Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETIK

PEMBUATAN SHAMPO

Dosen Pembimbing
Apt. Fadli, S.Farm., M.M

Tanggal dan Tempat


Rabu, 16 Desember 2020 Laboratorium Akademi Farmasi Yarsi Pontianak

Nama Praktikan
Aulia Nurtafani Reforma

NIM
189296

AKADEMI FARMASI YARSI


PONTIANAK 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah air kita begitu kaya akan tanaman. Salah satu tanaman endemik Indonesia adalah
pepaya. Seperti yang kita ketahui pepaya merupakan tanaman yang semua bagian tubuhnya
dapat dimanfaatkan. Seperti buah, biji, getah, bunga dan daunnya telah banyak
dimanfaatkan banyak orang untuk dijadikan bahan makanan.
Rambut merupakan mahkota pada kepala yang juga berfungsi sebagai pelindung kepala
dan kulit kepala dari kondisi buruk lingkungan serta sebagai daya tarik pada semua orang
khususnya pada wanita (Rostamailis dkk., 2009). Banyak faktor yang dapat menyebabkan
rambut tidak sehat, seperti pengaruh cuaca, debu atau kotoran dan bahan-bahan kimia
(Mottram and Less, 2000). Masalah pada rambut dan kulit kepala yang banyak dialami
wanita adalah ketombe.
Kebersihan dalam merawat rambut juga berpengaruh pada masalah yang dialami rambut
dan kulit kepala. Salah satu cara mengatasinya dengan menggunakan kosmetika perawatan
rambut yaitu sampo. Wilkinson dan Moore (1982) mendefinisikan sampo sebagai “sediaan
dari surfaktan” dalam bentuk yang sesuai seperti cair, padat, atau serbuk, dimana jika
digunakan di bawah kondisi khusus dapat menghilangkan lemak, kotoran dan kulit
terkelupas pada permukaan dari rambut dan kulit kepala tanpa menimbulkan efek
merugikan bagi rambut, kulit kepala atau kesehatan dari
Biji pepaya memiliki kandungan antara lain alkaloid, streid, tannin, dan juga minyak
atsiri. Kandungan tersebut berasal dari lemak tak jenuh dalam jumlah yang tinggi. Biji
pepaya juga belum banyak di konsumsi oleh masyarakat indonesia, namun didaerah india
biji pepaya banyak digunakan sebagai pengganti lada hitam, karna struktur dan rasanya
mirip dengan lada hitam. Biji pepaya diketahui mengandung senyawa seperti terpenoid,
flavanoid seperti karpain dan berbagai enzim papain. Enzim papain berfungsi untuk
memecah protein karna memiliki sifat proteolitik (1,2).
Manfaat biji pepaya ternyata tidak boleh dianggap sebelah mata, bagian dari biji pepaya
yang biasa di buang ini ternyata efektif untuk beberapa keluhan kesehatan tubuh. Sementara
kebanyakan orang membuangnya, namun ada beberapa orang yang memanfaatkan biji
pepaya untuk dikonsumsi karena memiliki manfaat yang unik.
Penelitian sebelumnya yang menyatakan secara empiris berapa penggunaan biji pepaya
yang dapat berkhasiat untuk menghitamkan rambut (3,4). Berdasarkan hal diatas penulis
tertarik untuk membuat sedian formulasi shampo dari biji pepaya (Carica Papaya L) yang
berjudul Formulasi Shampo dari ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L) (F1, F2, F3 ).
.
B. Tujuan
Mahasiswa mempelajari dan memahami seluruh aspek tentang sampo khususnya
sampo bentuk cair untuk rambut berminyak, formula, cara pembuatan dan evaluasinya.
BAB II
DASAR TEORI
A. Landasan Teori
Morfologi tanaman
Carica papaya L. adalah semak berbentuk pohon dengan batang yang lurus dan bulat.
Bagian atas bercabang atau tidak, sebelah dalam berupa spons dan berongga, sebelah luar
banyak tanda bekas daun. Tinggi pohon 2,5-10 m, tangkai daun bulat berongga, panjang
2,5-10 m, daun bulat atau bulat telur, bertulang daun menjari, tepi bercangap, berbagi
menjari, ujung runcing garis tengah 25-75 cm, sebelah atas berwarna hijau tua, sebelah
bawah hijau agak muda daun licin dan suram, pada tiap tiga lingkaran batang terdapat 8
daun.
Bunga hampir selalu berkelamin satu atau berumah dua, tetapi kebanyakan dengan
beberapa bunga berkelamin dua pada karangan bunga yang jantan. Bunga jantan pada
tandan yang serupa malai dan bertangkai panjang, berkelopak sangat kecil mahkota
berbentuk terompet berwarna putih kekuningan, dengan tepi yang bertaju lima, dan tabung
yang panjang, langsing, taju berputar dalam kuncup, kepala sari bertangkai pendek, dan
duduk bunga betina kebanyakan berdiri sendiri, daun mahkota lepas dan hampir lepas, putih
kekuningan, bakal buah beruncing satu, kepala putik lima duduk,. Buah buni bulat telur
memanjang, biji banyak, dibungkus oleh selaput yang berisi cairan, didalamnya berduri.
Berasal dari Amerika, ditanam sebagai pohon buah (Steenis, 1992).
Tanaman ini dapat dijumpai hampir di seluruh kepulauan Indonesia. Di Jawa tengah
dikenal dengan nama kates, di Sunda dinamakan gedang, orang sulawesi menyebutnya
kapaya dan di Ambon dikenal dengan nama papas.

Klasifikasi tanaman

Divisio : Spermathophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
SubClass : Sympetalae
Ordo : Cystales/Parietales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L. (Steenis, 1992)

Manfaat tanaman
Tanaman papaya ini mempunyai banyak sekali manfaat dan kegunaan dan telah digunakan
secara tradisional untuk: arthiris dan reumatik di Indonesia dan Haiti; asma dan infeksi
pernapasan di Mauritius, Meksiko dan Filipina; kanker di Australia dan Meksiko; konstipasi
dan laksatif di Honduras, Panama dan Trinidad; meningkatkan produksi susu di Indonesia
dan Malaysia; tumor (Uterus) di Ghana, Indochina, dan Nigeria; dan sifilis di Afrika.
Papain adalah enzim yang terkandung dalam papaya dan telah banyak diteliti
manfaatnya. Dalam industri, papain mempunyai banyak kegunaan antara lain dalam proses
penggumpalan susu (rennet), proses penguraian protein, pembuatan bir, mengempukkan
daging, proses ekstraksi minyak hati ikan tuna, dan membersihkan sutra dan wool sebelum
pewarnaan (Duke, 1983).

Kandungan kimia

Tanaman papaya mempunyai kandungan kimia yang berbeda-beda pada buah, daun,
akar maupun biji. Pada buah terkandunga asam butanorat, metal butanoat,
benzilglukosinolat, linalool, papain, asam alfa linoleat, alfa filandren, alfa terpinen, gamma
terpinen, 4-terpineol, dan terpinolen. Pada daun terkandung alkaloid, dehidrokarpain,
pesedokarpain, flavonol, benzilglukosinolat, papain dan tannin.
Seratus gram daun dilaporkan mengandung 74 kalori, 77.5 g H2O, 7 g protein, 2 g lemak,
11.3 g karbohidrat total, 1.8 g serat, 2.2 g abu, 344 mg kalsium, 142 mg fosfor, 0.8 mg besi,
18 g natrium, 652 mg kalium, 11.565 µg beta karoten, 0.09 mg thiamin, 0.48 mg riboflavin,
2.1 mg niasin, 140 mg asam askorbat dan 136 mg vitamin E (Duke, 1983).

Tabel. Analisis Komposisi Daun dan Buah pepaya


Unsur Komposisi Buah Masak Buah Mentah Daun
Energi (kalori) 46 26 79
Air (g) 86,7 92,3 75,4
Protein (g) 0,5 2,1 8
Lemak (g) - 0,1 2
Karbohidrat (g) 12,2 4,9 11,9
Vitamin A (IU) 365 50 18.250
Vitamin B (mg) 0,04 0,02 0,15
Vitamin C (mg) 78 19 140
Kalsium (mg) 23 50 353
Besi (mg) 1,7 0,4 0,8
Fosfor (mg) 12 16 63
Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI (1979) dalam kalie (1996)
B. Monografi Bahan

1. Aquadest

Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berasa


Inkompatibilitas : Meta alkali, magnesium oksida, garam anhydrous,
bahan organik dan kalsium karbid
Penggunaan : Sebagai pelarut
(Rowe et al., 2009).

Kegunaan : Sebagai pelarut.


(Wade, 1994)

2. Sodium Lauryl Sulfat / SLS


(C12H25NaO4S)

Gambar 2. 3 Struktur kimia Sodium Lauryl Sulfat

Sinonim : natrii laurilsulfas.


pemerian : memiliki nuansa halus, sabun, rasa pahit, dan bau zat
lemak yang samar, warna putih atau krem hingga
kuning pucat kristal, serpih, atau serbuk.

Fungsi :Surfaktan anionic, deterjen, bahan pengemulsi,


penetran kulit, pelumas tablet dan kapsul, wetting
agent.

(Rowe et al., 2009).

3. NaCl
Struktur kimia :

BM NaCl : 58,44
Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; rasa asin.
Kelarutan : Mudah larut dalam air ; sedikit lebih mudah larut
dalam etanol air mendidih ; larut dalam gliserin ;
sukar larut dalam etanol.
(Depkes RI. 2014: 917)
4. Metil Paraben
Struktur kimia :

Rumus kimia : C8H8O3.


sinonim : nipagin, nama lainnya adalah E218; 4-hidroksibenzoat asam
metil ester; methyl phydroxybenzoate; Nipagin M; Uniphen
P-23
Fungsi : sebagai pengawet.
Pemerian : serbuk hablur kecil, tidak berwarna, atau putih; tidak 13
berbau atau berbau khas lemah; mempunyai rasa sedikit
seperti membakar.
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam benzena dan dalam karbon
tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter
Konsentrasi : 0,02- 0,3%.
(Depkes RI, 1995).
5. PEG-400
Sinonim : macrogol, carbowax, pluracol E, poly-G, polyglicol E
Fungsi : pelarut dan pembawa dalam pembuatan sediaan farmasi dan
kosmetik, khususnya untuk zat-zat yang tidak stabil atau tidak
dapat larut dalam air (Loden, 2009).
Pemerian : cairan kental jernih, tidak berwarna atau praktis tidak
berwarna, bau khas lemah, agak higroskopik.
Kelarutan : larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dalam aseton P,
dalam glikol lain dan dalam hidrokarbon aromatik, praktis
tidak larut dalam eter P dan dalam hidrokarbon alifatik.
Bobot molekul : 380-420.
Kandungan Lembab : Sangat higroskopis
Titik beku : 4-8°C.
(DepKes RI, 1979).
6. Propil Paraben
Struktur kimia :

Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian
etanol(95%) P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian
gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut
dalam larutan alkali hidroksida.

Khasiat dan penggunaan : sebagai pengawet.

(Depkes RI, 1979)

7. Menthol (F.I Edisi III Hal. 362)

Nama resmi : MENTHOLUM

Sinonim : Mentol

Berat molekul : 156,30

Rumus molekul : C10H20O

Rumus bangunan :

Pemerian : Berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau atajam

seperti minyak permen rasa panas dan aaromatic diikuti rasa

dingin.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah dalam etanol a(95%)

adalah Kloroforump dan eter P mudah larut adalam parafin

cair P dan dalam minyak aksin.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan tempat yang sejuk

Khasiat : Korigen digunakan untuk memperbaiki bau obat Autama


dan antiritan adalah obat yang digunakan Auntuk
menghilangkan iritasi yang disebabkan Abakteri.
BAB III
ALAT, BAHAN METODE PENELITIAN
A. Alat
 Beaker glass
 Gelas ukur
 Stemper dan mortar
 Batang pengaduk
B. Bahan
 Sodium lauryl sulfat
 NaCl
 PEG-400
 Propyl paraben
 Metil paraben
 Mentol
 Aquadest ad 100 ml

C. Formulasi
Bahan Jumlah Fungsi Konsentrasi
Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L) 5 gram Zat aktif 5%
Propyl paraben 0,2 gram Pengawet 0,2 %
Menthol 0,25 gram Penyegar 0,25 %
Aquadest 67,55 g Pelarut Ad 100 ml
Sodium lauryl sulfat 10 gram Surfaktan 10 %

D. Perhitungan Bahan
5
 Ekstrak Biji Pepaya = ×100 gram
100
= 5 gram
10
 Sodium lauryl sulfat = ×100 gram
100
= 10 gram
0,2
 Propyl paraben = ×100 gram
100
= 0,2 gram
0,25 g
 Menthol = x 100 gram
100
= 0,25 gram
 Aquadest = 100 – ( 5g + 0,2g + 0,25g + 10g )

= 100 – ( 15,45 )
= 84, 55 gram

E. Pengambilan Bahan
 Eksrak Biji Pepaya = 5 gram

 Sodium lauryl sulfat = 10 gram

 Propyl paraben = 0,2 gram

 Menthol = 0,25 gram


 Aquadest = 84,55 gram

F. Cara Kerja
Pembuatan simplisia
Biji Pepaya segar

Ditimbang dan dibersihkan


Diranjang halus
Dikeringkan lalu diblander
Pepaya

Pembuatan Ekstrak
Maserasi
Dimerendam simplisia dalam cairan penyari etanol 70%.
Dimasukkan kedalam botol selanjutnya didiamkan selama 5 hari pada suhu kamar.
dilakukan pengocokan selanjutnya diserkai dan ampas diperas, ampas ditambah
cairan penyari secukupnya diaduk.
Diserkai sehingga diperoleh seluruh sari
Maserat
Dibiarkan 2 hari dilanjutkan dengan pemekatan menggunakan rotary evavorator
pada suhu 65oC hingga mendapatkan eksrtrak.
Ekstrak

G. Cara Kerja Evaluasi


Organoleptis
- Dilakukan dengan cara diamati sediaan tersebut menggunakan panca indera
meliputi warna, bau, dan juga tekstur dari sediaan yang dihasilkan

Hasil uji organoleptis

Uji Homogenitas

- Dilihat apakah ada partikel kasar atau benda asing

Hasil uji homogenitas

pH meter

- Dievaluasi pH menggunakan kertas pH uviversal, larutannya yang diukur


dengan pH universal, catat disesuaikan dengan indikatornya
- Dilakukan untuk mengetahui nilai pH didalam sediaan apakah sudah sesuai
dengan pH dalam tubuh yang digunakan agar tidak iritasi

Hasil uji pH meter

Viskositas
- Dievaluasi viskositas menggunakan alat yaitu viscometer kapiler/ostwold
- Caranya yaitu waktu alir dan cairan yang diuji dibandingkan dengan
waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat viskositasnya sudah diketahui
(biasanya air) untuk lewat dua tanda tersebut (moectar 1990)
- Jika h1 dan h2 masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak
diketahui dan cairan stndar, r1 dan r2 adalah kerapatan dari masing-
masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir dalam detik. Rumusnya adalah :
n1 t 2. p 2
=
n2 t 1. p 1
n1 = viskositas cairan pembanding
n2 = viskositas cairan yang diukur
t1 = waktu alur cairan pembanding
t2 = waktu alir cairan yang diukur
p1 = massa jenis cairan pembanding
p2 = massa jenis cairan yang diukur

Hasil viskositas

Uji tinggi busa

- Dimasukkan sebanyak 2 mL sediaan ke dalam tabung reaksi kemudian


ditambahkan aquadest
- Dikocok tabung selama 20 detik dan dibaca tinggi busa yang terbentuk
- Diamati tinggi dan kestabilan busa pada waktu setelah pengocokan dan 5
menit setelah pengocokan.

Hasil uji tinggi busa


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
LEMBAR KERJA HASIL PRAKTIKUM KOSMETIK
AKFAR YARSI PONTIANAK
JL. Panglima A’im No. 2. Telp 0561745486

Judul Praktikum : Pembuatan Sediaan Shampo


Dosen Pembimbing Praktikum : Apt. Fadli, S.Farm., M.M
Hari Dan Tanggal Praktikum : 17 Desember 2020
Kelompok : 1 (Satu)
Nama Mahasiswa Dan Nim : Aulia Nurtafani Reforma (189296)
Hasil Praktikum :
Tabel 1. Hasil evaluasi Organoleptik
Replikasi Warna Aroma Tekstur
Replikasi I Coklat Kental Khas Cair
Replikasi II Coklat Kental Khas Cair
Replikasi III Coklat Kental Khas Cair

Tabel 2. Hasil evaluasi homogenitas


Replikasi Homogenitas

Replikasi I Homogen
Replikasi II Homogen
Replikasi III Homogen

Tabel 3. Hasil evaluasi shampo


Evaluasi R1 R2 R3 Rata-rata Syarat
pH 5,82 5,76 5,88 5,82 5,0-9,0 (Standar Nasional
Indonesia, 1992)
Viskositas 1250 cP 1400 cP 1300 cP 1316,7 cP 400 – 4000 cps. (Schmitt dan
William, 1996)
Tinggi busa 14,70 cm 15,28 cm 20,26 cm 16,75 cm 1,3- 22 cm ((Wilkinson & Moore,
1982).

B. Pembahasan
Dalam pembuatan ekstrak biji pepaya bahan berupa biji pepaya yang digunakan
sebanyak 800 gram, dibersihkan dari kotoran yang menempel, dirajang halus lalu
dikeringkan pada suhu kamar selama 4 hari dan didapatkansimplisia kering sebanyak 320
gram.Selanjutnya dilakukan maserasi dengan cara merendam simplisia sebanyak 320 gram
tersebut dengan etanol 70 %. Selanjutnya didiamkan selama 5 hari pada suhu kamar
sesekali dilakukan pengocokan lalu diserkai dan ampas diperas, ampas ditambahkan cairan
penyari secukupnya diaduk dan diserkai sehingga diperoleh seluruh sar. Kemudian maserat
dipekatkan menggunkan Rotary Evaporator pada suhu 650 C hingga mendapatkan ekstrak
setelah didapatkan ekstrak biji pepaya, selanjutnya dilakukan uji organoleptis ekstrak biji
pepaya yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik sifat fisik ekstrak biji pepaya berupa
konsistensi, bau, warna, dan rasa.
Analisis organoleptis dilakukan dengan mengamati perubahn bentuk, bau, dan warna
sediaan shampo yang mengandung berbagai konsentrasi ekstrak biji pepaya. Pengamatan
dilakukan setiap minggu selama tiga minggu penyimpanan. Dari F1, F2, F3 di dapat hasil
bahwa semua formula tidak homogen karna terlihat adanya butiran butiran kasar. Jadi
variasi konsentrasi ekstrak biji pepaya (Carica Papaya L ) mempengaruhi sifa fisik shampo.
Ph shampo sangat penting untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas rambut,
meminimalkan iritasi pada mata dan menstabilkan keseimbangan ekologis kulit kepala.
Pengujian pH dilakukan menggunakan alat pH meter, Elektroda di bilas dengan air suling
dan dikeringkan dengan tissu, Pengukuran pH dilakukan dengan cara: Ambil 5 gram
ekstrak larutkan dengan 5 ml karakteristik karna bentuk kental, lebih cair, warna coklat
sedangkan untuk formula F3 dapat juga memenuhi karakteristik bentuk kental, tidak
berbau, warna coklat.
Dari F1,F2,F3, didapatkan hasil bahwa selama 3 minggu pengujian pada F3 di
dapatkan hasil yang lebih baik dikarenakan pada minggu pertama hingga minggu ke tiga
bentuk warna bau sediaan masih baik .
Pemeriksaan homogenitas bertujuan untuk mengetahui keseragaman dan susunan
yang homogen. Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan cara: sejumlah sediaan jika
dioleskan pada sekeping kaca transparan lalu ditutup dengan kepingan kaca yang lain.
aquadest dalam pot obat, kemudian di celupkan elektroda ke dalam wadah tersebut, angka
membentuk yang di tunjukan oleh pH meter merupakan pH hasil (7,8).
Pengamatan tinggi busa dilakukan setelah pengocokan, hal ini perlu dilakukan karena
pengamatan tinggi busa 5 menit setelah terbentuknya busa menunjukkan stabilitas busa
yang terbentuk.
Berdasarkan karakteristik busa shampo yang bagus, maka dari tabel berikut
menunjukan bahwa hasil busa yang paling bagus adalah F3 yaitu busanya lebih tinggi dari
F0, F1 dan F2. Karena persyaratan tinggi busa pada umumnya yaitu berkisar 1,3 -22 cm.
Jadi, variasi konsentrasi ekstrak biji pepaya (Carica Papaya L ) mempengaruhi sifat fisik
shampo (9,10).
Uji Hedonik disebut juga uji kesukaan dalam uji hedonik, seseorang diminta
tanggapan pribadinya mengenai kesukaan atau ketidak sukaan, yang disebut skala hedonik.
pada panelis. Uji ini meliputi penilaian terhadap karakteristik sediaan shampo ekstrak biji
pepaya (Carica Papaya L) yaitu Bau, Warna, Rasa, dan bentuk sediaan tingkat kesukaan
meliputi suka dan tidak suka.

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Ekstrak biji Pepaya (Carica Papaya L)dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan
shampo.
b. Variasi kadar ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L) mempengaruhi sifat fisik dari
sediaan shampo
dari ekstrak biji pepaya yang meliputi organoleptis, pH dan uji Hedonik.
DAFTAR PUSTAKA
Avriza, Hernawati. 2011. Dahsyatnya Bunga-Bunga Berkhasiat Obat di Sekitar Kita.
Yogyakarta: Araska
Azis, Sriana, dan S.R. Muktiningsih. 1999. Artikel Studi Kegunaan Sediaan Rambut.
Jakarta: Puslitbang Farmasi Badan Litbangkes
Dalimartha, Setiawan. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta: Puspa
Swara
Djulkarnain, H.B. 1998. Pohon Obat Keluarga. Jakarta: Intisari
Handayani, Silvia. 2013. Kandungan Flavonoid Kulit Batang dan Daun Pohon Api- Api
(Avicennia marina (Forks.)Vierh.) sebagai Senyawa Aktif Antioksidan. Bogot:
Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB
Hastari, Rizka. 2012. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Pelepah dan Batang Tanaman
Pisang Ambon. Laporan Hasil Karya Tulis Ilmiah. Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran. Fakultas Kedokteran. Undip
Hine, D. J. 1987. Modern Processing, Packaging, and Distribution System for Food.
Backie, London.
Indah, Marvida P. 2007. Uji Efek Sediaan Larutan Penyubur Rambut Daun Kucai (Allium
schoenoprasum L.) terhadap Pertumbuhan dan Kelebatan Rambut serta Uji Iritasinya.
Skripsi. Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi ITB
Info Pom. Vol. 6. No. 4. Juli 2005. Standarisasi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia,
Salah Satu Tahapan Penting dalam Pengembangan Obat Asli Indonesia. Badan POM
RI

Lenny, Sovia. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan Alkaloida.


Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara Medan
Mitsui, Takeo. 1997. New Cosmetic Science.
Netherlands: Elsevier Science B.V
Peraturan Kepala BPOM. 2011. Metode Analisis Penetapan Angka Kapang Khamir dan
Uji Angka Lempeng Total dalam Kosmetika. Nomor HK. 03.1.23.08.11.07331.
Peraturan Kepala BPOM. 2013. Nomor 34. Perubahan Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK. 03.1.23.12.10.11983 Tahun 2010
Tentang Kriteria dan Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika
Priskila, Vany. 2012. Uji Stabilitas Fisik dan Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Tikus
Putih Jantan dari Sediaan Hair Tonic yang Mengandung Ektrak Air Bonggol Pisang
Kepok (Musa Balbisiana). Skripsi. Fakultas MIPA Program Studi Farmasi.
Universitas Indonesia
Putri, Aristi Pramadita. 2011. Kandungan Fenol, Komponen Fitokimia dan Aktivitas
Antioksidan Lamun Dugong (Thalassia Hemprichii). Skripsi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor
Rahayu, Naning S. 2012. Bahan Tambahan Makanan Natrium Metabisulfit. Program
Studi Ilmu Gizi. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro
Rostamailis, dkk. 2009. Tata Kecantikan Rambut Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional
Rowe, Raymond C, etc. Handbook of Pharmaceutical Excipients: Sixth Edition. UK:
Pharmaceutical Press.
Suarsa, I Wayan, dkk. 2011. Optimasi Jenis Pelarut dalam Ekstrasi Zat Warna Alam
dari Batang Pisang Kepok dan Batang Pisang Susu. Jurnal Kimia 5 (1). Januari
2011. Bukit Jimbaran: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: CV
Alfabeta
Suharto, M.Agung, dkk. 2010. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Saponindari Ekstrak
Metanol Batang Pisang Ambon (Musa paradisiacal var.sapientum. L). Manado:
FMIPA Unsrat
Suryabrata,Sumadi. 2011. MetodologiPenelitian. Jakarta: Rajawali Pers
Tranggono, Retno Iswari dan Fatma Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Tresna, Pipin. 2010. Modul 2 Dasar Rias. Merawat Rambut dan Kulit Kepala Secara
Kering. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

LAMPIRAN
Sediaan Shampo

Kemasan Shampo
Brosur shampo

ZYSHAM
SHAPE
Mengandung : ekstrak etanol daun pare,
sodium lauryl sulfat, cocanamide DEA, Na
CMC, propil paraben, menthol dan
aquadest.

khasiat : Membantu menyuburkan rambut


dan mencegah kerontokan

Aturan pemakaian
- Basahi rambut dengan air bersih.
- Buka penutup kemasan
- Tuang shampo sesuai dengan kebutuhan\
- Usapkan ke rambut secara merata
- Bilas shampo dengan air bersih
- Keringkan rambut.

Cara penyimpanan :
Dalam wadah tertututp baik, simpan pada
suhu (<25oc) dan tempat kering, terlindung
dari cahaya.

DIPRODUKSI OLEH :
PT. SEOJOUNFARMA
PONTIANAK-INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai