Anda di halaman 1dari 21

FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI CAIR

EKSTRAK RUMPUT LAUT


MERAH (Euchema cottoni) SEBAGAI SABUN
ANTISEPTIK

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Mukti Suliswati 107117016
2. Faannisatul Qomariyah 107117023
3. Tia Destari Murti 107117025
4. Doreen Calista Cahyarani 107117029
5. Qurrata A’yuni 107117033
Latar Belakang

 Rumput laut merupakan salah satu komoditi hasil laut


yang penting.

 Rumput laut atau alga dapat dikelompokkan menjadi


empat kelas, yaitu rumput laut hijau, rumput laut hijau
biru, rumput laut coklat, dan rumput laut merah.
 Secara morfologis rumput laut merupakan
tanaman laut yang berklorofil dan
berthallus, artinya tidak jelas perbedaan
antara akar, batang dan daun.

 Perbedaan rumput laut jenis satu dengan


jenis yang lainnya terletak pada thallusnya.
Berupa bulat, pipih, gepeng, dan juga
berbentuk seperti helai rambut, susunan
thallus ada yang uniseluler (sel satu) atau
multi seluler (banyak sel).
- Rumput laut mengandung metabolit primer yang terdiri atas karagenan
serta senyawa metabolit sekunder yang menunjukkan aktivitas antibakteri

- Rumput laut dapat menghasilkan biomassa berupa bahan aktif metabolit


untuk melindungi dirinya dari serangan berbagai penyakit dan predator.
Ekstrak E.Cottoni juga diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
- Sabun mandi adalah produk yang dihasilkan dari reaksi antara minyak atau lemak
dengan basa KOH atau NaOH.

- Sabun adalah bahan yang digunakan untuk tujuan mencuci dan mengemulsi, terdiri
dari asam lemak dengan rantai karbon C12-C18 dan sodium atau potassium

- Sabun rumput laut E. cottonii yang diaplikasikan ke kulit dapat mengurangi atau
menghilangkan keutuhan lapisan fosfolipid, sehingga fenol dengan mudah berpenetrasi
merusak dinding sel dan menyebabkan kematian sel mikroba.
ANTISEPTIK

Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk


menghambatpertumbuhan dan membunuh mikroorganisme
berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan tubuh luar
mahluk hidup seperti pada permukaan kulit dan membran
mukosa.
ALAT dan BAHAN

Alat Bahan
1. Asam miristat
1. Beaker Glass 2. Asam starat
2. Gelas Ukur 3. Texapon 70
3. Kertas Perkamen 4. Cocamide DEA
4. Timbangan Analitik 5. KOH
5. Botol 6. Aqua DM
7. Propilenglikol
6. Batang Pengaduk
8. Gilesin
9. EDTA Na
10. Asam Sitrat 25%
11. Extrak rumput laut
Rancangan Formulasi
Zat penyusun Asam Miristat 3 gram
Asam Stearate 3 gram
Texapon N70 40 gram
Cocamide DEA 0 mL
KOH 1,2 gram
Aqua DM 4 mL
Aqua DM 100 mL
Propilen glikol 5 gram
Gliserin 10 gram
EDTA Na 0,2 gram
Asam Sitrat 25 % 10 mL
Zat aktif Ekstrak Rumput Laut 18,14 gram
Modifikasi Formulasi
Zat Asam Miristat 3 gram 3 gram 3 gram
penyusun
Asam Stearate 3 gram 3 gram 3 gram
Texapon N70 40 gram 40 gram 40 gram
0 mL
Cocamide DEA 2 mL 3 mL
KOH 1,2 gram 1,2 gram 1,2 gram
Aqua DM 4 mL 4 ml 4 ml
Aqua DM 100 mL 100 ml 100 ml
Propilen glikol 5 gram 5 gram 5 gram
Gliserin 10 gram 10 gram 10 gram
EDTA Na 0,2 gram 0,2 gram 0,2 gram
Asam Sitrat 25 % 10 mL 10 mL 10 mL
Zat aktif Ekstrak 18,14 18,14 18,14
Rumput Laut gram gram gram
Penimbangan Bahan
Bahan F1 F2 F3
Asam Miristat 3 gram 3 gram 3 gram
Asam Stearate 3 gram 3 gram 3 gram
Texapon N70 40 gram 40 gram 40 gram
Cocamide DEA 0 mL 2 mL 3 mL
KOH 1,2 gram 1,2 gram 1,2 gram
Aqua DM 4 mL 4 ml 4 ml
Aqua DM 100 mL 100 ml 100 ml

Propilen glikol 5 gram 5 gram 5 gram

Gliserin 10 gram 10 gram 10 gram

EDTA Na 0,2 gram 0,2 gram 0,2 gram

Asam Sitrat 25 % 10 mL 10 mL 10 mL
Ekstrak Rumput Laut 18,14 gram 18,14 gram 18,14 gram
CARA KERJA
1. Prosedur Ekstraksi
 Serbuk rumput laut coklat sebanyak 500 gram
 Di maserasi menggunakan 3 liter pelarut etanol 70%
 Diaduk setiap selama 5 hari dan disimpan dalam wadah kaca tertutup dan
terlindung cahaya matahari.
 Sari etanol di saring menggunakan kertas saring dan disimpan sebagai
maserat pertama
 Residu yang didapat di maserasi dengan pelarut yang sama selama 5 hari
 Maserat pertama dan kedua dicampur dan diuapkan dengan water bath
sampai diperoleh ekstrak kental rumput laut.
2. Cara Pembuatan Sediaan
 Ditimbang komponen 1 kemudian dimasukkan kedalam wadah tahan
panas.
 Komponen 1 dipanaskan kemudian dimasukkan 50 % komponen 3, diaduk
hingga larut.
 KOH dilarutkan pada aqua DM 4 ml keudian dimasukkan kedalam no 2 12
diaduk hingga rata.
 Dimasukkan sisa komponen 3, diaduk hingga rata.
 Ditambahkan komponen 5.
 Dilakukan pengukuran pH, ditambahkan asam sitrat.
 Disimpan dalam wadah tertutup.
Uji Evaluasi Sifat Fisik
1. Uji Organoleptis
Dilakukan dengan mengamati langsung bentuk fisik, seperti bau, warna
dan tekstur.

2. Uji Homogenitas
Dilakukan dengan mengamati partikel-partikel yang terdapat dalam
sediaan dalam wadah yang transparan.
3. Uji PH

 Alat pH meter di kalibrasi menggunakan larutan pH = 7 (dapar basa) dan pH = 4


(dapar asam)

 Satu gram sediaan yang akan diperiksa diencerkan dengan air suling hingga 10 mL

 Elektroda ph meter dicelupkan ke dalam larutan yang diperiksa.

 Jarum Ph meter dibiarkan bergerak sampai menunjukan posisi tetap.

 Ph yang ditunjukkan jarum ph meter dicatat.


HASIL
1. Pengamatan Organoleptik
Pengamatan FI F II F III
Organoleptik
Bentuk Cair Cair Cair
Warna Putih seperti susu Putih seperti susu Putih seperti susu
Bau Wangi segar Wangi segar Wangi segar
 Uji organoleptik dilakukan dengan mengamati secara visual sabun
cair meliputi bentuk, warna dan bau.

 Sediaan sabun cair pada formulasi I, II, dan III memiliki sifat
organoleptis yang sama dengan warna putih seperti susu dan bau
khas segar.
2. Pengamatan pH
- Persyaratan pH sabun cair menurut Standar Nasional Indonesia (SNI, 1996)
adalah berkisar antara 6-8.

- Formula I dan formulasi II menunjukkan pH yaitu 7, sedangkan pada sediaan


formulasi III menghasilkan nilai pH paling asam yaitu 6.

- Penurunan pH ini disebabkan karena bahan-bahan penyusun sabun yaitu gliserin


dan asam sitrat yang bersifat asam . Selain itu, hal ini mungkin disebabkan karena
cocamid DEA yang bersifat basa sehingga dengan penambahan cocamid DEA
menyebabkan pH sabun mandi menurun.
PEMBAHASAN
 Formulasi sabun Cair menggunakan ekstrak rumput laut merah sebagai bahan aktif sabun
yang mempunyai peranan penting yaitu sebagai antibakteri.
 Cocamid DEA digunakan sebagai bahan pembentuk sabun karena minyak kelapa merupakan
minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun dan bisa digunakan
sebagai pengawet karena memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi sehingga minyak
kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Gliserin digunakan sebagai
humektan karena humektan penting digunakan untuk mencegah pengeringan sediaan. Asam
stearat digunakan sebagai penstabil busa, asam stearat dipilih karena aksi pencucian dari
sabun banyak dihasilkan dari kekuatan pengemulsian dan kemampuan menurunkan tegangan
permukaan dari air. KOH berfungsi sebagai penetralisir asam.
 Aquadest ditambahkan sebagai pelarut karena lebih aman, bersifat inert, lebih murah serta
mudah didapatkan. Texapon N70 memiliki sifat pembersih dan pengemulsi. Asam miristat
memiliki kemampuan membersihkan dan menghasilkan busa yang melimpah. EDTA Na
bekerja sebagai pengawet, pengatur dan stabilizer, namun juga terbukti meningkatkan
kemampuan pembusaan dan pembersihan dari sabun cair.
KESIMPULAN

Dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang signifikan


hasil uji mutu fisik sabun dari rumput laut merah yang meliputi
uji pH dan iji organoleptis pada formula sabun ekstrak rumput
laut merah dengan perbedaan penambahan cocamid DEA.
Desain stiker produk sabun cair
Dokumentasi Proses Pembuatan

Anda mungkin juga menyukai