Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRATIKUM FITOKIMIA 1

PEMBUATAN PERKOLASI SIMPLISIA DAUN JAMBU BIJI

(PSIDII FOLIUM)

DISUSUN OLEH :

1. Alis Sulastri (2002005)


2. Andini Natasya Putri (2002006)
3. Anggelia (2002007)
4. Lilis Endang Khoiriyah (2004032)
5. Rista Ristiana (2002046)

AKADEMI FARMASI BHUMI HUSADA JAKARTA

JL. Penganten Ali No 6A Ciracas, Jakarta Timur 13740

2022
Abstrak

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat


kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-
buahan.Ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana tercelup
dalam penangas air mendidih, temperatur terukur, 96⁰-98⁰C) selama waktu tertentu (15-
20 menit). Cara kerja perkolasi : 20 bagian Serbuk yang telah diayak dibasahi dengan
cairan penyari 2,5 sampai 5 bagian etanol lalu dimasukkan dalam bejana tertutup dan
diamkan selama 3 jam.Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil
ditekan perlahan lahan. Tambahkan larutan etanol secukupnya sampai cairan mulai
menetes dan di atas serbuk masih terdapat selapis larutan etanol.Tutup perkolator,
diamkan selama 24 jam. Biarkan cairan filtrat menetes dengan kecepatan 1 ml/menit.
Tambahkan berulang-ulang etanol secukupnya sampai selalu terdapat selapis etanol di
atas permukaan simplisia.Tampung 80 % filtrat pertama dan pisahkan. Aalu perkolasi
dilanjutkan sampai dicapai titik akhir perkolasi yaitu penguapan 50 mg filtrat yang
tidak meninggalkan sisa. Filtrat yangdidapatkan sampai 20%Campurkan 80% filtrat
pertama dengan 20% filtrat sisa dan diuapkan padasuhu 35 – 40 ℃ sampai terdapat
ekstrak kental. Dan didapatkan 60 % dari berat serbuk kerin, Daun jambu biji
Pemerian : Bau aromatic dan rasa kelat, maserasi daun jambu biji Zat berkhasiat utama
/ isi : tanin 9%, minyak atsiri (yang berwarna kehijauan dan berisi eugenol), asam
malat, dan minyak lemak Mekanisme kerja daun jambu diduga sebagai berikut:
Kandungan bahan aktif Daun jambu biji (terutama tanin) dapat digunakan sebagain
astringen, menangani diare,sebagai diuretik, mengobati lambung, antiinflamsi,
antibakteri, antivirus dan obat – obatan hemostatik, penentuan kadar tanin dalam daun
jambu biji dapat menggunakan beberapa metode salah satunya adalah maserasi dengan
penyarian suatu senyawa aktif dari simplisia nabati daun jambu biji menggunakan
pelarut tertentu yang cocok.Secara umum minyak atsiri mempunyai sifat yang
mudah teroksidasi, larut dalam alkohol, kloroform, eter, aseton, dan karbon disulfida
(Bhargava et al, 2013). Minyak atsiri pada dasarnya mempunyai bau yang khas
sehingga banyak digunakan dalam berbagai industri makanan, minuman, parfum, serta
pengobatan dalam berbagai penyakit (Chamorro et al 2012).

II
Daftar Isi

Abstrak......................................................................................................................................I
Daftar Isi..................................................................................................................................II
Kata Pengantar......................................................................................................................IV
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Tujuan Percobaan...........................................................................................................1
C. Manfaat Percobaan.........................................................................................................1
D. Dasar Teori.....................................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................3
A. Pengertian..................................................................................................................3
B. Sistematika Tanaman....................................................................................................3
C. Derajat Halus Sediaan Infus......................................................................................5
BAB 3........................................................................................................................................6
METODE PENELITIAN........................................................................................................6
A. Alat Dan Bahan..............................................................................................................6
B. Cara Kerja.......................................................................................................................6
INFUS........................................................................................................................................6
BAB 4........................................................................................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................8
A. Hasil...............................................................................................................................8
B. Pembahasan....................................................................................................................9
BAB 5......................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................................11
LAMPIRAN............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

III
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah membeerikan kita berbagai
macam nikmat sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan baik kehidupan di alam dunia dan kehidupan akhirat kelak.

Terima kasih sebeelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-
teman sekalian yang telah membantu baik bantuan moril maupun materi sehingga laporan ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari sekali didalam $enyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya baik dari segi tata bahasa dan
penulisan, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk
lebiih menyempurnakan laporan-laporan kami dilain waktu & kesempatan.

Jakarta

Penyusun

IV
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat


kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-
buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit. Fitokimia
biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tetapi memiliki efek yang menguntungkan bagi
kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit.

B. Tujuan Percobaan

a) Mahasiswa mampu memahami cara pembuatan perkolasi dan hal-hal yang harus
diperhatikan
b) Mahasiswa mampu membuat ekstrak kental yang berasal dari simplisia daun jambu biji

C. Manfaat Percobaan

- Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan membuat ekstraksi simplisia dengan metode
perkolasi secara mandiri.

- Mengetahui cara ekstraksi simplisia dan identifikasi komponen kimia yang terkandung dari
sampel daun jambu biji dengan metode perkolasi.

D. Dasar Teori

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction)
yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan
bahan , tahap maserasi antara , tahap perkolasi sebenarnya (penetesan / penampungan ekstrak )
terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1 – 5 kali bahan.

Cara kerja perkolasi :

 20 bagian Serbuk yang telah diayak dibasahi dengan cairan penyari 2,5 sampai
5 bagian etanol lalu dimasukkan dalam bejana tertutup dan diamkan selama 3
jam.
 Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil ditekan perlahan
lahan. Tambahkan larutan etanol secukupnya sampai cairan mulai menetes dan
di atas serbuk masih terdapat selapis larutan etanol.

1
 Tutup perkolator, diamkan selama 24 jam. Biarkan cairan filtrat menetes dengan
kecepatan 1 ml/menit. Tambahkan berulang-ulang etanol secukupnya sampai
selalu terdapat selapis etanol di atas permukaan simplisia.
 Tampung 80 % filtrat pertama dan pisahkan. Aalu perkolasi dilanjutkan sampai
dicapai titik akhir perkolasi yaitu penguapan 50 mg filtrat yang tidak
meninggalkan sisa. Filtrat yangdidapatkan sampai 20%
 Campurkan 80% filtrat pertama dengan 20% filtrat sisa dan diuapkan padasuhu
35 – 40 ℃ sampai terdapat ekstrak kental. Dan didapatkan 60 % dari berat
serbuk kering

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Jambu biji merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan dalam pengobatan
tradisional seperti pengobatan diare akut dan kronis, perut kembung pada bayi, kadar
kolesterol darah tinggi, sering buang air kecil (anyang anyangan), luka, sariawan, demam
berdarah dan lain-lain (Gunawan, et al., 2001). Daun jambu biji mengandung tannin sebanyak
9%, minyak lemak 6%, dammar 3%, minyak atsiri (eugenol) 0,4%, dan garam-garam mineral
(Gunawan, et al., 2001). Minyak atsiri terdiri dari limonene, kariofilen, seskuiterpenalkohol.
Senyawa fenolik (kuersetin, Avicularin (3-O-L- arabopirasanosida) dan guajaverin dengan
khasiat antibakteri, leukosidin, asam elagat, amritosid, zat samak pirogol (13,5%) (Gunawan,
et al., 2001). Selain itu, daun jambu biji mengandung flavonoid, yaitu kuersetin, morin-3-O-
α-L-arabinopyranoside, luteolin-7-O-α-L-arabinopyranoside, glucoside dan apigenin-7-O-
glucoside, kaemferol, luteolin-7-O- apigenin-7-O-glucoside. Sebagai bahan baku Fitofarmaka
daun jambu biji telah dibuat menjadi ekstrak kental (BPOM, 2004).

B. Sistematika Tanaman

Psidii Folium

Nama lain : Daun jambu biji

Tanaman asal :Psidium guajava L.

Keluarga : Myrtaceae

Zat berkhasiat utama / isi : tanin 9%, minyak atsiri (yang berwarna kehijauan dan berisi
eugenol), asam malat, dan minyak lemak

Penggunaan : Antidiare dan adstringensia

Pemerian : Bau aromatic dan rasa kelat

Bagian yang digunakan : Daun

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

KETERANGAN TAMBAHAN

Waktu panen : Panen dapat dilakukan setelah berumur 6-9 bulan

Etanol ( Aethanolum ) FI Edisi III hal 65

Nama resmi : Etil Alkohol

3
Nama Lain : Alkohol Murni, Alkohol Absolut, Atau Alkohol Saja

Rumus Kimia : C2H6O

Pemerian : Zat cair yang jernih, tidak berwarna, Mudah menguap dan mudah
bergerak ; Bau khas ; Rasa panas .Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air ,dalam kloroform p dan dalam eter p.

Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan

Etanol 96%

Penampakan: Likuid Tidak Berwarna

Kepadatan: (20℃, g/cm3) 0.78945

Bau: Seperti Methanol

Keterlarutan: Terlarut Dalam Air

Titik Didih: 78℃

Titik Lebur: -114℃

4
BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Alat Dan Bahan

Alat:
Perkolator, Beaker Glass, Penangas Air, Timbangan Simplisia, Anak Timbangan,
Batang Pengaduk, Cawan Uap, Gelas Ukur 100 Ml, kertas saring, Corong , Kapas,
Alumunium Foil, Label, Wadah Ektrak.

Bahan :
Simplisia Daun Jambu Biji, Etanol 96%

B. Cara Kerja

Perkolasi

1. Setarakan Timbangan
2. Timbang serbuk daun jambu biji dengan derajat halus yang cocok. (berat serbuk = 10
gram, masukan ke dalam beaker glass).
3. Basahi simplisia dengan 2,5 -5 bagian Etanol 96% (5 ml ) dalam beaker glass, tutup
dengan allumunium foil dan diamkan selama 15 menit.
4. Pindahkan massa kedalam perkolator sambil ditekan-tekan sampai padat.
5. Tambahkan etanol 96% secukupnya (50 ml ) sampai extrak terendam kira-kira 1 cm
sampai cairan mulai menetes ( posisi kran dibuka ), kemudian tutup menggunakan
allumunium foil,
6. Ketika sudah menetes tutup kembali kran perkolator, Diamkan selama 15 menit
sampai extrak berwarna hijau pekat.
7. Setelah didiamkan 15 menit buka kran perkolator biarkan cairan menetes kedalam
penampung perkolator ( beaker glass )
8. Tambahkan berulang cairan penyari secukupnya (40 ml), pastikan selalu 1 cm diatas
kertas saring, Hingga diperoleh 60 ml perkolat.
9. Masukkan hasil perkolat kedalam cawan uap yang sebelumnya sudah disaring
menggunakan corong yang dilapisi dengan kertas saring,
10. Panaskan perkolat diatas waterbath dengan suhu 65 ℃ hingga diperoleh extrak kental
( Waktu pemanasan mulai : 17.45 dan selesai 18.02 ).
11. Timbang hasil perkolat yang sudah dipanaskan ( 4,1 gram ), Kemudian masukkan dalam
wadah.

5
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Jenis Pengujian Maserasi Maserasi maserasi


bertingkat1 bertingkat2
1. Berat simplisia 10g
2. Jumlah etanol 96% 90 ml
3. Waktu untuk mencapai 90C 20 menit
4. Berat ekstrak kental 4,1g
5. Rendemen ekstrak 0,41g
6. Suhu penguapan
7. Lama penguapan 47 menit
8. Pemerian ekstrak
Bentuk serbuk
Bau Bau khas jamu
Rasa pahit
Warna
Hijau daun
9. % Rendemen 41%

B. Pembahasan

Pada percobaan ini dibuat formula ekstraksi simplisia metode maserasi adalah sebagai
berikut: Simplisia rimpang psidi folium dan penambahan etanol 96% sampai volume yang
ditentukan. Dalam pembuatan ekstraksi daun jambu biji metode maserasi ini dilakukan
dengan merendam dan memanaskan 20 gram simplisia daun jambu biji kedalam 100 mL
etanol 96% dengan titik didih 78 °C selama 15 menit dengan pengadukan setiap 5 menit
sekali.

Daun jambu biji pada pemeriannya memiliki bau khas aromatic : dan rasa yang kelat. Namun
setelah dibuat cairan infus, rasa simplisia hilang, menjadi hambar atau tidak berasa.

Daun jambu biji mengandung tannin sebanyak 9%, minyak lemak 6%, dammar 3%, minyak
atsiri (eugenol) 0,4%, dan garam-garam mineral yang bermanfaat untuk pengobatan seperti
diare akut dan kronis, perut kembung pada bayi, kadar kolesterol darah tinggi, sering buang
air kecil (anyang anyangan), luka, sariawan, demam berdarah dan lain-lain (Gunawan, et al.,
2001).

6
Mekanisme kerja maserasi daun jambu biji tersebut diduga sebagai berikut:

Kandungan bahan aktif Daun jambu biji (terutama tanin) dapat digunakan sebagain astringen,
menangani diare,sebagai diuretik, mengobati lambung, antiinflamsi, antibakteri, antivirus dan
obat – obatan hemostatik, penentuan kadar tanin dalam daun jambu biji dapat menggunakan
beberapa metode salah satunya adalah maserasi dengan penyarian suatu senyawa aktif dari
simplisia nabati daun jambu biji menggunakan pelarut tertentu yang cocok.

Secara umum minyak atsiri mempunyai sifat yang mudah teroksidasi, larut dalam
alkohol, kloroform, eter, aseton, dan karbon disulfida (Bhargava et al, 2013). Minyak atsiri
pada dasarnya mempunyai bau yang khas sehingga banyak digunakan dalam berbagai
industri makanan, minuman, parfum, serta pengobatan dalam berbagai penyakit (Chamorro et
al 2012).

Dalam beberapa penelitian yang ada termaksut maserasi, kandungan senyawa kimia yang
terdapat pata tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L) didominasi oleh senyawa
seskuiterpen dan monoterpen. Dengan komponen utama yang terdiri dari senyawa
limonene, β, caryophyllene α, copaene, α bisabolene, nerolidol, trans α bisabolene, α pinene,
1,8 cineole, nerolidol, naphthalene, benzaldehyde, trans Caryophyllene, β pinene, dan α
humulene (Borahet al, 2019).

Untuk sediaan larutan harus memiliki stabilitas pH yang sama atau perubahan pH nya tidak
lebih dari ± 1 untuk kestabilan efek farmakologinya. Pada sediaan maserasi daun jambu biji
ini, tidak memerlukan pemakaian dapat dikarenakan dari setiap bahan memiliki range pH
yang lebar.

BAB 5

PENUTUP

7
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
mampu membuat ekstraksi simplisia daun jambu biji dengan baik dan sesuai
ketentuan.Serbuk simplisia daun jambu biji juga memenuhi syarat sistematika tanaman.

B. Saran

Ekstraksi Simplisia secara maserasi pada daun jambu biji masih harus disosialisasikan kepada
masyarakat luas yang salah satunya dengan pembuatan laporan ini,mengingat metode
maserasi merupakan cara eksrtraksi yang sederhana dan mudah dilakukan..Laporan ini masih
jauh dari kata sempurna untuk itu saran dan masukan dipersilahkan untuk perkembangan
laporan ini kedepannya.

LAMPIRAN

8
9
DAFTAR PUSTAKA

1. https://menurutparaahli.com/tag/pengertian-maserasi/

2. https://www.researchgate.net/publication/

286937725_PEMBUATAN_DAN_KARAKTERISASI_EKSTRAK_KERING_DAUN

_JAMBU_BIJI_Psidium_guajava_L

3. BPOM, 2004, Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Vol 1, Jakarta: Badan
POM RI.
4. Farmakope Indonesia Edisi III
5. PH V hal 100

6. Farmakognosi Bambang Sutrisno

7. Ilmu Resep DEPKES Bab Galenika hal 44 - 47

8. Wahyuni AD, 2000. Pengaruh Pemberian Ekstrak Akar Gingseng Jawa terhadap

Volume Padat Eritrosit dan Kadar Timbal Darah Tikus Putih yang Diberi Perlakuan

Larutan Timbal.Skripsi Biologi FMIPA–Universitas Airlangga, tidak dipublikasikan.

9. https://farmasetika.com/2019/11/21/temulawak-si-tanaman-herbal-pelindung-hati/

10

Anda mungkin juga menyukai