas penduduk. mobilitas penduduk.

Posisi puskesmas tersebut menggambarkan bahwa puskesmas memiliki


peluang cukup besar untuk meraih pangsa pasar yang sangat potensial di
Kabupaten Pinrang. Peluang tersebut akan dapat dicapai apabila puskesmas
mengoptimalkan kekuatan yang telah dimiliki dan mengatasi beberapa kelemahan
utama seperti pada ketersediaan SDM, sarana dan prasarana, kualitas pelayanan
dan promosi/ pemasaran.
Diharapkan dengan adanya perencanaan strategis bisnis dan
pelaksanaannya secara konsisten, Puskesmas Mattirobulu mampu untuk
mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka
memuaskan harapan masyarakat dan stakeholders.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 34


D. Faktor-faktor Kunci Keberhasilan
Dari hasil analisis SWOT di atas, dapat dikemukakan lima faktor kunci
keberhasilan, sebagai berikut:
1. Adanya fleksibilitas pengelolaan keuangan dengan tetap memperhatikan aspek
pengendalian internal yang berpihak pada kepentingan pasien.
2. Menerapkan standar pelayanan minimum, meliputi standar input, standar output
dan standar mutu secara konsisten sesuai kaidah ilmu kedokteran klinik dan
standar yang ditetapkan oleh departemen teknis terkait serta melakukan evaluasi
kinerja mutu pelayanan secara periodik dengan mengembangkan sistem
pengukuran data kinerja secara bertahap.
3. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan puskesmas yang ada dalam
memecahkan persoalan-persoalan elementer puskesmas melalui pendidikan
dan pelatihan.
4. Penataan kelembagaan dengan memperjelas peran dan komitmen semua
komponen puskesmas yang berfokus pada peningkatan mutu layanan serta
mengembangkan budaya kerja organisasi yang dilandasi etika kerja sesuai
pedoman perilaku yang telah ditetapkan.
5. Pemanfaatan pendanaan subsidi pemerintah secara efisien untuk memicu
peningkatan mutu layanan.

BAB IV
ARAH BISNIS PUSKESMAS MATTIROBULU

A. VISI
Terwujudnya Masyarakat Mattirobulu Sehat 2019

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 35


B. MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional
2. Mengutamakan upaya promotif, preventif di tunjang upaya kuratif.
3. Memasyarakatkan pola hidup bersih dan sehat.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan berwawasan
kesehatan.
5. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas program

C. Strategis
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai kemandirian
puskesmas.
Pernyataan misi tersebut menunjukkan perhatian yang seimbang terhadap seluruh
aspek puskesmas, yaitu :
a. Perspektif keuangan, yang dicerminkan dengan kemandirian puskesmas
b. Perspektif pelanggan, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang
terpercaya dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
c. Perspektif proses bisnis internal, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas
yang unggul dalam pelayanan masyarakat khususnya ibu dan anak..
d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yang dicerminkan dengan SDM yang
profesional, sehingga senantiasa berupaya meningkatkan keahlian dan
profesionalitas pegawai.

D. Kebijakan dan Sasaran Strategis


Strategi puskesmas sejalan dengan visi Pemerintah pusat mendukung pencapaian
MDGs danmendukung visi Dinas kesehatan Pinrang yaitu, terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat Pinrang yg optimal thn 2019.

1.1 Perspektif Pelanggan

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 36


Berdasarkan data historis 5 tahun kondisi pelanggan Puskesmas Mattirobulu
menunjukkan kecenderungan customer loyality meningkat setiap tahunnya.
Untuk meningkatkan customer acquisition dan mempertahankan customer
loyality dan mempertimbangkan peluang yang ada, puskesmas menetapkan
beberapa sasaran strategis dan target sebagai berikut:

a. Meningkatnya kepuasan pasien, dengan indikator beserta target


kinerjanya sebagai berikut:

Target Kinerja Satuan Target Kinerja


2015 2016 2017 2018 2019
Cakupan
kunjungan
Pasien
- Customer % 50% 60% 70% 80% 90%
Acquisition
- Customer % 70% 75% 80% 85% 90%
Loyality
Indeks % 80% 85% 90% 95% 100%
Kepuasan
Pasien
Tingkat Keluhan % 100% 100% 100% 100% 100%
Pasien Yang
Ditangani
Angka Pasien % 5% 4% 3% 2% 1%
Pulang Paksa
Angka pasien % 0 0 0 0 0
pindah
puskesmas

b. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat miskin, dengan indikator


beserta target kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Pelayanan Masyarakat Miskin 100%
Pasien Miskin yang diRujuk 100%
Rata-rata 100%

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 37


1.2 Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menjadi tumpuan utama bagi puskesmas agar
pelayanan prima dapat diberikan kepada pelanggan. Sasaran strategis dan
target yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya mutu layanan puskesmas

Target Satuan Target Kinerja


Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019
Quality
Of Place
BOR % 72,45 75 80 82 85
BTO Kali 60 65 70 75 80
TOI Hari 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
LOS Hari 4,5 4 3,5 3 2,5
NDR % 1 1 1 1 1
GDR % 1 1 1 1 1
Angka Jiwa 0 0 0 0 0
Kematian
Ibu
Angka Jiwa 3 2 1 0 0
Kematian
Bayi

b. Meningkatkan Mutu Pelayanan Program Promotif dan Preventif


Indikator Kinerja Target Kinerja
PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 38


Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) 95%
Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang 80%
Ditangani
Cakupan Persalinan yang di tolong 95%
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan Nipas 90%
Cakupan Neonatus dengan komplikasi 80%
yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi 95%
Cakupan desa / Kelurahan UCI 100%
Cakupan Pelayanan Anak Balita 90%
(2x/tahun)
Cakupan pemberian MP-ASI pada usia 100%
6-24 bulan dari keluarga miskin (90
Hari)
Cakupan balita gizi buruk yang 100%
mendapat perawatan
Cakupan penjaringan kesehatan siswa 100%
SD dan sederajat
Cakupan peserta KB Aktif 100%
Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit:
g. Pnemonia 100%
h. TB Paru 100%
i. DBD 100%
j. Diare 100%
k. Kusta 95%
l. Malaria 100%
Cakupan pelayanan kesehatan dasar 100%
masyarakat miskin (kunjungan baru +
Lama)
PELAYANAN KESEHATAN
RUJUKAN
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan 100%
miskin
Cakupan pelayanan gawat darurat 100%
level 1 yang harus diberikan di sarana
RS
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
DAN PENANGGULANGAN KLB
Cakupan desa/kelurahan mengalami 100%
KLB yang dilakukan penyelidikan
Epidemiologi < 24 jam
PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 39


Cakupan desa siaga Aktif 80%
Cakupan Posyandu Purnama + 60%
Mandiri
Cakupan Rumah Tangga Sehat 80%
(PHBS)
Cakupan Rawat Jalan 15%
Cakupan Rawat Inap 1,5%
Pelayanan Kesehatan Lingkungan 70%
(Institusi yang dibina)
Tempat- tempat umum yang 80%
memenuhi syarat

c. Meningkatnya status puskesmas dengan indikator beserta target kinerjanya


sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Penetapan Puskesmas sebagai BLUD Tahun 2015
Peningkatan jumlah kunjungan Tahun 2015
puskesmas

1.3 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berkaitan dengan penyediaan dan
pengembangan SDM, komitmen SDM, serta penyediaan infrastruktur
puskesmas. Sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatnya kecukupan tenaga kesehatan, dengan indikator beserta target
kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Satuan Jumlah
Waktu pelayanan di luar % 40
jam kerja
Tingkat kehadiran pegawai % 95

Indikator Kinerja Target Kinerja


Rasio Tenaga Kesehatan
- Pasien rawat jalan dgn dokter 25 s/d 30 orang
- Pasien rawat jalan dgn Perawat 15 s/d 24 orang
- Pasien UGD dgn dokter < 5 orang
- Pasien UGD dgn Perawat < 2 orang
- Pasien Rawat Inap dgn dokter < 15 orang

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 40


- Pasien Rawat Inap dgn Perawat < 2 orang

b. Meningkatnya kemampuan dan keahlian SDM, dengan indikator beserta target


kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat
teknis dan tugas belajar
- Tenaga Medis 100%
- Tenaga Keperawatan 100%
- Tenaga Penunjang Medis 100%
- Tenaga Non Medis 100%
- Manajemen 100%

c. Meningkatnya ketersediaan infrastruktur pelayanan kesehatan puskesmas,


dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Ketersediaan peralatan :
- Kelengkapan peralatan 90%
- Prosentase peralatan dikalibrasi 0%
- Kondisi peralatan baik 100%
- Kondisi ruangan 100%

1.4 Perspektif Keuangan


Untuk perspektif keuangan, sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan
adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya tingkat kemandirian puskesmas, dengan indikator beserta


target kinerjanya sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Kinerja


Sales Growth Rate (SGR) 15% pertahun
Cost Recovery Rate (CRR) 20%
Tingkat kemandirian puskesmas 10%

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 41


BAB V

PROGNOSIS LAPORAN KEUANGAN

Prognosis laporan keuangan merupakan gambaran masa depan atas kebijakan

dalam bentuk angka-angka yang dicapai tiap akhir tahun dalam kurun waktu 5 tahun

dari strategi yang akan diterapkan dalam mencapai visi dan misi puskesmas

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 42


mattirobulu. Prognosis laporan keuangan menunjukkan gambaran kekayaan yang

dimiliki institusi atas aktivitas yang akan dilakukan dan tidak terpisahkan dari

perencanaan anggaran yang telah akan dilakukan dan tidak terpisahkan dari

perencanaan anggaran yang telah disebutkan dalam Bab IV dan sebagaimana yang

diuraikan dalam lampiran

A. Prognaosis Neraca

Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

Aset Lancar

Kas di bendahara
Pengeluaran 138.308.201 152.139.021 167.352.923 184.088.219 202.497.037

Kas di bendahara
0 0 0 0 0
penerimaan

Piutang lain-Lain 0 0 0 0 0

Persediaan 9.097.337 9.987.271 10.985.998 12.084.598 13.293.058

Aset Tetap

Tanah 0 0 0 0 0

Peralatan dan
0 0 0 0 0
Mesin

0 0 0 0 0

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 43


Gedung dan
Bangunan

Jalan, Irigasi dan


0 0 0 0 0
Jaringan

Aset tetap lainnya 0 0 0 0 0

KDP(Kontruksi
Dalam 0 0 0 0 0
Pengerjaan)

Akumulasi
0 0 0 0 0
Penyusutan

Jumlah Aset Tetap 622.995.827 685.295.410 753.824.951 829.207.446 912.128.191

Jumlah Aktiva 847.768.365 932.545.2012 1.025.799.722 1.128.379.694 1.241.217.664

Kewajiban

Kewajiban Jangka
0 0 0 0 0
pendek

Utang Perhitungan
0 0 0 0 0
Pihak Ketiga

Uang Muka dari


0 0 0 0 0
Kas Daerah

0 0 0 0 0
Pendapatan
Diterima
dimuka /
pendapatan
yang

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 44


ditangguhkan

Ekuitas dana untuk


dkonsolidasik 0 0 0 0 0
an R/K PPKD

Jumlah 0 0 0 0 0

Kewajiban jangka
0 0 0 0 0
panjang

Jumlah Kewajiban
jangka 0 0 0 0 0
Panjang

Jumlah Kewajiban 0 0 0 0 0

Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana
0 0 0 0 0
Lancar

Sisa lebih
pembiayaan 0 0 0 0 0
Anggaran

Pendapatan yang
Ditangguhkan 138.308.201 152.139.021 167.352.923 184.088.219 202.497.037

Cadangan Piutang 77.385.000 85.125.500 93.635850 102.999.435 113.299.379

Cadangan 9.097.337 9.987.271 10.985.998 12.084.598 13.293.058


Persediaan

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 45


Jumlah Ekuitas 224.772.538 247..249792- 271.974.771- 299.172.248 329.089.473
Dana Lancar

Ekuitas Dana 622.995.827 685.295.410 753.824.951 829.207.446 912.128.191


Investasi

Diinvestasikan
dalam
investasi 0 0 0 0 0
jangka
panjang

Diinvestasikan
dalam Aset 0 0 0 0 0
Tetap

Jumlah Ekuitas
Dana 622.995.827 685.295.410 753.824.951 829.207.446 912.128.191
Investasi

Ekuitas Dana Cadangan

Jumlah Ekuitas
Dana 0 0 0 0 0
Cadangan

JUMLAH EKUITAS 847.768.365 932.545.2012 1.025.799.722 1.128.379.694 1.241.217.664


DANA

JUMLAH
KEWAJIBAN 847.768.365 932.545.2012 1.025.799.722 1.128.379.694 1.241.217.664
DAN EKUITAS
DANA

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 46


B. Prognosis Laporan Realisasi Anggaran

2015 2016 2017 2018 2019


Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

A Pendapatan 2.090.609.643 2.299.670.607 2.529.637.668 2.782.601.435 3.060.861.578

B Belanja 4.420.116.476 4.862.128.123 5.348.340.935 5.883.175.029 6.471.492.532

- -
Surplus (Defisit) -2.329.506.832 -2.562.457.516
2.818.703.267 3.100.573.594
-3.410.630.953

Belanja Non
B.1
Operasional
Belanja Tidak
2.467.815.033 2.714.596.537 2.986.056.190 3.284.661.809 3.613.127.990
Langsung

Belanja Modal 0 0 0 0 0

Jumlah 3.090.810.861 3.399.891.947 3.739.881.141 4.113.869.255 4.525.256.181

Belanja
B.2
Operasional

Pendapatan 2.090.609.643 2.299.670.607 2.529.637.668 2.782.601.435 3.060.861.578

Belanja
1.328.382.715 1.461.220.987 1.607.343.085 1.768.077.394 1.944.885.133
Operasional
Surplus (Defisit)
dari Biaya 762.226.928 838.449.621 922.294.583 1.014.524.041 1.115.976.445
Operasional

C. Prognosis Rasio Keuangan

Berdasarkan kedua prognosis neraca dan LRA tersebut diatas

diproyeksikan rasio keuangan dari tahun 2015-2019 sebagai berikut :

Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 47


RATA-
RATA
(%)
1 Lukuiditas 89,9 90,1 90,5 90,8 91 90,46

2 Solvabilitas 20,43 19,16 18,26 18,82 19,15 19,164

Prognosis Lukuiditas dengan rata-rata dalam 5 tahun sebesar 2,77%

menunjukkan bahwa puskesmas Mattirobulu mampu melunasi hutang jangka

pendeknya dengan menggunakan asset lancarnya. Sedangkan prognosis rasio

solvabilitas dengan rata-rata 19,15% menunjukkan bahwa puskesmas

Mattirobulu belum mampu memenuhi seluruh hutangnya dengan menggunakan

asset yang dimiliki

D. Prognosis Arus Kas

2015 2016 2017 2018 2019


URAIAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Arus Kas dari Aktivitas Operasional

Arus Kas masuk

Pendapatan Fugsional
1.242.885.600 1.367.174.160 1.503.891.576 1.654.280.734 1.819.708.807
Puskesmas

Pendapatan Lain-lain
721.019.773 793.121.750 872.433.925 959.677.318 1.055.645.050
(APBD)

Subsidi Pemerintah
126.704.270 139.374.697 153.312.167 168.643.383 185.507.722
(Pusat)

Jumlah Arus Kas Masuk 2.090.609.643 2.299.670.607 2.529.637.668 2.782.601.435 3.060.861.578

Arus Kas Keluar

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 48


Belanja Tidak Langsung

Belanja Pegawai 926.746.700 1.019.421.370 1.121.363.507 1.233.499.858 1.356.849.843

Belanja Langsung

Belanja Barang dan Jasa 400.168.914 440.185.806 484.204.386 532.624.825 585.887.307

Biaya Bunga 1.467.101 1.613.811 1.775.192 1.952.711 2.147.982

Belanja Bagi Hasil 0 0 0 0 0


Bantuan Keuangan

Belanja Tak Tersangka


0 0 0 0 0

Jumlah Arus Kas Keluar 1.328.382.715 1.461.220.987 1.607.343.085 1.768.077.394 1.944.885.133

Arus Kas Bersih Dari Aktivitas


762.226.928 838.449.621 922.294.583 1.014.524.041 1.115.976.445
Operasional

Arus Kas Dari Aktivitas Pembiayaan

Arus Kas Masuk

Penjualan investasi jangka 0 0 0 0 0


panjang

Penjualan Aktiva Tetap 0 0 0 0 0

Jumlah Arus Kas Masuk 0 0 0 0 0

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 49


Arus Kas Keluar

Belanja Modal/ 0 0 0 0 0
Pembangunan

Pembelian Investasi 0 0 0 0 0
Jangka Panjang

Jumlah Arus Keluar 0 0 0 0 0

Arus Kas Bersih dari Aktivitas


Investasi

Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan

Arus Kas Masuk

Penerimaan Pinjaman dan 0 0 0 0 0


Obligasi

Transfer dari dana 0 0 0 0 0


cadangan

Penjualan Aset Daerah 0 0 0 0 0


yang dipisahkan

Penerimaan Piutang 0 0 0 0 0
Tahun Lalu

Jumlah Arus Kas Masuk 0 0 0 0 0

Arus Kas keluar

0 0 0 0 0

Pembayaran Pokok dan


Obligasi

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 50


Transfer dari dana 0 0 0 0 0
cadangan

Penyertaan Modal 0 0 0 0 0

Pembayara Hutang Tahun 0 0 0 0 0


Lalu

Jumlah Arus Kas Keluar 0 0 0 0 0

Arus Kas Bersih Dari Aktivitas


Pembiayaan

Arus Kas Non Aktivitas Operasional

Penerimaan Non Operasional 0 0 0 0 0


Pengeluaran Non 0 0 0 0 0
Operasional

Kas Bersih Non Operasional

Kenaikan Kas Bersih 0 0 0 0 0


Selama Periode

Saldo Kas Awal 1 Januari 0 0 0 0 0

Saldo Kas Akhir per 31 138.308.201 152.139.021 167.352.923 184.088.215 202.497.037


Desember

Prognosis tersebut dibuat berdasarkan basis kas adapun keseluruhan data

menggunakan data yang ada dalam lampiran ter lampir yaitu belanja brdasarkan

rincian pertahun. Pada awal 2015 diproyeksikan saldo kas Rp. 125.734.728 dan

saldo kas dari aktivitas operasional dari tahun 2015 2019 sebesar Rp.

Sehingga saldo kas diprediksi hingga akhir tahun 2019 sebesar Rp.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 51


BAB VI

PENUTUP

Perencanaan Strategis disusun dimaksudkan untuk pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi Puskesmas Mattirobulu Kabupaten Pinrang yang akan digunakan bagi

penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kabupaten Pinrang.

Perencanaan Strategis ini disusun sebagai pedoman bagi aparat Puskesmas

Mattirobulu Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang

bersifat strategis sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program yang

telah ditetapkan dan Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu 5

tahun dari tahun 2014 - 2019. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan

Renstra ini adalah sebagai pedoman dalam upaya meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal dan terwujudnya tata kehidupan dan penghidupan yang

memungkinkan bagi setiap warga masyarakat mengadakan usaha dan memenuhi

kebutuhan hidupnya, baik perorangan, keluarga, kelompok dan komunitas masyarakat

dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia serta nilai sosial budaya. Sedangkan

sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya pelayanan di bidang kesehatan dan

kesejahteraan sosial dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,

meningkatnya kualitas pelayanan, rehabilitasi, bantuan sosial dan jaminan

kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial dan terjaminnya

bantuan sosial bagi korban bencana alam dan sosial.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 52


Meskipun Renstra ini disusun dengan memperhatikan kebutuhan yang bersifat

strategis, namun disadari bahwa masih banyak terdapat hambatan dan kekurangan,

salah satu hambatan yang dihadapi adalah sulitnya memprediksi keadaan mendatang

sebagai akibat dari cepatnya perubahan lingkungan eksternal organisasi. Untuk hal itu

masukan, saran, pendapat serta kritik yang membangun sangat diharapkan, sebagai

bahan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan Renstra ini.

Dengan demikian kesungguhan dalam menyusun Renstra ini dan

pelaksanaannya menunjukkan komitmen yang kuat bagi seluruh jajaran Puskesmas

Mattirobulu Kabupaten Pinrang, dalam rangka mewujudkan akuntabilitas kinerja kepada

masyarakat.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 53


BAB V

PROGNOSIS LAPORAN KEUANGAN

Prognosis laporan keuanagn merupakan gambaran masa depann atas arah kebijakan dalam

bentuk angka-angka yan dicapai tiap akhir tahun dalam kurun waktu 5 tahun ke depan dari strategi yang

akan diterapkan dalam mencapai visi misi Puskesmas Mattiro bulu. Prognosis laporan keuangan

menunjukkan gambaran kekayaan yang dimiliki institusi atas aktifitas yang akan dilakukan dan tidak

terpisahkan dari perencanaan anggaran yang telah disebutkan dalam bab IV dan sebagaimana yang

diuraikan dalam lampiran.

URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019


Aset lancar
1 Kas di Bendahara
Pengeluaran
2 Kas di Bendahara
Penerimaan
3 Piutang lain-lain
4 Persediaan

Aset Tetap
1 Tanah
2 Peralatan dan Mesin
3 Gedung dan
Bangunan
4 Jalan,irigasi dan
Jaringan
5 Aset tetap lainnya
6 KDR
7 Akumulasi
Penyusutan
8 Jumlah Aset Tetap
Jumlah Aktiva
Kewajiban
1 Kewajiban Jangka
Pendek
2 Utang Perhitungan
Pihak ketiga

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 54


3 Uang muka Dari kas
Daerah
4 Utang Kepada Kas
Daerah
5 Pendapatan diterima
Dimuka/ Pendapatan
yang Ditangguhkan
6 Ekuitas dana untuk
dikonsolidasikan R/K
PPKD
JUMLAH
1 Kewajiban Jangka
Panjang
2 Jumlah Kewajiban
Jangk Panjang
Jumlah Kewajiban
Ekuitas Dana Lancar
1 Ekuitas Dana Lancar
2 Sisa Lebih
Pembiayaan
Anggaran
3 Pendapatan yang
Ditangguhkan
4 Cadangan Piutang
5 Cadangan
Persediaan
Jumlah Ekuitas Dana
Lancar
Ekuitas Dana Investasi
1 Diinvestasikan dalam
investasi Jangka
Panjang
2 Diinvestasikan dalam
aset Tetap
Jumlah Ekuitas Dana
Investasi
Ekuitas Dana Cadangan
1 Jumlah Ekuitas Dana
Cadangan
JUMLAH EKUITAS DANA
JUMLAH KEWAJIBAN
DAN EKUITAS DANA
B.Prognosis Laporan Realisasi Anggaran
URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019
A Pendapatan

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 55


B Belanja
Surplus (defisit)
B.1 Belanja Non
Operasional
Belanja Tidak
langsung
Belanja Modal
Jumlah
B.2 Belanja Operasional
Pendapatan
Belanja Operasional
Surplus (Devisit) dari
Biaya Operasional
C. Prognosis Rasio Keuangan
Be

STRATEGI BISNIS

Strategi bisnis merupakan upaya-upaya yang dilakukan puskesmas untuk


mencapai sasaran strategis yang ditetapkan. Upaya-upaya tersebut dilakukan
dengan menyusun program-program kerja yang direncanakan dengan
memperhatikan kekuatan sumber dana yang dimiliki. Program kerja yang
diarahkan pada pencapaian sasaran strategis dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Program Kerja

Penetapan Program Kerja merupakan bagian dari tahap formulasi strategi dalam

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 56


upaya pencapaian arah bisnis puskesmas yang telah ditetapkan pada Bab IV.
Adapun secara sistematis program-program kerja diarahkan pada pencapaian
keberhasilan yang mendukung sasaran strategis dalam empat perspektif BSC
sebagai berikut:

1. Perspektif Pelanggan
Program dalam perspektif pelanggan diarahkan untuk meningkatkan kepuasan
kepada pelanggan. Beberapa program dimaksud merupakan program lokalitas
kewenangan UPTD, sebagai berikut:
a. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
b. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
c. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.

2. Perspektif Proses Bisnis Internal


Program dalam perspektif proses bisnis internal diarahkan untuk meningkatkan
pelayanan kepada pelanggan. Program-program dimaksud dalam perspektif ini
merupakan merupakan program lokalitas kewenangan UPTD, sebagai berikut:
a. Program Upaya Kesehatan Masyarakat KIA dan Pelayanan kesehatan dasar
b. Program Perbaikan gizi Masyarakat
c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
d. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
e. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit endemis
f. Program pelayanan kesehatan akibat gizi buruk

3. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Program-program dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
diarahkan pada usaha untuk memenuhi kebutuhan pelayanan akan ketersediaan
tenaga kesehatan dan ketersediaan infrastruktur pendukung pelayanan. Program-
program tersebut adalah sebagai berikut:
Program dan Kegiatan Lokalitas Kewenangan UPTD
1) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana puskesmas
3) Program Pengembangan Sumber daya manusia- Kesehatan
.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 57


4. Perspektif Keuangan
Program dalam perspektif keuangan selain diarahkan untuk mendukung
penyediaan pelayanan, juga diarahkan kepada upaya-upaya untuk mencapai
kemandirian puskesmas khususnya dalam hal pembiayaan belanja operasional
terkait pelayanan dan peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja kepada
merintah dan masyarakat. Program-program dalam perspektif ini merupakan
merupakan program lokalitas kewenangan UPTD, yaitu sebagai berikut:

B. Kerangka Pembiayaan Lima Tahun


Program-program kerja yang diarahkan pada pencapaian sasaran strategis
didukung dengan kerangka pembiayaan meliputi proyeksi pembiayaan belanja
langsung dan belanja tidak langsung. Kerangka pembiayaan lima tahun secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran.

BAB VI
PENUTUP

Perencanaan Strategis disusun dimaksudkan untuk pelaksanaan tugas pokok


dan fungsi Puskesmas Mattirobulu Kabupaten Pinrang yang akan digunakan bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kabupaten Pinrang.

Perencanaan Strategis ini disusun sebagai pedoman bagi aparat Puskesmas


Mattirobulu Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang
bersifat strategis sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program yang
telah ditetapkan dan Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu 5

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 58


tahun dari tahun 2014 - 2019. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan
Renstra ini adalah sebagai pedoman dalam upaya meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal dan terwujudnya tata kehidupan dan penghidupan yang
memungkinkan bagi setiap warga masyarakat mengadakan usaha dan memenuhi
kebutuhan hidupnya, baik perorangan, keluarga, kelompok dan komunitas masyarakat
dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia serta nilai sosial budaya. Sedangkan
sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya pelayanan di bidang kesehatan dan
kesejahteraan sosial dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,
meningkatnya kualitas pelayanan, rehabilitasi, bantuan sosial dan jaminan
kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial dan terjaminnya
bantuan sosial bagi korban bencana alam dan sosial.
Meskipun Renstra ini disusun dengan memperhatikan kebutuhan yang bersifat
strategis, namun disadari bahwa masih banyak terdapat hambatan dan kekurangan,
salah satu hambatan yang dihadapi adalah sulitnya memprediksi keadaan mendatang
sebagai akibat dari cepatnya perubahan lingkungan eksternal organisasi. Untuk hal itu
masukan, saran, pendapat serta kritik yang membangun sangat diharapkan, sebagai
bahan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan Renstra ini.
Dengan demikian kesungguhan dalam menyusun Renstra ini dan
pelaksanaannya menunjukkan komitmen yang kuat bagi seluruh jajaran Puskesmas
Mattirobulu Kabupaten Pinrang, dalam rangka mewujudkan akuntabilitas kinerja kepada
masyarakat.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 59


Rencana Strategis Bisnis (RSB) PKM Mattirobulu Page 60

Anda mungkin juga menyukai