Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU RESEP

PENGKAJIAN PELAYANAN
RESEP

Penyusun :

Nama : Intan Meilani Loni


NIM : 19331024
Hari / jam praktikum : Senin, 13.00-Selesai
Dosen Pengampu : Aji Tetuko, S.Farm.,M.Sc,Apt.

LABORATORIUM ILMU RESEP


PRODI S1 FARMASI STIKES AKBIDYO YOGYAKARTA
2021
A. JUDUL
Pengkajian Pelayanan Resep

B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan kajian resep secara kompehensif
2. Mahasiswa mampu melakukan pelayanan resep secara benar, tepat dan
sesuai kebutuhan pasien.

C. DASAR TEORI
Dalam pelayanan kesehatan obat merupakan komponen yang penting
karena diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik upaya preventif,
promotif, kuratif danrehabilitatif. Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) jugaberpengaruh terhadap peningkatan penelitian di bidang
farmasi. Pasien dengan masalah kesehatan tertentu melakukan pemeriksaan ke
dokter, biasanya diberi pilihan terapi yang akan dijalankan. Terapi obat sejauh ini
merupakan yang paling sering dipilih. Pada banyak kasus, terapi obat sering
melibatkan penulisan resep.
Resep merupakan hal terpenting sebelum pasien menerima obat. Dalam
alur pelayanan resep, apoteker wajib melakukan skrining resep yang meliputi
skrining admninstratif, kesesuaian farmasetis, dan kesesuian klinis untuk
menjamin legalitas suatu resep dan meminimalkan kesalahan pengobatan.
Resep harus ditulis denganjelas untuk menghindari salah persepsi antara penulis
dengan pembaca resep, kegagalan komunikasi dan salah interpretasi antara
dokter dengan apoteker merupakan salah satu faktor kesalahan medikasi
(medication error) yang berakibat fatal bagi pasien.
Resep yang baik harus memuat cukup informasi yang memungkinkan ahli
farmasi yang bersangkutan mengerti obat apa yang akan diberikan kepada
pasien. Namun pada kenyataannya, masih banyak permasalahan yang ditemui
dalam peresepan.
Aspek admnistratif resep dipilih karena merupakan skrining awal pada
saat resep dilayani di apotek, skrining admnistratif perlu dilakukan karena
mencakup seluruh informasi di dalam resep yangberkaitan dengan kejelasaan
tulisan obat, keabsahan resep, dan kejelasan informasi di dalam resep. Dalam
penulisan resep kelengkapan admnistratif sudah diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. Akibat ketidaklengkapan admnistratif resep
bisa berdampak buruk bagi pasien, yang merupakan tahap skrining awal guna
mencegah adanya medication error.Permasalahan dalam peresepan merupakan
salah satu kejadian medication error.
Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1027/MENKES/SK/IX/2004 menyebutkan bahwa medication error adalah
kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian obat selama dalam
penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah. Bentuk
medication erroryang terjadi adalah pada fase prescribing (error terjadi pada
penulisan resep) yaitu kesalahan yang terjadi selama proses peresepan obat
atau penulisan resep. Dampak dari kesalahan tersebut sangat beragam, mulai
yang tidak memberi resiko sama sekali hingga terjadinya kecacatan bahkan
kematian (Siti, 2015).
Berdasarkan masalah tersebut, dilakukan pengkajian terhadap
kelengkapan administratifpada resep apakah memenuhi ketentuan kelengkapan
administratif resep menurut Permenkes No 35 tahun 2014.
D. RESEP
E. HASIL
I. Kelengkapan Resep:
a. Kelengkapan resep : Lengkap
b. Data pasien : umur (-)
c. Singkatan dalam resep : Jelas
- Mf. Pulv adsp : Campur dan buatlah serbuk tabur
- Sue : Untuk pemakaian luar
d. Perhitungan bahan : 20 – (0,5+0,5 + 5)
= 20 – 5,5
= 14,5 gram
e. Dosis : Jelas
f. Farmasetis : Tidak ada
g. Etiket : Biru

II. Copy Resep

APOTEK SEJAHTERA
Jl.Bantul No, 10 Telp.(0274)912432
APA: Apt.Nurul, S.Farm.
SIPA: K.P13.01.002.11
SIA: 503/021/2011
III. Etiket

APOTEK SEJAHTERA
Jl.Bantul No, 10 Telp.(0274)912432
APA: Apt.Nurul, S.Farm.
SIPA: K.P13.01.002.11

No.resep : 2 Bantul,28 Nov 2020

Asmi

Oleskan pada bagian yang sakit


Jumlah obat : 1 tube
Obat luar

Semoga Lekas Sembuh

F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini pratikan melakukan percobaan yang berjudul
pengkajian pelayanan resep. Pratikum ini memiliki tujuan yaitu mahasiswa
mampu melakukan kajian resep secara komprehensif dan mahasiswa mampu
melakukan pelayanan resep secara benar, tepat dan sesuai kebutuhan pasien.
Resep merupakan hal terpenting sebelum pasien menerima obat. Dalam
alur pelayanan resep, apoteker wajib melakukan skrining resep yang meliputi
skrining admninstratif, kesesuaian farmasetis, dan kesesuian klinis untuk
menjamin legalitas suatu resep dan meminimalkan kesalahan pengobatan.
Resep harus ditulis denganjelas untuk menghindari salah persepsi antara penulis
dengan pembaca resep, kegagalan komunikasi dan salah interpretasi antara
dokter dengan apoteker merupakan salah satu faktor kesalahan medikasi
(medication error) yang berakibat fatal bagi pasien. Resep adalah permintaan
tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien susuai peraturan perundangan
yang berlaku (Depkes RI, 2004).
Dalam praktikum kali ini Kelengkapan resep dikategorikan sudah lengkap,
dari skrining administratif sudah ada nama dokter, tempat menulis resep, paraf
dokter, tanggal penulisan resep, nama pasien, tetapi tidak ada umur, Tulisan
tersebut dapat terbacaLalu, skrining farmasetik dari bentuk sediaan di resep
tertem untuk sediaan bedak tabur dan beretiket biru. Resep mempunyai
komposisi yaitu champora, enthol, zinci oxid, talk. Dan dibuat serbuk tabur
dengan cara memenuhi persyaratan dalam pembuatan sebelum di timbang harus
di hitung penimbangan nya terlebih dahulu dan di kerjakan, pembuatan nya
secara prosedurnya setelah jadi maka di serahkan kepada pasien.
Sebelum diserahkan kepada pasien, obat di periksa terlebih dahulu
apakah sudah benar dengan etiket atau tidak, berhubung ini obat luar maka
etiketnya berwarna biru. Lalu di lakukan pemberitauan informasi obat kepada
pasien, meliputi nama pasien, umur pasien, alamat pasien, lalu cara pakai obat
yang baik bagaimana ini memakai bedak tabur maka dengan cara taburkan tipis-
tipis di tempat yang sakit atau gatal. Obat dibuat dalam berbagai bentuk
(sediaan) seperti yang akan di bahas dalam laporan ini yaitu serbuk tak terbagi
(pulvis).
Dalam resep mengandung beberapa bahan obat berikut uraian bahan nya :
a) Champora
a. Nama Lain : Kamfer, Champer
b. Pemerian : Hablur tidak berwarna atau putih, bau khas, tajam, rasa pedas,
dan aromatik
c. Kelarutan : 800/ air, 1/ etanol, 0,5/ CHCl3, 1/eter, m/minyak lem dan minyak
menguap
d. Khasiat : Anti iritan, anti infeksi, anti pruritic
b) Menthol
a. Nama Lain : Menthol
b. Pemerian : Hablur heksagonal atau serbuk hablur, tidak berwarna, biasanya
berbentuk jarum, atau massa melebur, bau enak seperti minyak permen
c. Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol,
dalam kloroform dalam eter, dan dalam heksana, mudah larut dalam asam
asetat glasial, dalam minyak mineral, dalam minyak lemak, dan dalam
minyak atsiri
d. Khasiat : Anti iritan dan corigen
c) Zinci Oxyd
a. Nama Lain : Zinci Oxydum
b. Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih, atau putih kekuningan, tidak
berbau, dapat menyerap karbon dioksida di udara
c. Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam asam encer
d. Khasiat : Penenang atau pelindung seperti pada penderita eksim, luka, dan
wasir.
d) Talc
a. Nama Lain : Talcum, Talk
b. Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus, mudah melekat pada kulit, bebas
dari butiran, berwarna putih atau kelabu
c. Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut
d. Khasiat : Pelicin

(Anonim, 1979)
Pada resep ini merupakan racikan untuk obat luar, sehingga etiket yang
digunakan adalah etiket biru. Pada wadah setiap obat harus dipasang etiket. Etiket
selain memuat nama dan alamat apotek, juga harus mencantumkan nama dan
nomor Surat Izin Pengelola Apotek (SIPA) dari apoteker yang bertanggung jawab.
Kemudian harus ada nomor urut dan tanggal resep dibuatkan serta nama pasien
dan aturan pakai obat yang sesuai dengan petunjuk yang dicantumkan oleh dokter
pada resep aslinya.

Pengkajian resep dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya


kelalaian pencantuman informasi, penulisan resep yang buruk dan penulisan resep
yang tidak tepat. Dampak dari kesalahan tersebut sangat beragam, mulai yang tidak
memberi risiko samasekali hingga terjadinya kecacatan atau bahkan kematian.
Faktor Penyebab Medication Errors adalah sebagai berikut (Rusly, 2016) :

1. Kurangnya pengetahuan tentang obat.


2. Kurangnya informasi tentang pasien.
3. Kesalahan dan kehilangan arsip.
4. Kesalahan pada tulisan.
5. Kesalahan interaksi dengan pemberi pelayanan yang lain.
6. Kesalahan dalam perhitungan dosis.
7. Masalah dalam memasukkan obat melalui selang infus lewat parenteral.
8. Pengontrolan yang kurang.
9. Masalah dalam penyimpanan dan pengantaran obat.
10. Kesalahan dalam preparasi.
11. Kekurangan standarisasi.
Waktu tunggu pelayanan adalah waktu yang digunakan pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan mulai tempat pendaftaran sampai masuk ke
ruang pemeriksaan dokter. Waktu tunggu merupakan total waktu yang digunakan
oleh pasien menunggu di poliklinik, terhitung dari pasien mendaftar sampai pasien
dipanggil/masuk ke ruang poliklinik. Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi lebih
cepat dibandingkan dengan waktu pelayanan resep obat racikan karena pelayanan
resep obat jadi tidak melalui proses peracikan. Waktu tunggu pelayanan resep
dapat mencerminkan suatu proses kerja suatu dari tenanga farmasi dalam
melakukan pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien. Dalam
mewujudkan pelayanan prima harus dapat mengoptimalkan waktu tunggu yang
pendek untuk pelayanan resep obat jadi maupun obat racikan, sehingga
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
(Esti, et al. 2015) menyatakan bahwa waktu tunggu merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kepuasan pasien. Waktu tunggu yang lama merupakan salah
satu komponen yang potensial menyebabkan ketidakpuasan pasien.
G. KESIMPULAN
Dalam praktikum kali ini kesimpulan yang didapat yaitu :
1. Kelengkapan : Lengkap
2. Data Pasien : Tidak ada umur pasien
3. Singkatan dalam Resep : Jelas
4. Perhitungan Bahan : dibuat serbuk tabur sejumlah 20 gram
5. Dosis : Jelas
6. Farmasetis : Tidak ada
7. Etiket : Biru
Resep disimpulkan bahwa resep diatas tidak lengkap karena tidak ada
berat badan dan umur pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1980. Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1980 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1965 tentang Apotek. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.

Anonim. 2004. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang StandarPelayanan Kefarmasian di
Apotek. Jakarta:Direktorat Jendral Yanfar dan Alkes Depkes RI.

Siti, 2015. Skripsi: Kajian Administratif, Farmasetik dan Klinis Resep Pasien Rawat
Jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai