“KOMUNIKASI DOKTER”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
(2220434877)
Kelompok : B3
PENDAHULUAN
B. Komponen Resep
Komponen Resep terdiri dari enam bagian, antara lain:
1. Inscriptio terdiri dari nama, alamat, dan nomor izin praktek (SIP) dokter,
tanggal penulisan resep. Untuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu
kota provinsi. Format inscriptio suatu resep dari rumah sakit sedikit
berbeda dengan resep pada praktik pribadi.
2. Invocatio merupakan tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.
Permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/ = recipe” artinya
ambilah atau berikanlah. Berfungsi sebagai kata pembuka komunikasi
antara dokter penulis resep dengan apoteker di apotek.
3. Prescriptio/ordonatio terdiri dari nama obat yang diinginkan, bentuk
sediaan obat, dosis obat, dan jumlah obat yang diminta.
4. Signatura merupakan petunjuk penggunaan obat bagi pasien yang terdiri
dari tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu
pemberian. Penulisan signatura harus jelas untuk keamanan penggunaan
obat dan keberhasilan terapi
5. Subscriptio merupakan tanda tangan/paraf dokter penulis resep yang
berperan sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut.
6. Pro (diperuntukkan) terdiri dari nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan
berat badan pasien
(Syamsyuni, 2006).
C. Pengkajian Resep
Berdasarkan (Fahdilla,2020) menyatakan bahwa pengkajian resep terdiri dari :
1. Persyaratan administrasi meliputi:
- nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien;
- nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter;
- tanggal Resep; dan
- ruangan/unit asal Resep.
2. Persyaratan farmasetik meliputi:
- nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan;
- dosis dan jumlah obat;
- stabilitas dan inkomptabilitas;
- aturan dan cara penggunaan.
3. Persyaratan klinis meliputi:
- ketepatan indikasi;
- duplikasi pengobatan;
- alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD);
- kontraindikasi; dan
- interaksi Obat
Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan,
penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai termasuk
peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada
setiap tahap alur pelayanan resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya
kesalahan pemberian obat (medication error). Resep merupakan perwujudan akhir
kompetensi dokter dalam medical care. Dengan menulis resep berarti dokter telah
mengaplikasikan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilannya di bidang
farmakologi dan teraupetik kepada pasien (Jas, 2015). Resep juga salah satu sarana
interaksi antara dokter dan pasien sehingga dokter wajib untuk menguasai cara
penulisan resep yang benar. Peresepan yang benar memiliki peran yang besar
dalam terapi pengobatan (Fahdilla, 2020).
Ny. Diana Sukaesih datang ke apotek untuk menebus resep yang dibawanya. Ny. Diana Sukaesih
adalah seorang ibu hamil, usia kandungannya 12 minggu. Ny Diana Sukaesih mengatakan
keluhannya kepada anda kalau tungkai kakinya bengkak dan kemerahan, batuk kering dan flu.
Batuk sudah berlangsung sekitar 1 minggu. Hasil diagnosa dokter kepada pasien ternyata
mengalami pengentalan darah.
Setelah membaca resep, saudara selaku farmasis kemudian menghubungi dokternya untuk
menyampaikan permasalahan yang ada pada resep tersebut agar disamping resep tersebut legal
secara administratif juga obat yang diserahkan tepat obat, tepat bentuk sediaan, tepat cara
pemakaian dan tepat dosisnya.
A. Skrining Administrasi
II Invocatio
1. Tanda R/ diawal penulisan resep
III Prescriptio
1. Nama obat
2. Kekuatan obat
3. Jumlah obat
IV Signatura
1. Nama pasien
2. Jenis kelamin
3. Umur pasien
4. Berat pasien
5. Alamat pasien
6. Aturan pakai obat
V Subscriptio
1. Tanda tangan/paraf dokter
B. Skrining Farmasetis
maksimal
1. Cefixime Cefixime Kapsul 100 mg - Dewasa dan anak Suhu ruang,
>30kg : 2x sehari 1 tempat yang
kapsul terlindung dari
(ISO vol. 51) cahaya