SEMI SOLIDA
SIRUP PARACETAMOL
Disusun oleh :
Kelas :
Reguler 1B
Kelompok: 5
Dosen Pembimbing :
Drs. Sadakata Sinulingga, Apt, M. Kes
NILAI PARAF
JURUSAN FARMASI
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dalam pembuatan sirup
Paracetamol.
2. Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan sediaan sirup Paracetamol.
3. Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan sirup Paracetamol.
II. PRINSIP
1. Pencampuran bahan-bahan sesuai dengan kelarutannya.
2. Evaluasi dilakukan dengan pemeriksaan organoleptik, pemeriksaan pH,
pemeriksaan BJ, pemeriksaan viskositas, penetapan kadar dengan
spektrofotometri. Evaluasi dilakukan setelah penyimpanan seminggu.
III. TEORI
A. Definisi Sirup
Sirup adalah larutan pekat gula lain yang cocok yang didalamnya
ditambahkan obat atau zat pewangi,merupakan larutan jernih berasa manis.Dapat
ditambahkan gliserol,sorbitol,atau polialkoholyanglain dalam
jumlahsedikit,selain itu menghalangi pembentukan hablur sakarosa,juga dapat
meningkatkan kelarutan obat.
Sirup umumnya dibuat dengan jalan melarutkan gula dalam cairan sirup
panas,jika perlu dididihkan,kemudian ditambah air mendidih secukupnya hingga
bobot yang dikehendaki.Busa yang terbentuk dibuang dengan cara yang
sesuai,kemudian ditapis.Cairan sirup adalah yang digunakan untuk melarutkan
gula,dapatberupa sari buah,sari buah buatan,ekstrak cair atau infus.Sirup dibuat
dari simplisia yang mengandung glukosida antrakionon,kecuali dinyatakan
lain,harus dibuat dengan Penambahan natrium karbonat sebanyak sepersepuluh
bobot simplisianya.
Kecuali dinyatakan lain,sirup yang dibuat untuk persediaan dan sirup
yang dibuat simplisia seperti akar alte,akar manis,buah frambos,kulit buah
jerukmanis,balsamtolu,kulit kayu manis,akar senega,dan herbatimus,harus
ditambah metil paraben sejumlah 0,25% b/v atau zat pengawet lainnya yang
cocok.(Formularium Nasional Edisi Halaman 331)
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa.Kecuali dinyatakan lain,kadar sakaroa,C12H22O11,tidak kurang dari
64% dan tidak lebih dari 66%.(Farmakope Indonesia Edisi Ketiga Halaman 31)
Bentuk obat dalam sirup biasanya lebih cepat diserap oleh tubuh
darapada bentuk sediaan suspensi karna tidak memerlukan syarat proses yang
lama.(Farmasetika,Moh Anief halaman 46).
1. Sirup simpleks mengandung 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v.
2. Sirup-Sirup obat mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atautanpa zat
tambahan dan digunakan untuk pengobatan.
3. Sirup pewangi tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau
zat penyedap lainnya.Tujuan sirup ini adalah untuk menutupi rasa tidak enak
dan bau yang tidak enak.
1. Mikromolekuler
Adalah larutan ayng mengandung keseluruhanya mikro unit yang terdiri
baik sebagai molekul atau ion,seperti alcohol,sukrosa,gliserin,ion natrium
dan ion klorida dengan ukuran partikel 1-10 A’.
2. Miseler
Solut terdiri dari agregat dari solute molekul.solut ini adalah zat
terlarut.Sifat-sifat larutan seperti penglihatan seperti kejernihan dan
kekentalan adalah sama dengan larutan mikromolekuler,tetapi nilai ukuran
fisika sepeti tekanan uap,tekanan osmosis,daya hantar listrik menunjukkan
perbedaannya dibanding nilai larutan mikromolekuler.Misel adalah
agregatpolimolekuler atau polionik yang dapat mencapai jarak ukuran
partikel koloidal.Jadi,larutan miseler dapat dianggap sebagai larutan
perserikatan koloid.Pentingnya misel dalam farmasi terletak pada kekuatan
melarut dan sangat mirip dengan bermacam-macam system biologic.
3. Makromolekuler
Adalah system dimana solutnya merupakan disperse molekuler seperti
pada larutan mikromolekuler.Perbedaanya hanya pada satu aspek yang
penting,yaitu BM dan ukuran dari makromolekuler adalah besar hingga
system mempunyai sifat-sifat yang unik.Sebagai contoh adlaah larutan
PGA,CMC,Albumin,DNA,Polovinil pirolidon.Larutan tersebut dikenal
sebagai monofasik.Bila komponen-komponen terdiri cairan,istilah yang
digunakan adalah dapat dicampur bukan dapat larut.Bila suatu zat A
dilarutkan dalam ait atau pelarut lain akan terjadi bermacam-macam tipe
larutan sebagai berikut:
a. Larutan encer,yaitu jumlah zat A yang terlarut kecil
b. Larutan pekat ,yaitu larutan yang mengandung fraksi yang besar dari
zat A.
c. Larutan jenuh,yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat
A yang dapat larut adalah air pada tekanan dan suhu tertentu.
d. Larutan kelewat jenuh,yaitu larutan yang mengandung jumlah zat A
yang terlarut melebihi batas kelarutannya di dalam air pada suhu dan
tekanan tertentu.
R/ Zat berkhasiat
Bahan pembantu(pemanis,pewangi,pewarna,pewangi,pengental)
- Penggunaan Paracetamol
- Cara Kerja
- Indikasi.
- Efek Samping.
Pada dosis yang direkomndasikan,paracetamol tidak mengiritasi
lambung,memngaruhi koagulasi darah,atau memengaruhi fungsi
ginjal.Namun,pada dosis besar(lebih dari 200 mg perhari) dapat
meningkatkan resiko gangguan pencernaan bagian atas.Hingga
tahun2010,paracetamol dipercaya aman untuk digunakan selama masa
kehamilan. (klik-obat.com.2015/12/28/paracetamol-acetaminophen-khasiat-
manfaat-dan-efek-samping)
- Kelebihan Dosis
- Mekanisme Aksi
Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap
enzim siklooksigenase (COX:cyclooxignase) ,dan penelitian terbaru
menunjukkan bahwa obat ini lenih efektif mngahambat COX-2.Meskipun
mempunyai aktivitas antipiritik dan analgesic,tetapi aktivitas
antiinfkamasinya sangat lemah karna dibatasi beberapa factor,salah satunya
adalah tingginya kadar peroksida dapat likaso inflamasi.Hal ini,karna
selektivitas trombiksan yang merupakan zat pembekuan darah.
(id.wikipedia.org/wiki/Parasetamol)
- Dosis
(ISO Indonesia Vol.50,halaman 36) yang mengandung paracetamol
120 mg tiap 5 ml
1.1 tahun: ½ sendok teh( tiga sampai mpat kali sehari)
3. STRAWBERRY ESSENCE
Cairan sedikit kental berwarna merah, berasa stroberi dan beraoma wangi
strawberry.
4. SORBITOL
Rumus molekul :C6H16O6
C. PREFORMULASI
A. PARACETAMOL
Acetaminophen merupakan hablur atau serbuk hablur tidak berbau,rasa
pahit.Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lbih dari
101,0% dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.Paracetamol larut dalam 70
bagian air,dalam 7 bagian etanol(95%),dalam 13 bagian aseton,dalam 40 bagian
gliserol dan dalam 9 bagian propilenglikol serta larut dalam alkali hidroksida
.Suhu lebur untuk paracetamol antara 169 derajat sampai 172 derajat,dan
mengandung timbal tidak lebih dari 10 bpj. Susut paracetamol tidak lebih dari 0,5
% dan sisa pemijaran lebih dari 0,1%.
B. PROPILENGGLIKOL
C. SORBITOL
D. SACCHARIN NATRIUM
E. ACIDUM CITRICUM
F. NATRIUM KLORIDA
G. ALKOHOL
H. NATRII CITRAS
1. Farmakokinetik
a. Paracetamol cepat diabsorpsi dari saluran pencernaan, dengan kadar
serum puncak dicapai dalam 30-60 menit.
b. Dalam plasma 255 paracetamol terikat protein plasma.
c. Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom dikonjugasi dengan asam
glukoronik atau asam sulfurik.
d. Pada dosis normal bereaksi dengan gugus sulfhidril dari glutation
menjadi subtansi nontoksik.
e. Pada dosis besar akan berikatan dengan sulfhidril dari protein hati.
2. Farmakodinamik
a. Efek analgesik paracetamol dengan fenasetin serupa dengan salisilat
yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang.
b. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga
berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek anti-inflamasinya sangat
lemah, oleh karena itu paracetamol tidak digunakan sebagai antireumatik.
c. Paracetamol merupakan penghambat biosintetis prostaglandin (PG) yang
lemah.
d. Paracetamol menurunkan demam dengan cara menghambat pusat
pengatur panas tubuh di hipotalamus.
D. FORMULASI
a. Formulasi Acuan
(Handbook of Pharmaceutical Formulation Vol.3, Three Edition : Liquid
Product,Sarfanaz K.Niazi,halaman:172, lembar:193)
a. Perhitungan Bahan
b. Penimbangan Bahan
a. Alat
b. Bahan
4. NaCl 9. Saccharin Na
5. Sorbitol 10. Air
3. Gerus acetaminophenum dalam mortir, dicampur dengan propilengglikol gerus homogeny, dan
tambahkan dengan sorbitol gerus homogen. Masukkan dalam botol.
5.Larutkan acidum citricum dalam Erlenmeyer dengan air, masukkan dalam botol.
6. Laarutkan NaCl dengan air dalam Erlenmeyer, lalu masukkan kedalam botol.
7. Larutkan natrii citricum dengan air dalam Erlenmeyer, masukkan dalam botol.
8. Tambahkan strawberry essence dalam botol, dan tambahkan aethanolum dalam botol.
12. Lakukan evaluasi pada sediaan mulai dari organoleptis, kejernihan, bj, viskositas, pH.
1. pH
2. Kejernihan
Jernih
3. Kelarutan
Larut
4. Viskositas
VIII. PEMBAHASAN
1. Pemeriksaan Organoleptis
Organoleptis adalah pemeriksaan atau salah satu factor yang diperiksa dari suatu
sediaan, mulai dari rasa, bau, warna, dan lainnya.
Secara organoleptis bau sedan sirup telah menimbulkan bau essence strawberry,
sudah mampu menutupi bau zat aktifnya, tetapi masih sedikit lemah baunya. Untuk rasa
sediaan sirup manis sedikit pahit, dan warnanya jernih merah muda terang telah
tercampur sempuna.
2. Kejernihan
Pada uji kejernihan dilihat secara visual di tempat yang terang atau terbuka.
Secara visual sediaan sirup yang kami buat telah jernih, tidak terdapat endapan maupun
butiran di dalamnya, dan telah memenuhi syarat
pembuatan sirup.
3. Kelarutan
Pada uji kelarutan sediaan yang telah kami buat,
sediaan sirup paracetamolnya larut sempurna, tanpa
adanya serbuk atau butiran di dalamnya.
4. Bobot Jenis
Bobot jenis pada uji kali ini menggunakan
piknometer dengan neraca analitik.
Bj 1 =c-a / b-a
=24,5096-12,7147 / 23,4386-12,7147
=11,7949 / 10,7239
=1,0999
Bj 2 =c-a / b-a
=24,5370 – 12,7147 / 23,4386-12,7147
=11,8223 / 10,7239
=1,1024
Bj 3 =c-a / b-a
=24,5155-12,7147 / 23, 4386-12,7147
=11,8008 / 10,7239
=1,1004
5. Viskositas
Viskositas adalah ukururan kekentalah suatu
sedian, pada uji kali ini menggunakan alat viskosimeter.
a. Viskositas 1 = 41,3 cP
b. Viskositas 2= 40,0 cP
c. Viskositas 3= 40,07 cP
6. Pengujian pH
Sediaan diukur pHnya dengan pH meter. Setelah kami uji menggunakan pH
meter, pH yang didaoat diantaranya :
a. pH 1 = 3,9
b. pH 2 = 2,97
c. pH 3 = 3,02
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah kami lakukan pada sediaan yangkami buat,
pH yang kami dapatkan kurang dari pH standar sediaan sirup yang berkisar antara
5,3<x<7,3. Hasil dari pembuatan sirup, diantaranya:
Sediaan sirup yang kami buat memiliki rasa strawberry.
Larutannya jernih daan larut sempurna
Bobot jenis rata-rata yang di dapat adalah 1,1009
Viskositas rata-rata yang di dapat adalah 40, 46 cP
pH rata-rata yang didapat adalah 3,29
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Apoteker Indonesia. 2017. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 51-
2017 s/d 2018. Jakarta : PT ISFI.
Kibbe, A. H., 2004, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Third Edition, 442, 572,
Pharmaceutical Press, UK.
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:Departemen Kesehatan RI.
PENANDAAN
Nama Praktikan:
Sirup
Tanggal :
Kadar -
Batch no DBL1825745637A1
Proses no 837011
Ruangan
Volume 400 ml
I. Formulasi
Jumlah Jumlah
Bahan dasar Paraf Cek
berat/batch penimbangan
As. Sitrat 20 mg 20 mg
NaCl 1.2 mg 8 mg
Sorbitol 9 ml 60 ml
Propilen glikol 12 ml 80 ml
Pewarna/Perasa qs qs
1.,2 mg 8 mg
Natrium Sitrat
Ad 6o ml Ad 400 ml
Air
(.................................)
Tanda tangan
(..................................)
Tanda tangan
Perhitungan
3. Sacharin = 400/60 x 6 mg = 40 mg
4. As.sitrat = 400/60 x 3 mg = 20 mg
II. Proses
1. Pengambilan Bahan
Paraf Cek
Cara :
Waktu :
2. Pelarutan Paracetamol
Waktu :
3. Pencampuran Bahan
Waktu :
4. Pengemasan
Waktu :
1. pH
2. Kejernihan
Amati sediaan secara fisik
Jernih
3. Kelarutan
Larut
4. Viskositas
IV. Pengemasan
Ukuran : 60 ml
Catatan :
Lampiran
Kotak
Etiket
Brosur
Arunmol® Syrup
Paracetamol
Analgetika/Antipiretika
Komposisi:
Tiap 5 ml mengandung 120 mg Paracetamol.
Efek Samping:
Menyebabkan mual, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan.
Menimbulkan reaksi hipersensitiv/alergi, seperti ruam, kemerahan kulit, bengkak di
wajah (mata, bibir), sesak nafas, dan syok.
Indikasi:
Meredakan demam dan nyeri pada kepala dan gigi.
Kontra Indikasi:
Penderita hipersensitif terhadap Obat ini.
Penderita dengan gangguan fungsi hati, galukoma, hipertrofi prostat, hiperteroid
dan retensi urin.
Wanita hamil.
Dosis:
1 tahun : ½ sdt (2.5 ml), 3-4 kali sehari
1-2 tahun : 1 sdt (5 ml), 3-4 kali sehari
2-6 tahun : 1-2 sdt (10 ml), 3-4 kali sehari
6-9 tahun : 2-3 sdt (15 ml), 3-4 kali sehari
9-12 tahun : 3-4 sdt (20 ml), 3-4 kali sehari
Atau sesuai petunjuk dokter!
Penyimpanan:
Simpan di dalam suhu ruangan dan terhindar dari cahaya.
Kemasan:
Botol 60 ml.
Diproduksi Oleh:
PT. Dawai Farma
Palembang – Indonesia