DASAR TEORI
Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut
sampai membentuk larutan jenuh.
(Syukri . 1999)
Suatu larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah suatu larutan yang
mengandung zat larut dalam konsentrasi dibawah konsentrasi yang dibutuhkan
untuk penjenuhan sempurna pada temperatur tertentu . Suatu larutan jenuh adalah
suatu larutan yang mengandung zat terlarut lebih banyak daripada seharusnya .
Pada temperatur tertentu didapat juga tak terlarut yang diperlakukan untuk
pembentukan kristal permukaan adalah lebih larut daripada kristal kasar sehingga
menyebabkan sulitnya inti terbentuk dan tubuh dengan akibat kegagalan
kristalisasi.
Para ahli mengetahui bahwa air adalah pelarut yang baik untuk garam ,
gula , dan senyawa sejenis . Sedangkan minyak , mineral , dan benzena
merupakan pelarut yang biasanya hanya sedikit dalam air . Penemuan ini
disimpulkan berdasarkan pernyataan “like dissolve like” (senyawa atau zat yang
strukturnya menyerupai akan saling melarutkan) . Kelarutan senyawa sebagian
besar disebabkan oleh polaritas dan dipol momennya .
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat
terlarut dan pelarut , juga tergantung pada faktor temperatur , tekanan , pH larutan
dan untuk jumlah yang lebih kecil , bergantung pada hal terbaginya zat terlarut.
Pelarut polar
Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar lain .
Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion – ion
elektrolit kuat dan lemah karena tetapan dielektrik yang rendah .
Pelarut semi polar dapat menginduksi suatu derajat polaritas tertentu dalam
molekul pelarut non polar , sehingga menjadi dapat larut dalam alkohol.
(Martin,dkk.1990)
C = jumlah komponen
P = jumlah fase
Δ Hf T o−T
−log X i2= ( )
2.303 R T .T o
i
Keterangan: X 2=kelarutan ideal zat dalam fraksi mol
T o=su h ulebur ( K )
R = tetapan gas
Δ Hf T o −T V 2 ϕ12
−log X =
❑
2
2.303 RT T o
+ ( )
(δ −δ )
2,303 RT 1 2
2
DIOKSAN
1.4-dioksan adalah senyawa organic heterosiklik yang jernih tak
berwarna, bentuk cair pada suhu dan tekanan ruang. Dioksan mempunyai
struktur kimia C4H8O2 dan titik didih 1010 C. dioksan sering digunakan sebagai
solven aprotik. Dioksan berbau lemah dan mirip dengan dietil eter.
1.4-dioksan digolongkan sebagai eter dengan tiap dua atom oksigennya
membentuk suatu gugus fungsional eter, senyawa ini lebih polardaripada dietil
eter yang juga memilki empat karbon, tapi hanya punya satu gugus fungsional
eter.dietil eter agak tidak larut dengan air dan bersifat higroskopis. Polaritasnya
yang lebih tinggi dan juga berat molekulnya yang sedikit lebih tinggi member
sifat titik didih yang lebih tinggi dari pada dietil eter.
M2C
Kofeina
mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak
lebih dari 101,0 % CgH10N4O2. dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan. Pemerian Serbuk atau hablur bentuk jarum mengkilat
biasanya menggumpal, putih, tldak berbau, rasa pahit. Kelarutan Agak
sukar larut dalam air dan dalam etanol (95 %) P, mudah larut dalam
kloroform P, sukar larut dalam eterP.
(Anonim,1979)
ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Tabung uji kelarutan
2. Shaking thermostatic water bath
3. Spektrofotometer
4. Cuvet
5. Flakon
6. Labu takar
7. Filter
8. Spet injeksi
9. Mikro pipet
Bahan
1. Kafein
2. Dioksan
3. Air
4. HCl (blanko)
METODE KERJA
Dibuat pelarut campuran antara dioksan (δ= 10,0) dan air (δ= 23,5)
Dengan cara yang sama, dilakukan percobaan pada pelarut dengan suhu
tertentu.
- ANALISIS CARA KERJA
a. Pelarut antara campuran air dan dioksan mempunyai polaritas yang
hampir sama dengan kafein ( prinsip like dissolve like) . Hal ini
disebabkan karena kafein sukar larut dalam air , maka dengan adanya
penambahan dioksan diharapkan untuk mempermudah kelarutan kafein
dalam air.
b. Volume dioksan : air dicari menggunakan rumus :
- HASIL PERCOBAAN
- PERHITUNGAN
*Perhitungan Fp
5 mL
I. 50 µL = 0,05 mL => = 100 x
0,05mL
*Perhitungan volume dioksan dan air
δair = 23.5, δdioksan = 10.0
Rumus: δtotal . Vtotal = Vair . δair + Vdioksan . δdioksan
Keterangan: δtotal = parameter kelarutan total
δair = parameter kelarutan air
δdioksan = parameter kelarutan dioksan
Vtotal = volume total
Vair = volume air
Vdioksan = volume dioksan
Misal: Vtotal adalah 5mL dan Vair adalah x, maka
Vdioksan = 5-x
Parameter Kelarutan 12
Sehingga: 5 . δtotal = x . δair + (5-x) . δdioksan
5 . 12 = x . 23,5 + (5-x) . 10
60 = 23,5x + 50 – 10x
13,5x = 10
10
X = = 0,74 mL
13,5
Vdioksan =5–x
= 5 – 0,74
= 4,26 mL
Parameter Kelarutan 14
Sehingga: 5 . δtotal = x . δair + (5-x) . δdioksan
5 . 14 = x . 23,5 + (5-x) . 10
70 = 23,5x + 50 – 10x
13,5x = 20
20
X = =1,48 mL
13,5
Vdioksan =5–x
= 5 – 1,48
= 3,51 mL
Parameter Kelarutan 16
Sehingga: 5 . δtotal = x . δair + (5-x) . δdioksan
5 . 16 = x . 23,5 + (5-x) . 10
80 = 23,5x + 50 – 10x
13,5x = 30
30
X = = 2,22mL
13,5
Vdioksan =5–x
= 5 – 2,22
= 2,8 mL
Parameter Kelarutan 18
Sehingga: 5 . δtotal = x . δair + (5-x) . δdioksan
5 . 18 = x . 23,5 + (5-x) . 10
90 = 23,5x + 50 – 10x
13,5x = 40
40
X = = 2,96mL
13,5
Vdioksan =5–x
= 5 – 2,96
= 2,04 mL
KADAR
Parameter kelarutan 12
Abs 1 = 0,465
0,465 = 0,565x – 0,099
0,465+0,099 = 0,565x
0,564 = 0,565x
0,564
X = = 0,998
0,565
Kadar mg% = x . fp
= 0,998 . 100
= 99,82 mg%
- Abs 2 = 0,490
0,490 = 0,565x – 0,099
0,490+ 0,099 = 0,565x
0,589 = 0,565x
0,589
X = = 1,042
0,565
Kadar mg% = x . fp
= 1,042 x 100
= 104,2 mg%
99,82+104,2
Kadar rata-rata =
2
= 102,03 mg%
gr 102,03
Kadar ( ) = = 0,10203 mg%
5 mL 1000
0,10203 gr
= = 5,1015 x 10-3
20 5 mL
Parameter kelarutan 14
- Abs 1 = 0,550
0,550 = 0,565x – 0,099
0,550 + 0,099 = 0,565x
0,649 = 0,565x
0,649
X = = 1,148
0,565
Kadar mg% = x . fp
= 1,148 . 100
=114,8 mg%
- Abs 2 = 0,558
0,558 = 0,565x – 0,099
0,558 + 0,099 = 0,565x
0,657 = 0,565x
0,657
X = = 1,1628
0,565
Kadar mg% = x . fp
= 1,1628 . 100
=116,28 mg%
114,86 +116,28
Kadar rata-rata =
2
= 115,57 mg%
gr 115,57
Kadar ( ) = = 0,11557 mg%
5 mL 1000
0,11557 gr
= = 5,7785 x 10-3
20 5 mL
Parameter kelarutan 16
- Abs 1 = 0,566
0,566 = 0,565x – 0,099
0,566 + 0,099 = 0,565x
0,665 = 0,565x
0,665
X = = 1,1769
0,565
Kadar mg% = x . fp
= 1,1769 . 100
= 117,69 mg%
- Abs 2 = 0,584
0,584 = 0,565x – 0,099
0,584 + 0,099 = 0,565x
0,683 = 0,565x
0,683
X = = 1,2088
0,565
Kadar mg% = x . fp
= 1,2088 . 100
= 120,88 mg%
117,69 +120,88
Kadar rata-rata =
2
= 119,285 mg%
gr 119,285
Kadar ( ) = = 0,119285 mg%
5 mL 1000
0,119285 gr
= = 5,96425 x 10-3
20 5 mL
Parameter Kelarutan 18
- Abs 1 = 0,671
0,671 = 0,565x – 0,099
0,671 + 0,099 = 0,565x
0,77 = 0,565x
0,77
X = = 1,3628
0,565
Kadar mg% = x . fp
= 1,3628 . 100
= 136,28 mg%
- Abs 2 = 0,697
0,697 = 0,565x – 0,099
0,697 + 0,099 = 0,565x
0,796 = 0,565x
0,796
X = = 1,4088
0,565
Kadar mg% = x . fp
= 1,4088 . 100
= 140,88 mg%
136,28+140,88
Kadar rata-rata =
2
= 138,58 mg%
gr 138,58
Kadar ( ) = = 0,13858 mg%
5 mL 1000
0,13858 gr
= = 6,929 x 10-3
20 5 mL
BM Kafein = 194,19
BM dioksan = 88,11
BM air = 18
1. Parameter kelarutan 12
Mol kafein = kadar
BM kafein
= 5,1015 x 10-3
194,19
= 2,62 x 10 -5 mol
Bobot kafein + bobot air + bobot dioksan = 5 g
Bobot air + bobot dioksan = 5 – bobot kafein
= 5 – 5,1015 x 10-3 g
= 4,994 g
Dioksan : air = 4,26 : 0,74
Bobot dioksan = 4,26 x 4,994
5
= 4,254888 g
Mol dioksan = 4,254888
88,11
= 0,048 mol
= 3,56 x 10-5
3,56 x 10-5 +0,023+0,16
= 3,56 x 10-5
0,183
= 1,94 x 10 -4
Δ Hf T o −T V 2 ϕ12
Rumus : −log X =
❑
2
2.303 RT T o
+ ( )
(δ −δ )
2,303 RT 1 2
2
2
R = 1,987 kal⁄mol ϕ1 =1
T = 30,4oC = 303 K
Parameter Kelarutan 12
Δ Hf T o −T V 2 ϕ12
−log X 2 =
❑
2,303 RT T o (+ )(δ −δ )
2,303 RT 1 2
2
2
5,044 512−303,4 144 .1
2 , 303 .1,987.303,4 (
512
+ )
2,303.1,987 .303,4
(12−14,1)
5,044 144
= ( 1388,3 .0,407 )+ (
1388,3
.4,41 )
= 1,452 + 0,441
= 1,893
X2 = anti log – 1,893
= 0,012793813
Parameter Kelarutan 14
Δ Hf T o −T V 2 ϕ12
−log X =
❑
2
2,303 RT T o
+ ( )
(δ −δ )
2,303 RT 1 2
2
5,044 144
= ( 1388,3 .0,407 )+ (
1388,3
.0,01 )
= 1,452 + 1 . 10-3
= 1,453
X2 = anti log – 1,453
= 0,035237087
Parameter Kelarutan 16
Δ Hf T o −T V 2 ϕ12
−log X 2 =
❑
2,303 RT T o (+ )(δ −δ )
2,303 RT 1 2
2
=
5,044 144
= ( 1388,3 .0,407 )+ (
1388,3
3,61 )
= 1,452 x 0,361
= 0,524172
= 0,29910798
Parameter Kelarutan 18
2
Δ Hf T o −T V 2 ϕ1
−log X =❑
2
2,303 RT T o
+ ( )
(δ −δ )
2,303 RT 1 2
2
5,044 144
= ( 1388,3 .0,407 )+ (
1388,3
.15,21 )
= 1,452 + 1,521
= 2,973
X2 = anti log – 2,973
= 1,064143018 . 10-3
PEMBAHASAN
Prinsip dalam percobaan ini adalah like dissolves like, yaitu senyawa atau
zat yang strukturnya menyerupai akan saling melarutkan. Ada dua jenis kelarutan,
yaitu kelarutan intrinsik (sejati) : utuh, tak terionkan, dan larutan semu ; terionkan
dan tak terionkan. Jenis kelarutan pada pecobaan ini adalah kelarutan intrinsik.
Pada percobaan ini, langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung
masing-masing air dan dioksan yang dibutuhkan untuk membuat solven dengan
parameter kelarutan (12, 14, 16,18). Dibuat parameter yang berbeda – beda,
tujuannya adalah agar dapat mengetahui besarnya kelarutan zat dalam fraksi mol.
Setelah itu dibuat pelarut campuran antara parameter dioksan 10.0 dan parameter
air 23.5 dengan parameter campuran 12, 14, 16 dan 18. Kafein dalam jumlah
berlebih (+/- 750 mg) dimasukkan ke dalam flakon kemudian diisikan 5 mL
pelarut (campuran dioksan dan air dengan campuran = 12, 14, 16, 18 sebagai
solven masing – masing 2x replikasi). Kelereng dimasukkan ke dalam flakon yang
berisi campuran solute dan solven tadi yang berfungsi sebagai pengaduk dan
mempercepat proses penggojogan karena tumbukan antar partikel semakin terjadi,
sehingga dapat bercampur secara homogen.
Proses shaking ini dilakukan selama satu jam smapai terbentuk larutan
jenuh atau untuk menghomogenkan larutan. Sengaja dimasukkan kafein dalam
jumlah berlebih pada larutan adalah agar didapat larutan yang jenuh. Setelah satu
jam, flakon diambil dari shaking kemudian disaring dengan menggunakan
membran filter untuk menyaring partikel-partikel yang tidak larut dalam larutan.
Proses penyaringan ini harus dilakukan dengan segera untuk menghindari
penggumpalan pada larutan. Digunakan HCl sebagai pengencer karena HCl
mempunyai sifat like dissolves like dengan dioksan sehingga dapat saling
melarutkan. Pengenceran ini perlu dilakukan agar absorbansi terbaca pada range
0.2 - 0.8. Sebagai larutan blanko digunakan HCl, 0.1 N. Lalu dibaca serapannya
pada spectrofotometer UV dengan panjang gelombang maksimal 273 nm.
Pada saat dicari absorbansinya, range yang didapat kurang dari range yang
ada yaitudibawah 2,0 , setelah dicoba beberapa kali pengenceran tetap tidak
berubah. Setelah konsultasi didapatkan absorbansinya dengan hanya
menggunakan sekali pengenceran saja , kemudian dimasukkan ke dalam
persamaan kurva baku y= 0.565 x – 0.099 (x dalam mg persen). Pada parameter
kelarutan 12, didapatkan x =5,1015 x 10-3 g/5mL, pada parameter kelarutan 14 x =
5,7785 x 10-3 g/5mL, pada parameter kelarutan 16 = 5,96425 x 10-3 g/5mL, dan
pada parameter kelarutan 18 = 6,929 x 10-3 g/5mL
mol kafein
mol (kafein + dioksan + air)
Setelah diperoleh harga teoritis dan harga percobaan tersebut, maka dapat dibuat
grafik hubungan antara kelarutan dengan parameter kelarutan solven dari hasil
percobaan dan dari hasil perhitungan secara teoritis dengan menggunakan
persamaan kelarutan reguler didapatkan hasil bahwa kelarutan secara teoritis
harganya lebih rendah dibandingkan hasil percobaan.
KESIMPULAN
Larutan ideal
Sifat larutan dua zat cair merupakan gabungan sifat kedua zat itu. Penyimpangan
sifat larutan dari pelarut murni bergantung pada komposisi larutan. Sifat larutan
lebih mendekatisifat pelarutnya , karena jumlahnya lebih besar . Akan tetapi
larutan dua macam cairan dapat berkomposisi tanpa batas , karena saling
melarutkan. Kedua cairan dapat sebagai pelarut atau zat terlarut , bergantung pada
komposisinya , contohnya air dan alkohol . Dalam larutan ideal , partikel satu
komponen tidak memperngaruhi partikel lain didekatnya .
Hukum Raoult
Atau
Pi = Xi Pi°
PA = XA PA° PB = XB PB°
Hukum Raoult hanya berlaku untuk larutan ideal. Larutan bersifat ideal atau tidak
dapat diketahui dengan membuat grafik tekanan uap campuran dengan fraksi
molnya. Tekanan total uap jenuh larutan adalah jumlah tekanan parsial komponen,
Jika komposisi suatu larutan ideal diketahui , maka dapat dihitung fraksi mol
uapnya (Yi) . Kita ketahui bahwa perbandingan 1 mol campuran gas setara
dengan:
YA = PA = PA = PA
Ptot PA + PB XA PA° + XB PB°
YB = 1 - YA
YA dan YB adalah fraksi mol uap A dan B dalam ruang di atas cairan . Persamaan
berguna memisahkan dua cairan destilasi.
Penyimpangan Hukum Raoult
Penyimpangan terjadi karena perbedaan interaksi antara partikel sejenis dengan
yang tak sejenis . Misalnya campuran senyawa A dan B , daya tarik (daya tolak)
antara A-A tidak sama dengan B-B atau A-B .
(Syukri.1999)
Daftar Pustaka
Syukri . 1999 , Kimia Dasar Jilid 2 , ITB-Press , Bandung
Martin , Alfred , dkk . 2009 , Farmasi Fisik Edisi III Jilid 1 , UI-Press ,
Jakarta
Anonim . 1979 , Farmakope Indonesia Edisi III , Departemen Kesehatan
RI , Jakarta
Lampiran :
Lembar kerja hasil percobaan Larutan dan Parameter Kelarutan
Laporan Sementara Larutan dan Parameter Kelarutan
Fotocopy daftar pustaka
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA
“KELARUTAN DAN PARAMETER KELARUTAN”
DISUSUN OLEH
Nama :
Khorina Sari Yunensa (K100120148)
Gabela Ardavy Winalda(K100120150)
Shofa Wardah (K100120152)
Rachmi Nurkhalika (K100120155)
Nur Fitri Sulistyaningrum (K100120156)
Kelompok : H2
Korektor :