DISUSUN OLEH :
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi sediaan farmasi saat ini sangat berperan aktif
Diuretik adalah obat yang meningkatkan laju aliran urin dan umumnya
disertai dengan peningkatan laju ekskresi NaCl (Goodman and Gilman, 2008).
mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh melalui urine. Obat ini sering
maupun secara subkutan yang dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat
menelan tablet atau pada pasien yang dalam keadaan tidak sadar. Sediaan
injeksi juga merupakan salah satu alternatif sediaan pilihan sebab sediaan
injeksi merupakan sediaan dengan onset yang cepat dan biovailabilitas obat
pasti.
secara steril dan dapat diberikan dengan berbagai rute. Sediaan injeksi berupa
sediaan parenteral volume kecil yang dikemas dalam wadah bertanda volume
Sediaan injeksi volume kecil dikenal dengan beberapa wadah yaitu dosis
tunggal (single dose) wadah ampul atau cartridge dan dosis ganda (multiple
Wadah dosis tunggal adalah suatu wadah yang kedap udara yang
parenteral sebagai dosis tunggal, dan yang bila dibuka tidak dapat ditutup
rapat kembali dengan jaminan tetep steril sedangkan wadah dosis berganda
ganda.
B. Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ampul
1. Definisi ampul
dosis tunggal yang dapat berisi bahan padat atau larutan obat jernih atau
mL (Jenkins, 1969)
dihindarakan
koma
Zat aktif yang dipilih adalah zat yang umumnya mudah larut
dalam air, atau memiliki ikatan kuat dengan air. karena kelarutan suatu
Sistein,Monotiogliseril, Tokoferol.
hidroksibenzoat, Fenol
serum manusia.
1) Pembawa air
Polietilenglikol 300
B. Sterilisasi
1. Definisi sterilisasi
( Nurrobifahmi, 2017)
2. Metode sterilisasi
a. Metode panas
1). Pemijaran (dengan api langsung), yaitu membakar alat pada api
secara langsung.
Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca,
3). Uap air panas, merupakan sterilisasi dengan konsep mirip dengan
b. Metode kimia
untuk mensterilisasi bahan yang mudah rusak jika terkena panas dan
Injeksi, sediaan steril berupa larutan emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus
disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui selaput
wadah gelas tertutup rapat yang berisi cairan obat steril yang ditujukan untuk
2. Untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih besar obat yang diberikan
melalui subkutan.
3. Pemberian dengan cara ini dapat pula mencegah atau mengurangi iritasi
obat.
intramuscular karena cara ini dapat menyebabkan luka pada kulit dan rasa
mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh melalui urine. Obat ini
merupakan salah satu diuretik dengan aksi yang sangat cepat. Injeksi
3. NaOH
NaOH digunakan sebagai agen pembasa dan pelarut zat aktif yang
E. Uraian Bahan
a. Zat Aktif
1. Furosemid (DEPKES RI.1995)
Nama kimia : Asamp-4-kloro-N-furfuril-5-
sulfamoilantranilat
Nama lazim : Furosemidum, Furosemida
Struktur kimia :
d. Aqua Pro Injeksi (FI Ed. III hal. 97 & Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th edition hal. 766-770)
METODE KERJA
A. Formula
Injeksi
Nama Produk
AMPUL FURMID®
No Registrasi : No.Batch: Tgl. Kadaluarsa :
C. Perhitungan Bahan
1. Perhitungan Tonisitas
Diketahui:
R/ furosemide 20 mg (E=0,17)
A.P.I ad 2 mL
Ditanyakan :
Penyelesaian :
V=WxE
V = volume isotonis
E = ekuivalensi
L. iso
E = 17
BM
3,4
E = 17 = 0,1746 = 0,17
330,74
V =WxE
NaCl 0,9%
0,9
= x 2 mL
100
= 0,018
= 0,018 – 0,0034
= 0,0146 gram
a. Sterilisasi alat
b. Cara Kerja
1.
2.
2)
3.
4.
5.
E. Prosedur Evaluasi
mencium bau dari sediaan sama sekali tidak berbau (Trissel, 2011)
2011)
adalah suatu uji yang dilakukan untuk melihat baik secara visual
A. Hasil Pengamatan
Pengujian Hasil
Warna Bening
Bau Tidak berbau
Bentuk Cair
Pengujian Hasil
Kerjernihan Jernih
1 13
2 13
Kelompok 6 3 13
1 Bocor
2 Tidak bocor
Kelompok 6 3 Tidak bocor
B. Pembahasan
Dalam percobaan kali ini akan dibuat sediaan steril yaitu injeksi ampul
adalah wadah berbentuk silindris yang terbuat dari gelas yang memiliki ujung
runcing (leher) dan bidang datar. Ampul adalah salah satu dari sediaaan steril
yang ada pada wadah coklat tersebut, agar zat aktif dari sediaan tidak
furosemide tidak larut dalam air tapi larut dalam larutan alkali seperti NaOH.
NaCl digunakan sebagai bahan pengisotonis, untuk menghasilkan sediaan yang
isotonis digunakan NaCl pada konsentrasi 0,9%, pada konsentrasi 0,9% NaCl
dari mikroba dan benda-benda asing lainnya. Ketelitian ini sangat diharapkan
Karena sediaan injeksi ampul ini tidak menggunakan pengawet dan digunakan
Hal yang pertama dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan kemudian di
sterilisasi alat yang akan di gunakan dan dilakukan kalibrasi wadah infus.
untuk alat yang berskala seperti gelas kimia, gelas ukur di sterilkan dalam
autoclafe pada suhu 121 C selama 15 menit, sedangkan alat yang tidak
saring, dan lain-lain dalam oven pada suhu 180 C selama 3 jam. Hal ini di
lakukan karena apa bila alat yang berskala di sterilkan di oven dapat
Dalam peracikan bahan obat menggunakan alat berupa lumpang dan alu
furosemide dengan NaOH, kemudian diwadah yang lain NaCl dan Na2EDTA
ditambahkan sisa API, setelah itu dilakukan uji pH dan sediaan dimasukkan ke
dalam wadah ampul dengan menggunakan spoit pada dinding leher ampul dan
wadah ampul disegel dan dilanjutkan dengan sterilisasi akhir dengan autoklaf
dengan uji evaluasi sediaan berupa uji organoleptik, uji kejernihan, uji
1. Uji organoleptik dilakukan agar dapat mengetahui bentuk, warna, dan bau.
bentuk, bau dan warna sediaan. Dari hasil ke-6 sediaan (kelompok 1, 2, 3,
untuk sediaan ampul. Data hasil uji organoleptic sediaan injeksi ampul
2. Uji kejernihan
Uji kejernihan dilakukan secara visual untuk mengamati ada atau tidaknya
kotoran dan endapan yang terbentuk pada sediaan. Dari hasil uji
3. Uji pH
kedalam sediaan ampul. Data hasil uji pH dapat dilihat pada tabel 5,
sediaan yang terlalu basa tidak memenuhi syarat fisik sediaan ampul.
Suatu sediaan parenteral yang baik jika pH sediaan nya berkisar 5-7,5.
4. Uji kebocoran
mengalami kebocoran atau tidak. Hasil dari uji kebocoran dari kelompok
wadah ikut terangkat sehingga berwarna kuning. Dari hasil ini beberapa
sediaan dari kelompok 1-6 belum memenuhi syarat fisik sediaan ampul.
Data hasil uji kebocoran sediaan injeksi furosemide dapat dilihat pada
tebel 6.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sebagai pembawa.
untuk
berbentuk cair
B. SARAN
dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel,H. C., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV, Alih
1. Hasil uji pH
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6