Anda di halaman 1dari 26

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN KOSMETIK

“LIPSTIK”

OLEH

KELOMPOK 3
STIFA E 018

LABORATORIUM FARMASETIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
2020
a. Format Pelaporan Rancangan Formula

Nama Produk
I. Rancangan Formula

Tiap 3,8 gram sediaan mengandung

Lanolin (emollient) 24%


Olive oil (emollient) 16%
Paraffin wax (waxes) 8%
Beeswax (waxes) 8%
BHT (antioksidan) 0,0075%
Propil paraben (pengawet) 0,4%
Charmin(pewarna) 7%
Zink okside (pewarna) 3%
Fragrance qs

*tulislah satuan dalam mg untuk bahan aktif sediaan oral, % untuk bahan aktif sediaan topikal dan bahan
tambahan
**bahan pengisi/pembawa ditulis paling bawah “ad 100%”

II. Rencana desain sediaan


- Rencana nomor registrasi : (mengikuti peraturan perundang-undangan)
- Rencana nomor bets : (mengikuti peraturan laboratorium)
- Rencana klaim etiket : Mengandung 3,8 gram
- Rencana bahan kemas primer : Aluminium tube lipstik
- Rencana bahan kemas sekunder : Dos
- Rencana bahan label/etiket : Aluminium
- Rencana bahan leaflet/brosur : Kertas HVS 70 gsm
- Rencana alat penakar : -
- Rencana indikasi sediaan : Kosmetik dekoratif
III.1 Dasar pemilihan bahan tambahan
(Uraikan pendapat anda berdasarkan minimal tiga pustaka textbook, jelaskan satu per satu bahan
tambahan)
Untuk membantu, jawablah pertanyaan ini
1. Jelaskan tujuan penggunaan bahan tambahan anda!
a. Lanolin sebagai emolient
b. Olive oil sebagai emolient
c. Paraffin wax sebagai waxes
d. Beeswax sebagai waxes
e. BHT sebagai antioksidan
f. Propil paraben sebagai pengawet
g. Zinc oxide dan charmin sebagai pewarns
h. Fragrance sebagai parfum
2. Jelaskan keunggulan bahan aktif anda di kelas penggunaannya!
a. Lanolin dalam sediaan lipstik dianjurkan untuk menjadi emolient yang baik dan mempnuyai sifat
moisturization. Lanolin biasa digunakan dalam berbagai bahan untuk kosmetik. Lanolin
membantu dapat menjaga massa lipstik agar tetap pada bentuknya. Lanolin merupakan plasticizer
yang sangat baik, mudah bercampur dengan konstituen lainnya dan meningkatkan kompatibilitas
akhir. Lanolin juga mengurangi eksudasi dari zat lemak dan mencegah keretakan (Freund, Csikos,
Keszthelyi, dan Mozes, 1982). Lanolin mampu memberikan efek kemilau dan meningkatkan
dispersi pigmen, meskipun lipstik dengan tingkat lanolin tinggi cenderung menjadi agak lengket
ketika digunakan (Knowlton dan Pearce, 1993
b. Paraffin wax sebagai waxes memiliki keunggulan yaitu tidak akan menurunkan titik lebur tetapi.
c. Beeswax sebagai waxes mempunyai sifat sebagai pengikat yabg baik, dimana membantu untuk
menghasilkan massa yang homogen dan dapat memperbaiki struktu lipstik (Behrer, 1999).
Beeswax adalah zat yang paling sering ditemukan pada lipstik dan memberikan konsistensi yang
baik sebagai basis. Beeswax yang ditambahkan dengan lanolin akan membantu mengikat minyak
jarak (Bennett, 1944). Beeswax dapat digunakan untuk meningkatkan titik leleh campuran.
Beeswax mempunyai sifat pengikat yang baik untuk membantu menghasilkan massa yang
homogen. Sifat beeswax yang mudah menyusut memberikan keuntungan dengan memudahkan
pelepasan lipstik dari cetakan. Beeswax merupakan campuran dari cerotic acid dan myristin yang
meleleh pada 63C. Secara kimia, beeswax menstabilkan warna dalam batang lipstik dengan
kehadiran cerotic acid dan myristin yang terkandung dalam beeswax itu sendiri (NIIR Board of
Consultants & Engineers, 2011). Menurut Knowlton dan Pearce (1993), beeswax dapat digunakan
sebagai basis lilin tunggal dalam pembuatan lipstik.
d. BHT sebagai antioksidan berfungsi untuk mencegah sediaan agar tidak tengik, karena dalam
formula terdapat banyak komponen minyak. BHT dipilih sebagai antioksidan tambahan karena
tidak beracun serta mempunyai kelarutan yang baik dalam minyak/lemak (Herawati dan Akhlus,
2006).
e. Propil paraben sebagai pengawet (Rowe, 2009).
f. Pada umumnya lisptik diberi warna charmine, pewarna dye merah yang diekstraksi dari cochineal
(serangga yang dikeringkan dari spesies Coccus cacti). Bahan tersebut tidak larut air, dan
digunkana sebgaia pigmen pada lipstik saat ini. Charmine memberi warna yang lebih tidak
intensif dibandingkan dengan pigmen merah yang sekarang banyaj digunakan. Zinc oxide
terkadang dikombinasikan dengan carmine untuk memberikan warna merah yang lebih terang.

III.2 Dasar pemilihan bahan kemas


(Uraikan pendapat anda berdasarkan minimal satu pustaka textbook, jelaskan satu per satu bahan
kemas)
Untuk membantu, jawablah pertanyaan ini
1. Jelaskan tujuan penggunaan bahan kemas (primer) anda!
Bahan kemas primer yang kami gunakan ada aluminium tube lipstik
Informasi Bahan Tambahan (Sifat fisika-kima dan stabilitas)
1. Lanolin (Rowe, 2009) (nama bahan, pustaka)
Nama resmi : LANOLIN RB:
Nama lain : Adeps lanae, cera lanae
Kelas fungsional : Emollient
Konsentrasi :
RM : C48H69NO2
BM : 756,0646
Pemerian : Warna : Kuning pucat
Rasa :-
Bau : bau khas
Bentuk : cairan

Kelarutan : Dalam air :-


Dalam pelarut lain : larut bebas dalam ether, sedikit larut falam etanol dingin

pKa dan pH larutan :


Titik lebur : 45-55◦C
Informasi lain : Termasuk dalam obat-obatan nonparenteral yang dilisensikan di inggris

Stabilitas : Penyimpanan lanolin secara bertahap dapat mengalami autoksidasi, paparan


terhadap pemanasan yang berkepanjangan dapat menyebabkan lanolin
anhidrat menjadi gelap dan menimbulkan bau yang kuat seperti tengik.
Inkompatibilitas : Obat aktif tertentu. Lanolin mungkin mengandung pirooksidant, yang dapat
mempengaruhi stabilitas
Penanganan : Amati tindakan pencegahan normal yang sesuai dengan keadaan dan jumlah
bahan yang ditangani
Toksisitas : Umumnya diangggap tidak beracun dan tidak iritan, turunan lanolin dikaitkan dengan reaksi
hipersensitivitas kulit
Saran penyimpanan : Harus disimpan dalam wadah yang rapi dan terlindung dari cahaya, di tempat
sejuk dan kering
2. Nipasol (Rowe, 2009)
Nama resmi : NIPASOL RB:
Nama lain : Propil paraben
Kelas fungsional : Pengawet antimkiroba
Konsentrasi : 0,01-0,6%
RM : C10H12O3
BM : 180,2
Pemerian : Warna : putih
Rasa : tidak berasa
Bau : tidak berbau
Bentuk : kristal atau bubuk

Kelarutan : Dalam air : sukar larut dalam air


Dalam pelarut lain : mudah larut dalam etanol dan metanol

pKa dan pH larutan : pH 4-8


Titik lebur : 125-128◦C
Informasi lain : Paraben bersifat onmutagenik, nonteratogenik, dan nonkarsinogenik.

Stabilitas : Larutan propilparaben dalam air pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan
autoklaf pada 120◦C selama 20 menit

Inkompatibilitas : Aktivitas antimikroba dari methyl paraben dan paraben lainnya sangat
berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, seperti polisorbat 80
Penanganan : -

Toksisitas : -
Saran penyimpanan : Harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, tempat yang sejuk dan
kering
. Informasi Bahan Tambahan (Sifat fisika-kima dan stabilitas)
3. BHT (nama bahan, pustaka)
Nama resmi : BUTYLATED HYDROXYTOLUENE RB:
Nama lain : Bht, agidol, vianol
Kelas fungsional : Anti oksidan
Konsentrasi : 0,0075-0,1%
RM : C15H24O
BM :
Pemerian : Warna :putih pucat atau kekuningan
Rasa :-
Bau : khas fenolik yang samar
Bentuk : Kristal

Kelarutan : Dalam air :praktis tidak larut dalam air


Dalam pelarut lain : praktis tidak larut dalam gliserin,propilen glikol,larutan
alkali hidroksida,dan larutan asam encer, mudah larut dalam benzene, aseton,
etanol 95%, etet methanol, minyak dan minyak mineral, lebih mudah larut
dalam buthylated hydroxyanisole dalam minyak dan lemak.
pKa dan pH larutan :
Titik lebur : 70°C
Informasi lain : Butylated hydroxytoluene memiliki beberapa aktivitas antivirus dan telah
digunakan secara terapeutik untuk mengobati herpes simpleks labialis

Stabilitas : Paparan terhadap cahaya, kelembaban, dan panas menyebabkan perubahan


warna dan aktivitas.

Inkompatibilitas : hidroksitoluena terkubur bersifat fenok dan mengalami reaksi yang khas dari
fenok. Ini tidak sesuai dengan agen penggerak kuat seperti peroksida dan
permanganat. Kontak dengan x agen idizing dapat menyebabkan pembakaran
spontan. Garam besi menyebabkan perubahan warna dengan kehilangan
aktivitas Pemanasan dengan ca asam talitik menyebabkan dekomposisi cepat
dengan pelepasan isabutene gas yang mudah terbakar.
Penanganan :

Toksisitas : mudah diserap dari saluran gastrointestinal dan dimetabolisme dan


diekskresikan dalam urin terutama sebagai konjugat glukuronida dari produk
oksidasi, Meskipun telah menjadi beberapa laporan terisolasi dari reaksi kulit
yang merugikan, hidroksitolusin butil umumnya dianggap sebagai nonirritant
dan nonsensi- mengukur pada tingkat yang digunakan sebagai antioksidan.
Penelanan 4g hidroksitoluena butilasi, meskipun menyebabkan mual dan
muntah yang parah, telah dilaporkan tidak fatal. LD50 (marmot, oral): 10.7g /
kg LD jadi (meuse, IP): 0.14 g / kg 1000 [2nd
Saran penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan
kering.
4. Paraffin wax (rowe
Nama resmi : Paraffin RB:
Nama lain : Paraffin wax, hard wax
Kelas fungsional : Stiffening agent
Konsentrasi :
RM :
BM : 400-1400
Pemerian : Warna : tidak berwarna atau putih
Rasa :
Bau : tidak berbau
Bentuk : cair
Kelarutan : Dalam air : praktis tidak larut dalam air
Dalam pelarut lain :larut dalam kloroform, eter, minyak atsiri sedikit larut
dalam etanol, praktis tidak larut dalam aseton
pKa dan pH larutan :
Titik lebur : 50-61°C
Informasi lain : .
Stabilitas : mengubah sifat fisiknya. Parafin harus disimpan pada suhu tidak melebihi 40
°C
Inkompatibilitas : -

Penanganan : Amati tindakan pencegahan normal yang sesuai dengan keadaan dan jumlah
bahan yang ditangani
Toksisitas : Parafin umumnya dianggap sebagai bahan yang pada dasarnya tidak beracun
dan mnirritant bila digunakan dalam salep topikal dan sebagai bahan kawin
untuk meja dan kapsul. Namun, reaksi granulomatosa (paraftinoma) dapat
terjadi setelah injeksi parafin ke dalam jaringan untuk tujuan kosmetik atau
untuk menghilangkan rasa sakit. Nhalasi jangka panjang parafin aerosol dapat
menyebabkan penyakit paru interstitial. Tertelan sejumlah besar parafin lunak
putih telah menyebabkan obstruksi usus dalam satu contoh
Saran penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya

. Informasi Bahan Tambahan (Sifat fisika-kima dan stabilitas)


5. Zink oksida (nama bahan, pusta
Nama resmi : ZINK OKSIDA RB:
Nama lain : Zink oksida
Kelas fungsional : Pewarna
Konsentrasi : 4-10%
RM : ZnO
BM : 81,38
Pemerian : Warna : putih atau putih kekuningan
Rasa :-
Bau : tidak berbau
Bentuk : serbuk amorf

Kelarutan : Dalam air : tidak larut dalam air


Dalam pelarut lain : tidak larut dalam etanol, larut dalam asam encer

pKa dan pH larutan : pH:6,9


Titik lebur : 1975◦C
Informasi lain :

Stabilitas : Jika dipanaskan dengan kuat, terjadi warna kuning yang akan hilang pada
pendinginan

Inkompatibilitas :

Penanganan :

Toksisitas :
Saran penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

6. . Olive oil (Depkes RI, 2014)


Nama resmi : Olive oil RB:
Nama lain : Olive oil, minyak zaitun
Kelas fungsional : Emolient
Konsentrasi : 15%
RM :
BM :
Pemerian : Warna : kuning pucat atau kuning kehijauan
Rasa : agak pedas
Bau : khas lemah
Bentuk : cair

Kelarutan : Dalam air :


Dalam pelarut lain :sukar larut dalam etanol, tercampur dengan eter, dengan
kloroform, dan dengn karbon disulfide
pKa dan pH larutan :
Titik lebur :
Informasi lain : .

Stabilitas : Stabil terhadap panas sampai suhu 220°C, harus terlindung dari cahaya

Inkompatibilitas : Olive oil dapat disabungkan oleh hidroksi alkali karena mengandung proporsi
yang tinggi dari asam lemak tak jenuh, olive oil cenderung terjadi oksidasi dan
tidak kompatibel dengan oksidator
Penanganan :

Toksisitas :
Saran penyimpanan : Disimpan dalam wadah baik dengan suhu tidak lebuh dari 25°C, terlindung
dari cahaya.
No. ID Alat Kriteria Nama
Tahap Parameter Kritis
Alat/Merek Jumlah Spesifikasi
Pengujian
No.SOP
1. Organoleptis
2. pH
3. Viskositas
4. Volume Terpindahkan
5. Identifikasi 7. Beeswax (nama bahan, pustaka)
6. Kadar Nama resmi : BEESWAX RB:
dst Nama lain : -
Kelas fungsional : Waxes
Konsentrasi : 10-50%
RM : C15H31COOC31H63
BM : -
Pemerian : Warna : putih kekuningan
Rasa :-
Bau : bau khas lemah dan bebas bau tengik
Bentuk : padatan

Kelarutan : Dalam air : praktis tidak larut dalam air


Dalam pelarut lain : agak sukar larut dalam etanol (95%) P dingin, larut
dalam kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak lemak dan dalam
minyak atsiri
pKa dan pH larutan :
Titik lebur : 62-64◦C
Informasi lain : -

Stabilitas : -

Inkompatibilitas : Dengan oksidator

Penanganan : -

Toksisitas : Dapat menyebabkan iritasi ringan bila kontak dengan mata, kulit, bila tertelan dan terhirup
Saran penyimpanan : Harud disimpan dalam wadah tertutup rapat dan diletakkan pada tempat uang sejuk dan memiliki
ventilasi udara

VI. Peralatan, Parameter Kritis dan Spesifikasi Produk Jadi


VI.1 Peralatan
Tuliskan peralatan yang direncanakan untuk digunakan pada tabel berikut

VI.2 Parameter Kritis


Tentukan parameter kritis dan pengujiannya

VI.3. Rancangan Spesifikasi Sediaan


Tentukan spesifikasi produk akhir (dan produk ruahan)
VII. Rancangan Pengemasan
VII.1 Kemasan Primer
Jenis :
Bahan :
Dimensi :
Volume :
(lampirkan gambar skematis)
VII.2 Kemasan Sekunder
Jenis :
Bahan :
Dimensi :
Volume :
(lampirkan gambar skematis)
VII.3 Leaflet
Jenis :
Bahan :
Dimensi :
(lampirkan gambar skematis)
VII.4 Label
Jenis :
Bahan :
Dimensi :
(lampirkan gambar skematis)
VIII. Perhitungan batch trial, produksi, dan perhitungan lain
24
Lanolin (emollient) 24% = ×3,8 gr = 0,912 gr + 5%
100
= 0,95 gr
16
Olive oil (emollient) 15% = ×3,8 gr = 0,608 gr + 5%
100
= 0,638 gr

8
Paraffin wax (waxes) 8% = ×3,8 gr = 0,304 gr + 5%
100
= 0,32 gr

8
Beeswax (waxes) 8% = ×3,8 gr = 0,304 gr + 5%
100
= 0,32 gr

0,1
BHT (antioksidan) 0,1% = ×3,8 gr = 0,0038 gr + 5%
100
= 0,004 gr

0,3
Propil paraben (pengawet) 0,3% = ×3,8 gr = 0,0114 gr + 5%
100
= 0,01197gr

7
Charmin(pewarna) 7% = = ×3,8 gr = 0,266 gr + 5%
100
= 0,2793gr

3
Zink okside (pewarna) 3% = ×3,8 gr = 0,114 gr + 5%
100
= 0,1197 gr

Fragrance qs

Rancangan proses produksi


IX. (uraikan langkah kerja pada tiap tahapan)
Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan
3.dilelehkan beeswax, lanolin pada cawan porselen di atas penangas air dengan suhu 80-85 derajat C
4. Diaduk homogen beeswax dan lanolin yang telah meleleh (campuran A)
5. Ditambah kan bahan-bahan pada mortir hangat dengan urutan zinc oxide, BHT, metil Paraben
6. Ditambahkan campuran beeswax dan lanolin yang masih dalam bentuk cair pada campuran pada mortir dan gerus
hingga menghasilkan massa yang homogen
6. Dilelehkan campuran keseluruhan di atas penangas air dengan suhu 80-85 derajat C dan dituang dalam cetakan
lipstik saat masih cair
8. Ditetesi cetakan lipstik sebelumnya dengan paraffin cair agar menghindari lipstik segera memadat karena shock
thermal
9. Dicek pH campuran lipstik sebelum di masukkan dalam cetakan dengan pH indikator
10. Dimasukkan cetakan lipstik kedalam lemari pendingin selama 24 jam dan pada hari kedua dilakukan pengujian
X Referensi

Dirjen POM. 2004. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Depkes RI


Knowlton, J.L,. S.E.M. Pearce. 1993. Handbool of Cosmetic Science and Technology First Edition. Oxford: Elesevier
Advanced Technology
Rowe, R.C et al. 2006. Handbook of Pharmaceutical Exipient 5th edisi. London: The Pharmaceutical Press
DESAIN
KEMASAN

Menyetujui Dibuat Oleh


Asisten Praktikan

Kemasan Primer

Nama Produk
Nomor Registrasi Formula
Bahan Kemasan
b. Format Pelaporan Hasil Diskusi

Nama Produk
I. Formula

Tiap ……. ml/gram/atau satuan lain yang sesuai sediaan mengandung

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
**

*tulislah satuan dalam mg untuk bahan aktif sediaan oral, % untuk bahan aktif sediaan topikal dan bahan
tambahan
**bahan pengisi/pembawa ditulis paling bawah “ad 100%”
II. desain sediaan
- nomor registrasi : (mengikuti peraturan perundang-undangan)
- nomor bets : (mengikuti peraturan laboratorium)
- klaim etiket :
- bahan kemas primer :
- bahan kemas sekunder :
- bahan label/etiket :
- bahan leaflet/brosur :
- alat penakar :
- indikasi sediaan :

III. Dasar Formulasi


III.1
III.2 Dasar pemilihan bahan aktif

III.3 Dasar pemilihan bahan tambahan

III.4 Dasar pemilihan bahan kemas


III.5 Dasar pemilihan metode

IV. Informasi Bahan Aktif


IV.1. Uraian farmaramkolgi (uraikan dari minimal 1 pustaka textbook)
Nama :
Kelas farmakologi :
Indikasi :

Mekanisme kerja :

Kontraindikasi :

Efek samping :

Toksisitas :

Dosis dan pemberian :

Interaksi obat :

Farmakokinetika :
IV.2 Uraian sifat fisika-kima bahan aktif
Nama resmi : RB:
Nama lain :
RM :
BM :
Pemerian : Warna :
Rasa :
Bau :
Bentuk :

Kelarutan : Dalam air :


Dalam pelarut lain :

pKa dan pH larutan :


Titik lebur :
Polimorfisme :
Informasi tambahan :

IV.3. Uraian stabilitas


Stabilitas : Suhu :

Cahaya :

pH :

Air :

Lainnya :

Inkompatibiltas : Gugus fungsi :

Ion logam :

Senyawa tertentu :

Saran penyimpanan :
V. Informasi Bahan Tambahan (Sifat fisika-kima dan stabilitas)
1. (nama bahan, pustaka)
Nama resmi : RB:
Nama lain :
Kelas fungsional :
Konsentrasi :
RM :
BM :
Pemerian : Warna :
Rasa :
Bau :
Bentuk :

Kelarutan : Dalam air :


Dalam pelarut lain :

pKa dan pH larutan :


Titik lebur :
Informasi lain :

Stabilitas :

Inkompatibilitas :

Penanganan :

Toksisitas :
Saran penyimpanan :

2. (nama bahan, pustaka)


Nama resmi : RB:
Nama lain :
Kelas fungsional :
Konsentrasi :
RM :
BM :
Pemerian : Warna :
Rasa :
Bau :
Bentuk :

Kelarutan : Dalam air :


Dalam pelarut lain :

pKa dan pH larutan :


Titik lebur :
Informasi lain :

Stabilitas :

Inkompatibilitas :

Penanganan :

Toksisitas :
Saran penyimpanan :
3. (nama bahan, pustaka)
Nama resmi : RB:
Nama lain :
Kelas fungsional :
Konsentrasi :
RM :
BM :
Pemerian : Warna :
Rasa :
Bau :
Bentuk :

Kelarutan : Dalam air :


Dalam pelarut lain :

pKa dan pH larutan :


Titik lebur :
Informasi lain :

Stabilitas :

Inkompatibilitas :

Penanganan :

Toksisitas :
Saran penyimpanan :

VI. Peralatan, Parameter Kritis dan Spesifikasi Produk Jadi


VI.1 Peralatan
Tuliskan peralatan yang digunakan pada tabel berikut

No. ID Alat Nama Alat/Merek Jumlah No.SOP

VI.2 Parameter Kritis


Tentukan parameter kritis dan pengujiannya

No. Tahap Parameter Kritis Pengujian

VI.3. Spesifikasi Sediaan


Tentukan spesifikasi produk akhir (dan produk ruahan)

No. Kriteria Spesifikasi


1. Organoleptis
2. pH
3. Viskositas
4. Volume Terpindahkan
5. Identifikasi
6. Kadar
dst
VII. Pengemasan
VII.1 Kemasan Primer
Jenis :
Bahan :
Dimensi :
Volume :
(lampirkan gambar skematis)
VII.2 Kemasan Sekunder
Jenis :
Bahan :
Dimensi :
Volume :
(lampirkan gambar skematis)
VII.3 Leaflet
Jenis :
Bahan :
Dimensi :
(lampirkan gambar skematis)
VII.4 Label
Jenis :
Bahan :
Dimensi :
(lampirkan gambar skematis)
VIII. Perhitungan batch trial, produksi, dan perhitungan lain

IX. Proses produksi


(uraikan langkah kerja pada tiap tahapan)
X Referensi
DESAIN
KEMASAN

Menyetujui Dibuat Oleh


Asisten Praktikan

Kemasan Primer

Nama Produk
Nomor Registrasi Formula
Bahan Kemasan

l. Format Metode Pemeriksaan Obat Jadi


Nomor Dokumen

METODE PEMERIKSAAN
Tanggal Efektif
OBAT JADI
(nama produk)
Diperiksa dan Disetujui
Dibuat Oleh
Oleh

Praktikan Asisten
Nama
Tanggal

Nomor Batch:

I. Pemeriksaan Fisik
a. Pemerian
Pemeriksaan pemerian obat jadi dilakukan dengan metode sebagai berikut
1. Ambil 1 pcs produk
2. Pindahkan seluruh isi kedalam beaker glass 100 ml
3. Amati kejernihan, warna, rasa dan bau
Parameter Spesifikasi Hasil

Larutan tidak berwarna, jernih, rasa


Pemerian
manis dan tidak berbau

b. Nilai pH
Pemeriksaan pH obat jadi parasetamol dilakukan dengan metode sebagai berikut
1. Ambil 1 pcs produk
2. Pindahkan 10 ml isi kedalam vial 15 ml
3. Ukur pH dengan menggunakan pH meter Lutron sesuai prosedur tetap pengukuran pH
meter
Parameter Spesifikasi Hasil

pH 6-7

c. Viskositas
Pemeriksaan viskositas obat jadi parasetamol dilakukan dengan metode sebagai berikut

1. Ambil 4 pcs produk


2. Pindahkan 200 ml isi kedalam beaker glass 250 ml
3. Ukur viskositas sediaan menggunakan viskosmeter sesuai prosedur tetap dan catat nomor
spindel serta kecepatan yang digunakan

Parameter Spesifikasi Hasil

Viskositas 50-100 cps

Anda mungkin juga menyukai