Anda di halaman 1dari 24

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

PERCOBAAN V
PEMBUATAN FENOL DARI ANILIN

Disusun Oleh:
Akhmad Hannas Rasyid
1611015320037
Kelompok VII

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERCOBAAN V
PEMBUATAN FENOL DARI ANILIN

Asisten Nilai Laporan Akhir

(Khairatunnisa) Tanggal Dikumpul :


29 November 2017

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
PERCOBAAN V
PEMBUATAN FENOL DARI ANILIN

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari reaksi substitusi gugus
amin oleh gugus hidroksi
II. DASAR TEORI
Fenol merupakan salah satu antiseptik tertua dengan khasiat bakterisid dan
fungisid, juga terdapat basil tbc dan spura, walaupun memerlukan waktu yang
lebih lama. Mekanisme kerjanya berdasarkan denaturasi protein sel bakteri, yakni
perubahan rumus bangunnya hingga sifat khasnya hilang. Khasiat dikurangi oleh
zat organis dan ditiadakan oleh sabun, karena dengan alkali terbentuk fenolat
inaktif. Karena sifat mendenaturasi juga berlaku untuk jaringan utuh manusia,
fenol berdaya korosif terhadap kulit dan sangat merangsang, sehingga jarang
digunakan lagi sebagai antiseptikum kulit. Berdasarkan sifat anestesi lokal,
senyawa ini digunakan dalam lotio antigatal (Tjay & Rahardjo, 2002).
Fenol adalah senyawa dengan gugus hidroksil (OH) yang terikat pada cincin
aromatik, gugus OH merupakan aktivator kuat dalam reaksi substitusi aromatik
elektrofilik. Fenol yang bersubstitusi disebut antioksidan biasanya digunakan
untuk mencegah reaksi dari radikal- bebas ini. Dalam industri makanan, fenol
yang tidak beracun dipakai sebagai radikal inhibitor yang disebut zat pengawet
(Struktur sebagai berikut :

(Fessenden & Fessenden, 1991).


Fenol (C6H5OH) merupakan monohidroksida turunan benzena dan bersifat
anionik didalam larutan air. Keberadaan fenol dalam air dapat menyebabkan
pencemaran, karena jika dikonsumsi fenol dapat terakumulasi didalam tubuh dan
bersifat racun. Selain itu fenol juga dapat terdegradasi menjadi senyawa lain
seperti diklorofenol yang bahkan lebih reaktif. Konsentrasi standar maksimal yang
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI untuk fenol adalah 0,001 mg/L (Wogo
et al., 2013).
Fenol adalah senyawa dengan rumus umum ArOH, dimana Ar adalah fenil
atau fenil tersubstitusi. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil (OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol
memiliki kelarutan terbatas dalam air yakni 8,3 g/100 ml. Fenol memiliki sifat
yang cenderung asam artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksinya.
Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion penoksida C6H5O- yang dapat
dilarutkan dalam air. Fenol mempunyai sifat hidroskopis dan bersifat asam lemah
berfungsi sebagai antiseptikum ekstern, dapat bereaksi dengan NaOH membentuk
natrium fenolat, tidak dapat dioksidasi menjadi aldehid atau keton dan dapat
mengion didalam air. Garam amina diberi namasebagai garam ammonium atau
(dalam hal sederhana) sebagai amina hidroklorida. Sifat-sifat fenol yaitu sebagai
berikut :
1. Sukar larut dalam air
2. Umumnya merupakan senyawa yang tidak berwarna tetapi mudah
teroksidasi terjadi senyawa yang berwarna
3. Bersifat sebagai asam lemah, dapat membentuk garam dengan alkali
hidroksida tetapi tidak dengan NaHCO3
(Respati, 1986).
Gugus OH pada fenol merupakan aktifator kuat dalam reaksi substitusi
aromatik elektrofilik. Karena ikatan karbon sp2 lebih kuat dari pada ikatan karbon
sp3 maka ikatan C-O dari suatu fenol tidak mudah terputuskan. Fenol tidak
bereaksi SN1 atau SN2 atau reaksi-reaksi eliminasi seperti alkohol (Fessenden &
Fessenden, 1991). Dalam reaksi substitusi terjadi penggantian gugus atom dari
senyawa organik dengan gugus fungsional yang lain. Reaksi substitusi terjadi
penggantian gugus atom dari senyawa organik dengan gugus fungsional yang lain.
Reaksi substitusi dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu substitusi nukleofilik
dan substitusi elektrofilik. Reaksi substitusi nukleofilik ini terdiri atas dua macam
reaksi yang dibedakan pada saat pemutusan dan pembentukan ikatan barunya.
Pada reaksi substitusi dimana saat pemutusan dan pembentukan ikatan tidak
terjadi secara bersamaan disebut reaksi nukleofilik unimolekular (SN1),
sedangkan saat pemutusan dan pembentukan ikatan terjadi secara bersamaan
(serempak) disebut reaksi substitusi nukleofilik bimolekular atau SN2 (Anwar,
1994).
Keaktifan fenol dapat mengkoagulasi protein, pengikis jaringan (5%), pada
kulit mengakibatkan lepuh-lepuh, kalu termakan mengakibatkan iritasi dan
nekrosa dari selaput lendir dan merusak susunan urat saraf pusat. Dalam
kehidupan sehari-hari fenol digunakan sebagai antiseptikum (karena sifat
mengkoagulasikan protein), selain itu fenol juga digunakan pada sintesis senyawa
lain misalnya asam salisilat, aspirin, fenolftalein. asam pikrat, bakelit, plastik yang
lain, zat warna, dan lain sebagainya. Sintesis fenol-fenol adalah sebagai berikut :
1. Derivat halogen dari benzena dengan larutan basa pada suhu tinggi, tekanan
tinggi.
2. Peleburan garam-garam dari asam sulfenat dengan basa.
3. Penguraian dari garam-garam diazonium
(Riawan, 1990).
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya percobaan, maka perlu dilakukan
identifikasi fenol. Identifikasi fenol dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Tambahkan 1 teteslarutan besi (III) klorida P pada 10 ml larutan 2 %, positif
jika terjadi warna violet.
2. Tambahkan larutan brom P pada 0,1 % b/v, positif jika terbentuk endapan
putih yang segera larut dan mengendap kembali jiks ditambahkan pereaksi
yang berlebih.
(Depkes RI, 1979).
Fenol dapat dibuat dari anilin melalui reaksi substitusi aromatik
nukleofilik dengan pemindahan nukleofilik dari garam arildiazonium (Wilbraham
& Matta, 1992). Anilin merupakan amina aromatik , anilin juga disebut fenilamin.
Anilin dapat dibuat dengan nitrobenzena yang direaksikan dengan NH3 dengan
katalis alohol. Anilin dapat bereaksi dengan asam nitrat dan HCL pada suhu 00C-
50C membentuk benzena diazonium klorida. Reaksi suatu amina dengan suatu
asam mineral atau suatu asam karboksilat menghasilkan suatu garam amina.
Karena kemampuannya membentuk garam, suatu amina yang tak larut dalam air
dapat larut dalam asam encer. Garam amina merupakan hasil dari reaksi suatu
amina dengan suatu asam mineral atau suatu asam, karena kemampuannya
membentuk garam suatu amina yang tak larut dalam air dapat larut dalam asam
sulfat encer (Fessenden & Fessenden, 1991).
Anilin dapat dibuat dengan menggunakan reduksi dari nitrobenzen,
nitrobenzendireaksikan dengan amoniak menggunakan katalis alkohol, serta
dengan mereaksikan monoklor benzen dengan amoniak dengan katalis Cu2O pada
suhu 2000C. Anilin (Fenilamin)termasuk dalam amina aromatik, sedangkan
turunan dari amin aromatik dalam bidang farmasi adalah aetanilida yang berfungsi
sebagai antifebri, ephedrin sebagai vasodilatasi sertaphenaetin sebagai antipiretika
(Fessenden & Fessenden, 1991).

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Baskom
2. Batang pengaduk
3. Bunsen
4. Corong buchner
5. Erlenmeyer
6. Gelas beker
7. Gelas ukur
8. Kaca arloji
9. Labu alas bulat
10. Neraca analitik
11. Penangas air
12. Penjepit tabung
13. Pipet tetes
14. Pipet ukur
15. Propipet
16. Sendok tanduk
17. Termometer
A. Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Anilin
2. Asam sulfat pekat
3. Aquadest
4. Es batu
5. Eter
6. Ferri klorida
7. Kalium iodida
8. Natrium nitrit\

IV. GAMBAR ALAT


NO NAMA ALAT GAMBAR FUNGSI

1. Alat refluks untuk mensintesis suatu


senyawa, baik organik maupun
anorganik

2. Batu didih Meratakan panas sehingga


panas menjadi homogen pada
seluruh bagian larutan.

3. Corong Buchner digunakan dalam penyaringan


vakum yang terbuat dari
porselen, namun kadangkala
ada juga yang terbuat dari kaca
dan plastik. Di bagian atasnya
terdapat sebuah silinder
dengan dasar yang berpori-
pori.

4. Erlenmeyer 100 Menampung larutan yang akan


mL dititrasi pada proses titrasi.
5. Gelas Beker Sebuah wadah / tempat
penampung untuk mengaduk,
mencampur, dan memanaskan
cairan yang biasanya
digunakan dalam laboratorium.

6. Kaca arloji Menimbang bahan-bahan


kimia yang bersifat
higroskopis, sebagai penutup
saat melakukan pemanasan
bahan kimia, dan sebagai
wadah untuk mengeringkan
suatu bahan dalam desikator.

7. Lampu spiritus untuk memanaskan larutan


atau membantu
mengkondisikan steril pada
proses inokulasi. Bahan
bakarnya biasanya dari spirtus
atau alkohol

8. Neraca Analitik Neraca yang digunakan untuk


menimbang zat yang butuh
ketelitian tinggi dan dalam
skala kecil/mikro (biasanya
hingga 4 desimal 0,0001 gram)
dan untuk menimbang zat yang
digunakan untuk larutan
standar primer

9. Penangas air Menguapkan zat/larutan


dengan suhu tidak terlalu
tinggi dan Menginkubasi
kultur mikrologi
10. Pipet tetes Untuk membantu
memindahkan cairan dari
wadah yang satu ke wadah
yang lain dalam jumlah yang
sangat kecil tetes demi tetes.

11. Pipet ukur Untuk memindahkan larutan


dalam suatu wadah ke wadah
yang lainnya. Untuk
mengambil larutan tersebut
bisa menggunakan alat bantu
pipet filler atau yang lebih
mudah operasionalnya adalah
menggunakan macro pipet
controller.

12 Sudip Membersihkan dan mengambil


sisa-sisa obat yang masih
tersisa di dalam mortir, dan
untuk memasukkan sediaan ke
wadah.

13. Termometer Untuk mengukur suhu


V. SKEMATIKA KERJA

50 ml Aquadest

 Dimasukkan ke dalam labu alas bulat

6,5 ml H2SO4

 Ditambahkan ke dalam labu alas bulat


 Dipanaskan sekitar 1 menit sambil diaduk
5,5 ml Anilin

 Ditambahkan ke dalam campuran

Campuran A

 Dipanaskan hingga homogen


 Diencerkan dengan 50 ml air
 Dilepas labu alas bulat masukkan ke dalam
baskom es hingga suhu 5oC
 Dikocok terus hingga terbentuk kristal jika
terbentuk kristal dikocok hingga larut
4,5 gram NaNO2
dalam aquadest 9 ml
 Dimasukkan ke dalam erlenmeiyer terpisah
 Ditambahkan bertetes-tetes ke campuran A
sambil diaduk
 Dijaga suhu tidak lebih 8oC

Campuran C

 Diambil 1 tetes dites dengan menggunakan 1


tetes KI pada kaca arloji
 Diamati hasil

Sisa campuran C
 Diamkan selama 15 menit
 Direfluks selama 15 menit
 Didestilasi
Destilat
 Dites 5tetes destilat dengan FeCl3 pada kaca
arloji

Hasil

Pemurnian

Sisa destilat

 Dimasukkan ke dalam corong pisah


 Ditambahkan 5 ml etet
 Digojok dan dipisahkan
 Diukur volume dan ditimbang
Hasil
VI. MEKANISME REAKSI
VI. HASIL DAN PERHITUNGAN
No Perlakuan Hasil Dokumentasi
.

1. 50 mL aquadest Larutan bening


ditambahkan 6,5 mL
H2SO4, dipanaskan selama
1 menit
2. Larutan ditambahkan 5,5 Terbentuk Campuran A
mL anilin terbentuk berupa larutan
Campuran A berwarna orange

3. Campuran A dipanaskan Larutan membentuk


sampai larut dan gumpalan
diencerkan dengan 50 ml
air

4. Didinginkan hingga Larutan berwarna


temperatur dibawah 50C , coklat tua dan larut
dikocok terus menerus sempurna tanpa kristal
selama pendinginan
hingga larut

5. Dalam erlemyer terpisah Terbentuk campuran B


masukkan 4,5 gram NaNo2 berupa larutan bening
dalam aquadest 8,75 ml pada suhu rendah
(campuran B) didinginkan

6. Campuran B Ditambahkan Terbentuk campuran C


bertetes tetes kedalam berupa larutan coklat
campuran A sambil diaduk dengan gumpalan
dan suhunya dijaga agar warna hitam yang
tidal lebih dari 80C melekat
a. 1 tetes campuran C Larutan berwarna
ditetes dengan KI coklat tua pekat dan
terdapat endapan

b. Sisa campuran C Larutan kehitaman,


didiamkan 15-20 menggumpal dan
menit terbentuk gelembung
gas

7. Lanjutkan direfluks selama Larutan kehitaman,


15 menit, suhu dijagaagar menggumpal dan
tidak lebih dari 50C, terbentuk gelembung
kemudian didestilasi gas

8. Diambil 5 tetes destilat Larutan berwarna ungu


ditambahkan FeCl3 kehitaman

9. Sisa destilat tersebut Larutan merah jingga


dimurnikan dengan cara
ditambahan 5 mL eter
10. Digojog melingkar, Larutan merah orenan
dipisahkan diambil larutan dengan volume 1,5 ml
bagian atas, dan diukur dan berat 0,82 gram
volume serta berat yang
didapat

A. Perhitungan
Diketahui :

BM H2SO4 = 98,08 g/mol

BM C6H5NH2 = 93,13 g/mol

BM Fenol = 94,11 g/mol

BJ Fenol = 1,057 g/mol

Massa H2SO4 = BJ x Volume


= 1,84 x 6,5 mL
= 11,96 gram

Massa C6H5NH2 = BJ x Volume


= 1,02 x 5,5 mL
= 5,61 gram

Berat Fenol = 0,82 g

Volume Fenol = 1,5 mL

Ditanya:

Randemen dan kemurnian?

Jawab:

Mol H2SO4 = Massa


BM
= 11,96 g
98,08 g/mol
= 0,12 mol

Mol C6H5NH2 = Massa


BM
= 5,61 g
93,13 g/mol
= 0,06 mol

Persamaan Reaksi

C6H5NH2 + H2SO4 C6H6O + NaHSO3

M= 0,06 0,12 - -

B= 0,06 0,06 0,06 0,06

S= - 0,06 0,06 0,06

Berat Teoritis Fenol = Mol C6H6O x BM C6H6O

= 0,06 mol x 94,11g/mol

= 5,65 g

Randemen = Berat praktik x 100%

Berat teoritis

= 0,82 g x 100%

5,65 g

= 14,51 %

BJ Hasil = Berat praktik

Volume praktik

= 0,82 g

1,5 mL
= 0,55 g/mL

Kemurnian = BJ hasil x 100%

BJ teoritis

= 0,55 X 100%

1,057 g/mL

= 52,03 %

VII. PEMBAHASAN
Percobaan pembuatan fenol ini dilakukan reaksi substitusi nukleofilik dari
senyawa anilin. Senyawa anilin adalah cairan minyak tak berwarna yang mudah
berubah menjadi coklat apabila terkena cahaya, senyawa anilin juga merupakan
senyawa yang beracun bagi mahluk hidup karena kemampuannya untuk
mengacaukan sistem pencernaan dan sistem lain dalam tubuh. Anilin dapat
membentuk kation benzendazonium apabila direaksikan dengan asam nitrit, reaksi
ini disebut dengan reaksi diazotasi. Fenol tidak akan terbentuk jika tidak melewati
reaksi diazotasi karena benzen telah penuh dengan elektron dan tidak dapat
berikatan dengan gugus –OH.
Campuran larutan yang mengandung asam kuat akan berubah NaNO2 yang
dimasukkan menjadi HNO2 (asam nitrit), asam nitrit kemudian akan merubah
anilin menjadi kation benzendiazonium. Kation benzendiazonium akan segera
berubah menjadi kation fenil dengan melepas molekul air dan gas N2. Kation fenil
bersifat cukup reaktif sehingga dengan cepat ia akan bereaksi dengan ion-OH dari
molekul air dan membentuk fenol. Pemutusan gugus NH2 pada benzen dan
pengikatan gugus –OH pada molekul benzen yang sama disebut dengan reaksi
substitusi nukleofilik SN2. Senyawa fenol tidak akan terbentuk dengan sendirinya
tanpa perlakuan khusus atau metode tertentu. Diantara perlakuan khusus yang
dimaksud adalah pemanasan, pendinginan, refluks, dan destilasi. Setiap metode
yang digunakan memiliki karakteristik tersendiri yang cocok dengan kestabilan
senyawa tertentu.
Adapun mekanisme reaksi fenol adalah sebagai berikut :
Untuk menghasilkan asam nitrit, NaNO2 yang dimasukkan kedalam
campuran yang berisi asam sulfat harus dalam kondisi tinggi, sebab suhu yang
tinggi akan mempermudah ionisasi asam sulfat menjadi ion H+ dan SO42- serta
mengionisasi NaNO2 menjadi Na+ dan NO2-. Selanjutnya ion H+ dan ion NO2-
bereaksi membentuk asam nitrit. Asam nitrit oleh H+ selanjutnya mengion
membentuk ion nitrosonium (N+=O) dan H2O. Ion nitrosonium bersifat cukup
reaktif dan hanya stabil pada suhu sekitar 50C. Hal ini untuk menurunkan
reaktivitas garam diazonium yang akan terbentuk. Reaktivitas yang tinggi dari
garam ini disebabkan oleh kemampuan pergi yang sangat baik dari gugus nitogen
(N2) pada ion benzenadiazonium. Ion nitrosonium akan menyerang anilin
membentuk ion benzenadiazonium. Melalui pemanasan (refluks), ion
benzenadiazonium akan melepas N2 dan membentuk ion kation fenil. Kation fenil
yang reaktif kemudian berikatan dengan gugus -OH dari air membentuk senyawa
fenol.
Proses pembuatan fenol tidak bisa dilakukan secara langsung antara –OH
dan cincin benzene dikarenakan sama-sama bermuatan parsial negative sehingga
akan salong tolak menolak. Cincin benzene terdapat awan elektron dan
terstabilkan oleh ikatan rangkap sehingga sukar bereaksi secara langsung. Karena
alasan itu, dibuat suatu gugus pergi yang baik yaitu garam diazonium (N2+) pada
cincin aromatis sebelum diserang nukleofil –OH. Proses pembentukan fenol pada
praktikum ini terjadi reaksi diazotasi yaitu reaksi antara amin aromatis primer
dengan nitrit pada suasana asam. Starting material dalam percobaan ini adalah
aniline, NaNO2, aquadest. Aniline sebagai sumber aromatis primer (penyedia
NH2), NaNO2 untuk membentuk ion nitrozonium, dan aquadest sebagai sumber
penyedia –OH.
Langkah pertama adalah mencampurkan asam sulfat pekat 6,5mL ke dalam
erlenmeyer yang telah berisi aquadest 50mL menghasilkan larutan bening, karena
asam sulfat pekat bersifat eksotermis, sehingga jka dimasukkan asam sulfat
dahulu , ketika ditambahkan aquadest akan terjadi percikan. Asam sulfat sebagai
katalisator, sumber protonasi (penyuplai ion H+ yang memberi suasana asam).
Kemudian dilakukan penambahan 5,5mL aniline yang akan membentuk gumpalan
coklat tua dan larutan bening. Untuk melarutkan aniline dengan H2SO4 tersebut
dilakukan pemanasan dengan menggunakan api bunsen dapat disebut campuran
A. Setelah dingin, diencerkan dengan 50mL aquadest menghasilkan larut
sempurna dan larutan berwana coklat tua. Dinginkan hingga temperatur tidak
lebih dari 50C, dikocok terus selama pendinginan dan menghasilkan larutan
berwana coklat tua. Alasan didinginka hingga temperatur tidak lebih dari dari 50C
karena Ion nitrosonium bersifat cukup reaktif dan hanya stabil pada suhu sekitar
50C. Kemudian 4,5g natrium nitrit ditambah aquadest 9 mL larutan berwarna
keruh dan ditambahkan bertetes-tetes kedalam campuran sambil diaduk, suhu
dijaga tidak lebih dari 80C, larutan berubah warna dari oranye, merah dan menjadi
coklat tua pekat. Pada penambahan natirum nitrit, suhu dijaga kurang dari 80C
agar gas N2+tidak lepas, selain itu ketika penambahan natirun nitrit suhu bisa naik
karena adanya Na2SO4 yang sifatnya eksotermis. Setelah itu, larutan dipanaskan
pada suhu 50-550C agar HNO2 yang ada dalam campuran tersebut tidak menguap.
Tujuan pemanasan ialah mempercepat reaksi diazotasi. 1 tetes campuran ditetes
dengan KI menghasilkan larutan berwarna coklat tua pekat dan terdapat endapan.
Campura didiamkan 15-20 menit larutan menjadi kehitaman dan mengumpal dan
terdapat gelembung gas. Selanjutnya direfluks selama 15 menit dan suhu dijaga
agar tidak lebih dari 550C.
Kemudian dilakukan destilasi, dengan menggunakan destilasi uap, dimana
penggunaan destilasi uap tersebut untuk senyawa yang tidak tahan panas, pada
percobaan ini yaitu ion nitrozonium. Destilasi merupakan metode pemisahan atau
pemurnian suatu senyawa berdasarkan titik didih. Prinsipnya ketika suatu
campuran dipanaskan, komponen yang mencapai titik didihnya lebih tinggi. Uap
yangterbentuk kemudian terkondensasi dalam kondensor yang kemudian
ditampung dalam sebuah erlenmeyer dan dinamakan destilat atau prinsip destilasi
uap adalah pemisahan cairan berdasarkan titik didih dari masing-masing senyawa
campuran. Larutan aniline sulfat berwarna coklat tua, selama proses desilasi,
warnanya berubah mejadi coklat kehitaman dikarenakan gas N2+ sudah mulai
lepas yang nantinya akan disubstitusikan oleh nukleofil –OH. Gas N2+ itulah yang
menyebabkan warna coklat.
Pengujian FeCl3 dilakukan untuk mengetahui apakah destilat yang didapatkan
mengandung fenol atau tidak. Hasil positif apabila terbentuk warna larutan biru
keunguan, berupa senyawa kompleks [Fe (Fenol)6]Cl3. Berikut reaksi yang terjadi

:
Dalam praktikum pada saat pengujian tejadi warna violet kehitaman ini karena
pengaruh anilin yang teroksidasi.
Ekstraksi dengan eter menggunakan corong pisah dilakukan untuk
mendapatkan fenol yang benar-benar murni, karena destilat yang dihasilkan ialah
fenol yang masih bercampur dengan air. Prinsip dari corong pisah adalah proses
pemisahan berdasarkan kelarutan senyawa. Berlaku ‘like dissolve like’ , senyawa
polar akan larut dalam senyawa polar, begitu juga sebaliknya dengan yang non
polar. Oleh karena itu, diekstraksi dengan eter, sehingga fenol akan lebih larut
dengan eter, lalu akan terbentuk 2 lapisan, air berada di bagian atas, fenol dan eter
di bagian bawah. Kemudian didapat larutan berwarna merah keorenan dengan
volume 1,5 ml dan berat 0,82 gram

Hasil pada percobaan ini diperoleh destilat merupakan senyawa fenol


senyawa fenol yang dihasilkan sebesar 0,82 gram , volume 1,5 ml, rendemen
sebesar 14,51 % dan kemurnian sebesar 52,03%.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Fenol adalah senyawa gugus hidroksil (OH) yang terikat pada cincin
aromatik, gugus OH merupakan aktivator kuat dalam reaksi substitusi
aromatik elektrofilik.
2. Fenol dapat dibuat dari anilin melalui reaksi substitusi aromatik
nukleofilik dengan pemindahan nukleofilik dari garam arildiazonium.
3. Reaksi substitusi nukleufilik pada senyawa aromatik terlebih dahulu
diawali dengan reaksi diazotasi untuk membentuk garam diazonium dan
amina aromatik (anilin) ketikabereaksi dengan asam nitrit untuk
membentuk fenol.
4. Destilat merupakan senyawa fenol, senyawa fenol yang dihasilkan sebesar
0,82 gram, volumenya 1,5 ml, nilai rendemen sebesar 14,51%, dan
kemurnian sebesar 52,03%.
8.2 SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan dalam praktikum kali ini adalah agar
praktikan benar-benar teliti dalam mengerjakan prosedur kerja agar dan juga para
asisten dosen selalu membimbing praktikan dalam praktikum agar meminimalisir
kesalahan yang terjadi sehingga hasil praktikum bisa lebih baik dan tidak terjadi
kegagalan atau tidak berhasil .
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, C. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. FMIPA UGM,


Yogyakarta.

Depkes RI, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Fessenden, R. J & J. S. Fessenden. 1991. Kimia Organik Jilid I. Erlangga, Jakarta

Respati, 1986. Pengantar Kimia Organik Jilid I. Aksara Baru, Jakarta.

Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Penerbit Bima Rupa Aksara, Jakarta.

Tjai, T. H & K. Rahardjo. 2002. Obat-Obat Penting. Penerbit PT. Elex Media
Komatindo, Jakarta.

Wilbraham, A. C & M. S. Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati .


ITB. Press, Jakarta

Wogo, H. E., F. O. Nitbani & P. J. P. Tjitda. 2013. Sintesis Lempung


Terinterkalasi Anilin dan Femanfaatannya Sebagai Adsorbent. Sains dan
Terapan Kimia. 7 (1) : 29-41.

Anda mungkin juga menyukai