Anda di halaman 1dari 9

I.

Rancangan formula
Tiap 100 ml mengandung :
Paracetamol 1000 mg
Propilen glikol 10 ml
Nacl
Aqua pro injeksi add 100 ml

II. Latar Belakang


A. Rute pemberian
Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan
sedapat mungkin dibunuh, isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung kedalam vena
dengan volume relaktif banyak ( FI III, 1979 : 12 ).

B. Efek farmakologi

Khasiat : Paracetamol adalah obat antiinflamasi


non steroid Yang memiliki efek
antipiretik dan analgesik (Hidayat, 2014).

Efek samping : Dapat menimbulkan tukak lambung,


gangguan Ginjal, kerusakan hati, serta
gangguan pencernaan (Mood , 2013).

Mekanisme kerja : Mekanisme kerja obat antipiretik-


analgesik Adalah dengan menghambat
enzim siklooksigenase Yang
menyebabkan asam arakidonat menjadi
Endopinoksida sehingga menghambat
pembentuka Prostaglandin, paracetamol
bekerja dengan Menekan efek dari
pirogen endogen dengan jalan
Menghambat sintesa prostaglandin efek
Paracetamol langsung kepusat pengatur
panas Hipotalamus sehingga menjadi
vasodilatasi perifer (Mood, 2013).

Absorbsi : -
Penggunaan : Nyeri ringan sampai demam.
Dosis : 10 mg/ml
C. Bahan kemas : Infus merupakan suatu obat yang digunakan
Membran massa ataupun obat dalam bentuk
cairan kepada pasien ( Mujudipo, N, dkk,
2015 ) untuk juga intravena floid drops
( INFD/sebagai jalur masuk cairan melalui
pembuluh vena
( Aliyah, 2017 ).

III. Metode sterilisasi

1). Metode pemanasan dengan uap dan pengaruh tekanan ( autoklaf ), benda yang
akan dicuci diurutkan diatas lempeng sehingga dapat halus menyerupai air
dibanding pemanasan, dilakukan hingga air mencapai 121 0C ( Bahriel, I,F, 2012 )
2). Metode pemanasan secara kering ( oven ), untuk mencapai efektivitas pemanasan
mencapai temperatur antara 1600C, 40 – 1800C pada temperatur ini akan
menyebabkan kerusakan sel-sel hidup sehingga bakteri pirogen dapat terbakar,
pada temperatur 1600C memerlukan waktu 1 jam, sedangkan pada temperatur
1800C memerlukan waktu 30 menit ( Gabriel, S, I, 2015 )
3). Sterilisasi bahan baku, bahan karet seharusnya menggunakan metode pemanasan,
bon kertas akan mengganggu eksitisitas karet dan buret, akan meleleh, untuk
mencuci bahan baku karet, mula-mula diberhasilkan dari kotoran dengan memakai
air kemudian dikeringkan, setelah itu ditaburi formalin ( Gabriel, J,I, 2015 ).

IV. Permasalahan dan penyelesaian

NO Permasalahan Penyelesaian
1 Paracetamol tidak tahan pada Disterilkan dengan metode panas
pemanasan suhu tinggi ( FI III, basah
1979 )
2 Alat-alat yang digunakan tidak Alat-alat yang digunakan disterilkan
steril, sedangkan akan dilakukan terlebih dahulu menggunakan oven
sediaan steril infus paracetamol atau autoklaf
( Sr, ti, Y, 2018 )
3 Terjadi pengurangan volume Volume akan dilebihkan sesuai yang
( FI IV, 1995 ) tertera pada FI IV hal 1044
4 Paracetamol sukar larut dalam air Dilarutkan dengan propilenglikol
( FI III, 1979 )
5 Sediaan tidak isotonis melainkan Ditambahkan NaCl sebagai zat
hipotonis pengisotonis
V. Preformulasi eksipien
1. Aqua pro injeksi ( FI IV, 1995 ; 147 )
Nama resmi : AQUA PRO INJECTION
Nama lain : Air steril untuk injeksi
Fungsi : Pelarut
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau
Kelarutan : Wadah untuk steril pakai sesuai
pada suhu Kamar, dalam wadah
dosis tunggal dari Kaca atau
plastik, tidak lebih besar dari 1
liter wadah kaca sebaliknya dari
kaca Tipe I atau tipe II
Cara sterilisasi : Autoklaf 1210C
Kemasan : Botol infus 100 ml

2. Propilen glikol ( FI IV, 1995 ; 712 dan HPE,2009 )


Nama resmi : PROPYLEN GLYCOLUM
Nama lain : Propilen glikol
Fungsi : Pelarut ( paracetamol )
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak
berwarna, rasa Khas, praktis tidak
berbau, menyerap air Pada udara
lembab
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dengan
Aseton dan dengan kloroform, larut
dalam Eter dan beberapa minyak
esensial, tetapi Tidak dapat
bercampur dengan minyak Lemak
Stabilitas : Pada suhu dengan propilenglikol
tidak Stabil dalam kondisi tertutup
rapat, tetapi Pada suhu tingggi
ditempat terbuka Cenderung
teroksidasi, menimbulkan Produk
seperti propionadehid, asam laktat,
Asam pirovenat dan asam asetat
propilen Glikol secara kimiawi stabil,
bila dilarutkan Dengan etanol ( 95% )
P, gliserin, atau Air larutan berair
dapat disterilkan dengan Autoklaf.
Inkompatibilitas : Propilenglikol tidak sesuai dengan
agen pengoksida seperti kalium
permanganate.
Cara sterilisasi : Autoklaf 1210C
Kemasan : Botol infus 100 ml.
3. NaCl ( FI III, 1979 )
Nama resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama lain : Natrium klorida
Fungsi : Pengisotonis
Pemerian : Bentuk hablur, tidak berwarna atau
serbuk Putih rasa asam
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sedikit lebih
mudah Larut dalam air mendidih,
larut dalam Gliserol, sukar larut
dalam etanol
Stabilitas : Stabil dalam balma lata, larutan
stabil Dapat menggunakan pengurai
partikel Dari tipe gela
Cara sterilisasi : Autoklaf 1210C
Kemasan : Botol infus 100 ml.

VI. Perhitungan
A. Osmolaritas
Paracetamol = g/l x 1000 x jumlah ion
BM
= 1000g/ 0,1 L x 1000 x 1
151,6
= 66,15 osmol ( Hipotonis )

NaCl = g/l x 1000 x jumlah ion


BM
= 6,9g/L x 1000 x 2
58,44
= 236,13 osmol

Jadi total = 66,15 + 236,13 = 302,28 ( Isotonis )

B. Tonisitas
a. Metode liso
E = 17 x liso = 17 x 1,9 = 0,21
BM 151,16

b. Metode ekuivalen NaCl


B = W x E
= 1% x 0,21 = 0,21%

NaCl yang dibutuhkan = 0.9% - 0,21%


= 0,69%

= 6,9 g/l

c. Perhitungan laju infus


Jumlah tetesan per menit = Jumlah kebutuhan cairan x faktor tetes
Waktu ( menit )
= 100 ml/kg BB x 20 tetes/ml
6 x 60 menit
= 6 tetes/ menit

VII. Penimbangan

No Volume tertera dalam Kelebihan volume


sediaan yang digunakan
Untuk cairan encer Untuk cairan kental
1 0,5 ml 0,10 ml 0,12 ml
2 1 ml 0,10 ml 0,15 ml
3 2 ml 0,15 ml 0,25 ml
4 5 ml 0,30 ml 0,50 ml
5 10 ml 0,50 ml 0,70 ml
6 20 ml 0,60 ml 0,90 ml
7 30 ml 0,80 ml 1,20 ml
8 50 ml atau lebih 2% 3%

Jumlah sediaan yang dibuat : 1 botol infus add 100 ml


Volume terpindahkan tiap botol : 2% ( FI III, 1979 : 1040 )
Jadi 2 x 100 ml = 2 ml
100
Dibuat dalam 100 ml, jadi 100 + 2 ml = 102 ml
VIII. Prosedur pembuatan

Kelas ruang Ruang penyelesaian Prosedur


Berdasarkan CPOB
Ruang sterilisasi 1. Disiapkan alat dan bahan
2 Disterilkan alat-alat oven
pada suhu 1600C selama 30
menit dan pada autoklaf
selama 15 menit dan tutup
karet direndam menggunakan
alkohol
Ruang timbangan 1 Ditimbang bahan yang akan
digunakan yaitu paracetamol
dan NaCl
2 diukur propilenglikol dan
aqua pro injection
Ruang preparasi 1 Disiapkan alat dan bahan
dimeja pengerjaan
2 Dilarutkan paracetamol
kedalam propilenglikol pada
gelas kimia, lalu diaduk hingga
larut
3 dilarutkan NaCl pada aqua
pro injeksi dalam gelas kimia
4 Dimasukkan larutan
paracetamol kedalam larutan
NaCl, diaduk hingga homogen
5 Dipanaskan pada hot plate
6 Dimasukkan kedalam botol
infus.
Ruang Evaluasi Dilakukan evaluasi pada
sediaan
Ruang Penutup Ditutup botol infus
menggunakan penutup botol

IX. Evaluasi sediaan


a). Pemerian ( Organoleptik )
Bau : tidak berbau
Warna : Bening dan jernih

b). Uji pH : pH 6

C). Uji kejernihan : Jernih

d). Penetapan volume = 100 x 10 ml

= 100 %

e). Uji kebocoran : Terdapat kebocoran saat sediaan dibalik

X. Pembahasan
Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan
sedapat mungkin dibunuh, isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung kedalam vena
dengan volume relatif banyak ( FI III, 1979 : 12 ).

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan kali ini meliputi gelas kimia,
batang pengaduk, gelas ukur, corong kaca, kertas saring, hot plate, autoklaf, adapun
bahan yang digunakan meliputi paracetamol 1000 mg, propilenglikol 10 ml, NaCl 0,69 g,
dan aqua pro injeksi 92 ml, kertas saring , dan alluminium foil.

Adapun cara kerja pada percobaan kali ini yaitu pertama-tama disiapkan alat dan bahan
terlebih dahulu, sehari sebelum lab alat yang digunakan disterilkan terlebih dahulu
dengan dibungkus menggunakan alluminium foil, kemudian disterilkan kedalam
autoklaf, setelah itu ditimbang bahan yang akan digunakan yaitu paracetamol sebanyak
1000 mg, dan NaCl sebanyak 0,69 g , setelah itu diukur propilen glikol dengan aqua pro
injeksi sebanyak 10 ml dan 92 ml, setelah itu dilarutkan paracetamol kedalam
propilenglikol kedalam gelas kimia, setelah itu dilarutkan NaCl kedalam aqua pro injeksi
kedalam gelas kimia, lalu dicampurkan kedua larutan tadi kedalam 1 gelas kimia, lalu
panaskan diatas hot plate , aduk hingga larut dan homogen, setelah itu disaring, lalu
dimasukkan kedalam wadah botol infus yang berukuran 100 ml, setelah itu ditutup
mulut botol menggunakan alluminium foil terlebih dahulu, lalu disterilkan kembali,
tunggu 20 menit, diambil diamkan beberpa saat , lalu ditutup menggunakan tutup botol
infus yang telah disterilkan.

Adapun hasil yang didapatkan pada evaluasi sediaan ini yaitu pertama pada uji
organoleptik memiliki warna bening dan jernih dan tidak memiliki bau, kemudian pH
pada sediaan ini yaitu 6, dan pada uji kejernihan sediaan ini memiliki kejernihan, lalu
pada uji kebocoran dengan cara botol infus dibalik lalu dilihat apakah ada kebocoran
yang ditandai dengan menetesnya air atau ada air yang keluar dari wadah, namun pada
sediaan terdapat kebocoran, dan untuk uji penetapan volume didapatkan rata-rata
volume terpindahkan yaitu 100%.
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui cara pembuatan
sediaan steril volume besar, dengan menggunakan beberapa macam metode, serta
dapat mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan steril cairan
infus tersebut.

XI. Kesimpulan
Dari percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan
sedapat mungkin dibunuh, isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung kedalam
vena dengan volume relatif banyak.
2. Hasil pengamatan , untuk uji organoleptik didapatkan tidak berbau, warna bening dan
jernih, untuk uji pH 6, uji kejernihan jernih, penetapan volume 100%, dan untuk uji
kebocoran , terdapat kebocoran pada saat wadah dibalik.

DAFTAR PUSTAKA
Aliyah, R . (2017). Buku ajar preskripsi, obat dan resep jilid 1. Airlangga university press.
Surabaya.

Bahriel, I, F. (2012). Jurnal formulasi uji stabilitas fisik, dan uji aktivitas secara invitro
sediaan spray printibau kak, yang mengandung ekstrak etanol daun sirih
( piper betle L ) vol 4 No 3. Fakultas farmasi universitas indonesia.

Departement kesehatan republik indonesia. (1979). Farmakope indonesia edisi III.


Departement kesehatan republik indonesia. Jakarta.

Departement kesehatan republik indonesia. (1995). Farmakope indonesia edisi IV.


Departement kesehatan republik indonesia. Jakarta.

Gabriel, J, I. (2015). Spreading of formulation Anupdate. Pharmaceutical Teknology

Hidayat, A, P, dkk. (2014). Prosiding terapi dalam dermatologi. UB press. Malang.

Mood, C, L. (2013). Farmakologi pendekatan keperawatan. Pustaka baru press.


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai