TINJAUAN KHUSUS
3.1 Identifikasi Rumah Sakit
Nama Rumah Sakit
: RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Kode Rumah Sakit
: 167.1013
Direktur Utama
: Dr. H. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH
Alamat
: Jl. Jend. Sudirman Km 3,5 Palembang
Kecamatan/Kota
: Ilir Timur 1 / Palembang
Kode/Telepon/Faximile
: 0711.354088 (Hunting)
Faximile
: 0711.351318
E-mail
: humas@rsmh.co.id
Kelas Rumah Sakit
: Kelas A Pendidikan / SK Menkes. No.634/12 Sep
Luas Tanah
Tahun Pembangunan
Tahun Operasional
2009
: 208.455 m2
: 1953
: 1957
istilah
Perjan.
Saat
ini
berdasarkan
SK
Permenkes
RI
No.
kepada
kepentingan masyarakat.
b. Meningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang
kesehatan.
c. Menghasilkan tenaga dokter umum, spesialis dan sub spesialis serta tenaga
keperawatan yang berkualitas dan bermoral tinggi.
3.3.4 Fungsi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Fungsi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang adalah:
a. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif secara paripurna.
b. Pengembangan pelayanan, pendidikan dan penelitian
di
bidang
31
Keperawatan, Komite Mutu dan Keselamatan, Komite Etik dan Hukum RS,
Sekretariat Direksi, serta Unit Layanan Pengadaan (ULP).
Direktur Medik dan Keperawatan membawahi bidang pelayanan medik,
bidang pelayanan keperawatan, dan bidang fasilitas pelayanan medik serta
membawahi departemen bedah, penyakit dalam, kesehatan anak, kebidanan dan
kandungan, THT, neurologi, mata, dermatologi dan venereologi, anastesi dan
terapi intensif, radiologi, patologi klinik, patologi anatomi, kedokteran forensik,
gigi dan mulut, jiwa, rehabilitas medik, mikrobilogi klinik. Selain itu, membawahi
instalasi seperti gawat darurat, rawat jalan, graha spesialis, brain dan heart center,
rawat intensif, bedah sentral, hemodialisis, rawat inap, rehabilitasi medic, rekam
medik, radiologi, patologi klinik dan mikrobiologi, patologi anatomi, pemulasaran
jenazah dan kerohanian, pemeliharaan sarana medik, pelayanan pelanggan dan
PKRS, dan rujukan nasional.
Direktur Umum, SDM dan pendidikan membawahi bagian umum, bagian
SDM, bagian pendidikan dan penelitian serta membawahi beberapa instalasi, yaitu
farmasi, gizi, pemeliharaan sarana non medik, pendidikan dan pelatihan,
sterilisasi, loundry, performa dan pertamanan, keamanan dan sanitasi.
Direktur Keuangan membawahi bagian perencanaan dan anggaran, bagian
perbendaharaan dan mobilisasi dana, bagian akuntansi, Instalasi Sistem Informasi
Rumah Sakit, serta Instalasi Pasien Jaminan.
3.5 Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
3.5.1 Falsafah Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang optimal dan terpadu,
berorientasi kepada penyembuhan pasien dengan penyediaan obat yang bermutu,
rasional dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.
3.5.2 Visi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Menjadi pusat pelayanan farmasi, pendidikan dan penelitian yang terbaik
dan bermutu Nasionalbertaraf internasional tahun 2019.
32
farmasi
yaitu
perencanaan,
pengadaan,
penyimpanan,
35
s. Memberikan saran atau masukan dan berkonsultasi dengan pimpinan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang untuk kelancaran tugas Instalasi Farmasi RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
t. Melakukan Koordinasi dengan unit kerja lain di lingkungan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
u. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3.5.8.2 Koordinator Persediaan Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang
Dalam melakukan tugasnya, bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi
Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dengan tugas sebagai berikut:
a. Menyusun dan mengolah data dalam rangka perencanaan kebutuhan
perbekalan farmasi untuk harian, bulanan, triwulan, semester, dan tahunan.
b. Menyusun dan mengolah data dalam rangka perencanaan kebutuhan ATK,
rumah tangga, kebutuhan logistik, dan lain-lainnya untuk harian, bulanan,
triwulan, semester, dan tahunan.
c. Menelaah, menyeleksi, dan memilih jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang
akan dipesan.
d. Menelaah, menyeleksi, dan memilih permintaan ATK, rumah tangga, dan lainlainnya.
e. Membuat surat pesanan pembelian langsung perbekalan farmasi.
f. Meretur perbekalan farmasi yang tidak sesuai persyaratan atau spesifikasi pada
proses pengadaan.
g. Menerima, menyimpan, dan mendistribusikan perbekalan farmasi.
h. Membuat jadwal penghapusan perbekalan farmasi, jika dilakukan proses
penghapusan perbekalan farmasi.
i. Memeriksa jurnal pembuatan obat di produksi Instalasi Farmasi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
j. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan perbekalan farmasi.
k. Membuat laporan bulanan, triwulan, semester, dan tahunan kegiatan
pengelolaan perbekalan farmasi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang.
l. Membuat laporan bulanan pemakaian obat narkotika.
m. Membuat laporan bulanan pemakaian obat generik.
36
37
RSUP
Dr.
Mohammad
Hoesin
38
b. Merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatankegiatan pelayanan Farmasi Klinik berdasarkan ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
c. Membantu Kepala Instalasi Farmasi dalam membuat kebijakan pelaksanaan
pelayanan farmasi klinik kepada pasien, kegiatan pendidikan dan pelatihan,
penelitian, dan pengembangan di lingkungan Instalasi Farmasi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
d. Berkerjasama dengan koordinator lainnya dalam upaya meningkatkan kualitas
dan kuantitas pelayanan profesi dibidang kefarmasian.
e. Membuat jadwal harian dan jadwal konseling Apoteker untuk pasien rawat
jalan.
f. Membantu Kepala Instalasi dalam berkoordinasi dengan Instalasi dan ruangan
lain atau dengan profesi lain untuk menunjang pelaksanaan farmasi klinik.
g. Membimbing dan mengarahkan Ketua Tim, TTK, dan Pramu Instalasi.
h. Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan farmasi klinik
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3.5.8.5 Koordinator Mutu dan Keselamatan RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
Dalam melakukan tugasnya, bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi
Farmasi dalam hal sebagai berikut:
a. Mengkoordinir penerapan peraturan
dan
kebijakan
mutu
pelayanan,
keselamatan pasien, K3 dan PPI yang berlaku di Instalasi Farmasi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
b. Mengkoordinir kegiatan yang terkait dengan peningkatan mutu pelayanan,
keselamatan pasien, K3, dan PPI di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang.
39
penyelesaian
insiden beserta
terbentuknya
budaya
keselamatan
pasien,
khususnya
40
penerimaan,
penyimpanan,
pendistribusian,
pemusnahan
dan
3.6.1 Pemilihan
Pemilihan obat di rumah sakit merujuk kepada Formularium Nasional
(Fornas), Formularium Rumah Sakit, Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN),
Daftar Obat In-Healt (DOI). Penentuan pemilihan obat merupakan peran aktif
apoteker dalam Subkomite Farmasi dan Terapi yaitu dalam penyusunan
Formularium Rumah Sakit.
3.6.2 Perencanaan
Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang meliputi proses
41
pemilihan jenis, jumlah dan harga sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran untuk menghindari
kekosongan obat. Adapun perencanaan kebutuhan dapat dilakukan melalui
beberapa metode:
a. Metode konsumsi
Perhitungan kebutuhan dengan metode konsumsi didasarkan pada data
konsumsi sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai periode
yang lalu, dengan berbagai penyesuaian dan koreksi. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam rangka menghitung jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai yang dibutuhkan yaitu pengumpulan dan pengolahan
data dan perhitungan perkiraan kebutuhan obat.
b. Metode kombinasi
Berdasarkan kombinasi antara Metode Konsumsi, Metode ABC, dan
Metode VEN.
Perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi kemudian diteruskan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang akan menetapkan spesifikasi dan
harga perbekalan farmasi kemudian data perencanaan obat diserahkan PPK
kepada Unit Layanan Pengadaan (ULP).
3.6.3 Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui. Tujuan pengadaan adalah mendapatkan perbekalan
farmasi dengan harga yang layak dengan mutu yang baik, pengiriman barang
terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga dan
42
c. E Purchasing
Sistem e purchasingoleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang dibuat oleh
Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah (LKPP) secara ephurcasing.
3.6.3.2 Produksi
Produksi perbekalan farmasi merupakan kegiatan membuat, merubah
bentuk, mengemas kembali sediaan farmasi steril atau non steril untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. RSUP Dr. Mohammad Hoesin
melaksanakan produksi sediaan steril dan sediaan non steril. Untuk produksi
sediaan steril dilakukan di TPO Kemoterapi yaitu rekonsiliasi obat-obat
kemoterapi dan untuk produksi sediaan non steril contohnya : kapsul KCL, kapsul
theopylin, serbuk PK, larutan carbol glycerin, larutan gliserin 50%, larutan kloral
hidrat 10%, larutan H2O2 3%, larutan acid salycil 0,1, larutan borax gliceryn,
natrium thiosulfat 25%, larutan rivanol, salep whitefield, salep salycil 3%, dan
lanolin.
3.6.4 Penerimaan
Penerimaan dilakukan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah,
mutu, waktu penyerahan dan harga tertera dalam kontrak atau surat pesanan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
yang diadakan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) dilaksanakan oleh Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP). Di dalam Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
44
(alteplase)
Obat-obat kemoterapi, parenteral, dan oral
Dextrose hipertonis 20%, dextrose 40%
Obat inotropik intravena : digoxin
Obat-obatan sedasi sedang intravena : midazolam
Obat-obatan sedasi sedang oral untuk anak-anak : kloralhidrat
Obat-obatan narkotika/opiate IV, transdermal dan oral termasuk cairan
konsentrat, formulasi, sustained, release : pethidin, fentanil, morfin,codein,
46
Adalah obat kanker yang mempunyai efek toksin dan perlu tindakan hatihati dalam penanganannya. Stiker obat ini berwarna ungu dan bertuliskan obat
kanker tangani dengan hati-hati. Contoh obat kanker yang diberi label ini yaitu
paxus dan brexel.
4.
Trolly Emergensi
Penyimpanan pada trolly emergensi diletakkan pada akses terdekat dan
selalu siap dipakai. Dipakai hanya untuk keadaaan emergensi dan setelah dipakai
petugas harus melapor untuk segera diganti. Obat pada trolly emergensi di cek
secara berkala apakah ada yang rusak atau kadaluarsa.
5.
Radio Aktif
Penyimpanan bahan radio aktif dilakukan di Instalasi Radiologi
6.
Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral disimpan pada suhu 2-8 C. Lemari pendingin harus di
kalibrasi secara berkala. Nutrisi parenteral tidak boleh disimpan pada suhu kamar.
7.
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai lainnya. Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) disimpan pada gudang B3. Pada gudang B3 terdapat
alat pemadam kebakaran untuk menanggulngi terjadinya kebakaran.
Metode penyimpanan dilakukan berdasarkan:
a.
b.
LASA
dan
High
Alert.
c.
Bentuk
sediaan
Gudang Reguler
Gudang Reguler melayani permintaan obat dari TPO Rawat Inap, TPO
Rawat jalan, TPO Instalasi Bedah sentral meliputi TPO COT (Central Operation
Theater) atas dan bawah, TPO Graha Speasialis, TPO Brain and Heart Center,
TPO Instalasi Gawat Darurat atas/bawah, dan TPO Kemoterapi. Seluruh obat di
gudang reguler adalah obat bermerek dagang yang mengacu pada Formularium
Rumah Sakit. Penyimpanannya disusun berdasarkan alpabetis dan berdasarkan
bentuk sediaan, serta kategori obat (LASA, High Alert, Kanker) dan Nutrisi
Parenteral. Vaksin disimpan pada lemari es pada suhu 2 8 C yang dicek pada
pagi dan sore. Begitupun Suppositoria yang disimpan dalam lemari pendingin. Di
tiap gudang menerapkan prinsip FIFO (First In First Out) dan FEFO (First
Expired First Out). Suhu gudang terjaga dengan baik karena penggunaan AC.
Gudang reguler digunakan untuk pasien umum.
b.
Gudang BPJS
Gudang BPJS mulai berjalan sejak berlakunya era BPJS awal tahun 2014,
gudang ini merupakan gabungan dari gudang ASKES dan Jamkesmas. Gudang
BPJS melayani seluruh TPO sama seperti gudang lainnya. Sebagian besar obatobat di BPJS adalah obat generik, namun ada juga obat bermerek dagang dan obat
sitostatik (kanker) yang terdapat di e-katalogue. Pedomannya Formularium
Nasional. Penyimpanannya disusun berdasarkan alpabetis dan berdasarkan bentuk
sediaan, serta kategori obat (LASA, High Alert, Kanker). Untuk menghindari
kesalahan dalam pengambilan obat maka obat yang berkategori LASA seperti
asam traneksamat ampul yang memiliki dosis sediaan berbeda misalnya 250 mg
dan 500 mg, maka boleh diletakkan tidak berdampingan, dipisah oleh obat lain
agar tidak terjadi kesalahan pengambilan obat. Gudang BPJS melayani pasien
BPJS.
48
c.
lain-lain.
Suhu
gudang
terjaga
dengan
baik
karena
penggunaan
49
untuk pasien rawat inap yang berlaku untuk tiga hari namun dalam obat yang
diberikan ke pasien dilakukan perhari. Obat tersebut diantarkan di tiap-tiap ruang
perawatan rumah sakit sesuai dengan resep oleh tenaga teknis kefarmasian di
masing-masing TPO. Cara ini dilakukan di TPO rawat inap, TPO brain heart
center, TPO COT atas(operasi) dan COT bawah.
c. Sistem resep perorangan
Sistem resep perorangan adalah resep yang ditulis dokter langsung untuk
tiap pasien. Dalam sistem ini perbekalan farmasi disiapkan dan didistribusikan
oleh tenaga teknis kefarmasian sesuai dengan resep. Sistem ini dilakukan oleh
TPO graha spesialis dan TPO rawat jalan. Pasien membawa resep dari dokter dan
memberikan kepada petugas farmasi di TPO tersebut dan obat langsung dapat
diterima oleh pasien. Tetapi untuk TPO kemoterapi, perawat akan membawa resep
obat yang akan dicampurkan untuk pasien kemoterapi, petugas farmasi akan
menyiapkan obat, obat akan didistribusikan.
Cara distribusi individual dari TPO langsung ke dokter dilakukan oleh TPO
instalasi gawat darurat dan TPO COT atas (operasi) dan COT bawah (ICU, PICU,
NICU). Dokter menulis obat dan alat kesehatan di kartu instruksi medis dan
mendapatkan obat serta alat kesehatan secara langsung untuk keperluan pasien,
apabila pasien akan pindah ruangan kartu instruksi medis akan diberikan kepada
pasien. Kemudian apabila pasien pulang, kartu instruksi medis tersebut diberikan
ke administrasi dan pasien membayar obat di kasir lalu mendapatkan obat lanjutan
di TPO instalasi gawat darurat.
3.6.7 Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai
Pemusnahan dan penarikan dilakukan untuk menjamin sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai yang sudah tidak memenuhi syarat untuk
dikelola sesuai dengan standar yang berlaku. Adanya pemusnahan dan penarikan
51
52
diretur dari TPO ke gudang, petugas di gudang akan menambahkan jumlah obat
ke komputer secara manual.
b. Pencatatan perbekalan farmasi di TPO
Semua TPO tidak menggunakan kartu stok, namun menggunakan sistem
informasi manajemen (SIRS) secara otomatis apabila obat dikeluarkan untuk
pasien, maka jumlah obat akan berkurang di komputer. Jadi sebelum resep
dikerjakan, petugas terlebih dahulu akan memeriksa ketersediaan obat serta
mengentry obat yang dikeluarkan.
c.
Pelaporan narkotika
Seluruh resep atau copy resep narkotika tiap-tiap TPO akan dikumpulkan
dan diberikan ke gudang logistik dan dilaporkan ke Dinkes Provinsi, Dinkes Kota
dan BPOM.
Tujuan administrasi dan pelaporan:
a.
b.
c.
d.
e.
3.6.10 Proses Pelayanan Obat atas Resep Dokter di Setiap Tempat Pelayanan
Obat di Rumah Sakit RSUP Moh. Hoesin Palembang
Tempat pelayanan obat (TPO) adalah suatu tempat melakukan pekerjaan dan
kegiatan kefarmasian yang meliputi peracikan, penyimpanan, pengemasan,
pemberian obat atau alkes dan pelayanan kefarmasian lainnya. Keberhasilan
pengobatan pasien sangat bergantung dari proses pelayanan obat, karena di TPO
tenaga farmasi dapat berkomunikasi langsung dengan pasien. Interkasi yang baik
antara petugas kesehatan dan pasien akan sangat membantu terlaksananya
53
kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat yang benar dan tepat. Instalasi
farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin memiliki tempat pelayanan obat (TPO)
antara lain TPO rawat inap, TPO rawat jalan, TPO instalasi bedah sentral (COT
atas dan bawah), TPO graha spesialis, TPO IRD, TPO OK IRD, TPO BHC, dan
TPO kemoterapi. Proses pelayanan obat di masing-masing TPO berbeda satu
sama lain, karena masing-masing TPO memiliki fungsi tersendiri sesuai tempat
dan situasi pasien yang dilayani. Berikut adalah uraian masing-masing TPO RSUP
Dr. Mohammad Hoesin :
3.6.10.1 TPO Rawat Inap
TPO rawat inp RSUP Moh. Hoesin terletak besebelahan dengan TPO
Kemoterapi dan di depan ruang kemoterapi terpadu. TPO ini melayani obat dan
alat kesehatan
Pelayanan obat dan alat kesehatan di TPO ini dilakukan oleh petugas unit dose
dengan cara mengantarkan langsung obat dan alat kesehatan keruang perawat
berdasarkan resep. Alur penyerahan resep dari pasien hingga penyerahan obat
kepada pasien yaitu: Resep diambil diruang perawatan atau dibawa perawat atau
melalui telepon untuk keadaan darurat, obat tersebut akan dientry kekomputer,
setelah itu obat akan disiapkan dan diberi etiket dan diberi label sesuai ruangan
misalnya Yasmin D, kemudian obat diantarkan ke post perawat, kartu instruksi
medis ditandatangani oleh pasien dan obat diserahkan kepada pasien.
3.6.10.2 TPO Rawat Jalan
TPO Rawat jalan RSUP Moh. Hoesin terletak di bagian dalam setelah
ruang pendaftaran pasien BPJS, bersebelahan dengan tempat pendaftaran pasien
yang akan melakukan cek laboratorium. TPO ini melayani obat
dan alat
kesehatan untuk pasien rawat jalan yang terdaftar dalam program BPJS. TPO ini
tidak melayani pasien selama 24 jam. Tahapan dari penyerahan obat di TPO rawat
54
jalan adalah pasien menyerahkan resep kepada petugas farmasi, kemudian petugas
farmasi akan mengentry obat tersebut khusus untuk obat 30 hari untuk melihat
obat yang diambil sudah jadwal atau belum untuk obat satu minggu tidak dientry,
kemudian petugas lain akan menyiapkan etiket, dan petugas lainnya akan
menyiapkan obat tersebut, obat tersebut akan di cek kembali untuk menghindari
kesalahan, yang terakhir obat akan diserahkan kepada pasien beserta informasi.
3.6.10.3 TPO Graha Spesialis
TPO graha spesialis terletak dibangunan Instalasi Graha Spesialis lantai
1, berada disebelah kiri pintu masuk graha spesialis. TPO ini merupakan tempat
melayani obat dan alat kesehatan sesuai resep dokter spesialis yang
pembayarannya dilakukan secara tunai dengan jaminan perusahaan pasien. Pasien
yang dilayani adalah pasien yang mempunyai jaminan kesehatan tempat pasien
dan keluarga pasien bekerja. Contohnya jaminan kesehatan In Health, jaminan
kesehatan PT. Bukit Asam. Alur penyerahan resep kepada pasien hingga
penyerahan obat adalah sebagai berikut : Pasien obat membawa resep dari dokter
kemudian obat akan dicek apakah ada atau tidak atau diganti dengan obat yang
khasiatnya sama, setelah itu obat diresep tersebut akan di entry ke komputer, dan
memberitahukan biaya sekaligus menayakan kepada pasien apakah obatnya mau
diambil dengan harga segitu atau tidak. Setelah persetujuan maka petugas farmasi
akan memberikan nomor antrian dan menunggu obat tesebut, kemudian obat akan
diserahkan kepada pasien disertai informasi.
3.6.10.4 TPO Instalasi Rawat Darurat
TPO instalasi rawat darurat terletak dilantai pertama gedung unit gawat
darurat. TPO ini adalah tempat atau pengambilan obat dan alat kesehatan untuk
55
pasien yang membutuhkan pertolongan pertama dan cepat. TPO ini buka 24 jam,
melayani obat dan alat kesehatan secara tunai dan kredit serta dapat melayani
permintaan obat dengan resep maupun kartu instruksi medis. Alur penyerahan
obat di TPO instalasi rawat darurat adalah sebagai berikut :
Pasien datang
diperiksa dan diberikan tindakan medis oleh dokter, kemudian dokter akan
menuliskan obat dan alat kesehatan yang diperlukan di buku khusus bedah, obgyn
dll, setiap obat akan dientry ke komputer. Setelah pasien selesai menjalani operasi,
kartu instruksi medis diambil dan dibawa untuk prose pemindahan kamar, khusus
untuk pasien yang tidak akan menjalani rawat inap maka KIM akan diminta di
TPO instalasi rawat darurat dan akan dibayar dibagian administrasi.
3.6.10.6 TPO Instalasi Bedah Sentral atau COT (Central Operating Theater)
TPO Instalasi bedah sentral RSUP Moh. Hoesin teletak didalam gedung
yang terdiri dari dua lantai, COT bawah berada di lantai satu gedung dan COT
atas berada di lantai dua. TPO bedah sentral adalah tempat pengambilan obat dan
alat kesehatan yang dibutuhkan selama operasi pembedahan. TPO ini melayani
obat atau alat kesehatan selama 24 jam serta yang dibutuhkan berdasarkan kartu
instruksi medis, penggunaan obat selama operasi yang belum tertulis dalam kartu
instruksi medis akan diberitahukan kepada keluarga pasien setelah operasi
dilakukan. TPO bedah sentral terbagi dua yaitu : COT atas dan bawah.
a. TPO COT atas
TPO COT atas berada pada lantai 2 di dalam ruang bedah central. Alur
penyerahan resep sampai penyerahan obat di COT atas adalah sebagai berikut :
dokter datang menulis obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan untuk operasi
dikartu instruksi medis lalu obat diambil dan diserahkan kepada dokter, setelah
pasien selesai operasi dan pindah ruangan, kartu instruksi medis dicek dan
dipisahkan untuk dibawa ke COT bawah untuk dibayar di adminitrasi.
b. TPO COT bawah
TPO COT bawah berada di lantai satu bersebelahan dengan Instalasi
CSSD dan berada didepan ruang ICU. Alur penyerahan resep sampai penyerahan
obat di COT bawah adalah sebagai berikut : Dokter menulis resep dan
memberikannya kepada tenaga teknis kefarmasian. Obat disiapkan, ditulis etiket,
dikemas dan diberi label sesuai dengan ruangan dan nama pasien. Resep dan obat
kemudian dicek apabila telah sesuai maka akan segera di paraf.
57
tepat akan dicatat pada lembar telaah lalu diarsipkan di setiap unit.
3.6.11.2 Penelusuran riwayat penggunaan obat
Penelusuran
riwayat
penggunaan
obat
merupakan
proses
untuk
Setiap reaksi efek samping yang dicurigai akibat obat, terutama efek samping
b.
c.
61
Ners.
Kepala
mengkoordinasikan,
instalasi
mengatur
dan
mempunyai
mengawasi
tugas
seluruh
menyelenggarakan,
kegiatan
dalam
c.
d.
e.
a.
b.
digunakan.
Cara sterilisasi ada dua macam, yaitu:
Sterilisasi suhu tinggi ( 134oC)
Dengan stim uap air bertekanan tinggi yang digunakan untuk alat-alat yang
tahan terhadap suhu panas seperti logam, kain katun yang tahan panas, dll.
Sterilisasi suhu rendah (50o 60oC)
Prinsip kerjanya memakai sterilan. Digunakan untuk alat-alat yang tidak
tahan panas seperti eriosable. Sterilisasi suhu rendah menggunakan reagen
sebagai sterilan yaitu Etylen Oxyd.
Sterilan harus ada jaminan dapat mensterilkan bahan/alat yang telah
63
a.
b.
c.
(comply).
Indikator Bowie-Dick.Indikator ini hanya digunakan untuk sterilisasi
d.
uap.Dilakukan 1x sehari.
Indikator biologiadalah sediaan berisi populasi mikroorganisme spesifik
dalam bentuk spora yang bersifat resisten terhadap beberapa parameter yang
e.
Malikmempunyai waktu expire date selama tujuh hari. Namun setelah diuji
mikrobiologi selama tiga bulan masih bebas dari mikroorganisme.
3.11.12 International Patient safety Goal (IPSG)
a. Identifikasi pasien dengan benar.
Identifikasi pasien di RSUP Dr. Mohammad Hoesin dilakukan dengan
pemeriksaan minimal 3 identitas yaitu nama dengan 2 suku kata, tanggal lahir
pasien, dan nomor rekam medik.
b. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
64
Peningkatan
Komunikasi
Efektif
dilakukan
petugas
farmasi
65