Adalah senyawa yang bersifat basa (dengan adanya atom N), biasanya mengandung satu
atom N atau lebih, umumnya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistim siklik atau
heterosiklik.
- Ikatan N dalam molekulnya dapat berupa
* Amin primer : - C – N – H2
Amin tersier : N
Amin quartener : N
Nitrogen oksida : N = O
- Alkaloida dalam tumbuhan biasanya terdapat sebagai garam dengan as. Organik.
Misal: - as. tartrat (alkaloid garam tartrat)
- as. sitrat (alkaloid sitrat)
- as. asetat (alkaloid asetat)
- as. mevalonat (alkaloid-mevalonat)
- as. kinat (alkaloid-kinat)
- as. malat (alkaloid-malat)
- (dll)
- Ciri utama dari alkaloid
1. Rasa pahit
2. Bersifat basa lemah
3. Zat organik mengandung unsur N
- Penyebaran
Alkaloid tidak hanya dihasilkan tumbuhan tingkat tinggi, tapi juga dapat dihasilkan oleh
tumbuhan tingkat rendah.
Dapat ditemukan pada tumbuhan.
1. Ascomycetes : Claviseps purpurea
berisi secale alkaloid.
2. Pteridophyta : Equisetum arvense
berisi nikotina
3. Gymnospermae : Ephedra sp
4. Monocotyledoneae : Colchicum sp
Veratrum sp
5. Dicotyledonae : pada tanaman ini lebih luas diketemukan
contoh: Fam. Apocynaceae Piperaceae Rutaceae
Leguminoceae Compositae dll.
Solanaceae Rubiaceae
Penyarian (ekstraksi) alkaloid:
(-) Menggunakan eter sebagai penyari
Keuntungan:
a. Eter tidak membentuk emulsi dan pada pengocokan tidak mempersukar proses
pemisahannya.
b. Eter mempunyai titik didih rendah, sehingga sangat ideal untuk penyarian alkaloid
termolabil.
Sifat eter kurang menguntungkan:
1. Daya larut kecil bagi senyawa alkaloid tertentu.
Misal: kinina, strihnina.
2. Eter dapat dijenuhkan dengan air masih dapat tercampur dengan air.
3. Eter mudah terurai dan ada kemungkinan peledakan pada saat ekstrak sari diuapkan.
(-) Menggunakan CHCl3 (kloroform)
Keuntungan: - memiliki daya larut yang besar untuk melarutkan alkaloid.
- kemungkinan terurai lebih kecil dari eter.
- tidak ada bahaya peledakan pada pemanasan.
Kerugian : - TD kloroform (CHCl3) agak tinggi, sehingga tidak dapat dipakai sebagai
cairan penyarian bagi alkaloid termolabil.
- Dapat membentuk emulsi pada pengocokan, sehingga dapat timbul kesulitan
pada penyarian dan pemisahan lapisan.
1. Asal or nitina
a. Pirolidina alkaloid.
b. Tropana alkaloid.
c. Pirolizidina alkaloid.
B. Tipe C5 – N : posisi atom N pada C-5
. 2. Asal lisina
a. Piperidina alkaloid
b. Kinolizina alkaloid (lupina)
3. Asal asam nikotinat
a. Nikotina alkaloid (inti piridina + pirolidina)
b. Anabasina alkaloid (inti piridina + piperidina)
4. Asal tirosina
a. Benzil isokinolina alkaloid (morfin alkaloid)
b. Isokinolina alkaloid.
5. Asal Fenilalanina
Amaryllidaceae alkaloid
6. Asal triprofana
a. Indol alkaloid
b. Kinolina alkaloid
c.Secala alkaloid
d. Fisostigmina alkaloid
e. Erythrina alkaloid
CH3COCH2COSCOA
+ asetoasetil CoA O
N-CH3 NH-CH3 C–H
(e) (d) NH-CH3
CH2-C-CH3
O
Higrina
Catatan:
1. δ-N-metil omitina merupakan prekursor selektif bagi hiosiamina dan kuskohigrin.
2. N-metil putresina merupakan perkusor yang baik pada tumbuhan Datura metel.
Ad.2. Tropana alkaloid
Biosintesis: NH2
HOOC – CH – CH2
N-CH3
Fenilalanin
CH2-CO-CH3
Higrina
Kondensasi
CH2C OH
HOOC - C
NCH3 CH3-N OH
H
tropina as. tropat
O=C
esterifikasi
NCH3 O CH2OH
CH3-N O – C - CH + H2O
Kuskohigrin
hiosiamina
Derivasi/hidroksilasi
O CH2OH
CH3-N O – C – CH
Hiosina/skopolamina
Derivasi Hiosina dari Hiosiamina
CH2OH CH2OH
Hidroksilasi
CH3-N O – CO – CH – C6H5 CH3-N O – CO – CH – C6H5
HO
Hiosiamin 6-at hiosiamina
Kokaina
Ad.3. Pirolizidina alkaloid
Alkaloid ini tersebar luas di alam nabati pada tumbuhan:
- Senecio spp fam. Asteraceae/compositae.
- Crotalaria spp fam. Leguminoceae
Basa dari alkaloid ini retronesina dan heliotridina (bentuk stereoisomer).
Biosintesis:
Ornitina putresina nesina as. Nesat
N N
HO CH2OH
N
Retronesia/heliotridina (stereoisomer)
COOH PF dekarboksilasi
COOH
NH2 NH2 Piridoksal N = PF
NH2 N = PF NH2
fosfat
O O
O
CH3 – C – CH2 – C – SCoA +
Aseto asetil CoA NH C - H
2
N
O O
Kondensasi
N CH2 – C – CH3
N N
H
anaferina
III. Alkaloid asal nikotinat
Alkaloid tumbuhan: nikotina nikotiana tabacum kadar ↑
Equisetum arvense kadar ↓
Anabasina
Anatabina
Biosintesis:
COOH (3)
N N (1) pean (2) N
as. nikotinat pean garam piperidina
N-metil pirolinium
N
+
X
+
N
N
N
CH3 anabasina
+
N
N N
CH3
H
nikotina N
nornikotina
miosmina
Biosintesis cincin pirolidina dari nikotina
omitin
H2N COOH H2N
NH2 dekarboksilase NH2
Putresin
+ S. adenosil L-metiosin
O + Putresin N-metiltransferase
+
N
CH3 garam N-metil pirolinium.
IV. Alkaloid asal tirosin
Yang terpenting dalam farmasi adalah derivat benzil isokuinolina.
Alkaloid opium: morfin, tebain, kodein, dibiosintesis dari norlaudonosolin melallui
pembentukan intermediate retikulin dan salutaridin.
- Tebain merupakan prekursor kodein.
- Morfin merupakan hasil derivasi dari kodein.
Papaverin : yang juga terdapat dalam opium juga berasal dari norlaudanosolin
tapi melalui jalur retikulin, dari penelitian dengan pelacakan menunjukkan bahwa
retikulin bukan prekursor bagi papaverin.
- Tetrahidropapaverin merupakan prekursor langsung dari papaverin.
Biosintesis norlaudanozolin:
COOH dekarboksilasi HO
R
NH2 HO NH2
HO
R = H = tirosin dopamin
R = OH = Dopa
Deaminasi
O HO
HOOC
HO NH
OH
OH OH
OH
dekarboksilasi
HO
HO NH
HO
HO NH
OH
OH
OH
Norlaudanosolina OH
Beberapa langkah biositnesis papaverin
HO CH3O
HO NH HO NH
OH OH
OH OCH3
norlaudanosolin norretikulina
CH3O CH3O
CH3O N CH3O NH
OCH3 OCH3
OCH3 OCH3
papaverina tetrahidropapaverin
HO CH3O
N-CH3 N-CH3
HO HO
V. Alkaloid Asal Tirosina dan Fenilalanin
Fenantridina alkaloid merupakan senyawa khas bagi Familia Amaryllidaceae disebut
amaryllidaceae alkaloid.
Contoh: norbeladina
norbeladin alkaloid merupakan prekursor fenantridin alkaloid. Senyawa alkaloid yang
terpenting: Ikorina.
Biosintesis norbeladina:
COOH COOH HO COOH
NH2 HO
HO
HO
HO N
H Norbeladina
HO
Biosintnesis likorina:
Norbeladina o-metil norbeladina norpluviina likorina.
N
N N
N
CH3OC COOCH3
III. Tipe Iboga
N
N
CH3
CH3OOC
Biosintesis vinkosida:
Loganina sekologanina + triptamina vinkosida, isovinkosida
(prekursor) (stereoisomer)
1. Biosintesis noradrenalin
Tirosina dopamin noradrenalina.
NH2 OH
CH2 – CH - COOH CH2 – CH – NH2 CH – CH – NH2
HO HO HO
tirosin OH OH
dopamin noradrenalin
2. Biosintesa sinefrina (dihasilkan oleh tanaman Familia Rutaceae)
Tirosin Tiramin oktapanina
↓
N-metil tiramina
↓
Sinefrina OH
CH2 – CH - COOH CH2 – CH2 – NH2 CH – CH2 – NH2
HO NH2 HO HO
tirosin
H
CH2 – CH2 – N – CH3
HO N-metil tiramina
H
CH – CH2 – N – CH3
HO OH
Sinefrina
3. Biosintesis hordenina dan meskalina CH3
CH2 – CH – COOH CH2 – CH2 – N
CH3
HO NH2 HO
Tirosina Hordenina
Fenilalanin
H
CH – CH – N – CH3
OH CH3
5. Kolkhisina Efedrina
Dihasilkan tanaman Familia Liliaceae (Colchicum autumnale)
Biosintesis : HOOC NH2
COOH
+ O-metil
NH2 HO N-CH3 androsimbina
HO
CH3O OH
O
demekolsina H3CO NH – C – CH3
H3CO
OCH3
O
CH3
6. Holafilamina dan Holarimina
Dihasilkan oleh Holarrhena sp, merupakan derivat pregnenolon yang dibentuk melalui
rx transaminasi.
Biosintesis: O O H2N
OHH2C
HO H2N NH2
pregnenolon holafilamina holarimina
CH3
N
H3C
N
H3C konesina
NB: Holafilamina dan Holarimina merupakan prekursor dari konesina yang terdapat pada
Holarrhena antidysentrica
III. Pseudoalkaloid
1. Steroid alkaloid
2. Purina alkaloid
3. Iridoid alkaloid
4. Imidazol alkaloid
Prekursor/zat pemula bukan as. Amino.
1. Steroid alkaloid
Dihasilkan oleh Familia Solanaceae dan Liliaceae.
Biosintesa steroid alkaloid Solanaceae.
O
HO HO
Kolesterol diosgenina
H
N
CH2
NH2
HO
HO Solasodina
(bahan baku untuk pembuatan
Obat KB, kontrasepsi oral)
O
N N
HO Tomatilidina HO Solanidina
2. Purin alkaloid
Yang terdapat: kofein, teobromin, teofilina.
Kofein = alkaloid utama biji (kopi, cofea sp), Familia : Rubiaceae.
dan daun teh (Camelia sinensis), Familia: Theaceae.
Cola sp, Ilex sp (Angustifoliaceae)
CH3 CH3
O O O
N N N
7 7
H3C-N 1 H3C-N 1 CH3-N
6 6 6
2 3 2 3 5 4
O N N O N 4 N O N N5
5
CH3 CH3 CH3 CH3
Kofein Teofilina Teobromina
(1, 3, 7-trimetil xantin) (1,3-dimetil xantin) (3,7-dimetil xantin)
R N
Iridoid Iridan OH
R = H atau OH
4. Imidazol alkaloid
contoh: pilokarpin, dihasilkan oleh tanaman: Pilocarpus jaborandi
Pilocarpus miorophyllus
Pilocarpus pennatifolius
Pilokarpin untuk obat tetes mata
Biosintesis dari prekursor as. Amino L-histidin
(sebenarnya alkaloid) tapi pola struktur yang
digabungkan tidak dapat dimasukkan ke dalam
biosintesis dengan prekursor as. Amino
(prekursor bukan dari as. amino)
Identifikasi senyawa alkaloid:
1. Rx warna (dragendroff = mayer, as. Molibolat)
2. Rx pengendapan
3. Struktur : - hasilnya diisolasi (isolat) setelah murni dengan:
1. Spektrofotometer UV-VIS maks (yang dibaca)
2. Spektrofotometer IR ggs fungsi (yang dapat dibaca)
3. Spektrofotometer NMR/RMI dan SRMI (C13 proton (H))
Menentukan yang
4. Spektrofotometer Massa (pola fragmentasi) atom C = 13
muncul
atom H puncak-puncak karena atom H
Metode ekstraksi
1. Alkaloid dalam tumbuhan bentuk garam.
a. Penambahan basa (NH4OH) alkaloid basa ekstraksi dengan pelarut non polar.
(CHCl3, eter)
b. Penambahan asam (as. formiat) khusus kinin diekstraksi dengan campuran CHCl3 dan
eter atau diubah dulu dengan HCl (e) rx warna.
2. Isolasi
- Penentuan struktur alkaloid
Rekristalisasi terlebih dahulu, ALK tidak bisa diekstraksi dengan etanol. Kalau
senyawanya ada beberapa macam gunakan kromatografi kolom masing-masing
tentukan isolatnya.
Test kemurnian:
1. Titik leleh, tentukan rangenya MP = .132o – 133/134oC.
2. KLT 2 dimensi (harus berbeda tidak boleh sama)
5 cm dimensi II
Dimensi Kalau sudah bulat bercaknya sudah penuh
2 cm mendekati kemurnian
2 cm