Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN ALAM

“ SEDIAAN SERBUK KUNYIT EFFERVESENT "

NAMA : HANI FITRIYANI

NIM : 33178K18013

PRODI : D3 FARMASI (VA)

STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN

TAHUN PELAJARAN 2020-2021


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN ALAM

SEDIAAN SERBUK KUNYIT EFFERVESENT

A. JUDUL

Sediaan Serbuk Kunyit Effervesent

B. TUJUAN

Mahasiswa Mampu Membuat Formulasi Sediaan Serbuk Kunyit Effervescent Obat Tradisional

C. DASAR TEORI

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan tanaman terna tahunan yang tumbuh di
daerah subtropis sampai tropis dan tumbuh subur di dataran rendah lebih kurang 900
meter sampai 2000 meter di atas permukaan laut (Thomas, 1989). Rimpang kunyit
sudah digunakan secara tradisional sejak dahulu kala untuk mengobati berbagai macam
penyakit. Adapun khasiat rimpang kunyit yang telah diketahui adalah untuk
menghilangkan sumbatan, peluruh haid (emenagog), antiradang (antiinflamasi),
mempermudah persalinan, peluruh kentut, antibakteri, memperlancar pengeluaran empedu
(kolagogum), astringent (Hembing dkk., 1996), dan mengobati sakit perut atau nyeri
kembung (Sudarsono dkk., 1996)

Penggunaan kunyit di masyarakat luas pada umumnya dengan cara dibuat jamu yang
dirasakan kurang praktis. Formulasi yang tepat dalam pengolahan bahan alam menjadi
suatu bentuk sediaan yang mudah diterima masyarakat diharapkan dapat meningkatkan
kepraktisan dan minat masyarakat dalam mengkonsumsi obat bahan alam. Salah satu
upaya untuk meningkatkan kepraktisan dan minat masyarakat tersebut adalah dengan
membuat kunyit dalam bentuk ekstrak dan selanjutnya diformulasi dalam bentuk sediaan
tablet effervescent. Tablet effervescent mengandung asam dan karbonat atau bikarbonat
yang bereaksi dengan cepat pada penambahan air dengan melepaskan gas karbondioksida
(Lindberg et al., 1992).

Serbuk effervescent adalah serbuk yang mengandung unsur obat dalam campuran yang kering,
biasanya terdiri dari natrium bikarbonat, asam sitrat,dan asam tartrat, yang jika ditambah
dengan air maka asam dan basanya bereaksi membebaskan karbondioksida sehingga
menghasilkan gelembung gas yang menimbulkan efesmenyegarkan di sediaan serbuk
effervescent. Pembuatan sediaan effervescent, biasanya dibuat dalm bentuk granul atau
partikel kasar, sehingga dalam pembuatan serbuk effervescent daun binahong dibuat granul
agar tidak cepat lembek (Ansel, 1989).

Dalam pembuatan sediaan effervescent biasanya ditambahkan dua jenis asam yaitu asam sitrat
dan asam tartrat, jika hanya digunakan asam sitrat saja maka menghasilkan campuran yang
lengket dan granul akan sulit terbentuk dan jika hanya ditambahkan asam tartrat saja maka
granul yang dihasilkan akan mudah rapuh (Ansel, 1989).

Asam sitrat digunakan sebagai bahan tunggal akan menghasilkan campuran yang lekat dan
sukar menjadi serbuk.Menrut Hui (1992) menyatakan bahwa asam sitrat adalah asidulan yang
sering digunakan untuk makanan dan minuman karena dapat memberikan kombinasi sifat
yang diinginkan selain karena tersedia dalam jumlah yang besar dengan harga murah.
Asidulan dapat berfungsi sebagai pemberi rasa asam, penegas rasa dan mengontrol pH.
Sedangkan penggunaan asam tartrat saja, serbuk yang dihasilkan akan mudah kehilangan
kekuatannya dan akan menggumpal. natrium bikarbonat digunakan sebagai pembentuk reaksi
basa dan bertindak dalam menetralisir asam sitrat dan asam tartrat serta dapat menghasilkan
buih dan membebaskan karbon dioksida serta larut sempurna dalam air (Pulungan, 2004).

Bahan effervescent bahan ini digunakan untuk menimbulkan gas CO2 bila direaksikan dengan
asam. Bentuk karbonat maupun bikarbonat keduanya sangat diperlukan untuk menimbulkan
reaksi karbonasi, seperti natrium bikarbonat, natrium karbonat, kalium karbonat, kalium
bikarbonat, natrium sesquil karbonat dan natrium glisin karbonat (Ansel, 1989).
Natrium karbonat memiliki efek stabilisasi karena kemampuannya untuk mengabsorbsi
lembab, mencegah reaksi awal juga dapat menurunkan laju reaksi effervescent.

Bahan pengikat berfungsi mengikat serbuk menjadi granul tablet melalui gaya adhesi atau
menaikkan kekompakan daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi (Banker dan
Anderson, 1994).

Penggunaan bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan masa granul yang keras
sehingga tablet yang terjadi mempunyai waktu hancur yang lama (Parrot, 1971).

Bahan pengikat yang sering digunakan dalam pembuatan tablet effervescent adalah gula, jenis
pati, gom arab, gelatin dan turunan selulosa (Rohdiana, 2002).

D. METODE PRAKTIKUM

a. Alat

1. Mortir

2. Stemper

3. Ayakan

4. Timbangan

5. Cawan

6. Kertas perkamen

b. Bahan

1. Serbuk ekstrak kunyit

2. Asam sitrat

3. Sodium bikarbonat

4. Larutan PVP 7,5%


5. Alkohol 95%

c. Cara Kerja

1. Ekstrak kunyit dikeringkan terlebih dahulu dengan laktosa caranya digerus homogen

2. Asam sitrat digranulkan terlebih dahuli dengan larutan 7,5% PVP dalam alkohol 98%

3. Setelah langkah 1 dan 2 selesai, granul asam sitrat (langkah 2), sodium bikarbonat dan
serbuk ekstrak kunyit yang diperoleh dari langkah 1 dicampur menggunakan mixer.

4. Waktu pencampuran selama 15 menit.

5. Keringkan menggunakan oven

5. Setelah kering, granul digerus sedikit demi sedikit (tidak terlalu lama dan tidak sampai
halus), kemudian lakukan evaluasi dengan mengayak granul tsb.

6. Kemas granul effervesent

E. HASIL PRAKTIKUM

1. Spesifikasi Tanaman Obat

Nama Tanaman : Rimpang Kunyit

Nama Simplisia : Curcuma Domestica Rhizoma

Keluarga : Zingiberaceae

Zat yg berkhasiat : Minyak atsiri, damar, pati, zat warna kurkumin

Khasiat : karminativa, antidiare, kolagoga, skabisida


Dibuat sediaan : Serbuk Effervescent

2. Formula Serbuk Kunyit Effervesent

Tiap sachet mengandung :

Serbuk ekstrak kunyit 576mg

Asam sitrat 1125mg

Sodium bikarbonat 1125mg

Larutan PVP 7,5% 0,03 ml

Berat granul 2826 mg ~ 2,800 mg = 2,8 gram

Pembuatan pertama sediaan kelompok kami akan membuat 20 sachet

Sehingga perhitungannya :

Serbuk ekstrak kunyit 576mg x 20 = 11.520 mg

Asam sitrat 1125mg x 20 = 22. 500 mg

Sodium bikarbonat 1125mg x 20 = 22.500mg

Larutan PVP 7,5% 0,03 ml x 20 = 0,6ml

3. Fungsi Setiap Zat

Serbuk ekstrak kunyit : Zat aktif

Asam sitrat : Zat asam

Sodium bikarbonat : Zat basa

Larutan PVP 7,5% : Pengikat

4. Evaluasi Sediaan Uji Aliran Granul


Perlakuan Massa (g) Waktu (s)

1 21 , 42 gram 15.00

2 21 , 42 gram 09.18

Rata-rata 21 , 42 gram 12.09

Syarat :

>10 bebas mengalir

1,4- 4 kohesif

4-10 mudah mengalir

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sediaan serbuk kunyit effervesent yg kami buat uji aliran
granulnya bersifat Bebas Mengalir, karena rata-ratanya >10.

5. Evaluasi Sediaan Bobot Jenis Granul/Serbuk

Piknometer kosong (g) 21,26 g

Piknometer + serbuk (g) 37,64 g

Berat serbuk (g) 16,38 g

Volume serbuk yg dapat dimasukan kedalam 25 ml


piknometer (ml)

Bobot jenis (g/ml) 16,38 / 25 = 0,6552 gr/ml

Bobot jenis relatif 0,618

Bobot jenis/kerapatan air

6. Evaluasi Sediaan Uji Pemampatan Granul

Perlakuan TO (cm) T1 (cm)

1 35 33
2 35 34

Rata-rata 35 33

1. (To - T1 : To) x 100%

(35-33 : 35) x 100% = 5,71%

2. (To-T1 : To) x 100%

(35-34 : 35) x 100% = 2,85%

3. Rata - rata = 5,71% + 2,85% : 2 = 4,14%

Jadi, aliran serbuk / granul effervescent baik.

(Syarat : aliran baik <10%)

7. Presentase Sisa Granul pada Mesh

1. Mesh (10) : 1,48/21,42 x 100% = 6,62%

2. Mesh (22) : 6,50/21,42 x 100% = 30,34%

3. Mesh (44) : 5,24/21,42 x 100% = 24,46%

*Syarat = jika semua serbuk dapat melewati ayakan tersebut, maka serbuk memenuhi
syarat*

Hanya 21,42 gram yg lolos sampai mesh terakhir nomor 44.

F. PEMBAHASAN

Dalam praktikum teknologi sediaan bahan alam kali ini yaitu membuat sediaan granul atau
serbuk effervesent. Bahan yang digunakan dalam sediaan effervesent ini tidak jauh berbeda
dengan sediaan-sediaan sebelumnya. Terdapat bahan atau zat aktif dan zat-zat yang lain
sebagai pengisi dan pengikat, serta terdapat zat yang sangat berpengaruh dalam sediaan selain
zat aktif seperti halnya pada sediaan-sediaan yang biasanya dilakukan.

Menurut Ansel, 1989, Serbuk effervescent adalah serbuk yang mengandung unsur obat dalam
campuran yang kering, biasanya terdiri dari natrium bikarbonat, asam sitrat,dan asam tartrat,
yang jika ditambah dengan air maka asam dan basanya bereaksi membebaskan karbondioksida
sehingga menghasilkan gelembung gas yang menimbulkan efesmenyegarkan di sediaan serbuk
effervescent. Pembuatan sediaan effervescent, biasanya dibuat dalm bentuk granul atau
partikel kasar, sehingga dalam pembuatan serbuk effervescent daun binahong dibuat granul
agar tidak cepat lembek.

A. Zat Aktif

Zat aktif yang digunakan dalam sediaan effervesent kali ini yaitu tanaman obat dari rimpang
kunyit (curcuma domestica rhizom). Rimpang kunyit digunakan sebagai bahan aktif karena
banyak mengandung khasiat yang sering digunakan di masyarakat.

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan tanaman terna tahunan yang tumbuh di
daerah subtropis sampai tropis dan tumbuh subur di dataran rendah lebih kurang 900
meter sampai 2000 meter di atas permukaan laut (Thomas, 1989).

Khasiat yang dipercaya di masyarakat sangatlah banyak. Biasanya kunyit digunakan sebagai
penambah nafsu makan, kolagoga, antiradang, dan pereda sakit perut atau perut kembung.

B. Zat Pengikat

Bahan pengikat berfungsi mengikat serbuk menjadi granul tablet melalui gaya adhesi atau
menaikkan kekompakan daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi (Banker dan
Anderson, 1994).

Bahan pengikat dalam sediaan serbuk effervescent ini berfungsi sebagai zat yg mengikat zat
aktif serta zat-zat penambah lainnya agar ketika dicampurkan dan dibuatkan sediaan, granul
effervescent mengeras dan kuat membentuk granul sehingga tidak mudah rusak dalam
evaluasi, pengemasan, serta penyimpanan. Namun, fungsi pengikat dalam serbuk effervescent
ini dalam pelarutan bersama dengan pelarut ketika akan dikonsumsi yakni memberikan efek
mudah mengalir. Yang berarti kelarutan antara pelarut dan serbuk akan semakin mudah larut.
Zat pengikat dalam sediaan serbuk kunyit effervescent yg digunakan oleh kelompok kami
yaitu pvp dengan konsentrasi 7,5%. Selain pvp, ada yang menggunakan cmc sebagai zat
pengikat. Namun, hasil dari evaluasi sediaan, kelompok kami yg menggunakan zat pengikat
pvp cukup baik dan cepat larut dalam pelarutannya. Hanya saja kurang terlihat, karena
tertutupi oleh warna kurkumin dari zat aktif kunyit tersebut.

C. Zat Asam-Basa

Zat asam dan zat basa dalam sediaan serbuk effervescent sangat dibutuhkan (penting) dalam
sediaan effervescent. Karena zat asam dan basa inilah yang kemudian akan memberikan buih-
buih ketika serbuk effervescent dilarutkan. Inilah salah satu ciri khas serbuk effervescent yang
unik dan berbeda dengan sediaan-sediaan lainnya. Zat asam yg digunakan dalam sediaan
serbuk effervescent ini yaitu asam sitrat, dan zat basa yg digunakan adalah sodium bikarbonat.
Menurut literatur, sediaan serbuk effervescent akan lebih baik jika menggunakan 2 jenis asam
yg berbeda seperti asam sitrat dan asam tartrat.

Penggunaan bahan asam tunggal saja akan menimbulkan kesukaran dalam pembentukan buih.
Asam tartrat memiliki kelarutan ang leih besar dari asam sitrat dan cenderung lebih larut
dalam air den lebh hiroskopis. Asam sitratbersifat diprotic sedangkan asam tartrt bersifat
triprotik. Asam sitrat digunakan sebagai bahan tunggal akan menghasilkan campuran yang
lekat dan sukar menjadi serbuk.Menrut Hui (1992) menyatakan bahwa asam sitrat adalah
asidulan yang sering digunakan untuk makanan dan minuman karena dapat memberikan
kombinasi sifat yang diinginkan selain karena tersedia dalam jumlah yang besar dengan harga
murah. Asidulan dapat berfungsi sebagai pemberi rasa asam, penegas rasa dan mengontrol pH.
Sedangkan penggunaan asam tartrat saja, serbuk yang dihasilkan akan mudah kehilangan
kekuatannya dan akan menggumpal. natrium bikarbonat digunakan sebagai pembentuk reaksi
basa dan bertindak dalam menetralisir asam sitrat dan asam tartrat serta dapat menghasilkan
buih dan membebaskan karbon dioksida serta larut sempurna dalam air (Pulungan, 2004).

D. Evaluasi Sediaan

1. Uji Aliran Granul


Rata-rata 21 , 42 gram 12.09

Evaluasi sediaan uji aliran granul dilakukan sebanyak dua kali. Dengan menghitung rata-
rata yaitu dengan menjumlahkan kedua waktu dalam sekon ketika evaluasi sediaan dibagi
dengan massa dalam gram sediaan. Hasil evaluasi sediaan uji aliran granul pada serbuk
kunyit effervescent kami yaitu 12,09.

Sediaan ssrbuk kunyit effervescent kami termasuk kedalam kategori serbuk bebas
mengalir. Karena pada syarat uji aliran granul, >10 bebas mengalir, 1,4- 4 kohesif, dan 4-
10 mudah mengalir. Hal ini bisa disebabkan oleh penambahan pvp 7,5% sebagai zat
pengikat dalam sediaan. Mengikat ketika dalam sediaan granul, dan membebaskan
partikel saat dilarutkan dengan pelarut (air).

2. Bobot Jenis Granul/Serbuk

Dengan menggunakan piknometer kosong dan serbuk kunyit effervesent yg kemudian ditimbang,
hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa rapat granul dan seberapa berat granul yg
dimasukan kedalam piknometer kosong dalam satuan gram. Selain itu, hasil yang dapat kita
ketahui yaitu besar bobot jenis serbuk dan bobot jenis relatif serbuk. Bobot jenis serbuk kunyit
effervescent yg kami buat yaiti 0,6552 gr/l. Sedangkan hasil bobot jenis relatif serbuk kunyit
effervescent yaitu hasil dari bobot jenis dibagi dengan kerapatan air ((piknometer + air) -
piknometer kosong : volume piknometer) hasilya adalah 0,618.

3. Uji Pemampatan Granul

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa baik aliran serbuk atau granul pada pelarut.
Selain itu, seberapa baik besar pemampatan granul diantara partikel yang sama yang ada
didalam granul effervescent tersebut. Dengan cara menghitung tinggi setelah diberi perlakuan
dan setelahnya, kemudian dikalikan 100%.

Syarat aliran bersifat baik yakni hasil uji pemampatannya tidak lebih dari 10% (<10%).
4. Presentasi Serbuk pada Tiap-tiap Pengayak

Rumus yang digunakan yaitu berat serbuk yg tertinggal di ayakan : berat total granul x 100%.

Syarat serbuk yg baik yaitu tidak ada sisa serbuk yg tertinggal pada ayakan-ayakan yg digunakan.
Artinya, semua serbuk lolos sampai ayakan nomor terakhir. Ayakan yg kami gunakan yaitu ayakan
dengan nomor 10, 22, dan 44. Serbuk kunyit effervescent yg kami buat, kebanyakan tertinggal di
ayakan no 22 sebanyak 6,50 gram atau presentasenya 30,34%. Pada ayakan nomor 10 (ayakan ke 1)
sebanyak 1, 48 gr atau sebanyak 6,62% dan pada ayakan nomor 44 (ayakan ke 3) sebanyak 5,24
gram atau 24,46%. Artinya, jika dalam sediaan serbuk, serbuk ini kurang baik karena masih
tertinggal bayak disetiap ayakannya. Namun, sediaan ini merupakan sediaan granul. Jadi tidak
terlalu dipermasalahkan.

Banyak faktor yang mempengaruhi sediaan efferveacent ini. Selain zat aktif dan zat penambah,
faktor eksternal seperti penyimpanan juga sangat mempengaruhi kualitas serbuk kunyit
effervescent. Pada sediaan kelompok kami, buih yg dihasilkan kurang maksimal ketika dilarutkan
dengan air. Hal ini dikarenakan zat asam yg kami gunakan hanya satu. Kemudian perbandingan
dengan zat basa 1 : 1. Dalam literatur lain, jika sediaan effervescent akan lebih baik jika
menggunakan 2 jenis zat asam. Karena CO2 akan lebih banyak dikeluarkan ketika 2 jenis zat asam
direaksikan dengan 1 jenis zat basa.

H3C6H507.H2O + 3NaHCO3 Na3C6H5O7 + 4H20 + 3CO2

Asam Sitrat Na. Bikarbonat Na. Sitrat. Air Karbondioksida

Setelah disimpan selama 1 minggu, buih yg dihasilkan cukup lama dan kurang banyak.
Selain itu, faktor dari zat aktif juga mempengaruhi. Kunyit merupakan salah satu tanaman
yg bersifat higrokospik. Mampu mengabsorpsi air dengan baik, sehingga sediaannya pun
sedikit lembab ketika disimpan lama. Hal ini juga mempengaruhi terhadap efektivitas zat
asam dan basa pada pembentukam buih nanti.
G. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yg telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan tanaman terna tahunan yang tumbuh di
daerah subtropis sampai tropis dan tumbuh subur di dataran rendah lebih kurang 900
meter sampai 2000 meter di atas permukaan laut (Thomas, 1989).

2. Serbuk effervescent adalah serbuk yang mengandung unsur obat dalam campuran yang
kering, biasanya terdiri dari natrium bikarbonat, asam sitrat,dan asam tartrat, yang jika
ditambah dengan air maka asam dan basanya bereaksi membebaskan karbondioksida sehingga
menghasilkan gelembung gas yang menimbulkan efesmenyegarkan di sediaan serbuk
effervescent.

3. Zat asam dan zat basa dalam sediaan serbuk effervescent sangat dibutuhkan (penting) dalam
sediaan effervescent. Karena zat asam dan basa inilah yang kemudian akan memberikan buih-
buih ketika serbuk effervescent dilarutkan.

H3C6H507.H2O + 3NaHCO3 Na3C6H5O7 + 4H20 + 3CO2

4. Zat aktif, zat asam, zat basa serta proses penyimpanan merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi sediaan serbuk effervescent.

H. SARAN

Sebelum melakuka praktikum, beberapa hal perlu d perhatikan :

1. Siapkan alat dan bahan yg akan digunakan

2. Gunakan alat pelindung diri seperti masker

3. Gunakan ekstrak yg sesuai dengan standar agar hasil sediaan maksimal’

4. Ikuti prosedur yg telah ditetapkan


5. Lakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa baik ekstrak dan sediaan yg dibuat

6. Amati dengan teliti dan tulis hasil yg telah diamati

I. DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke – 4. UI Press. Jakarta.

Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta. UI Press.
Halaman: 217-218. Aruan, B.S. (2008).

Banker, G.S. dan Anderson, N.R.1994. Tablet In the Theory and Practice of Industrial
Pharmacy. Ed III, Diterjemahkan Oleh Siti Suyatmi, Jakarta: UI Press.

Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Industri Farmasi II, Edisi
III, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi dan Iis Aisyah, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 644-
645, 651, 681-687.

Lieberman, H.A., Lachman, L., (Eds.), Pharmaceutical Dosage Form: Tablet, vol. 1, Mercel
Dekker, inc., Newyork, 45.

Lindberg, N., Engfors, H., Ericsson, T., 1992, Effervescent Pharmaceutical in Swarbrick, J.,
Boylan, J.C., (Eds.), Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, vol. 5, Mercel Dekker inc.,
New York, 45-71.

Parrott, E.L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, 3rdEd., Burgess


Publishing Company, Minnepolis, 64-66, 73-83.

Pulungan, M. H., Suprayogi dan B. Yudha. 2004. Effervescent Tanaman Obat. Surabaya :
Trubus Agrisarana.

Sudarsono, Pudjoarianto, A., Gunawan, , D., Wahyuono, S., Donatus, I.A., Drajat, Wibowo,
S., Ngatidjan, 1989, Tumbuhan Obat, PPOT UGM, Yogyakarta, 54-58.

Thomas, A.N.S., 1989, Tanaman Obat Tradisional, Jilid ke-1, Kanisius, Yogyakarta, 33-34.
Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V, Cetakan ke-2, diterjemahkan
oleh S.N. Soewandi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, , 179, 202-203, 223, 571.

J. LAMPIRAN

1. Penimbangan bahan bahan yang akan digunakan

Bobot asam sitrat Bobot natrium bikarbonatBobot Ekstrak Asam sitrat dan natrim
bikarbonat

2. Proses pembuatan sediaan

Proses pembuatan serbuk


Memasukan asam sitrat Alat yang digunakan Pembuatan larutan basa
ekstrak kunyit Kedalam mortir Dan asam sitrat

Pembuatan larutan basaSerbuk effervesent siap Serbuk effervesent setelah


Proses pembuatan serbuk
Memasukan asam sitrat Alat yang digunakan Pembuatan larutan basa
ekstrak kunyit Kedalam mortir Dan asam sitrat
untuk di oven di oven

3. Evaluasi sediaan

a. Uji pemampatan

Uji pemampatan granul

b. Uji Bobot jenis granul

Bobot Piknometer +Serbuk Bobot Piknometer kosong


effevesent ekstrak kunyit

c. Uji Homogenitas
Sisa pengayakkan di mesh 10 Sisa pengayakkan di mesh 22 Sisa pengayakkan di mesh 44

d. Bobot Akhir sediaan

Bobot Akhir sediaan

Anda mungkin juga menyukai