Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI OBAT HERBAL

“EKSTRAKSI SIMPLISIA KUNYIT DENGAN METODE MASERASI ”

Dosen Pengampu : Apt. Weka Sidha Bhagawan, M. Farm

Kelompok 1
1. Anggun Retno M 1804101002
2. Retno Indah S 1804101003
3. Ima Rahayu 1804101004
4. Widia Puspitasari 1804101005
5. Nabila Bintang R 1804101006

FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia- Nya sehingga kita dapat menyusun Laporan Praktikum ini
dengan baik dan benar serta tepat pada waktunya. Dalam Laporan Praktikum ini kami
membahas tentang “ektraksi kunyit dengan metode maserasi"
Laporan ini dibuat berdasarkan proses dan hasil praktikum yang telah dilakukan
oleh penyusun dengan pustaka dari berbagai jurnal dan penelitian terdahulu. Kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Laporan Praktikum ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam Laporan
Prakikum ini. Oleh karena itu, kami memohon pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang dapat membantu kami. Kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan Laporan Praktikum selanjutnya. Akhir kata semoga Laporan
Praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Madiun, 21 November 2021

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam, terutama
tanaman obat.Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam,
terutama tanaman obat.Tanaman obat penggunaannya dalam bentuk segar, tunggal,
campuran, serta dapat berupaTanaman obat penggunaannya dalam bentuk segar,
tunggal, campuran, serta dapat beruparamuan yang dikenal sebagai obat tradisional.
Berdasarkan pengalaman nenek moyang, obatramuan yang dikenal sebagai obat
tradisional. Berdasarkan pengalaman nenek moyang, obattradisional cukup aman
dikonsumsi manusia. Meskipun demikian, penelitian ilmiah tetaptradisional cukup
aman dikonsumsi manusia. Meskipun demikian, penelitian ilmiah tetapdibutuhkan.
(Suharmiati dan Handayani, 2006.)
Perkembangan teknologi industri obat dan obat-obatan tradisional
berkembang pesat.Perkembangan teknologi industri obat dan obat-obatan
tradisional berkembang pesat.Bahan baku berupa simplisia banyak diminati oleh
industry, salah satunya rimpang kunyit.Bahan baku berupa simplisia banyak
diminati oleh industry, salahsatunya rimpang kunyit.(Rukmana, 1994.) Kebutuhan
industry terhadap kunyit cukup tinggi, yaitu 1.355 ton/tahun (Rukmana, 1994.)
Kebutuhan industry terhadap kunyit cukup tinggi, yaitu 1.355 ton/tahun berat
segar. (Kemalaet al et al , 2000)
Rimpang kunyit mengandung senyawa aktif Kurkuminoid. (Oomah, 2000) dan
minyak atsiri dan minyak atsiri (Rukmana, 1994) Kurkumin merupakan senyawa
fenol yang memiliki dua cincin fenol(Rukmana, 1994) Kurkumin merupakan
senyawa fenol yang memiliki dua cincin fenol simetris dan dihubungkan oleh satu
rantai heptadiena (Sihombing 2007).
Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehinggaEkstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat
larut sehinggaterpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair

3
(Anonim, 1986.) Metodeterpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan
pelarut cair (Anonim, 1986.) Metode ekstraksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu cara
dingin dan cara panas. Metode cara dingin yaituekstraksi dibagi menjadi dua jenis,
yaitu cara dingin dan cara panas. Metode cara dingin yaitu: Maserasi dan perkolasi.
Sedangkan cara panas, yaitu : Refluks, Digesti, Infus. (Anonim,: Maserasi dan
perkolasi. Sedangkan cara panas, yaitu : Refluks, Digesti, Infus. (Anonim,2000.)
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana (Anonim, 1986.) bila
dibandingkandengan metode ekstraksi lainnya. Hal ini karena pengerjaannya
sederhana dan alat yang dengan metode ekstraksi lainnya. Hal ini karena
pengerjaannya sederhana dan alat yang digunakan mudah diperoleh, sederhana, dan
tidak memerlukan alat khusus. (Indraswari, 2008digunakan mudah diperoleh,
sederhana, dan tidak memerlukan alat khusus. (Indraswari, 2008; Runadi, 2007.)
Pembuatan ekstrak dengan maserasi merupakan proses paling cepat dimana
digunakanPembuatan ekstrak dengan maserasi merupakan proses paling cepat
dimana digunakanuntuk simplisia yang sudah halus dan memungkinkan direndam
hingga meresap danuntuk simplisia yang sudah halus dan memungkinkan
direndam hingga meresap dan melunakkan sel-sel, sehingga zatnya akan larut.
(Ansel, 1985 ; Voigt, 1971) dan digunakan untuk penyarian simplisia yang
mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan (Anonim, 1986.)

B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengetahui cara ektraksi sampel kunyit dengan metode
maserasi.
2. Mahasiswa mampu memahami penyaringan simplisia dengan metode maserasi
3. Mahasiswa mampu memngetahui perbedaan pelarut dan konsentrasi etanol
terhadap rendaman ektrak secara maserasi

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Ekstrak dan Ekstraksi


Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa
aktif dari simplisianabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semuanabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut pelarut diuapkan diuapkan
dan dan massa massa atau atau serbuk serbuk yang yang tersisa tersisa diperlakukan
diperlakukan sedemikian sedemikian sehingga sehingga memenuhimemenuhi baku
baku yang yang telah telah ditentukan. ditentukan. Sebagian Sebagian besar besar
ekstrak ekstrak dibuat dibuat dengan dengan mengekstraksi mengekstraksi bahan
bahan baku baku obatobatsecara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan
secara destilasi dengan menggunakansecara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya
dipekatkan secara destilasi dengan menggunakan tekanan (Ditjen POM, 1995).
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian
tanaman obat, hewandan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif terdapat
di dalam sel, namun sel tanamandan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat
aktif terdapat di dalam sel, namun sel tanamandan hewan berbeda demikian pula
ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi dengandan hewan berbeda
demikian pula ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi dengan pelarut
tertentu dalam mengekstraksinya. pelarut tertentu dalam mengekstraksinya.

B. Metode Maserasi
Metode maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana yang
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama
beberapa hari pada temperatur kamar dan merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar danterlindung dari cahaya (Ditjen
POM : 1986). Atau juga dapat diartikan Maserasi adalah proses perendaman sampel
untuk menarik komponen yang diinginkan dengan kondisi dingin diskontinyu.

5
Keuntungannya yakni lebih praktis, pelarut yang digunakan lebih sedikit, dan tidak
memerlukan pemanasan, tetapi waktu yang dibutuhkan relatif lama (Putra., dkk.,
2014).
Metode ini digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudahlarut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang
mudah mengembang seperti benzoin, stirakslarut dalam cairan penyari, tidak
mengandung zat yang mudah mengembang seperti benzoin, stiraksdan lilin.
Penggunaan metode ini misalnya pada sampel yang berupa daun, contohnya
padadan lilin. Penggunaan metode ini misalnya pada sampel yang berupa daun,
contohnya pada penggunaan pelarut eter atau aseton untuk melarutkan lemak/lipid
(Ditjen POM, 1986).

C. Pengertian Kunyit
Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan jenis temu-temuan yang
mengandung kurkuminoid, yang terdiri atas senyawa kurkumin dan turunannya.
Kunyit telah dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas baik diperkotaan
maupun di pedesaan. Bagian terutama dari kunyit yang dimanfaatkan adalah
rimpangnya yaitu banyak dimanfaatkan untuk keperluan ramuan obat tradisionl, bahan
rempah-rempah, dan bahan kosmetik (Hartono., dkk., 2005).
Kunyit sudah digunakan dalam pengobatan tradisional bagi beberapa penyakit
misalnya antiinflamansi, alergi dan antibakteri. Bagian tanaman kunyit yang banyak
digunakan adalah rimpang(Nurfina,1998). Rimpang kunyit juga berkhasiat untuk
mengobati sakit perut , diare, asma, sakit kepala, keputihan dan haid tidak lancer
(Duke, 2008).

6
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat Dan Bahan


Alat-alat yang digunakan yaitu :
1. Beeker glass
2. Timbangan analitik
3. Kertas saring
4. Kain flanek
5. Batang pengaduk
6. Aluminium foil
7. Toples
8. Vaccum

Bahan-bahan yang digunakan yaitu :


1. Kunyit bubuk 100 gram
2. Etanol 96% 1 liter

B. Cara Kerja

Menimbang serbuk kunyit sebanyak 100 gram

Lalu masukan kedalam beker glas dan beri air 1000 ml

Kemudian masukkan etanol 95% lalu aduk selama 10 menit

7
Setelah 24 jam saring menggunakan kertas saring dan kain flanel

Kemudian sari kunyit dimasukkan kedalam toples dan simpan

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
Hasil penyarian dengan pelarut etanol 95%
Parameter Hasil
Bobot serbuk simplisia 100 gram
Bobot ekstak gram
Pemerian ekstrak Bentuk : Ekstrak kental
Aroma : bau khas kunyit
Rasa : seikit pahit, khas kunyit
Warna : coklat kemerahan
% rendemen ekstrak = berat ekstrak/ gr / 100 gr x 100% =
berat simplisia x 100%

B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan ekstraksi dengan cara maserasi.Pada
pembuatan perkolasi kunyit ini menggunakan 100 gram serbuk kunyit dan
dimasukkan ke dalam wadah tabung kaca. kunyit yang digunakan sudah dalam
keadaan halus atau serbuk yang bertujuan agar memperluas kontak antara zat aktif
dengan pelarutnya sehingga zat aktif akan mudah tersari. Kemudian serbuk direndam
dengan menggunakan etanol 95% sebanyal 1000 ml / 1Liter sedikit demi sedikit sambil
diaduk. Air tidak digunakan sebagai pelarut karena dalam proses penguapan
membutuhkan waktu yang cukup lama dan penyimpanan jangka panjang dapat
menumbuhkan mikroorganisme. Setelah etanol 95% dituang semua, diaduk selama 10
menit. Pengandukan sangat penting dalam maserasi karena pengadukan akan
menyatukan antara serbuk kunyit dengan pelarut . pengadukan dilakukan selama 10
menit agar kontak pelarut dengan serbuk kunyit benar benar homogen. jangan lupa
menutup kembali wadah tabung kaca agar etanol tidak menguap. Kemudian
selanjutnya dilakukan perendaman selama 24 jam
C. Kesimpulan
a) Hasil rendemen ekstrak kunyit yang diperoleh yaitu sebanyak %.

9
b) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam maserasi, antara lain :
 Wadah yang digunakan harus dipastikan dapat tertutup rapat, untuk mencegah
penguapan etanol.
 Waktu pengadukan harus diperhatikan demi dihasilkannya ekstrak yang baik.
 Pemerasan/ penyaringan harus dilakukan dengan baik agar hasil akhir yang
diperoleh baik.
c) Pada maserasi dengan etanol 96 % perlu ketelitian saat penguapan karena
penguapan terjadi lebih cepatagar ekstrak yang didapat tidak kering.

DAFTAR PUSTAKA

10
Allorerung, D., Kemala, S., Rostiana, O., Rizal, M., Rahardjo, M., Yuliani, S. dan
Sugiharto. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tanaman obat. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Ditjen POM (1995). Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta

Oomah, B. D. 2000. Herbs, Botanicals and Teas. Pensylvania: Technomic

Sihombing, P. A. (2007). Aplikasi Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica) Sebagai Bahan


Pengawet Mie Basah. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Suharmiati dan Handayani, L., 2006, Cara Benar Meracik Obat Tradisional, 4-6, Agro
Pustaka, Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai