Anda di halaman 1dari 17

Proposal Penelitian

FORMULASI SEDIAAN GEL SARI BUAH LEMON (Citrus limon L.)


DENGAN VARIASI KOMBINASI BASIS HMPC DAN CARBOPOL

Oleh :
Eko Juni Prasetyo
PF.21.031

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetika (Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehtan).
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pemakaian
kosmetik mulai mendapat perhatian, pemakaian kosmetik selain untuk
kecantikan juga untuk Kesehatan (Tranggono dan Latifah, 2007).
Kosmetik adalah bahan sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ
genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk
membersihkan mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan
atau melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik (Permenkes RI
No.1176/2010:VIII :1(1)).
Bibir sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan serta berbagai
produk perawatan kesehatan, kosmetik dan produk perawatan kulit lainnya
yang dapat menyebabkan kerusakan kulit yaitu bibir menjadi kering,
pecah-pecah, dan warna yang kusam. Dalam jenis sediaan kosmetik bibir,
terdapat beberapa macam sediaan kosmetik bibir seperti lipstik, lip gloss,
lip balm, liquid lipstik dan lip liners (Patricia,2000 dalam Retno 2016:1).
Lip balm bertujuan untuk perawatan bibir untuk melindungi dan menjaga
kelembapan bibir. Secara umum, lip balm mengandung zat pelembab dan
vitamin yang dapat memproteksi bibir (Muliyawan dan suriana 2013).
Lipbalm atau salep bibir adalah lilin substansi dioleskan pada
bibir dari mulut. Tujuannya untuk melembabkan bibir agar tidak mudah
kering dan pecah-pecah. Biasanya lipbalm digunakan untuk bibir yang
membutuhkan proteksi, umpamanya pada keadaan kelembaban udara yang
rendah atau karena suhu yang terlalu dingin, untuk mencegah penguapan
air dan sel-sel epitel mukosa bibir.
Pembuatan kosmetik dari bahan alami lebih baik dari pada bahan
sintetis. Bahan sintetis dapat menimbulkan efek samping bahkan dapat
merusak bentuk alami dari kulit (Grace dkk, 2015 dalam Purnomo,
2018:2). Bahan alam merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan
untuk memperoleh sediaan lip gel yang aman bagi pemakainya. (Syakdiah,
2018:3).
Salah satu bahan alami yang kaya manfaat adalah madu. Madu
adalah cairan manis yang dihasilkan oleh lebah, madu sebagai bahan alami
dapat digunakan sebgai pelembab karena memiliki sifat humektan,
emolien dan antioksidan. Madu bersifat higroskopis yaitu mudah
menyerap air dari udara sekitarnya karena itu dapat digunakan sebagai
humektan dan membantu mempertahankan hidrasi kulit (Sinulingga dkk,
2018).
Jeruk lemon merupakan bahan alam yang potensial untuk di
jadikan bahan kosmetik karena mempunyai khasiat sebagai
antioksidan, mencegah penuaan dini, antijerawat, dan untuk
mencerahkan wajah. Alasan memakai jeruk lemon, karena jeruk lemon
memiliki vitamin C yang lebih tinggi dari pada jeruk lainya.. (Aulia L,
2013)
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka peneliti tertarik
untuk membuat Sediaan Formulasi Lip Gel Sari Buah Lemon (Citrus
Limon L.) Dengan Variasi Kombinasi Basis HPMC Dan CARBOPOL.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : Apakah sari buah lemon (Citrus limon L.) dengan variasi
kombinasi basis HPMC dan CARBOPOL dapat diformulasikan dalam
sediaan lip gel yang memenuhi uji evaluasi fisik sediaan ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk
mengetahui apakah sari buah lemon (Citrus limon L.) dengan variasi
kombinasi basis HPMC dan CARBOPOL dapat diformulasikan dalam
sediaan lip gel yang memenuhi uji evaluasi fisik sediaan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah menambah informasi
mengenai kosmetik pada bibir dalam sediaan lip gel sari buah lemon
dengan variasi kombinasi basis HPMC dan CARBOPOL sebagai
pelembab pada bibir.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lemon

1. Buah Lemon
Lemon (citrus limon) merupakan tanaman asli asia tenggara.
Lemon pertama kali tumbuh di india, Burma utara dan cina. Pada
tahun 1493, Christoper Columbus membawa biji Citrus limon ke
Hisponiola. Budidaya citrus limon pertama kali di Genoa pada
pertengahan abad ke 15. Pada abad ke 18 dan abad ke 19, citrus limon
ditanam di florida dan California. Bagian dari tanaman Citrus limon
yang sering dimanfaatkan adalah kulit buah, bunga, daun, dan air
perasan (Sauls, 1998).

Gambar 2.1 : Buah Lemon (Citrus limon L.)

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Rosidae

Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae

Marga : Citrus

Jenis : Citus limon L

b. Morfologi
Jeruk lemon merupakan tanaman berduri, tinggi pohon tanaman
yang kecil mencapai 10-20 kaki. Daun lemon berbentuk oval dan
berwarna hijau gelap. Daun jeruk lemon tumbuh tersusun pada
batangnya. Jeruk lemon memiliki arglikosida 6 aroma harum pada
bunganya yang berwarna putih dan tersusun atas 5 kelopak. Jeruk
lemon memiliki warna kuning kehijauan hingga kuning cerah
dengan bentuk membundar (Panjang 8-9 cm). Jeruk lemon sangat
mirip dengan jeruk nipis, namun jeruk lemon akan berwarna
kuning setelah matang, dimana jeruk nipis akan tetap berwarna
hijau dan jeruk lemon memiliki ukuran yang lebih besar (Neny
2018).
c. Kandungan kimia
Jeruk lemon memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, serta
sumber vitamin A, B1, B2, fosfor, kalsium, pektin, minyak atsiri
70% limone, felandren, kumarins, bioflavonoid, geranil asetat,
asam sitrat, linalil asetat, kalsium dan serat (Natasya, 2017)
d. Manfaat buah lemon
Buah lemon sering sekali digunakan untuk perawatan kulit dan
wajah, kandungan vitamin C dan antioksidan tertinggi pada buah
lemon terletak dikulitnya. Vitamin C dan antioksidan pada kulit
lemon baik untuk peremajaan kulit, menangkal radikal bebas,
menghilangkan flek hitam dikulit, dan mengatasi minyak berlebih
pada kulit. Penggunaan kulit buah lemon sangat cocok untuk
semua jenis kulit sehingga tidak perlu khawatir terjadi iritasi
ataupun alergi (Andriani, 2017).
2. Madu

Madu adalah cairan manis alami yang berasal dari nectar


tumbuhan yang diproduksi oleh lebah madu. Nektar berasal dari bunga
mekar, cairan tumbuhan yang mengalir di daun dan kulit pohon.
Setelah nectar dihisap, lebah akan memfermentasikan dalam perutnya
dengan mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim
invertase yang berasal dari tenggorakan. Madu disimpan di dalam sel-
sel sarang kemudian madu akan mengalami ekstraksi air, pembentukan
monosakarida, dan pengayan dengan campuan aromatic. Setelah tiga
sampai tujuh hari, lebah menutup sel dengan malam yang
mematangkan madu (Adji, 2007).
a. Lebah Apis dorsata
Dikenal juga dengan nama lebah raksasa, lebah hutan, tawon
gung, madu sialang, merupakan lebah madu yang hidupnya masih
liar. Lebah madu ini masih sulit dibudidayakan karena sering
berada di tempat yang sangat tinggi. Sarangnya bisa ditemukan
tergantung di cabang pohon, loteng atau bukit batu yang terjal.
Satu koloni menghuni sebuah sisiran yang ukuranya bisa sangat
besar. Pada satu pohon bisa terdapat 5-10 koloni. Produk utama
Apis dorsata adalah madu dan malam dengan produksi madu
mencapai 10-20 kg per koloni per panen. Bahkan dari sarang yang
besar, produksinya bisa mencapai 30kg.
b. Klasifikasi madu

c. Manfaat madu

Secara umum madu berkhasiat menghasilkan energi,


meningkatkan daya tahan tubuh, dan stamina. Madu cepat
berdifusi melalui darah, kerena itu merupakan sumber energi yang
cepat. Madu endukung pembentukan darah serta membersihkan
darah (Shaikh, 2015)
Madu mengandung zat antibakteri sehingga baik untuk
mengobati luka bakar dan penyakit infeksi. Adanya rasio
perbandingan karbon terhadap nitrogen yang tinggi (Rosita, 2007)

B. Kosmetik

Kosmetik merupakan bahan-bahan yang digunakan dengan cara


digosok, ditabur dan di semprot pada tubuh manusia atau pada bagian-
bagian tubuh manusia yang berfungsi untuk mencuci, mempercantik,
menambah daya tarik atau mengubah penampilan. Bahan-bahan yang
digunakan tidak termasuk sabun (Maharani, 2015). Kosmetik merupakan
kebutuhan yang penting peranannya dalam bidang kecantikan untuk
keindahan tubuh manusia.
C. Kosmetik pelembab

Kosmetik pelembab perlu diaplikasikan pada kulit normal yang


cenderung kering tertama pada kulit kering jika pemakai berada pada
lingkungan yang membuat kulit kering, misalnya didalam ruangan AC
(Tranggono dan Latifah, 2007 dalam Hayatun, 2018).
D. Bibir

Bibir merupakan salah satu bagian pada wajah yang


penampilannya mempengaruhi persepsi estetis wajah. Lapisan korneum
pada bibir mengandung sekitar 3 sampai 4 lapis dan sangat tipis dibanding
kulit wajah biasa. Kulit bibir tidak memiliki folikel rambut dan tidak ada
kelenjar keringat yang berfungsi untuk melindungi bibir dari lingkungan
luar (yusuf dkk, 2019).
Bibir sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan serta berbagai
produk perawatan kesehatan, kosmetik dan produk perawatan kulit lainnya
yang dapat menyebabkan kerusakan kulit yaitu bibir menjadi kering,
pecah-pecah, dan warna yang kusam (Yusuf dkk, 2019).
E. Gel

Gel merupakan sediaan yang jernih, tembus cahaya dan


mengandung zat aktif, merupakan disperse koloid mempunyai kekuatan
yang disebabkan oleh jaringan yang saling berkaitan pada fase terdispersi.
Dalam industri farmasi. Sediaan gel banyak digunakan pada produk obat-
obattan, kosmetik, dan makanan.
F. Basis Gel

Basis gel HPMC merupakan gelling agent yang sering digunakan


dalam produksi kosmetik dan obat, karena dapat menghasilkan gel yang
bening, mudah larut dalam air, dan mempunyai ketoksikan yang rendah.
Selain itu HPMC (Hidroxy Propyl Methyl Cellulose) menghasilkan gel
yang netral, jernih, tidak berwarna, stabil pada pH 3-11, mempunyai
resistensi yang baik terhadap serangan mikroba, dan memberikan kekuatan
film yang baik bila mengering pada kulit. Hasil penelitian sebelumnya
menyebutkan basis HPMC memiliki kecepatan pelepasan obat yang baik,
dan daya sebarnya luas (Ardana M dkk., 2015)
Carbopol merupakan bahan pembentuk gel yang sempurna. Dapat
membentuk gel dengan baik dan juga menambah viskositas. Carbopol
digunakan dalam formulasi sediaan farmasi dan kosmetik sebagai
pengemulsi, pensuspensi, peningkat viskositas dalam sediaan krim; gel;
dan ointment untuk penggunaan ophthalmic, rektal dan topikal.
Penggunaannya relatif aman karena tidak ada toksik dan tidak mengiritasi
serta tidak mengakibatkan reaksi hipersensitivitas pada penggunaan
topikal.
G. Uraian Bahan

1. HPMC

Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) merupakan serbuk

putih atau putih kekuningan, tidak berbau dan berasa, larut dalam air

dingin, membentuk cairan kental, praktis tidak larut dalam kloroform,

etanol 95% dan eter. HPMC biasanya digunakan dalam sediaan oral dan

topical. HPMC biasanya digunakan sebagai emulgator, suspending

agent dan stabilizing agent dalam sediaan salep dan gel topikal

(Maharani, 2009).

HPMC merupakan geling agent yang tahan terhadap fenol

dan dapat membentuk gel yang jernih serta mempunyai visikositas yang

lebih baik. Konsentrasi HPMC yang biasa digunakan sebagai geling

agent adalah 2%-10%. HPMC umumnya tidak toksik dan tidak

menyebabkan iritasi (Rowe, 2009).

2. CARBOPOL (Rowe, 2009)

Carbopol adalah polimer sintetik asam akrilat, berupa serbuk

putih dengan bau yang khas, sangat mudah terion, sedikit asam, tidak

larut dalam air dan sebagian besar pelarut, serta bersifat higroskopis.

Dalam bentuk netral, carbopol larut dalam air, alkohol, dan gliserin

serta akan membentuk gel yang jernih dan stabil. Pada larutan asam (pH

3,5-4,0) dispersi carbopol menujukkan viskositas yang rendah hingga

sedang dan pada pH 5,0-10,0 serta pada suhu di atas 750C akan

menunjukkan viskositas yang optimal.


Carbopol berfungsi sebagai pengental, surfaktan, stabilizer.

Dalam sediaan kosmetik carbopol digunakan dalam bentuk netral pada

pH 7,7 karena Carbopol stabil pada pH tersebut dan Carbopol bersifat

inkompatibilitas terhadap asam kuat.

3. Propilenglikol (Depkes RI, 1979)

Propilen glikol banyak diguanakan sebagai pelarut dan

pembawa dalam pembuatan sediaan farmasi dan kosmetik, khususnya

untuk zat-zat yang tidak stabil atau tidak dapat larut dalam air.

Propilenglikol adalah cairan bening, tidak berwarna, kental dan hampir

tidak berbau. Memiliki rasa manis sedikit tajam menyerupai gliserol.

Dalam kondisi biasa, propilen glikol stabil dalam wadah yang tertutup

baik dan juga merupakan suatu zat kimia yang stabil bila dicampur

dengan gliserin, air atau alkohol. Propilen glikol juga digunakan

sebagai penghambat pertumbuhan jamur. Data klinis telah menunjukan

reaksi iritasi kulit pada pemakaian propilen glikol dibawah 10% dan

dermatitis di bawah 2% (Loden, 2009).

4. Gliserin (Dirjen POM, 1979; Rowe, 2009)

Gliserin adalah cairan seperti sirup jernih dengan rasa manis.

Dapat bercampur dengan air dan etanol. Sebagai suatu pelarut, dapat

disamakan dengan etanol, tapi karena kekentalannya, zat terlarut dapat

larut perlahan-lahan didalamnya kecuali kalau dibuat kurang kental

dengan pemanasan. Gliserin bersifat sebagai bahan pengawet dan sering

digunakan sebagai stabilisator dan sebagai suatu pelarut pembantu


dalam hubungannya dengan air dan etanol. Gliserin digunakan sebagai

emollient dan humectant dalam sediaan topikal dengan rentang

konsentrasi 0,2-65,7%. Gliserin pada konsentrasi tinggi menimbulkan

efek iritasi pada kulit dan lebih disukai konsentrasi gliserin 10-20 %

(Jellinek, 1970)

5. Metil paraben

Metil paraben berupa kristal tidak berwarna atau bubuk kristal,

tidak berbau atau hampir tidak berbau dan mempunyai rasa sedikit

terbakar. Metil paraben mudah larut dalam dua bagian etanol 96%,

dalam tiga bagian etanol 95%, dalam enam bagian etanol 50% dan

dalam sepuluh bagian eter. Metil paraben larut dalam 60 bagian

gliserin, praktis tidak larut dalam minyak mineral, mudah larut dalam 5

bagian propilenglikol, metil paraben disimpan dalam wadah tertutup

baik, ditempat sejuk dan kering (Rowe dkk., 2009). Metil paraben

digunakan sebagai pengawet dalam sediaan gel pada konsentrasi 0.02%

- 0,3% (Handbook of pharmaceutical Exipient hal 310)

6. Aquadest

Aquadest merupakan cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna

dan tidak berasa. Aquadest dibuat dengan cara menyuling air yang

dapat diminum. Rumus kimia dari aquadest yaitu H2O dengan bobot

molekul 18,02 (Departemen Kesehatan RI, 1979 a).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.


Eksperimen merupakan suatu penelitian dengan melakukan kegiatan
percobaan yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang
timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut
(Notoadmojo, S. 2012).
C. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan bertempat laboratorium farmasi stikes pelita ibu

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah sari buah lemon
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah basis HPMC dan Carbopol.
E. Kerangka Konsep Penelitian

FORMULA KONTROL
(PRODUK JADI)

Sari buah lemon


dengan variasi FORMULA 1
kombinasi basis Uji kelembapan
HPMC dan Uji daya sebar
CARBOPOL FORMULA 2

FORMULA 3

Gambar 3.1 : kerangka konsep


F. Variabel

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sari buah lemon

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah variasi kombinasi basis

HPMC dengan CARBOPOL

G. Prosedur Penelitian

Komposisi F0 F1 F2 F3 Fungsi
Konsentrasi sari 10 % 30 % 50 % Zat aktif
buah lemon
Madu qs qs qs pelembab
HPMC 3% 5% 7% Basis gel
CARBOPOL 2% 3% 4% Basis gel
Propilenglikol 4,5 % 4,5 % 4,5 % Humektant
Gliserin 10 % 10% 10% Humektant
Metil paraben 0,2 % 0,2 % 0,2 % Pengawet
Aquadest Ad 100% Ad 100% Ad 100% Pelarut
1. Formulasi

Tabel 1 : Formulasi sedian lip gel sari buah lemon

2. Alat dan bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas ukur, gelas

kimia, batang pengaduk, timbangan digital, corong, kertas perkamen,

kertas saring, lumpang, alu, sendok tanduk.

Bahan yang digunakan dalam pengujian yaitu sari buah lemon,

madu, HPMC, CARBOPOL, propilenglikol, gliserin, metil paraben,

aquadest.

3. Cara kerja

a. Ditimbang semua bahan

b. Aquadest dipanaskan, kemudian di masukan Carbopol dan

dikembangkan dalam air aquades panas digerus hingga berbentuk basis

gel. (campuran 1)

c. Kemudian dibuat basis HPMC dengan cara dikembangkan dengan

aquadest lalu digerus hingga berbentuk basis gel (campuran 2)

d. Kemudian ditambahkan metil paraben yang sudah dilarutkan kedalam

propilenglikol lalu diaduk dan ditambahlan gliserin gerus hingga

homogen, kemudian dimasukan kedalam campuran 2 lalu digerus

hingga homogen

e. Kemudian campuran 2 dimasukan kedalam campuran 1 secara

bertahap dan ditambahkan aquadest secukupnya.

f. Ditambahkan sari buah lemon dan madu lalu di gerus hingga homgen
H. Skema Jalannya Penelitian

Sari jeruk lemon dan


madu

Sari jeruk lemon dengan basis gel


HPMC dan CARBOPOL

Formula 1 Formula 2 Formula 3


Lip gell Sari jeruk lemon Lip gell Sari jeruk Lip Sari jeruk lemon
dengan basis gel HPMC lemon dengan basis gel dengan basis gel HPMC
dan CARBOPOL HPMC dan CARBOPOL dan CARBOPOL

Uji organoleptik
Uji kelembapan
Uji daya sebar

Pembahasan dan hasil

Kesimpulan

Gambar 3.2 : skema jalannya penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Rinaldi, Fauziah, Azmalina Adriani, Ernita Silviana, Ritazahara. 2020. “Studi

Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus

heterophyllus Lam.L) Dengan Basis Na-CMC dan Karbopol”

Jurnal Dunia Farmasi Volume 4, No 3, Agustus 2020: 99-107.

Ardana M, Vebry Aeyni, Arsyik Ibrahim. 2015. “Formulasi Dan Optimasi Basis

Gel HPMC (Hidroxy Propyl Methyl Cellulose) Dengan Berbagai

Variasi Konsentrasi” jurnal J.Trop.Pharm.Chem.2015. Vol 3

No.2.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical

Excipients, 6 th edition, Pharmaceutical Press an American

Pharmacist Association 2009, Washington D.C., pp. 110- 112

Anda mungkin juga menyukai