Anda di halaman 1dari 11

Nama : Eka Aprilia Sari

Npm : 15312009.P
Judul : Formulasi sediaan tablet hisap ekstrak daun cengkeh
(Syzgium aromaticum) dengan kombinasi bahan
pengisi sukrosa-manitol.
Bidang : Teknik Sediaan Tablet

Latar Belakang

Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta


manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit. Kemapuan meracik
tumbuhan berkhasiat obat dan jamu merupakan warisan turun temurun
dan mengakar kuat di masyarakat. Tumbuhan yang merupakan bahan
baku obat tradisonal tersebut tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
Hampir 805 tanaman dari seluruh total yang ada di dunia dimiliki oleh
Indonesia. Dari sekitar 35.000 jenis tanaman tingkat tinggi yang
tumbuh di Indonesia, 3.500 diantaranya telah dilaporkan sebagai
tanaman obat (Mulyani dan Gunawan, 2004).

Salah satu tanaman yang dapat berkhasiat sebagai obat adalah


cengkeh (Syzgium aromaticum). Cengkeh merupakan tanaman rempah
yang sejak lama digunakan dalam industri rokok kretek, makanan,
minuman dan obat-obatan. Bagian tanaman yang dapat digunakan
untuk keperluan di atas adalah bunga cengkeh, tangkai, daun cengkeh.
Daun cengkeh merupakan salah satu bagian tanaman yang sedikit
dimanfaatkan oleh petani cengkeh. Daun cengkeh apabila
dikembangkan pengolahannya akan diperoleh minyak daun cengkeh
(clove leaf oil), sehingga bernilai ekonomis. Minyak daun cengkeh
kadar eugenol paling tinggi yaitu sekitar 70-80% terutama pada daun
muda dan tua (Kumala dan Indriani, 2008; Mu’nisa dkk., 2012).

Aktivitas eugenol sebagai antimikroba dan antiseptik banyak


dimanfaatkan sebagai bahan baku antiseptik, pasta gigi, obat kumur
(mouthwash) (Jivots, 2010). Nurdjanah (2004) mengemukakan bahwa
obat kumur yang mengandung eugenol dapat menghambat tumbuhnya
bakteri Strepcoccus mutans dan Strepcoccus viridians yang dapat
menyebabkan plak gigi. Disamping itu hampir semua mikroba mulut
dapat ditumpas oleh senyawa eugenol (Rochyani, et al., 2007).

Kebanyakan masyarakat memanfaatkan cengkeh diseduh atau


direbus, cara ini kurang efektif dalam penyajiannya. Sehingga pada
penelitian ini, peneliti mencoba membuat sediaan cengkeh dalam
bentuk tablet hisap sehingga memudahkan masyarakat dalam
mengkonsumsinya dan lebih praktis.

Tablet hisap adalah sediaan padat yang mengandung satu atau


lebih bahan yang umumnya berbahan dasar manis, yang dapat
membuat tablet hancur dan melarut perlahan-lahan dalam mulut,
umumya digunakan untuk pengobatan infeksi pada mulut dan
tenggorokan (Depkes,1995). Fungsi bahan pengisi dalam tablet hisap
selain untuk memenuhi dan mendapatkan bobot tablet yang sesuai
agar dapat dicetak adalah memberi rasa manis pada tablet. Untuk
pemilihan bahan pengisi yang sesuai dalam tablet sangatlah penting.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kombinasi bahan


pengisi yang manis yaitu sukrosa-manitol yang bertujuan untuk
menutupi rasa khas dari ekstrak cengkeh serta dapat menghasilkan
sifat fisik granul dan tablet yang baik dan memilik tanggapan rasa
yang enak. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan pembuatan
tablet hisap ekstrak cengkeh (Syzgium aromaticum) dengan kombinasi
bahan pengisi sukrosa-manitol.

Rumusan masalah :

Apakah ekstrak cengkeh (Syzgium aromaticum) dengan


kombinasi bahan pengikat sukrosa-manitol yang memenuhi syarat
evaluasi tablet hisap.
Tujuan Penelitian :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh


perbandingan konsentrasi sukrosa-manitol sebagai bahan pengisi
terhadap sifat fisik tablet ekstrak daun cengkeh (Syzgium
aromaticum)dan memenuhi uji tanggapan rasa yang baik.

Manfaat Penelitian

1. Memberikan alternatif sediaan yang mengandung ekstrak


daun cengkeh (Syzgium aromaticum) dalam bentuk tablet
hisap lebih praktis digunakan.

2. Meningkatkan nilai manfaat dan nilai ekonomi tanaman


cengkeh.

Hipotesis Penelitian :

Daun cengkeh (Syzgium aromaticum)dapat dibuaat sediaan


tablet hisap dengan kombinasi bahn pengisi suksrosa-manitol dan
memili rasa yang enak.

Alasan pemilihan judul :

1. Pemilihan cengkeh

Daun cengkeh merupakan salah satu bagian tanaman cengkeh


yang sedikit dimanfaatkan oleh petani cengkeh dan masyarakat.
Minyak daun cengkeh memiliki kadar eugenol paling tinggi yaitu
sekitar 70-80% terutama pada daun muda dan tua (Kumala dan
Indriani,2008;Mu’nisa dkk.,2012).

Minyak cengkeh merupakan kandungan ekstrak tanaman


cengkeh yang memiliki bahan antimikroba alami. Minyak cengkeh
mengandung minyak atisri sekitar 14-21%, eugenol, caryophyllene,
eugenol acetate, dan alpha humelene, dimana komponen utama dan
bahan aktif dalam minyak cengkeh ialah eugenol sekitar 95%.
Kandungan eugenol adalah senyawa kimia aromatik, berbau, larut
dalam air dan larut pada pelarut organik (ayoola dkk, 2008).

Penelitian (Frosh dkk., 2002), menunjukkan bahwa antibakteri


minyak cengkeh efektif melawan bakteri-bakteri, Aggregatibacter
actinomycetemcomitans, Phorphyromonas gingivalis, Streptococcus
mutans dan Streptococcus viridians. Minyak cengkeh telah terbukti
antiinflamasi, analgesik, antioksidan, anti jamur dan antibakteri yang
khususnya berada dirongga mulut (Rochyani dkk, 2007; Ali dkk,
2009; Andries dkk.,2014).

2. Tablet Hisap

Kebanyakan masyarakat memanfaatkan cengkeh diseduh atau


direbus, cara ini kurang efektif dalam penyajiannya. Sehingga pada
penelitian ini, peneliti mencoba membuat sediaan cengkeh dalam
bentuk tablet hisap sehingga memudahkan masyarakat dalam
mengkonsumsinya dan lebih praktis.

Tablet hisap ditujukan untuk pengobatan iritasi lokal, infeksi


mulut atau tenggorokan (Depkes,1995). Perbedaan antara dengan
tablet konvensional terletak pada sifat organoleptik, sifat non-
desintegrasi, dan laju disolusi yang diperpanjang pada lidah. Tablet
hisap seharusnya terkikis (bukan hancur) selama berada didalam
mulut (Peters, 1989). Bahan-bahan dasar yang penting dalam formula
tablet adalah basis tablet atatu zat pembawa, perisa, pewarna, pelinci,
bahan obat dan zat pengisi.

3. Sukrosa-manitol

Sukrosa merupakan pemanis yang biasa digunakan dalam


sediaan oral dan aman jika dikonsumsi. Dalam bentuk serbuk, sukrosa
berperan sebagai bahan pengikat atau sebagai bahan pengisi dan
pemanis dalam tablet kunyah dan tablet hisap. Sebagai bahan pengisi
sukrosa digunakan hingga kadar 50-67% b/b (Rowe, 2009).
Sukrosa bersifat sedikit higroskopis sehingga granul yang
dihasilkan mudah lembab karena menyerap air. Larutan sukrosa dapat
menjadi zat pengikat yang cukup kuat dan membuat kekerasan tablet
meningkat. Jumlah larutan yang digunakan dasn kecepatan
penambahannya dalam suatu campuran harus dilakukan secara teliti,
terutama dalam metode granulasi basah (Siregar, 2010).

Manitol merupakan isomer sorbitol berupa serbuk kristal atau


granul yang free flowing. Berfungsi sebagai agen isotonis, bahan
pengisi tablet atau kapsul terutama untuk tablet kunyah dan berfungsi
sebagai pemanis. Stabil pada kondisi kering dan dalam larutan yang
steril. Manitol digunakan sebagai bahan pengisi tablet pada kadar 10-
90%, manitol biasanya memerlukan glidan dan lubrikan dalam jumlah
yang lebih besar (sekitar 3-6 kali lebih besar) dari pada bahan pengisi
agar tablet dikempa lebih mudah, hal ini disebabkan sifat alirnya yang
kurang baik. Manitol juga dapat menghasilkan tablet dengan rentang
kekerasan yang lebar.

Manitol dalam bentuk halus biasa digunakan dalam pembuatan


tablet dengan metode granulasi basah untuk memperbaiki sifat alir dan
kompresibilitasnya (Peters, 1980). Manitol memiliki rasa semanis gula
dengan rasa dingin dan merupakan bahan yang tidak higroskopis
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembawa yang ideal karena
tahan akan lembab (Ansel, 1989). Manitol dipilih sebagai bahan
pengisi terutama jika rasa dari tablet merupakan faktor yang krusial
seperti pada sediaan tablet kunyah dan hisap. Rasa enak dan sensasi
yang dingin saat larut dalam mulut menyebabkan manitol banyak
digunakan dalam sediaan tablet hisap, yang sesuai dengan tujuan yaitu
diharapkan dapat melarut perlahan-lahan dalam mulut (Bandelin,
1989).
Metode Kerja

1. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain


adalah botol gelap untuk maserasi, timbangan, neraca analitik,
mortir dan stamper, alat uji kekerasan atau hardness tester, alat
uji kerapuhan atau friability tester, mesin tablet single punch
alat uji waktu hancur, alat uji granul (fluiditytester), jangka
sorong, ayakan no. 12, 14, 30, 32, 80, stopwatch, almari
pengering, kompor listrik, alat-alat gelas pyrex dan alat
pendukung lainnya.

b. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah daun cengkeh,


sukrosa, manitol, etanol 70%, amilum, manihot, talk, aquadest,
aerosil dan magnesium stearat.

Prosedur Kerja

1. Pengambilan Bahan Uji

Bahan uji akan diambil tanaman yang tumbuh di Kecamatan


Kemiling Kota Bandar Lampung. Bagian yang diambil adalah bagian
daun cengkeh yang sudah tua.

2. Uji Determinasi

Uji determinasi tanaman cengkeh dilakukan untuk meyakinkan


bahwa spesies dari daun cengkeh yang digunakan adalah spesies
Syzgium aromaticum.
3. Pembuatan Simplisia

Daun cengkeh yang telah dikumpulkan, disortasi basah yaitu


memisahkan daun cengkeh dari bagian lain tumbuhan cengkeh yang
terikut, kotoran-kotoran atau bahan asing lainnya, kemudian daun
cengkeh yang telah terkumpul dicuci untuk menghilangkan debu yang
melekat. Pencucian dilakukan dengan air kran yang mengalir, lalu
ditiriskan, dirajang dan ditimbang sejumlah 1000 gram.

Selanjutnya dikeringkan dengan cara diletakkan di tempat


terbuka dengan sirkulasi udara yang baik dan tidak terkena sinar
matahari langsung dengan ditutup kain flannel hitam. Simplisia yang
telah kering disortasi kering yaitu memisahkan benda-benda asing
seperti pengotor lain yang terjadi selama pengeringan. Setelah
disortasi, disimpan dalam wadah gelap tertutup.

4. Pembuatan Ekstrak Daun cengkeh

Sebanyak 100 g simplisia daun cengkeh dimasukkan ke dalam


bejana dan ditambahkan etanol 70% sampai terendam semua. Setiap
hari dilakukan pengadukan dan penggantian pelarut dengan cara
penyaringan, ampas yang diperoleh kemudian dilakukan perendaman
kembali dengan etanol 70%, sedangkan ekstrak ditampung dalam
botol penampung. Kegiatan seperti diatas dilakukan sampai ekstrak
tidak mengalami perubahan warna lagi. Ekstrak yang telah diperoleh
dilakukan penguapan tekanan dengan rotary evaporator pada suhu
400C secara bertahap hingga diperoleh ekstrak kentalnya sampai
didapatkan berat yang konstan.
5. Formulasi dan Pembuatan Granul

a. Formulasi Tablet Hisap

Pada penelitian ini dibuat tiga formulasi dengan bobot


masing-masing tablet yang direncakan 700 mg dengan variasi
konsentrasi bahan pengisi sukrosa-manitol.

Formula (mg)
Bahan Fungsi
FI FII FIII
Ekstrak daun cengkeh Zat aktif 120 120 120
Sukrosa Pengisi 0 518 259
Manitol Pengisi 518 0 259
Amilum manihot Pengikat 35 35 35
Talkum Lubrikan 14 14 14
Magnesium stearat Pelincir 7 7 7
Aerosil Pengering 60 60 60

b. Prosedur Pembuatan Granul

1) Ekstrak Daun cengkeh yang telah dikeringkan dengan


aerosil sebagai absorebn, dicampur hingga kering dan
homogen.
2) Tambahkan sukrosa dan manitol dicampur hingga
homogen.
3) Ditambahkan amilum manihot dan talkum hingga
berbentuk massa granul basah.
4) Massa granul basah diayak dengan ayakan 12 mesh.
5) Granul basah dikeringkan dalam oven pada suhu kering
60°C.
6) Granul yang telah diayak dengan 20 mesh.
7) Sebelum dibuat tablet dilakukan uji sifat fisik granul
antara lain : uji waktu alir, pemeriksaan sudut diam, uji
kandungan lembab,
8) Granul kering dicampir dengan fase eksternal
Mgstearat.
6. Evaluasi Granul

a. Laju Alir

Sejumlah 25 gram ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam


corong flowmeter dan diratakan. Alat dijalankan dan waktu
yang diperlukan oleh seluruh sampel untuk mengalir melalui
corong dicatat. Laju alirnya dinyatakan dalam gram perdeetik.
Campuran serbuk dikatakan memliki sifat alir baik jika
kecepatan alirnya tidak kurang dari 10 gram pedetik.

b. Sudut Diam

Granul sebanyak 25gram dimasukkan ke dalam corong


yang telah dirangkai, permukaannya diratakan. Lalu penutup
bawah corong dibuka, biarkan granul mengalir sampai habis.

Tinggi jari-jari dan kerucut yang terbentuk diukur. Sudut


diam diukur dengan rumus :
Tg a=h/r
Keterangan:
a = sudut diam
r = jari-jari (cm)
h = tinggi kerucut (cm)
granul akan mudah mengalir jika mempunyai sudut diam kurang
dari 40°(C).

c. Indeks Komprebilitas

Sejumlah 25gram (m) granul dimasukkan kedalam gelas


ukur 100 ml, lalu diukur volumenya. Gelas ukur yang berisi
sampel diketuk-ketukkan sebanyak 300 kali. Percobaan diulang
dengan 300 ketukan kedua untuk memastikan volume sampel
tidak mengalami penurunan volume lalu diukur volumenya.
Untuk menentukan indeks komprebilitas harus ditentukan
terlebih dahulu densitas bulk dan densitas mampat.
7. Proses Pencetakan Tablet

Granul yang telah dievaluasi selanjutnya diberi magnesium


stearat sebanyak 1% sebagai bahan pelicin lalu cetak dengan
menggunakan mesin tablet. Tablet hisap ekstrak daun cengkeh dibuat
dengan bobot 700 mg.

8. Evaluasi Tablet Hisap

a. Keseragaman Bobot

Ditimbang 20 tablet satu persatu, lalu dihitung bobot rata-


rata tiap tablet. Jika ditimbang satu-persatu, tidak boleh lebih
dari 2 tablet yang msing-masing bobotnya menyimpang dari
bobotnya rata-ratanya lebih besar dari 5% dan tidak satu tablet
pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih
dari 10%.

b. Uji Kekerasan

Tablet dimasukkan kedalam alat penguji kekekrasan, lalu


diatur alatnya dan angka yang tampak pada alat saat tablet patah
adalah nilai kekerasan tablet. Kekerasan tersebut dinyatakan
dalam kilogram. Tablet hisap mempunyai kekerasan antara 7
sampai dengan 14 kg.

c. Uji Kerapuhan Tablet

Sejumlah 20 tablet yang teealh ditimbang dibersihkan dari


debu dan dimasukkan ke dalam friabilator, diputar dengan
kecepatan 25 rpm selam 4 menit. Lalu tablet dibersihkan dari
debu dan ditimbang persentase selisih berat antara penimbangan
pertama dn kedua merupakan besar kerapuhan tablet.
Kehilangan berat lebih kecil dari 1% masih dapat dibenarkan.
d. Uji Waktu Larut

Tablet hisap biasanya melarut 10-30 menit di dalam mulut


(banker and anderson, 1986). Karena alat untuk menguji waktu
hancur tidak dapat mewakili kondisi di dalam mulut, maka uji
waktu larut dilaukan secara langsung oleh responden. Sejumlah
20 responden memasukkan tablet ke dalam mulutnya dengan
tanpa mengunyahnya dan membiarkan tablet melarut dengan
sendirinya hingga habis didalam mulut. Waktu yang diperlukan
untuk melarut sampai habis dicatat

e. Uji Hendonik

Uji hedonik dilakukan dengan teknik sampling acak


(random sampling) dengan populasi heterogen sejumlah 15
responden dewasa baik laki-laki maupun perempuan dengan
cara menemui dan meminta responden memberikan tanggapan
tentang tampilan visual, aroma dan rasa tablet hisap ekstrak
daun kersen dengan mengisi angket yang disediakan. Tanggapan
tampilan visual aroma dan rasa dikelompokkan dari tingkat
suka, sangat suka, tidak suka, kurang suka, sangat tidak suka.

Anda mungkin juga menyukai