Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PRAKTIKUM

FORMULASI SEDIAAN STERIL

Sediaan Infus Natrium Laktat

Disusun oleh

Kelompok : D.2.1
Nama : Adrian Hartanto 2014210005
Ani Puspaningtyas 2014210018
Atikah Febriani 2014210029
Aulia Ashri N. 2014210031
Chaerani Adhita 2014210041
Cyntia Septianti 2014210053

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2017

Tugas 3 : Membuat sediaan Infus Natrium Laktat

Proposal Infus Natrium Laktat | 0


I. PENDAHULUAN
Natrium laktat adalah agen basa yang aktivitasnya tergantung pada konversinya
menjadi bikarbonat. Natrium laktat akan teroksidasi di dalam hati menjadi bikarbonat
dan glikogen. Natrium laktat akan menyediakan sumber bikarbonat, ketika produksi
normal asam laktat dan pemanfaatan asam laktat tidak terganggu karena metabolisme
laktat tertata. Konversi laktat menjadi bikarbonat ditandai dengan adanya penundaan
anoksia jaringan dan apabila kapasitas hati untuk dapat memetabolis laktat berkurang.
Hal ini dapat terjadi pada pasien dengan metabolik asidosis yang berhubungan dengan
ketidakcukupan sirkulasi, sirkulasi ekstrakorporeal, hipotermia, penyakit penyimpanan
glikogen, disfungsi hati, pernafasan alkodosis, shok, dekompensasi jantung, atau
gangguan lain yang melibatkan mengurangi prefusion jaringan tubuh.
Bikarbonat dapat menetralisir asam, oleh karena itu bikarbonat dapat mencegah
akumulasi asam yang berlebihan pada tubuh. Jika terjadi peningkatan produksi asam di
dalam tubuh, maka dapat mengakibatkan terjadinya asidosis. Asidosis sendiri
merupakan kondisi dimana terjadi akumulasi asam dan
ion hidrogen dalam darah dan jaringan tubuh sehingga menurunkan pH. Asidosis
metabolik ditimbulkan oleh perubahan keseimbangan antara produksi
dan ekskresi asam. Asidosis sistemik dapat disebabkan oleh peningkatan masukan dari
sumber-sumber eksogen (dari luar tubuh) atau peningkatan prosuksi endogen (dari
dalam tubuh) maupun ketidakadekatan ekskresi ion hidrogen atau
kehilangan bikarbonat berlebih dari urin atau tinja. Keadaan klinis tersebut ditndai oleh
rendahnya pH (peningkatan konsentrasi hidrogen) dan rendahnya konsentrasi
bikarbonat plasma. Konsentrasi bikarbonat dalam cairan ekstraseluler adalah 22 mEq/L
dan pH 7,35. Penyebab mendasar dari asidosis metabolik adalah penambahan asam
(nonkarbonat), kegagalan ginjal untuk mengekskresi beban asam setiap hari, dan
kehilangan bikarbonat basa. Penyebab dari asdosis metabolik umumnya dibagi lagi
menjadi dua kelompok berdasarkan apakah selisih anion normal atau meningkat.
Asidosis metabolik dengan selisih anion yang tinggi terjadi akibat peningkatan anion
tak terukur seperti asam sulfat dan asam-asam organik lainnya. Jika asidosis disebabkan
oleh kehilangan bikarbonat (misal diare), atau bertambahnya asam klorida (misalnya
pemberian amonium klorida), selisih anion akan normal. Injeksi natrium laktat
menggunakan hasil bikarbonat dalam tindakan pencegahan dan pengobatan metabolit
asidosis ringan sampai sedang.
II. PREFORMULASI
Proposal Infus Natrium Laktat | 1
1.1 Zat Aktif dan Bahan Pembantu
Nama Zat Sifat fisika dan Cara Cara
Khasiat Dosis
Aktif kimia Sterilisasi Penggunaan
Natrium Pemerian: Kristal Sebagai 1/6 M injeksi Autoklaf Diinjeksikan
Laktat tak berwarna atau agen secara atau dengan secara
sedikit kekuningan, pengalka intravena penyaringan intravena.
(Handbook atau cairan kental li. tidak boleh (Martinda- (DI 88 hal
of higroskopis. (DI 88 melebihi 300 le 28 hal 1391)
Pharmaceut (Martindale 28 hal hal mL/jam. (DI 640 )
ical 640) 1390) 88 hal 1391)
Excipients
6th ed hal. Kelarutan: Dapat
650-651, DI campur dengan air
88 hal 1390- dan etanol (95%).
1391, (Handbook of
Martindale Pharmaceutical
28 hal 640- Excipients 6th ed
641, hal. 650)
Handbook pH: Antara 6 – 7.3.
on (Handbook on
Injectable Injectable Drugs
Drugs 14th 14th ed. Hal. 1492)
ed. Hal.
1492) OTT: dengan
sodium novobiosin,
oksitetrasiklin
hidroklorida, sodium
bicarbonate, sodium
calcium medetat, dan
sulfadiazine Na.
(Martindale 28 hal.
640)

Stabilitas: mudah
terbakar dan
mengalami
dekomposisi dengan
pemanasan kering.
(Handbook on
Injectable Drugs
14th ed. Hal. 1492)

Wadah : dalam
wadah terututup
rapat, di tempat
sejuk dan kering.
Handbook on
Injectable Drugs
14th ed. Hal. 1492)

Nama zat Alasan Pemilihan


Sifat Fisika dan Kimia Cara Sterilisasi Kegunaan
Tambahan Bahan
Proposal Infus Natrium Laktat | 2
Aqua pro Pemerian: Pemanasan Larutan Aqua pro injection
injectio Cairan jernih, tidak dalam autoklaf Pembawa digunakan sebagai
berwarna, tidak berbau. diisikan ke bahan pembawa
(FI V hal 64, (FI V hal 64) dalam wadah sediaan infus,
Handbook of yang cocok, karena bahan bahan
Pharmaceutic Definisi: ditutup kedap. yang digunakan
al Excipients Air steril untuk injeksi Jika volume dalam sediaan ini
6th edition hal adalah air murni yang tidak lebih dari dapat larut dalam
766 - 768) disterilkan dan dikemas 100ml, air. Selain itu
dengan cara yang sterilisasi sebagai
sesuai. Tidak dilakukan kegunaannya untuk
mengandung bahan anti dengan uap air menggantikan
mikroba atau bahan pada suhu 115- cairan tubuh maka
tambahan lainnya.(FI V 116°C selama dirasa pelarut yang
hal 64) 30 menit. Jika paling sesuai
volumenya lebih adalah air.
OTT :Dengan obat atau dari 100ml,
eksipien yang mudah waktu sterilisasi
mengalami hidrolisis. diperpanjang
Bereaksi keras dengan hingga seluruh
logam alkali dan sangat isi wadah
cepat dengan logam bersuhu 115-
basa serta oksidanya, 116°C selama
seperti kalsium oksida. 30 menit. (FI III
Air juga bereaksi hal 14 dan 18)
dengan garam anhidrat
membentuk hidrat
dengan beragam
komposisi, dengan
beberapa bahan organic
dan kalsium karbida.
(Handbook of
Pharmaceutical
Excipients 6th edition
hal 768)

Wadah &
Penyimpanan:
Dalam wadah dosis
tunggal, dari kaca atau
plastik, tidak lebih
besar dari 1 liter. Wadah
kaca sebaiknya dari
kaca Tipe I dan Tipe II.
(FI V hal 64)

1. Teknologi Farmasi

Proposal Infus Natrium Laktat | 3


Injeksi adalah penyemprotan larutan (atau suspensi) ke dalam tubuh untuk
tujuan terapeutik atau diagnostik. Mereka dapat berlangsung dalam aliran darah
tetapi juga dalam jaringan dan dalam organ. Suatu kerja optimal dan tersatukan
dari larutan obat yang diberikan secara parenteral kemudian hanya diberikan jika
persyaratan berikut terpenuhi :
 Penyesuaian dari kandungan bahan obat yang dinyatakan dan nyata-nyata
terdapat, tidak ada penurunan kerja selama penyimpanan melalui perusakan
secara kimia dari obat dan sebagainya.
 Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya menginginkan suatu
pengambilan steril, melainkan juga menolak antaraksi antara beban obat dan
materi dinding.
 Tersatukan tanpa reaksi. Untuk itu yang bertanggung jawab terutama bebas
kuman, bebas pirogen, bahan pelarut yang netral secara fisiologis, isotoni,
isohidri, bebas bahan terapung (Voight, 1994).
Salah satu sediaan parenteral volume besar yang digunakan adalah infus
intravena. Infus intravena biasanya diberikan utnuk menambah cairan tubuh,
elektrolit atau untuk memberi nutrisi. Biasanya diberikan dalam volume 250 mL
sampai beberapa liter dan dalam jumlah lebih banyak lagi per harinya, dengan
penetesan lambat intravena. Karena diberikan dalam volume besar, larutan ini
tidak boleh mengandung zat bakteriostatik atau zat penambah farmasi lain.
Dikemas dalam wadah besar dosis tunggal (Ansel, 1989).
Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas
pyrogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan
langsung kedalam vena dalam volume relative banyak. Kecuali dinyatakan lain,
infus intravena tidak diperbolehkan mengandung bakterisida dan zat dapar.
Larutan untuk infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel (Farmakope
Indonesia III, 1979).

2. Farmakologi
Na. Laktat adalah agen pengalkilasi yang aktifitasnya tergantung konversi
bikarbonat. Na. Laktat menjadi sumber bikarbonat bila normal produksi dan
penggunaan asam laktat terganggu akibat gangguan metabolisme laktat. Konversi
laktat menjadi bikarbonat secara nyata tertunda dengan adanya anoksia jaringan
dan bila kapasitas hati untuk memetabolisme laktat menurun. Ini terjadi pada
pasien asidosis metabolisme dengan insufisiensi sirkulasi ekstrakorponeal

Proposal Infus Natrium Laktat | 4


sirkulasi, hipotermia, gangguan penyimpanan glikogen, disfungsi hati, alkalosis
respiratori, shock, dekomposisi jantung/gangguan lain yang mengkibatkan
penurunan perfusi/jaringan tubuh.

3. Farmakokinetik
Na laktat teroksidasi dalam hati menjadi bikarbonat dan glikogen. Laktat
dimetabolisme secara lambat menjadi karbondioksida dan air, menerima satu ion
Hidrogen dan menghasilkan bentuk bikarbonat untuk digunakan oleh laktat.
Reaksi ini tergantung dari aktivitas oksidatif sel. Bila aktivitas oksidatif lengkap,
konversi Na. Laktat menjadi bikarbonat membutuhkan waktu 1-2 jam.

III. FORMULA
1. Formula
A. Formula Rujukan
Rujukan Formula 1
Martindale edisi 28 (Hal 641)
Sodium Lactate 0,59%
Potassium Chloride 0,26%
Sodium Chloride 0,4%
Aqua Pro Injection ad 1L

Rujukan formula 2
Handbook on Injectable Drugs 14th Edition (Hal 1492)
Sodium Lactate 1/6M (1,9%)
Aqua Pro Injection ad 500 mL

Rujukan formula 3
Drug Information 88 (Hal 1391)
Sodium Lactate 1/5 molar (M)
Aqua Pro Injection ad 500 mL

B. Formula Jadi
Formula Jadi ( Akan dibuat 2 botol infus @500 ml )
Mengacu pada formula rujukan dari Handbook on Injectable Drugs 14th
Edition (Hal 1492)
Tiap 500 ml infus mengandung :
Sodium Lactate 1.9%
Aqua Pro Injection ad 500 mL

2. Alasan pemilihan bahan


 Natrium laktat diberikan dalam sediaan infus karena Na. Laktat sebelum dapat
menjadi alkalizing agent harus mengalami metabolisme dihati menjadi
bikarbonat dan memerlukan waktu yang lama.

Proposal Infus Natrium Laktat | 5


 Aqua pro injection digunakan sebagai bahan pembawa sediaan infus, karena
bahan bahan yang digunakan dalam sediaan ini dapat larut dalam air. Selain itu
sebagai kegunaannya untuk menggantikan cairan tubuh maka dirasa pelarut
yang paling sesuai adalah air.

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat: Bahan :
1. Oven 1. Sodium Laktat
2. Beaker glass 2. Aqua pro inject
3. Erlenmeyer 3. Karbon Aktif
4. Gelas ukur 4. Hidrogen Peroksida
5. Corong glass
6. Pinset
7. Autoklaf
8. Penjepit besi
9. Kertas saring
10. Spatula
11. Kaca arloji
12. Batang pengaduk
13. Pipet tetes
14. Botol Infus

V. PEMBUATAN
1. Perhitungan :
Volume 1 botol = 500 mL
Dibuat 2 botol = 2 x 500 mL = 1000 mL
Volume total = (n×v) + {(10% × (n×v)}
= 1000 mL + ( 10% x 1000 mL ) = 1100 mL
Perhitungan Tonisitas
 Kesetaraan NaCl
Na. Laktat E = 0.52
Untuk Na Laktat = 1.9% x 1000 mL
= 19 g NaCl
Kesetaraan = (19 g x 0.52) x 111.11 = 1097.7668 mL
Sehingga setara dengan = (1097.7668 mL / 1000 mL) x 0.9%
= 0.99%
Maka dengan Na Laktat sebanyak 1.9% larutan sudah hipertonis (0.99%).

Dikarenakan larutan infus Hipertonis maka diatur jumlah tetesan :


Jumlah tetesan = 0.9%/0.99% x 40 tetes/menit
= 36.3636 tetes/menit ~ 36 tetes/menit
 Penimbangan :
Na Laktat = (1100 ml x 1.9%) + 5% (1100 ml x 1.9%) = 21.945 g
Norit = 0.1% x 1100 ml = 1.1 g
H2O2 = 0.1% x 1100 ml = 1.1 g
Aqua pro injeksi ad 1100 ml

Proposal Infus Natrium Laktat | 6


2. Cara Pembuatan :
Prinsip: Sterilisasi Terminal menggunakan Autoklaf pada suhu 121ºC (249.8° F)
selama 15 menit.
1. Disiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.
2. Dikalibrasi botol infus sampai tanda (500 ml) dan labu erlenmeyer (1100 ml )..
3. Disterilkan alat dan bahan sesuai dengan cara yang tercantum.
4. Dibuat aqua p.i. (aquadest dipanaskan sampai mendidih, biarkan mendidih
selama 30menit) ditambahkan H2O2, dipanaskan 15 menit lalu didinginkan
(dispensasi) Pembuatan Aqua p.i. (FI III hal 14 ).
5. Semua alat yang digunakan disterilkan dengan cara sterilisasi yang sesuai.
6. Ditimbang bahan-bahan (Na laktat dan karbon aktif).
7. Dilarutkan masing-masing bahan (Na laktat dan karbon aktif) dengan sebagian
aqua p.i. bebas pirogen.
8. Dicampur ad homogen lalu di cek pH (6 – 7.3).
9. Ditambahkan aqua p.i. ad 1100 mL.
10. Ditambah karbon absorben, lalu dipanaskan sambil diaduk selama 15 menit,
jangan sampai mendidih sekitar 50º - 60º C.
11. Disaring dengan kertas saring dua lapis atau sampai jernih.
12. Dilakukan uji IPC (Uji kejernihan dan uji keseragaman volume).
13. Dimasukkan dalam wadah botol infus ad tanda (500 ml).
14. Ditutup dengan karet penutup steril, lalu ditutup lagi dengan kap infus.
15. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121º C (249.8 °F), 15 menit.
16. Dilakukan uji evaluasi QC (uji kejernihan, keseragaman volume) sesuai dengan
prosedur yang terdapat pada literatur.
Keterangan : Uji sterilitas dan uji pirogen dispensasi tidak dilakukan.
17. Diberi etiket dan label, dikemas dalam dus, lalu diserahkan.

VI. No Bahan Cara Sterilisasi Literatur


1. Aqua pro injeksi Aquadest dididihkan Farmakope Indonesia III hal
selama 30 menit 14
No Alat Cara Sterilisasi Literatur
2. Beaker glass, corong Oven suhu 150OC, 1 jam Farmakope Indonesia V hal
glass, botol tetes, 1663
erlenmeyer, pipet tetes
3. Gelas ukur, kertas Autoklaf suhu 121OC, 15 Farmakope Indonesia V hal
saring menit 1662
4. Batang pengaduk, Direndam alkohol selama Farmakope Indonesia III hal
spatula, pinset, kaca 30 menit 18
arloji, penjepit besi
5. Karet pipet, karet tutup Rebus dalam air Farmakope Indonesia III hal
botol mendidih selama 30 18
menit
No Sediaan Cara Sterilisasi Literatur
1. Infus Natrium Laktat Autoklaf suhu 121OC, 15 Martindale 28 hal. 640
menit Proposal Infus Natrium Laktat | 7
EVALUASI
1. IPC (In Process Control)
a. Uji Kejernihan ( Lachman Teori dan Praktek Farmasi Industri hal: 1355 )
- Metode : Visual
- Syarat : Larutan Jernih
- Cara kerja : Memeriksa wadah bersih dari dari luar di bawah penerangan
cahaya yang baik terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya dan
menggunakan latar belakang hitam putih dengan rangkaian isi dijalankan
dengan suatu aksi memutar.

b. Uji Keseragaman Volume ( Farmakope Indonesia edisi IV hal: 1044 )


- Syarat : Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila
diuji satu per satu, atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari
jumlah volume wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung.
- Cara kerja : Isi dari dua atau tiga wadah 1 ml atau 2 ml dapat digabungkan
untuk pengukuran dengan menggunakan jarum suntik kering terpisah untuk
mengambil isi tiap wadah. Isi alat suntik dapat dipindahkan ke dalam gelas
piala kering yang telah ditara, volume dalam ml diperoleh dari hasil
perhitungan berat dalam g dibagi bobot jenis cairan.

c. Uji pH ( Farmakope Indonesia Edisi IV hal: 1039 )


- Syarat : 6 – 7.3
- Cara Kerja : Harga pH diukur dengan alat potensiometrik (pH meter) yang
sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu
mengukur harga pH sampai 0,002 unit pH menggunakan elektroda indikator
yang peka terhadap aktivitas ion hidrogen, elektroda kaca dan elektroda
pembanding yang sesuai seperti elektrode kalomel atau elektrode perak-
perak klorida.

2. QC (Quality Control)
a. Uji Kejernihan ( Lachman Teori dan Praktek Farmasi Industri hal: 1355 )
- Metode : Visual
- Syarat : Larutan Jernih
- Cara kerja : Memeriksa wadah bersih dari dari luar di bawah penerangan
cahaya yang baik terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya dan
menggunakan latar belakang hitam putih dengan rangkaian isi dijalankan
dengan suatu aksi memutar.

b. Uji Keseragaman Volume ( Farmakope Indonesia edisi IV hal: 1044 )


- Syarat : Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila
diuji satu per satu, atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari
jumlah volume wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung.
Proposal Infus Natrium Laktat | 8
- Cara kerja : Isi dari dua atau tiga wadah 1 ml atau 2 ml dapat digabungkan
untuk pengukuran dengan menggunakan jarum suntik kering terpisah untuk
mengambil isi tiap wadah. Isi alat suntik dapat dipindahkan ke dalam gelas
piala kering yang telah ditara, volume dalam ml diperoleh dari hasil
perhitungan berat dalam g dibagi bobot jenis cairan.

c. Uji Sterilitas (Farmakope Indonesia edisi IV hal: 858-861)


- Syarat : Tidak ada pertumbuhan selama 7 hari.
- Cara kerja : Uji sterilitas untuk bahan Farmakope, jika mungkin
menggunakan penyaringan membran, merupakan metode pilihan. Membran
yang sesuai umumnya mempunyai porositas 0,45 m, dengan diameter lebih
kurang 47 mm, dan kecepatan penyaringan air 55 ml sampai 75 ml per
menit pada tekanan 70 cmHg. Membran dibilas dengan larutan pepton
0,1%. Membran dipotong menjadi ½ bagian (jika hanya 1)lalu membran
dimasukkan ke dalam :
 Media tioglikolat cair, inkubasi pada 30-350C selama 7 hari
 Soy bean-casein digest, inkubasi pada suhu 20-250C selama 7 hari

d. Uji pirogenitas (Farmakope Indonesia edisi IV hal: 908-909)


Syarat : Bebas pirogen.
 Uji Biologik
Berdasarkan peningkatan suhu badan kelinci setelah disuntuikkan dengan
larutan ≤10 ml/kg bobot badan dalam vena auricularis
 Uji Serologi
Lisat darah kepiting ( L. Polyphemus) + endotoksin, gelatinisasi dalam 30
menit.

VII. Pengemasan (terlampir)


Wadah : Botol Infus
Brosur : Terlampir

VIII. Daftar Pustaka


1. Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia ed III.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia ed IV.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
4. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Proposal Infus Natrium Laktat | 9
Indonesia. 2012. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penertbit FKUI.
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia ed
V.Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
6. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Diterjemahkan oleh Suyatmi S. Jakarta : UI Press.
7. Reynold, James EF. 1983. Martindale The Extra Pharmacopeia Twenty-eight
edition. London. The Pharmaceutical Press.
8. Rowe, C. Russel. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th edition.
London : Pharmaceutical Press.
9. Trissel, A. Lawrence. 1998. Handbook on Injectable Drugs. America : American
society of health-system pharmacists.
10. Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.

Proposal Infus Natrium Laktat | 10

Anda mungkin juga menyukai