Anda di halaman 1dari 37

BAB III

TINJAUAN KHUSUS
3.1 Identifikasi Rumah Sakit
Nama Rumah Sakit
: RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Kode Rumah Sakit
: 167.1013
Direktur Utama
: Dr. H. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH
Alamat
: Jl. Jend. Sudirman Km 3,5 Palembang
Kecamatan/Kota
: Ilir Timur 1 / Palembang
Kode/Telepon/Faximile
: 0711.354088 (Hunting)
Faximile
: 0711.351318
E-mail
: humas@rsmh.co.id
Kelas Rumah Sakit
: Kelas A Pendidikan / SK Menkes. No.634/12 Sep
Luas Tanah
Tahun Pembangunan
Tahun Operasional

2009
: 208.455 m2
: 1953
: 1957

3.2 Sejarah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dahulu bernama Rumah Sakit
Umum Pusat Palembang, yang didirikan pada tahun 1953 atas prakarsa Menteri
Kesehatan RI Dr. Mohammad Ali (Dr. Lee Kiat Teng) dan mulai beroperasional
sejak tanggal 3 Januari 1957 dengan fasilitas yang sederhana. Melayani pelayanan
rawat jalan pelayanan rawat inap dengan 78 kamar tidur dilengkapi pelayanan
laboratorium, Apotek, Radiologi, Emergency dan peralatan penunjang medik
lainnya.
Seiring dengan perkembangan waktu rumah sakit ini semakin berkembang
baik sarana dan prasaran termasuk sumber daya manusianya, tersedia para
spesialis lengkap dan beberapa subspesialis, sehingga mengubah tipenya dari
kelas C menjadi Rumah Sakit Umum Pusat kelas B (1972) yang ditetapkan pada
tahun 1979 berdasarkan SK Menkes RI No. 134/Menkes/SK/IV/1978, dengan
luas bangunan 37.000 m3 dalam area seluas 22 hektar, sekaligus dan menjadi
rumah sakit terbesar sebagai pusat rujukan layanan kesehatan se-Sumatera
Selatan, Jambi, dan Bengkulu.
29

Dengan adanya kebijaksanaan pemerintah terhadap beberapa rumah sakit


agar meningkatkan efisien dan efektifitas pengelolaan sumber daya serta
meningkatkan mutu pelayanannya, maka pada tanggal 1 November 1993 Rumah
Sakit Umum Pusat Palembang ditetapkan sebagai Rumah Sakit Swadana sesuai
dengan SK Menkes RI No. 1134/Menkes/SK/1993 tanggal 10 Desember 1993.
Rumah Sakit Umum Palembang sejak tanggal 4 Oktober 1997 berdasarkan
SK Menkes No. 129/SK/XI/1997 berubah nama menjadi Rumah Sakit Dr.
Mohammad Hoesin Palembang termasuk kategori rumah sakit tipe B plus, yang
menunjang terselenggaranya pelayanan kesehatan. Dengan dikeluarkannya SK
Menkes RI No. 1062/Menkes/2001, maka status RSMH berubah dari Perusahaan
Umum Bhakti Husada (PBH) Menjadi Perusahaan Jawatan atau lebih dikenal
dengan

istilah

Perjan.

Saat

ini

berdasarkan

SK

Permenkes

RI

No.

1680/Menkes/Per/XII/2005 maka status RSMH berubah menjadi Rumah Sakit


Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Pada tahun 2005 dengan adanya kebijakan pemerintah terhadap 13 Rumah
Sakit Ventrikel termasuk RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, berdasarkan
SK Menkes RI No. 1243.Menkes/SK/VIII/2005, tentang penetapan 13 eks RS
Perjan menerapkan Pola Peneglolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU).
Setelah melalui berbagai persiapan dan pembinaan serta penilaian dari tim
survei komisi gabungan Akreditasi Rumah Sakit maka dengan keputusan Menteri
Kesehatan sejak tanggal 12 September 2009 Rumah Sakit Mohammad Hoesin
Palembang telah memperoleh status akreditasi penuh. Dan saat ini RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang berdasarkan Keputusan Meneri Kesehatan RI No.
643/Menkes/SK/VIII/2009 12 Agustus 2009 menjadi Rumah Sakit Umum Pusat
Klasifikasi Kelas A.
3.3 Visi dan Misi serta Tujuan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
3.3.1 Visi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
30

Menjadi rumah sakit pendidikan dan rujukan nasional dengan pelayanan


bertaraf internasional tahun 2019.
3.3.2 Misi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Misi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang adalah:
a. Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang berkualitas
dalam bidang kesehatan, berstandar internasional
b. Menjadi pusat promosi kesehatan.
c. Membina rumah sakit jejaring
d. Meningkatkan kesejahteraan pegawai, karir dan kenyamanan pegawai
3.3.3 Tujuan RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tujuan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang adalah:
a. Meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi

kepada

kepentingan masyarakat.
b. Meningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang
kesehatan.
c. Menghasilkan tenaga dokter umum, spesialis dan sub spesialis serta tenaga
keperawatan yang berkualitas dan bermoral tinggi.
3.3.4 Fungsi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Fungsi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang adalah:
a. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif secara paripurna.
b. Pengembangan pelayanan, pendidikan dan penelitian

di

bidang

kegawatdaruratan, gastroentrologi, rehabilitasi medis, cardiovaskuler, stroke,


reproduksi, transplantasi serta pelayanan penunjang.
c. Pelayanan kesehatan lainnya seperi pendidikan, penelitian dan usaha lain
dalam bidang kesehatan.
3.3.5 Motto RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Kesembuhan dan kepuasan anda merupakan kebahagiaan kami.
3.4 Struktur Organisasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang dikepalai oleh Direktur Utama
dibawah Pengawas. Direktur Utama membawahi Direktorat Keuangan, Direktorat
Medik dan Keperawatan, serta Direktorat Umum, SDM, dan Pendidikan yang
berkoordinasi dengan Satuaan Pemeriksaan Intern, Komite Medik, Komite

31

Keperawatan, Komite Mutu dan Keselamatan, Komite Etik dan Hukum RS,
Sekretariat Direksi, serta Unit Layanan Pengadaan (ULP).
Direktur Medik dan Keperawatan membawahi bidang pelayanan medik,
bidang pelayanan keperawatan, dan bidang fasilitas pelayanan medik serta
membawahi departemen bedah, penyakit dalam, kesehatan anak, kebidanan dan
kandungan, THT, neurologi, mata, dermatologi dan venereologi, anastesi dan
terapi intensif, radiologi, patologi klinik, patologi anatomi, kedokteran forensik,
gigi dan mulut, jiwa, rehabilitas medik, mikrobilogi klinik. Selain itu, membawahi
instalasi seperti gawat darurat, rawat jalan, graha spesialis, brain dan heart center,
rawat intensif, bedah sentral, hemodialisis, rawat inap, rehabilitasi medic, rekam
medik, radiologi, patologi klinik dan mikrobiologi, patologi anatomi, pemulasaran
jenazah dan kerohanian, pemeliharaan sarana medik, pelayanan pelanggan dan
PKRS, dan rujukan nasional.
Direktur Umum, SDM dan pendidikan membawahi bagian umum, bagian
SDM, bagian pendidikan dan penelitian serta membawahi beberapa instalasi, yaitu
farmasi, gizi, pemeliharaan sarana non medik, pendidikan dan pelatihan,
sterilisasi, loundry, performa dan pertamanan, keamanan dan sanitasi.
Direktur Keuangan membawahi bagian perencanaan dan anggaran, bagian
perbendaharaan dan mobilisasi dana, bagian akuntansi, Instalasi Sistem Informasi
Rumah Sakit, serta Instalasi Pasien Jaminan.
3.5 Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
3.5.1 Falsafah Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang optimal dan terpadu,
berorientasi kepada penyembuhan pasien dengan penyediaan obat yang bermutu,
rasional dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.
3.5.2 Visi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Menjadi pusat pelayanan farmasi, pendidikan dan penelitian yang terbaik
dan bermutu Nasionalbertaraf internasional tahun 2019.
32

3.5.3 Misi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Misi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang adalah :
a. Menyelenggarakan pelayanan farmasi yang komprehensif dan berkualitas
tinggi
b. Menyelenggarakan jasa pendidikan dan penelitian dalam bidang kefarmasian
dan kesehatan
c. Menjadi pusat promosi kesehatan
3.5.4 Tujuan Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tujuan Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang adalah:
a. Meningkatkan mutu pelayanan farmasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang
b. Menerapkan konsep pelayanan farmasi sistem satu pintu untuk menunjang
pengelolaan perbekalan farmasi yang efektif dan efisien di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
c. Meningkatkan peran dan fungsi apoteker di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
3.5.5 Tugas Pokok Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang
Melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian yang mencangkup:
a. Penyiapan fasilitas untuk melakukan tugas peracikan dan pengelolaan
perbekalan

farmasi

yaitu

perencanaan,

pengadaan,

penyimpanan,

pendistribusian, pengendalian dan pengawasan.


b. Pelayanan farmasi klinik (informasi obat, monitoring efek samping obat,
pemantauan terapi obat, dan sebagainya).
3.5.6 Fungsi Instalasi FarmasiRSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Instalasi Farmasi mempunyai
fungsi:
33

a. Manajemen persediaan seperti perencanaan, pengadaan, wasdal mutu, wasdal


persediaan administrasi gudang.
b. Produksi mencakup steril dan non-steril.
c. Distribusi mencakup pasien rawat jalan dan rawat inap, ruangan di lingkungan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
d. Pelayanan Farmasi Klinik.
3.5.7 Kedudukan Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang
Kedudukan Instalasi FarmasiRSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
adalah :
a. Instalasi Farmasi adalah organisasi fungsional di lingkungan RSUP dr.
Mohammad Hoesin Palembang yang berada di Bawah dan tanggung jawab
kepada Direktur Umum, SDM dan Pendidikan.
b. Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang kepala dengan sebutan Kepala
Instalasi Farmasi.
c. Instalasi Farmasi berlokasi di samping gedung Graha Spesialis RSUP dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
3.5.8 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang
Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang di bawah
Direktur Umum, SDM dan Pendidikan

yang dikepalai oleh kepala Instalasi

Farmasi. Instalasi farmasi memiliki 4 koordinator yang di bawahi Kepala Instalasi


Farmasi yaitu, Koordinator Persediaan Farmasi, Koordinator Pelayanan Farmasi,
Koordinatoor Farmasi Klinik, serta Koordinator Mutu dan Keselamatan Kerja.
3.5.8.1 Kepala Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tugas-tugas Kepala Instalasi Farmasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang adalah :
a. Menyelenggarakan pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi
klinik secara terpadu berdasarkan ketentuan dan arahan pimpinan dalam rangka
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis.
b. Menyusun anggaran belanja AMHP, BMHP, dan obat-obatan.
34

c. Menyusun program pendidikan, pelatihan dan pengembangan SDM di Instalasi


Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
d. Menyelenggarakan penerapan peraturan dan kebijakan mutu pelayanan,
keselamatan pasien, K3 dan PPI yang berlaku di Instalasi Farmasi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
e. Menyusun rencana kebutuhan tenaga berdasarkan analisa beban kerja pegawai.
f. Menyusun program pengkajian dan pengembangan pelayan kefarmasian.
g. Melakukan supervise terhadap proses pelayanan farmasi yang meliputi proses
pengadaan, penyimpanan, peresepan, dispensing, serta penyaluran perbekalan
farmasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
h. Membuat konsep peraturan dalam lingkungan kegiatan pelayanan kefarmasian.
i. Memberi petunjuk dan mengkoordinasikan serta memotivasi staf dalam
kegiatan kefarmasian dan administrasi.
j. Memberikan motivasi, penilaian kerja, sanksi, dan penghargaan kepada
pegawai Instalasi FarmasiRSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
k. Mempelajari atau mengkaji laporan, saran dan hasil kerja staf Instalasi Farmasi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
l. Mengawasi dan memantau sarana dan prasarana agar siap pakai.
m. Mengawasi dan menilai mekanisme kerja bawahan di Instalasi Farmasi melalui
laporan dan memeriksa secara langsung hasil kerja bawahan.
n. Mengadakan rapat staf dan petugas Instalasi Farmasi terkait secara rutin dan
insidentil dengan prinsip KIS ( Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi).
o. Mengkonsultasikan kegiatan pengendalian mutu, perencanaan dan pemantauan
persediaan farmasi serta pengembangan tenaga kepada atasan.
p. Memberi saran dan bahan pertimbangn mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan penggunaan fasilitas dan kegiatan pelayanan kefarmasian di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang sesuai dengan permasalahan sebagai bahan
masukan bagi atasan dalam menentukan kebijakan.
q. Mencarikan solusi dan alternative penyelesaian masalah yang timbul.
r. Menyampaikan laporan berkala seluruh kegiatan Instalasi FarmasiRSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang kepada pimpinan RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang.

35

s. Memberikan saran atau masukan dan berkonsultasi dengan pimpinan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang untuk kelancaran tugas Instalasi Farmasi RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
t. Melakukan Koordinasi dengan unit kerja lain di lingkungan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
u. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3.5.8.2 Koordinator Persediaan Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang
Dalam melakukan tugasnya, bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi
Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dengan tugas sebagai berikut:
a. Menyusun dan mengolah data dalam rangka perencanaan kebutuhan
perbekalan farmasi untuk harian, bulanan, triwulan, semester, dan tahunan.
b. Menyusun dan mengolah data dalam rangka perencanaan kebutuhan ATK,
rumah tangga, kebutuhan logistik, dan lain-lainnya untuk harian, bulanan,
triwulan, semester, dan tahunan.
c. Menelaah, menyeleksi, dan memilih jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang
akan dipesan.
d. Menelaah, menyeleksi, dan memilih permintaan ATK, rumah tangga, dan lainlainnya.
e. Membuat surat pesanan pembelian langsung perbekalan farmasi.
f. Meretur perbekalan farmasi yang tidak sesuai persyaratan atau spesifikasi pada
proses pengadaan.
g. Menerima, menyimpan, dan mendistribusikan perbekalan farmasi.
h. Membuat jadwal penghapusan perbekalan farmasi, jika dilakukan proses
penghapusan perbekalan farmasi.
i. Memeriksa jurnal pembuatan obat di produksi Instalasi Farmasi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
j. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan perbekalan farmasi.
k. Membuat laporan bulanan, triwulan, semester, dan tahunan kegiatan
pengelolaan perbekalan farmasi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang.
l. Membuat laporan bulanan pemakaian obat narkotika.
m. Membuat laporan bulanan pemakaian obat generik.
36

n. Membuat laporan bulanan kejadian medication error dan Monitoring Efek


Samping Obat (MESO).
o. Membuat laporan bulanan Standard Pelayanan Minimum (SPM).
p. Membuat Laporan bulanan obat Live Saving yang tidak boleh kosong di RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
q. Membuat laporan hasil pelaksanaan Stock Opname.
r. Memeriksa laporan penagihan obat kemoterapi, obat kronis dan alat kesehatan
ke BPJS.
s. Membuat laporan kinerja staf Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
t. Menyelenggarakan surat menyurat sehubungan dengan tugas, fungsi, dan
tanggung jawab Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
u. Menyiapkan bahan dan data yang dibutuhkan untuk mengikuti rapat atau
pertemuan rutin Instalasi Farmasi.
v. Membuat notulen rapat internal farmasi serta menyiapkan absensi peserta rapat
w. Mengatur dan menyiapakan jadwal orientasi pegawai baru, jadwal praktek
kerja mahasiswa di Instalasi Farmasi, dan bimbingan mahasiswa PKL.
x. Menangani masalah kepegawaian Instalasi Farmasi yang meliputi absensi, cuti,
mutasi, dan lain-lainnya.
y. Tindak lanjut terhadap masalah yang berkaitan dengan administrasi
kefarmasian.
z. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi Farmasi RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
3.5.8.3 Koordinator Pelayanan Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang
Dalam melakukan tugasnya Koordinator Pelayanan Farmasi, bertanggung
jawab kepada Kepala Instalasi Farmasi langsung dalam hal sebagai berikut:
a. Menyusun, menelaah, dan menyeleksi serta mengolah data dalam rangka
perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi di TPO untuk pelayanan pasien.
b. Menyusun, menelaah dan menyeleksi serta mengolah data dalam rangka
perencanaan kebutuhan ATK, rumah tangga, dan kebutuhan TPO.
c. Menyiapkan data untuk pembuatan pembuatan laporan bulanan, triwulan,
semester, dan tahunan kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi di TPO.

37

d. Mengawasi dan memantau proses penyiapan perbekalan farmasi dibawah


koordinasinya.
e. Menyiapkan data untuk pembuatan laporan bulanan pemakaian obat narkotika
dan psikotropika di TPO.
f. Menyiapkan data untuk pembuatan laporan hasil pelaksanaan Stok Opname.
g. Meretur perbekalan farmasi yang tidak sesuai persyaratan atau sfesifikasi pada
proses permintaan obat ke gudang.
h. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan perbekalan farmasi dibawah
koordinasinya.
i. Mengkoordinasi penyelesaian masalah KTD, KNC, KPC.
j. Tindak lanjut terhadap, masalah yang berkaitan dengan pengelolaan perbekalan
farmasi di bawah koordinasinya.
k. Bimbingan pegawai baru atau mahasiswa PKL.
l. Membuat laporan kinerja staf Instalasi FarmasiRSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
m. Menyiapkan bahan dan data yang dibutuhkan untuk mengikuti rapat atau
pertemuan rutin Instalasi FarmasiRSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi Farmasi RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
3.5.8.4 Koordinator Farmasi Klinik
Palembang

RSUP

Dr.

Mohammad

Hoesin

Dalam melakukan tugasnya, bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi


Farmasi dalam hal sebagai berikut:
a. Melaksanakan pelayanan Farmasi Klinik, meliputi:
- Pengkajian dan pelayanan resep
- Penelusuran riwayat penggunaan obat
- Pelayanan Informasi Obat (PIO)
- Konsultasi dengan dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya
- Konseling
- Visite
- Pemantauan terapi obat
- Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
- Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
- Penanganan Sitostatik

38

b. Merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatankegiatan pelayanan Farmasi Klinik berdasarkan ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
c. Membantu Kepala Instalasi Farmasi dalam membuat kebijakan pelaksanaan
pelayanan farmasi klinik kepada pasien, kegiatan pendidikan dan pelatihan,
penelitian, dan pengembangan di lingkungan Instalasi Farmasi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
d. Berkerjasama dengan koordinator lainnya dalam upaya meningkatkan kualitas
dan kuantitas pelayanan profesi dibidang kefarmasian.
e. Membuat jadwal harian dan jadwal konseling Apoteker untuk pasien rawat
jalan.
f. Membantu Kepala Instalasi dalam berkoordinasi dengan Instalasi dan ruangan
lain atau dengan profesi lain untuk menunjang pelaksanaan farmasi klinik.
g. Membimbing dan mengarahkan Ketua Tim, TTK, dan Pramu Instalasi.
h. Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan farmasi klinik
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3.5.8.5 Koordinator Mutu dan Keselamatan RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
Dalam melakukan tugasnya, bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi
Farmasi dalam hal sebagai berikut:
a. Mengkoordinir penerapan peraturan

dan

kebijakan

mutu

pelayanan,

keselamatan pasien, K3 dan PPI yang berlaku di Instalasi Farmasi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
b. Mengkoordinir kegiatan yang terkait dengan peningkatan mutu pelayanan,
keselamatan pasien, K3, dan PPI di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang.

39

c. Melakukan pemantauan pelaksanaan pedoman pelayanan dan indikator unit


kerja.
d. Membantu Kepala Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
menentukan indikator mutu layanan yang akan digunakan di unit kerja tersebut
serta membuat panduan, kamus indikator, lembar kerja yang akan digunakan
terkait pemantauan indicator tersebut.
e. Melakukan rekapitulasi indikator mutu layanan kefarmasian.
f. Melakukan validasi data indikator mutu layanan dari kefarmasian.
g. Melakukan analisis data indikator mutu layanan kefarmasian serta membuat
kefarmasian trend data indikator mutu layanan.
h. Membantu Kepala Instalasi Farmasi dalam upaya perbaikan mutu layanan
secara berkelanjutan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang melalui
pendekatan system dan siklus P-D-C-A beserta dokumentasi bukti perbaikan
tersebut.
i. Membantu petugas, pasien, keluarga pasien yang melaporkan insiden untuk
mengisi form laporan insiden keselamatan pasien.
j. Melakukan pencatatan dan rekapitulasi insiden di setiap Instalasi Farmasi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
k. Melakukan investigasi sederhanana setiap ada laporan insiden keselamatan
pasien.
l. Membantu Kepala Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
melakukan

pemantauan terhadap upaya

penyelesaian

insiden beserta

mendokumentasikan bukti perbaikan.


m. Membantu Kepala Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
mendorong

terbentuknya

budaya

keselamatan

pasien,

khususnya

membudayakan pelaporan insiden.


n. Mendata dan membuat usulan pemeriksaan kesehantan berkala bagi pegawai
Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang serta berkoordinasi
dengan unit terkait untuk pelaksanaan dan hasil pemeriksaan kesehatan
pegawai awal, berkala, dan khusus.

40

o. Melakukan audit pelaksanaan SPO dan pedoman pelayanan lainnya di Instalasi


Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
p. Membantu Kepala Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
melakukan edukasi kepada setiap staf di unit kerja masing-masing terkait hasil
analisis dari mutu pelayanan, keselamatan pasien, K3, dan PPI.
q. Melakukan koordinasi dengan unit terkait di lingkungan RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang.
r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3.6 Manajemen Persediaan Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
adalah suatu siklus kegiatan yang dimulai dari pemilihan, perencanaan,
pengadaan,

penerimaan,

penyimpanan,

pendistribusian,

pemusnahan

dan

penarikan, pengendalian, administrasi serta pemantauan dan evaluasi yang


diperlukan bagi kegiatan pelayanan. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai di RSUPDr. Mohammad Hoesin Palembang telah
dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014.

3.6.1 Pemilihan
Pemilihan obat di rumah sakit merujuk kepada Formularium Nasional
(Fornas), Formularium Rumah Sakit, Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN),
Daftar Obat In-Healt (DOI). Penentuan pemilihan obat merupakan peran aktif
apoteker dalam Subkomite Farmasi dan Terapi yaitu dalam penyusunan
Formularium Rumah Sakit.
3.6.2 Perencanaan
Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang meliputi proses
41

pemilihan jenis, jumlah dan harga sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran untuk menghindari
kekosongan obat. Adapun perencanaan kebutuhan dapat dilakukan melalui
beberapa metode:
a. Metode konsumsi
Perhitungan kebutuhan dengan metode konsumsi didasarkan pada data
konsumsi sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai periode
yang lalu, dengan berbagai penyesuaian dan koreksi. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam rangka menghitung jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai yang dibutuhkan yaitu pengumpulan dan pengolahan
data dan perhitungan perkiraan kebutuhan obat.
b. Metode kombinasi
Berdasarkan kombinasi antara Metode Konsumsi, Metode ABC, dan
Metode VEN.
Perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi kemudian diteruskan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang akan menetapkan spesifikasi dan
harga perbekalan farmasi kemudian data perencanaan obat diserahkan PPK
kepada Unit Layanan Pengadaan (ULP).
3.6.3 Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui. Tujuan pengadaan adalah mendapatkan perbekalan
farmasi dengan harga yang layak dengan mutu yang baik, pengiriman barang
terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga dan
42

waktu yang berlebihan.


Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dilakukan dengan cara Pembelian dan
Produksi sendiri. Pengadaan dengan cara Pembelian yaitu secara Tender,
Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung, dan E-Purchasing.
3.6.3.1 Pembelian
Pembelian adalah rangkaian proses pengadaan untuk mendapatkan
perbekalan farmasi. Pembelian sediaan farmasi di Instalasi Farmasi di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin dibuat berdasarkan kebutuhan dari masing-masing TPO yang
dikumpulkan ke dalam buku pesanan obat atau alat kesehatan. Kepala Instalasi
Farmasi membuat data perencanaan obat, kemudian PPK meminta persetujuan
dari Pengguna Aggaran (PA). Setelah mendapat persetujuan dari (PA) RSUP Dr.
Mohammad Hoesin maka data perencanaan obat diserahkan kepada Unit Layanan
Pengadaan (ULP). kemudian ULP akan melakukan pengadaan baik secara tender,
pengadaan langsung/penunjukan langsung atau E-Purchasing. Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan bertugas menerimasediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai yang diadakan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP).
Terdapat 3 sistem pengadaan yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi RSUP
Dr. Mohammad Hoesin yaitu :
a. Tender
Pengadaan secara tender dilakukan untuk Alat Medis Habis Pakai, Bahan
Medis Habis Pakai, dan Non E-Katalog menggunakan dana APBN (Anggaran
Pendapatan Belanja Negara) dan BLU (Badan Layanan Umum) Rumah Sakit.
Pengadaan secara tender bernilai dibawah 200 juta rupiah.
b. Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung
Pembelian obat yang dilakukan melalui surat pesanan atau order dan
langsung ditujukan kepada distributor atau PBF. Pemesanan dilakukan dengan
cara memberikan surat pemesanan kepada salesmen atau melalui telepon.
43

c. E Purchasing
Sistem e purchasingoleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang dibuat oleh
Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah (LKPP) secara ephurcasing.
3.6.3.2 Produksi
Produksi perbekalan farmasi merupakan kegiatan membuat, merubah
bentuk, mengemas kembali sediaan farmasi steril atau non steril untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. RSUP Dr. Mohammad Hoesin
melaksanakan produksi sediaan steril dan sediaan non steril. Untuk produksi
sediaan steril dilakukan di TPO Kemoterapi yaitu rekonsiliasi obat-obat
kemoterapi dan untuk produksi sediaan non steril contohnya : kapsul KCL, kapsul
theopylin, serbuk PK, larutan carbol glycerin, larutan gliserin 50%, larutan kloral
hidrat 10%, larutan H2O2 3%, larutan acid salycil 0,1, larutan borax gliceryn,
natrium thiosulfat 25%, larutan rivanol, salep whitefield, salep salycil 3%, dan
lanolin.
3.6.4 Penerimaan
Penerimaan dilakukan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah,
mutu, waktu penyerahan dan harga tertera dalam kontrak atau surat pesanan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Harus sesuai dengan faktur/surat pengantar/pesanan barang (SPB).


Harus sesuai kontrak (SPK).
Memeriksakondisi fisik barang dan tanggal expired date minimal 2 tahun.
Bahan baku harus disertai sertifikat analisa.
Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet (MSDS).
Khusus untuk alat kesehatan/kedokteran harus mempunyai Certificate of
Origin.
Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai

yang diadakan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) dilaksanakan oleh Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP). Di dalam Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
44

(PPHP) telahterlibat tenaga apoteker. Setelah penerimaan barang kontrak/SPK


selesai dibuat berita acara penerimaan oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
(PPHP) untuk sistem pengadaan secara tender dan E-Purchasing. Untuk
pengadaan langsung dibuat SP dan Kuitansi. Penerimaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai yang diadakan langsung dilakukan melalui
gudang. Setiap penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai harus dientri ke komputer SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit).
3.6.5 Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Tujuan penyimpanan adalah :
a. Memelihara mutu sediaan farmasi
b. Menghindari penggunaan-penggunaan yang tidak bertanggungjawab.
c. Menjaga ketersediaan.
d. Memudahkan pencarian dan pengawasan.
Penyimpanan dilakukan untuk menyimpan dan memelihara mutu sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.Koordinator Persediaan
bertanggung jawab mengawasi penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai di gudang dan melaksanakan pengendalian serta
menentukan buffer stock sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai dengan ketentuan stock kebutuhan minimal yang ada digudang.
Di RSUP Dr. Mohammad Hoesin sudah berlaku sistem penyimpanan
dengan pemberian label khusus berdasarkan kategori obat, yaitu:
1.
LASA (Look Alike Sound Alike)
LASA (Look Alike Sound Alike) adalah istilah yang dipakai untuk obat yang
mempunyai nama, tampilan dan ucapan yang mirip.Penyimpanan obat Look Alike
Sound Alike (LASA) diberi jarak antara satu dengan yang lainnya dan diberi tanda
atau label khusus.. Untuk mempermudah agar selalu meningkatkan kehati-hatian
45

tenaga kefarmasian dalam mengambil obat di Dr. Mohammad Hoesin obat


berkategori LASA ditempatkan pada satu area namun untuk obat yang
mempunyai kemiripan diletakkan terpisah satu sama lain dengan cara
memisahkannya dengan obat lain yang berbeda. Stiker LASA berwarna kuning
cerah bertuliskan LASA. Contoh obat yang diberi label LASAdepakotedepakone, glucobay-glucodex dan piroxicam-piracetam.
2.
High Alert
Obat yang berkategori High Alert adalah obat yang menimbulkan cedera
jika terjadi kesalahan pengambilan dan pemberian, simpan ditempat khusus.
Misalnya :
a. Menyimpan cairan elektrolit pekat seperti KCL inj, heparin, warfarin, insulin,
kemoterapi, narkotik opiat dan neuromuscular blocking agents.
b. Kelompok obat antidiabetes sperti levemir dan novorapid jangan disimpan
tercampur dengan obat lain secara alfabetis, tetapi tempatkan secara terpisah.
Stiker obat ini berwarna merah dan bertuliskan High Alert. Kategori obat yang
diberi label High Alert yaitu:
a. Agonis adrenergic : epinefrin
b. Antagonis adrenergic : propanolol
c. Anastesi umum, inhalasi, intravena : Propofol, ketamin
d. Antiaritmia : lidokain, amiodarone
e. Antitrombotik (antikoagulan) termasuk warfarin, heparin intravena, trombolitik
f.
g.
h.
i.
j.
k.

(alteplase)
Obat-obat kemoterapi, parenteral, dan oral
Dextrose hipertonis 20%, dextrose 40%
Obat inotropik intravena : digoxin
Obat-obatan sedasi sedang intravena : midazolam
Obat-obatan sedasi sedang oral untuk anak-anak : kloralhidrat
Obat-obatan narkotika/opiate IV, transdermal dan oral termasuk cairan
konsentrat, formulasi, sustained, release : pethidin, fentanil, morfin,codein,

MST tablet, durogesic patch, codipront


l. Obat-obat Khusus seperti: insulin subcutan dan IV, KCl pekat untuk injeksi,
3.

NaCl untuk hipertonik > 0,9%.


Sitostatik

46

Adalah obat kanker yang mempunyai efek toksin dan perlu tindakan hatihati dalam penanganannya. Stiker obat ini berwarna ungu dan bertuliskan obat
kanker tangani dengan hati-hati. Contoh obat kanker yang diberi label ini yaitu
paxus dan brexel.
4.

Trolly Emergensi
Penyimpanan pada trolly emergensi diletakkan pada akses terdekat dan

selalu siap dipakai. Dipakai hanya untuk keadaaan emergensi dan setelah dipakai
petugas harus melapor untuk segera diganti. Obat pada trolly emergensi di cek
secara berkala apakah ada yang rusak atau kadaluarsa.
5.
Radio Aktif
Penyimpanan bahan radio aktif dilakukan di Instalasi Radiologi
6.

Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral disimpan pada suhu 2-8 C. Lemari pendingin harus di

kalibrasi secara berkala. Nutrisi parenteral tidak boleh disimpan pada suhu kamar.
7.

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Penyimpanan untuk bahan berbahaya dan beracun terpisah dari obat atau

sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai lainnya. Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) disimpan pada gudang B3. Pada gudang B3 terdapat
alat pemadam kebakaran untuk menanggulngi terjadinya kebakaran.
Metode penyimpanan dilakukan berdasarkan:
a.

Jenis sediaan farmasi,


alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.

b.

LASA

dan

High

Alert.
c.

Bentuk

sediaan

farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.


Disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First In First Out (FIFO)
dan First Expired First Out (FEFO).
47

Terdapat 4 gudang penyimpanan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin :


a.

Gudang Reguler
Gudang Reguler melayani permintaan obat dari TPO Rawat Inap, TPO

Rawat jalan, TPO Instalasi Bedah sentral meliputi TPO COT (Central Operation
Theater) atas dan bawah, TPO Graha Speasialis, TPO Brain and Heart Center,
TPO Instalasi Gawat Darurat atas/bawah, dan TPO Kemoterapi. Seluruh obat di
gudang reguler adalah obat bermerek dagang yang mengacu pada Formularium
Rumah Sakit. Penyimpanannya disusun berdasarkan alpabetis dan berdasarkan
bentuk sediaan, serta kategori obat (LASA, High Alert, Kanker) dan Nutrisi
Parenteral. Vaksin disimpan pada lemari es pada suhu 2 8 C yang dicek pada
pagi dan sore. Begitupun Suppositoria yang disimpan dalam lemari pendingin. Di
tiap gudang menerapkan prinsip FIFO (First In First Out) dan FEFO (First
Expired First Out). Suhu gudang terjaga dengan baik karena penggunaan AC.
Gudang reguler digunakan untuk pasien umum.
b.
Gudang BPJS
Gudang BPJS mulai berjalan sejak berlakunya era BPJS awal tahun 2014,
gudang ini merupakan gabungan dari gudang ASKES dan Jamkesmas. Gudang
BPJS melayani seluruh TPO sama seperti gudang lainnya. Sebagian besar obatobat di BPJS adalah obat generik, namun ada juga obat bermerek dagang dan obat
sitostatik (kanker) yang terdapat di e-katalogue. Pedomannya Formularium
Nasional. Penyimpanannya disusun berdasarkan alpabetis dan berdasarkan bentuk
sediaan, serta kategori obat (LASA, High Alert, Kanker). Untuk menghindari
kesalahan dalam pengambilan obat maka obat yang berkategori LASA seperti
asam traneksamat ampul yang memiliki dosis sediaan berbeda misalnya 250 mg
dan 500 mg, maka boleh diletakkan tidak berdampingan, dipisah oleh obat lain
agar tidak terjadi kesalahan pengambilan obat. Gudang BPJS melayani pasien
BPJS.
48

c.

Gudang kebutuhan Ruangan


Gudang ini melayani kebutuhan khusus ruangan yang menyediakan alat

kesehatan dan perlengkapan kesehatan seperti masker, underpad, handscoon dan


lain-lain untuk. Selain itu di ruangan ini terdapat lemari khusus menyimpan
narkotik dan psikotropika seperti codipront sirup, MST Continus, petidin injeksi
dan

lain-lain.

Suhu

gudang

terjaga

dengan

baik

karena

penggunaan

AC.Penyimpanan narkotika dilakukan di dalam lemari khusus dengan sistem


double lock menggunakan 2 kunci yang disimpan oleh 2 orang yaitu oleh apoteker
dan petugas yang telah diberi wewenang.
d.
Gudang B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Di gudang ini adalah tempat memproduksi sediaan non steril yang akan
didistribusikan ke TPO, contohnya KCL kapsul, aminopilin, larutan H2O2 dan
lain-lain. Ruangan ini digunakan sebagai tempat penyimpanan etanol dan eter
dalam jerigen. Selain itu, tempat penyimpanan bahan baku serta alat untuk
produksi, contohnya serbuk KCL, gliserin dan alatnya kapas, alat pengisi kapsul.
Untuk menanggulangi apabila terjadi kebakaran, di gudang farmasi terdapat alat
pemadam kebakaran.
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
telah aman dalam hal kestabilan dan terhindar dari kehilangan, suhu dimana
ruangan penyimpanan 15-25 C, dan lemari pendingin 2-8C dan kelembaban
ruangan 45-55%. Dilakukan pengecekan suhu dan kelembaban ruangan
penyimpanan setiap pagi dan sore hari dan data yang diperoleh dibuat dalam
bentuk grafik.
3.6.6 Distribusi Perbekalan Farmasi

49

Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah


sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan
rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
Tujuan pendistribusian adalah tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit
pelayanan secara tepat waktu, jenis dan jumlah.
Distribusi perbekalan farmasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin ada empat
sistem :
a. Distribusi dari instalasi farmasi ke TPO
Sistem distribusi obat dan alat kesehatan dari instalasi farmasi ke TPO
menggunakan sistem disentralisasi yaitu pelayanan resep atau obat diapotek satelit
yang ada diunit masing-masing bagian atau instalasi. Penyaluran obat dari
instalasi farmasi ke masing-masing TPO disesuaikan dengan kebutuhan dan
permintaan obat menggunakan sistem informasi manajemen (SIRS) secara online
sehingga efesien dan efektif. Kemudian yang mengambil obat ke gudang instalasi
farmasi adalah tenaga teknis kefarmasian masing-masing TPO. Distribusi obat di
RSUP Dr. Mohammad Hoesin menggunakan sistem satu pintu artinya bahwa
rumah sakit memiliki kebijakan kefarmasian termasuk dalam pembuatan
formularium pengadaan dan pendistribusian alat kesehatan, sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai yang bertujuan untuk mengutamakan kepentingan pasien
dilakukan oleh instalasi farmasi.
Cara distribusi narkotika dan psikotropika ke TPO sama dengan
pendistribusian obat-obat lainnya. Narkotika dan psikotropika dientri secara
komputerisasi ke gudang untuk dipesan, lalu pihak gudang akan memberikan
faktur tanda bukti penyerahan obat untuk ditandatangani dan obat akan diberikan
kepada tenaga teknis kefarmasian TPO tersebut.
b. Distribusi dari TPO ke ruang perawatan
Pendistribusian obat dan alat kesehatan dari TPO ke bangsal dilakukan
dengan cara One Day Dose Dispensing (ODDD). Pemberian obat secara ODDD
hanya khusus untuk pasien rawat inap. Dalam sistem ini dokter menuliskan resep
50

untuk pasien rawat inap yang berlaku untuk tiga hari namun dalam obat yang
diberikan ke pasien dilakukan perhari. Obat tersebut diantarkan di tiap-tiap ruang
perawatan rumah sakit sesuai dengan resep oleh tenaga teknis kefarmasian di
masing-masing TPO. Cara ini dilakukan di TPO rawat inap, TPO brain heart
center, TPO COT atas(operasi) dan COT bawah.
c. Sistem resep perorangan
Sistem resep perorangan adalah resep yang ditulis dokter langsung untuk
tiap pasien. Dalam sistem ini perbekalan farmasi disiapkan dan didistribusikan
oleh tenaga teknis kefarmasian sesuai dengan resep. Sistem ini dilakukan oleh
TPO graha spesialis dan TPO rawat jalan. Pasien membawa resep dari dokter dan
memberikan kepada petugas farmasi di TPO tersebut dan obat langsung dapat
diterima oleh pasien. Tetapi untuk TPO kemoterapi, perawat akan membawa resep
obat yang akan dicampurkan untuk pasien kemoterapi, petugas farmasi akan
menyiapkan obat, obat akan didistribusikan.
Cara distribusi individual dari TPO langsung ke dokter dilakukan oleh TPO
instalasi gawat darurat dan TPO COT atas (operasi) dan COT bawah (ICU, PICU,
NICU). Dokter menulis obat dan alat kesehatan di kartu instruksi medis dan
mendapatkan obat serta alat kesehatan secara langsung untuk keperluan pasien,
apabila pasien akan pindah ruangan kartu instruksi medis akan diberikan kepada
pasien. Kemudian apabila pasien pulang, kartu instruksi medis tersebut diberikan
ke administrasi dan pasien membayar obat di kasir lalu mendapatkan obat lanjutan
di TPO instalasi gawat darurat.
3.6.7 Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai
Pemusnahan dan penarikan dilakukan untuk menjamin sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai yang sudah tidak memenuhi syarat untuk
dikelola sesuai dengan standar yang berlaku. Adanya pemusnahan dan penarikan
51

akan mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi resiko terjadinya


penggunaan obat yang substandar.
Penarikan dilakukan untuk produk yang izin edarnya telah dicabut oleh
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), produk yang telah expired date
serta produk recall. Rumah sakit telah mempunyai sistem pencatatan mekanisme
retur ke distributor/supplier terhadap kegiatan pemusnahan dan penarikan
tersebut.
3.6.8 Pengendalian
Adapun kegiatan pengendalian di rumah sakit adalah:
a. Memperkirakan atau menghitung jumlah pemakaian rata-rata per periode
distribusi.
b.
b. Menentukan stok optimum, stok pengaman dan menentukan waktu tunggu
(lead time).
c. Melakukan kegiatan stock opname setiap bulannya.
3.6.9 Administrasi
Administrasi sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan manajemen sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta penyusunan laporan
yang berkaitan dengan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai secara rutin dalam periode bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan.
a. Pencatatan perbekalan farmasi di gudang
Pencatatan perbekalan farmasi secara umum dilakukan masing-masing
gudang, yang mencatat adalah petugas gudang. Pada saat barang masuk dan
barang keluar dicatat di kartu stok masing-masing obat. Apabila masing-masing
TPO memesan obat maka secara otomatis jumlah obat akan berkurang
dikomputer, yang nantinya akan disamakan dengan kartu stok. Untuk obat yang

52

diretur dari TPO ke gudang, petugas di gudang akan menambahkan jumlah obat
ke komputer secara manual.
b. Pencatatan perbekalan farmasi di TPO
Semua TPO tidak menggunakan kartu stok, namun menggunakan sistem
informasi manajemen (SIRS) secara otomatis apabila obat dikeluarkan untuk
pasien, maka jumlah obat akan berkurang di komputer. Jadi sebelum resep
dikerjakan, petugas terlebih dahulu akan memeriksa ketersediaan obat serta
mengentry obat yang dikeluarkan.
c.

Pelaporan narkotika
Seluruh resep atau copy resep narkotika tiap-tiap TPO akan dikumpulkan

dan diberikan ke gudang logistik dan dilaporkan ke Dinkes Provinsi, Dinkes Kota
dan BPOM.
Tujuan administrasi dan pelaporan:
a.
b.
c.
d.
e.

Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi


Tersedianya informasi yang akurat
Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan
Mendapat data/laporan yang lengkap untuk membuat perencanaan
Agar anggaran yang tersedia untuk pelayanan dan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai dapat dikelola secara efisien dan
efektif.

3.6.10 Proses Pelayanan Obat atas Resep Dokter di Setiap Tempat Pelayanan
Obat di Rumah Sakit RSUP Moh. Hoesin Palembang
Tempat pelayanan obat (TPO) adalah suatu tempat melakukan pekerjaan dan
kegiatan kefarmasian yang meliputi peracikan, penyimpanan, pengemasan,
pemberian obat atau alkes dan pelayanan kefarmasian lainnya. Keberhasilan
pengobatan pasien sangat bergantung dari proses pelayanan obat, karena di TPO
tenaga farmasi dapat berkomunikasi langsung dengan pasien. Interkasi yang baik
antara petugas kesehatan dan pasien akan sangat membantu terlaksananya
53

kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat yang benar dan tepat. Instalasi
farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin memiliki tempat pelayanan obat (TPO)
antara lain TPO rawat inap, TPO rawat jalan, TPO instalasi bedah sentral (COT
atas dan bawah), TPO graha spesialis, TPO IRD, TPO OK IRD, TPO BHC, dan
TPO kemoterapi. Proses pelayanan obat di masing-masing TPO berbeda satu
sama lain, karena masing-masing TPO memiliki fungsi tersendiri sesuai tempat
dan situasi pasien yang dilayani. Berikut adalah uraian masing-masing TPO RSUP
Dr. Mohammad Hoesin :
3.6.10.1 TPO Rawat Inap
TPO rawat inp RSUP Moh. Hoesin terletak besebelahan dengan TPO
Kemoterapi dan di depan ruang kemoterapi terpadu. TPO ini melayani obat dan
alat kesehatan

untuk seluruh pasien rawat inap baik BPJS maupun umum.

Pelayanan obat dan alat kesehatan di TPO ini dilakukan oleh petugas unit dose
dengan cara mengantarkan langsung obat dan alat kesehatan keruang perawat
berdasarkan resep. Alur penyerahan resep dari pasien hingga penyerahan obat
kepada pasien yaitu: Resep diambil diruang perawatan atau dibawa perawat atau
melalui telepon untuk keadaan darurat, obat tersebut akan dientry kekomputer,
setelah itu obat akan disiapkan dan diberi etiket dan diberi label sesuai ruangan
misalnya Yasmin D, kemudian obat diantarkan ke post perawat, kartu instruksi
medis ditandatangani oleh pasien dan obat diserahkan kepada pasien.
3.6.10.2 TPO Rawat Jalan
TPO Rawat jalan RSUP Moh. Hoesin terletak di bagian dalam setelah
ruang pendaftaran pasien BPJS, bersebelahan dengan tempat pendaftaran pasien
yang akan melakukan cek laboratorium. TPO ini melayani obat

dan alat

kesehatan untuk pasien rawat jalan yang terdaftar dalam program BPJS. TPO ini
tidak melayani pasien selama 24 jam. Tahapan dari penyerahan obat di TPO rawat
54

jalan adalah pasien menyerahkan resep kepada petugas farmasi, kemudian petugas
farmasi akan mengentry obat tersebut khusus untuk obat 30 hari untuk melihat
obat yang diambil sudah jadwal atau belum untuk obat satu minggu tidak dientry,
kemudian petugas lain akan menyiapkan etiket, dan petugas lainnya akan
menyiapkan obat tersebut, obat tersebut akan di cek kembali untuk menghindari
kesalahan, yang terakhir obat akan diserahkan kepada pasien beserta informasi.
3.6.10.3 TPO Graha Spesialis
TPO graha spesialis terletak dibangunan Instalasi Graha Spesialis lantai
1, berada disebelah kiri pintu masuk graha spesialis. TPO ini merupakan tempat
melayani obat dan alat kesehatan sesuai resep dokter spesialis yang
pembayarannya dilakukan secara tunai dengan jaminan perusahaan pasien. Pasien
yang dilayani adalah pasien yang mempunyai jaminan kesehatan tempat pasien
dan keluarga pasien bekerja. Contohnya jaminan kesehatan In Health, jaminan
kesehatan PT. Bukit Asam. Alur penyerahan resep kepada pasien hingga
penyerahan obat adalah sebagai berikut : Pasien obat membawa resep dari dokter
kemudian obat akan dicek apakah ada atau tidak atau diganti dengan obat yang
khasiatnya sama, setelah itu obat diresep tersebut akan di entry ke komputer, dan
memberitahukan biaya sekaligus menayakan kepada pasien apakah obatnya mau
diambil dengan harga segitu atau tidak. Setelah persetujuan maka petugas farmasi
akan memberikan nomor antrian dan menunggu obat tesebut, kemudian obat akan
diserahkan kepada pasien disertai informasi.
3.6.10.4 TPO Instalasi Rawat Darurat
TPO instalasi rawat darurat terletak dilantai pertama gedung unit gawat
darurat. TPO ini adalah tempat atau pengambilan obat dan alat kesehatan untuk
55

pasien yang membutuhkan pertolongan pertama dan cepat. TPO ini buka 24 jam,
melayani obat dan alat kesehatan secara tunai dan kredit serta dapat melayani
permintaan obat dengan resep maupun kartu instruksi medis. Alur penyerahan
obat di TPO instalasi rawat darurat adalah sebagai berikut :

Pasien datang

diperiksa dan diberikan tindakan medis oleh dokter, kemudian dokter akan
menuliskan obat dan alat kesehatan yang diperlukan di buku khusus bedah, obgyn
dll, setiap obat akan dientry ke komputer. Setelah pasien selesai menjalani operasi,
kartu instruksi medis diambil dan dibawa untuk prose pemindahan kamar, khusus
untuk pasien yang tidak akan menjalani rawat inap maka KIM akan diminta di
TPO instalasi rawat darurat dan akan dibayar dibagian administrasi.

3.6.10.5 TPO Brain Heart Center (BHC)


TPO BHC RSUP Moh. Hoesin berada di gedung Brain Heart Center
bersebelahan dengan gedung graha spesialis, TPO BHC terletak dibagian depan
sebelah kiri pintu masuk gedung BHC. TPO ini melayani obat dan alat kesehatan
untuk pasien dengan keluhan jantung dan saraf otak atau biasa disebut Neurogical
Heart Care Unit (NHCU) Alur penyerahan obat di TPO brain heart centeradalah
sebagai berikut: Resep biasanya akan diantarkan oleh perawat dalam bentuk
kotak-kotak dan obat akan disiapkan oleh petugas farmasi, ditulis etiket dan
ditempatkan sesuai dengan ruangan pasien tersebut diwadah yang telah disiapkan
kemudian petugas akan mengisi catatan pemakain perbekalan farmasi (CPPF),
sedangkan kartu instruksi medis akan dibawa ke post perawat yang selanjutnya
akan dicek kesesuian obat dengan resep kemudian diparaf dan akan diambil
kembali oleh petugas farmasi TPO brain heart center.
56

3.6.10.6 TPO Instalasi Bedah Sentral atau COT (Central Operating Theater)
TPO Instalasi bedah sentral RSUP Moh. Hoesin teletak didalam gedung
yang terdiri dari dua lantai, COT bawah berada di lantai satu gedung dan COT
atas berada di lantai dua. TPO bedah sentral adalah tempat pengambilan obat dan
alat kesehatan yang dibutuhkan selama operasi pembedahan. TPO ini melayani
obat atau alat kesehatan selama 24 jam serta yang dibutuhkan berdasarkan kartu
instruksi medis, penggunaan obat selama operasi yang belum tertulis dalam kartu
instruksi medis akan diberitahukan kepada keluarga pasien setelah operasi
dilakukan. TPO bedah sentral terbagi dua yaitu : COT atas dan bawah.
a. TPO COT atas
TPO COT atas berada pada lantai 2 di dalam ruang bedah central. Alur
penyerahan resep sampai penyerahan obat di COT atas adalah sebagai berikut :
dokter datang menulis obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan untuk operasi
dikartu instruksi medis lalu obat diambil dan diserahkan kepada dokter, setelah
pasien selesai operasi dan pindah ruangan, kartu instruksi medis dicek dan
dipisahkan untuk dibawa ke COT bawah untuk dibayar di adminitrasi.
b. TPO COT bawah
TPO COT bawah berada di lantai satu bersebelahan dengan Instalasi
CSSD dan berada didepan ruang ICU. Alur penyerahan resep sampai penyerahan
obat di COT bawah adalah sebagai berikut : Dokter menulis resep dan
memberikannya kepada tenaga teknis kefarmasian. Obat disiapkan, ditulis etiket,
dikemas dan diberi label sesuai dengan ruangan dan nama pasien. Resep dan obat
kemudian dicek apabila telah sesuai maka akan segera di paraf.

57

3.6.10.7 TPO Kemoterapi


TPO kemoterapi berada didepan ruang perawatan kemoterapi terpadu
dan bersebelahan dengan TPO rawat inap. TPO Kemoterapi adalah tempat
pengambilan obat khusus untuk pencampuran obat sitostatika.Alur penyerahan
resep sampai penyerahan obat di TPO kemoterapi adalah sebagai berikut: Resep
masuk ke TPO melalui perawat masing-masing bangsal, petugas akan mengambil
obat-obat dan cairan sesuai resep, menuliskannya di catatan pemakaian
perbekalan farmasi (CPPF), lalu membuat etiket per paket dan per obat. Setelah
siap obat dan cairan dimasukkan ke kotak sesuai bangsal, dan dimasukkan ke
ruangan pencampuran. Petugas akan melaksanakan pencampuran diruangan
khusus, dengan menggunakan alat pelindung diri khusus.
3.6.11 Pelayanan farmasi klinik
3.6.11.1 Pengkajian dan pelayanan resep
Pengkajian dan pelayanan resep di RSUP Dr. Mohammad Hoesin untuk
pasien rawat inap dilakukan oleh TPO Rawat Inap. Sedangkan untuk pasien rawat
jalan dilayani TPO Rawat Jalan. Apoteker melakukan pengkajian resep sesuai
persyaratan administrasi (nama, umur, jenis kelamin, berat badan pasien, nama
dokter, paraf dokter, tanggal resep dan ruangan/unit asal resep), persyaratan
farmasetik (bentuk dan kekuatan sediaan, dosis dan jumlah obat, stabilitas dan
ketersediaan, aturan dan cara pemakaian) dan persyaratan klinis (ketepatan
indikasi, dosis dan waktu pemberian, duplikasi pengobatan, alergi, interaksi dan
ESO, kontra indikasi dan efek aditif) baik untuk pasien rawat inap maupun rawat
jalan. Setelah resep ditelaah oleh apoteker, bila ditemukan masalah terkait obat
apoteker mengkonsultasikan kepada dokter penulis resep. Untuk resep yang tidak
58

tepat akan dicatat pada lembar telaah lalu diarsipkan di setiap unit.
3.6.11.2 Penelusuran riwayat penggunaan obat
Penelusuran

riwayat

penggunaan

obat

merupakan

proses

untuk

mendapatkan informasi mengenai seluruh Obat/Sediaan Farmasi lainyang pernah


dan sedang digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau
data rekam medik/pencatatan penggunaan obat pasien.
Penelusuran riwayat penggunaan obat di dilakukan dengan melihat Catatan
Penggunaan Perbekalan Farmasidan wawancara langsung dengan pasien.
3.6.11.3 Rekonsiliasi obat
Rekonsiliasi obat di RSUP Dr. Mohammad Hoesin dilakukan oleh dokter
pada saat asesemen awal pasien rawat inap, dokter mengidentifikasi apakah pasien
membawa obat dari luar yang sedang digunakan (obat dari rumah sakit
sebelumnya) untuk mencegah terjadinya kesalahan pengobatan pada pemindahan
pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain, dan untuk antar ruang perawatan
dokter menuliskan obat yang telah digunakan pada form transfer pasien. Jika
pasien membawa obat dari luar petugas TTK menuliskan pada form Rekonsiliasi
Obat.
3.6.11.4 Pelayanan informasi obat
Pelayanan informasi obat (PIO) di RSUP Dr. Mohammad Hoesin adalah
pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara
akurat tentang obat kepada profesi kesehatan lainnya dan pasien, baik pasien
rawat inap maupun pasien rawat jalan, Salah satu kegiatan PIO yang telah
dilaksanakan yaitu melalui penyuluhan, dimana penyuluhan di RSUP Dr.
59

Mohammad Hoesin dikoordinasikan dengan PKRS.


3.6.11.5 Konseling
Konseling merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi dan penyelesaian
masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat pasien
rawat jalan maupun rawat inap. Pelaksanaan konseling di rawat inap RSUP Dr.
Mohammad Hoesinbaru dilaksanakan sebagian yaitu pada pasien anak di ruang
perawatan Kemuning lantai I dan II , sedangkan konseling untuk pasien rawat
jalan dilakukan di ruang konseling TPO Rawat Jalan.
3.6.11.6 Visite
Visite dilakukan oleh Apoteker dengan melihat terapi pengobatan pasien
dari Catatan Perkembangan Terintegrasi dan mengisi Formulir Edukasi
Multidisplin RSUP Dr. Mohammad Hoesin pada kolom farmasi. Apoteker
menjelaskan kepada pasien nama obat dan kegunaannya, aturan pemakaian, dosis
yang diberikan dan efek samping obat.
3.6.11.7 Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan terapi obat dilakukan bersamaan dengan visite untuk
memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien.
3.6.11.8 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Kegiatan monitoring efek samping obat di RSUP Dr. Mohammad
Hoesindilakukan oleh farmasi klinis bersamaan dengan kegiatan visite. Agar
MESO di RSUP Dr. Mohammad Hoesindapat terjangkau seluruhnya, maka
farmasi klinis melatih kepala ruangan untuk memantau Efek Samping Obat (ESO)
di ruangan masing-masing. Bila tenaga kesehatan menemukan Efek Samping
Obat (ESO) yang tidak lazim, maka dilaporkan ke koordinator keselamatan,
kemudian farmasi klinis akan berkolaborasi dengan dokter yang menangani pasien
tersebut dan jika kasus yang didapat ternyata memang Efek Samping Obat (ESO)
yang tidak lazim dan berbahaya, maka informasi tersebut akan dicatat dalam
formulir Efek Samping Obat (ESO) dan selanjutnya dikirim ke pusat MESO
60

Nasional melalui PFT.

Kemudian petugas farmasi akan mencatat manifestasi Efek Samping Obat


(ESO) pada rekam medis pasien dan menempelkan stiker alergi obat pada rekam
medik dalam catatan perkembangan terintegrasi dan sampul depan status pasien.
Adapun jenis MESO yang dilaporkan adalah:
a.

Setiap reaksi efek samping yang dicurigai akibat obat, terutama efek samping

b.
c.

yang selama ini belum pernah terjadi


Setiap reaksi efek samping yang dicurigai akibat interaksi obat
Setiap reaksi efek samping obat yang serius

3.11.9 Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)


Evaluasi penggunaan obat dilakukan tiap kurun waktu untuk mengetahui
pola penggunaan obat di RSUP Dr. Mohammad Hoesin.
3.11.10 Dispensing Sediaan Steril
Dispensing sediaan merupakan kegiatan pelayanan yang di mulai dari tahap
validasi, interpretasi, menyiapkan/meracik obat, memberikan label/etiket,
penyerahan obat dengan pemberian informasi obat yang memadai di sertai
dokumentasi. Dispensing sediaan khusus meliputi pencampuran obat kemoterapi,
pencampuran obat suntik dan penyiapan nutrisi parenteral.
Penanganan sediaan sitostatika seperti pencampuran sitostatika di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin telah dilakukan oleh farmasi, yaitu Apoteker dan TTK yang
terlatih dan telah mmemiliki sertifikat.Sedangkan untuk dispensing pencampuran
obat suntik non sitostatika dan nutrisi parenteral dilakukan oleh perawat.

61

3.11.11 Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah


Pemantauan kadar obat dalam darah di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
belum dilakukan.
3.11.12 Central Sterilized Supply Department (CSSD)
Instalasi Cental Sterilized Supply Departement (CSSD) atau sterilisasi
pusat adalah satu unit kerja yang merupakan fasilitas penyelenggaraan dan
kegiatan pelayanan kebutuhan steril.
Peranan CSSD di Rumah Sakit bertujuan untuk:
a. Mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah
mengalami pencucian, pengemasan dan strelisisasi dengan sempurna
b. Mengurangi penyebaran kuman di lingkungan Rumah Sakit, menyediakan
dan menjamin kualitas hasil strerilisasi terhadap produk yang dihasilkan
Pelayanan sterilisasi adalah kegiatan memproses semua bahan, peralatan
dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelayanan medik di rumah sakit, mulai
dari perencanaan, pengadaan, pencucian, pengemasan, pemberian tanda, proses
sterilisasi, penyimpanan dan penyalurannya untuk memenuhi kebutuhan rumah
sakit.
Instalasi CSSD di RSUP Dr. Mohammad Hosein Palembang dikepalai oleh
seorang

Ners.

Kepala

mengkoordinasikan,

instalasi

mengatur

dan

mempunyai
mengawasi

tugas
seluruh

menyelenggarakan,
kegiatan

dalam

perencanaan dan pemenuhan kebutuhan CSSD, menyelenggarakan sterilisasi dan


pelayanan kepada unit-unit lain yang membutuhkan perlengkapan steril,
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam bidang sterilisasi.
Standar gedung yang harus dipedomani yaitu sistem satu arah. Sehingga
diharapkan mencegah kontaminasi silang yang mungkin dapat terjadi. Ruangan
yang tersedia di instalasi sterilisasi pusat terdiri dari ruang kepala intsalasi CSSD,
62

ruang administrasi, ruang kotor (dekontaminasi), ruang produksi, ruang sterilisasi,


ruang distribusi dan ruang bersih.
Alur kerja yang terjadi di CSSD yaitu:
a.
Penerimaan alat-alat yang perlu disterilkan dari unit-unit diloket penerimaan
b.

melalui pintu ruang dekontaminasi.


Masuk ruang dekontaminasi, alat akan dicuci dan dibersihkan baik secara

c.

manual atau menggunakan mesin washray.


Menuju ruang bersih, disini alat akan dikemas, diberi label dan indikator

d.
e.

eksternal yang tertuliskan tanggal sterilisasi dan expire date.


Dilakukan proses sterilisasi
Alat yang sudah disterilisasi akan masuk ke ruang steril dan indikatornya
akan berubah warna menjadi warna hitam dan disimpan disana sebelum

a.

b.

digunakan.
Cara sterilisasi ada dua macam, yaitu:
Sterilisasi suhu tinggi ( 134oC)
Dengan stim uap air bertekanan tinggi yang digunakan untuk alat-alat yang
tahan terhadap suhu panas seperti logam, kain katun yang tahan panas, dll.
Sterilisasi suhu rendah (50o 60oC)
Prinsip kerjanya memakai sterilan. Digunakan untuk alat-alat yang tidak
tahan panas seperti eriosable. Sterilisasi suhu rendah menggunakan reagen
sebagai sterilan yaitu Etylen Oxyd.
Sterilan harus ada jaminan dapat mensterilkan bahan/alat yang telah

disterilkan benar-benar steril. Untuk menjamin steril alat/bahan diperlukan


mekanisme yang ketat. Oleh karena itu, perlu melakukan proses monitoring
proses sterilisasi. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk kontrol kualitas adalah :
a. Pemberian nomor lot pada setiap kemasan
b. Data mesin sterilisasi
c. Waktu expired date
Pemantauan proses sterilisasi secara rutin dilakukan dengan indikator
sterilisasi terdiri dari:

63

a.

Indikator mekanik adalah bagian dari instrument mesin sterilisasi dengan


sistem steam seperti indikator suhu dan tekanan yang menunjukkan alat

b.

sterilisasi bekerja dengan baik.


Indikator kimia adalah indikator yang menandai terjadinya paparan sterilisasi
pada obyek yang disterilkan, dengan adanya perubahan warna.Indikator kimia
yang digunakan yaitu indikator eksternal (autoclave tape), indikator internal

c.

(comply).
Indikator Bowie-Dick.Indikator ini hanya digunakan untuk sterilisasi

d.

uap.Dilakukan 1x sehari.
Indikator biologiadalah sediaan berisi populasi mikroorganisme spesifik
dalam bentuk spora yang bersifat resisten terhadap beberapa parameter yang

e.

terkontrol dan terukur dalam suatu proses sterilisasi tertentu.


Indikator mikrobiologi berkaitan dengan expired date instrumen yang
mengalami proses sterilisasi. Contohnya kassa setelah dilakukan uji
mikrobiologi expired datebisa sampai tiga bulan dengan syarat disimpan di
lemari tertutup, terpisah dari alat-alat lain dan penyimpanannya di suhu sejuk.
Barang/alat yang telah disterilkan di Instalasi CSSD RSUPH. Adam

Malikmempunyai waktu expire date selama tujuh hari. Namun setelah diuji
mikrobiologi selama tiga bulan masih bebas dari mikroorganisme.
3.11.12 International Patient safety Goal (IPSG)
a. Identifikasi pasien dengan benar.
Identifikasi pasien di RSUP Dr. Mohammad Hoesin dilakukan dengan
pemeriksaan minimal 3 identitas yaitu nama dengan 2 suku kata, tanggal lahir
pasien, dan nomor rekam medik.
b. Peningkatan Komunikasi yang Efektif

64

Peningkatan

Komunikasi

Efektif

dilakukan

petugas

farmasi

mengkonfirmasi dalam 24 jam dengan penulisan order/resep oleh pemberi obat


(dokter). Petugas farmasi melakukan cek ulang untuk order via telpon (write back,
read back, repeat back).
c. Peningkatan Keamanan obat yang perlu diwaspadai
Dilakukan pemyimpanan yang sesuai untuk obat-obat yang perlu perhatian
khusus, seperti Obat High Alert, Obat LASA.
d. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
Prosedur yang dilakukan harus selalu berdasarkan SPO yang telah dibuat
dan disepakakti dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang agar dapat
memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien. Hal ini lebih diutamakan
untuk pasien operasi.
e. Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
Salah satu yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko infeksi
selalu menjaga kebersihan tangan sesuai standar WHO, sebelum berinteraksi
dengan pasien dan setelah berinteraksi dengan pasien.
f. Mengurangi resiko pasien jatuh
Pengurangan resiko pasien jatuh di RSUP Dr. Mohammad Hoesin sudah
dilakukan dengan baik yaitu dengan penandaan gelang berwarna kuning kepada
pasien yang memiliki resiko jatuh.

65

Anda mungkin juga menyukai