Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
Ika Agustina
Catherine Dwi. H. L
Ayutami Pashera. P
Neneng Yulianita
(0661 14 218)
(0661 14 226)
(0661 14 242)
(0661 13 258)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan makalah tentang simplisia herba
yaitu Ocimum basilicum Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah FARMAKOGNOSI II .
Makalah ini berisi pengetahuan tentang manfaat dan cara pembuatan .
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang............................................................................ 4
I.2. Tujuan Penulisan......................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Taksonomi Tanaman Kemangi
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Khas aromatik
Rasa
Warna
: Kehijauan
Bentuk
: Serbuk halus
2. Sortasi Basah
Sortasi basah dimaksudkan untuk membersihkan simplisia dari bendabenda asing dari luar (tanah, batu dan sebagainya), dan memisahkan
bagian tanaman yang tidak dikehendaki seperti akar atau batang yang
telah tua dan atau keras.
3. Pencucian
4. Perajangan
Simplisia herba tidak melalui proses perajangan pada bagian tubuh
tumbuhannya, bagian yang dirajang hanya pada saat sortasi basah
berupa pemotongan bagian akar dan bagian-bagian yang tidak
dikhehendaki.
5. Pengeringan
Tujuan pengeringan pada tanaman atau bagian tanaman adalah :
a. Pengeringan alamiah
Sinar matahari langsung, terutama pada bagian tanaman yang
keras (kayu, kulit biji, biji dan sebagainya) dan mengandung zat
aktif yang relatif stabil oleh panas).
Diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara
langsung, umumnya untuk simplisia bertekstur lunak (bunga, daun
dan lain-lain) dan zat aktif yang dikandungnya tidak stabil oleh
panas (minyak atsiri).
b. Pengeringan buatan
Menggunakan alat yang dapat diatur suhu, kelembaban,
tekanan atau sirkulasi udaranya.
6. Sortasi Kering
Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagianbagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain
yang masih ada dan
kernudian disimpan.
Seperti halnya pada sortasi awal, sortasi disini dapat dilakukan dengan
atau secara mekanik. Pada simplisia bentuk herba demikian pula adanya
partikel-partikel pasir, besi dan benda-benda tanah lain yang tertinggal
atau ada selama proses pengeringan dan harus dibuang sebelum
simplisia dibungkus.
7. Penggilingan dan Pengayakan
Penggiligan simplisia bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan
bahan sehingga memudahkan dalam proses ekstraksi bahan obat. Derajat
halus serbuk dinyatakan dengan nomor pengayak. Menurut Materia
Medika pengayak dibuat dari kawat logam atau bahan lain yang cocok
dengan penampang melintang yang sama diseluruh bagian. Jenis
pengayak dinyatakan dengan nomor yang menunjukkan jumlah lubang
tiap cm dihitung searah dengan panjang kawat. Menurut Farmakope
Indonesia dalam penetapan derajat halus serbuk simplisia nabati dan
simplisia hewani, tidak ada bagian dari obat yang dibuang selama
penggilingan atau pengayakan, kecuali dinyatakan lain dalam masingmasing monografi.
Makalah Farmakognosi II Simplisia Ocimum basilicum | 10
Cahaya
Sinar
menimbulkan
dari
panjang
gelombang
tertentu
dapat
simplisia,
(karung goni).
Serangga : Serangga dapat menitnbulkan kerusakan dan pengotoran
pada simplisia, baik oleh bentuk ulatnya maupin oleh bentuk
dewasanya. Pengotoran tidak hanya berupa kotoran serangga, tetapi
juga
sisa-sisa
metamorfosa
seperti
cangkang
telur, bekas
kapangnya dapat
= 1013 gram
= 770 gram
= 100 gram
= 98 gram
2. Rendemen simplisia
Rendemen simplisia = Bobot simplisia x 100%
Bobot awal
=
98 gram
x 100%
770 gram
=
12,73 %
BAB III
PENUTUP
III.1. Pembahasan
Pada pembahasan mengenai makalah kali ini yaitu tentang simplisia herba
kemangi, pada saat proses pembuatan simplisia herba kemangi yang berasal dari
pinggiran sawah di daerah sekitar Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Tumbuhan kemangi
diambil dari akarnya menggunakan batang tumbuhan lain yang lebih keras, pada
saat pencabutan tumbuhan kemangi tidak menggunakan alat yang mengandung
logam dikarenakan di dalam tumbuhan kemangi mengandung flavonoid yang
dapat hilang atau breaksi dengan bahan yang mengandung logam seperti pisau,
parang, atau bahan logam lainnya. Tumbuhan ini diambil pada saat sore hari
dengan tujuan untuk menghindari penguapan minyak atsiri karena cahaya
matahari, minyak atsiri yang terkandung di dalam tumbuhan kemangi diantaranya
1,8-sineol, trans-beta-ocimen, kamfor, linalool, metil kavikol, geranio, citral
eugenol, metil sinamat, meti eugenol, beta-bisabolen, beta-kariopilen. Tumbuhan
yang diambil adalah tumbuhan yang memiliki tinggi antara 80 100 cm. Batang
bercabang banyak, berkayu segi empat, kayunya berbulu berwarna hijau muda.
Daun tunggal bulat lancip, tepi bergerigi, panjang daun 4 5 cm dan lebar 6 30
mm.
Pada saat sortasi basah dimaksudkan untuk membersihkan simplisia dari
benda-benda asing dari luar (tanah, batu dan sebagainya), dan memisahkan bagian
tanaman yang tidak dikehendaki seperti akar atau batang yang telah tua dan atau
keras. Lalu dilakukan proses pencucian yang dimaksudkan untuk membersihkan
tanaman dari partikel asing, proses pencucian herba kemangi yang utuh dilakukan
pada air mengalir lalu pencucian bagian-bagian tumbuhan dilakukan pada wadah,
dikarenakan apabila dilakukan pada air mengalir dikhawatirkan jatuh dan partikel
asing yang dapat megganggu mutu simplisia semakin banyak.
Selanjutnya dilakukan proses pengeringan, pengeringan dilakukan dibawah
sinar matahari pada jam 06.00 pagi sampai jam 09.00, karena pada saat itu sinar
matahari tidak terlalu menyengat sehingga kadar minyak atsiri yang menguap
dapat diminamalisir dan proses pengeringan juga dilakukan dengan cara dianginanginkan pada suhu ruangan.
Setelah proses pengeringan dihitung susut pengeringannya dari bobot awal 770
gram menjadi 98 gram, proses pengeringan pada simplisia herba kemangi ini
sebesar 87,27%, dan persentase rendemen simpolisia terhadap bobot awal sekitar
12,73% hal ini disebabkan oleh menguapnya kadar air, minyak atsiri dan
kandungan lain yang hilang pada saat proses pengeringan dan sortasi kering.
Simplisia yang telah jadi lalu dikemas dan diberi label, di dalam
penyimpanan simplisia dapat rusak, dan untuk meminimalisir kerusakan simplisia
pada saat penyimpanan disertakan silica gell untuk meghambat pertumbuhan
jamur.
III.2. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai simplisia kemangi di atas dapat
disimpulkan bahwa tumbuhan kemangi (Ocimum basilicum) mempunyai banyak
manfaat bagi kesehatan. Kebanyakan manfaat kemangi adalah untuk obat-obatan.
Mulai dari akar, daun, batang, bunga dan biji kemangi dapat dimanfaatkan untuk
kehidupan manusia. Daun kemangi biasa digunakan untuk lalapan dan disajikan
langsung bersama mentimun dan terung atau kadang kubis. Biji kemangi atau
biasa disebut dengan selasih dapat digunakan sebagai bahan campuran makanan
seperti es campur, puding, dan campuran kue. Selain itu kemangi mempunyai
banyak manfaat yaitu untuk menyembuhkan penyakit serta menghiangkan
gangguan-gangguan dalam tubuh.
Pembuatan simplisia kemangi dibuat dengan 8 tahapan, yaitu :
1. Pengumpulan bahan
2. Sortasi basah
3. Pencucian
4. Perajangan
5. Pengeringan
6. Sortasi kering
7. Penggilingan dan Pengayakan
8. Penyimpanan dan Pengepakan
Susut pengeringanherba simplisia kemangi dari bobot awal 770 gram
menjadi 98 gram, proses pengeringan pada simplisia herba kemangi ini sebesar
87,27%, dan persentase rendemen simpolisia terhadap bobot awal sekitar 12,73%
hal ini disebabkan oleh menguapnya kadar air, minyak atsiri dan kandungan lain
yang hilang pada saat proses pengeringan dan sortasi kering.
DAFTAR PUSTAKA
Afianti, H. P., dan Murrukmihadi, M., 2015, Pengaruh Variasi Kadar Gelling
Agent HPMC Terhadap Sifat Fisik Dan Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel
Ekstrak Etanolik Daun Kemangi, Majalah Farmasetik, 11(2), 307-315.
Restiyani, D.A., Yuniarni, U., Hazar, S., 2015, Uji Aktivitas Anti Inflamasi
Dari Ekstrak Etanol Herba Kemangi, Prosiding penelitian SPeSIA Unisba,
Fakultas farmasi Universitas Islam Bandung.