Anda di halaman 1dari 24

PERCOBAAN VII

PENYELESAIAN DAN EVALUASI RESEP

I. Tujuan
Dapat menyelesaikan peracikan resep dan mengevaluasi dalam
penggunaan obat.

II. Resep

a. Resep 1

Dr. B. Jemariz Nacita


SIP No. 22/DINKES/DU-II-25
Praktek : Jl. Dewangga No. 19 Telp. 695104
Rumah : Jl. Kauman No. 20 Telp. 695158
Cilacap, ………………..
R/ Paracetamol mg 500
CTM mg 4
Dexamethasone tab I
m.f.pulv dtd No.IX
S 3 dd 1
---------
Pro : Alvaro ( 26 thn)

Obat ini tidak boleh diganti tanpa izin dokter

Kelengkapan resep :
a. Nama dokter : ada
b. SIP dokter : ada
c. Tempat praktik : ada
d. Rumah praktik dokter : -
e. Tanggal dan tempat : tidak ada tanggal
f. Tanda R/ : ada
g. Nama obat : ada
h. Signa obat : ada
i. Paraf dokter dan cap dokter : tidak ada
j. Nama dan umur pasien : ada
k. Alamat pasien : tidak ada

III. Komponen Resep Standar


-
IV. Undang – undang
-
V. Usul
a. Ditanyakan tanggal penulisan resep pada dokter
b. Diminta paraf dokter dan cap dokter
c. Ditanyakan alamat pasien kepada dokter atau pasien.

VI. Data dosis

No Nama Obat Nama Kandungan DM/ DL/ DP Sumber


Obat 1x 1 hari Pustaka
1 Paracetamol Paracetamol DL = 500 DL = FI edisi
mg 500 mg- III
1500 mg
2 CTM Chlorampheniramin DM = - DM = FI edisi
maleat 400 mg III hal
963
3 Dexamethasone Dexametason DL = - DL = 0,5 FI edisi
mg – 2 III hal
mg 965

VII. Perhitungan Dosis

a. Dosis paracetamol
𝑛
- DM 1x = 20 × DM dewasa

26
= 20 × 500 mg

= 650 mg

𝑛
- DM 1 hari = 20 × DM

26
= 20 × 500 – 1500 mg

= 650 mg – 1950 mg
- DP Paracetamol
DP 1 x = tab 1
= 500 mg
DP 1 hari = 3 × 500 mg
= 1500 mg
( kesimpulan, resep dapat dibuat)

DP 1 hari = 1500 mg < DM

b. Dosis CTM

𝑛
- DM 1 x = × DM dewasa
20

26
= 20 × 40 mg

= 52 mg

- DP CTM
DP 1 x = 1 tab
= 4 mg

DP 1 hari = 3 × 4 mg
= 12 mg < DM
(kesimpulan, resep dapat dibuat)

c. Dosis Dexametason

𝑛
- DM 1 hari = 20
× DM dewasa

26
= 20 × 0,5 - 2 mg

= 0,65 – 2,6 mg

- DP Dexametason
DP 1 x = 1 tab
= 0,5 mg

DP 1 hari = 3 × 0,5 mg
= 1,5 mg < DM
( kesimpulan, resep dapat dibuat)
VIII. Penimbangan

No Nama Obat Perhitungan Penimbangan


1 Paracetamol 500 𝑚𝑔 9 tab @ 500 mg
× 9 tab
500 𝑚𝑔
= 9 tab
2 CTM 4 𝑚𝑔 9 tab @ 4 mg
× 9 tab
4 𝑚𝑔
= 9 tab
3 Dexametason 0,5 𝑚𝑔 9 tab @ 0,5 mg
× 9 tab
0,5 𝑚𝑔
= 9 tab

IX. Alat dan Bahan

a. Alat
1. Mortir dan stemper
2. Sudip
3. Perkamen

b. Bahan
1. Paracetamol
2. CTM
3. Dexametason

X. Prosedur Kerja

Siapkan mortir dan stemper

Ambil semua bahan obat yang ada di resep

Sesuaikan dengan perintah resep

Dibungkus dan diberi etiket warna putih

XI. Hasil
XII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini tentang pembuatan sediaan Pulveres. Pulveres atau
serbuk bagi merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama,
dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum
(depkes RI 1979). Penggunaan pulveres lebih banyak diberikan kepada pasien
anak-anak yang masih belum mampu menelan obat kapsul atau tablet secara baik,
maka puyer menjadi salah satu pilihan alternatif yang dianggap lebih efisien bila
di berikan kepada pasien anak. Berbagai masalah tentang penyediaan obat telah
banyak dipublikasikan, terutama sediaan pulveres. Sediaan pulveres sebagai
alternatif obat untuk anak telah menjadi perhatian khusus di pelayanan kesehatan.
Pulveres memang memiliki beberapa keuntungan dari sediaan lainnya, antara lain
; dosis mudah disesuaikan dengan berat badan anak secara tepat, obat dapat
dikombinasikan sesuai kebutuhan pasien, praktis, cara pemberian yang mudah
khususnya untuk anak yang masih kecil yang belum dapat menelan tablet
(Wiedyaningsih, 2013).

Kerugian obat diserahkan dalam bentuk pulveres meliputi , kemungkinan efek


samping dan interaksi obat meningkat, waktu untuk menyediakan obat puyer lebih
lama, berat tiap bungkus berbeda karena pulveres tidak ditimbang satu per satu
untuk tiap bungkus, kemungkinan terdapat kesalahan menimbang, sulit
melakukan kontrol kualitas, menurunnya stabilitas obat, dapat meningkatkan
toksisitas, efekivitas obat dapat berkurang karena sebagian obat akan menempel
pada blender/mortir dan kertas pembungkus, tingkat higienisitasnya cenderung
lebih rendah daripada obat yang dibuat di pabrik, serta peresepan obat racik puyer
meningkatkan kecenderungan penggunaan obat irasional karena penggunaan obat
polifarmasi tidak mudah diketahui oleh pasien.

Dalam resep ini dibuat sediaan pulveres dengan gabungan beberapa zat aktif
seperti Paracetamol (asetosal), CTM (chlorpheniramin maleat), dan
dexamethasone

Uraian Bahan

1. Paracetamol (Dirjen POM, 1979:37)


Nama resmi : ACETAMINOPHENUM
Nama lain : Asetaminofen, Paracetamol
BM/RM : 151,16/C8H9NO
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%), dalam 13 bagian aseton, dalam 40 bagian
gliserol dan dalam 9 bagian propilenglikol; larut
dalam larutan alkali hidroksida.
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa
pahit
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat : analgetikum dan antipiretikum
2. CTM
Nama resmi : Chlorpheniramini Maleas
Sinonim : Klorfeniramina maleat atau 2-(p-kloro,α-(2-
dimetilamino-etil)-benzil)-piridina maleat
Rumus Molekul : C16H19ClN2.C4H4
Berat MolekuL : 390,87
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, dan rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol
(95%) P dan dalam 10 bagian kloroform P; sukar
larut dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat : Antihistaminikum

3. Dexamethasonum (Farmakope IV hal 286)


Dexametason mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari
102,0% C22H29FO5, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : serbuk hablur, putih sampai praktis putih; tidak
berbau; stabil di udara. Melebur pada suhu lebih
kurang 250° disertai peruraian.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut
dalam aseton, dalam etanol, dalam dioksan dan
dalam methanol; sukar larut dalam kloroform;
sangat sukar larut dalam eter
XIII. Kesimpulan
a. KIE
Pak Alvaro umur 26 tahun, mendatangi salah satu
praktek dokter umum di jalan Jl. Dewangga No. 19, dengan
keluhan sakit tenggorokan, pusing, dan gatal-gatal. Kemudian
dokter meresepkan paracetamol 500 mg, ctm 4mg, dexametashon.
Setelah mendapatkan resep Pak Alvaro pergi menuju apotek untuk
menebus resep

Asisten Apoteker : “Selamat siang, ada yang bisa saya bantu pak

?”.

Pasien : “Saya ingin menebus obat diresep ini (sambil

memberikan resep kepada Asisten apoteker)”.

Asisten Apoteker : “Iya bu, silahkan tunggu sebentar (sambil

menunjuk ruang tunggu apotek) saya berikan

dulu resepnya ke Apoteker”.

Asisten Apoteker menuju ke ruangan konseling

Apoteker, dan memberikan resep kepada

Apoteker.

Asisten Apoteker : “Bu, ini ada resep dari

dokter”.

Apoteker : “(mengambil resep dan membacanya). Tolong

ambilkan Paracetamol 500 mg dan ctm 4 mg

dan dexametashon 0,5 mg masing masing 9

tablet”.

Asisten Apoteker : “Iya bu”


Asisten Apoteker pergi mengambil obat, dan kembali ke ruangan

konseling.

Asisten Apoteker : “Ini obatnya bu”.

Apoteker : “Tolong panggilkan pasien yang obatnya ini”.

Asisten Apoteker : “Iya bu”.

Asisten Apoteker keluar dari ruangan dan memanggil pasien

Asisten Apoteker : “Pak Alvaro!”.

Pasien : “(Datang menghampiri Asisten Apoteker)”.

Asisten Apoteker : “Silahkan masuk, ke dalam ruangan bu,

(sambil menunjukkan ruangan konseling Apoteker).”

Apoteker : “Betul dengan bapak alvaro ? umur 26

Tahun?”

Pasien : “Iya benar”.

Apoteker : “Pak, sebelumnya perkenalkan saya Apoteker

di Apotek ini, Pak.. bisa minta sedikit

waktunya?, saya akan sedikit menjelaskan

mengenai obat yang diresepkan kepada Pak”.

Pasien :“Iya, silahkan bu”.

Apoteker :“Pak, sebelumnya saya mau Tanya, apa

keluhan ibu selama ini?”


Pasien :“Begini bu, saya selalu merasakn sakit

tenggorokan, terus rasanya pusing terus dan

saya mengalami gatal-gatal akhir akhir ini”.

Apoteker : “Sejak kapan pak merasakan sakit?”

Pasien : “Sekitar seminggu terakhir bu”.

Apoteker : “Ini obatnya pak (sambil menunjukkan obat)

sudah ada paracetamol,ctm,dan dexametashon ,

diminum 3x sehari setiap 8 jam ya pak,

diminum setelah makan. Sudah ada untuk

radangnya, pusing juga alerginya ya pak”.

Pasien : “Iya bu”.

Apoteker : “Obat ini, silahkan ibu bayar di kasir”.

Pasie : “Terima kasih bu (keluar dari ruangan dan

menuju ke kasir)”.

b. Kesimpulan

Dalam resep tersebut terdapat obat paracetamol yang digunakan

untuk antipiretik dan analgesik, ctm sebagai antialergi, dan

dexametashon sebagai antiinflamasi sesuai dengan yang di

keluhkan oleh pasien kepada dokter.


a. Resep 2

Dr. B. Jemariz Nacita


SIP No. 22/DINKES/DU-II-25
Praktek : Jl. Dewangga No. 19 Telp. 695104
Rumah : Jl. Kauman No. 20 Telp. 695158
Cilacap, ………………..

R/ Biogesic tab ½
Phenobarbital mg 30
Vitamin B1 tab 1
m.f.pulv dtd No.IX
da in caps
S t dd 1
---------
Pro : Fatimah ( 15 thn)

Obat ini tidak boleh diganti tanpa izin dokter

Kelengkapan Resep :
a. Nama dokter : ada
b. SIP dokter : ada
c. Tempat Praktek : ada
d. Rumah praktek dokter :-
e. Tanggal dan tempat : ada
f. Tanda R/ : ada
g. Nama obat : ada
h. Paraf dan cap dokter : tidak ada
i. Nama pasien : ada
j. Umur pasien : ada
k. Alamat pasien : tidak ada
l. Signa obat : ada
III. Komponen Resep Standar
IV. Undang – Undang
V. Usul
a. Diminta paraf dokter dan cap dokter
b. Ditanyakan alamat pasien kepada dokter/ pasien.

VI. Data Dosis

No Nama Obat Nama Kandungan DM/ DL/ DP Sumber


Obat 1x 1 hari Pustaka
1 Biogesic Paracetamol DL = 500 DL = FI edisi
mg 500 mg- III
1500 mg
2 Phenobarbital Phenobarbital DM = DM = FI edisi
300 mg 600 mg III

3 Vitamin B1 Vitamin B1 DP = 5 DP = 15 ISO vol.


mg mg 51 hal
505

VII. Perhitungan Dosis


a. Dosis Biogesic
𝑛
- DM 1x = 20 × DM dewasa

15
= 20 × 500 mg

= 375 mg

𝑛
- DM 1 hari = 20 × DM

15
= 20 × 500 – 1500 mg

= 375 mg – 1125 mg

- DP Paracetamol
DP 1 x = ½ tab
= 250 mg
DP 1 hari = 3 × 250 mg
= 750 mg < DM
( kesimpulan, resep dapat dibuat)

d. Dosis Phenobarbital

𝑛
- DM 1 x = × DM dewasa
20

15
= 20 × 300 mg

= 225 mg

𝑛
- DM 1 hari = 20 × DM

15
= 20 × 600 mg

= 450 mg

- DP Phenobarbital dalam resep


DP 1 x = 20 mg

DP 1 hari = 3 × 30 mg
= 90 mg < DM
(kesimpulan, resep dapat dibuat)

VIII. Penimbangan

No Nama Obat Perhitungan Penimbangan


1 Biogesic 250 𝑚𝑔 4,5 tab @ 500
× 9 tab
500 𝑚𝑔
mg
= 4,5 tab
2 Phenobarbital 30 𝑚𝑔 9 tab @ 30 mg
× 9 tab
30 𝑚𝑔
= 9 tab
3 Vitamin B1 5 𝑚𝑔 9 tab @ 5 mg
× 9 tab
5 𝑚𝑔
= 9 tab

IX. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Mortir dan stemper
2. Sudip
3. Plastic klip
4. Kertas perkamen

b. Bahan
1. Biogesic
2. Phenobarbital
3. Vitamin B1
4. Cangkang kapsul

X. Prosedur Kerja

Siapkan mortir dan stemper

Ambil semua bahan obat yang ada di resep

Sesuaikan dengan perintah resep

Dibungkus dan diberi etiket warna putih

XI. Hasil
XII. Pembahasan
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat juga
terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. (Ditjen POM,1995)

Kapsul keras biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari cangkang kapsul
bagian badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tutup kapsul ini akan saling
menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya akan menyelubungi bagian
badan kapsul. (Ansel, 2005). Gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti
mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila dalam keadaan lembab atau bila
disimpan dalam larutan berair . Sebagai contoh yang lain, cangkang kapsul gelatin
menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban relatif yang rendah
(Chang, R.K. et al, 1998). Selanjutnya, Kapsul gelatin tidak dapat menghindari
efek samping obat yang mengiritasi lambung, seperti Indometasin. Hal ini
dikarenakan kapsul gelatin segera pecah setelah sampai di lambung.

Dalam resep ini dibuat sediaan pulveres dengan gabungan beberapa zat aktif
seperti Paracetamol (asetosal), phenobarbital dan vit B1

Uraian Bahan

1. Paracetamol (Dirjen POM, 1979:37)


Nama resmi : ACETAMINOPHENUM
Nama lain : Asetaminofen, Paracetamol
BM/RM : 151,16/C8H9NO
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%), dalam 13 bagian aseton, dalam 40 bagian
gliserol dan dalam 9 bagian propilenglikol; larut
dalam larutan alkali hidroksida.
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa
pahit
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat : analgetikum dan antipiretikum
2. Phenobarbital
Sinonim : Fenobarbital, Luminal (FI III, 481)
Farmakologi : Mencegah timbulnya mutual listrik abnormal didalam
pangkal dalam SSP (OOP V, 394)
Khasiat : Hipnotikum, sedativum (FI III, 481)
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih berbau, rasa pahit.
(FI III, 481)
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) P, dalam etr P, dalam larutan alkali hidroksida
dan dalam larutan alkali karbon. (FI III, 481
3. Vitamin B1( FI hal 784, DI 88 hal 2104, Martindale 28 hal 1640)
Nama lain : Tiamin HCl
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih bau khas lemah,
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, larut
dalam gliserin, tidak larut dalam eter dan benzen
Dosis : 100 mg/ml (DI 88 hal 2104)
Stabilitas : terlindung dari cahaya dan simpan pada temperatur
kurang dari 40°C.
Khasiat : defisiensi tiamin
Wadah : terlindung dari cahaya
Ph : 2,5 – 4,5 (Martindale 28 hal 1640)
Sterilisasi : Filtrasi

XIII. Kesimpulan
a. KIE
Fatimah umur 15 tahun, mendatangi salah satu praktek
dokter umum di jalan Jl. Dewangga No. 19, dengan keluhan
epilepsy (kejang-kejang). Kemudian dokter meresepkan biogesic
phenobarbital, dan vitamin B1. Setelah mendapatkan resep
Fatimah pergi menuju apotek untuk menebus resep.

Asisten Apoteker : “Selamat siang, ada yang bisa saya bantu

mba?”.

Pasien : “Saya ingin menebus obat diresep ini (sambil

memberikan resep kepada Asisten apoteker)”.

Asisten Apoteker : “Iya mba, silahkan tunggu sebentar (sambil

menunjuk ruang tunggu apotek) saya berikan

dulu resepnya ke Apoteker”.

Asisten Apoteker menuju ke ruangan konseling

Apoteker, dan memberikan resep kepada

Apoteker.
Asisten Apoteker : “Bu, ini ada resep dari

dokter”.

Apoteker : “(mengambil resep dan membacanya). Tolong

dibuat serbuk bagi dengan biogesic 4,5 tab,

phenobarbital 9 tab dan Vitamin B1 9 tab ”.

Asisten Apoteker : “Iya bu”

Asisten Apoteker pergi mengambil obat, mendispensing obat,

kembali ke ruangan konseling.

Asisten Apoteker : “Ini obatnya bu”.

Apoteker : “Tolong panggilkan pasien yang obatnya ini”.

Asisten Apoteker : “Iya bu”.

Asisten Apoteker keluar dari ruangan dan memanggil pasien

Asisten Apoteker : “Mba Fatimah!”.

Pasien : “(Datang menghampiri Asisten Apoteker)”.

Asisten Apoteker : “Silahkan masuk, ke dalam ruangan bu,

(sambil menunjukkan ruangan konseling Apoteker).”

Apoteker : “Betul dengan Mba Fatimah ? umur 15

Tahun?”

Pasien : “Iya benar”.

Apoteker : “Mba, sebelumnya perkenalkan saya Apoteker

di Apotek ini, Mba.. bisa minta sedikit


waktunya?, saya akan sedikit menjelaskan

mengenai obat yang diresepkan kepada Mba”.

Pasien :“Iya, silahkan bu”.

Apoteker : “Ini obatnya mba (sambil menunjukkan obat)

diminum 3x sehari setiap 8 jam ya pak,

diminum setelah makan”.

Pasien : “Iya bu”.

Apoteker : “Obat ini, silahkan mba bayar di kasir”.

Pasie : “Terima kasih bu (keluar dari ruangan dan

menuju ke kasir)”.

b. Kesimpulan

Dalam resep tersebut terdapat obat biogesic, Phenobarbital,

Vitaman B1 yang kemudian dibuat menjadi serbuk bagi untuk anti

epilepsy pasien.
c. Resep 3

Dr. B. Jemariz Nacita


SIP No. 22/DINKES/DU-II-25
Praktek : Jl. Dewangga No. 19 Telp. 695104
Rumah : Jl. Kauman No. 20 Telp. 695158

R/ Ungt. Ichtammol 10 g
m.f. ungt
da in pot
Su e
---------
Pro : Hana (24 thn)

Obat ini tidak boleh diganti tanpa izin


dokter

Kelengkapan Resep
a. Nama dokter : ada
b. SIP : ada
c. Tempat praktek dan alamat praktek dokter : ada
d. Tempat dan tanggal : tidak ada
e. Tanda R/ : ada
f. Nama obat : ada
g. Signa obat : ada
h. Paraf dan cap dokter : tidak ada
i. Nama pasien : ada
j. Umur pasien : ada
k. Alamat pasien : tidak ada
III. Resep Standar

Tiap 10 g mengandung
Ichtammol 10 g
Adeps lanae 45 g
Vaseline kuning 45 g
IV. Undang – Undang
-
V. Usul
- Ditanyakan tempat dan tanggal penulisan resep
- Diminta cap dokter dan paraf dokter
- Ditanyakan alamat pasien pada dokter atau pasien

VI. Data Dosis


-
VII. Perhitungan Dosis
-
VIII. Penimbangan Bahan

No Nama Obat Perhitungan Penimbangan


1 Ichtammol 10 𝑚𝑔 1g
× 10 g
100 𝑚𝑔

2 Adeps lanae 10 𝑚𝑔 4,5 g


× 45 g
100 𝑚𝑔

3 Vaselin 10 𝑚𝑔 4,5 g
× 45 g
100 𝑚𝑔

IX. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Mortir dan stemper
2. Pot salep
3. Sudip
4. Plastic klip

b. Bahan
1. Ichtammol
2. Adeps lanae
3. Vaselin
X. Prosedur Kerja

Siapkan mortir dan stemper

Ambil semua bahan obat yang ada di resep

Sesuaikan dengan perintah resep

Dibungkus dan diberi etiket

XI. Hasil
XII. Pembahasan
Salep merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang
digunakan pada kulit sehat, sakit atau terluka dimaksudkan untuk efek
topikal. Salep digunakan untuk mengobati penyakit kulit yang akut atau
kronis, sehingga diharapkan adanya penetrasi ke dalam lapisan kulit agar
dapat memberikan efek yang diinginkan (Voigt, 1984).
Suatu obat dalam bentuk sediaan salep untuk dapat mencapai
efektifitas yang maksimum, perlu dipelajari dengan baik mengenai
struktur kulit dan formulasi sediaan antara lain pemilihan bahan pembawa
atau basis, karena pembawa akan mempengaruhi pelepasan zat aktif dan
absorbsinya pada lapisan kulit (Aiache, 1982). Pelepasan obat dari
basisnya merupakan faktor penting dalam keberhasilan terapi dengan
menggunakan sediaan salep. Pelepasan obat dari sediaan salep sangat
dipengaruhi oleh sifat fisika kimia obat seperti kelarutan, ukuran partikel
dan kekuatan ikatan antara obat dengan pembawanya, dan untuk basis
yang berbeda faktor-faktor diatas mempunyai nilai yang berbeda.
Pemilihan formulasi yang baik sangat menentukan tercapainya tujuan
pengobatan.
Dalam resep ini dibuat sediaan pulveres dengan gabungan
beberapa zat aktif seperti Ichtiol, Adeps lanae dan vaselin
Uraian bahan

1. Ichtyol (FI III, Hal. 303)


Pemerian : cairan kental, hamper hitam, bau khas
Kelarutan : dapat dicampur dengan air, dengan gliserol p,
dengan minyak lemak, dan dengan lemak, larut sebagian dalam etanol
(95%) P dan dalam eter P.
Khasiat : Antiseptikum Ekstern.
2. ADEPS LANAE
Sinonim : Lemak bulu domba, adeps lanae anhydircus,
gemuk domba, minyak domba, wolfet, Lanilinum
anydricum.
Pemerian : Zat serupa lemak, warna kuning muda sampai
kuning pucat, agak tembus cahaya, bau lemak, khas.
Kelarutan : t/air, a.s/etanol, m/CHCl3 & eter
Khasiat : Zat tambahan
Pemberian : luar
Golongan : Bebas
Sterilisasi : - Cara c (V. Duin hal. 174)
Catatan : - Dapat digunakan sebagai emulgator dalam salap –
salap, karena daya serapnya terhadap air yang besar.
- Dapat mempebesar kemamtapandari omulsa W/O
- Dalam pil dan dalam serbuk tabur lihat V. Duin
hal. 45 & 37
3. Vaselin

Vaselin albi (Vaselin album) (FI edisi III, hal :633)

Nama latin : VASELIN ALBUM

Sinonim : Vaselin putih


Pemerian : Massa lunak, lengket, bening,putih. Sifat ini tetap
setelah zat dileburkan dan dibiaarkan hingga dingin
tanpa diaduk.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol


(95%)p. Larutan kadang-kadang beroplasensi lemah.

Khasiat : Zat tambahan (pengikat)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

XIII. Kesimpulan
a. KIE
Ibu Hana umur 24 tahun, mendatangi salah satu praktek
dokter umum di jalan Jl. Dewangga No. 19, dengan keluhan
terdapat bisul di tubuhnya. Kemudian dokter meresepkan Salep
Ichtamol. Setelah mendapatkan resep Fatimah pergi menuju apotek
untuk menebus resep.

Asisten Apoteker : “Selamat siang, ada yang bisa saya bantu

Bu?”.

Pasien : “Saya ingin menebus obat diresep ini (sambil

memberikan resep kepada Asisten apoteker)”.

Asisten Apoteker : “Iya mba, silahkan tunggu sebentar (sambil

menunjuk ruang tunggu apotek) saya berikan

dulu resepnya ke Apoteker”.


Asisten Apoteker menuju ke ruangan konseling

Apoteker, dan memberikan resep kepada

Apoteker.

Asisten Apoteker : “Bu, ini ada resep dari

dokter”.

Apoteker : “(mengambil resep dan membacanya). Tolong

dibuat salep ichtamol 10 gram ”.

Asisten Apoteker : “Iya bu”

Asisten Apoteker pergi mengambil obat, mendispensing obat,

kembali ke ruangan konseling.

Asisten Apoteker : “Ini salep bu”.

Apoteker : “Tolong panggilkan pasien yang obatnya ini”.

Asisten Apoteker : “Iya bu”.

Asisten Apoteker keluar dari ruangan dan memanggil pasien

Asisten Apoteker : “Mba Hana!”.

Pasien : “(Datang menghampiri Asisten Apoteker)”.

Asisten Apoteker : “Silahkan masuk, ke dalam ruangan bu,

(sambil menunjukkan ruangan konseling Apoteker).”

Apoteker : “Betul dengan Mba Hana ? umur 24 Tahun?”

Pasien : “Iya benar”.


Apoteker : “Mba, ini salep untuk bisulnya,

penggunaannya dioles tipis tipis ke bagian yang

terdapat bisulnya ya mba. Salepnya nanti

disimpan di tempat yang tidak terkena sinar

matahari”.

Pasien : “Iya bu”.

Apoteker : “Salepnya silahkan mba bayar di kasir, semoga

lekas sembuh”.

Pasie : “Terima kasih bu (keluar dari ruangan dan

menuju ke kasir)”.

b. Kesimpulan

Dalam resep tersebut terdapat bahan ichtamol 10 gram yang di buat

salep untuk obat bisul sesuai dengan yang di keluhkan pasien.

Anda mungkin juga menyukai