PEMBUATAN SHAMPO
Dosen Pembimbing
Apt. Fadli, S.Farm., M.M
Nama Praktikan
Aulia Nurtafani Reforma
NIM
189296
Klasifikasi tanaman
Divisio : Spermathophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
SubClass : Sympetalae
Ordo : Cystales/Parietales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L. (Steenis, 1992)
Manfaat tanaman
Tanaman papaya ini mempunyai banyak sekali manfaat dan kegunaan dan telah digunakan
secara tradisional untuk: arthiris dan reumatik di Indonesia dan Haiti; asma dan infeksi
pernapasan di Mauritius, Meksiko dan Filipina; kanker di Australia dan Meksiko; konstipasi
dan laksatif di Honduras, Panama dan Trinidad; meningkatkan produksi susu di Indonesia
dan Malaysia; tumor (Uterus) di Ghana, Indochina, dan Nigeria; dan sifilis di Afrika.
Papain adalah enzim yang terkandung dalam papaya dan telah banyak diteliti
manfaatnya. Dalam industri, papain mempunyai banyak kegunaan antara lain dalam proses
penggumpalan susu (rennet), proses penguraian protein, pembuatan bir, mengempukkan
daging, proses ekstraksi minyak hati ikan tuna, dan membersihkan sutra dan wool sebelum
pewarnaan (Duke, 1983).
Kandungan kimia
Tanaman papaya mempunyai kandungan kimia yang berbeda-beda pada buah, daun,
akar maupun biji. Pada buah terkandunga asam butanorat, metal butanoat,
benzilglukosinolat, linalool, papain, asam alfa linoleat, alfa filandren, alfa terpinen, gamma
terpinen, 4-terpineol, dan terpinolen. Pada daun terkandung alkaloid, dehidrokarpain,
pesedokarpain, flavonol, benzilglukosinolat, papain dan tannin.
Seratus gram daun dilaporkan mengandung 74 kalori, 77.5 g H2O, 7 g protein, 2 g lemak,
11.3 g karbohidrat total, 1.8 g serat, 2.2 g abu, 344 mg kalsium, 142 mg fosfor, 0.8 mg besi,
18 g natrium, 652 mg kalium, 11.565 µg beta karoten, 0.09 mg thiamin, 0.48 mg riboflavin,
2.1 mg niasin, 140 mg asam askorbat dan 136 mg vitamin E (Duke, 1983).
1. Aquadest
3. NaCl
Struktur kimia :
BM NaCl : 58,44
Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; rasa asin.
Kelarutan : Mudah larut dalam air ; sedikit lebih mudah larut
dalam etanol air mendidih ; larut dalam gliserin ;
sukar larut dalam etanol.
(Depkes RI. 2014: 917)
4. Metil Paraben
Struktur kimia :
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian
etanol(95%) P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian
gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut
dalam larutan alkali hidroksida.
Sinonim : Mentol
Rumus bangunan :
dingin.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah dalam etanol a(95%)
C. Formulasi
Bahan Jumlah Fungsi Konsentrasi
Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L) 5 gram Zat aktif 5%
Propyl paraben 0,2 gram Pengawet 0,2 %
Menthol 0,25 gram Penyegar 0,25 %
Aquadest 67,55 g Pelarut Ad 100 ml
Sodium lauryl sulfat 10 gram Surfaktan 10 %
D. Perhitungan Bahan
5
Ekstrak Biji Pepaya = ×100 gram
100
= 5 gram
10
Sodium lauryl sulfat = ×100 gram
100
= 10 gram
0,2
Propyl paraben = ×100 gram
100
= 0,2 gram
0,25 g
Menthol = x 100 gram
100
= 0,25 gram
Aquadest = 100 – ( 5g + 0,2g + 0,25g + 10g )
= 100 – ( 15,45 )
= 84, 55 gram
E. Pengambilan Bahan
Eksrak Biji Pepaya = 5 gram
F. Cara Kerja
Pembuatan simplisia
Biji Pepaya segar
Pembuatan Ekstrak
Maserasi
Dimerendam simplisia dalam cairan penyari etanol 70%.
Dimasukkan kedalam botol selanjutnya didiamkan selama 5 hari pada suhu kamar.
dilakukan pengocokan selanjutnya diserkai dan ampas diperas, ampas ditambah
cairan penyari secukupnya diaduk.
Diserkai sehingga diperoleh seluruh sari
Maserat
Dibiarkan 2 hari dilanjutkan dengan pemekatan menggunakan rotary evavorator
pada suhu 65oC hingga mendapatkan eksrtrak.
Ekstrak
Uji Homogenitas
pH meter
Viskositas
- Dievaluasi viskositas menggunakan alat yaitu viscometer kapiler/ostwold
- Caranya yaitu waktu alir dan cairan yang diuji dibandingkan dengan
waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat viskositasnya sudah diketahui
(biasanya air) untuk lewat dua tanda tersebut (moectar 1990)
- Jika h1 dan h2 masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak
diketahui dan cairan stndar, r1 dan r2 adalah kerapatan dari masing-
masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir dalam detik. Rumusnya adalah :
n1 t 2. p 2
=
n2 t 1. p 1
n1 = viskositas cairan pembanding
n2 = viskositas cairan yang diukur
t1 = waktu alur cairan pembanding
t2 = waktu alir cairan yang diukur
p1 = massa jenis cairan pembanding
p2 = massa jenis cairan yang diukur
Hasil viskositas
A. Hasil
LEMBAR KERJA HASIL PRAKTIKUM KOSMETIK
AKFAR YARSI PONTIANAK
JL. Panglima A’im No. 2. Telp 0561745486
Replikasi I Homogen
Replikasi II Homogen
Replikasi III Homogen
B. Pembahasan
Dalam pembuatan ekstrak biji pepaya bahan berupa biji pepaya yang digunakan
sebanyak 800 gram, dibersihkan dari kotoran yang menempel, dirajang halus lalu
dikeringkan pada suhu kamar selama 4 hari dan didapatkansimplisia kering sebanyak 320
gram.Selanjutnya dilakukan maserasi dengan cara merendam simplisia sebanyak 320 gram
tersebut dengan etanol 70 %. Selanjutnya didiamkan selama 5 hari pada suhu kamar
sesekali dilakukan pengocokan lalu diserkai dan ampas diperas, ampas ditambahkan cairan
penyari secukupnya diaduk dan diserkai sehingga diperoleh seluruh sar. Kemudian maserat
dipekatkan menggunkan Rotary Evaporator pada suhu 650 C hingga mendapatkan ekstrak
setelah didapatkan ekstrak biji pepaya, selanjutnya dilakukan uji organoleptis ekstrak biji
pepaya yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik sifat fisik ekstrak biji pepaya berupa
konsistensi, bau, warna, dan rasa.
Analisis organoleptis dilakukan dengan mengamati perubahn bentuk, bau, dan warna
sediaan shampo yang mengandung berbagai konsentrasi ekstrak biji pepaya. Pengamatan
dilakukan setiap minggu selama tiga minggu penyimpanan. Dari F1, F2, F3 di dapat hasil
bahwa semua formula tidak homogen karna terlihat adanya butiran butiran kasar. Jadi
variasi konsentrasi ekstrak biji pepaya (Carica Papaya L ) mempengaruhi sifa fisik shampo.
Ph shampo sangat penting untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas rambut,
meminimalkan iritasi pada mata dan menstabilkan keseimbangan ekologis kulit kepala.
Pengujian pH dilakukan menggunakan alat pH meter, Elektroda di bilas dengan air suling
dan dikeringkan dengan tissu, Pengukuran pH dilakukan dengan cara: Ambil 5 gram
ekstrak larutkan dengan 5 ml karakteristik karna bentuk kental, lebih cair, warna coklat
sedangkan untuk formula F3 dapat juga memenuhi karakteristik bentuk kental, tidak
berbau, warna coklat.
Dari F1,F2,F3, didapatkan hasil bahwa selama 3 minggu pengujian pada F3 di
dapatkan hasil yang lebih baik dikarenakan pada minggu pertama hingga minggu ke tiga
bentuk warna bau sediaan masih baik .
Pemeriksaan homogenitas bertujuan untuk mengetahui keseragaman dan susunan
yang homogen. Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan cara: sejumlah sediaan jika
dioleskan pada sekeping kaca transparan lalu ditutup dengan kepingan kaca yang lain.
aquadest dalam pot obat, kemudian di celupkan elektroda ke dalam wadah tersebut, angka
membentuk yang di tunjukan oleh pH meter merupakan pH hasil (7,8).
Pengamatan tinggi busa dilakukan setelah pengocokan, hal ini perlu dilakukan karena
pengamatan tinggi busa 5 menit setelah terbentuknya busa menunjukkan stabilitas busa
yang terbentuk.
Berdasarkan karakteristik busa shampo yang bagus, maka dari tabel berikut
menunjukan bahwa hasil busa yang paling bagus adalah F3 yaitu busanya lebih tinggi dari
F0, F1 dan F2. Karena persyaratan tinggi busa pada umumnya yaitu berkisar 1,3 -22 cm.
Jadi, variasi konsentrasi ekstrak biji pepaya (Carica Papaya L ) mempengaruhi sifat fisik
shampo (9,10).
Uji Hedonik disebut juga uji kesukaan dalam uji hedonik, seseorang diminta
tanggapan pribadinya mengenai kesukaan atau ketidak sukaan, yang disebut skala hedonik.
pada panelis. Uji ini meliputi penilaian terhadap karakteristik sediaan shampo ekstrak biji
pepaya (Carica Papaya L) yaitu Bau, Warna, Rasa, dan bentuk sediaan tingkat kesukaan
meliputi suka dan tidak suka.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Ekstrak biji Pepaya (Carica Papaya L)dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan
shampo.
b. Variasi kadar ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L) mempengaruhi sifat fisik dari
sediaan shampo
dari ekstrak biji pepaya yang meliputi organoleptis, pH dan uji Hedonik.
DAFTAR PUSTAKA
Avriza, Hernawati. 2011. Dahsyatnya Bunga-Bunga Berkhasiat Obat di Sekitar Kita.
Yogyakarta: Araska
Azis, Sriana, dan S.R. Muktiningsih. 1999. Artikel Studi Kegunaan Sediaan Rambut.
Jakarta: Puslitbang Farmasi Badan Litbangkes
Dalimartha, Setiawan. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta: Puspa
Swara
Djulkarnain, H.B. 1998. Pohon Obat Keluarga. Jakarta: Intisari
Handayani, Silvia. 2013. Kandungan Flavonoid Kulit Batang dan Daun Pohon Api- Api
(Avicennia marina (Forks.)Vierh.) sebagai Senyawa Aktif Antioksidan. Bogot:
Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB
Hastari, Rizka. 2012. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Pelepah dan Batang Tanaman
Pisang Ambon. Laporan Hasil Karya Tulis Ilmiah. Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran. Fakultas Kedokteran. Undip
Hine, D. J. 1987. Modern Processing, Packaging, and Distribution System for Food.
Backie, London.
Indah, Marvida P. 2007. Uji Efek Sediaan Larutan Penyubur Rambut Daun Kucai (Allium
schoenoprasum L.) terhadap Pertumbuhan dan Kelebatan Rambut serta Uji Iritasinya.
Skripsi. Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi ITB
Info Pom. Vol. 6. No. 4. Juli 2005. Standarisasi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia,
Salah Satu Tahapan Penting dalam Pengembangan Obat Asli Indonesia. Badan POM
RI
LAMPIRAN
Sediaan Shampo
Kemasan Shampo
Brosur shampo
ZYSHAM
SHAPE
Mengandung : ekstrak etanol daun pare,
sodium lauryl sulfat, cocanamide DEA, Na
CMC, propil paraben, menthol dan
aquadest.
Aturan pemakaian
- Basahi rambut dengan air bersih.
- Buka penutup kemasan
- Tuang shampo sesuai dengan kebutuhan\
- Usapkan ke rambut secara merata
- Bilas shampo dengan air bersih
- Keringkan rambut.
Cara penyimpanan :
Dalam wadah tertututp baik, simpan pada
suhu (<25oc) dan tempat kering, terlindung
dari cahaya.
DIPRODUKSI OLEH :
PT. SEOJOUNFARMA
PONTIANAK-INDONESIA