Disusun oleh :
Kelompok I
Kelas C.1
Anggota kelompok :
1. Desy Rizki Amalia (2012210313)
2. Agustin Molga (2013210008)
3. Akmaludin Ismansyah (2013210011)
4. Asma Wafiah (2013210030)
5. Benny Wijaya (2013210035)
6. Davita Purmasari (2013210046)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2016
I. PENDAHULUAN
Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi
yang bebas dari mikroorganisme hidup. Sediaan parenteral merupakan
sediaan diantara bentuk obat terbagi-bagi, sediaan ini disuntikkan melalui
kulit atau membran mukosa ke bagian dalam tubuh maka sediaan tersebut
harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksik serta
harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi. Semua komponen dan proses
yang terlibat dalam penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang
untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi secara fisik, kimia atau
mikrobiologi. (lachman, hal 1292).
Yang termasuk produk steril adalah sediaan parenteral, mata dan
sediaan irigasi. Preparat parenteral bisa diberikan dengan berbagai rute
diantaranya intravena, intramuskular, subkutan, intrakutan dan intra spinal.
Pada umumnya pemberian secara parenteral dilakukan bila diinginkan
kerja obat yang lebih cepat, seperti pada keadaam gawat, bila penderita
tidak dapat diajak bekerjasama dengan baik, tidak sadar, tidak dapat atau
tidak tahan menerima pengobatan secara oral atau bila obat tersebut tidak
efektif dengan cara pemberian yang lain (Ansel, hal.399).
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, Injeksi adalah sediaan
steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui
kulit atau selaput lendir. (Anonim. FI III. 1979) Sedangkan berdasarkan
Farmakope Indonesia Edisi IV, injeksi adalah injeksi yang dikemas dalam
wadah 100 mL atau kurang. Umumnya hanya larutan obat dalam air yang
bisa diberikan secara intravena. Suspensi tidak bisa diberikan karena
berbahaya yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah
kapiler. (Anonim. FI IV. 1995) FI V?
Injeksi biasanya diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau
mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut atau dengan
mengisikan sejumlah obat ke dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis
ganda.
Injeksi intravena memberikan beberapa keuntungan :
a. Efek terapi lebih cepat .
b. Dapat memastikan obat sampai pada tempat yang diinginkan.
c. Cocok untuk keadaan darurat.
d. Untuk obat-obat yang rusak oleh cairan lambung.
Adapun yang merupakan persyaratan larutan injeksi:
a. Sesuai kandungan bahan obat yang dinyatakan didalam etiket dan yang
ada dalam sediaan, tidak terjadi pengurangan efek selama penyimpanan
akibat perusakan obat secara kimia.
b. Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya memungkinkan
sediaan tetap steril, tetapi juga mencegah terjadinya interaksi antara
bahan obat dan material dinding wadah.
c. Tersatukan tanpa terjadi reaksi.
Volume injeksi umumnya hanya beberapa mililiter saja, sehingga
nyeri yang ditimbulkan tidak terasa atau tidak berarti. Oleh karena itu,
larutan injeksi tidak perlu mutlak isotonis atau isohidris.
Ampul merupakan wadah berbentuk silindris terbuat dari gelas, yang
memiliki ujung runcing (leher) dan bidang dasar datar. Ukuran nominalnya
adalah 1,2,5,10,20 ml. Ampul adalah wadah takaran tunggal, oleh karena
total jumlah cairannya ditentukan pemakaiannya untuk satu kali injeksi.
Oleh karena itu, dalam menentukan dosis perlu diperhatikan rute
pemberiannya, karena berbeda rute pemberian, berbeda pula dosisnya.
Ampul merupakan wadah takaran tunggal sehingga penggunaannya
untuk satu kali injeksi. Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan
tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul
yang terbuat dari bahan gelas berwarna coklat tua. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain adalah tidak perlu pengawet karena merupakan
takaran tunggal, tidak perlu isotonis, diisi melalui buret yang ujungnya
disterilkan terlebih dahulu dengan alkohol 70 %, dan buret dibilas dengan
larutan obat sebelum diisi.
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan
keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak
yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua
mikroorganisme hidup Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk
terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Pada prinsipnya ini
termasuk sediaan parenteral, mata dan irigasi. (Lachman ed 3 hal 1292)
Ampul adalah wadah berbentuk silindris yang terbuat dari gelas
yang memiliki ujung runcing (leher) dan bidang dasar datar. Ukuran
nominalnya adalah 1, 2, 5, 10, 20, kadang-kadang juga 25 atau 30 ml.
Ampul adalah wadah takaran tunggal oleh karena total jumlah cairannya
ditentukan oleh pemakaiaannya yaitu untuk 1 kali injeksi. (R.Voight hal
464).
Prokain HCl adalah anastesi local dari kelompok ester yang
bekerja singkat. Seperti semua anestesi lokal, dosis Prokain HCl
bervariasi, tergantung pada area yang akan dibius, vaskularisasi jaringan,
jumlah segmen saraf yang akan diblokir, toleransi individu, dan teknik
anestesi. Prokain HCl merupakan anestesi lokal yang memblokir
pembentukan dan konduksi impuls saraf dengan meningkatkan ambang
batas untuk eksitasi listrik, memperlambat penyebaran impuls saraf, dan
mengurangi laju kenaikan potensial aksi.Prokain HCl adalah anestesi yang
diindikasikan untuk anestesi lokal atau regional.Untuk anastesi lokal,
Prokain HCL injeksi intraspinal ditujukan untuk operasi caesar. Prokain
HCl adalah anestesi ester yang dimetabolisme dalam plasma oleh enzim
pseudocholinesterase melalui hidrolisis menjadiasam para-aminobenzoat
(PABA), yang kemudian diekskresikan oleh ginjal menjadi urin. Prokain
HCl tidak stabil dengan adanya paparan cahaya, oleh karena itu wadah
ampul harus dilapisi oleh aluminium foil untuk melindungi ampul dari
paparan cahaya.
Latar belakang pemilihan formula :
A. Teknologi Farmasi
Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas
dari mikroorganisme hidup. Pada prinsip ini termasuk sediaan parenteral mata dan
irigasi. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat
terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke
bagian dalam tubuh. Karena sediaan mengelakkan garis pertahanan pertama dari
tubuh yang paling efisien, yakni membran kulit dan mukosa, sediaan tersebut harus
bebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksis, dan harus mempunyai
tingkat kemurnian tinggi atau luar biasa. Semua komponen dan proses yang terlibat
dalam penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan
semua jenis kontaminasi, apakah fisik, kimia, atau mikrobiologis. (Lachman hlm
1292).
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir. Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau
mensuspensikan sejumlah obat kedalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda.
(FI III hlm 13)
Sediaan parenteral dapat diberikan dengan berbagai rute : intravena,
intraspinal, intramuskular, subkutan, dan intradermal. Bila injeksi dilakukan melalui
suatu rute intravaskular, ketersediaan obat sempurna terjadi dengan segera, tidak
perlu absorbsi.
Formulasi suatu produk parenteral meliputi kombinasi dari satu atau lebih
bahan dengan zat obat. Zat terapetis adalah suatu senyawa kimia yang mudah
mengalami karakteristik reaksi kimia dan fisika dari golongan senyawa dimana zat
terlarut di dalamnya. Oleh karena itu, kombinasi dua bahan atau lebih harus
dipertimbangkan dengan hati-hati. Kemurnian fisika dan kimia zat terlarut yang
digunakan juga harus diperhatikan. Kontaminan dan cemaran yang digunakan juga
harus diperhatikan.
Kontaminan dan cemaran yang masuk ke suatu produk bersama zat terlarut
mempunyai pengaruh yang sama, seolah-olah kontaminan dan cemaran tersebut
masuk melalui pemabawa sehingga zat terlarut memerlukan pemurnian. Untuk
beberapa zat (misalnya asam askorbat, dan kalsium glukonat), tingkat parenteral
khusus tersedia di perdagangan. Selain itu zat terlarut harus bebas dari kontaminasi
mikroba dan pirogen.
Kondisi penyimpanan juga dirancang untuk mencegah kontaminasi, terutama
setelah wadah dibuka. Zat tambahan juga diperlukan untuk menambahkan kestabilan
zat aktif. Zat-zat tersebut termasuk pelarut, dapar, pengisotonis, pengawet, dan
sebagainya. Zat yang ditambahkan tidak bersifat toksik dalam jumlah yang diberikan
kepada pasien, dan tidak mengganggu atau tidak bereaksi terhadap zat terapetis.
Sistem pelarut yang cocok untuk produk steril terbatas pada yang menghasilkan iritasi
jaringan sedikit atau tidak sama sekali. Air merupakan pelarut atau pembawa yang
sering digunakan karena merupakan pembawa untuk semua cairan tubuh sehingga
secara fisiologis dapat bercampur dengan jaringan tubuh dan respons biologis dapat
diramalkan. Pelarut yang digunakan harus dimurnikan dan harus bebas kontaminasi
mikroba dan pirogen.
Wadah yang digunakan juga harus steril dan tidak bereaksi dengan bahan obat
maupun bahan tambahan. Sifat fisika dan kimia dapat mempengaruhi kestabilan
produk obat tersebut. Wadah gelas yang digunakan untuk produk steril adalah wadah
yang ditutup dengan tutup karet(vial) dan ampul. Ampul merupakan wadah untuk
sediaan injeksi dosis tunggal sehingga tidak diperlukan penambahan pengawet dalam
formulasinya.
B. Farmakologi
Prokain adalah ester aminobenzoat untuk inflitrasi, blok, spinal, epidural,
merupakan obat standar untuk perbandingan potensi dan toksisitas terhadap jenis
obat-obat anestetika lokal lain. Prokain HCl mempunyai efek obat anestesi local.
Pusat mekanisme kerjanya terletak di membran sl dengan menghambat penerusan
impuls dengan jalan menurunkan permeabilitas membran sel saraf untuk ion natrium.
Hal ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-ion kalsium yang berada
berdekatan dengan saluran-saluran natrium di membran sel saraf. Akibatnya terjadi
penurunan laju depolarisasi, ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat
laun meningkat akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat secara reversible.
Pemberian spinal merupakan kontraindikasi untuk penderita miastemia gravis karena
prokain menghasilkan derajat blok neuromuskuler. Selain itu prokain tidak boleh
diberikan bersamaan dengan sulfonamide, karena dapat terbentuk garam prokain
penisiillin yang dapat memperpanjang masa kerjanya. Efek samping yang serius
adalah hipersensitifikasi, yang kadang – kadang pada dosis rendah dapat
mengakibatkan kolaps dan kematian. Efek samping yang harus dipertimbangkan pula
adalah kombinasi prokain penisillin
III. FORMULA
Formula Rujukan (menurut Martindale 36th ed, hal 1869)
Tiap 1ml mengandung 500 mg obat dan tidak lebih dari 1 mg aseton
sodium
Wadah : ampul 1 ml
Dosis : 1 kali sehari
Cara penggunaan : diinjeksikan secara intra spinal
1. Perhitungan
Penetapan volume ampul sediaan injeksi dalam wadah (FI V hal-????)
Volume ampul : 1 ml + 0,10 ml = 1,10 ml
Volume injeksi : {(n+2) v + (2x3)} ml
: {(10+2) 1,10 + (2x3)}
: 19,2 ml
Prokain HCl : 500 mg/ml x 19,2 ml = 9600 mg
Aqua pro injeksi : ad 25 ml
Penimbangan
Bahan Bobot
Prokain HCl
Aqua p.i ad 25ml
2. Cara pembuatan
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Cuci alat dan lakukan sterilisasi terhadap alat yang akan digunakan:
N Alat dan Bahan Cara Sterilisasi Literatur Waktu
o
1 Aqua p.i Didihkan 30 FI V hal
menit 64
2 Beaker, corong, Oven 150°C, 1 FI V hal.
erlenmeyer, jam 1407
pipet tetes, buret,
ampul.
3 Gelas ukur, Autoklaf 121°C, FI V hal.
kertas saring 15 menit 1618
4 Batang Rendam dalam FI V hal.
pengaduk, buret, alkohol selama 1618
spatula, pinset, 30 menit
kaca arloji,
penjepit besi.
5 Karet pipet Rebus dalam air FI V hal.
mendidih 1618
selama 30 menit
6 Sterilisasi Autoklaf 121°C, (Handbook
sediaan ampul 15 menit of
Injectable
Drugs 14th
ed. Hal.
1395)
3. Ditimbang bahan yang akan digunakan
4. Dibuat aqua pro injeksi dengan cara mendidihkan aquadest selama 30
menit lalu dinginkan.
5. Dilarutkan prokain HCl dengan sebagian aqua pro injectio di dalam
beaker glass.
6. Ditambahkan aqua pro injectio ad sebelum tanda kalibrasi
7. Dicek pHnya dengan menggunakan pH universal, pH larutan harus
memenuihi syarat yaitu 3.5 – 5.5
8. Ditambahkan aqua pro injectio ad tanda kalibrasi
9. Dilakukan dua kali penyaringan menggunakan kertas saring yang sudah
disterilisasi.
10. Dimasukkan larutan tersebut masing-masing 1 ml ampul dengan
menggunakan buret yang telah disterilisasi terlebih dahulu.
11. Dilakukan evaluasi IPC (uji kejernihan, uji pH dan uji keseragaman
volume)
12. Kemudian ditutup ampul dengan cara :
Cara tarikan yang merupakan cara terbaik yaitu dengan semburan nyala
api, diarahkan pada bagian tengah leher ampul. Setelah gelas melunak,
bagian atas leher dijepit dengan menggunakan sebuah pinset (pada kerja
manual) atau dilakukan dengan alat khusus (masinel) kemudian ditarik
keatas sehingga ampul dapat ditutup. (Voight hal 460-470)
13. Dilakukan sterilisasi akhir sediaan dengan menggunakan autoklaf (1210
selama 15’)
Prinsip = Alat atau bahan disterilisasi dengan menggunakan uap bersuhu
dan bertekanan tinggi ( 121o C, 15 lbs) selama lebih kurang 15 menit.
(Farmakope Indonesia edisi V hal 1059)
14. Dilakukan uji evaluasi QC (uji kejernihan, uji kebocoran, uji
keseragaman volume dan uji sterilitas)
15. Dibungkus dengan aluminium foil.
16. Diberi etiket dan dimasukkan ampul kedalam kemasan
B. QC (Quality Control)
1. Uji sterilitas ( FI IV hal 855 ) ( Tidak dilakukan )
Asas : Larutan uji + media perbenihan → inkubasi pada 20 - 25ºC →
kekeruhan / pertumbuhan m.o ( tidak steril ).
Prosedur uji : Teknik penyaringan dengan filter membran ( dibagi
menjadi 2 bagian), lalu diinkubasi.
2. Penetapan Kadar Prokain HCl (Farmakope Indonesia edisi V hal
1058)
Prosedurnya, yaitu :
Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat masukan dalam gelas
piala, tambah 100 ml air dingin, 5 ml asam klorida P dan 100 mg
asam bromida P, aduk sampai larut, lakukan titrasi yang tertera
pada Titrasi Nitrimetri dan dinginkan hingga suhu lebih kurang 15o
Tiap ml natrium nitrit 0,1 M setara dengan 27,28 mg
C13H20N2O2.HCl
Cara II:
Isi alat suntik dapat dipindahkan ke dalam gelas piala
kering yang telah ditara, volume dalam ml diperoleh dari
hasil perhitungan berat (g) dibagi bobot jenis cairan.
Isi dari dua atau tiga wadah 1 ml atau 2 ml dapat
digabungkan untuk pengukuran dengan menggunakan
jarum suntik kering terpisah untuk mengambil isi tiap
wadah.
Isi dari wadah 10 ml atau lebih dapat ditentukan dengan
membuka wadah, memindahkan isi secara langsung ke
dalam gelas ukur atau gelas piala yang telah ditara.
\
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Farmakologi dan Terapi. Jakarta. Balai Penertbit FKUI. 2012. Hal 265.
Indikasi
Prokain ini terutama digunakan untuk infiltrasi blok saraf perifer anestesi, dan blok tulang belakang.
Prokain juga digunakan untuk mengontrol nyeri tak terhankan (contohnya pada pasien dengan post
hepertic neuralgia, dan luka bakar yang parah) serta untuk meringankan gatal yang sangat yang
disebabkan oleh penyakit kuning.
Kontraindikasi
prokain tidak disarankan untuk diberikan kepada pasien yang mengkonsumsi obat-obat asam
aminosalisilat dan sulfonamid. Pemberian Prokain HCl Intravena kontraindikasi terhadap pasien dengan
myasthenia gravis, atau pasien yang mengkonsumsi digitalis, obat-obat antikolinesterase atau
suksinilkolin.
Prokain HCl tidak boleh diberikan kepada pasien dengan meningitis, septikemia, kelainan inflamasi pada
tulang belakang, dan metastase spinal.
Efek Samping
kegelisahan, kegembiraan, gugup, paraesthesias, pusing, tinnitus, penglihatan kabur, mual dan muntah,
otot berkedut dan tremor, kejang-kejang, diikuti dengan sedasi yang mungkin muncul sebagai tanda-tanda
awal sistemik toksisitas. Perangsangan bersifat sementara dan diikuti oleh depresi dengan rasa kantuk,
kegagalan pernapasan, dan koma.
Cara Pakai
Injeksi intra Spinal
Kemasan
10 Ampul @ 1 ml
Penyimpanan
Simpan pada suhu ruangan terkontrol (15° - 30°C) dan terlindung dari cahaya.
Perhatian
Jangan digunakan bila larutan berubah warna dan terbentuk kristal.
HARUS Penyimpanan:
DENGAN RESEP Simpan pada suhu
ruangan terkontrol
Diproduksi Oleh :
HARUS
DENGAN Diproduksi Oleh : (15°-30° C) dan
terlindung dari cahaya.
PT. NUSANTARA PHARMA KETERANGAN
PT. NUSANTARA PHARMA
Jakarta - Indonesia LEBIH LENGKAP
LIHAT BROSUR Jakarta - Indonesia
No. Reg :
DKL1600100143A1
No. Batch: 160205
Exp. Date: Maret 2018
Mfg. Date: Maret 2016
PROKAINPUL® PROKAINPUL ® PROKAINPUL® PROKAINPUL® PROKAINPUL®
Injeksi Prokain HCl Injeksi Prokain HCl Injeksi Prokain HCl Injeksi Prokain HCl Injeksi Prokain HCl
Intraspinal Intraspinal Intraspinal Intraspinal Intraspinal
Isi ampul :1 ml Isi ampul :1 ml Isi ampul :1 ml Isi ampul :1 ml Isi ampul :1 ml
No. Reg : DKL 1600100143A1 No. Reg : DKL 1600100143A1 No. Reg : DKL 1600100143A1 No. Reg : DKL 1600100143A1 No. Reg : DKL 1600100143A1
No. Batch : 160205 No. Batch : 160205 No. Batch : 160205 No. Batch : 160205 No. Batch : 160205
Exp. Date : Maret 2018 Exp. Date : Maret 2018 Exp. Date : Maret 2018 Exp. Date : Maret 2018 Exp. Date : Maret 2018
Diproduksi Oleh : Diproduksi Oleh : Diproduksi Oleh : Diproduksi Oleh : Diproduksi Oleh :
PT. NUSANTARA PHARMA PT. NUSANTARA PHARMA PT. NUSANTARA PHARMA PT. NUSANTARA PHARMA PT. NUSANTARA PHARMA
Jakarta - Indonesia Jakarta - Indonesia Jakarta - Indonesia Jakarta - Indonesia Jakarta - Indonesia
Isi ampul :1 ml Isi ampul :1 ml Isi ampul :1 ml Isi ampul :1 ml Isi ampul :1 ml
No. Reg : DKL 1600100143A1 No. Reg : DKL 1600100143A1 No. Reg : DKL 1600100143A1 No. Reg : DKL 1600100143A1 No. Reg : DKL 1600100143A1
No. Batch : 160205 No. Batch : 160205 No. Batch : 160205 No. Batch : 160205 No. Batch : 160205
Exp. Date : Maret 2018 Exp. Date : Maret 2018 Exp. Date : Maret 2018 Exp. Date : Maret 2018 Exp. Date : Maret 2018
Diproduksi Oleh : Diproduksi Oleh : Diproduksi Oleh : Diproduksi Oleh : Diproduksi Oleh :
PT. NUSANTARA PHARMA PT. NUSANTARA PHARMA PT. NUSANTARA PHARMA PT. NUSANTARA PHARMA PT. NUSANTARA PHARMA
Jakarta - Indonesia Jakarta - Indonesia Jakarta - Indonesia Jakarta - Indonesia Jakarta - Indonesia