Disusun Oleh:
1. Dias Feronica (107115001)
2. Reza Utari (107115010)
3. Yola Dwi Puspita (107115019)
4. Putri Saraswati (107115029)
5. Fharah Tri Mulyaningrum (107115052)
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Rumah Sakit ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat nilai pada Program Studi D3 Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-
Islamiyyah Cilacap
Denih Agus Setia Permana, M. Farm., Apt Dwi Riyani Amd, Farm
NIP. 1031016929 NIP. 1977 0916 200012 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Farmasi Kepala Instalasi Farmasi RSUD Prof. Dr.
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Margono Soekarjo Purwokerto
Mika Tri Kumala Swandari, M. Sc., Apt Widi Warinda, S. Farm., Apt,
NIP. 1973 1122 199603 2 001
NIP. 1031007614
ii
NP: 1031007614
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat,
dan berkah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Lapangan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto pada periode 4
Desember - 30 Desember 2017 dengan baik dan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa keberhasilan dalam melaksanakan praktek kerja
lapangan dan penyusunan laporan ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak, baik yang terlihat langsung maupun tidak langsung. Atas
bantuan yang diberikan tersebut, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Ahmad Subandi, M. Kep., Sp. Kep. An, selaku Ketua STIKES Al-
Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap.
2. Dr. Haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B selaku direktur RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo yang telah mengizinkan kami melaksanakan praktek kerja
lapangan ini.
3. Ibu Rusana, M. Kep, Ns, Sp. Kep. An selaku puket 1 STIKES Al-Irsyad Al-
Islamiyyah Cilacap.
4. Ibu Mika Tri Kumala Swandari, M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi D3
Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap.
5. Ibu Widi Warinda, S. Farm., Apt, selaku Kepala Instalasi Farmasi RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo.
6. Ibu Ety Wahyuti selaku Kepala Sub Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo.
7. Ibu Retno Kristia Ningtyas Amd, Farm selaku Kepala Sub Instalasi Farmasi
Rawat Inap RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo.
8. Ibu Tuti selaku Kepala Sub Instalasi Farmasi IBS RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo.
9. Bapak Dadang Tri Hendrako, A.,Md selaku Kepala Sub Instalasi Farmasi
IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo.
iii
10. Ibu Wiwik Vivera Dwikorawati, Amd.Farm., selaku Kepala Instalasi
Gudang RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo.
11. Bapak Denih Agus Setia Permana, M. Farm., Apt selaku koordinator PKL
rumah sakit.
12. Ibu Dwi Riyani selaku pembimbing lahan praktik di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo, yang telah memberikan arahan dan bimbingannya
sehingga kami banyak mendapatkan ilmu dan pengalaman selama
mengikuti kegiatan PKL.
13. Bapak Asep Nurrahman Y, M. Farm. Apt selaku pembimbing institusi dari
Program D3 Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap.
14. Segenap Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dan karyawan Instalasi
Farmasi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo yang telah menerima dan
membantu mahasiswa dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan.
15. Bapak dan ibu serta segenap keluarga dan rekan-rekan yang telah memberi
dukungan moral dan material selama praktek kerja lapangan berlangsung.
16. Teman-teman seperjuangan PKL dari Universitas Jenderal Soedirman dan
Universitas Muhammadiyyah Surakarta yang telah bersama-sama
menemani, membantu, dan saling menyemangati selama PKL.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan dan
tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Harapan kami, semoga
laporan ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
kefarmasian dan menjadi bekal untuk pengabdian kami. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
iv
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v
B. Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II Tinjauan Umum Rumah Sakit dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit ............ 23
1. Visi .................................................................................................................... 24
2. Misi ................................................................................................................... 24
5. Motto ................................................................................................................ 25
6. Filosofi .............................................................................................................. 25
7. Nilai-nilai : ....................................................................................................... 25
v
B. Struktur Organisasi RSMS .................................................................................. 26
C. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto .... 27
A. Kesimpulan............................................................................................................ 50
B. Saran ...................................................................................................................... 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................. 51
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah
sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut
diperjelas dalam KepMenKes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Pelayanan farmasi rumah sakit
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah
sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua
lapisan masyarakat.
Penyelenggaran pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga
farmasi professional yang berwenang berdasarkan undang-undang, memenuhi
persyaratan baik dari segi aspek hukum, serta pendidikan, kualitas maupun
kuantitas dengan jaminan kepastian adanya peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap keprofesian terus menerus dalam rangka menjaga mutu
profesi dan kepuasan pelanggan. Di rumah sakit, pendidikan dan pelatihan
merupakan kegiatan pengembangan sumber daya manusia instalasi farmasi
rumah sakit untuk meningkatkan potensi dan produktifitasnya secara optimal,
serta melakukan pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga farmasi untuk
mendapatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilandi bidang farmasi
rumah sakit. Kegiatan tersebut memungkinkan dilaksanakannya pendidikan
secara bersama dari institusi pendidikan tinggi di bidang farmasi bekerjasama
dengan Instalasi farmasi rumah sakit.
Pelaksanaan pelayanan kefarmasian di rumah sakit tidak terlepas dari
peran Apoteker/farmasis dan tenaga teknis kefarmasian Ahli Madya Farmasi
(D3). Sesuai dengan PP Nomor 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian
dan dalam rangka menyiapkan bekal kompetensi calon lulusan ahli madya
farmasi, maka Program Studi D3 Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah
Cilacap menyelenggarakan praktik farmasi rumah sakit II yang diharapkan
1
2
dapat menjadi wahana penempaan keilmuan dan aplikasi dari ilmu pelayanan
kefarmasian yang telah dipelajari oleh mahasiswa di kampus.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan praktik diharapkan mahasiswa mendapatkan
pengalaman pembelajaran praktik sebagai bekal kompetensi calon ahli
madya farmasi sehingga dapat mendukung farmasis untuk melaksanakan
rencana strategis instalasi farmasi di waktu mendatang dan menampilkan
potensi serta produktifitasnya secara optimal di bidang pelayanan farmasi
rumah sakit.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti Praktik Farmasi Rumah Sakit II, mahasiswa calon
ahli madya farmasi diharapkan mampu mendukung farmasis melalui
pengalaman pembelajaran praktik dalam hal:
a. Meningkatkan pemahaman tentang farmasi rumah sakit
b. Memahami tentang pelayanan farmasi klinik
c. Meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan di bidang
pelayanan kefarmasian.
rumah sakit yang memberi pelayanan utama pada satu bidang atau satu
jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,
jenis penyakit atau kekhususan lainnya. Selanjutnya menurut ketentuan
Pasal 12 Permenkes No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah sakit.
Rumah sakit umum sebagaimana dimaksud dalam pasal
diklasifikasikan menjadi:
a. Rumah Sakit Umum Kelas A
b. Rumah Sakit Umum Kelas B
c. Rumah Sakit Umum Kelas C
d. Rumah Sakit Umum Kelas D.
Rumah Sakit Umum Kelas D diklasifikasikan menjadi:
1) Rumah Sakit Umum Kelas D
2) Rumah Sakit Umum Kelas D pratama.
Rumah Sakit Khusus menjadi:
a. Rumah Sakit Khusus Kelas A
b. Rumah Sakit Khusus Kelas B
c. Rumah Sakit Khusus Kelas C.
Selanjutnya, rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua
belas) spesialis lain dan 13 (tiga belas) subspesialis. Rumah sakit umum
kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4
(empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua)
subspesialis dasar. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang medik. Rumah
sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) spesialis dasar.
4
gigi dan mulut, yang dimaksud paling sedikit berjumlah 3 (tiga) pelayanan
yang meliputi pelayanan bedah mulut, konservasi/endodonsi, dan
orthodonti.
Sumber daya manusia rumah sakit umum kelas B terdiri atas: tenaga
medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain,
tenaga nonkesehatan. Tenaga medis yang dimaksud paling sedikit terdiri
atas 12 (dua belas) dokter umum untuk pelayanan medik dasar, 3 (tiga)
dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut, 3 (tiga) dokter
spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar, 2 (dua) dokter
spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang, 1 (satu)
dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain, 1 (satu)
dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis, dan 1
(satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
gigi mulut.
Menurut Pasal 36 Permenkes No. 56 Tahun 2014 Pelayanan yang
diberikan oleh rumah sakit umum kelas C paling sedikit meliputi
pelayanan medik, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan dan
kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang nonklinik,
dan pelayanan rawat inap. Sumber daya manusia rumah sakit umum kelas
C terdiri atas tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan,
tenaga kesehatan lain, tenaga nonkesehatan. Tenaga medis yang dimaksud
paling sedikit terdiri atas 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan
medik dasar, 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut,
2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar,
1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
penunjang, dan 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan
medik spesialis gigi mulut.
Selanjutnya, menurut Pasal 47 Permenkes No. 56 Tahun 2014
Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit umum kelas D paling sedikit
meliputi pelayanan medik, pelayanan kefarmasian, pelayanan
keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan
7
8) Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman
(evidence based medicines) yang paling dibutuhkan untuk
pelayanan dengan harga yang terjangkau.
b. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan
jumlah dan periode pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk
menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu
dan efisien.
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat
dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan
dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi,
epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan:
1) Anggaran yang tersedia
2) Penetapan prioritas
3) Sisa persediaan
6) Rencana pengembangan.
c. Pengadaan
10
1) Pembelian
Untuk rumah sakit pemerintah pembelian sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus sesuai dengan
ketentuan pengadaan barang dan jasa yang berlaku.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian adalah:
11
b) Persyaratan pemasok
3) Sumbangan/Dropping/Hibah
d. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian
jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang
tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang
diterima. Semua dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan
dengan baik.
e. Penyimpanan
Setelah barang diterima perlu dilakukan penyimpanan sebelum
dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin
kualitas dan keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian. persyaratan
kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan
keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan
jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
Komponen yang harus diperhatikan antara lain:
1) Obat dan bahan kimia yang digunakan diberi label yang secara
jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka,
tanggal kadaluwarsa dan peringatan khusus.
1) Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan
diberi tanda khusus bahan berbahaya.
1) Jumlah dan jenis obat sesuai dengan daftar obat emergensi yang
telah ditetapkan
f. Pendistribusian
2) Telah kadaluwarsa
h. Pengendalian
Ruang staf
Ruang pertemuan
18
Obat jadi
Obat produksi
Alat kesehatan
Obat termolabil
Ruang/tempat penyiapan
Ruang antara
g) Ruang/tempat penyimpanan
Untuk sediaan yang telah disiapkan tata ruang harus
menciptakan alur kerja yang baik sedangkan luas ruangan
disesuaikan dengan macam dan volume kegiatan.
h) Laboratorium farmasi
Dalam hal instalasi farmasi melakukan kegiatan
penelitian dan pengembangan yang membutuhkan ruang
laboratorium farmasi, maka harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
Lokasi
Lokasi terpisah dari ruang produksi, konstruksi
bangunan dan peralatan tahan asam, alkali, zat kimia dan
pereaksi lain (harus inert), aliran udara, suhu dan
kelembaban sesuai persyaratan. Tata ruang disesuaikan
dengan kegiatan dan alur kerja, perlengkapan instalasi
(air, listrik) sesuai persyaratan, ruang produksi non
steril, ruang penanganan sediaan sitostatik, ruang
pencampuran/pelarutan/pengemasan sediaan yang tidak
stabil, ruang penyimpanan nutrisi parenteral.
i) Fasilitas penunjang dalam kegiatan pelayanan di instalasi
farmasi, terdiri dari:
2) Peralatan
Fasilitas peralatan harus memenuhi syarat terutama untuk
perlengkapan peracikan dan penyiapan baik untuk sediaan steril,
non steril, maupun cair untuk obat luar atau dalam. Fasilitas
peralatan harus dijamin sensitif pada pengukuran dan memenuhi
persyaratan, peneraan dan kalibrasi untuk peralatan tertentu
setiap tahun. Peralatan yang paling sedikit harus tersedia:
a) Peralatan untuk penyimpanan, peracikan dan pembuatan
Obat baik steril dan nonsteril maupun aseptik/steril
Macam-macam peralatan
a) Peralatan kantor
b) Komputer/mesin tik
23
24
2. Jl. Dr. Gumberg No. 1 Berkoh, yang pada saat itu digunakan untuk
pelayanan unit rawat jalan, unit gawat darurat dan kegiatan administratif
rumah sakit.
Sering dengan perkembangannya, RSMS sekarang sudah menempati
satu lokasi yaitu di Jl. Dr. Gumberg No.1 Berkoh. Semua aktifitas pelayanan
medis dan penunjang medis RSMS dilaksanakan disini yang menempati
bangunan baru diareal tanah seluas 115 hektar, tepat dipintu masuk kota
administratif Purwokerto dari arah timur. Bangunan baru ini dibangun dengan
bantuan luar negeri. Anggaran Perencanaan Belanja Negara (APBN),
Anggaran Perencanaan Belanja Daerah (APBD) Tingkat 1, secara bertahap.
Untuk kegiatan poliklinik, Unit Gawat Darurat, Instalasi Laboratorium,
Instalasi Farmasi dan Unit Pelayanan Radiologi difungsikan sejak tanggal 10
Juli 1995 dan pada tanggal 12 Oktober 1995 semua kegiatan RSMS telah
berfungsi secara keseluruhan di Unit Gudang Rumah Sakit yang baru. Mulai
tanggal 2 Mei 2008, RSMS membuka Pusat Geriyatri dan Paviliun Abiyasa
yang terletak di Jl. Dr. Angka yang untuk sementara ini baru dapat melayani
pasien rawat jalan dan IGD.
Dilihat dari aspek geografis, lokasi RSMS sangat menguntungkan,
karena terletak di pusat pengembangan wilayah Jawa Tengah bagian selatan-
barat, dan terletak dikota yang terus berkembang menjadi kota besar dan kota
perdagangan, pendidikan dan pariwisata. Selain itu, kota Purwokerto terletak
dipertemuan tiga jalur transportasi menuju pusat rujukan pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi, dengan jarak sekitar 200 km, dari kota Semarang,
Yogyakarta, dan Bandung. Kondisi ini sangat strategis bagi pengembangan dan
pemasaran RSMS Purwokwerto. Visi, misi, tujuan, motto, filosofi, dan nilai-
nilai dari RSMS:
1. Visi
Sebagai rumah sakit pusat rujukan spesialistik pelayanan kesehatan
yang prima dan rumah sakit pendidikan yang berkualitas.
2. Misi
25
ADMINISTRASI
KOORD. GUDANG
FARKLIN
KOORD. DEPO FARMASI PUSAT
KOORD. DEPO
FARMASI
FARMASI RAWAT
RAWAT JALAN
INAP RSMS KOORD. GUDANG
RSMS
BUFER FARMASI
KOORD. DEPO
KOORD. DEPO
FARMASI
FARMASI
GAWAT
MATERNAL
DARURAT
PERINATAL
KOORD. DEPO
FARMASI
KEMOTERAPI
BAB III
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
30
31
Kegiatan di apotek rawat inap antara lain mencocokan resep yang sudah
di entry, menyetok obat, dispensing obat, menulis program pelaksanaan
pemberian obat ke pasien, memasukan obat-obatan dan alkes ke loker-loker
pasien, menyerahkan obat ke pasien atau keluarga pasien secara langsung
khususnya pasien di ruang mawar, dan KIE ke pasien.
1. Alur pelayanan resep
a. Penulisan resep untuk pasien rawat inap menggunkan kartu obat yang
dikeluarkan oleh RSMS, dimana warrna kuning untuk pasien umum,
warna putih untuk pasien BPJS Non PBI, sedangkan warna hijau
digunakan untuk pasien BPJS PBI. Resep harus ditulis oleh dokter
yang memeriksa dan merawat pasien saat itu, disertai tanda tangan
dokter yang bersangkutan pada kartu obat. Penulisan obat ditulis di
kartu obat pasien dilakukan oleh perawat yang ikut visit dokter ke
ruangan. Kemudian perawat menelpon petugas apotek rawat inap
untuk mengembil kartu obat di ruang perawat tersebut. Alur
pelayanan resep ada 2 macam yaitu resep biasa atau resep yang
diambil oleh transporter dan resep pasien pulang. Resep pasien pulang
ada 2 macam yaitu keluarga datang ke apotek rawat inap sendiri dan
resep diambil oleh transporter beserta retur obat (bila ada). Perbedaan
resep biasa dan resep pasien pulang hanya di penandaan nomor
antrian. Jika resep pasien pulang, dikartu obatnya tertera cito pulang.
b. Skrining resep
1) Memeriksa rasionalitas jumlah R/, disesuaikan dengan resep
sebelumnya.
2) Memeriksa kesesuaian rute dan dosis obat dalam resep.
3) Menghitung kebutuhan dosis obat total dibanding dengan dosis
obat sediaan yang ada dipasaran sehingga dapat diketahui jumlah
obat yang harus disiapkan.
4) Memeriksa aturan pakai obat dalam resep.
c. Mengentri resep dan pembuatan etiket
34
D. Apotek Kemoterapi
Apotek kemoterapi melayani pasien rawat jalan dan rawat inap. Jumlah
tenaga kesehatan di apotek kemoterapi 5 orang antara lain, 1 apoteker dan 4
tenaga teknis kefarmasian.
1. Alur pelayanan resep
a. Dokter menuliskan resep. Resep harus disertai dengan protokol terapi
dan hasil laboratorium.
b. Skrining resep
1) Memeriksa rasionalitas jumlah R/, disesuaikan dengan resep
sebelumnya.
2) Memeriksa dosis obat dalam resep.
3) Menghitung kebutuhan dosis obat total dibanding dengan dosis
obat sediaan yang ada di pasaran sehingga dapat diketahui jumlah
obat yang harus disiapkan.
4) Memeriksa aturan pakai obat dalam resep.
c. Mengentri resep dan pembuatan etiket.
Pembuatan etiket dengan menggunakan komputer dan manual.
d. Menentukan jumlah obat yang akan diambil.
e. Mengambil obat sesuai dengan jenis sediaan.
f. Proses dispensing
1) Ruang persiapan
Menyiapkan sediaan obat yang akan di racik di ruang handling.
Suhu ruangan yaitu kurang lebih 220C atau kurang dari 250C. Di
ruang persiapan harus menggunakan APD seperti masker dan
sarung tangan yang mengandung nitril. Penanganan tumpahan
cairan, yang pertama kali dilakukan yaitu memastikan sudah
menggunakan APD yang lengkap dan safety. Kemudiaan
menyerap cairan tersebut dengan menggunakan underpad, bilas
serapan dengan air dan alkohol. Buang masker, sarung tangan,
baju sekali pakai yang sudah terpakai dan infeksius. Di ruang ini
terdapat passbox yang menghubungkan ruang persiapan dan
38
Merupakan ruang untuk penerimaan alat dari IBS, IGD, poli dan
ruang perawatan yang perlu disterilkan. Instrumen kotor diserahkan ke
loket penyerahan instrumen kotor. Kegiatan diruang kotor yaitu proses
perendaman instrumen dengan menggunakan Anios DD-1 (5 ml dalam 1
liter air) selama kurang lebih 15 menit. Setelah itu proses pencucian
dengan menggunakan alat atau manual selanjutnya dibilas menggunakan
air panas yang mengalir dan dilakukan proses pengeringan.
2. Ruang bersih (B)
Kegiatan di ruang bersih yaitu mengemas instrumen dalam bentuk
pouches atau set dengan memberi label yang terdiri dari tanggal sterilisasi,
tanggal kadaluarsa, kode orang yang melakukan dan siklus. Masa
kadaluarsa pouches kurang lebih 3 bulan sedangkan linen hanya 10 hari.
Dilakukan quality control dan memberikan indikator dibagian dalam
(internal) dan luar (eksternal) pouches. Indikator meliputi biologi, kimia
dan fisika. Setelah itu dimasukan ke dalam autoklaf dan disimpan di ruang
penyimpanan.
3. Ruang penyimpanan
Suhu di ruang penyimpanan 19-220 C, kelembabannya 30-60 RH dan
tekanannya positif. Pengambilan instrumen steril melalui order dengan
komputer, pengambilan dilakukan diloket pengambilan instrumen steril.
F. Gudang Farmasi
1. Pengertian Gudang
Gudang merupakan salah satu aspek yang penting dalam siklus
distribusi obat dirumah sakit yang mempunyai administrasi khusus, dan
ada sistem batasannya. Gudang obat rumah sakit merupakan tempat
penyimpanan obat, sebelum obat-obat tersebut didistribusikan ke
semua sub unit rumah sakit. Gudang Rumah Sakit Margono memiliki 5
unit peminta yaitu Instalasi Farmasi Rumah Sakit Abiyasa, Instalasi
Rawat Jalan, Instalasi Farmasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Farmasi
Rawat Inap dan Instalasi Farmasi Bedah Sentral.
40
1) Evaluasi Penyimpanan
Merupakan suatu evaluasi dimana barang datang yang sudah
distok dan disimpan bersamaan dengan barang-barang yang
sudah ada.
2) Evaluasi ED
Merupakan suatu evaluasi dimana barang datang yang sudah
dicek disimpan berdasarkan tanggal ED nya.
3) Evaluasi stok mati
Merupakan suatu evaluasi dimana barang/obat yang tersimpan di
gudang namun sudah tidak digunakan lagi, karena barang/obat
tersebut sudah tidak terdaftar lagi di dalam DORS.
Suhu ruang penyimpanan terbagi menjadi 2 meliputi :
1) Suhu dingin 2-8℃ (di kulkas)
2) Suhu sejuk 15-25℃
e. Pendistribusian
Perbekalan farmasi didistribusikan ke depo farmasi, sesuai
dengan surat permintaan dari masing-masing instalasi farmasi
tersebut.
Adapun alur pemesanan barang dari depo farmasi yaitu:
Depo Farmasi mengajukan SP
f. Stock opname
Di gudang farmasi dilakukan stock opname setiap 6 bulan sekali
untuk menghindari kesalahan dalam mencocokan antara data di
komputer dengan jumlah barang real.
G. Pengelolaan Obat
1. Obat Emergency
Prosedur penyimpanan obat emergency:
a. Menyimpan obat emergensi didalam lemari khusus untuk penyediaan
di ruang rawat.
b. Membuat dafta nama dan jumlah obat emergensi yang disediakan di
ruang rawat, serta ditempel diluar lemari khusus emergensi.
c. Mengisi lemari khusus emergensi sesuai dengan daftar nama dan
jumlah obat.
d. Menyimpan lemari khusus obat emergensi dalam tempat yang
terpisah dengan obat lain, dan dalam keadaan terkunci yang hanya
dapat dibuka bila terdapat kasus emergensi.
e. Melakukan pengecekan lemari khusus emergensi diruang rawat secara
rutin setiap bulan untuk melihat kelengkapan dan masa kadaluarsa
obat.
HIGH ALLERT
LASA
Penyimpanan:
a. Obat LASA disimpan secara terpisah dengan obat LASA lainnya yang
saama jenisnya, dan disesuaikan dengan stabilitas penyimpanan.
b. Terdapat tanda LASA ditempat penyimpanan.
c. Tanda LASA pada kotak kemasan luar harus berada disisi sebelum
luar sehingga mudah terlihat
d. Bila perlu disimpan dalam lemari pendingin, maka usahakan
dimasukan dalam lemari pendingin yang terpisah.
4. Pengelolaan Obat Hampir ED (Expired Date)
48
c. Yang termasuk sediaan obat khusus adalah insulin, vaksin dan sediaan
injeksi khusus.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Praktek Kerja Lapangan D3 Farmasi yang telah dilaksanakan pada
tanggal 4 Desember sampai tanggal 30 Desember 2017 di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. RSMS merupakan rumah sakit tipe B pendidikan
2. Di RSMS banyak melayani pasien BPJS dibandingkan pasien umum.
3.
B. Saran
50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
51
Lampiran 2. Surat Pesanan Obat Dari Apotek Rawat Jalan
52
Lampiran 3. Surat Pesanan Obat Dari Instalasi Bedah Sentral
53
Lampiran 4. Surat Pesanan Obat-obat Tertentu (OOT)
54
Lampiran 5. Surat Pesanan Psikotropika
55
Lampiran 6. Surat Pesanan Prekusor
56
Lampiran 7. Surat Pesanan Narkotika
57
Lampiran 8. Surat Pembelian Barang
58
Lampiran 9. Gambar Penyimpanan Perbekalan Farmasi di Gudang Farmasi
59
Lampiran 10. Kartu Obat Anestesi
60
Lampiran 11. Kartu Stok
61
Lampiran 12. Lembar Penyerahan Resep Narkotika Parenteral
62
Lampiran 13. Gambar Penyimpanan Perbekalan Farmasi di IBS
63